• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH CATATAN HARIAN RADEN HAJI ABDUL HABIB Kajian Filologi dan Analisis Teks Terhadap Naskah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH CATATAN HARIAN RADEN HAJI ABDUL HABIB Kajian Filologi dan Analisis Teks Terhadap Naskah"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)NASKAH CATATAN HARIAN RADEN HAJI ABDUL HABIB Kajian Filologi dan Analisis Teks Terhadap Naskah. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Dalam Bidang Ilmu Sejarah dan Kebudayaan Islam. Oleh: Abdul Halif NIM. 12420001. JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2016.

(2) NOTA DINAS Perihal: Skripsi saudara Abdul Halif. Kepada Yth, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang. Assalamu’alaikum.Wr. Wb. Disampaikan dengan hormat. Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah skripsi yang berjudul : Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib (Sebuah Tinjauan Filologi dan Analisis Teks terhadap Naskah) Yang ditulisoleh : Nama. : Abdul Halif. NIM. : 12420001. Jurusan. : Sejarahdan Kebudayaan Islam. Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan ke Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Humaniora dalam ilmu Sejarah dan Kebudayaan Islam.. Wassalamu’alaikum.Wr.Wb. Palembang,. Mei 2016. DosenPembimbing I. Drs. Abdul Azim Amin, M.Hum NIP. 195210091987031002 ii.

(3) NOTA DINAS Perihal: Skripsi saudara Abdul Halif. KepadaYth, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang. Assalamu’alaikum.Wr. Wb. Disampaikan dengan hormat. Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah skripsi yang berjudul : Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib (Sebuah Tinjauan Filologi dan Analisis Teks terhadap Naskah) Yang ditulisoleh : Nama. : Abdul Halif. NIM. : 12420001. Jurusan. : Sejarah dan Kebudayaan Islam. Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan ke Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Humaniora dalam ilmu Sejarah dan Kebudayaan Islam.. Wassalamu’alaikum.Wr.Wb. Palembang,. Mei 2016. DosenPembimbingII. Nyimas Umi Kalsum, S.Ag., M.Hum NIP. 197507152007101003 iii.

(4) PERSETUJUAN PEMBIMBING. Skripsi oleh Saudara Abdul Halif ini, Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Palembang,. Mei 2016. Pembimbing I. Drs. Abdul Azim Amin, M.Hum NIP. 195210091987031002. Palembang,. Mei 2016. Pembimbing II. Nyimas Umi Kalsum, S.Ag., M.Hum NIP. 197507152007101003. iv.

(5) SURAT PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa, dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggidan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapatkarya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.. Palembang, Mei 2016 Yang menyatakan,. Materai 6000. Abdul Halif. v.

(6) MOTTO DAN PERSEMBAHAN. MOTTO. “SEKALI HIDUP, HIDUPLAH YANG BERARTI SERTA DAPAT MEMBERIKAN MANFAAT BAGI ORANG LAIN ” (Abdul Halif). PERSEMBAHAN : Kupersembahkan : Orang tuaku tercinta, agama, bangsaku, almamaterku Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang dan generasi sesudahku.. vi.

(7) Skripsi ini khusus Kupersembahkan kepada :  kepada Allah Swt karena telah memberikan nikmat berupa ilmu pengetahuan kepada saya Bapak dan Ibuku tercinta , “ AHMAD SOLEH DAN BAHRIAH ” yang senantiasa mendo’akan, Membimbing, dan Selalu Mengingatkan akan Kebaikan-kebaikan. Adikku, yang selalu kubanggakan dan kusayangi: “Bunyamin.  Orang yang aku sayangi yg selalu mendukung dan menyemangatiku. Guru-guruKu, Dosen-dosenKu, PemimpinKu, Ustad-ustadzah yang senantiasa membimbing dalam Menggapai Cita-cita Mulia. Teman-teman Seperjuangan, yang takkenal lelah Menyerukan Kebaikan. Teman seperjuangan “Fak. Adab dan Humaniora, Komar, tral, sholihin, edy,kak fetri”. Agama dan Bangsaku. Almamaterku Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. .. vii.

(8) KATA PENGANTAR Alhamdulillāhi Robbi al-‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. semesta yang. telah. menciptakan. manusia. Berkat. rahmat, taufik dan. hidayah-Nya serta kekuatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menuangkan fikiran, tenaga dan waktu dalam menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib : Kajian Filologi dan Analisis Teks Terhadap Naskah”. Sholawat serta salam. semoga senantiasa. tercurahkan kepada suri teladan, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikut yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun pertolongan Allah SWT, serta bantuan dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Untuk itu, penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Aflatun Muchtar, MA, selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang. 2. Bapak Prof. Dr. H. Suyuti Pulungan M.A, sebagai Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang. 3. Bapak Drs. Abd Azim Amin, M.Hum selaku pembimbing I dan Ibu Nyimas Umi Kalsum, S.Ag,.M.Hum, Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya guna memberikan. bimbingan secara intensif. kepada penulis. 4. Para dosen yang telah memberikan kemudahan ilmu-ilmu beharga dan selalu memberikan motivasi untuk tetap meningkatkan prestasi dan karyawan Fakultas Adab UIN Raden Fatah Palembang yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan segala administrasi. 5. Bapak Ottoman, S.S., M.Hum. selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.. viii.

(9) 6. Bapak dan Ibuku tercinta: “Ahmad Soleh dan Bahriah” yang mendo’akan. dengan. linangan. air. mata,. Membimbing,. senantiasa dan. Selalu. Mengingatkan akan Kebaikan-kebaikan. 7. Rekan seperjuangan SKI dan BSA terkhusus kak Fetri, Komar, Solihin, Edy, dan tidak dapat disebutkan satu per satu yang berjuang dalam kebersamaan. Semoga bantuan mereka dapat menjadi amal shaleh dan diterima oleh Allah SWT sebagai bekal di akhirat dan mendapatkan keberkahan dan Ridha Allah SWT. Amin YaRobbal-’alamin. Penulis juga mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada. kesalahan. dan. kekhilafan dalam. penulisan Skripsi ini. Harapan. penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi. penerus bangsa dan agama.. Diharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan tulisan ini.. Palembang, 26 Mei 2016. Abdul Halif 12420001. ix.

(10) DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i. NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv. SURAT PERNYATAAN .................................................................................. v. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi. KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii. DAFTAR ISI...................................................................................................... x. ABSTRAK ......................................................................................................... xii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1. B. Rumusan Masalah ............................................................... 4. C. Batasan Masalah .................................................................. 4. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 5. E.. Tinjauan Pustaka ................................................................. 6. F.. Kerangka Teori ................................................................... 10. G.. Metode Penelitian ............................................................... 14. H.. Sistematika Penulisan ......................................................... 19. BAB II BIOGRAFI RADEN HAJI ABDUL HABIB A. Silsilah Raden Haji Abdul Habib ......................................... 21. B. Karya-karya Raden Haji Abdul Habib ................................. 25. C. Makam Raden Haji Abdul Habib ......................................... 28. x.

(11) BAB III DESKRIPSI NASKAH CATATAN HARIAN RADEN HAJI ABDUL HABIB A. Inventarisasi Naskah ............................................................. 30. B. Deskripsi Naskah................................................................... 31. 1. Judul Naskah ................................................................... 32. 2. Tempat Penyimpanan Naskah......................................... 33. 3. Ukuran Naskah................................................................ 35. 4. Jumlah Halaman Naskah................................................. 36. 5. Aksara dan Bahasa Dalam Naskah ................................. 37. 6. Kertas Naskah ................................................................. 37. 7. Pengarang, Penyalin, Tempat dan Tanggal Penulisan Naskah ............................................................................ 38. 8. Keadaan Naskah.............................................................. 39. 9. Pemilik dan Perolehan Naskah ....................................... 40. BAB IV SUNTINGAN TEKS CATATAN HARIAN RADEN HAJI ABDUL HABIB A. Pertanggungjawaban Transliterasi ....................................... 45. B. Transliterasi Naskah ............................................................. 47. C. Analisis Teks Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib ...................................................... 107. D. Gambar Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib ...................................................... 116. BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................ 156. B. Saran ...................................................................................... 158. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS. xi.

(12) INTISARI Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam Program Strata I Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Skripsi 2016 Abdul Halif, Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib: Kajian Filologi dan Analisis Teks terhadap Naskah xii+159 halaman Skripsi ini mendiskripsikan Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib dengan menggunakan ilmu filologi dalam tinjauan kodikologi mendeskripsikan fisik naskah. Selanjutnya naskah dianalisis teksnya guna mengungkap berbagai informasi yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa semasa perjalanan hidup Raden Haji Abdul Habib yang dimuat di dalam naskah tersebut. Penelitian Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang dalam prosesnya menjabarkan naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib dengan mengangkat permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana biografi Raden Haji Abdul Habib, 2. Apa deskripsi umum naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib, 3. Bagaimana suntingan teks Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib serta isinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik naskah serta untuk mengetahui informasi seperti apa yang terkandung dalam teks naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib selain itu untuk melestarikan khazanah budaya yang ada di Indonesia pada umumnya dan khususnya di Palembang. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yakni menggunakan langkah-langkah penelitian filologi diantaranya adalah: Inventarisasi Naskah, Deskripsi Naskah, yakni memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci keadaan naskah yang diteliti, pertanggungjawaban transliterasi,dengan menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan keputusan menteri agama dan menteri pendidikan dan kebudayaan RI serta penambahan dan penghapusan bacaan yang dianggap menyimpang dan menambahkan tanda \\ dua garis miring untuk pindah halaman (....) untuk menandai kata-kata yang susah dibaca atau mengalami korup/rusak, transliterasi, analisis isi teks naskah, penjelasan yang terkandung dalam teks suatu naskah kemudian ditelaah dan dijelaskan kembali menurut pemahaman dan kemampuan yang penulis miliki. Dari data-data yang telah didapat dalam naskah Catatan Harian karya Raden Haji Abdul Habib diperoleh informasi tentang nama-nama bulan Arab, hari dan tahun Hijriah yang dibuat di dalam bentuk tabel, ilmu falak kemudian tentang tahun Masehi, bulan, hari, dan penjelasan tentang silsilah serta keturunan Raja-raja Palembang yang ditulis dengan rapi, nama-nama ibu dari Sultan-sultan Palembang, saudara-saudara Sultan Mahmud Badaruddin yang seibu sebapak beserta putera-puteranya, perang Sultan Mahmud Badaruddin dengan Belanda, penjelasan tentang saudara-saudara Pangeran Prabu Diradja, penjelasan tentang silsilah Raden Haji Abdul Habib, isteri-isterinya dan anak-anaknya serta saudara-saudaranya.. xii.

(13) 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang telah kita ketahui bahwa ketika agama Islam masuk ke Nusantara dengan aksara Arab yang merupakan gelombang budaya kedua memperkaya khazanah sastra Nusantara. Sebagian masyarakat Nusantara mengeskpresikan pikirannya dalam suatu sistem tulisan, mengadopsi sistem aksara baru (Arab) di samping tetap menggunakan yang lama dengan menyesuaikannya dengan sistem bunyi dan keperluan masing-masing daerah. Adopsi tulisan Arab dengan bunyi bahasa daerah di Nusantara ini disebut Pegon (Jawa dan Sunda), Jawi/ Arab Melayu (Melayu), Hurupa (Bugis-Makasar) dan sebagainya. Setelah kedatangan Islam di Palembang, kesusastraan di kawasan itu mengalami kelahiran kembali dengan menggunakan tulisan Jawi/ Arab Melayu. 1 Keraton Kesultanan Palembang sebagai pusat sastra dan ilmu agama berlainan dengan kebiasaan di Jawa yang menjadikan pesantren sebagai pusatnya. Tercatat di masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin yang mempunyai suatu perpustakaan yang besar dengan koleksi buku tulisan Arab Melayu. Belanda berhasil merampas seluruh koleksi perpustakaan keraton Palembang termasuk 55 naskah berbahasa Arab, Melayu dan Jawa tersebut dikirimkan ke Departemen dalam Negeri di Batavia Perpustakaan Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenchappen pada tanggal. 1. Titik Pudjiastuti, “Memandang Palembang dari khazanah naskahnya”, makalah dalam bentuk format pdf. Di akses pada tanggal 29 September 2015, h. 2..

(14) 2. 13 Juni 1821. Naskah-naskah rampasan Kesultanan Palembang juga tersimpan dalam perpustakaan di Indonesia, Inggris dan Belanda, dalam perpustakaan Universitas Leiden. Kumpulan naskah Sultan Mahmud Badaruddin II berjumlah 65 Manuskrip yang ditempatkan di sana. Perpustakaan Nasional menyimpan kurang lebih 45 naskah dalam berbagai kondisi, 2 sebagian besar naskah Palembang tersimpan dalam koleksi pribadi hampir seluruh naskah merupakan bagian dari harta warisan yang diturunkan dari generasi-generasi sebelumnya. Dari penjelasan di atas, peneliti melakukan penelitian terhadap koleksi naskah Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. Ia adalah keturunan Sultan Mahmud Badaruddin II dan orang Palembang dianggap sebagai ahli waris takhta kesultanan. Dalam katalog naskah Palembang koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja didata oleh Achadiati Ikram, dkk tahun 2004 mengatakan bahwasanya Koleksi naskah (jumlahnya tidak diketahui) ketika itu Raden Haji Muhammad Syafei Prabu Diradja bertempat di jalan Veteran Lorong RRI No. 1-A Palembang. 3 Naskah yang terdata dalam katalog Palembang yaitu naskah al-Fawaakihu alJaniyyah ala Mutammimati al-Jurumiyyah karangan Afifuddin Abdullah bin Muhammad Al-Fakihi, naskah kitab doa dan Shalawat, naskah kumpulan doa dan ilmu Kalam, naskah-naskah Fikih V, naskah Rukun Islam, naskah Rukun Sembahyang, naskah Hadisu Al-Arba’in, naskah kumpulan Hadits Nabi, naskah Hikayat Syekh Samman dan doa Tawasul, naskah Sifat Dua Puluh, Cap, Catatan 2. Achadiati Ikrim dkk., Katalog Naskah Palembang (Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara, 2004), h. 9. 3 Ibid., h. 35..

(15) 3. Harian 1, Catatan Harian ke 2, naskah catatan Harian Raden Haji Abdul Habib, Naskah Denah tempat Pengasingan Susuhunan Mahmud Badaruddin II di Ternate Maluku Utara, naskah kalender I, naskah kalender II, naskah Silsilah, Surat Tarasul dan Naskah Hidayatu As-Salikina dan Tasawuf. 4 Naskah yang dimiliki Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja diturunkan berturut-turut kepada Raden Abdul Habib, lalu ke Raden Abdul Syarif, lalu ke Raden Abdul Hamid, dan akhirnya ke Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. Dari banyaknya naskah yang dimiliki Prabu Diradja peneliti tertarik pada naskah yang isinya menjelaskan Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib. Alasan peneliti memilih naskah catatan harian tersebut karena isi dari pada naskah tersebut menginformasikan tentang silsilah Raja-raja Palembang serta keturunannya sehingga isi naskah itu banyak mengandung sebagian tentang silsilah Raja-raja di Kesultanan Palembang Darussalam dan tidak kalah pentingnya juga sebagian isi dari pada naskah tersebut membahas mengenai tentang penulis naskah itu sendiri yakni Raden Haji Abdul Habib beserta anak dan isterinya selain itu juga ada yang unik atau menarik dari isi naskah ini yakni bukan hanya membahas silsilah Raja-raja Palembang saja tetapi juga membahas informasi tentang tahun, bulan, dan hari dalam Masehi serta informasi tentang hitungan bulan berdasarkan ilmu Falag yang disusun secara rapi, sehingga peneliti sangat tertarik untuk meneliti naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib tersebut dari sekian banyaknya naskah yang ada di Palembang ini.. 4. Ibid., h. 35-258..

(16) 4. Di dalam penelitian ini penulis menjelaskan naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib dengan menggunakan ilmu filologi dalam tinjauan kodikologi mendeskripsikan fisik naskah. Selanjutnya naskah dianalisis teksnya guna untuk mengungkap di dalam naskah tersebut banyak dimuat berbagai informasi yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa semasa perjalanan hidup Raden Haji Abdul Habib dan keturunan Sultan-sultan Palembang Darussalam. Selain itu juga alasan peneliti tertarik dengan naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib tersebut karena naskah ini belum pernah disentuh secara spesifik baik kajian fisik maupun teks naskah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini: 1. Bagaimana biografi Raden Haji Abdul Habib? 2. Apa deskripsi umum Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib? 3. Bagaimana suntingan Teks Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib serta isinya? C. Batasan Masalah Batasan masalah merupakan batasan penelitian yang akan diteliti, untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, dengan tujuan mendapatkan hasil uraian penelitian secara sistematis. Pembatasan yang dimaksud agar peneliti tidak.

(17) 5. terjerumus ke dalam banyaknya data yang ingin diteliti. 5 Adapun berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi fokus dan batasan permasalahan pada penelitian ini ialah penelitian hanya dilakukan di kota Palembang, dalam penelitian ini peneliti hanya fokus membahas teks naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib dengan menggunakan tinjauan filologi dan analisis teks terhadap naskah, dengan tujuan untuk menjelaskan aspek-aspek kodikologi terhadap naskah yang meliputi identifikasi naskah, tulisan, fisik naskah dan informasi yang terdapat dalam kandungan naskah. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dalam penelitian naskah yang berisi Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib, peneliti memiliki tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui biografi Raden Haji Abdul Habib. 2. Untuk mengetahui deskripsi umum naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib. 3. Untuk menyunting teks Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib serta mengetahui isinya. Penelitian ini diharapkan memiliki dua kepentingan yaitu untuk pengembangan ilmu dan problem solving maka kegunaan terdiri dari: 1. Secara teoritis, kegunaan penelitian ini sebagai berikut:. 5. h. 126.. Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak, 2011),.

(18) 6. a. Hasil penelitian naskah, diharapkan dapat berguna serta dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan filologi dalam menjelaskan naskah yang berisi Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib. b. Diharapkan dapat memberikan wawasan tentang sejarah lokal di Sumatera Selatan khususnya Palembang mengenai isi kandungan naskah yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa perjalanan hidup Raden Haji Abdul Habib. 2. Secara praktis, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat: a. Dapat memberikan penjelasan mengenai berbagai informasi naskah tersebut secara rinci, baik fisik maupun isi naskah sebagai data baru bagi penulisan sejarah dan kajian filologi. b. Informasi yang terkandung di dalam naskah tersebut diharapkan dapat menyumbangkan data bagi praktisi, terutama kalangan akademisi dan peneliti serta pemerintah mengenai data naskah Palembang dan mengetahui tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa perjalanan hidup Raden Haji Abdul Habib. E. Tinjauan Pustaka Studi atau kajian terdahulu tentang naskah dan sejarah peninggalan kesultanan Palembang Darussalam dapat dinyatakan masih langka, walaupun telah ada beberapa penelitian yang membahas tentang naskah Palembang dan penulisan sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II. Namun, pembahasannya belum tuntas secara keseluruhan..

(19) 7. Berikut diinformasikan tentang penelitian naskah di Palembang. Mujib, bukunya berjudul. Edisi. Teks. Naskah. “Sejarah. Raja-raja. Palembang. dan. Silsilah. Keturunannya” tahun 2011 naskah yang diperoleh oleh Mujib bersumber sama dengan peneliti yaitu tempat kediaman Muhammad Syafei Prabu Diradja (Sultan Mahmud Badaruddin III). Dalam penelitian Mujib menjelaskan naskah sebagai objek penelitian naskah tersebut yaitu naskah Raja-raja Palembang dan silsilah keturunannya. Mujib menggunakan metode filologi dan pendekatan historis sesuai dengan teks naskah. Penelitian Mujib dikategorikan naskah historiografi lokal karena isi dari naskah tersebut menjelaskan sejarah lokal. Pokok bahasan penelitian Mujib menjelaskan lokasi kelahiran dan pemakaman Raja-raja Palembang serta silsilah keturunan raja-raja Palembang. 6 Sehingga peneliti melakukan lanjutan penelitian naskah koleksi Muhammad Syafei Prabu Diradja yaitu “Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”. Belum ada penelitian secara khusus terhadap naskah tersebut.. Sehingga. penulis. dapat. melakukan. penelitian,. peneliti. dapat. membandingkan penelitian terhadap naskah Raja-raja Palembang yang dilakukan oleh Mujib karena “Naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib” teks dari naskah menjelaskan lokasi kelahiran dan pemakaman Raja-raja Palembang serta silsilah keturunan Raja-raja Palembang.. 6. Mujib, Edisi Teks Naskah: Sejarah Raja-raja Palembang (Depok: Foukoka Pustaka Utama, 2011), h. 29..

(20) 8. Kemudian tulisan Retno Purwanti yang diterbitkan oleh jurnal Skriptoria Jurnal Filologi Islam tahun 2012 menulis tentang Naskah Al-Qur’an koleksi Ibrahim bin Abdullah. Dalam tulisan di jurnal Retno Purwanti menggunakan pendekatan Arkeologi dan Kodikologi naskah untuk mengetahui jejak sejarah naskah al-Quran. 7 Pembahasan penelitian tentang naskah Palembang selanjutnya juga ditulis oleh Mal’an Abdullah. Bukunya berjudul tentang Jejak Sejarah Abdus-Samad alPalimbani. Penelitian yang dilakukan dengan condong historis dan menjadikan karya naskah-naskah Abdus-Samad al-Palimbani yaitu manaqib naskah berbahasa Arab sebagai sumber data sejarah dalam penelitian tersebut. Penjelasan mengenai segala aspek kehidupan Abdus-Samad Palimbani, kelahiran, silsilah, pendidikan, karyanya, karirnya dan tempat wafatnya. 8 Penelitian tentang naskah Palembang juga ditulis oleh Nyimas Umi Kalsum dalam jurnal Skriptoria Jurnal Filologi Islam tahun 2012, berjudul Suntingan Teks Naskah-naskah Kuno Palembang studi atas Ratib Saman, Maulid Syarif al-Anam dan Syair Cerita Dul Muluk. Penelitian ini menggunakan ilmu filologi secara keseluruhan menjelaskan inventarisasi naskah, deskripsi naskah dan transliterasi teks. 9 Penelitian ini menjelaskan kebudayaan Palembang yang terdapat pada naskah Ratib Saman, Maulid Syarif al-Anam dan Syair Cerita Dul Muluk.. 7. Retno Purwanti, “Naskah Al-Qur’an Koleksi Ibrahim bin Abdullah” dalam Skriptoria Jurnal Filologi Islam (Palembang: Pascasarjana IAIN Raden Fatah, 2012), h. 78. 8 Mal’an Abdullah, Jejak Sejarah Abdus-Samad Al-Palimbani (Palembang: Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah Press, 2012), h. 10. 9 Nyimas Umi Kalsum, “Suntingan Teks Naskah-naskah Kuno Palembang: Studi atas Naskah Ratib Saman, Maulid Syarif al-Anam, dan Syair Cerita Dul Muluk”, dalam Skriptoria Jurnal Filologi Islam (Palembang: Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang, 2012), h. 57..

(21) 9. Penulisan tentang naskah Palembang juga pernah ditulis oleh Kemas Ari Rachman Panji menulis tentang Syair Perang Menteng dalam kajian naskah tahun 2010. Naskah yang diperoleh peneliti dari koleksi Muhammad Syafei Prabu Diradja yaitu Syair Perang Menteng. Syair ini menceritakan perang antara pihak Belanda yang dipimpin oleh Mutinghe (disebut secara salah orang Palembang dengan “Menteng”) dengan pihak Kesultanan Palembang pada tahun 1819. 10 Isi syair ini juga menggambarkan perang jihad melawan Belanda. Penelitian yang dilakukan Kemas Ari Rachman Panji merupakan kajian filologi dengan mentrasliterasi naskah, menterjemahkan dan pendigitalisasi naskah tanpa mengubah bentuk asli naskah. Sementara itu, penulisan tentang naskah Palembang juga pernah ditulis oleh Fetri Fajeri di dalam Skripsinya yang berjudul Denah Perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II Di Ternate Maluku Utara. Naskah yang diperoleh peneliti dari koleksi Muhammad Syafei Prabu Diradja yaitu Denah Perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II Di Ternate Maluku Utara. Penelitian yang dilakukan oleh Fetri Fajeri ini fokus kajiannya yakni menjelaskan naskah pengasingan Sultan Mahmud Badaruddin II, keluarga serta pengikutnya yang diasingkan oleh Belanda di Ternate Maluku Utara dan ditempatkan pada denah perkampungan yang dibuat oleh Kolonial Belanda. 11. 10. Kemas A. Rachman Panji, Dkk., Syair Perang Menteng dalam Kajian Naskah (Palembang: Refah Press, 2010), h. 12. 11 Fetri Fajeri, “Denah Perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II Di Ternate Maluku Utara”, dalam Skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah (Palembang: Fakultas Adab dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah, 2014), h. 7..

(22) 10. Penulisan tentang naskah Palembang juga pernah ditulis oleh Ridho di dalam Skripsinya yang berjudul Iluminasi Naskah Al-Qur’an “Koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja”, tetapi Penelitian yang ditulis oleh Ridho ialah mengenai illuminasi naskah di Palembang saja. 12 Berbeda dengan kajian di atas, penelitian ini membahas naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib secara terfokus. Peneliti menjelaskan naskah tersebut dengan kajian filologi dan analisis kandungan teks naskah. F. Kerangka Teori Naskah atau manuskrip merupakan salah satu sumber primer paling otentik yang dapat mendekatkan jarak antara masa lalu dan masa kini. Naskah menjanjikan, tentu bagi mereka yang tahu cara membaca dan menafsirkannya, sebuah jalan pintas istimewa untuk mengetahui khazanah intelektual dan sejarah sosial kehidupan masyarakat masa lalu. 13 Sehingga demikian naskah tersebut menjadi objek penelitian filologi karena naskah merupakan tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau. 14 Selanjutnya kata “naskah” itu sendiri di dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan. 15 Kemudian dalam Bahasa Arab 12. Ridho, Iluminasi Naskah Al-Qur’an “Koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja”, dalam Skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah (Palembang: Fakultas Adab dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah, 2015), h. 7. 13 Oman Fathurahman, dkk., Filologi dan Islam Indonesia (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur Keagamaan kementrian Agama Islam, 2010), h. 3. 14 Siti Baroroh Baried, dkk., Pengantar Teori Filologi (Yogyakarta: Badan Penelitian dan publikasi Fakultas (BPPF), Seksi Filologi, Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada, 1994), h. 55. 15 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Amani, 1997), h. 267..

(23) 11. semua hasil karya sastra tulisan tangan masa lampau yang berupa naskah diistilahkan dengan “makhthuthath” untuk bentuk jamak dan “makhthuthah” untuk bentuk tunggal atau “nusus” untuk bentuk jamak dan “nas” untuk bentuk tunggal. 16 Sedangkan pengertian naskah menurut beberapa ahli, yaitu: 1. Menurut Poerwadarminta dalam Eny Kusumastuti Damayanti. Naskah adalah karangan tulisan tangan baik yang asli maupun salinannya. 2. Menurut Djamaris dalam Eny Kusumastuti Damayanti. Naskah adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang pada kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan. 17 3. Menurut Oman Fathurahman, dkk. Naskah adalah semua peninggalan tertulis yang ditulis dengan tangan oleh manusia masa lalu, baik pada kertas, lontar, kulit kayu, maupun rotan. 18 Naskah juga bisa diartikan semua dokumen tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakannya dengan cara lain. Jadi, naskah adalah semua bentuk tulisan tangan maupun salinan sebagai hasil kebudayaan masa lalu dan dapat dipegang atau disentuh yang ditulis baik pada kertas, lontar, kulit kayu, maupun rotan. Berikutnya kata “catatan” dalam Kamus Bahasa Indonesia kata catatan diambil dari kata catat yang berarti menuliskan sesuatu untuk peringatan atau tulisan. 16. Nabilah Lubis, Naskah, Teks dan Metode penelitian Filologi (Jakarta: Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996), h. 27. 17 http://id.wikipedia.ensiklopedia bebas.org/wiki/naskah. di akses pada tgl 17 April 2016 18 Oman Fathurahman, dkk., Filologi dan Islam Indonesia, h. 4..

(24) 12. untuk diingat agar tidak lupa. 19 Kemudian kata “harian” diambil dari kata hari yang berarti waktu dari pagi sampai kepada pagi lagi atau waktu selama jam kerja berlangsung. 20 Sedangkan menurut Jakop Sumardjo dan Saini K.M.21 catatan harian adalah catatan seseorang tentang dirinya atau lingkungan hidupnya yang ditulis secara teratur. Oleh karena itu, catatan harian sering dinilai berkadar sastra karena ditulis secara jujur, spontan, sehingga menghasilkan ungkapan-ungkapan pribadi yang asli dan jernih, yakni salah satu kualitas yang dihargai dalam sastra. Catatan harian bukan sekedar rekaman peristiwa tentang apa yang terjadi pada diri sesorang, tetapi sebuah dokumentasi penting peristiwa yang terjadi di sekeliling, baik dalam skala nasional maupun internasional. Sehingga, yang dimaksud catatan harian Raden Haji Abdul Habib dalam kajian ini adalah merupakan naskah koleksi Prabu Diradja. Naskah ini merupakan data primer yang dimiliki oleh peneliti sebagai acuan untuk mengungkap naskah dengan ilmu filologi dalam kajian kodikologis dan analisis teks. Untuk mempermudah pemahaman terhadap naskah, maka penulis menggunakan kajian kodikologi dalam ilmu filologi yakni dengan membahas mengenai aspek naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib dengan cara menjelaskan kontek atau fisik naskah yang dideskripsikan secara mendetail.. 19. Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h. 56. Ibid., h. 120. 21 http://eprints.uny.ac.id/9858/3/Bab2%20-%2005201244014.pdf di akses pada tanggal 17 April 2016. 20.

(25) 13. Kemudian, kata analisis sebagaimana ditulis dalam kamus Bahasa Indonesia mempunyai berbagai pengertian. Tetapi, pengertian yang dianggap paling sesuai dengan tulisan ini adalah penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya. 22 Selanjutnya kata teks adalah berbagai kandungan isi dalam naskah itulah yang disebut sebagai teks, dan menjadi objek utama kajian filologi. 23 Teks sendiri terdiri dari isi dan bentuk, isi memgandung ide-ide, atau amanat naskah yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Sedangkan, bentuk berisi muatan cerita atau pelajaran yang hendak dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya bahasa, sejarah dan lain sebagainya. 24 Kemudian juga teks merupakan bagian yang abstrak dari suatu naskah. Teks hanya dapat dibayangkan saja dan dapat diketahui isinya jika sudah dibaca. Isi dari teks adalah berupa ide-ide, informasi, pesan atau amanat yang akan disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. 25 Analisis teks dalam kajian naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk diketahui keadaan yang sebenarnya kandungan naskah dengan penguraian suatu pokok penelaahan bagian isi teks itu sendiri serta pemahaman arti keseluruhan, penjabaran. 22. Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h. 10. Oman Fathurahman, dkk., Filologi dan Islam Indonesia, h. 5. 24 Mujib dan Ahmad Cholid Sodrie, Khazanah Naskah desa Ketangga Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat (Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Proyek Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 2004), h. 90-91. 25 Filologi Pdf. http://eprints.uny.ac.id/9465/3/bab%202-08205244081.pdf di akses pada tanggal 30 September 2015. 23.

(26) 14. sesudah dikaji sebaik-sebaiknya, pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya dari analisis yang dilakukan. Sehingga demikian, yang dimaksud dengan kajian “Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib (Sebuah Tinjauan Filologi dan Analisis Teks terhadap Naskah)” di dalam penelitian ini membahas tentang keadaan naskah dan menganalisis naskah dengan menganalisis kodeks dan analisis teks. Analisis kodeks adalah analisis terhadap fisik naskah itu sendiri sebelum masuk dalam muatan naskahnya yang terdapat dalam kodeks naskah. Penelitian aspek-aspek kodikologi terhadap naskah. Adapun aspek yang dideskripsikan meliputi identifikasi naskah, tulisan, fisik naskah dan informasi yang terdapat dalam kandungan naskah. G. Metode Penelitian 1. Jenis Data Dalam penelitian naskah ini yang terdapat pada Katalog Palembang dengan kode naskah LL/8/MSPD yaitu Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib. Teks naskah yang tertulis menginformasikan peristiwa atau buah pemikiran yang dituangkan dengan tulisan, dengan demikian jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa data-data tertulis. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk data primer (primer sources) dan sekunder (secondary sources) yaitu:.

(27) 15. a. Sumber data primer yaitu naskah yang berisi catatan harian Raden Haji Abdul Habib yang diperoleh dari Prabu Diradja. b. Sumber data sekunder yaitu data yang didapat tidak secara langsung, seperti: hasil penelitian sebelumnya yang tertuang dalam tulisan jurnal, buku, media elektronik dan koran yang berkaitan langsung dengan objek penelitian. c. Sumber lisan yaitu dengan cara mewawancarai informan yang dianggap ahli di dalam pernaskahan dalam rangka untuk mendapatkan informasi dari isi naskah tersebut. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain suatu proses pengadaan data primer dan data sekunder untuk keperluan penelitian. Mengingat pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu: a. Observasi yaitu melihat dan mengamati naskah yang berada pada Prabu Diradja (Sultan Mahmud Badaruddin III) yang bertempat Jalan Sultan Mansyur, 32 ilir, Kecamatan Bukit Lama, No.3275, Palembang. b. Interview yaitu mewawancarai para informan dalam rangka mendapatkan informasi naskah, menelusuri keberadaan naskah dan memperoleh data yang sesuai dengan data penelitian yang dibutuhkan..

(28) 16. c. Studi pustaka terhadap buku-buku yang relevan terhadap naskah yang diperlukan, sehingga memudahkan peneliti untuk menjelaskan teks naskah terhadap penelitian yang ada. d. Dokumentasi yaitu pemotretan dengan menggunakan kamera digital, teks ditampilkan seperti aslinya tidak ada satu halpun yang dirubah seperti ejaan atau pembagian kata, pemotretan ini menampilkan foto dengan ukuran naskah yang sudah diperkecil. 4. Analisis Data Pada tahap ini semua data dianalisis, data yang berupa naskah dilakukan dengan memahami makna teks yang berpegang pada metode content analysis, yaitu metode analisa isi dan pengungkapan makna. Pada tahap ini menggunakan metode penelitian filologi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah: 26 a. Inventarisasi Naskah Langkah pertama yang harus ditempuh oleh penyunting, setelah menentukan pilihannya terhadap naskah yang ingin disunting ialah menginventarisasikan sejumlah naskah dengan judul yang sama dimanapun berada, di dalam maupun di luar Negeri. 27 Naskah dapat dicari melalui katalogus perpustakaan-perpustakaan besar yang menyimpan koleksi naskah, museum-museum dan lain-lain. 28 Sedangkan naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib ini penulis temukan melalui 26. Nabilah Lubis. Naskah , Teks dan Metode Penelitian Filologi, h. 77. Ibid., h. 64-65. 28 Nyimas Umi Kalsum, Filologi dan Terapan (Palembang: NoerFikri Offset,2013), h. 60. 27.

(29) 17. penyelusuran terhadap katalog naskah Palembang, naskah tersebut penulis temukan di daerah 32 ilir Palembang di kediaman bapak Prabu Diradja (Sultan Mahmud Badaruddin III) beliau ini merupakan pemilik tunggal naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib yang berada di Palembang. Penulis dapat meminjam naskah asli tersebut dengan beliau untuk mengukur kertas dan mengetahui kondisi naskah tersebut. b. Deskripsi Naskah Setelah melakukan inventarisasi naskah, langkah selanjutnya adalah melakukan. deskripsi. naskah.. Deskripsi. naskah. adalah. memaparkan. atau. menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci keadaan naskah yang diteliti. Setiap naskah yang diperoleh diuraikan dengan cara terinci, teratur dan seterusnya. Informasi yang dicatat itu selain yang telah ada di dalam katalogus, ditambah lagi dengan gambaran tentang keadaan fisik naskah, kertasnya apakah terdapat tanda pabrik pembuat kertas yang disebut “watermark”. Dan catatan lainnya. 29 c. Pertanggungjawaban Transliterasi Untuk melakukan suntingan, penulis menggunakan beberapa tanda sebagai pedoman dalam melakukan suntingan, ini harus dilakukan secara konsisten. Adapun pedoman yang digunakan penulis antara lain:. 29. Ibid., h. 62..

(30) 18. 1. Edisi. teks. disesuaikan. dengan. pedoman. transliterasi. Arab-Latin. berdasarkan keputusan menteri agama dan menteri pendidikan dan kebudayaan RI nomor. 158 tahun dan nomor : 0543 b/u/1987. 2. Perbaikan teks meliputi penggantian, penambahan dan penghapusan bacaan yang dianggap menyimpang. Bagian bacaan yang dihapus diletakkan dalam aparat kritik supaya tidak mengganggu kelangsungan teks. 3. Dalam suntingannya, digunakan beberapa tanda, yaitu: \\ dua garis miring untuk pindah halaman (....) untuk menandai kata-kata yang susah dibaca atau mengalami korup/rusak. 4. Kata ulang yang tertulis dengan angka 2 (dua) dalam teks akan ditransliterasikan sesuai dengan EYD bahasa Indonesia, seperti: tersedu2 menjadi tersedu-sedu, dan lain sebagainya. 30 d. Transliterasi Transliterasi ialah penggantian huruf atau pengalihan huruf demi huruf dari satu abad ke abad lainnya. Misalnya huruf Arab-Melayu ke huruf Latin. Transliterasi ialah perubahan teks satu ejaan ke ejaan lain. Misalnya, naskah-naskah yang tertulis dengan huruf latin dengan memakai ejaan lama diubah ke dalam ejaan yang berlaku sekarang (EYD). Dalam penelitian naskah dan terjemahannya diusahakan agar. 30. Ibid,. h. 78..

(31) 19. tercermin aspirasi sebuah teks dalam lingkungannya, dan memberikan informasi yang relevan untuk pengetahuan tentang sejarah masa itu. 31 e. Analisis Isi Teks Naskah Analisis isi adalah penjelasan yang terkandung dalam teks suatu naskah kemudian ditelaah dan dijelaskan kembali menurut pemahaman dan kemampuan yang penulis miliki, bahwa naskah tersebut menjelaskan masalah yang seperti apa dan apa maksud dari isi naskah tersebut. Karena Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib berguna untuk dijadikan sebagai ilmu pengetahuan. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian yang berjudul “Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib (Sebuah Tinjauan Filologi dan Analisis Teks terhadap Naskah)” terdiri dari lima Bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II Membahas mengenai Biografi Raden Haji Abdul Habib, karyakaryanya dan wafatnya. Bab III Menjelaskan tentang naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib yang meliputi Inventarisasi Naskah, Deskripsi Naskah: Judul Naskah, Tempat Penyimpanan Naskah, Ukuran Naskah, Jumlah Halaman Naskah, Aksara dan Bahasa. 31. Ibid,. h. 79..

(32) 20. Dalam Naskah, Kertas Naskah, Pengarang, Penyalin, Tempat dan Tanggal Penulisan Naskah, Kedaan Naskah, Pemilik Naskah Dan Pemerolehan Naskah. Bab IV Menjelaskan tentang Suntingan Teks Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib yang meliputi Pertanggungjawaban Transliterasi, Transliterasi Isi Naskah, dan Analisis Teks Terhadap Naskah. Bab V Bagian akhir dari kajian ini adalah terdiri dari simpulan dan saransaran. Simpulan merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam perumusan masalah. Selain itu, bagian ini merupakan bentuk refleksi teoritis dari hasil penelitian..

(33) 21. BAB II BIOGRAFI RADEN HAJI ABDUL HABIB A. Silsilah Raden Haji Abdul Habib Pada tahun 1264/ 1848 M dari pada hari rabu yang kedua hari, bulan Ramadhan pukul dua diperanakkan Raden Haji Abdul Habib. 1Menurut Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Raden Haji Abdul Habib ini merupakan anak ketiga, anak pertama Raden Muhammad Aminullah, yang kedua Raden Abdussamad, keempat Raden Abdul Mujib, kelima Raden Hasan, keenam Raden Ayu Zubaidah yang ketujuh Raden Ayu Aisyah dan kedelapan Raden Ayu Nur mereka semua lahir di Ternate, orang tuanya bernama Pangeran Prabu Diradja dengan Nyonya Fatimah binti Haji Abbas bin Haji Abdurrahman. 2 Sedangkan nasab atau silsilah Raden Haji Abdul Habib menurut Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja yakni Raden Haji Abdul Habib bin Muhammad Paduka Prabu Diradja Abdullah bin Almarhum Sri Paduka Sultan Susuhunan Ratu Mahmud Badaruddin (SMB II) bin Almarhum Sri Paduka Sultan Mahmud Bahauddin bin Almarhum Sri Paduka Sultan Susuhunan Ahmad Najamudin bin Almarhum Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin (SMB I) bin Sultan Muhammad Mansyur bin Susuhunan Abdurrahman. 3 Berikut zuriat Raden Haji Abdul Habib sebagai berikut: 1. Lihat Naskah “Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”, h. 22. Wawancara Pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 20 Desember 2015. 2. 3. Wawancara Pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 20 Desember 2015..

(34) 22. Silsilah Raden Haji Abdul Habib SUSUHUNAN ABDURRAHMAN Khalifatul Mukminin Saydul Iman (Kiai Mas Endi Pangeran Ario Kesumo) Istrinya Ratu Agung Binti Kimas Martayuda 1659-1707 M. SULTAN MUHAMMAD MANSYUR Jaya Ing Lgo Istrinya Ratu Nyimas Singo (Putri Jambi) 1706-1758 M. Sultan Anom Alimuddin 1714 M. Sultan Agung Komaruddin 1714-1724 M. SULTAN MAHMUD BADARUDDIN JAYA WIKRAMA (SMB I) Istrinya Raden Nayu Ciblung Binti Pangeran Suryo Wikrama Subakti1724-1758 M. SUSUHUNAN AHMAD NAJAMUDDIN ADI KESUMO Istrinya Ratu Sepuh (Raden Nayu Murati) 1758-1776 M. SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN Istrinya Ratu Agung 1776-1803 M. SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN Raden Hasan Pangeran Ratu (Sunan Tuo) diberi Gelar Sultan Mahmud Badaruddin II Istrinya Masayu Ratu Zubaidah 1803-1852 M. Susuhunan Husin Diauddin (S Mudo) Sultan Ahmad Najamuddin.

(35) 23. Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu Istrinya Ratu Nakiyah. Pangeran Prabu Diradja Haji Abdullah Istrinya Nyonya Fatimah. Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom (1921). Raden Haji Abdul Habib Prabu Diradja Istrinya Cik Hajjah Maimunah. Silsilah di atas merupakan silsilah Raden Haji Abdul Habib yang menulis naskah catatan harian. 4 Selanjutnya Raden Haji Abdul Habib bin Pangeran Prabu Diraja Abdullah bin al-Marhum Sri Paduka Sultan Suhunan Mahmud Badaruddin menikah dengan Raden Ayu Maliha Cik Besak binti Raden Muhammad Said bin Pangeran Putera Dinata Ali di dalam Negeri Palembang. Dan ibu Raden Ayu Maliha Cik Ning Besak itu Sobiha Cik Ayu binti Pangeran Mangkuningrat, pada tahun seribu dua ratus delapan puluh tiga, pada hari Kamis yang keempatbelas hari bulan Dzulhijjah.5 Kemudian anak Raden Haji Abdul Habib dengan Raden Ayu Maliha itu mempunyai 8 anak yang semuanya itu diperanakkan di Palembang yaitu : Raden Muhammad Ali wafat waktu masih kecil, Raden Abdurrahman, Raden Muhammad. 4. Team Penyusun, Salayang Pandang Kesultanan Palembang Darussalam: Hambatan, Gangguan dan Rintangan Aset dan Peninggalannya (Palembang: Kesultanan Palembang, 2009), h.64. 5 Lihat Naskah “Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”, h. 28..

(36) 24. Saman, Raden Umar, Raden Utsman, Raden Ayu Alawiyah, Raden Abdullah wafat waktu masih kecil, Raden Ayu Zubaidah wafat waktu masih kecil. 6 Pada tahun seribu tigaratus enam dan pada malam kamis yang kesepuluh hari, bulan Sya’ban menikah lagi Raden Haji Abdul Habib bin al-marhum Paduka Pangeran Prabu Diraja Abdullah di dalam Negeri Singapura dengan Cik Hajjah Maimunah binti Haji Abdul Hamid bin Ledin bin Murod Juana. Sehingga pada tahun seribu tigaratus tujuh dan pada malam selasa yang kedua hari bulan Ramadhan pukul tiga di dalam Negeri Singapura, Kampung Masjid Baru diperanakan Raden Muhammad bin Raden Haji Abdul Habib, dan ibu Raden Muhammad itu Cik Hajjah Maimunah adanya. 7 Sehingga pada tahun seribu tiga ratus sebelas dan pada malam Kamis yang ketiga belas hari bulan Jumadil Akhir, pukul setengah sebelas di dalam Negeri Singapura diperanakkan Raden Ahmad Abdurrahim bin Raden Haji Abdul Habib, ibu Raden Ahmad Abdurrahim itu Cik Hajjah Maimunah. 8 Setelah itu Pada tahun seribu tiga ratus empat belas dan pada hari sabtu yang keenam hari, bulan Sya’ban, pukul sebelas di dalam Negeri Singapura diperanakkan Raden Syarif bin Raden Haji Abdul Habib. 9 Dapat diketahui bahwa Raden Haji Abdul Habib itu mempunyai dua orang isteri yakni Ayu Maliha Cik Besak dan Cik Hajjah Maimunah, dari isterinya Ayu Maliha Raden Haji Abdul Habib mempunyai delapan orang anak yaitu dua orang. 6. Lihat Naskah “Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”, h. 29. Lihat Naskah “Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”, h. 32. 8 Lihat Naskah “Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”, h. 33. 9 Lihat Naskah “Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”, h. 36. 7.

(37) 25. perempuan dan enam orang laki-laki, sedangkan dari isterinya Cik Hajjah Maimunah Raden Haji Abdul Habib mempunyai tiga orang anak yang kesemuanya adalah lakilaki. Pada tahun seribu tiga ratus sembilan dan pada malam Sabtu yang kedua puluh hari bulan Sya’ban keluar dari Palembang Raden Haji Abdul Habib dan Raden Ayu Zakiyah Cik Kecik dan Raden Ayu Hajjah Syarifah Aisya dan Raden Ayu Zainab Mahani dan Raden Mahmud Pergi Haji di Mekkah al-Musyarrafah adanya ikut kapal Mim Safil bayar tambang 25 dollar. 10 B. Karya-karya Raden Haji Abdul Habib Raden Haji Abdul Habib banyak menuliskan peristiwa-peristiwa sejarah perjalanan hidupnya, naskah yang dimiliki Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja merupakan karya-karya karangannya yaitu naskah catatan harian, naskah ini berisi teks catatan harian yang berisi berbagai hal, misalnya catatan yang mengisahkan berbagai peristiwa yang terjadi sekitar tahun 1860 pada saat itu dan peristiwa demi peristiwa dicatat dengan rapi. Misalnya “pada hari senin, jam 2 Raden Adipati Sibajaya bin pangeran.. pergi ke negeri Psyr-hn dan ibu Raden Adipati Sibajaya itu Raden Ayu Rahimah. Pada teks awal naskah ini “pada tahun duapuluh ratus enam puluh dan pada tahun hari rabu wage yang kedua belas hari Rajab waktu jam pukul dua belas, Maulana Hasan ibn Ibrahim bin Ali Banu Kurais ahli Mekkah datang bersama-sama. 10. Lihat Naskah “Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib”, h. 33..

(38) 26. dengan Kiai Keling bertuturan ke Negeri Gersik.” Pada teks akhir, “Mendengar anakanda Umar dan anakanda Abdurrahman mendapat anak meskipun… di Negeri Allah Malikulrahman, ya Allah tunjukan ampun di dalamnya ini. Singapura pada hari kamis… Jumadil akhir.” 11 Selanjutnya, karya Raden Haji Abdul Habib naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib naskah ini berisi teks catatan harian berisi berbagai hal, misalnya catatan yang mengisahkan bahwa 1305 pada hari selasa, 7 likur, bulan Sya’ban, pukul setengah lima, diperanakkan Raden Ayu Zubaedah yang dikubur dekat saudaranya yaitu Raden Abdullah. Pada bagian awal naskah ini “Alamat kitab milik Raden Abdul Habib bin Muhammad Paduka Prabu Diradja Abdullah bin Almarhum Sri Paduka Sultan Susuhunan Ratu Mahmud Badaruddin bin Almarhum Sri Paduka Sultan Mahmud Bahaudin bin Almarhum Sri Paduka Sultan Susuhunan Ahmad Najamudin bin Almarhum Sri Paduka Temenggung Mancanegara.” Pada bagian akhir “Bulan januari Wā Allāhu A’lamu telah selesai daripada menulis ini hisab di dalamnya Negeri Singapura kampung Masjid Kiai Tuan Haji Ma’ruf pada tahun seribu tiga ratus tiga belas dari pada tahun Hijrah dan pada rabu yang kelima belas hari bulan Rabiul Awal pukul dua adanya. 12 Menurut Maria Indra Rukmi salah seorang staf pengajar pada Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mengatakan kegiatan para Raden, yang dimulai dengan kelahiran atau perjalanan ke tempat lain 11. Achadiati dkk., Katalog Naskah Palembang (Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara, 2004), h.. 12. Ibid., h. 134.. 135..

(39) 27. seperti Gersik, dicatat dengan hari dan tanggalnya. Catatan harian milik Raden Haji Abdul Habib, keturunan Sultan Mahmud Badaruddin, ada yang ditulis di Singapura, yang isinya antara lain memuat waktu kelahiran, kematian, dan tempat kubur Raden Ayu Zubaedah. Penanggalan dalam naskah catatan harian Raden Abdul Habib bertahun 1860. 13 Raden Haji Abdul Habib juga membuat Syair untuk Sultan Mahmud Badaruddin sebagai berikut: Sultan Mahmud Badaruddin yang punya Negeri Datanglah musuh tidak tertepi Dengan takdir tuhan yang qohari Pindahlah ia kelain negeri Dari Palembang ke Ternati Diamlah disana berbuat bhakti Jikalau iman kurang mengerti Rusaklah badan serta hati Rusak badan pada itu ketika Karena berperang dengan kapir celaka Tetapi jikalau tidak didaulat belaka Niscaya menang pula Sri Paduka Syair ini dibuat pada tanggal 9 Syawal 1316, oleh Raden H. Abdul Habib Prabu Diradja bin Pangeran Prabu Diradjah Abdullah bin Susuhunan Ratu Mahmud Badaruddin (SMB II). 14 Kemudian karya Raden Haji Abdul Habib berikutnya yaitu naskah Denah Perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II Di Ternate Maluku Utara naskah bagian A yang di teliti oleh Fetri Fajeri yang isi teksnya berupa denah dari sebuah 13. Maria Indra Rukmi, “Penyalinan Naskah Melayu di Palembang: Upaya Mengungkap Sejarah Penyalinan”, dalam http://www.rajawali.com/id/article. di akses pada 20 November 2015. 14 Kemas A. R. Panji, “Sultan Mahmud Badaruddin II”, Tamaddun: Jurnal Sastra dan Kebudayaan Islam, No 1/volume XIII (Januari-Juni 2013), h. 105..

(40) 28. perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II, keluarga dan pengikutnya di Ternate, yang terdiri dari atas banyak rumah pangeran, bupati, sumur, pintu dan jalan serta nama-nama pengikut Sultan Mahmud Badaruddin II. 15 Penjelasan Karya-karya Raden Haji Abdul Habib, memang karyanya merupakan karya yang bersifat sejarah menjelaskan peristiwa-peristiwa semasa perjalanan hidupnya. Saat ini kita bisa melihat naskah di ahli warisnya yaitu Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. Perlu diketahui bahwa menurut Raden Muhammad Syafei Prabu Dirdja, Raden Haji Abdul Habib ini bukanlah seorang ulama dan juga bukanlah seorang Sultan tetapi dia hanyalah keturunan Sultan saja pada saat itu dan dia juga hanyalah seorang penulis naskah saja. 16 C. Makam Raden Haji Abdul Habib Menurut Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Raden Haji Abdul Habib itu dimakamkan dibelakang PM lama Jalan Talang Keranggo. Sedangkan menurut Raden Abdul Rachman adik dari Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. Lokasi makam Raden Abdul Habib posisinya terletak diluar komplek makam, memiliki kubah, keadaan makam pada batu nisan tidak terdapat inskripsi tulisan Arab Melayu batu nisan polos tidak ada tulisan sehingga peneliti sulit menentukan tahun berapa. 15. Fetri Fajeri, “Denah Perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II Di Ternate Maluku Utara”, dalam Skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah, (Palembang: Fakultas Adab dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah, 2014), h. 51. 16 Wawancara pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 22 Desember 2015..

(41) 29. Raden Abdul Habib Wafat dan apakah kebenaran makam ini makam Raden Abdul Habib.. 17. Gambar 1 Makam Raden Abdul Habib. Selanjutnya Raden Abdurrachman dan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja mendapatkan cerita dari kakek dan ayahnya 18 menurut mereka di sanalah lokasi makam Raden Abdul Habib. 19 Peneliti kesulitan untuk mencari informasi tentang makam Raden Abdul Habib karena informasi yang dianggap tahu tentang Raden Haji Abdul Habib ialah keluarga Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja itu sendiri dan faktor lain belum pernah ada yang secara spesifik melakukan penelitian tentang biografi Raden Haji Abdul Habib tersebut.. 17. Wawancara Pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 22 Desember 2015. 18 Wawancara pribadi dengan Raden Abdurrahman, Palembang, 10 Januari 2016. 19 Wawancara pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 29 Desember 2015..

(42) 30. BAB III DESKRIPSI NASKAH CATATAN HARIAN RADEN HAJI ABDUL HABIB A. Inventarisasi Naskah Langkah pertama yang harus ditempuh oleh penyunting, setelah menentukan pilihannya terhadap naskah yang ingin disunting ialah menginventarisasikan sejumlah naskah dengan judul yang sama di manapun berada, di dalam maupun di luar Negeri. 1 Naskah dapat dicari melalui katalogus perpustakaan-perpustakaan besar yang menyimpan koleksi naskah, museum-museum dan lain-lain. 2 Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib terdapat pada Katalog Naskah Palembang, Achadiati Ikram, yang diterbitkan oleh YANASSA, bekerjasama dengan Tokyo University of Foreign Studies (TUFS), Tahun 2004. Di dalam Katalog ini, naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib dicatat dengan kode LL/8/MSPD dan LL/08/MSPD dengan judul naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib. 3 Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja merupakan naskah tunggal yang dimiliki oleh ahli waris keturunan Sultan Mahmud Badaruddin II, yaitu Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. Di kediamannya beliau hanya menyimpan naskah-naskah dari Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), bukan hanya naskah catatan harian Raden Haji 1. Nabilah Lubis, Naskah, Teks dan Metode penelitian Filologi (Jakarta: Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996), h. 64-65. 2 Nyimas Umi Kalsum, Filologi dan Terapan (Palembang: NoerFikri Offset,2013), h. 60. 3 Achadiati, dkk., Katalog Naskah Palembang (Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara, 2004), h. 135..

(43) 31. Abdul Habib, melainkan masih banyak lagi koleksi naskah yang dimilikinya seperti naskah Denah Perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II di Ternate Maluku Utara, yang diteliti oleh Fetri Fajeri dan naskah Al-Qur’an yang diteliti oleh Ridho. Menurut Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja semua naskah-naskah yang dimilikinya di dapat dari ayahnya Raden Haji Abdul Hamid. 4 B. Deskripsi Naskah Setelah melakukan inventarisasi naskah, langkah selanjutnya adalah melakukan deskripsi naskah. Deskripsi naskah adalah memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci keadaan naskah yang diteliti. Dalam tahap mendeskripsikan naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib, naskah tersebut dijelaskan menggunakan kodikologi atau Manuscript Description ilmu tentang pernaskahan yang menjaring, mempelajari seluk-beluk semua aspek fisik naskah, antara lain bahan, umur, tempat penulisan dan perkiraan penulisan penulis naskah.5 Kemudian Dain juga mengatakan bahwa Kodikologi ialah ilmu yang mengenai naskah dan ditambahkannya bahwa salah satu di antara berbagai tugas dan “daerah” atau masalah penyusunan katalog. 6. 4. Wawancara Pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 22 Desember 2015. 5 Siti Baroroh Baried, dkk., Pengantar Teori Filologi (Yogyakarta: Badan Penelitian dan publikasi Fakultas (BPPF), Seksi Filologi, Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada, 1994), h. 56. 6. Sri Wulan Rujiati Mulyadi, Kodikologi Melayu di Indonesia (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1994), h. 37..

(44) 32. Ditambah lagi dengan gambaran fisik naskah, kertasnya apakah terdapat tanda pabrik pembuatan kertas yang disebut “ watermark”. 7 Selanjutnya dilakukan pendeskripsian terhadap naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib sebagai berikut: 1. Judul Naskah Judul yang terdapat pada naskah diteliti tidak memiliki judul yang dibuat oleh penulis naskah. Telah dilakukan pencarian terhadap teks naskah bahwasanya naskah tersebut tidak memiliki judul dan tidak mempunyai kolofon, tetapi di dalam Katalog Naskah Palembang naskah tersebut diberi judul dengan catatan harian, sebab isi naskah itu menginformasikan berbagai peristiwa yang terjadi sekitar tahun 1860 M pada saat itu dan peristiwa demi peristiwa dicatat dengan rapi. Misalnya “Pada tahun sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan pada hari senin Pahing jam pukul dua dizahir Raden Adipatih Sibajaya bin Pangeran Pasarean di Negeri Pasirihan dan ibu Raden Adipatih Sibajaya itu Raden Ayu Rohmah. Pada Katalog Naskah Palembang, penyunting utama Achadiati Ikram, yang diterbitkan oleh YANASSA, bekerjasama dengan Tokyo University of Foreign Studies (TUFS), Tahun 2004. 8 Di dalam Katalog ini, naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib dicatat dengan kode LL/8/MSPD dan LL/08/MSPD dengan judul naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib. 9. 7. Nyimas Umi Kalsum, Filologi dan Terapan, h. 62. Achadiati, dkk., Katalog Naskah Palembang, h. 135. 9 Judul naskah yang terdapat pada naskah juga sudah terinventarisasi dalam Achadiati, dkk., Katalog Naskah Palembang (Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara, 2004), h. 135. 8.

(45) 33. 2. Tempat Penyimpanan Naskah Tempat penyimpanan naskah merupakan hal terpenting terhadap kondisi naskah itu sendiri. Naskah-naskah Nusantara banyak tersimpan di berbagai negara. Kecuali Indonesia, tidak kurang dari 26 negara lainnya yang menyimpan naskahnaskah sastra lama kita, yaitu Malaysia, Singapura, Brunei, Srilanka, Thailand, Mesir, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Negeri Belanda, Inggris, Australia, Irlandia, Swedia, Swiss, Denmark, Norwegia, Polandia, Cekoslowakia, Spanyol, Prancis, Italia, Jerman Barat, Jerman Timur, Belgia dan Rusia. 10 Sedangkan di dalam negeri naskah-naskah Nusantara banyak disimpan di museum, perpustakaan-perpustakaan lembaga kebudayaan dan masih banyak lagi yang tersebar di masyarakat pemiliknya (milik perorangan atau ahli waris dari generasi ke generasi). Pada saat ini naskah-naskah Palembang terdapat di dalam maupun di luar negeri. Kini tersimpan di dalam perpustakaan Indonesia dan Belanda. Pada perpustakaan Universitas Leiden terdapat 65 koleksi naskah Palembang pasca keruntuhan Kesultanan Palembang Darussalam dikalahkan Belanda pada tahun 1825. 11 Adapun dalam perpustakaan Nasional menyimpan kurang lebih 45 naskah Palembang. 12 Sebagian besar naskah di Palembang saat ini tersimpan sebagai koleksi pribadi di masyarakat. Naskah-naskah itu sebagian besar merupakan harta warisan yang diterima secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Pada katalog naskah 10. Hendri Chambert-Loir dan Oman fathurrahman, Khazanah Naskah Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia (Jakarta: Yaysan Obor Indonesia, 1999), h. 195-196. 11 Iskandar, Kesusastraan Klasik Melayu Sepanjang Abad (Jakarta: Libra, 1999), h. 433. 12 Achadiati Ikhram, Jati Diri Yang Terlupakan:Naskah-Naskah Palembang (Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara, 2004), h. 67-69..

(46) 34. Palembang yang disusun oleh Achadiati Ikhram, dkk tahun 2004 diketahui naskah koleksi milik pribadi di masyarakat Palembang jumlahnya cukup banyak tercatat 215 naskah. 13Termasuk naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja ini. Tempat penyimpanan naskah-naskah yang ada pada ahli waris di Palembang tersebut berada di rumah pribadi. Cara menyimpannya yang beragam, mereka merawat naskah dengan bungkus kain, diletakkan pada pelapon, kotak kayu, lemari dan lain-lain sebagainya. 14 Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib dimiliki oleh ahli waris yaitu Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. Beliau ini merupakan zuriat dari Sultan Mahmud Badaruddin II, yang dikenal oleh orang Palembang sebagai Sultan Mahmud Badaruddin III (SMB III) Prabu Diradja. 15 Prabu Diradja bertempat tinggal di Jalan Sultan Mansyur, Rt 059, Rw 03, 32 Ilir Palembang, No 776. Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja ini banyak menyimpan koleksi naskah peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam yang berupa silsilah keluarga, stempel (cap) Sultan Mahmud Badaruddin II, naskah Tasawuf, Rukun Islam, AlQur’an, Denah perkampungan Sultan Mahmud Badaruddin II di Ternate Maluku Utara dan naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib, yang menjadi objek 13. Titik Padjiastuti, “Memandang Palembang dari Khazanah Naskahnya”, artikel diakses pada 28Oktober2015 dari http://www.kumpulannaskah-naskahdipalembang.mit.edu90/index.html. 14 Ibid,. 15 Pada hari senin tanggal 29 Dzulhijjah 1423 H atau 3 Maret 2003 pada pukul 10.00 WIB di Masjid Lawang Kidul Palembang dikukuhkan Drs. Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja sebagai Sultan Palembang Darussalam dengan gelar Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin Prabu Diradja atau Sultan Mahmud Badaruddin III, pengukuhan yang dihadiri oleh Para Zuriat/ Kerabat dan utusan dari daerah (Bangka, Belitung, Komering, Lahat, Musi Banyuasin dll) untuk lebih jelasnya lihat Buku Salayang Pandang Kesultanan Palembang Darussalam: Hambatan Gangguan dan Rintangan Aset dan Peninggalannya (Palembang: Kesultanan Palembang, 2009), h. 31..

(47) 35. penelitian. Naskah tersebut berada di kediaman Prabu Diradja yang disimpan di dalam bungkusan Kain Putih Transparan dan Sorban Merah Putih di dalam lemari. Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib ini diletakkan bersama koleksi naskah-naskah yang dimiliki oleh Prabu Diradja. 16. Gambar 2 ( Lemari Tempat Penyimpanan Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib ) 3. Ukuran Naskah Setiap naskah memiliki ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan bagaimana tulisan yang ditorehkan khususnya Sumatera Selatan tertulis diatas bahan, yaitu bilahbilah bambu (disebut gelumpai), batang bambu, kulit kayu, tongkat rotan, tanduk, kertas dan lain sebagainya. 17 Pengukuran dimulai dari lipatan halaman atau panjang halaman baru kemudian lebar halaman. Kalau alas naskah berupa lontar, yang diukur ialan panjang lontar lebih dahulu. 18 Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib. 16. Observasi sekaligus Wawancara pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 22 Desember 2015. 17 Hendri Chambert-Loir dan Oman Fathurrahman, Khazanah Naskah Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia, h. 196. 18 Sri Wulan Rujiati Mulyadi, Kodikologi Melayu di Indonesia, h. 39..

(48) 36. Koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja setelah diukur dengan menggunakan alat ukur, naskah ini memiliki ukuran Panjang 24,5 cm dan Lebar 17,5 cm dengan ketebalan 0,6 cm. Sama seperti dalam Katalog Naskah Palembang yang disusun oleh Achadiati Ikhram dkk yang menyebutkan dengan ukuran 17,5 x 24,5 cm, hanya saja dalam katalog tersebut tidak menyebutkan ketebalannya. Setelah dilakukan pengukuran terhadap naskah di dapati ketebalan 0,6 cm, naskah catatan harian ini tanpa sampul. Adapun jarak atau spasi tulisan di dalam Naskah catatan harian ini yaitu bagian kanan berukuran 4,6 cm, bagian kiri 1,5 cm, bagian bawah 4 cm dan bagian atas 3 cm. 4. Jumlah Halaman Naskah Dalam penghitungan halaman lebih banyak dipakai dibandingkan dengan penghitungan menurut lembar. Sebaiknya, juga mencantumkan jumlah halaman yang kosong, kalau ada; baik yang terdapat sebelum, di tengah, dan sesudah teks. Pada waktu orang menjilid, biasanya orang menambahkan juga halaman-halaman kosong sebelum dan sesudah teks (lembar pelindung). Hal ini perlu diketahui, supaya kita tidak terkecoh karena biasanya ada perbedaan antara kertas tambahan pada waktu penjilidan dan kertas naskah. 19 Setelah dilakukan penghitungan terhadap naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib milik Prabu Diradja ini memiliki lembaran 40 dan halaman berjumlah. 19. Ibid., h. 39.

(49) 37. 38, terjadi perbedaan dalam jumlah halaman pada Katalog Naskah Palembang. Dalam Katalog Naskah Palembang memiliki jumlah 29 halaman, sedangkan dilakukan penghitungan kembali jumlah lembaran 40 sedangkan halaman yang terdapat pada naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib Prabu Diradja berjumlah 38 halaman, 20 Selisih 11 lembar. 5. Aksara dan Bahasa Dalam Naskah Aksara dalam pernaskahan ini mengunakan Aksara Jawi, dengan mengadopsi tulisan Arab dengan bunyi bahasa Jawi/ Arab Melayu. Sehingga. bahasa yang. digunakan dalam pernaskahan ini yaitu bahasa melayu. 6. Kertas Naskah Kertas (paper) adalah salah satu alas naskah yang paling banyak digunakan untuk menulis manuskrip. Melihat asal usul katanya dalam bahasa inggris (paper) kata ini biasa jadi memiliki akar hubungan dengan (papyrus), yang merupakan bahan tulis asal Mesir kuno. Kertas untuk pertama kalinya ditemukan di China. Bangsa Eropa sendiri, yang belakangan kertas hasil produksinya yang paling banyak di gunakan di Nusantara. 21 Meski dunia Arab dan Eropa belajar membuat kertas dari China, tetapi hasil produksinya tetap tidak persis sama mengingat bahan dasar yang digunakan untuk membuat kertas disatu tempat tidak selalu dapat ditemukan di tempat lain, itulah mengapa kertas China berbeda dengan kertas ropa, seperti halnya 20. Naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib dilakukan pengukuran dan penghitungan tanggal 22 Desember 2015, pukul 11.45 dirumah Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja yang beralamatkan di Jalan Sultan Mahmud Mansyur No. 776, Kelurahan 32 Ilir Palembang. 21 Oman Fathurahman, Filologi dan Islam Indonesia (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, 2010). h. 50..

(50) 38. juga kertas Mesir (papyrus), atau kertas Jepang, atau kertas buatan Nusantara, akan berbeda satu sama lainnya. 22Kertas yang digunakan dalam pembuatan naskah Catatan Harian ini menggunakan kertas Eropa yang sudah berwarna kuning kecoklatan, tanpa cap kertas. Tinta yang dipakai dua warna, hitam dan merah; hitam untuk menulis teks dan merah untuk membuat rubrikasi. 23 7. Pengarang, Penyalin, Tempat dan Tanggal Penulisan Naskah Nama penulis atau nama penyalin, tempat dan tanggal penulisan biasanya dapat dicari pada kolofon naskah. 24Kolofon adalah catatan penulis, umumnya pada akhir naskah, berisi keterangan mengenai tempat, waktu dan penyalinan naskah. 25Pada naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja ini peneliti tidak menemukan sebuah kolofon yang dapat menginformasikan tentang penulis, tanggal dan tempat dimana naskah catatan harian ini dibuat. Peneliti hanya mendapati teks yang berupa tulisan pada bagian akhir naskah, yang isi dari tulisan bagian akhir teks naskah ini menjadi penutup dan sekaligus sebagai bagian terakhir dari naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja ini. Berikut isi teks naskah yang terdapat pada bagian akhir naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib ini:. 22. Ibid,.h. 51. Achadiati, dkk., Katalog Naskah Palembang, h. 135. 24 Sri Wulan Rujiati Mulyadi, Kodikologi Melayu di Indonesia, h. 40. 25 Nyimas Umi Kalsum, Filologi dan Terapan, h. 57. 23.

(51) 39. Raden Syarif bin Raden Haji Abdul Habib bin Pangeran Haji Prabu Diradjah Abdullah bin Suhunan Mahmud Badaruddin bin Sultan Muhammad Bahauddin bin Suhunan Ahmad Najamuddin. Gambar 3: Lembaran terakhir yang berisi teks pada naskah catatan harian Raden Haji Abdul Habib. 26 8. Keadaan Naskah Keadaan atau kondisi naskah baik buruknya harus diutarakan, tanpa mendominasi satu pihak dan juga tidak memberi komentar kalau keadaan naskah baik ataupun buruk. 27 Kondisi keadaan naskah Catatan Harian Raden Haji Abdul Habib koleksi Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja ini masih bagus namun beberapa tulisannya saja yang hangus atau terhapus dibeberapa halaman dan belum ada yang sobek atau rusak sama sekali kertasnya. Naskah tersebut sudah berada pada Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja ketika ayahnya Raden Abdul Hamid meninggal. 26. Observasi sekaligus Wawancara pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 22 Desember 2015. 27 Sri Wulan Rujiati Mulyadi, Kodikologi Melayu di Indonesia, h. 41..

(52) 40. dunia, semua koleksi naskah-naskah diserahkan kepada anak pertamanya Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. 9. Pemilik Naskah dan Perolehan Naskah Palembang memiliki warisan kebesaran masa lampau yang sebagian telah dilestarikan dalam bentuk naskah dan kini aman tersimpan dalam perpustakaan di Indonesia dan Belanda. Dalam perpustakaan Universitas Leiden terdapat kumpulan naskah Sultan Mahmud Badaruddin berjumlah 65 manuskrip yang ditempatkan disana setelah kekalahan Palembang oleh Belanda. Sebagian besar naskah di Palembang kebanyakan dimiliki oleh perorangan sebagai harta warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi. 28 Di antara para pemilik naskah yang mempunyai hubungan dengan mantan keluarga Kesultanan adalah Alm. Johan Hanafiah, Alm. R. M. Akib yang koleksinya kini ditangan cucunya R. Ibrahim, Kemas Andi Syarifudin dan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. Para pemilik naskah keagamaan umumnya keturunan Arab, dan kebanyakan bekerja sebagai guru ngaji, adapun nama-nama pemilik naskah tersebut, Idrus Al-Munawar yang memperoleh naskahnya dari Alm Gurunya, Ustadz Ahmad Alwi Bahsin, Idrus Al-Munawar bertempat tinggal di Lorong Al-Munawar, 13 Ulu. Said Alwi Assegaf (17 Manuskrip), Lorong BBC 12 Ulu, Alwi Habib Ba’sin (7 Manuskrip), Haji Ahmad Fauzi (17 Manuskrip), yang berasal dari kakek buyutnya, Kiai Haji Abdullah Azhari, 5 Ulu Laut, Muhammad Jafri yang memiliki (20 28. Titik Padjiastuti, “Memandang Palembang dari Khazanah Naskahnya”, makalah dalam format pdf. Diakses tanggal 20 Oktober 2015, h. 3..

(53) 41. Manuskrip) dari Masagus Haji Abdul Azim, 7 Ulu Rt 05 Rw 11, seberang Ulu, Ustadz Ending yang memiliki (3 Naskah Wayang), Lorong Agung, K.H. Muhammad Zen Syukri, Salman Ali, Rizal Pahlevi, Nyimas Laili Yulita dan Baba H. Machmud Abbas, Bchk. 29Koleksi naskah yang terakhir ini disimpan oleh keponakannya yaitu Nyimas Umi Kalsum. Ketika pendataan naskah dalam pembuatan Katalog Naskah Palembang, Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja bertempat tinggal di Jalan Veteran Lorong RRI No. 1-A, Palembang. Saat ini Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja bertempat di Jalan Sultan Mansyur No. 776, Kelurahan 32 Ilir Palembang. Semua koleksi naskah-naskah yang diperolehnya di dapat dari ayahnya Raden Haji Abdul Hamid. Berikut zuriat dari Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja sebagai berikut: Silsilah Sultan Mahmud Badaruddin Prabu Diradja SUSUHUNAN ABDURRAHMAN Khalifatul Mukminin Saydul Iman (Kiai Mas Endi Pangeran Ario Kesumo) Istrinya Ratu Agung Binti Kimas Martayuda 1659-1707 M. SULTAN MUHAMMAD MANSYUR Jaya Ing Lgo Istrinya Ratu Nyimas Singo (Putri Jambi) 1706-1758 M. Sultan Anom Alimuddin 1714 M. 29. SULTAN MAHMUD BADARUDDIN JAYA WIKRAMA (SMB I) Istrinya Raden Nayu Ciblung Binti Pangeran Suryo Wikrama Subakti1724-1758 M. Achadiati Ikhram, dkk., Katalog Naskah Palembang, h. 10.. Sultan Agung Komaruddin 1714-1724.

(54) 42. SUSUHUNAN AHMAD NAJAMUDDIN ADI KESUMO Istrinya Ratu Sepuh (Raden Nayu Murati) 1758-1776 M. SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN Istrinya Ratu Agung 1776-1803 M. SUSUHUNAN RATU MAHMUD BADARUDDIN Raden Hasan Pangeran Ratu (Sunan Tuo) diberi Gelar Sultan Mahmud Badaruddin II 1803-1852 M. Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu. Pangeran Prabu Diradja Haji Abdullah. Raden Haji Abdul Habib Prabu Diradja(1900). RADEN HAJI SYARIF Prabu Diradja Wafat 1985 M RADEN HAJI ABDUL HAMID Prabu Diradja Wafat 1987. Susuhunan Husin Diauddin (S Mudo) Sultan Ahmad Najamuddin Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom (1921).

(55) 43. Pangeran Bupati Hamzah Pangeran Prabu Wikrama Abdurrahman Pangeran Prabu Kesumo Abdul Hamid Pangeran Prabu Nandito Muhammad Pangeran Prabu Dilaga Mukhlis Pangeran Prabu Manggala Umar Pangeran Prabu Dikara Muhammad Yasin Pangeran Prabu Dwingso Muhammad Zen Pangeran Noto Anggala Alwi Pangeran Suryo Dilaga Toha Pangeran Kesumo Muhammad Syeh Pangeran Kesumo Manggalo Mahdor Pangeran Suto Wijaya Usman Pangeran Suto Wijaya Akil Pangeran Suto Diradjah Abu Bakar Pangeran Kesumo Diradjah Muhammad Syafin Pangeran Kesumo Dimkian Muhammad Hasan Pangeran Putro Dinoto Ali Raden Nayu Fatimah Purbayo Abdul Rohim Raden Nayu Halimah Kerama Noto Raden Nayu Azimah Sayid Asegaf d h i h. SULTAN MAHMUD BADARUDDIN Prabu Diradja (SMB III) Drs. Raden Muhammad Syafei PrabuDiradja. Raden Ayuh Rati Rania. Raden Ayuh Ratnah Mutia. Raden Muhammad Fauwaz Diradja. Silsilah di atas merupakan keturunan Prabu Diradja, Raden Haji Abdul Habib merupakan nenek buyut Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja. 30Manurut Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Naskah Catatan Harian ini merupakan hasil tulisan tangan Raden Haji Abdul Habib, karena Raden Haji Abdul Habib ini merupakan penulis naskah, beliau memperoleh naskah semenjak Ayahnya Raden Haji Abdul. 30. Team Penyusun, Salayang Pandang Kesultanan Palembang Darussalam: Hambatan, Gangguan dan Rintangan Aset dan Peninggalannya (Palembang: Kesultanan Palembang, 2009), h.64..

(56) 44. Hamid meninggal dunia pada tahun 1987 M. 31 Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja mendapat naskah dari Raden Haji Abdul Hamid, dari Raden Haji Syarif, dari Raden Haji Abdul Habib, dari Pangeran Prabu Diradja Haji Abdullah Bin Sultan Mahmud Badaruddin II.. 31. Wawancara pribadi dengan Raden Muhammad Syafei Prabu Diradja, Palembang, 22 Desember 2015..

(57) 45. BAB IV SUNTINGAN TEKS CATATAN HARIAN RADEN HAJI ABDUL HABIB A. Pertanggungjawaban Transliterasi Untuk melakukan suntingan, penulis menggunakan beberapa tanda sebagai pedoman dalam melakukan suntingan, ini harus dilakukan secara konsisten. Adapun pedoman yang digunakan penulis antara lain: 1. Edisi teks disesuaikan dengan Pedoman Teransliterasi Arab-Latin sesuai dengan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1997 dan No. 0543 b/U/1987 Tertanggal 12 Januari 1988 sebagai berikut: Huruf Arab. Nama Latin. Huruf. Keterangan. ‫ا‬. Alif. _. Tidak dilambangkan. ‫ب‬. Bā’. B. _. ‫ت‬. Tā’. T. _. ‫ث‬. Ṡā’. Ṡ. S dengan titik di atasnya. ‫ج‬. Jim. J. _. ‫ح‬. Ḥā’. Ḥ. H dengan titik di bawahnya. ‫خ‬. Khā’. Kh. _. ‫د‬. Dāl. D. _. ‫ذ‬. Żāl. Ż. Z dengan titik di atasnya.

(58) 46. ‫ر‬. Rā’. R. _. ‫ز‬. Zā’. Z. _. ‫س‬. Sin. S. _. ‫ش‬. Syin. Sy. _. ‫ص‬. Ṣād. Ṣ. S dengan titik di bawahnya. ‫ض‬. Ḍād. Ḍ. D dengan titik di bawahnya. ‫ط‬. Ṭā’. Ṭ. T dengan titik di bawahnya. ‫ظ‬. Ẓā’. Ẓ. Z dengan titik di bawahnya. ‫ع‬. ‘Ain. ‘. Koma terbalik di atasnya. ‫غ‬. Gain. G. _. ‫ف‬. Fā’. F. _. ‫ق‬. Qāf. Q. _. ‫ك‬. Kāf. K. _. ‫ل‬. Lām. L. _. ‫م‬. Mim. M. _. ‫ن‬. Nūn. N. _. ‫و‬. Wāwu. W. _. ‫ه‬. Hā’. H. _. ‫ء‬. Hamzah. ‘. Apostrof. ‫ي‬. Yā’. Y. _.

Gambar

Gambar 3: Lembaran terakhir yang berisi teks pada naskah catatan harian Raden Haji  Abdul Habib

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penerapan teori belajar Bruner dapat

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah ‘’Apakah pengaruh konseling kelompok dengan menggunakan teknik role playing

Didasarkan atas identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh komunikasi

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka fokus masalah penelitian ini adalah bagaimana surat kabar Harian Serambi Indonesia membingkai (frame)

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus pemasalahan dalam penelitian ini adalah :

Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah sehingga penelitian yang dilakukan bisa lebih fokus pada Penerapan

1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan di atas, Penulis membatasi permasalahan yang ada, maka fokus yang akan diteliti dalam penelitian ini

Batasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, fokus masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah praktik pengambilan keputusan politik Nabi