• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etiology and treatment of mouth breathing habit Etiologi dan perawatan dari mouth breathing habit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Etiology and treatment of mouth breathing habit Etiologi dan perawatan dari mouth breathing habit"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Etiology and treatment of mouth breathing habit

Etiologi dan perawatan dari

mouth breathing habit

Ardiansyah S. Pawinru Department of Orthodontic

Faculty of Dentistry, Hasanuddin Universty Makassar, Indonesia

Correspondence author: Ardiansyah S. Pawinru, E-mail: pawinru.190879@gmail.com

ABSTRACT

Malocclusionisaconditionthatdeviatesfromnormalocclusionincludingirregularitiesoftheteethinthearchofthejaw such as crowding,protrusive, malposition and relationships that are not harmonious with the antagonist teeth.Non-physiologicaloral habitsareabnormalhumanhabits that cause stresses and tendencies that persist and are repeated continuously so that it affects craniofacialgrowthandisusuallycalledbad habits. Changes in the activity of these muscles will lead to modification of facial growthpatternsand head posture that can result in dentofacial deformity. Adaptation from nasal breathing to mouth breathing causes several unhealthy things,such as chronic middle ear infections,sinusitis, upper respiratory tract infections, sleep disor-ders, and facial growth disorders.

Keywords: macocclusion, bad habits, mouth breathing

ABSTRAK

Maloklusi merupakan keadaan yang menyimpang dari oklusi normal meliputi ketidakteraturan gigi-geligi dalam lengkung rahang seperti gigi berjejal, protrusi, malposisi maupun hubungan yang tidak harmonis dengan gigi antagonisnya. Oral habit nonfisiologisadalahkebiasaanabnormal manusia yang menimbulkan tekanan dan kecenderungan yang menetap dan diulang secara terus-menerussehinggamempengaruhi pertumbuhan kraniofasial dan biasanya disebut bad habit. Perubahan aktivitas otot-otottersebutakanmenuntunterjadinyamodifikasipolapertumbuhan wajah dan postur kepala yang dapat mengakibatkan timbulnya deformitas dentofasial. Adaptasi dari pernapasan hidung ke pernapasan mulut menyebabkan terjadinya beberapa hal yang tidak sehat, seperti infeksi telinga tengah yang kronis, sinusitis, infeksi saluran napas atas, gangguan tidur, dan gangguan pertumbuhan wajah.

Kata kunci: makoklusi, kebiasaan buruk, bernafas melalui mulut

PENDAHULUAN

Maloklusimerupakansalahsatumasalahpenting

dalam kesehatan gigi, khususnya dalam bidang

orto-donsia di Indonesia.1 Kesehatan gigi dan mulut pada

anakmerupakanfaktorpentingyangharusdiperhatikan

sedini mungkin, sehingga pengetahuan kepada anak

khususnyapengetahuantentangmaloklusiharus lebih

ditekankankarenajikaanakmengalaminyadapatmem

-pengaruhipertumbuhan gigi pada usia dewasa.

Malo-klusimerupakankeadaanyangmenyimpangdarioklu

-si normal meliputi ketidakteraturan gigi-geligi dalam

lengkungrahangsepertigigiberjejal, protrusi,

malpo-sisi maupun hubungan yang tidak harmonis dengan

gigiantagonisnya.Oklusidikatakannormaljika

susun-angigidalamlengkung teratur dan terdapat hubungan

yang harmonis antara gigi atas dan gigi bawah.3

Kebiasaan yang terjadi di dalam rongga mulut

dibedakan menjadi dua,yaituoralhabitfisiologis dan

non fisiologis. Oral habit fisiologis adalah kebiasaan

normalmanusiasepertibernapaslewathidung,mengu

-nyah, berbicara, dan menelan. Oral habit non

fisiolo-gisadalahkebiasaan abnormal manusia yang

menim-bulkantekanandankecenderunganyang menetap dan

diulangsecaraterus-menerussehinggamempengaruhi

pertumbuhankraniofasial;biasadisebutbadhabit.

Sa-lah satu kebiasaan buruk dengan prevalensi tertinggi

yaitubernapas melalui mulut ataumouth breathing.2,4

Etiologimaloklusidapatdigolongkan atas faktor

umum, yaitu faktor yang tidak berpengaruh langsung pada gigi, dan faktor lokal adalah faktor yang

berpe-ngaruhlangsungpada gigi.Kebiasaan buruk

merupa-kansalahsatufaktorumumyangberperandalam

terja-dinyamaloklusi.5Suatukebiasaanyangberdurasitotal

minimal 6 jam sehari, berfrekuensi cukup tinggi

de-nganintensitasyangcukupdapatmenyebabkan

malo-klusi. Dari ketiga faktor ini, yang paling berpengaruh

adalahlamakebiasaantersebutberlangsung.Kebiasaan

burukseringdimaknaisebagaipenyebabataufaktorri

-sikoterjadinyaberbagaimacammaloklusi,baik itu

gi-gitan terbuka, dengan insisivus atas miring ke fasial, insisivus bawah ke lingual, dan erupsi beberapa gigi insisivus menjadi terhambat sehingga menyebabkan

peningkatan overjet dan pengurangan overbite.5,6

Maloklusiberdampakbesar bagi masyarakat

da-lam hal kualitas hidup, kecemasan, batas fungsional,

dankondisiemosi.Seseorangdenganmaloklusimung

-kinmerasaterbataslingkungansosialnya,merasamalu

dengan penampilan gigi mereka dan/atau kehilangan

(2)

DOI 10.35856/mdj.v9i3.365

kesempatanpekerjaan.Selain dampak tersebut,malo

-klusijugadapatmeningkatkanrisikokaries,

berpenga-ruh pada kesehatan periodontal, gangguan TMJ, dan

beberapa masalah psikologi yang cukup parah.6

Maloklusi juga dapat mengakibatkan beberapa

gangguanatauhambatandalam diri penderitanya.

Di-lihat dari segi fungsi, gigi crowded sangat sulit

diber-sihkandenganmenyikatgigi;dapatmenyebabkangigi

berlubangdanpenyakitgusibahkankerusakanjaringan

pendukung gigi sehingga gigi menjadi goyang dan

terpaksadiekstraksi.Darisegirasasakitfisik,

maloklu-siyangberlebihanpadatulangpenunjangdan jaringan

gusi antara lain menyulitkan pergerakan rahang.6

Berdasarkanlatarbelakangtersebut,akandibahas

mengenaietiologidanpenatalaksanaanmouth

breath-ing dari aspek ortodonsi.

PEMBAHASAN

Bernapasmelaluimulutterjadi karena seseorang

tidak mampu untuk bernapas melalui hidung akibat

obstruksi pada saluran napas atas. Kebiasaan ini dise

-babkanoleh penyumbatan rongga hidung yang dapat

mengganggupertumbuhan tulangdisekitarmulutdan

rahang,wajahmenyempitdan memanjang, dan

biasa-nya disertai protrusi.Pernapasanmulut menghasilkan

suatu model aktivitas otot wajah dan otot lidah yang

abnormal.Bernapasmelaluimulutmenyebabkan

mu-lutseringterbukasehingga terdapat ruang untuk lidah

di antara kedua rahang sehingga terbentuk openbite

anterior.5

Bernapas melalui hidung terkait dengan

fungsi-fungsinormalpengunyahdan menelan serta postur

li-dah dan bibir yang melibatkan aksi normal otot yang akan menstimulasi pertumbuhan fasial dan

perkem-bangantulang yangadekuat.Adaptasidaripernapasan

hidung kepernapasan mulutmenyebabkan terjadinya

beberapa hal yang tidak sehat, seperti infeksi telinga

tengahyangkronis,sinusitis,infeksisalurannapasatas,

gangguan tidur, dan gangguan pertumbuhan wajah. Pernapasan mulut sering berhubungan dengan

penu-runanasupanoksigenke dalam paru-paru, yang dapat

menyebabkanberkurangnyaenergi.Anakyang

berna-pas melalui mulut sering mudah lemah dalam latihan olahraga.

Pernapasanmulutmerupakanreaksiterhadap

ber-bagai jenis obstruksi nasal dan atau nasofaring.

Obs-truksinasaldapatdisebabkanolehalergi,hipertrofidan

inflamasi tonsil atau adenoid, deviasi septum nasal,

pembesarankonkadanhipertrofimembranmukosana

-sal. Jika obstruksi tersebut bersifat sementara, seperti pada saat flu dan alergi, maka perubahan struktur ini

tidakpermanenyangdapat menjadi permanen setelah

etiologi tadi hilang hilang jika kebiasaan bernapas

melalui mulut tidak hilang.7

Pembesaran jaringan adenoid nasofaring pada anak merupakan faktor yang sering berperan dalam

obstruksi nasal.Jaringanadenoidtelahadasetelahusia

6-12 bulan yang akan membesar dan kemudian pada umur 2-3 tahun hampir separuh nasofaring ditempati oleh adenoid. Sebelum masa pubertas, jaringan

ade-noidmengecilsecaraperlahan-lahan.Denganmening

-katnya jarak antara basis krani dan palatum, biasanya pertumbuhan fasial cukup untuk memenuhi jalannya

udaranapas.Jikaekspansiterjadi,apakahdenganpem

-besaran abnormal jaringan adenoid, reduksi laju

per-tumbuhantinggiwajahposterior, atau kombinasi, ma

-ka jalan napas a-kan menjadi inadekuat. Anak dengan

keadaan seperti ini akan bernapas melalui mulut.8

Anak yang secara alami disusui pada bulan

per-tamakelahirankemungkinan besar bernapaslewat

hi-dung,begitupunberkurangnyamenyusuiASImerupa

-kansalahsatufaktor yang berkontribusi terhadap

per-napasan oral atau oronasal. Penelitian oleh Leite et al

yangmenganalisis100anak berusia 2-11 tahun

mem-buktikan bahwa botol susu merupakan salah satu

pe-nyebab pernapasan oral, sebesar 40%.10

Etiologi mouth breathing habit

Bernapasmelaluimulut terjadi karena seseorang

tidakmampubernapasmelaluihidung,akibatobstruksi

padasalurannapasatas.Kebiasaaninidisebabkanoleh

penyumbatanronggahidung,yangdapatmengganggu

pertumbuhan tulang disekitarmulutdan rahang,yaitu

wajah menjadi sempit dan panjang.Bernapas melalui

mulut menyebabkan mulut sering terbuka sehingga terdapat ruang bagi lidah berada di antara rahang dan

akan menyebabkan openbite anterior. Adaptasi dari

pernapasanhidungkepernapasanmulutmenyebabkan

terjadi beberapa hal yang tidak sehat, seperti infeksi telinga tengah yang kronis, sinusitis, infeksi saluran

napasatas,gangguantidur,dangangguanpartumbuhan

wajah.

Bernapasmelaluimulutdiperkirakandapatmem

-pengaruhi aktivitas otot-otot orofasial,seperti otot

bi-bir, lidah, dan lain-lain. Perubahan aktivitas otot-otot tersebut akan menuntun terjadinya modifikasi pola pertumbuhan wajah dan postur kepala yang dapat

mengakibatkan timbulnya deformitas dentofasial.9

Kegagalanhidunguntukberfungsisebagaisaluran

napasutama,akanmembuattubuhsecaraotomatis

ber-adaptasi dengan menggunakan mulutsebagai saluran

napas.Kegagalaninibiasanyadisebabkanada

hambat-an atau obstruksi pada salurhambat-an napas atas. Obstruksi pada saluran napas atas dapat disebabkan oleh bebe-rapa faktor, yaitu 1) faktor psikologis, meliputi anak yang mengalami kecemasan, rasa sakit dan frustasi,

anak dengan retardasi mental,anakyang mengalami

(3)

penye-bab pernapasan mulut yang disepenye-babkan oleh keadaan dari gigi dan mulut, meliputi pencabutan gigi sulung terlalu cepat, kehilangan gigi permanen, gangguan

oklusalsepertikontak diniantara gigi atas dan bawah,

adanya mahkota atau tumpatan yang tinggi; 3) faktor

sistemik,meliputi gangguan endokrin sebagai

penye-babtidaklangsung karenakelainanendokrin

pascala-hirdapat menyebabkanpercepatanatauhambatan

per-tumbuhan muka,mempengaruhi derajat pematangan

tulang, penutupan sutura, resorpsi akar gigi sulung,

danerupsigigipermanen;kedua,defisiensinutrisi

aki-batkonsumsinutrisiyangtidakadekuatataukonsumsi

nutrisi yang tidak efisien. Nutrisi yang baik ikut

me-nentukankesehatanseoranganaksehingganutrisiyang

kurangbaikmemilikidampakyangmenyerupaipenya

-kit kronis yang pada anak dapat mengubah keseim-bangan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Pada anak penderita penyakit kronis hampir semua energi yang didapatkan kadang kurang mencukupi untuk beraktivitas dan bertumbuh; ketiga, gangguan temporomandibula; keempat, infeksi meliputi hiper-plasia adenoid dan tonsil yang biasanya disebabkan oleh karena paparan rekuren terhadap infeksi tonsil, atau infeksi virus seperti influenza, parainfluenza,

dan rhinovirus,maupun bakteri sepertibetahemolitik,

streptococcus, staphylococcus, pneumococcus, dan

hemophilococcus;4)rhinitisalergimerupakan

penya-kit yang sering dijumpai di masyarakat,yaitu mukosa

hidung akan mengalami pembengkakan dan

selan-jutnyamenutupaliranudara.Kebanyakanrhinitisaler

-gi dapat disebabkan oleh adanya partikel-partikel di udara, rokok, makanan, dan binatang; 5) malformasi kongenital dan tumor seringkali muncul pada masa kanak-kanak. Malformasi kongenital seperti stenosis koanal dan atresia bisa hilang cepat. Tumor meliputi

enchephalocle, chordoma, teratoma,

cranipharyng-ioma, serta kista nasoalveolar dan nasopharingeal.8

Gambar 1 Akibat mouth breathing (Sumber: Gartika M. The effect of oral habits in the oral cavity of children and its treatment. Padj J Dent 2008;20(2):124,126-7.

Dampak

Kebiasaanbernapasmelaluimulut dapat

menye-babkanudarayangmasuk ke mulut menyebabkan

va-sokonstriksi dari pembuluh kapiler dimukosaoral

se-hinggamemudahkanterkena infeksi,gingivitis,bau

mulut karena adanyaplakyang melekat pada gigi dan

lidah, menyempitnya rahang atas, gigi belakang atas

miringkearahdalam,gigidepanatasprotrusidan open

bite anterior.7

Bernapasmelaluimulutmembuatbanyakmasalah.

Jikamulutmembuka,maka mandibulaturun,gigi-gigi

tidak beradu di daerah posterior, sehingga

memung-kinkangigi-geligierupsisecara berlebih yang

menga-kibatkan terjadinya pola perkembangan high angle

skeletal. Pasien harus dapat bernapas melalui hidung,

jika mungkin dengan kedua bibir sama sekali rileks. Oleh karena itu, semua pasien yang bernapas melalui mulut dianjurkan untuk memeriksakan diri pada ahli THT sebelum memulai perawatan ortodonti.

Pembe-saranjaringan adenoid nasofaring pada anak

merupa-kanfaktoryangseringberperandalamobstruksi nasal.

Jaringan adenoid telah ada setelah umur 6-12 bulan yang kemudian akan membesar dan kemudian pada

umur 2-3 tahun,hampir separuh nasofaring ditempati

jaringanadenoid yang sebelumpubertas mulai

me-ngecil secara perlahan-lahan.Biasanya pertumbuhan

fasial meningkatkan jarak antara basis krani dan

pa-latumsehinggacukupbagijalannyaudarapernapasan.

Jika terjadi ekspansi, apakah dengan adanya

pembe-saranabnormaljaringanadenoid,reduksilaju

pertum-buhantinggiwajahposterior,ataukombinasikeduahal

tersebut,makajalannapasmenjadiinadekuatsehingga

anak akan bernapas melalui mulut.7

Gambar2Anakdenganwajahadenoidadalah ciri khas anak pernapasan mulut (Sumber: Silva M, Manton D. Oral habits part1:thedentaleffectsandmanagementofnutritiveand non-nutritive sucking. J Dent Child (Chic) 2014; 81(3): 133-9

Bernapasmelaluimulutdiperkirakan dapat

mem-pengaruhiaktivitasotot-ototorofasialsepertiototbibir,

lidah,dan lainnya.Perubahan aktivitasotot-otot

terse-butakanmenuntun modifikasi pola pertumbuhan

wa-jahdan postur kepala yang dapat mengakibatkan

tim-bulnyadeformitasdentofasial.MenurutProffit,

berna-pasmerupakanpenentuutamapostur rahangdanlidah

dan sedikit mempengaruhi kepala. Karena itu

mung-kinsajaperubahancarabernapas,sepertibernapas

(4)

DOI 10.35856/mdj.v9i3.365

lidah.Halini akan merubah ekuilibrium tekanan pada

rahangdangigiserta mempengaruhi pertumbuhan

ra-hang dan posisi gigi.8

Anakyangsecaraalamidisusuipadabulanpertama

kelahiran kemungkinan besar bernapas dari hidung, sehingga kurangnya menyusui ASI merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terjadinya pernapasan oral atau oronasal. Penelitian Leite et al yang

menga-nalisis100anakberusia2-11tahunmembuktikan

bah-wa botol susu merupakan salah satu penyebab perna-pasan oral sebesar 40%.

Beberapa akibat dari kebiasaan bernapas melalui mulut pada anak, antara lain 1) bibir rahang atas dan

rahangbawahtidakmenutupsempurnauntukmemung

-kinkanbernapas.Adaptasimulutuntukpernapasanmu

-lut yang kronis dapat terjadi dalam posisi terbuka, akibatnya penderita akan mengalami kesulitan dalam menelan makanan yang masuk ke dalam mulut; 2)

adenoidfacies,ditandaidenganpenyempitanlengkung

rahang atas, hipertrofi dan keringnya bibir bawah,

hi-potonus bibir atas dan tampak pendek, overbiteyang

nyata.Karenaadanya fungsi yang abnormal,

penderi-tapernapasanmulutmemilikikarakteristikseperti

pos-turmulutterbuka,lubanghidungmengecildan kurang

berkembang, arkus faring tinggi dan pasien tampak

sepertiorangbodoh.Akibatdarifungsiyang abnormal

ini,anakyangbernapasdenganmulutberisiko

memili-ki wajah yang disebut “wajah adenoid” atau sindrom

mukapanjangyangditandaidenganmulutyang

terbu-ka,nostrilkecildankurangberkembang,bibiratas

pen-dek,gummy smile,tinggimuka meningkatpada1/3

wajahbagianbawah, tinggidentoalveolarberlebih,dan

palatum yang dalam, gingivitismarginal anterior di

sekitar gigi anterior; 3) maloklusi; 4) openbite.

Padapernapasan mulut,posisimandibulalebihke

distal mengakibatkan gigi insisivus bawah beroklusi

denganrugaepalatum.Ketidakteraturangigigeligijuga

dapatditemuipadamaksilayang kurang berkembang,

utamanya pada segmen anteromaksilaserta lengkung

basal yang sempit.10

Perawatan

Orangtuaharussegeramencaripenyebabnyadan

membawasianakkepoliklinikTHTuntukmengetahui

adatidaknya kelainan saluran napassepertiterjadinya

sumbatan hidung, alergi, adenoid membesar, tonsil

membesar,poliphidung,danseptumbengkok.Apabila

tidak ditemukankelainan atau kelainantersebut dapat

disembuhkantetapikebiasaanburukmasihdilakukan,

orangtua perlu bekerjasama dengan dokter gigi; yang akan membuat piranti ortodonti untuk menutup jalan

napasmelaluimulut.Lambat-launanakakanberusaha

bernapas melalui hidungnya kembali.

Perawatanuntukmenghentikanpernapasanmulut

padaanakdilakukansesuaidenganpenyebab

terjadi-nyaobstruksipernapasanatas.Penyebabobstruksi

na-sal pada anak dapat ditentukan melalui pemeriksaan

riwayatmenyeluruhdanfisik,yangmeliputirhinoscopy

anterior dan nasopharingoscopy. Sebagian pasien

mendapatpemeriksaanPAdansepalometrilateral

un-tukmelihatobstruksipernapasanatas.Prosedurseperti

tonsilektomi,adenoidektomi,danperawatanalergi

da-pat membantu mengembalikan pola pertumbuhan ke

normal dan postur lidah lebih ke belakang sehingga

erupsigigi geligi anterior tidak terganggu. Pilihan

pe-rawatan yang dapat dilakukan untuk penanganan

ke-biasaanbernapasmelaluiantara lain1)adenoidektomi

merupakan perawatan yang paling umum untuk obs-truksi nasal akibat pembesaran adenoid; merupakan operasi pengambilan adenoid yang mengalami pem-besaran untuk mendapatkan ukuran yang normal; 2) medikasi antibiotik dan steroid topikal diindikasi bila

obstruksitersebut disebabkan oleh karena infeksi,mi

-salnya pada rinosinusitis kronis. Antibiotik juga bisa digunakan pada pembesararan adenoid untuk

menu-runkan inflamasilokal;3)rhinitis alergi dapat dirawat

dengan antihistamin, antihistamin non-sedatif, sem-protan nasal anti-inflamasi, semsem-protan nasal steroid, dekongestan nasal topikal dan dekongestan.

Antihis-taminyangseringdigunakanadalahetanolamin,etilen

-diamin,alkilamin,fenotiazin, dan agen lain seperti

si-proheptadin,hidroksizin,danpiperazin.Efeksamping

antihistamin yang sering terlihat adalah rasa ngantuk,

kehilangannafsumakan,konstipasi,efekantikolinergik

seperti kekeringan membran mukosa dan kesulitan berkemih; 4) malformasi kongenital dan tumor yang

dapatmenyebabkan obstruksi nasal,dapatdirawat

de-ngan pendekatan bedah. Keterlibatan ahli ortodontik

diperlukanbila terjadi perkembangan wajah yang

ab-normal atau pernapasan mulut telah mengakibatkan wajah adenoid, terjadi crossbite, dan malposisi gigi

yang harus dikoreksi dengan tindakan orthodontik.11

Disimpulkanbahwa pernapasan mulut dapat

me-mengaruhi aktivitas otot-otot orofasial. Perubahan aktivitas otot-otot tersebut akan modifikasi pola per-tumbuhan wajah dan postur kepala yang dapat

me-ngakibatkantimbulnyadeformitasdentofasial.

Berna-pasmelaluimulutterjadikarenatidakmampubernapas

melalui hidung akibat obstruksi saluran napas atas. Kebiasaan ini disebabkan oleh penyumbatan rongga

hidung,yang mengganggu pertumbuhan tulang di

se-kitar mulut, wajah menjadi sempit dan panjang. DAFTAR PUSTAKA

1. Deddy DD,Thalca H,Mieke S.Penggunaan index of orthodontic treatment need(IOTN)sebagai evaluasi hasil perawatan dengan peranti lepasan. Orthodontic Dental Journal 2011; 2 (1).

(5)

2. Rao A. Principles and practice of pedodontics, 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2012

3. Laguhi VA, Anindita PS, Gunawan PN. Gambaran maloklusi dengan menggunakan hmar pada pasien di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-GiGi; 2014: 2(2): 2

4. Septuaginta AA,Kepel BJ, Anindita PS. Gambaran oral habit pada murid SD Katolik II St.Antonius Palu. J E-Gigi 2013;

1(1): 18- 27.

5. Proffit WR, Henry W, David M Sarver. Contemporary orthodontics. 5th ed., St. Louis: Mosby Co.; 2012.p.137-46. 6. Nazir R, Amanat N, Rizvi KF. Pattern, prevalence and severity of malocclusion among university students. J Pak Dent

Assoc 2013: 22 (1): 13-4

7. Gartika M. The effect of oral habits in the oral cavity of children and its treatment. Padj J Dent 2008;20(2):124,126-7. 8. Sasigornwong U, Patcharaphol S, Sasima P. Prevalence of abnormal oral habits and its relation to malocclusion in dental

patients of the lower northern part of Thailand. Medical Dental Journal DFCT 2016; 36(2):113-9.

9. Silva M, Manton D. Oral habits--part 1: the dental effects and management of nutritive and non-nutritive sucking. J Dent Child (Chic) 2014; 81(3): 133-9.

10. Kamdar JR, Al- Shahram I. Damaging oral habits. J Int Oral Health 2015; 7(4): 85-7.

11. Aloufi SA. Meta-analysis of prevalence of bad oral habits and relationship with prevalence of malocclusion. EC Dental science 2017; 11(4): 111-7

Gambar

Gambar 2 Anak dengan wajah adenoid adalah ciri khas anak  pernapasan mulut (Sumber: Silva M, Manton D

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari hasil penelitian nyang saya lakukan pada tanggal 25 April - 25 mei 2016 di Ruang Edelweis RSUD Jombang, didapatkan hasil, sebagian besar responden mengalami kecemasan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif komparasi dengan jumlah partisipan 102 orang yang terdiri atas 34 orang anak sulung, 34 orang anak tengah, dan

[r]

This study investigated how students’ motivation in the context of EFL was classified under different orientations and how the orientations were correlated with the use of

Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara), menunjukkan bahwa dalam pengelolaan zakat oleh Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara terdapat

Penulis memilih Novel Jilbab Traveler: Love Sparks In Korea karya Asma Nadia sebagai bahan penelitian yang akan dituliskan dalam karya ilmiah skripsi dengan judul

Pemendekan merupakan proses pengekalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi bentuk yang lebih singkat dari bentuk aslinya, akan tetapi makna