• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA OPD) TAHUN DINAS BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI PROVINSI LAMPUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA OPD) TAHUN DINAS BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI PROVINSI LAMPUNG."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA OPD)

TAHUN 2019 – 2024

DINAS BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI

PROVINSI LAMPUNG

Disusun Oleh

Bidang Bina Program

Diterbitkan Oleh

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi

Provinsi Lampung

Jl. H. Zaenal Abidin Pagar Alam Km. 11

Rajabasa – Bandar Lampung

Kode Pos 35144

Telp. (0721) 702684

Tahun Terbit

2020

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga atas perkenan-Nya, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung dapat menyelesaikan Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2019-2024. Penyusunan Rencana Strategis ini dilaksanakan karena adanya Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 04 Tahun 2019 tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung dan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 56 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung.

Sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.

Rencana Strategis Dinas BMBK Provinsi Lampung ini diharapkan menjadi pedoman untuk rencana dan kegiatan lingkup kebinamargaan, dan dapat dijadikan bahan rujukan bagi instansi lintas sektoral pemerintah maupun non-pemerintah yang terkait, dan para pihak pemerhati pelayanan infrastruktur jalan dan jembatan.

Rencana Strategis Dinas BMBK Provinsi Lampung memuat visi, misi, tujuan, strategis, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas BMBK yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung 2019 - 2024 untuk mewujudkan sistem perencanaan pembangunan yang sinergis dan optimal sebagai perwujudan kinerja pemerintah yang baik dan akuntabel.

Demikian laporan ini dan mudah-mudahan dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan dan kinerja aparatur dimasa mendatang.

Bandar Lampung, Januari 2020 KEPALA DINAS BINA MARGA DAN

BINA KONSTRUKSI,

Ir. MULYADI IRSAN, MT

Pembina Utama Madya NIP. 19670517 199303 1 011

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….………... i Daftar Isi…..………...………... ii Daftar Tabel ………... iv Daftar Gambar ……….………... v BAB I. Pendahuluan... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Landasan Hukum... 3

1.3. Maksud dan Tujuan... 4

1.4. Sistematika Penulisan... 5

BAB II. Gambaran Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)... 8

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi... 8

2.2. Sumber Daya Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)... 11

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)... 13

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)... 23

BAB III. Permasalahan Dan Isu Strategis Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)... 27

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD... 27

3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Gubernur... 29

3.3. Telaah Renstra Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat………... 33

3.4. Telaah RTRW dan KLHS... 36

3.5 Isu-isu Strategis Berdasarkan Tupoksi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)……….. 45

BAB IV. Tujuan dan Sasaran... 56

BAB V. Strategi dan Kebijakan... 59

(4)

BAB VII. Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan... 75 BAB VIII. Penutup... 76 LAMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan... 11 Tabel 2.2 Rincian Pegawai Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Berdasarkan

Tingkat Pendidikan... 11 Tabel 2.3 Asset Utama Dinas BMBK Provinsi Lampung ………... 12 Tabel 2.4 Kondisi Ruas Jalan Provins Tahun 2014-2018... 18 Tabel 2.5 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi

(BMBK) Provinsi Lampung... 20 Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi

(BMBK) Provinsi Lampung Sub Bidang Jasa Konstruksi... 22 Tabel 3.1 Deskripsi Kajian Pengaruh dan Mitigasi Dampak Indikasi Program Dinas Bina

Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)... 44 Tabel 3.2 Ruas Provinsi Yang Memiliki Jenis Permukaan Lapen, Agregat, Telford dan Tanah... 45 Tabel 3.3Ruas Jalan Provinsi dengan lebar kurang dari 6 meter LHR Mencapai ≥ 5000

SMP/hari... 48 Tabel 4.1 Keselarasan Target Indikator dari Tujuan Terhadap Target Sasaran RPJMD... 57 Tabel 4.2 Keselarasan Target Indikator dari Sasaran Terhadap Target Indikator Tujuan... 57 Tabel 4.3 Rumusan Formulasi Dari Tujuan Dan Sasaran Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung... 58 Tabel 5.1 Hubungan keterkaitan antara sasaran, strategi serta arah kebijakan... 60 Tabel 6.1 Rencana Program dan Kegiatan, Serta Pendanaan Indikatif Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung (Tabel C-27 Permendagri 86/2017)... 65 Tabel 7.1 : Indikator Kinerja Dinas BMBK yang Mengacu pada Tujuan Sasaran RPJMD... 75

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran... 2

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung... 10

Gambar 2.2 Kondisi Jalan Provinsi Tahun 2018... 16

Gambar 2.3 Grafik Perbandingan Jenis Perkerasan Ruas Jalan Provinsi Tahun 2018... 17

Gambar 2.4 Grafik Kondisi Jalan Provinsi Lampung Tahun 2014-2018... 19

Gambar 2.5 Grafik Rasio Capaian Kinerja Tahun 2014-2018... 20

Gambar 3.1 Grafik Database Jembatan Provinsi Lampung... 49

Gambar 3.2 Grafik Rencana Penanganan Jembatan 2020-2024... 50

Gambar 3.3 : Rencana Porsi anggaran pada program pemeliharaan rutin jalan dan sarana/prasarana kebinamargaan (milyar rupiah)... 52

Gambar 3.4 : Rencana Panjang Penanganan Pemeliharaan Rutin Jalan di UPTD Wilayah... 53

(7)

1

PENDAHULUAN

BAB

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Pengertian Renstra OPD

Rencana Strategis Organisasi Kerja Perangkat Daerah (Renstra-OPD) merupakan tinjauan dari dokumen perencanaan 5 tahunan OPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi OPD serta berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan bersifat indikatif. Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 04 Tahun 2019 tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung yang mana telah terjadi perubahan struktur organisasi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menjadi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK), serta ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung Tahun 2019-2024, maka Renstra Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi diperlukan guna menyesuaikan dan memastikan kembali kegiatan beserta sub kegiatan sejalan dengan visi dan misi yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung 2019 – 2024.

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung telah menyusun Renstra Tahun 2019 - 2024 dan menetapkan berbagai program dan kegiatan untuk mewujudkan dan mengembangkan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah Provinsi Lampung secara bertahap dan berkesinambungan.

1.1.2. Keterkaitan Antara Renstra OPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Dokumen Renstra OPD merupakan satu kesatuan yang terintergrasi dengan dokumen perencanaan lainnya yaitu dokumen RKPD, Renja Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renja Provinsi/Kabupaten/Kota, serta tindak lanjutnya sampai dengan proses penyusunan RAPBD. Adapun gambaran tentang hubungan Renstra OPD dengan dokumen lainnya dalam kaitan sistem perencanaan pembangunan sampai dengan sistem keuangan dapat dilihat pada gambar 1-1.

(9)

Gambar 1.1

Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

Beberapa hal yang terkait antara Renstra OPD dengan penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah :

1. Penyusunan Renstra OPD bertujuan untuk merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi OPD dengan mengacu Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 04 Tahun 2019, tentang Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung , agar selaras dengan program prioritas Kepala Daerah terpilih;

2. Penyiapan Renstra RKPD merupakan tanggung jawab Kepala OPD yang memuat visi, misi,

tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi OPD menurut Peraturan Gubernur Lampung Nomor 56 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung.

3. Program dalam Renstra OPD adalah bersifat indikatif serta diselaraskan dengan RPJPD,

(10)

1.2. Landasan Hukum

1.2.1. Ketentuan Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (STOK) dan Kewenangan OPD

Ketentuan tentang susunan organisasi dan tata kerja dan kewenangan OPD tercantum pada :

1. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung Tahun 2005-2025;

2. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Provinsi Lampung;

3. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Organisasi, Tugas

dan Tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas Daerah Provinsi Lampung;

4. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 56 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas Dan Fungsi Serta Tatakerja Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung.

1.2.2. Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran

Ketentuan tentang perencanaan dan penganggaran OPD tercantum pada :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);

6. Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD;

(11)

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

8. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan Daerah

Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2009-2029;

9. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung Tahun 2019-2024.

1.2.3. Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Bina Marga dan Bina Konstruksi adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar bidang Bina Marga dan Bina Konstruksi yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) tercantum di :

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 29/PRT/M/2018 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Bina Marga dan Bina Konstruksi.

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud

Untuk mencapai hasil yang optimal dan konsisten dengan visi dan misi yang telah ditetapkan diperlukan suatu starategi yang menjelaskan pemikiran-pemikiran secara konseptual,

analisis, realisasi, rasional dan komprehensif mengenai berbagai langkah yang diperlukan untuk

mencapai atau memperlancar/mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Renstra Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) disusun dengan maksud :

a. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan OPD dalam jangka 5 tahun

b. Sebagai dokumen induk perencanaan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahunan;

c. Sebagai dokumen pembangunan yang berkelanjutan yang bisa dijadikan pegangan untuk

memahami visi, misi, strategi dan arah kebijakan RPJMD yang diturunkan ke Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) dalam jangka menengah atau 5 (lima) tahun periode pembangunan.

(12)

1.3.2. Tujuan

Renstra Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman dalam mencapai target yang termuat dalam RPJMD Provinsi Lampung sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi dalam jangka waktu 5 ( lima ) tahun kedepan.

1.4. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung disusun dengan sistematika sebagai berikut :

SISTEMATIKA PENYAJIAN DOKUMEN

SUBSTANSI DOKUMEN RENSTRA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uraian ringkas pengertian Renstra

OPD, fungsi Renstra OPD, proses penyusunan Renstra OPD, keterkaitan Renstra OPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja OPD

1.2 Landasan Hukum Memuat peraturan

perundang-undangan serta pedoman teknis yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran OPD

1.3 Maksud dan Tujuan Penjelasan tentang maksud dan

tujuan dari penyusunan Renstra OPD

1.4 Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan

dalam penulisan Renstra OPD, serta susunan garis besar isi dokumen

BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1 Tugas, Fungsi dan

Struktur Organisasi

Penjelasan tentang uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala OPD, struktur organisasi OPD, jumlah personil, dan tata laksana OPD (proses, prosedur, mekanisme)

2.2 Sumber Daya OPD Memuat penjelasan ringkas

tentang macam sumber daya yang dimiliki OPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia,

asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional

(13)

SISTEMATIKA PENYAJIAN DOKUMEN

SUBSTANSI DOKUMEN RENSTRA

2.3 Kinerja Pelayanan OPD Menunjukkan tingkat capaian/

Evaluasi kinerja OPD berdasarkan sasaran/target Renstra OPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan pemerintahan, dan/atau indikator kinerja

pelayanan OPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGS atau

indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah maupun indikator mandiri OPD

2.4 Tantangan dan Peluang

Pengembangan Pelayanan OPD

Mengemukakan hasil tinjauan dan analisis terhadap Renstra K/L, hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan OPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini

mengemukakan macam pelayanan, perkiraan cakupan kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Mengemukakan

permasalahan-permasalahan pelayanan OPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan

Program Kepala daerah

Memaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan

pendorong pelayanan OPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan OPD

3.3 Telaahan Renstra K/L,

Renstra

faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan OPD yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra OPD

(14)

SISTEMATIKA PENYAJIAN DOKUMEN

SUBSTANSI DOKUMEN RENSTRA

3.4 Telaahan RTRW dan KLHS faktor-faktor penghambat dan

pendorong dari pelayanan OPD yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan OPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS

3.5 Isu-isu Strategis

berdasarkan Tupoksi OPD

Pada bagian ini direview kembali permasalahan pelayanan OPD ditinjau pada sub bab 3.1 s.d. sub bab 3.4 ; selanjutnya dikemukakan rumusan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang paling dominan

BAB IV TUJUAN dan SASARAN

Tujuan dan Sasaran

Jangka Menengah

dikemukakan rumusan pernyataan tujuan, sasaran dan indikator sasaran jangka menengah OPD yang selaras dengan Tujuan dan sasaran RPJMD

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan OPD yang mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran dalam lima tahun mendatang BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN INDIKATIF

Memuat Program yang sesuai dengan RPJMD ; berikut dengan kegiatan-kegiatan yang disertai indikator kinerja, target capaian, indikasi lokasi dan pendanaan (Tabel 6.1 yang bersumber dari Tabel C-27 Permendagri 86/2017) BAB VII KINERJA

PENYELENGGARAAN URUSAN

PEMERINTAHAN

Memuat indikator kinerja Perangkat Daerah yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja Perangkat

Daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini

ditampilkan dalam Tabel 7.1 yang bersumber dari Tabel T-C.28.

(15)

2

GAMBARAN

PELAYANAN

DINAS BINA MARGA

DAN BINA KONSTRUKSI

(16)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS BINA MARGA DAN

BINA KONSTRUKSI (BMBK)

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Lampung, berubah dari nomenklatur sebelumnya yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menjadi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung. Sementara kedudukan, tugas dan fungsi organisasi mengacu pada Peraturan Gubernur Lampung Nomor 56 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung.

Tugas Pokok

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian kewenangan Provinsi di bidang kebinamargaan dan pembinaan jasa konstruksi yang menjadi kewenangannya, serta tugas dekonsentrasi dan pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur dan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Fungsi Organisasi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijaksanaan, pengaturan, perencanaan dan penetapan standar pedoman; b. Penyediaan dukungan/bantuan untuk kerja sama antar Kabupaten/Kota;

c. Peningkatan prasarana/sarana wilayah yang terdiri atas jembatan dan jalan beserta

simpul-simpul serta jalan bebas hambatan;

d. Perizinan pembangunan jalan bebas hambatan lintas Kabupaten/Kota; e. Pembinaan, pengendalian, pengawasan dan koordinasi;

f. Pengelolaan katatausahaan; dan

(17)

Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, terdiri dari: a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi : 1) Sub Bagian Umum 2) Sub Bagian Kepegawaian 3) Sub Bagian Keuangan dan Aset

c. Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, membawahi :

1) Seksi Pembangunan Jalan 2) Seksi Pembangunan Jembatan

3) Seksi Tata Teknik Pembangunan Jalan dan Jembatan d. Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, membawahi :

1) Seksi Pemeliharaan Jalan 2) Seksi Pemeliharaan Jembatan

3) Seksi Tata Teknik Pemeliharaan Jalan dan Jembatan e. Bidang Bina Konstruksi, membawahi :

1) Seksi Pengaturan Jasa Kontruksi 2) Seksi Pemberdayaan Jasa Kontruksi 3) Seksi Pengawasan, Data dan Informasi

f. Bidang Bina Program, membawahi :

1) Seksi Program dan Anggaran 2) Seksi Pemantauan dan Evaluasi

3) Seksi Pengembangan Jaringan dan Data g. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

h. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.

(18)

UPTD PENGELOLAAN JALAN DAN JEMBATAN PELAYANAN WILAYAH I

UPTD PENGELOLAAN JALAN DAN JEMBATAN PELAYANAN WILAYAH II

UPTD LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI PENGUJIAN DAN ANALISA CAMPURAN

SEKSI PENGUJIAN MATERIAL/BAHAN SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI JALAN SEKSI JEMBATAN UPTD PENGELOLAAN

JALAN DAN JEMBATAN PELAYANAN WILAYAH III

UPTD PENGELOLAAN JALAN DAN JEMBATAN PELAYANAN WILAYAH IV

UPTD PENGELOLAAN JALAN DAN JEMBATAN PELAYANAN WILAYAH V

UPTD PENGELOLAAN JALAN DAN JEMBATAN PELAYANAN WILAYAH VI SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI JALAN

SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI JEMBATAN SEKSI JEMBATAN

SEKSI JEMBATAN

SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI JALAN SEKSI JEMBATAN SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI JALAN

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET

SEKSI JEMBATAN

SEKSI PEMELIHARAAN JALAN SEKSI PEMELIHARAAN

JEMBATAN SEKSI TATA TEKNIK PEMELIHARAAN JALAN

DAN JEMBATAN SEKSI PROGRAM DAN

ANGGARAN SEKSI PEMANTAUAN DAN

EVALUASI SEKSI PENGEMBANGAN

JARINGAN DAN DATA

SEKSI JALAN

SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI JALAN SEKSI PEMBANGUNAN JALAN SEKSI PENGATURAN KONSTRUKSI SEKSI PEMBERDAYAAN JASA KONSTRUKSI SEKSI PENGAWASAN, DATA DAN INFORMASI SEKSI PEMBANGUNAN

JEMBATAN SEKSI TATA TEKNIK PEMBANGUNAN JALAN

DAN JEMBATAN

SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN

BIDANG BINA KONSTRUKSI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG BINA PROGRAM BIDANG PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN

(19)

2.2. Sumber Daya Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung merupakan Dinas Teknis yang melaksanakan tugas pemerintah dibidang kebinamargaan. Adapun jumlah Pegawai Negeri Sipil di Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung pada tahun 2020 bulan januari adalah sebanyak 349 orang (sumber : sub bagian kepegawaian Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung per januari 2020) yang terdiri dari tenaga teknis dan non teknis. Adapun rincian kepegawaian berdasarkan pangkat dan golongan sebagai berikut :

2.2.1. Susunan Kepegawaian :

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan

Dari data diatas terlihat bahwa sebagian besar pegawai Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung memiliki pangkat golongan IV (9,16%) diikuti pangkat golongan III (53,01%) dan yang paling sedikit pangkat golongan I (0%) dan II (37,82%), Kemampuan sumber daya manusia juga haruslah diimbangi dengan tingkat pendidikan agar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tabel dibawah menunjukkan data pegawai Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 2.2 Rincian Pegawai Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai

SD 6 SMP 10 SMA 148 D3 9 S1 112 S2 67 Jumlah Total 349

Sumber : Subbag Kepegawaian Dinas BMBK Provinsi Lampung, per januari 2020

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbesar pegawai Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung yakni sebesar 42,4% adalah SMA, oleh sebab itu diperlukan pelatihan

I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d 1 DINAS BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI 0 0 0 0 10 11 77 34 63 48 42 32 26 5 0 1

PROVINSI LAMPUNG

(Sumber : Subbag Kepegawaian)

NO UNIT KERJA PANGKAT GOLONGAN KETERANGAN

32 349

(20)

teknis bidang konstruksi guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung.

2.2.2. Aset Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung

a. Aset Peralatan Utama

Tabel 2.3 Aset Utama Dinas BMBK Provinsi Lampung

Sumber : Subbag Keuangan dan Aset Dinas BMBK Provinsi Lampung, per januari 2020

N A M A B ID A N G B A R A N G J UM LA H B A R A N G ( S e k re t a ria t ) J UM LA H B A R A N G ( UP T D I) J UM LA H B A R A N G ( UP T D II) J UM LA H B A R A N G ( UP T D III) J UM LA H B A R A N G ( UP T D IV ) J UM LA H B A R A N G ( UP T D V ) J UM LA H B A R A N G ( UP T D V I) 2 3 4 5 6 7 8 9 T a na h 2 12 6 17 10 3 2 Tanah 2 12 6 17 10 3 2 P e ra la t a n da n M e s in 2 .18 1 6 9 2 1 2 2 12 9 7 0 2 2 A lat-alat B esar 29 11 5 6 20 6 6 A lat-alat A ngkutan 62 8 1 1 22 1 1

A lat B engkel dan A lat Ukur 61 0 0 0 0 0 0

A lat P ertanian 6 0 0 0 8 0 0

A lat Kanto r dan Rumah Tangga 1.943 50 15 15 76 63 15

A lat Studio dan A lat Ko munikasi 75 0 0 0 0 0 0

A lat-alat Kedo kteran 0 0 0 0 0 0 0

A lat Labo rato rium 5 0 0 0 3 0 0

A lat-alat P erenjataan/Keamanan 0 0 0 0 0 0 0

G e dung da n B a nguna n 2 9 7 4 2 5 5 3

B angunan Gedung 29 7 4 2 5 5 3

M o numen 0 0 0 0 0 0 0

J a la n, Iriga s i da n J a ringa n 3 6 2 5 2 119 14 7 12 7 118 6 4

Jalan dan Jembatan 21 165 93 103 99 113 64

B angunan A ir/Irigasi 1 86 26 44 26 2 0

Instalasi 6 1 0 0 2 3 0

Jaringan 8 0 0 0 0 0 0

A s e t T e t a p La inya 1.18 4 0 0 0 0 0 0

B uku dan P erpustakaan 1.184 0 0 0 0 0 0

B arang B erco rak Kebudayaan 0 0 0 0 0 0 0

Hewan dan Ternak serta Tanaman 0 0 0 0 0 0 0

A set Reno vasi 0 0 0 0 0 0 0

Ko ns t ruk s i D a la m P e nge rja a n 2 8 4 11 14 5 2 2

Ko nstruksi Dalam P engerjaan 28 4 11 14 5 2 2

3 .4 6 0 3 4 4 16 1 2 0 2 2 7 6 19 8 9 3 KO D E B ID A N G B A R A N G 2 1 1 7 8 5 6 3 4 12 11 9 10 17 15 16 13 14 21 J UM LA H 20 18 19

(21)

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) 2.3.1 Sub Bidang Kebinamargaan

DIAGRAM FUNGSI DAN STATUS JARINGAN JALAN

( UU-38 / 2004 + PP-34/2006, tentang Jalan dan PP-26/2008 tentang RTRWN)

Kewenangan Jalan Pemerintah Provinsi terdiri dari

1. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau

kota

2. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten atau kota

3. Jalan Strategis Provinsi

4. Jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(22)

Pengelompokkan Berdasarkan Fungsi

1. Jalan Arteri – jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama untuk perjalanan jarak jauh,

dengan kecepatan sekitar >60km/jam. Lebar badan jalannya mencapai >8m. Kapasitas jenis jalan ini cenderung lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Jalan arteri tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal.

2. Jalan Kolektor – jalan yang digunakan untuk melayani kendaraan dengan jarak perjalanan

sedang dan berkecepatan >40km/jam. Lebar badan jalannya >7m, dengan kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas rata-rata. Sama seperti jalan arteri, jalan kolektor juga tak boleh terganggu oleh kegiatan lokal.

3. Jalan Lokal – jalan umum yang digunakan untuk melayani kendaraan dengan perjalanan jarak

dekat dan berkecepatan >40km/jam. Lebar jalan mencapai >5m.

4. Jalan Lingkungan – jalan umum yang digunakan untuk melayani kendaraan dengan perjalanan

jarak dekat dan berkecepatan rendah.

Pengelompokan Berdasarkan Muatan Sumbu (Kelas)

1. Jalan Kelas I – jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor, termasuk yang memiliki

muatan dengan lebar tidak melebihi 2500mm, ukuran panjang tidak melebihi 1800mm, dan beratnya lebih dari 10 ton.

(23)

2. Jalan Kelas II – jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor, termasuk yang memiliki muatan dengan lebar tidak melebihi 2500mm, ukuran panjang tidak melebihi 1800mm, dan berat maksimal tidak lebih dari 10 ton. Jalan kelas ini sesuai untuk angkutan peti kemas.

3. Jalan Kelas III A – jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor, termasuk

yang memiliki muatan dengan lebar tidak melebihi 2500mm, ukuran panjang tidak melebihi 1800mm, dan berat maksimalnya 8 ton.

4. Jalan Kelas III B - jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor, termasuk yang memiliki

muatan dengan lebar tidak melebihi 2500mm, ukuran panjang tidak melebihi 1200mm, dan berat maksimalnya 8 ton.

5. Jalan Kelas III C – jalan lokal dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, termasuk

yang memiliki muatan dengan lebar tidak melebihi 2100mm, ukuran panjang tidak melebihi 900mm, dan berat maksimalnya 8 ton.

Pengelolaan jaringan jalan dan jembatan pada Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung berpedoman kepada asas desentralisasi (pengelolaan jalan dan jembatan provinsi) dan asas dekonsentrasi (pengelolaan jalan dan jembatan nasional). Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Lampung Nomor G/234.a/III.09/HK/2016 tentang Penetapan Status Ruas Jalan Sebagai Jalan Provinsi memiliki

(24)

kewajiban dalam hal penyelenggaraan dan penanganan ruas jalan provinsi sebesar 1,693.273 Km (99 Ruas Jalan), dengan jumlah jembatan sebanyak 658 buah, tersebar di hampir semua Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

Gambar 2.2 : Kondisi Jalan Provinsi Tahun 2018

Adapun kondisi ruas jalan provinsi pada akhir tahun 2018 yang berada dalam kondisi Baik (kerusakan permukaan < 6%) adalah sepanjang 1.140,178 Km (sekitar 67,34%). Kondisi Sedang (kerusakan permukaan 6 – 11 %) sepanjang 167,481 Km (sekitar 9,89%). Sisanya ruas jalan provinsi masih berada dalam kondisi Rusak Ringan (11-<15%) dan Rusak Berat (15>%) masing-masing berkisar 5,06% dan 17,71% (gambar 2.2). Adapun untuk jembatan, pada akhir tahun 2018 sebanyak 658 buah jembatan (90%) berada dalam kondisi Baik (B). Sisanya sebanyak 58 buah jembatan (10%) berada dalam kondisi Rusak Ringan (RR).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi jalan adalah perkerasan jalan. Ditinjau dari jenis lapis penutup permukaan (perkerasan) jalan, terdapat 198,67 Km jalan Provinsi yang memiliki jenis permukaan lapen, agregat, telford dan tanah. Hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat kemantapan jalan Provinsi. Selain itu degradasi (penurunan) kualitas permukaan perkerasan jalan yang lebih cepat dari biasanya dapat disebabkan oleh:

1. Ruas-ruas dengan volume lalu lintas yang tinggi, yang dapat berupa peningkatan beban, dan

repetisi beban. baik 67.34% sedang 9.89% rusak ringan 5.06% rusak berat 17.71%

(25)

2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.

3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri

atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang tidak baik.

4. Iklim, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu

penyebab kerusakan jalan.

5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh system pelaksanaan yang

kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.

6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik. seperti di wilayah Suoh,

Kabupaten Lampung Barat dan Putih Doh di Kabupaten Tanggamus.

Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang saling berkaitan. Sebagai contoh, retak pinggir, pada awalnya dapat diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari samping. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang melemahkan ikatan antara aspal dengan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubanglubang disamping dan melemahkan daya dukung lapisan di bawahnya.

Gambar 2.3 : Grafik Perbandingan Jenis Perkerasan Ruas Jalan Provinsi Tahun 2018

Rigid Hotmix Lapen Aggregat Telford Tanah

Series1 167.698 1326.898 84.067 22.578 90.082 1.95 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Panjang Km

Grafik Perbandingan Jenis Perkerasan

Ruas Jalan Provinsi

(26)

Selain panjang jalan, hal yang berperan dalam mempengaruhi umur jalan adalah lebar jalan. Dari 99 ruas jalan provinsi masih banyak terdapat ruas yang memiliki lebar jalan dibawah standar kriteria jalan provinsi (< 6 meter). Oleh sebab itu RENSTRA dalam 5 Tahun mendatang perlu dilakukan pelebaran Ruas-ruas dengan volume lalu lintas yang tinggi.

Perkembangan penanganan jalan dan jembatan di Provinsi Lampung pada 4 (empat) tahun terakhir ini sebenarnya sudah menunjukkan kinerja yang cukup baik. Setiap tahun terjadi peningkatan kondisi mantap jalan, dimana pada periode tahun 2014 kondisi mantap jalan yang masih berkisar 65,05%, sudah meningkat menjadi 77,23% pada tahun 2018, atau naik sebesar 12,18%. Hal ini berbanding lurus dengan kondisi jalan yang masih Rusak Berat (RB) dan Rusak Ringan (RR) yang mengalami penurunan, dari sebesar 34,9 % pada 2014 menjadi 22,7 % pada 2018.

Tabel 2.4 : Kondisi Ruas Jalan Provinsi Tahun 2014-2018

Km % Km % Km % Km % 1 2014 1.702,81 808,20 47,46 299,45 17,59 219,81 12,91 375,36 22,04 2 2015 1.702,81 956,79 56,19 184,35 10,83 138,85 8,15 422,82 24,83 3 2016 1.693,273 1.018,877 60,17 166,755 9,85 108,010 6,38 399,632 23,60 4 2017 1693,273 1091,340 64,45 213,152 12,59 71,024 4,19 317,757 18,77 5 2018 1.693,273 1.140,178 67,336 167,481 9,891 85,756 5,065 299,858 17,709 RUSAK BERAT No TAHUN PANJANG RUAS PROVINSI ( Km ) KONDISI

MANTAP TIDAK MANTAP

BAIK SEDANG RUSAK

RINGAN TAHUN MANTAP ( % ) TIDAK MANTAP ( % ) 2014 65,05 34,95 2015 67,02 32,98 2016 70,02 29,98 2017 77,04 22,96 2018 77,23 22,77

(27)

Gambar 2.4 : Grafik Kondisi Jalan Provinsi Lampung Tahun 2014-2018

Pada Tabel 2.5 dan Gambar 2.4, terlihat kenaikan persentase kondisi jalan mantap Provinsi Lampung dari tahun 2014 hingga tahun 2018. Persentase kenaikan kondisi jalan mantap terbesar terjadi pada tahun 2016 ke tahun 2017, yaitu sebesar 7,02%. Sedangkan persentase kenaikan terkecil terjadi pada tahun 2017 ke tahun 2018. Survey Kondisi jalan terakhir, yaitu tahun 2018 akhir, menunjukkan Kondisi jalan mantap Provinsi Lampung sebesar 77,23%. Dan kondisi jalan tidak mantap Provinsi Lampung sebesar 22,77%.

Dari hasil survey ruas jalan Provinsi Lampung pada desember 2018 sebesar 77,227% kondisi mantap (kondisi baik + sedang). Dari hasil tersebut menunjukkan target RENSTRA 2018 sebesar 80% kondisi mantap ruas jalan Provinsi tidak tercapai. Hal ini dikarenakan :

1. Pembangunan jalan pada beberapa ruas lebih menekankan pada peningkatan kapasitas

(pelebaran jalan) khususnya pada kegiatan-kegiatan pembangunan jalan yang dibiayai oleh pinjaman PT. Sarana Multi Infrastruktur.

2. Tidak terlaksananya kegiatan-kegiatan yang dibiayai APBD Perubahan, sehingga Panjang

penanganan pada tahun 2018 hanya sebesar 132,321 km atau 7,8%

3. Penurunan kondisi jalan (Degradasi) secara signifikan yang diakibatkan melonjaknya volume

kendaraan dan tonase muatan implikasi beroperasinya jalan tol sumatera.

4. Terjadinya bencana alam dibeberapa titik ruas Provinsi yang menyebabkan rusaknya

infrastruktur jalan 65.05 67.02 70.02 77.04 77.23 34.95 32.98 29.98 22.96 22.77 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 2014 2015 2016 2017 2018 MANTAP ( % ) TIDAK MANTAP ( % )

(28)

Tabel 2.5 : Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung

Gambar 2.5 : Grafik Rasio Capaian Kinerja Tahun 2014-2018

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 2014 2015 2016 2017 2018 TARGET RENSTRA REALISASI CAPAIAN

(29)

Peningkatan kondisi mantap jalan provinsi yang menunjukkan tren cukup bagus setiap tahunnya sudah sesuai dengan angka rasio capaian kinerja pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) pada periode sebelumnya. Pada tabel 2.6 dan gambar 2.5 di atas, terlihat bahwa pada periode RPJMD 2014-2018 target kenaikan kondisi kemantapan jalan provinsi adalah sekitar 5% per tahun. Melihat realisasi capaian yang ada pada periode 2014-2018 dengan target yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan cukup baik. Hal ini terlihat pada hampir terpenuhinya target kondisi jalan mantap di ruas Jalan Provinsi Lampung setiap tahunnya. Bahkan pada Tahun 2015 dan 2017, rasio capaian berada pada persentase di atas 100%. Rasio capaian mengalami penurunan sekitar 6% pada akhir tahun 2018 dengan angka capaian sebesar 96,5%. Hal ini disebabkan panjang penanganan pada tahun 2018 hanya sebesar 132,321 km atau 7,8% dan kondisi mantap pada desember 2018 sebesar 77,227% (kondisi baik + sedang).

2.3.2 Sub Bidang Jasa Konstruksi

Bidang Jasa Konstruksi saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan dimulai dari rendahnya mutu Jasa Konstruksi, rendahnya daya saing Kontraktor, rendahnya Tenaga Kerja Bersertifikat, semakin tingginya angka Kecelakaan Kerja, hingga terbatasnya informasi konstruksi. Berbagai permasalahan yang sering terjadi tersebut perlu dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan pembinaan konstruksi yang telah dilakukan selama ini, untuk itu perlu menyusun arah pembinaan konstruksi kedepannya. Salah satu tugas dan wewenang Pemerintah Provinsi dalam pembinaan jasa konstruksi yaitu melaksanakan kompetensi tenaga ahli konstruksi yang berkopeten. Sampai bulan Agustus tahun 2019, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) telah melatih dan mensertifikasi Tenaga Ahli

Konstruksi di Provinsi Lampung sebanyak 85 Sertifikat Keahlian (SKA) Tenaga Ahli Konstruksi.

Sedangkan wewenang kompetensi tenaga kerja trampil (SKT) konstruksi merupakan kewenangan dari Kabupaten/Kota, namun Pemerintah Provinsi juga berperan aktif dalam rangka mendukung Program Nasional Percepatan Sertifikasi Kompetensi sesuai dengan program arahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi dalam sertifikasi Tenaga Terampil Konstruksi sejak tahun 2015 sampai dengan bulan Agustus 2019 bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) telah melakukan pelatihan dengan menggunakan Mobile Training Unit (MTU)

(30)

dan sertifikasi Tenaga Trampil sebanyak 1432 sertifikat Keterampilan (SKT) Tenaga Trampil Konstruksi.

Berbagai kejadian kecelakaan konstruksi yang sering terjadi di pekerjaan konstruksi, menjadi peringatan bagi semua pelaku pembangunan infrastruktur untuk bekerja sesuai dengan kaidah keamanan dan keselamatan konstruksi (K3). Untuk itulah Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi melalui bidang Bina Konstruksi berperan aktif dalam meningkatkan pemahaman seluruh pelaku konstruksi tentang keamanan dan keselamatan konstruksi melalui pelatihan dan sertifikasi petugas

K3 di Provinsi Lampung. Hingga saat ini tercatat sebanyak 606 petugas K3 yang telah di latih dan di

sertifikasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Tabel 2.6 : Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung Sub Bidang Jasa Konstruksi

No JUMLAH SKA JUMLAH SKT JUMLAH PETUGAS K3

1 85 SERTIFIKAT 1432 SERTIFIKAT 606 SERTIFIKAT

Sumber :Data Bidang Jasa Konstruksi, Agustus 2019

2.3.3 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2018 tentang teknis standar pelayanan minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Adapun jenis Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat dilihat pada lampiran I dan II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2018 antara lain :

1. Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas Kabupaten/Kota (Provinsi) dan

pemenuhan kebutuhan air minum sehari-hari (Kabupaten/Kota)

2. Jenis pelayanan dasar penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban

(31)

Dapat dilihat dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2018 tentang teknis standar pelayanan minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bahwa untuk sub Bidang kebinamargaan, jasa konstruksi, dan penataan ruang tidak terdapat Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, setelah mengalami revisi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014. Oleh sebab itu Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi tidak menjalankan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai dengan peraturan yang ada.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi

Dalam menyusun strategi digunakan metoda Analisa SWOT, yang merupakan suatu metoda penyusunan strategi organisasi. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor internal (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman sebagai berikut :

1. Analisis Faktor Internal

Analisis Faktor Internal Rencana Pencapaian dan sasaran Infrastruktur Jalan dan Jembatan Provinsi Lampung dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan-kekuatan ( Strengths ) dan kelemahan-kelemahan ( Weaknesses ). Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan (Strenght)

 Adanya kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalan/jembatan oleh Dinas;

 Jumlah Sumber Daya Aparatur yang cukup banyak;

 Tersedianya sarana gedung perkantoran yang cukup memadai;

 Tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun;

 Adanya pembagian penanganan secara jelas yang terdiri dari program

rehabilitasi/pemeliharaan, dan peningkatan/penggantian serta peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan.

(32)

b. Kelemahan (Weakness)

 Kurang optimalnya fungsi UPTD dalam pemeliharaan rutin jalan;

 Kurangnya peralatan pendukung untuk penanganan jalan dan jembatan;

 Kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidangnya;

 Masih adanya ruas - ruas jalan yang belum memenuhi standar teknis yang terkait

dengan lebar, alinemen, struktur, masih banyaknya ruas-ruas yang berada di wilayah sulit dan terisolir;

2. Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal terkait penanganan jalan kewenangan Provinsi Lampung untuk mengidentifikasikan peluang-peluang (opportunities) dan ancaman- ancaman (threats) yang ada terkait dengan rencana pencapaian dan sasaran yang dapat dimanfaatkan dari kondisi makro yaitu sebagai berikut :

a. Peluang (Opportunity)

 Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung yang diikuti dengan

peningkatan volume lalu lintas

 Adanya komitmen Gubernur tentang program prioritas pembangunan infrastruktur jalan

dan jembatan;

 Adanya kebijakan pemerintah pusat menjadikan sektor infrastruktur untuk mendukung

pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar;

 Meningkatnya alokasi dana APBN melalui DAK infrastruktur;

b. Ancaman

 Adanya disparitas regional secara ekonomi dan sangat terkait dengan tidak meratanya

ketersediaan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya peran perencanaan tata ruang untuk dijadikan acuan pembangunan berbasis kawasan;

 Keterbatasan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan infrastruktur khususnya di

bidang pembiayaan pembangunan infrastruktur;

 Semakin tingginya pertumbuhan volume lalu lintas dan meningkatnya pelanggaran

muatan (lebih dari MST 8 Ton);

 Masih adanya penyedia jasa yang berkualitas rendah;

 Masih adanya kejadian bencana alam longsor dan banjir yang mengancam konstruksi

jalan dan jembatan;

(33)

Hasil hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman sebagai berikut :

1. Optimalkan ketersediaan alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung

2. Optimalkan tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun terkait

program prioritas Gubernur tentang pembangunan infrastruktur jalan;

3. Manfaatkan kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalan/jembatan oleh Dinas dengan

meningkatkan serapan anggaran (alokasi dana) APBN melalui DAK infrastruktur;

4. Optimalkan adanya kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalan/jembatan oleh Dinas

guna mendukung kebijakan pemerintah pusat yang menjadikan sektor infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar

5. Optimalkan fungsi UPTD untuk mengatasi tingginya volume lalu lintas dan meminimalkan

pelanggaran muatan berlebih

6. Memanfaatkan ketersediaan peralatan pendukung penanganan jalan dan jembatan untuk

mengatasi keterbatasan kapasitas daerah dan bencana alam yang mungkin terjadi dan mengancam konstruksi jalan dan jembatan.

7. Optimalkan sumber daya manusia yang tersedia untuk meminimalisir kualitas penyedia jasa

yang rendah

8. Peningkatan ruas-ruas jalan agar memenuhi standar teknis untuk meminimalisir disparitas antar

wilayah dan mengatasi jauhnya jangkauan kerja di Seluruh Provinsi Lampung

9. Atasi kurangnya peralatan pendukung untuk penanganan jalan dan jembatan dengan adanya

pencanangan Gubernur tentang program prioritas pembangunan infrastruktur jalan;

10. Optimalkan adanya kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalan/jembatan oleh Dinas

guna membinapara penyedia jasa yang masih berkualitas rendah;

11. Manfaatkan tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun guna

menanggulangi masih adanya kejadian bencana alam longsor dan banjir;

12. Optimalkan komitmen Gubernur tentang program prioritas pembangunan infrastruktur jalan

untuk mengoptimalkan kembali fungsi UPTD dalam pemeliharaan rutin jalan;

13. Optimalkan tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun serta sarana

gedung yang memadai untuk memberikan pembinaan kepada aparatur agar lebih disiplin dan meningkatkan kapasitas dan profesionalismenya;

(34)

14. Optimalkan meningkatnya alokasi dana DAK infrastruktur untuk menangani ruas-ruas yang berada dalam kondisi rusak berat yang belum memenuhi standar teknis dan ruas-ruas yang sulit dijangkau, khususnya di wilayah-wilayah terisolir.

15. Amanat peraturan perundagan tentang penyelenggaraan pemerintah (Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2003 Tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang sektor Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) yang menguatkan kembali peran provinsi dalam otonomi daerah

16. Mengingat tingkat kebutuhan akan sub bidang jalan, jasa konstruksi, maka perlu mengingatkan

kualitas perencanaan, penyusunan program dan kebijakan, pemutakhiran data, evaluasi kinerja dan pengalokasian anggaran yang optimal.

(35)

3

PERMASALAHAN DAN

ISU STRATEGIS DINAS

BINA MARGA DAN BINA

KONSTRUKSI (BMBK)

(36)

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DINAS BINA

MARGA DAN BINA KONSTRUKSI (BMBK)

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung yaitu penyelenggaraan sub urusan kebinamargaan jalan dan jembatan serta penataan ruang. Dalam melaksanakan urusan tersebut aspek kajian yang dikemukakan disini meliputi aspek jalan dan jembatan, dan Jasa konstruksi.

1. Aspek Jalan Dan Jembatan

Sistem jaringan jalan dan spesifikasi penyediaan prasarana jalan antara Jalan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota pada beberapa koridor lintas belum sinergis, sehingga memberikan kendala pada sarana transportasi yang dipergunakan. Harus diakui bahwa belum tersinerginya Jalan Nasional dan Jalan Sub-Nasional dikarenakan adanya pemisahan tegas yang tertera dalam Undang-Undang No.38/2004 tentang Jalan yang berdasarkan pemikiran desentralisasi bidang jalan. Padahal, pada kenyataan di lapangan, seluruh jalan tanpa terkecuali merupakan bagian dari sektor transportasi, jika Jalan Nasional saja yang mantap sementara jalan daerah (Jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota) tidak mantap, akhirnya biaya transportasi tetap tinggi karena ada bagian dari jalan yang rusak kondisinya bahkan untuk ruas Provinsi sebagian masih ada yang belum ada perkerasan (tanah).

Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung yang terus meningkat dari tahun ke tahun mengakibatkan peningkatan volume lalu lintas yang tidak diimbangi dengan peningkatan infrastruktur. Adapun Permasalahan-permasalahan pada aspek jalan dan jembatan yang mempengaruhi pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung sebagai berikut :

a. Kapasitas jalan dan jembatan yang belum memenuhi standar teknis pelayanan

minimal :

1. Masih terdapat 198,67 Km ruas jalan status provinsi dengan perkerasan agregat

dan tanah

2. Lebar jalan di bawah standar untuk ruas-ruas dengan LHR tinggi mencapai ≥

(37)

3. Masih terdapatnya jembatan yang berumur tua sehingga perlu duplikasi (jembatan ganda) untuk membagi tekanan terhadap jembatan.

4. Lebar jembatan yang kurang dari 6 meter

b. Kualitas jalan dan jembatan yang belum memenuhi standar teknis pelayanan

minimal :

1. Struktur jalan yang belum memenuhi beban standar Berdasarkan Muatan

Sumbu/(Kelas)

2. Struktur jembatan yang belum memenuhi beban standar Kementrian PUPR.

c. Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan jalan;

d. Kualitas pekerjaan yang masih belum maksimal dan tidak sesuai dengan umur

rencana;

e. Kendala Anggaran (Budget Constraint), ketersediaan anggaran yang belum mampu

memenuhi kebutuhan anggaran;

f. Rendahnya komitmen bersama (stakeholder) dalam upaya memberikan pelayanan

terbaik kepada masyarakat;

g. Belum sinergisnya penyediaan infrastruktur jalan dan jembatan antara kewenangan

nasional, provinsi dan kabupaten/kota;

h. Tingginya angka degradasi kemantapan jalan.

i. Daerah - daerah tertentu yang berpotensi rawan longsor/ banjir :

1. Daerah dengan struktur asli yang labil;

2. Daerah perbukitan yang rawan terjadinya longsor.

2. Aspek Jasa Konstruksi

Kondisi umum sektor jasa kontruksi mempunyai peran penting bagi pencapaian sasaran pembangunan termasuk penyediaan lapangan kerja. Jasa kontruksi mampu menyerap tenaga kerja yang handal dan profesional. Permasalahan pada aspek Jasa Konstruksi yang mempengaruhi pelayanan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung adalah Keterbatasan Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi yang handal dan profesional dalam bidang kebinamargaan.

Berdasar Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, bahwa Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi pada sub-urusan Jasa Konstruksi meliputi :

 Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli konstruksi

(38)

 Pendataan proyek di daerah yang berpotensi dilakukan dengan kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha.

 Melaksanakan Kebijakan Pembinaan, menyebarluaskan peraturan Perundang-undangan,

menyelenggarakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan jasa konstruksi.

 Kapasitas Badan Usaha Jasa Konstruksi

 Pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi.

 Pembinaan lembaga pengembang jasa konstruksi dan asosiasi jasa konstruksi.

 Kemampuan teknologi, penggunaan dan nilai tambah Jasa dan Produk Konstruksi dalam

negeri.

 Pengembangan pasar dan kerjasama Konstruksi.

3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Gubernur

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Lampung tahun 2019-2024 merupakan penjabaran dari visi dan misi Gubernur yang dituangkan dalam strategis pembangunan daerah, berupa kebijakan dan program pembangunan, kerangka pendanaan pembangunan, serta kaidah pelaksanaannya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Lampung tahun 2019-2024 ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang berkesinambungan.

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Provinsi Lampung serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintahan Daerah pada tahun 2019-2024 yang hendak dicapai.

“RAKYAT LAMPUNG BERJAYA”

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dimaksudkan sebagai masyarakat yang memenuhi kondisi sebagai berikut:

1) Kehidupan masyarakat yang aman. Agar semua masyarakat dapat melaksanakan aktivitas

sosial, budaya dan ekonomi dalam suasana yang aman, tertib dan tentram tanpa ada gangguan dan tekanan dari pihak manapun, serta tanpa adanya konflik sosial antar kelompok masyarakat sehingga masyarakat dapat hidup lebih berbudaya, produktif dan berkembang. Pada sisi lain, kondisi daerah yang aman juga akan meningkatkan minat

(39)

2) Kehidupan masyarakat yang berbudaya. Adalah kondisi masyarakat yang cerdas (smart)

dalam mengembangkan potensi dirinya, yang didukung dengan pendidikan yang baik dan merata, lebih memahami demokrasi, lebih kreatif (inovatif) dan produktif dalam berkarya, serta lebih siap berinteraksi (dan beradaptasi) dengan perubahan dan masyarakat global, serta tidak mudah terprovokasi oleh pengaruh-pengaruh yang kontraproduktif terhadap pembangunan.

3) Kehidupan masyarakat yang maju dan berdaya saing. Adalah kondisi kehidupan yang lebih

produktif yang didukung dengan sarana dan prasarana pelayanan publik yang baik dan merata, sehingga masyarakat siap beradaptasi dengan teknologi dalam memanfaatkan peluang, termasuk dalam persaingan global.

4) Kehidupan yang sejahtera. Adalah kondisi masyarakat yang terlepas dari kemiskinan dan

keterbelakangan yang dicirikan dengan kehidupan yang sehat, pendapatan yang lebih baik dan lebih merata, tercukupinya kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

5) Kesemua kondisi tersebut di atas adalah selaras dan mendukung untuk tercapainya visi yang

telah digariskan melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung Tahun 2005-2025, yaitu LAMPUNG YANG MAJU DAN SEJAHTERA 2025.

Seiring dengan harapan tersebut, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung dituntut untuk mampu mengejawantahkan Visi Pembangunan Lampung 2019 - 2024, melalui pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 tahun 2009 tanggal 09 Desember 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung.

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung merupakan salah satu pelaku pembangunan yang diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung. Misi kepala daerah yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung adalah pada misi ke empat yaitu :

“Mengembangkan Infrastruktur Guna Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Konektivitas Wilayah”

Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Lampung Tahun 2015— 2019, dirumuskan 5 (lima) Misi sebagai berikut :

(40)

1. Menciptakan Kehidupan Yang Religius (Agamis), Berbudaya, Aman, Dan Damai

2. Mewujudkan “Good Governance” Untuk Meningkatkan Kualitas Dan Pemerataan

Pelayanan Publik

3. Mengembangkan Upaya Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan, dan Kaum

Difabel

4. Mengembangkan Infrastruktur Guna Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Konektivitas

Wilayah

5. Membangun Kekuatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pertanian dan Wilayah Pedesaan

yang Seimbang dengan Wilayah Perkotaan

6. Mewujudkan Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Bersama

Misi Gubernur Lampung yang keempat yaitu Mengembangkan Infrastruktur Guna Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Konektivitas Wilayah, sangat terkait dengan fungsi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung. Untuk melaksanakan misi tersebut di atas, maka Gubernur berkomitmen untuk melaksanakan pokok-pokok program prioritas yang berkaitan dengan tugas Dinas BMBK Provinsi Lampung sebagai berikut :

1. Memperluas dan mengintegrasikan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur

transportasi untuk memperkuat konektivitas internal guna menumbuhkan ekonomi daerah dan pengembangan wilayah secara merata

2. Mengembangkan dan memfungsikan jaringan infrastruktur regional (jalan tol Sumatera,

jalan nasional, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan, dermaga, kereta api, dan bandara) untuk meningkatkan konektivitas eksternal dalam upaya memperluas dan meningkatkan daya saing pasar komoditas Provinsi Lampung pada wilayah regional, nasional dan internasional;

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasan/wilayah, di samping faktor kualitas lingkungan hidup, image, dan masyarakat (budaya). Sementara itu, Mengembangkan infrastruktur juga merupakan faktor kunci dalam menentukan efisiensi produksi, daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah, dan efisiensi usaha. Serta konektifitas antar wilayah.

Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung dituntut untuk mampu melaksanakan Visi Pembangunan Lampung 2019-2024, melalui penetapan visi kelembagaan sebagai ukuran keberhasilan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang sejalan dengan isu

(41)

Ukuran keberhasilan yang akan dicapai Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung pada periode 2019-2024, yakni Mengembangkan Infrastruktur Guna Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Konektivitas Wilayah menuju masyarakat Lampung Berjaya, tentunya juga dilandasi oleh ‘Isu Strategis’ sebagai fokus pembangunan yang dihadapi dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya di masa mendatang, serta upaya peningkatan pelayanan yang berkualitas dan peningkatan keselamatan dalam bidang ke binamargaan kepada masyarakat.

Unit Reaksi Cepat (URC) Lampung Berjaya

Pada saat ini pemerintah Provinsi Lampung tengah gencar gencarnya melakukan pembangunan diberbagai sektor, khususnya sarana dan prasarana yakni jalan dan jembatan. Sejalan dengan pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan khususnya jalan dan jembatan, tentu diperlukan peran serta masyarakat untuk ikut andil secara langsung dalam memberikan informasi secara langsung, benar adanya, dan real sesuai fakta dilapangan dan dapat dipertangungjawabkan, sehingga informasi dari masyarakat sangat dibutuhkan oleh Dinas BMBK Provinsi Lampung dalam peranannya mempertahankan kemantapan jalan dan jembatan diwilayah Provinsi Lampung. Melihat akan pentingnya informasi pembangunan dilapangan yang akan diperoleh secara langsung dari masyarakat, dirasa sangat penting memfasilitasi masyarakat dalam menyampaikan informasi, untuk itu masyarakat dapat dengan langsung melaporkan tentang kerusakan jalan dan jembatan Provinsi Lampung secara digital.

Mekanisme yang dapat dilakukan oleh masyarakat ketika hendak memberikan informasi mengenai jalan rusak adalah dengan menyampaikan langsung kepada Dinas BMBK Provinsi Lampung melalui Aplikasi Bima Jaya. Selain itu Provinsi Lampung memiliki wilayah yang rawan dari berbagai bencana dan apabila terjadi bencana yang merusak infrastruktur jalan dan jembatan masyarakatpun dapat segera memberitahu kepada Dinas BMBK Provinsi Lampung secara cepat.

Rencana tersebut merupakan arahan kegiatan prioritas berdasarkan janji kerja Gubernur Lampung terpilih 2019-2024 dalam pembenahan dan perbaikan kemantapan Infrastruktur Jalan dan Jembatan di Provinsi Lampung dalam rangka untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat. URC tersebut mancangkup perencanaan pengorganisasian, dan pengawasan Unit reaksi cepat (URC) perbaikan infrastruktur, oleh sebab itu dipandang perlu untuk membentuk Tim URC yang tanggap dalam perbaikan Infrastruktur Jalan Dan Jembatan dalam peranannya mempertahankan kemantapan jalan dan jembatan. Tim Unit Reaksi Cepat (URC) diprioritaskan penanganan kerusakan

(42)

jalan khususnya di wilayah perkotaan, lalu lintas padat, rawan kecelakaan, rawan bencana, termasuk adanya masukan dari masyarakat pengguna jalan.

Tujuan dari Tim URC Dinas BMBK dibentuk adalah :

 Mempercepat pelayanan terhadap keluhan masyarakat

 Meningkatkan kepercayaan publik

 Mensosialisasikan kegiatan Pemerintah Provinsi Lampung

 Menghadirkan wujud nyata kepedulian Pemerintah Provinsi Lampung terhadap

kebutuhan masyarakat akan kelancaran transportasi

 Mengurangi resiko kecelakaan

 Meningkatkan kenyamanan pengguna jalan

 Mencegah kerusakan yang lebih besar

 Efisiensi biaya penanganan jalan

3.3. Telaah Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan arahan penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum dijabarkan dalam pelaksanan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum guna mencapai sasaran-sasaran strategis Kementerian. Pelaksanan program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Renstra tersebut akan memerlukan koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dengan Dunia Usaha agar keseluruhan sumber daya yang ada dapat digunakan secara optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur yang lebih merata. Oleh karenanya penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum perlu dilandasi dengan kerangka peraturan perundang-undangan yang mantap dan supportif dan menjadi dasar bagi penyelenggaraan pembangunan infrastruktur ke depan yang lebih terpadu dan efektif yang mengedepankan proses partisipatif dan menghasilkan output dan outcome yang optimal.

Renstra Kementrian PUPR ini juga memuat Prioritas Nasional yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Prioritas Nasional tersebut diantaranya :

1. Penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas.

(43)

4. Membangun kebudayaan dan karakter bangsa.

5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi.

6. membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim,

serta memperkuat stabilitas polhukam dan transformasi.

Di sektor infrastruktur sendiri, Visi Renstra Kementerian PUPR adalah Visi Presiden mengamanatkan untuk membangun konektivitas dengan kawasan produksi rakyat, industri kecil, ekonomi khusus, pariwisata, persawahan, perkebunan, serta tambak perikanan oleh sebab itu perlu peran serta dari Pemerintah Daerah untuk mewujudkannya. Tema rancangan teknokratik ini sesuai dengan misi RPJMN 2020-2024 yaitu “Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya infastruktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing".

Dalam rangka sinergi dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah akan memberikan perhatian yang lebih besar pada aspek peningkatan kapasitas daerah (local capacity building) sehingga kompetensi dan kemandirian Pemerintah Daerah dapat dicapai dalam tempo yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu, merupakan tugas Pemerintah untuk menyusun lebih lanjut peraturan-peraturan pelaksanaan berupa Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) termasuk peraturan-peraturan daerah serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, kampanye/sosialisasi, pertukaran pengalaman, dan penyebarluasan NSPK. Dengan melaksanakan RENSTRA secara konsisten dan didukung oleh komitmen untuk mencapai kinerja penyelenggaraan infrastruktur dengan sebaik-baiknya, maka Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat perlu dilibatkan agar upaya untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat segera terwujud.

Dengan demikian, koordinasi dan integrasi baik secara vertikal maupun secara horizontal yang semakin kuat pada penyelenggaraan bidang kebinamargaan akan memberikan keyakinan bahwa pencapaian sasaran-sasaran strategis kementerian yang mempunyai cakupan secara nasional dan strategis serta secara fungsional bermanfaat untuk mendukung kebutuhan sosial ekonomi masyarakat, pengembangan wilayah, dan mendukung sektor lainnya akan menjadi kenyataan.

Untuk Target Pembangunan Infrastruktur Kementrian PUPR 2020-2024 pada Bina Marga sebanyak jalan mantap 97 persen, jalan tol 1.500 kilometer, jalan baru 2.500 kilometer, jembatan baru atau fly over 60 ribu kilometer.

Dalam pembangunan konektivitas, Kementerian PUPR akan melanjutkan pembangunan jalan sepanjang 601 Km diantaranya di perbatasan di Kalimantan, NTT, dan Papua, jalan trans Papua,

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK)  Provinsi Lampung
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Tabel 2.3 Aset Utama Dinas BMBK  Provinsi Lampung
DIAGRAM FUNGSI DAN STATUS JARINGAN JALAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran Strategis yang telah ditetapkan dalam Dokumen perencanaan jangka menengah RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Dokumen Perubahan

Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada tahun 2017 seperti telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

– 2023 dimaksudkan untuk menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mojokerto tahun 2018 – 2023, khususnya pada fungsi koordinasi

Indikator Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dalam kurun waktu

Tahun 2016–2021 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam dilakukan dengan melihat hasil kegiatan pembangunan yang dicapai pada

Rencana Kerja Perangkat Daerah Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 ini juga bertujuan untuk menjamin kesesuaian, ketepatan dalam mendukung

Guna mendukung dan mensukseskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2018-2023 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan

Dalam pemberian kompensasi instansi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Lampung juga selain memberi gaji pokok juga memberi kompensasi lain yang diharapkan dapat memberikan