• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD"

Copied!
442
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Khatarina Sesilia Riberu NIM: 131134200. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Khatarina Sesilia Riberu NIM: 131134200. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASIBEttAR IPA SISWA KELAS. Ⅳ. SD NEGERI KARANGMLOK0 1. TAHUN PELハ Jm 2016/2017 MELALUI PENERAPAN. MODEL PEMBEttARAN K00PERATIF TIPE STAD. u. c b i R 0 0 2. ︰ h e ︲ o. r g. 8. T. 狙. A. a. M. m. 03ノ. ・. 戸 12017 ∼. Pembimbing II. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti,SoSi.,M.T.,M.Sc.. T叫 罪 」 25 Apri1 2017. ヽ.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan bimbingan selama proses perjalanan hidup saya. 2. Ayah dan Ibuku tersayang, Ignasius Weti Riberu dan Ibu Margaretha Noa Labina yang selalu memberi semangat, motivasi, doa dan selalu mendukung saya secara moral dan mateerial. 3. Adik-adik saya yang tersayang, Aloysius Luis Riberu, Antonius Erasmus Riberu, Yohanes Semau Riberu dan Monika Maksensi Riberu, yang selalu mendukung dan memberi semangat selama perjalanan hidup saya. 4. Sahabat-sahabat terbaik saya di Cana Community yang selalu memberikan support. 5. Keluarga besar Bromo 21 yang selalu memberikan dukungan selama menempuh kuliah di Yogyakarta. 6. Bapak Drs. YB. Adimassana, M.A dan Ibu Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc, selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing. II yang selalu sabar memberikan bimbingan selama. menyusun skripsi ini. 7. Seluruh Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang memberikan ilmu dan pengalaman belajar di kampus tercinta. 8. Teman-teman mahasiswa S1 PGSD angkatan 2013, atas kerjasama, semangat dan perjuangan bersama dalam menempuh perkuliahan di kampus tercinta. 9. Almamater saya yang tercinta, Universitas Sanata Dharma.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Motto “Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahan sendiri. Kesusahan sehari, cukuplah untuk sehari” (Mat. 6:34) “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat. 7:7) “Duc in Altum” (Luk. 5:4 ) “Ora et Labora” “Bila bebanmu terasa berat, hadapilah dengan senyum”. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGMLOKO 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Khatarina Sesilia Riberu Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) meningkatkan kerjasama siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA; (3) meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1, tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang Rangka tubuh manusia. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, kuesioner, dan tes tertulis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut: penyampaian tujuan dan motivasi, penyampaian materi, pembagian kelompok, kerja kelompok, kuis, dan pemberian penghargaan; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama siswa. Hal ini tampak pada peningkatan skor dari kondisi awal 44,69 (rendah) menjadi 74,67 (tinggi) pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 84,32 (tinggi); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini tampak pada peningkatan nilai rata-rata ulangan dari kondisi awal 52,89 dengan persentase ketuntasan belajar (39,28%), meningkat menjadi 63,84 dengan persentase ketuntasan belajar (71,87%) pada siklus I, kemudian menjadi 68,37 dengan persentase ketuntasan belajar (81,25%) pada siklus II. Kata Kunci: Kerjasama, Prestasi belajar, Model pembelajaran kooperatif tipe STAD. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT IMPROVING GRADE IV STUDENTS’ COOPERATION AND ACHIEVEMENT IN LEARNING SCIENCE THROUGH THE USE OF STAD COOPERATIVE LEARNING MODEL AT KARANGMLOKO STATE ELEMENTARY SCHOOL 1 SCHOOL YEAR 2016/2017 Khatarina Sesilia Riberu Sanata Dharma University 2017 The background of this research was the low cooperation and learning achievement of grade IV students of Karangmloko State Elementary School 1. This research aimed to: (1) describing the effort to increase the cooperation and learning achievement in learning Science of grade IV students of Karangmloko State Elementary School 1 school year 2016/2017 by applying STAD cooperative learning model; (2) increasing cooperation between grade 4 students of Karangmloko State Elementary School 1 through the use of STAD cooperative learning at Science subject; (3) increasing learning achievements in Science subject of grade IV students of Karangmloko State Elementary School 1 through the use of STAD cooperative learning model. This research was categorized as classroom action research (CAR) which consists of two cycles, with every cycle consists of planning phase, executing phase, observation phase, and reflection phase. The subjects of this research were grade IV students Karangmloko State Elementary School 1, school year 2016/2017 which consisted of 32 students. The object of this research was improving cooperation and learning achievement in learning Science about human skeletons. The data gathering technique were observation, questionnaire, and written test. The data analysis techniques in this research were descriptive quantitative and qualitative. The result of the research showed: (1) the effort of improving cooperation and learning achievement in learning Science by using STAD cooperative learning model had been applied through the steps as follow: informing the purpose and motive, explaining the materials, grouping, working in group, giving quiz, and giving rewards; (2) the application of STAD cooperative learning model was able to improve students’ cooperation. This could be seen at the increase of beginning score from 44,69 (low) to 74,67 (high) in the Cycle I, it then increased to 84,32 at the Cycle II; (3) the application of STAD cooperative learning model was able to increase students’ learning achievement. This could be seen at the increase of test scores’ average from 52,89 with the learning completeness percentage of 39,28% to 63,84 with the learning completeness percentage of 71,87% at the Cycle I, it then increased to 68,37 with the learning completeness percentage of 81,25% at the Cycle II. Keywords: Cooperation, Learning Achievement, STAD cooperative learning model. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salahh satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan doa, bimbingan, dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Drs. YB. Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan selama menyusun skripsi ini. 5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan selama menyusun skripsi ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv HALAMAN MOTTO..............................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADDEMIS..........................................................................vii ABSTRAK............................................................................................................viii ABSTRACT............................................................................................................ix KATA PENGANTAR.............................................................................................x DAFTAR ISI...........................................................................................................xi DAFTAR TABEL..................................................................................................xii DAFTAR BAGAN................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv BAB 1 ..................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Batasan Masalah ............................................................................................ 6 1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7 1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8 1.5.1 Bagi Siswa .................................................................................................. 8 1.5.2 Bagi Guru ................................................................................................... 8 1.5.3 Bagi Sekolah ............................................................................................... 8 1.5.4 Bagi Peneliti ............................................................................................... 8 1.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 8. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 2 ................................................................................................................... 10 LANDASAN TEORI ............................................................................................ 10 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................. 10 2.1.1 Pengertian Kerjasama ........................................................................... 10 2.1.2 Prestasi Belajar ..................................................................................... 15 2.1.3 Pembelajaran Kooperatif ...................................................................... 18 2.1.4 IPA SD .................................................................................................. 26 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 35 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 39 2.4 Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 41 BAB 3 ................................................................................................................... 42 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 42 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 42 3.1.1 Perencanaan Tindakan (Planning) ........................................................ 45 3.1.2 Pelaksanaan (Acting)............................................................................. 45 3.1.3 Pengamatan (Observing)....................................................................... 45 3.1.4 Refleksi (Reflecting) ............................................................................. 46 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 46 3.2.1 Tempat Penelitian ................................................................................. 46 3.2.2 Subjek Penelitian .................................................................................. 46 3.2.3 Objek Penelitian .................................................................................... 46 3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................... 47 3.3 Persiapan Penelitian .................................................................................... 47 3.4 Rencana Setiap Siklus ................................................................................. 48 3.4.1 Siklus I .................................................................................................. 49 3.4.2 Siklus II ................................................................................................. 51 3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 54 3.5.1 Wawancara............................................................................................ 54 3.5.2 Observasi .............................................................................................. 55 3.5.3 Dokumentasi ......................................................................................... 56 3.5.4 Kuesioner .............................................................................................. 56. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.5.5 Tes ......................................................................................................... 57 3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 58 3.6.1 Pedoman Wawancara ............................................................................ 58 3.6.2 Instrumen Observasi ............................................................................. 59 3.6.3 Kuesioner .............................................................................................. 62 3.6.4 Tes ......................................................................................................... 64 3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 66 3.7.1 Validitas Instrumen ............................................................................... 66 3.7.2 Reliabilitas ............................................................................................ 73 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 75 3.8.1 Perhitungan Kerjasama dan Prestasi Belajar Siswa .............................. 75 3.8.2 Kriteria Keberhasilan ............................................................................ 78 BAB 4 ................................................................................................................... 79 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 79 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 79 4.1.1 Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .................................... 79 4.2 Pembahasan ............................................................................................... 102 4.2.1 Upaya Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar .......................... 102 4.2.2 Kendala Penerapan STAD .................................................................. 106 4.2.3 Peningkatan Kerjasama Siswa ............................................................ 106 4.2.4 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa .................................................... 110 BAB 5 ................................................................................................................. 116 PENUTUP ........................................................................................................... 116 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 116 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 117 5.3 Saran .......................................................................................................... 118 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 120. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD....................................24 Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian....................................................................47 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran...........................................59 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Kerjasama Siswa...................................................60 Tabel 3.4 Lembar Observasi Kerjasama Siswa......................................................61 Tabel 3.5 Kisi-kisi Kerjasama Siswa.....................................................................62 Tabel 3.6 Lembar Kuesioner Kerjasama Siswa.....................................................63 Tabel 3.7 Pedoman Penskoran Kuesioner Siswa...................................................63 Tabel 3.8 Kriteria Penskoran Kerjasama Siswa.....................................................64 Tabel 3.9 Kategori Penskoran Kerjasama Siswa...................................................64 Tabel 3.10 Kisi-kisi Siklus I...................................................................................65 Tabel 3.11 Kisi-Kisi Siklus II................................................................................66 Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran...........................68 Tabel 3.13 Kriteria Validitas menggunakan Skala Likert......................................69 Tabel 3.14 Keseluruhan Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran..........................69 Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Siklus I.................................................................70 Tabel 3.16 Hasil Validitas Soal Siklus II...............................................................72 Tabel 3.17 Kriteria Koefisien Reliabilitas.............................................................74 Tabel 3.18 Kriteria Keberhasilan Penelitian..........................................................78 Tabel 4.1 Kondisi Awal Kerjasama Siswa.............................................................80 Tabel 4.2 Data Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa Tahun 2015/2016...............82 Tabel 4.3 Kerjasama Siswa pada Siklus I..............................................................89. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.4 Hasil Prestasi Belajar pada Siklus I.......................................................90 Tabel 4.5 Kerjasama Siklus II................................................................................98 Tabel 4.6 Hasil Prestasi Belajar Siklus II...............................................................99 Tabel 4.7 Rangkuman Capaian Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar.....101 Tabel 4.8 Hasil Skor Peningkatan Kerjasama Siswa...........................................107 Tabel 4.9 Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa............................................111 Tabel 4.10 Rangkuman Capaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II..............113. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Siklus PTK model Kemmis dan Taggart..............................................44. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian yang Relevan..............................................38 Gambar 2.2 Bagan Literatur Kerangka Berpikir....................................................40. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Penelitian..........................................................................123 Lampiran 2 Validasi Instrumen Observasi dan Kuesioner..................................125 Lampiran 3 Validasi Perangkat Pembelajaran.....................................................137 Lampiran 4 Data Observasi dan Kuesioner.........................................................193 Lampiran 5 Angket Kerjasama Kondisi Awal.....................................................213 Lampiran 6 Angket Kerjasama Siklus I...............................................................217 Lampiran 7 Angket Kerjasama Siklus II..............................................................221 Lampiran 8 Data Nilai Siswa Tahun Ajaran 2015/2016......................................226 Lampiran 9 Prangkat Pembelajaran Siklus I........................................................229 Lampiran 10 Perangkat Pembelajaran Siklus II...................................................291 Lampiran 11 Soal Evaluasi..................................................................................340 Lampiran 12 Hasil LKS Siklus I..........................................................................357 Lampiran 13 Hasil LKS Siklus II.........................................................................390 Lampiran 14 Hasil Soal Evaluasi.........................................................................412 Lampiran 15 Data Hasil Tabulasi Soal Evaluasi..................................................424 Lampiran 16 Foto-Foto Kegiatan.........................................................................429. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1 ini memuat latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Mahyuddin (dalam Putra, 2013:16) berpendapat bahwa pembelajaran ialah perubahan tingkah laku yang melibatkan keterampilan kognitif, yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelektual. Chatib (dalam Putra, 2013:17) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, yakni antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Sependapat dengan itu, Trianto (2014:19) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam transfer belajar, siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain; keterampilan dan pengetahuan diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit), sehingga siswa perlu tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu (Trianto, 2014:14). Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Masalah lainnya yaitu, terletak pada kurangnya pendidikan karakter pada siswa, di mana selama pembelajaran siswa saling berkompetisi untuk menjadi lebih unggul dan dominan dari teman yang lain. Sikap seperti ini, menciptakan suasana belajar yang individual. Hal ini juga didukung dengan tekanan dari keluarga dan guru. Biasanya keluarga mengharapkan anaknya untuk menjadi yang terbaik di sekolah. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru juga menekankan pada siswa untuk belajar secara mandiri. Menurut Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2009:55) kata-kata seperti “Kerjakan secara mandiri”, “Jangan menoleh ke kiri, ke kanan, atau pun ke belakang”, “Geser tempat dudukmu”, sering digunakan dalam belajar kompetitif dan individualitis. Slavin (dalam Trianto, 2009:56) juga berpendapat bahwa belajar kompetitif dan individualitis memang sangat baik, namun memiliki beberapa kelemahan seperti kompetisi siswa kadang tidak sehat, siswa kemampuan rendah akan kurang termotivasi dan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal, dan dapat membuat frustrasi siswa lainnya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan Sains. Menurut Sumanto, dkk (dalam Putra, 2012:40) Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”, sehingga bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pada kenyataannya, di dalam proses pembelajaran, di mana terjadi transfer ilmu antara guru dan siswa, guru masih belum menggunakan model atau pun metode pembelajaran yang menarik minat siswa sehingga dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Rendahnya daya serap siswa terhadap pembelajaran menyebabkan terjadinya prestasi belajar yang rendah. Berdasarkan hasil observasi pada hari Senin, tanggal 1 Agustus 2016 pukul 09.00-10.10 WIB, selama proses kegiatan belajar mengajar di kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 pada mata pelajaran IPA, beberapa siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung. Dalam memberikan materi pembelajaran, guru tidak menggunakan media atau alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Guru hanya menggunakan satu buku saja sebagai sumber belajar. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan hanya ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Setelah memberikan materi dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Dari hasil observasi diperoleh hasil skor kerjasama siswa dalam mengikuti pelajaran IPA yaitu 44,69 yang termasuk dalam kategori kerjasama rendah. Hasil wawancara hari Senin tanggal 1 Agustus 2016, guru mata pelajaran IPA kelas IV mengatakan bahwa selama pembelajaran beberapa siswa ngobrol dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Guru pernah menggunakan model pembelajaran berdiskusi, namun yang terjadi adalah siswa ramai semua. Namun,.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. hanya beberapa siswa yang dominan dalam mengerjakan tugas kelompok dengan sungguh-sungguh, sedangkan siswa yang lain ada yang jalan-jalan di kelas, ada yang melihat punya temannya lalu hanya menyalin saja. Kesulitan lainnya yaitu, dalam pembentukan kelompok terdiri dari anggota yang homogen, yaitu siswa hanya mencari teman yang akrab, teman yang memiliki prestasi yang sama, sehingga tidak adil, dan anggota kelompok hanya lebih bergantung pada siswa yang lebih pandai dan dominan, sehingga kurangnya kerjasama dalam kelompok. Hal ini juga dapat membuat prestasi belajar siswa menurun. Kerjasama yang rendah tentunya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Rendahnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil ulangan harian IPA semester genap dari 28 siswa kelas IV pada tahun pelajaran 2015/2016, hanya 11 siswa (39,28 %) saja yang memenuhi kriteria di atas KKM, dengan KKM 65, sedangkan 17 siswa (60,71 %) belum mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas 52,89 dengan rentangan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 15. Kerjasama dan prestasi belajar perlu ditingkatkan karena sebagai makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat hidup sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Belajar secara individu memang baik, karena bisa mandiri. Namun, siswa juga perlu belajar bekerjasama sejak dini, sehingga saat berhadapan dengan dunia kerja di masa yang akan datang, siswa sudah mampu memaknai apa itu kerjasama dalam dunia kerja dan hidup bermasyarakat dengan orang lain. Selain itu, kerjasama yang terjadi dalam suatu kelompok, dapat meningkatkan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki tugas dan tanggungjawabnya masing-masing menurut kesepakatan dalam pembagian.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. tugas. Apabila di dalam kelompok, ada siswa yang kurang mampu dalam menyelesaikan tugasnya, maka anggota kelompok yang lain, khususnya siswa yang mampu, dapat membantu menyelesaikan tugas tersebut demi tercapainya tujuan bersama yaitu menyelesaikan persoalan mengenai materi pembelajaran yang diberikan guru. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara tersebut, salah satu solusi yang peneliti tawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Devision). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang siswa heterogen dalam setiap kelompok untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru, dan setiap anggota bertanggung jawab atas tugas tersebut menurut pembagian yang disepakati dalam kelompoknya. Model pembelajaran ini memiliki beberapa tahapan sebagai berikut: (1) Penyampaian tujuan dan motivasi, (2) Pembagian kelompok, (3) Presentasi dari guru, (4) Kerja tim, (5) Kuis (Evaluasi), dan (6) Penghargaan prestasi tim (Rusman, 2013:215). Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dituntut untuk saling bekerjasama, saling bertukar pikiran dalam mencapai tujuan bersama yaitu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih melibatkan diri dalam menyelesaikan tugas.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. kelompok yang menjadi bagiannya sebab terjadi kerjasama dan saling membantu antaranggota dalam satu kelompok. Berdasarkan kondisi pembelajaran di kelas IV SD Negeri Karangmloko 1, maka perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dan mengambil judul “Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD” 1.2 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1.2.1 Penulis meneliti siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 semester genap tahun pelajaran 2016/2017. 1.2.2 Objek yang diteliti adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA 1.2.3 Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD 1.2.4 Mata pelajaran yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SK 1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya dan KD 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1.3.1 Bagaimana upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD? 1.3.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017? 1.3.3 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi. belajar. IPA. siswa. kelas. IV. SD. Negeri. Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.4.1. Mendeskripsikan upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.. 1.4.2. Meningkatkan kerjasama siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 melalui penerapan model pembelajaran tipe STAD pada mata pelajaran IPA.. 1.4.3. Meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak sebagai berikut: 1.5.1 Bagi Siswa Siswa mendapat kemudahan dalam belajar IPA dan melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama sehingga prestasi belajar IPA-nya pun meningkat. 1.5.2 Bagi Guru Para guru dapat terbantu dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa. 1.5.3 Bagi Sekolah Hasil penelitian digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA bagi siswa-siswinya sehingga akan memudahkan sekolah dalam memantapkan langkahnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. 1.5.4 Bagi Peneliti Hasil penelitian ini digunakan sebagai pengalaman dan pengetahuan yang berharga dalam memajukan kualitas pendidikan dan menempuh kesuksesan di masa yang akan datang. 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 1.6.1 Kerjasama Kerjasama merupakan suatu usaha bersama untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok dan saling memberikan dorongan, anjuran, informasi dan bantuan lainnya pada sesama teman kelompoknya sehingga tercapai suatu tujuan bersama. 1.6.2 Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu keberhasilan yang dicapai atas usaha kerja keras yang telah dilakukan, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu ilmu yang diterapkan untuk mengetahui suatu fenomena alam yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. 1.6.4 Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang siswa heterogen dalam setiap kelompok untuk mencapai tujuan bersama yaitu mendiskusikan tugas yang diberikan guru, dan setiap anggota bertanggung jawab atas tugas tersebut menurut pembagian yang disepakati dalam kelompoknya..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas mengenai kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kerjasama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:554), kerjasama diartikan sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Black’s Law Dictionary (dalam Zulkifli, 2012:21) memiliki makna kerjasama yaitu “an association of individuals who join together for a common benefit. Sedangkan menurut Merriam Webster Dictionary (dalam Zulkifli, 2012:21-22): 1) the action of cooperating: common effort. 2) association of persons of common benefit. Cooperative: act together.. 2.. 1.. to act or work with another or other;. to associate with another or other for mutual benefit.. Poerwadarminta (dalam Marthina, 2006:21) berpendapat bahwa perbuatan bantu membantu yang dilakukan secara bersama-sama ialah kerjasama. Tilman (dalam Marthina, 2006:21) mengatakan bahwa kerjasama yaitu saling membantu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Menurut Soerjono Soekanto (1990:79) kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Lie (2002:28) kerjasama merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Dalam proses.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pembelajaran yang melibatkan siswa, Huda (2011:24-25) menjelaskan bahwa ketika siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kelompok, mereka memberikan dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kerjasama merupakan suatu usaha bersama untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok dan saling memberikan dorongan, anjuran, informasi dan bantuan lainnya pada sesama teman kelompoknya sehingga tercapai suatu tujuan bersama. Biasanya kerjasama dilakukan dalam diskusi kelompok dengan cara saling bertukar pikiran, sebab sebagai makhluk sosial, kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting. Rasa solidaritas dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama dalam membahas dan menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh sebab itu, dalam tiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa biasanya diminta untuk berkelompok untuk bekerjasama dalam menemukan atau memecahkan suatu permasalahan. Kegiatan ini biasanya disebut dengan diskusi kelompok. Di dalam diskusi kelompok tersebut, siswa saling bertukar pikiran. Pertukaran pikiran dapat dikatakan sebagai diskusi yang baik, jika memenuhi kriteria sebagai berikut. Pertama, terdapat topik yang akan dibicarakan. Kedua, terdapat peserta diskusi yang terlibat. Ketiga, adanya kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Keempat, adanya komunikasi antaranggota kelompok secara informal dalam bertukar pikiran. Kelima, proses diskusi harus sistematis. Yang terakhir,. 11.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. perolehan kesimpulan secara bersama-bersama. Jika setiap anggota kelompok dapat bertanggungjawab dengan tugas masing-masing dan mempunyai kemauan untuk bekerjasama, maka diskusi dapat berjalan dengan baik. Menurut Tarigan (1997:721) terdapat beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam bekerjasama dan berpartisipasi sebagai anggota kelompok. Berikut adalah unsur-unsur dalam bekerjasama: 1.. Setiap anggota kelompok harus mampu bekerjasama dalam menguasai masalah yang didiskusikan. 2.. Setiap anggota kelompok bersedia mendengarkan pembicaraan dengan penuh perhatian.. 3.. Setiap anggota kelompok harus mampu menunjukkan solidaritas dan partisipasi yang tinggi. Sikap emosional dan berprasangka tidak baik harus dihindarkan.. 4.. Setiap anggota kelompok harus dapat menangkap dan mencatat gagasan utama dari si pembicara.. 5.. Setiap anggota kelompok harus dapat membuat beberapa usulan dan sugesti meminta pendapat atau informasi sebanyak mungkin dari si pembicara.. 6.. Setiap anggota kelompok bersedia mengajukan keberatan terhadap pendapat orang lain dengan mengemukakan argumentasi yang lebih meyakinkan. Hal ini tidak berarti menentang pendapat orang lain.. 7.. Masing-masing anggota kelompok ikut membantu menyimpulkan hasil diskusi..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan diskusi menurut Mulyasa (2008:117) adalah sebagai berikut. 1) Menyiapkan tujuan dan masalah yang akan dijadikan topik diskusi. 2) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk diskusi. 3) Peranan-peranan peserta diskusi dalam berdiskusi disusun sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan. 4) Guru memberi pengarahan secukupnya kepada peserta diskusi agar melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan diskusi. 5) Menciptakan suasana yang kondusif sehingga peserta diskusi dapat mengemukakan pendapat secara bebas untuk memecahkan masalah yang didiskusikan. 6) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta diskusi secara merata agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja. 7) Penyelenggaraan diskusi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. 8) Guru harus menyadari perannya dalam diskusi yaitu sebagai fasilitator, pengawas, pembimbing, maupun sebagai evaluator dalam kegiatan diskusi. 9) Mengakhiri diskusi dengan mengambil kesimpulan dari masalah yang telah dibicarakan. Kesimpulan sebaiknya berasal dari peserta diskusi.. Apabila unsur-unsur tersebut dikolaborasikan dengan ketentuan langkahlangkah diskusi yang efektif maka dapat disimpulkan beberapa aspek kemampuan kerjasama dalam diskusi. Aspek kerjasama tersebut terdapat di dalam model pembelajaran kooperatif. Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2002:30).

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. berpendapat bahwa di dalam metode kooperatif terdapat lima aspek yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut. Pertama, siswa memiliki sikap saling ketergantungan positif, dengan meliputi beberapa aspek seperti kemampuan siswa menjalin hubungan sosial yang bersifat membangun, adanya pemerataan tugas kelompok, dan kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam meraih tujuan bersama. Kedua, metode kooperatif menuntut adanya tanggung jawab perseorangan dalam diri masing-masing siswa. Tanggung jawab perseorangan ini meliputi aspek-aspek seperti kemampuan siswa menjalankan tugas yang baik dalam kelompok, siswa yang menunjukkan solidaritas dan partisipasi aktif dalam diskusi, dan kemampuan siswa menghasilkan ketepatan jawaban sesuai dengan tugas. Ketiga, tatap muka dengan anggota kelompok, di mana kemampuan siswa bertukar pendapat antaranggota kelompok dan kemampuan siswa untuk saling melengkapi pendapat anggota kelompok. Keempat, adanya komunikasi antaranggota kelompok. Komunikasi antaranggota kelompok meliputi beberapa aspek berikut. Kemampuan siswa bersedia mendengarkan pendapat anggota kelompok, kemampuan siswa berani menyampaikan pendapat dan mampu memberikan masukan. Kelima, evaluasi proses kelompok dengan meliputi beberapa aspek sebagai berikut. Kemampuan siswa menjalankan proses kelompok dengan baik, anggota kelompok yang memiliki kesetiaan terhadap orientasi tujuan, siswa.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. mampu bertanggung jawab terhadap terciptanya tujuan, dan kemampuan siswa memanfaatkan waktu dengan efektif. 2.1.1.1 Indikator Kerjasama Isjoni. (2010:65). berpendapat. bahwa. dalam. pembelajaran. yang. menekankan pada prinsip kerjasama, siswa harus memiliki keterampilan khusus yang disebut juga keterampilan kooperatif. Fungsi dari keterampilan kooperatif ini yaitu untuk memperlancar hubungan kerja dan tugas (kerjasama siswa dalam kelompok). Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut dikemukakan oleh Lungdren (dalam Isjoni, 2010:65-66) sebagai berikut: 1. Menyamakan pendapat dalam suatu kelompok sehingga mencapai suatu kesepakatan bersama yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja 2. Menghargai kontribusi setiap anggota dalam suatu kelompok, sehingga tidak anggota yang merasa tidak dianggap 3. Mengambil giliran dan berbagi tugas. Hal ini berarti setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung jawab tertentu dalam kelompok 4. Berada dalam kelompok selama kegiatan kelompok berlangsung 5. Mengerjakan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya agar tugas dapat diselesaikan tepat waktu 6. Mendorong siswa lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas 7. Menyelesaikan tugas tepat waktu 8. Menghormati perbedaan individu.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 2.1.2 Prestasi Belajar 2.1.2.1 Pengertian Belajar Menurut aliran Piaget (Semiawan, 2008:11), belajar adalah adaptasi yang holistik dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen. Imron (1996:3) menyatakan bahwa para penulis buku psikologi belajar mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli-ahli psikologi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai belajar. Dalam pandangan psikologi, ada empat pandangan mengenai belajar. Pertama, pandangan yang berasal dari aliran psikologi behavioristik yang menyatakan bahwa belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan. Kedua, pandangan yang berasal dari psikologi humanistik, yang berpendapat bahwa belajar dapat dilakukan sendiri oleh siswa, sehingga siswa senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari guru. Pandangan yang ketiga, berasal dari psikologi kognitif yang menyatakan bahwa belajar merupakan perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Sedangkan pandangan keempat dari psikologi Gestalt, belajar adalah usaha yang bersifat totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dibandingkan dengan sebagiansebagian. Dimyati dan Mudjiono (2006:7) berpendapat bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. lingkungan sekitar. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru (Dimyati dan Mudjiono, 2006:17-18). Dari segi guru, proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, yang artinya proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang kompleks dilakukan oleh semua orang untuk memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai, yang dilakukan secara terus menerus tanpa ada batasannya dan tidak pernah berakhir. 2.1.2.2 Pengertian Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:895), prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Asmara (2009:11) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan teks angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan Arifin (2009:12) berpendapat prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Poerwadarminta (1982:767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaikbaiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Sedangkan Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Gunarso (1993:77) juga mengemukakan prestasi adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu keberhasilan yang dicapai atas usaha kerja keras yang telah dilakukan. 2.1.2.3 Indikator Prestasi Belajar Berikut ini merupakan indikator prestasi belajar menurut Syah (2008:150) dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru: 1. Mengerti dan memahami materi ajar yang diberikan 2. Terampil dalam melakukan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan 3. Terampil dan kreatif dalam mengolah suatu karya yang bernilai seni 4. Melakukan tugas yang diberikan sesuai dengan petunjuk yang diberikan 5. Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tanggung jawab. Dari beberapa indikator prestasi belajar di atas, peneliti lebih memfokuskan pada aspek kognitif (pengetahuan) saja, yaitu pada indikator (a) mengerti dan memahami materi ajar yang diberikan, (b) melakukan tugas yang diberikan sesuai dengan petunjuk yang diberikan dan (c) menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tanggung jawab. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar, siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 khususnya pada mata pelajaran IPA dengan materi Rangka Tubuh Manusia dan Fungsinya..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Sanjaya (2006:240) menyatakan bahwa salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Menurut Sugiyanto (2010:37) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada. penggunaan. kelompok. kecil. siswa. untuk. bekerjasama. dalam. memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Siregar dan Nara (2011:115). berpendapat. bahwa. cooperative. learning. merupakan. model. pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan masalah secara kolektif kooperatif. Menurut Shoimin (2014:45) model pembelajaran cooperative learning adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Ngalimun (2012:161-162) model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah salah satu model pembelajaran kelompok yang terdiri dari beberapa siswa heterogen untuk saling.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. bekerjasama dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan guru dengan konsep tertentu. 2.1.3.1 Macam-Macam Tipe Pembelajaran Kooperatif Menurut. Trianto. (2014:118). terdapat. empat. pendekatan. dalam. menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dalam menggunakan kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang tiap siswa secara heterogen.. Diawali. dengan. penyampaian. tujuan. pembelajaran,. penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. 2. Tim Ahli (Jigsaw) merupakan tipe pembelajaran yang terdiri atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang: kelompok asal dan kelompok ahli) di mana setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas subbab yang ditugaskan kepadanya. Anggota kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya, kemudian anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya. 3. Investigasi. Kelompok. (Group. Investigation). merupakan. model. pembelajaran kooperatif yang paling kompleks, di mana siswa dibagi menjadi kelompok dengan anggota 5-6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih kemudian mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. 4. Think-Pair-Share (TPS) merupakan strategi berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa di mana dalam diskusi kelas yang membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dapat memberi siswa lebih banyak berpikir untuk merespon dan saling membantu. 5. Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. 6. Teams Games Tournament (TGT) atau pertandingan permainan tim, siswa diminta untuk memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Model ini mirip STAD di mana siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat orang heterogen yang seluruhnya sudah menguasai pelajaran dan siap untuk mengikuti kuis tanpa saling membantu. 2.1.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division ) Menurut Trianto (2014:118) pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. siswa secara heterogen, dengan diawali penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Ngalimun (2012:168) menyatakan bahwa STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolaboratif, sajianpresentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward. Sedangkan Hamdayama (2014: 115) berpendapat bahwa guru yang menggunakan STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009:68) pada pembelajaran menggunakan STAD siswa ditempatkan dalam kelompok atau tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa anggota seluruh tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, dan tidak diperbolehkan untuk saling membantu. Huda (2011:116) menyatakan bahwa STAD yang dikembangkan Slavin ini melibatkan “kompetisi” antarkelompok, di mana siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis, lalu siswa mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis. Oleh sebab itu, siswa saling bekerjasama di dalam kelompoknya demi “mencapai tujuan bersama” yaitu.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kekhasan dari STAD. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang siswa heterogen dalam setiap kelompok untuk mencapai tujuan bersama yaitu mendiskusikan tugas yang diberikan guru, dan setiap anggota bertanggung jawab atas tugas tersebut menurut pembagian yang disepakati dalam kelompoknya. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, perlu ada persiapan-persiapan seperti: 1. Membuat Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan tersebut meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), beserta lembar jawabannya. 2. Membentuk Kelompok Kooperatif Dalam membentuk anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok lainnya relatif. homogen.. Apabila. memungkinkan. kelompok. kooperatif. perlu. memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial 3. Menentukan Skor Awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nlai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal. 4. Pengaturan Tempat Duduk Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu diatur dengan baik, agar dapat menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif. Apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif. 5. Kerja Kelompok Agar tidak terjadi hambatan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja bersama kelompok, sehingga setiap anggota kelompok dapat mengenal masing-masing individu dalam kelompoknya. Ada beberapa pendapat para ahli terkait langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu sebagai berikut: menurut Sugiyanto (2010:44-45) ada 4 langkah dalam STAD, yaitu yang pertama para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah). Langkah yang kedua, tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. Langkah selanjutnya, secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Langkah terakhir, tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu. Rusman (2013:215) berpendapat bahwa ada 6 langkah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu (1) Penyampaian tujuan dan motivasi, (2) Pembagian kelompok, (3) Presentasi dari guru, (4) Kerja tim, (5) Kuis (Evaluasi), dan (6) Penghargaan prestasi tim. Sependapat dengan itu, Trianto menyatakan bahwa ada 6 fase atau langkah kooperatif tipe STAD. Berikut ini merupakan tabel langkah-langkah kooperatif tipe STAD yang terdiri atas enam langkah atau fase (Trianto, 2009:71) dalam pembelajaran, sebagai berikut: Tabel 1.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi Fase 2 Menyajikan/ menyampaikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberi penghargaan kepada tim. Kegiatan Guru Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang diajarkan atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti memilih menggunakan langkah-langkah STAD menurut Trianto, dengan 6 langkah, yaitu menyampaikan tujuan dan motivasi, menyajikan/ menyampaikan informasi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberi penghargaan kepada tim. Hal ini dikarenakan peneliti ingin proses pembelajaran lebih berurutan secara teratur, mulai dari mempersiapkan siswa untuk menerima pembelajaran dengan menyampaikan tujuan dan memberi motivasi di awal pembelajaran, dilanjutkan dengan penyampaian informasi dari guru terkait materi yang akan dipelajari. Kemudian, setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran, diberi motivasi dan memahami materi yang diberikan guru, maka siswa benar-benar dapat disiapkan untuk bekerja di dalam kelompok kooperatif, dengan cara pembagian kelompok secara heterogen. Di dalam kelompok, siswa saling membantu menyelesaikan tugas yang diberikan terkait materi yang telah disampaikan guru, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Hingga akhirnya, setelah beberapa langkah tersebut sudah terlaksana, maka guru dapat melanjutkan dengan melakukan evaluasi berupa kuis untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Siswa atau kelompok yang memiliki skor terbanyak selama mengikuti kuis, diberikan penghargaan dari guru atas prestasi yang telah diperoleh. Hal demikian, dapat membuat siswa menjadi bersemangat, termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, khususnya belajar di dalam kelompok kecil, sehingga tercipta sikap saling kerjasama, dan membantu di dalam kelompoknya..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 2.1.4 IPA SD 2.1.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Trianto (2012:136) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris “science”. Kata “Science” sendiri berasal dari bahasa Latin “Scientia” yang berarti saya tahu. Dalam perkembangannya, Science sering diterjemahkan sebagai Sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Sumanto, dkk (dalam Putra, 2012:40) Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di Sekolah Dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sependapat dengan itu, Susanto (2013:167) menyatakan bahwa Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Pendidikan Sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”, sehingga bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sedangkan menurut Nash (dalam Samatowa, 2011:3) IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains merupakan salah satu ilmu yang diterapkan untuk mengetahui suatu fenomena alam yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. 2.1.4.2 Hakikat IPA Susanto (2013:167) menyatakan bahwa hakikat pembelajaran Sains dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Dari ketiga komponen IPA ini Sutrisno (dalam Susanto, 2013:167) menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Namun penambahan tersebut bersifat pengembangan dari ketiga komponen di atas, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuwan, sebab sikap dalam pembelajaran IPA sendiri juga ilmiah. Jenis-jenis sikap tersebut, yaitu sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan objektif terhadap fakta. Pertama, sebagai produk, IPA merupakan kumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan ilmuwan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA. Jadi ada beberapa istilah yang dapat diambil dari pengertian IPA sebagai produk (Susanto, 2013:168), yaitu: 1.. Fakta dalam IPA, pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar terjadi dan mudah dikonfirmasi secara objektif.. 2.. Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Konsep. merupakan. penghubung. antara. fakta-fakta. yang. ada. hubungannya. 3.. Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA.. 4.. Hukum-hukum alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif (sementara, akan tetapi karena mengalami pengujian yang berulang-ulang maka hukum alam bersifat kekal selama belum ada pembuktian yang lebih akurat dan logis.. 5.. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan.. Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam berupa fakta dan konsep yang digeneralisasi oleh ilmuwan. Proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains (science process skill) adalah keterampilan yang dilakukan para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap yang harus dikembangkan dalam pembelajaran sains ialah sikap ilmiah. Menurut Sulistyorini (dalam Susanto, 2013:169) ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerjasama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri. Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui berbagai kegiatan dalam pembelajaran IPA saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan. 2.1.4.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Pengembangan sikap ilmiah di sekolah dasar memiliki kesesuaian dengan tingkat perkembangan kognitif siswanya, sebab menurut Piaget, anak usia sekolah dasar berkisar 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun masuk dalam kategori fase operasional konkret yang menunjukkan adanya sikap keingintahuan cukup tinggi untuk mengenali lingkungannya. Oleh sebab itu, siswa Sekolah Dasar harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap tehadap alam, sehingga dapat mengetahui rahasia dan gejala-gejala alam. Model pembelajaran inkuiri dianggap sebagai model yang paling pas dalam pembelajaran sains, sebab sebagai inti pembelajaran, inkuiri memiliki sintaks di mana siswa memiliki kemampuan menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains. Proses pembelajaran inkuiri yang diawali dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat fenomena alam. Menurut Susanto (2013:173),.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. pada umumnya proses inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengevaluasi. mengobservasi,. buku. dan. merumuskan. sumber-sumber. pertanyaan. informasi. lain. yang relevan, secara. kritis,. merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengomunikasikan hasilnya. Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council (dalam Susanto, 2013:172), adalah sebagai berikut 1. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains. 2. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan. 3. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.. Tujuan tersebut dapat. dicapai dengan mengikuti sintaks dalam. pembelajaran inkuiri, seperti yang dikemukakan oleh Joyce & Well (dalam Susanto, 2013:172) yang terdiri atas empat fase, yaitu: a) fase investigasi dan pengenalan kepada siswa; b) pengelompokkan masalah oleh siswa; c) identifikasi masalah dalam penyelidikan; dan d) memberikan kemungkinan mengatasi kesulitan/ masalah. Oleh sebab itu, melalui praktikum sederhana dengan pembelajaran berbasis inkuiri, guru dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan dan diskusi di mana pembelajaran IPA membutuhkan peralatan dan.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. bahan-bahan dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mengetahui prosedur, konsep, dan keterampilan dalam membelajarkan siswa, dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM), dan melaksanakan eveluasi. 2.1.4.4 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran yang diteliti yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SK. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya dan KD 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya, dengan materi pokok mencakup bagian-bagian rangka dan fungsinya, penyakit yang menyerang tulang rangka dan cara perawatannya. 2.1.4.4.1 Rangka dan Alat Indera Manusia 1. Rangka Manusia a. Bagian-bagian Rangka Manusia memiliki rangka yang tersusun atas tiga bagian, yaitu: rangka kepala/tengkorak, rangka badan dan rangka anggota gerak. Rangka tengkorak terdiri atas tulang-tulang tengkorak wajah dan tulang pelindung otak. Tulang-tulang tengkorak wajah terdiri atas, 2 tulang hidung, 2 tulang pipi, 2 tulang rahang atas dan tulang rahang bawah, 2 tulang air mata, tulang langit-langit, tulang pisau luku, 1 tulang lidah. Sedangkan tulang pelindung otak, terdiri atas, 1 tulang dahi, 1 tulang belakang kepala, 2 tulang pelipis, 2 tulang ubun-ubun, 2 tulang baji, 2 tulang tapis..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Rangka badan meliputi tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada. Tulang belakang, terdiri atas 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang, 4 ruas tulang ekor. Tulang rusuk meliputi 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang tulang rusuk palsu, dan 2 pasang tulang rusuk melayang. Tulang dada merupakan tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan. Tulang rusuk dan tulang dada membentuk rongga dada. Di atas rongga dada terdapat rangka bahu. Rangka bahu dibentuk oleh tulang gelang bahu. Tulang gelang bahu tersusun dari sepasang tulang belikat dan sepasang tulang selangka. Pada badan bagian bawah terdapat rangka panggul. Rangka panggul dibentuk oleh tulang gelang panggul. Tulang gelang panggul dibentuk oleh 2 tulang usus, 2 tulang duduk dan 2 tulang kemaluan. Tulang dada, terdiri atas tangkai atau hulu, badan, taju pedang. Rangka anggota gerak, terdiri atas rangka anggota gerak atas (tangan) dan tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai). Tulang-tulang anggota gerak atas (tangan), tersusun atas tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan, dan tulang ruas-ruas jari. Sedangkan tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai), tersusun atas tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang tempurung lutut, tulang telapak kaki, tulang pergelangan kaki dan tulang ruas-ruas jari..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. b. Sendi Hubungan antara tulang-tulang manusia disebut sendi. Beberapa sendi yang terdapat pada tubuh manusia, yaitu sendi engsel, sendi peluru, sendi pelana, sendi geser dan sendi putar. Sendi engsel, adalah sendi yang hanya dapat digerakkan ke satu arah seperti engsel pada pintu atau jendela. Contohnya, sendi pada siku yang menghubungkan tulang lengan atas dan lengan bawah, sendi pada lutut yang menghubungkan tulang paha dan tulang kaki bawah, sendi pada ruas jari tangan dan ruas jari kaki. Sendi peluru, merupakan sendi yang memungkinkan gerakkan ke semua arah, contohnya sendi pada ruas tulang leher yang paling atas, sendi pada bahu yang menghubungkan tulang lengan atas dan tulang gelang bahu, sendi pada panggul yang menghubungkan tulang paha dan tulang gelang panggul. Sendi pelana, yaitu sendi yang bergerak kedua arah, yaitu ke samping dan ke depan. Contoh sendi pelana, seperti pada sendi antara tulang telapak tangan dan pangkal ibu jari. Sendi geser, adalah persendian tempat ujung tulang satu menggeser ujung tulang lain. Contoh: tulang hasta dan tulang pengumpil. Sendi putar, adalah persendian tempat tulang yang satu berputar mengelilingi tulang lainnya yang bertindak sebagai poros. Contoh: hubungan antara tulang atlas (tulang leher yang pertama) dan tulang tengkorak..

Gambar

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian yang Relevan..............................................38  Gambar 2.2 Bagan Literatur Kerangka Berpikir....................................................40
Tabel 1.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian yang Relevan
Gambar 2.2 Bagan Literatur Kerangka Berpikir Pembelajaran dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tidak bekerja, seorang ibu hamil bisa mendapatkan informasi seputar kehamilan dan persalinan yang akan dihadapi baik melalui media elektronik atau cetak dan

Assuming that the expectations theory holds, what does the market expect the yield on 2-year Treasury securities to be five years from

Kromatogram Gambar 15 memperlihatkan bahwa secara kuantitatif produk isomerisasi eugenol dengan radiasi gelombang mikro tanpa pelarut lebih besar daripada menggunakan

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diminta kepada Saudara untuk membawa seluruh data asli perusahaan yang sesuai dengan Data Isian Kualifikasi Perusahaan yang saudara kirimkan

Berdasarkan dari beberapa pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis dan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Metode ANP digunakan

Dalam aspek penataan ruang kerja ada beberapa hal yang terkait yaitu pencahayaan, suara, warna dan juga letak dari perabotan dn alat kerja kantor. 1) Pencahayaan

terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1)

Aplikasi sistem informasi geografis ini dapat menampilkan data- data yang berkaitan dengan informasi tempat wisata di wilayah DKI Jakarta, memberikan kemudahan