• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawancara. Memakai temuan untuk. Kebutuhan. mengklarifikasi benefisiari yang dituju

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wawancara. Memakai temuan untuk. Kebutuhan. mengklarifikasi benefisiari yang dituju"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

109

Lampiran 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Evaluasi Program Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Salatiga

No.

Indikator

Penjelasan

Pertanyaan

Instrumen

Komponen Konteks

1.

Identifikasi

Kebutuhan

Memakai temuan untuk

mengklarifikasi

benefisiari yang dituju

Memakai temuan untuk

menilai efektivitas dari

program yang dijalankan

Apa yang menjadi kebutuhan

sekolah sehingga menjalankan

program SKS?

Apakah terdapat manfaat bagi

sekolah dengan

diselenggarakannya program

SKS?

Wawancara

Latar Belakang

dilaksanakan

program

Latar belakang sekolah

melaksanakan program

SKS

Apa yang melatarbelakangi

sekolah untuk menerapkan

program SKS?

Wawancara

(3)

110

Pemerintah

kebijakan dari

pemerintah yang

menaungi program

SKS dilakukan atas inisiatif

sekolah ataukah ada

penunjukan dari dinas

pendidikan?

Apakah sudah terdapat

undang-undang yang mengatur

pelaksanakan program SKS?

Apa saja syarat yang harus

dipenuhi sekolah agar dapat

menjalankan program SKS?

Studi

dokumentasi

Visi dan Misi

Sekolah

Memakai temuan untuk

menelaah dan merevisi

secara tepat kebutuhan

sekolah dengan tujuan

dari program seusai

/belum

Apakah tujuan yang

melatarbelakangi kebutuhan

akan program SKS sudah

diterapkan dalam visi misi

sekolah?

Wawancara

Studi

(4)

111

Komponen Masukan (Input)

2.

Rencana

Pelaksanaan

Memastikan bahwa

strategi program

memungkinkan untuk

memenuhi kebutuhan

yang diperlukan

Apakah sebelum dilaksanakan

program sudah dibuat rencana

pelaksanaannya terlebih

dahulu?

Jika sudah, siapa saja yang

terlibat dalam pembuatan

rencana pelaksanaan program?

Apakah guru dilibatkan dalam

pembuatan rencana

pelaksanaan program?

Apakah siswa mendapatkan

buku petunjuk pelaksanaan

program SKS?

Wawancara

Studi

dokumentasi

Mekanisme

Pelaksanaan

Mengetahui mekanisme

program untuk

memenuhi kebutuhan

Apakah terdapat petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk

teknis dari program SKS yang

Wawancara

Studi

(5)

112

dibuat oleh sekolah?

Sudahkah dilakukan pelatihan

bagi guru sebelum

melaksanakan program?

Sudahkah dilakukan sosialisasi

kepada peserta didik dan

orangtua tentang program

SKS?

Observasi

Guru

Menilai ketercukupan

SDM sebagai faktor

pendukung dalam

menjalankan program

Bagaimana latar belakang guru

sebagai pelaksana program,

sudahkah semua guru

memenuhi kompetensi

pedagogis. Kepribadian, sosial

dan profesional?

Sudahkah terjadi koordinasi

yang baik dari pihak

penanggungjawab (kepala

Wawancara

Studi

(6)

113

skeolah,bagian kurikulum)

dengan pihak pelaksana (guru)

program?

Peserta didik

Menilai ketercukupan

SDM sebagai faktor

pendukung dalam

menjalankan program

Apakah peserta didik sudah

dapat beradaptasi dengan baik

dengan program SKS?

Apakah terdapat perbedaan

ketercapaian nilai dari sebelu

dilaksanakan program dan

sesudah dilaksanakan

program?

Apakah peserta didik

memahami mekanisme

pelaksanaan program SKS

dengan baik?

Wawancara

Studi

dokumentasi

Pembiayaan

Melihat ketercukupan

biaya bagi kebutuhan

Darimana sumber biaya bagi

keberlangsungan program SKS?

Wawancara

Studi

(7)

114

program

Apakah terdapat sumber dana

lainnya sebagai dana

pendukung program?

Dokumentasi

Sarana dan

Prasarana

Melihat ketersediaan

sarpras bagi kebutuhan

program

Apakah sekolah sudah memiliki

sarana prasarana yang

memadai bagi keterlaksanaan

program?

Wawancara

Studi

Dokumentasi

Observasi

Jadwal

Bagaimana cara pihak sekolah

mengatur jadwal agar sesuai

dengan program SKS?

Apakah jadwal yang dibuat oleh

bagian kurikulum dapat

dipahami dengan baik oleh

pihak pelaksana?

Apakah kegiatan pembelajaran

dapat berlangsung sesuai

dnegan jadwal yang

Wawancara

Studi

(8)

115

direncanakan?

Apakah terdapat kendala dalam

membuat dan melaksanakan

jadwal?

Komponen Proses

3.

Persiapan Guru

Memakai temuan untuk

mengontrol dan

memperkuat aktivitas

SDM

Bagaimana persiapan guru

dalam mengajar dengan

program SKS, apakah

diperlukan persiapan khusus?

Wawancara

Studi

Dokumentasi

Pelaksanaan

SKS

Memakai temuan untuk

mengontrol dan

memperkuat aktivitas

SDM

Apakah guru memiliki strategi

khusus dalam mengajar?

Apakah pelaksanaan program

SKS sudah berjalan dengan

baik ataukah masih terdapat

kendala-kendala yang belum

bisa teratasi?

(9)

116

SKS sudah berjalan sesuai

dengan rencana pelaksanaan

yang telah dibuat?

Bagaimana cara penyusunan

hasil belajar peserta didik,

apakah terdapat perbedaan

untuk setiap mata pelajaran?

Bagaimana dengan hasil

evaluasi peserta didik, apakah

mengalami peningkatan?

Apakah orangtua peserta didik

dapat memahami dnegan jelas

apa yang dipaparkan dalam

hasil belajar anaknya?

Komponen Produk

4.

Ketercapaian

tujuan

Menialai apakah

pelaksanaan sudah

Apakah program sistem kredit

semester sudah berjalan sesuai

(10)

117

sesuai dengan tujuan

rencana awal?

Apakah pelaksanaan program

SKS sudah sesuai dengan

tujuan yang diharapkan?

Perlukah dilakukan perbaikan

bagi program SKS di SMA N 1

Salatiga? Jika ya, tentang apa

saja?

Keberlanjutan

program

Menilai apakah ada

keberlanjutan program

Apakah program SKS akan

terus digunakan di masa yang

akan datang?

Menurut pendapat Anda,

apakah program SKS perlu

ditiru oleh sekolah-sekolah lain?

Apakah terdapat perbedaan

yang dirasakan dengan adanya

program SKS?

(11)

118

Lampiran 2

Pedoman Observasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana

No

Prasarana

Sarana

Nama barang

Ada/tidak ada Kondisi

Jml

Ket

1. Jenis ruangan

dan halaman

Ruang pembelajaran

Halaman tempat upacara

Kantor Kepala Sekolah

Ruang Wakil Kepala Sekolah

Kantor guru

Kamar mandi/wc

Ruang perpustakaan

Ruang Multimedia

Ruang UKS

Ruang Bimbingan

Ruang Komputer

Laboratorium Fisika

Laboratorium Kimia

Laboratorium Biologi

Laboratorium Bahasa

Ruang Agama

Mushola

Ruang tamu

(12)

119

Ruang sarana dan

prasarana

Gedung Serba Guna

Ruang Komite

Ruang kerajinan

Gudang

Tempat parkir

Kantin

Dapur

2. Kelengkapan

sarana kerja

dan

pendukung

pembelajaran

Papan tulis/Whiteboard,

kapur/marker, penghapus

Meja, kursi peserta didik

Meja kursi guru

Almari/rak penyimpanan

arsip

Alat praktikum Biologi

Alat praktikum Kimia

Alat praktikum Fisika

Alat peraga

Rak buku

Speaker

Mikrofon

Televisi

Radio

(13)

120

Tape Recorder

Komputer

LCD

Rak buku

3. Kelengkapan

administrasi

pembelajara

Jadwal pembelajaran

Silabus

RPP

Prota

Promes

Rencana harian

Daftar hadir peserta didik

Buku persuratan

Daftar nilai

4. Bahan

Pustaka

Buku cetak/buku

pelajaran

Buku fiksi (novel,dsb)

Buku non fiksi

Koran

(14)

121

Lampiran 3

Pedoman Studi Dokumen Program SKS

Aspek

Komponen

Sub Komponen

Hasil

Konteks

Visi dan Misi

Sekolah

Terdapat visi dan

misi sekolah

berkaitan dengan

program SKS

Surat Keputusan

berkaitan dengan

program SKS

Terdapat SK yang

berkaitan dengan

program SKS

Masukan (Input)

Silabus

Prota, Promes,

Silabus, RPP,

Rencana Harian, KRS

(Kartu Hasil Studi),

Jadwal, Pembagian

Kelas Lintas Minat,

Guru

Identitas guru

(15)

122

Pembiayaaan

RKAS

Sarana Prasarana

Data sarpras

Jadwal

Pembagian jam

mengajar dna mata

pelajaran tiap kelas

Proses

Penilaian hasil

pembelajaran

-daftar nilai

-instrumen penilaian

(16)

123

Lampiran 4

(17)

124

Lampiran 5 Kartu Rencana Studi

(18)

125

Lampiran 6 Jadwal

(19)

124

Lampiran 7 Laporan Hasil Belajar Peserta Didik

(20)

125

Lampiran 8 Pembagian Kelas Lintas Minat

(21)

126

Lampiran 9 Surat Keterangan

(22)

127

LAMPIRAN 10 : SKRIP HASIL WAWANCARA

1.

KEPALA SEKOLAH (KS)

Tanggal wawancara

: 2 September 2015

Tempat wawancara

: Kantor Kepala Sekolah

No Pertanyaan

Jawaban

Konteks

1. Apa yang menjadi

kebutuhan sekolah sehingga menjalankan program SKS di SMAN 1 Salatiga?

SKS ini bertujuan agar pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat anak, karena dengan SKS tatap muka bisa dilanjutkan di luar jam pelajaran. Tentunya bukan SKS murni tetapi masih SKS semi paket, saya kira kalau di perguruan tinggipun kalau SKS murni bisa tidak pulang sampai malam ya. Di sini ada 6 seri mata pelajaran ya mbak ada 4 seri juga, disini juga ada

kelas percepatan dimana harus

ditempuh dalam 4 semester. Dengan SKS ini anak bisa memilih sesuai dengan IP yang didapatkannya, jadi memang tujuan kami untuk hal-hal seperti itu. Jika ada anak pintar kan kasihan kalau harus menunggu teman-temannya, jadi dengan SKS si pintar ini bisa mendapatkan SKS lebih banyak. SKS sudah berjalan selama 3 tahun di SMAN 1 Salatiga. Program SKS ini juga bertujuan untuk menjawab tuntutan jaman, dan untuk melayani anak-anak sesuai dengan kebutuhannya, dengan SKS ini kami bisa melayani anak-anak sesuai dengan apa yang dibutuhkannya.

2. Siapa yang mencetuskan ide untuk melaksanakan program SKS di SMAN 1 Salatiga?

Pelaksanaan program SKS ini karena

adanya penunjukan dari Dinas

Pendidikan, setelah adanya evaluasi dan sebagainya kita memang ditetapkan untuk melaksanakan program SKS.

Hampir semua sekolah ex-RSBI

ditunjuk untuk melaksanakan SKS, misalnya SMA 3 Semarang, SMA Pati, dsb. Awalnya SMAN 1 Salatiga dianalisis terlebih dahulu, cocok tidak jika menerapkan SKS, setelah hasil evaluasi

(23)

128

muncul dan ternyata bisa menerapkan program SKS maka munculah SK pelaksanaan program SKS. 3. Apakah terdapat buku panduan dari Dinas Pendidikan bagi pelaksanaan program SKS?

Sekolah membuat panduan sendiri dengan melihat situasi dan kondisi sekolah, tentunya pelaksanaan SKS di masing-masing daerah berbeda-beda, misalnya panduan SKS di SMAN 1 Salatiga tentunya tidak sama dengan panduan di SMA Pati, dll. Maka kami melakukan analisis terlebih dahulu hingga akhirnya bisa membuat buku panduan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di SMAN 1 Salatiga.

4. Siapakah yang membuat buku panduan pelaksanaan SKS di SMAN 1 Salatiga?

Ada tim khusus mbak, ada Kepala Sekolah, ada bagian kurikulum, dan tim

pengembangan kurikulum yang

ditetapkan oleh Kepala Sekolah melalui SK.

5. Berdasarkan

analisis yang telah dilakukan, maka apa saja kriteria agar sekolah

dikatakan layak melaksanakan program SKS?

Sebenarnya tidak ada kriteria khusus bagi sekolah agar bisa menerapkan SKS, hanya saja sudah siapkah sekolah tersebut melaksanakan SKS, dilihat dari sumber daya yang ada baik guru,murid dan sarana prasarananya. Sebenarnya SKS ini mata pelajarannya juga sama dengan kurikulum biasanya, hanya pengemasannya saja dnegan cara yang

berbeda. Kan tetap ada IPA,

Matematika, dll, tidak ada yang berbeda. Sebenarnya Kurikulum 2013 (K13) kan sudah mengarah ke program SKS dengan adanya IPK, karena memang dirasa belum siap akhirnya dicabut dan dihentikan sementara. Padahal dengan SKS ini memberikan peluang bagi anak untuk memilih mata pelajaran yang disukai, misalnya suka pelajaran Biologi, tapi tidak menyukai Fisika, maka anak tersebut dapat mengambil jurusan IPS dengan lintas minat Biologi. Jurusan IPS pun bisa mengambil kedokteran di perguruan tinggi, asalkan lintas minatnya kan di berbagai mata pelajaran IPA. Menurut saya K13 yang mengarah ke SKS ini bagus, hanya mengubah mindset orang

(24)

129

saja yang susah, cuma kendalanya di penilaian, tapi penilaianpun kalau

sudah dipersiapkan dengan baik

hasilnya pun akan bagus dan mudah. Sebenarnya dengan melaksanakan K13

sekolah-sekolah lain secara tidak

langsung juga telah melaksanakan SKS. Apalagi sekarang kelas akselerasi kan sudah dihentikan, nah salah satu solusi ya dengan program SKS ini, dengan program SKS maka bisa membuka kelas pengayaan dengan percepatan yang ditempuh dalam waktu 2 tahun, adalagi kelas pengayaan olimpiade yang bisa ditempuh dalam waktu 3 tahun. Kelas percepatan inipun bisa dilaksanakan di sekolah jika sudah mengantongi ijin dari Dinas pendidikan melalui SK.

6. Apakah tujuan yang melatarbelakangi dilaksanakannya program SKS ini sudah masuk ke dalam visi misi sekolah?

Sudah. Visi misi ini dibuat saat ada rapat manajemen mutu sekolah, ada Kepala Sekolah, ada WaKa masing-masing bidang beserta staf-stafnya kemudian dirapatkan dan muncullah visi misi tersebut. Hampir 25% dari jumlah guru dan staf yang terlibat dalam rapat, jadi menurut saya sudah mewakili dari keseluruhan jumlah pegawai yang ada di SMAN 1 Salatiga, karena tidak mungkin jika semuanya diundang, nanti hasilnya malah tidak maksimal jika terlalu banyak orang sehingga terlalu banyak pendapat.

Input 1. Apakah sebelum program dilaksanakan sudah dibuat perencanaannya terlebih dahulu? Jika sudah, siapa saja yang terlibat dalam

pembuatan prencanaan program?

Tentu saja sudah. Dalam perencanaan-nya kami melakukan IHT, semacam matrikulasi cara menggunakan SKS itu bagaimana, karena yang kami pakai kan bukan SKS murni, tapi SKS semi paket, sehingga perlu di ploting. Kan kalau

tidak diploting nanti terjadi

kebingungan, bagaimana gurunya,

siswanya, dsb, sehingga ada kuota yang pasti. Agar terjadi pemerataan kelas,

sehingga dari segi guru jam

mengajarnya pun dapat terpenuhi, dari siswanya juga terpenuhi.

2. Dalam

pelaksanaannya

Tidak mbak, kan semuanya juga demi

(25)

130

apakah pernah

terjadi kekurangan peserta didik bagi

mata pelajaran

tertentu?

Matematika itu kan mata pelajaran yang paling diminati siswa, nah kalau dibuka banyak bisa-bisa mata pelajaran lain tidak kebagian siswa, sehingga kami batasi jumlah mata pelajaran tertentu, sehingga jumlah siswanya pun merata untuk masing-maisng mata pelajaran lain, seperti IPS, PKn, dll. Kebijakan kami kan juga mengacu pada UU guru dan dosen, kan jika guru mengajar kurang dari 24 jam seminggu nanti bisa saja sertifikasinya tidak keluar, jika anaknya kurang dari 20 siswa juga tidak keluar. Misalnya pelajaran bahasa inggris, kuotanya 20 siswa, jika sudah terpenuhi ya kami cut, jadi siswa yang lain harus mengambil mata pelajaran

lainnya. Ya, walaupun setengah

dipaksa, tapi kan tidak masalah.

3. Dalam pelaksanaannya pernahkah terjadi kendala kekurangan siswa?

Sebelum dapodik berjalan, walau

kekurangan siswa mata pelajaran tersebut tetap berjalan, namun dengan adanya dapodik kan pihak sekolah juga

mengusahakan agar guru dapat

memenuhi jam mengajarnya. Ya

bukannya memaksakan kehendak

kepada anak, tetapi kami juga harus memikirkan kepentingan guru juga, sehingga tidak ada yang dirugikan dengan adanya program SKS.

4. Apakah sudah

ada koordinasi

yang baik antara penangungjawab program dengan pelaksana

program?

Tentu saja sudah. Pelaksana program di sini yang dimaksud adalah guru bisa

langsung menyampaikan

kendala-kendala dalam program langsung

kepada bagian kurikulum, atau bisa juga saya menegaskan lagi waktu pembinaan hari Senin kita sampaikan

juga. Dari bagian kurikulum

menyampaikan adanya masukan dari si A, si B dan kendala-kendala yang terjadi berserta solusinya di saat pembinaan, sehingga pelaksana program lainnya

juga mengetahui adanya kendala

beserta solusinya.

5. Apakah terdapat

kendala yang

belum dapat

teratasi sampai

Saya kira sudah tidak ada. Semua kendala sudah bisa teratasi dengan baik. Kalau di awal-awal memang banyak kendala, karena belum terbiasa.

(26)

131

sekarang? Memang ada beberapa orang yang

menganggap ada kendala, karena wajar kalau ada orang yang tidak mau belajar,

lalu menganggap program ini

merepotkan, tapi kan lama-lama orang ini mengikuti keadaan, kemudian mau belajar dan beradaptasi dengan program yang ada.Sebenarnya hal baru itu kalau kita mau belajar pasti tidak akan ada kesulitan ataupun kendala, tapi kembali kepada manusianya mau berubah tidak.

6. Apakah guru-guru di sini sudah memenuhi kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional?

Masih ada beberapa yang belum memenuhi sih, ya namanya manusia kan beragam. Ada kan orang yang tidak mau berubah, tidak mau mengerti, sudah disampaikan tetapi tidak mau

mendengarkan. Kembali kepada

manusianya mau tidak untuk berubah dan belajar. Tetapi menurut saya dari keseluruhan guru yang ada di SMA 1 Salatiga sebanyak 85% telah memenuhi

kompetensi pedagogis, kepribadian,

sosial dan profesional, sedangkan 15% masih belum memenuhi beberapa aspek, misalnya dalam hal pedagogis, masih ada beberapa guru bersifat monoton dalam mengajar dan tidak bersedia mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Ada juga beberapa guru

yang tidak mau mengajar mata

pelajaran lain, misalnya mengajar Ekonomi ya hanya ekonomi, tidak mau mengajar akuntansi, dan lain-lainnya. Padahal hal tersebut dapat membantu guru tersebut untuk memenuhi jam mengajarnya. Nah hasil ini saya

dapatkan saat saya melakukan

supervisi, jadi kan tahu secara personal guru satu persatu bagaimana saat

mengajar. Sebenarnya kan ujung

tombaknya kan pada guru itu sendiri, berhasil atau tidaknya sebuah program bergantung pada guru. Sebenarnya

dengan program SKS ini kan

menyenangkan, saya kan mengajar matematika 4 jam, itu enak 2 jam menjelaskan 1 jam latihan soal, 1 jam untuk ulangan, jadi anak-anak pulang

(27)

132

itu sudah bebas tidak ada beban lagi tinggal mengulang sendiri di rumah jika mau. 7. Apakah peserta didik mendapatkan sosialisasi tentang program SKS?

Iya, peserta didik mendapatkan

sosialisasi, orang tuanya juga

mendapatkan sosialisasi di awal masuk sekolah. Siswa sudah diterangkan apa itu SKS, bagaimana cara mengisi KRS, dan lain sebagainya.

8. Apakah ada buku

panduan bagi

peserta didik?

Buku panduannya ada, bukunya sama dengan buku panduan bagi para guru.

9. Apakah

dilakukan

perbaikan buku panduan secara berkala?

Tentu saja, tetapi begini, ketika anak tersebut masuk, dia menerima buku panduan, nah buku panduan yang dia pegang berlaku selama dia di SMAN 1 Salatiga, jadi dari kelas X sampai dia kelas XII, nah baru nanti angkatan

berikutnya dilakukan

perbaikan-perbaikan lagi. Misalnya mata pelajaran yang awalnya 4 seri itu, kemudian kami rubah menjadi 4-6 seri, jadi yang 4 seri ini hanya dipakai oleh kelas percepatan, kalau kelas reguler menggunakan mata pelajaran yang 6 seri. Kemudian untuk kelas percepatan juga berbeda dengan kelas reguler, kelas percepatan 1 jam pelajaran itu 30 menit, kalau reguler 1 jam pelajaran 45 menit. Karena kelas percepatan itu materinya ada yang diperdalam, diperluas dan dipercepat. Ini aturannya mengikuti permendiknas.

10. Apakah peserta didik sudah dapat beradaptasi dengan baik dengan adanya program SKS?

Tentu sudah, apalagi ini yang siswa baru sudah berjalan hampir 2 bulan, kalau di awal-awal itu biasa ya kalau

mereka bingung, tapi lama-lama

semakin memahami mekanisme

pelaksanaan program SKS. 11. Apakah terdapat perubahan-perubahan pada peserta didik sebelum dan sesudah dilaksanakannya program SKS?

Tentu ada, tapi di SMAN 1 Salatiga ini perubahannya tidak terlalu melonjak tajam dari segi prestasinya, tetapi memang kemarin untuk UN karena

kami sudah menggunakan CBT

(Computer Based Test) yang diterima di perguruan tinggi negeri lebih banyak daripada tahun sebelumnya, karena perguruan tinggi itu lebih banyak yang

(28)

133

percaya kepada nilai UN dengan CBT. Dari hasil UN pun juga meningkat, secara keseluruhan dari jumlah 900 SMA negeri maupun swasta yang ada di Jawa Tengah, dari jurusan IPA masuk 10 besar, IPSnya peringkat 5,jurusan Bahasa peringkat 3. 12. Darimana sumber biaya bagi keberlangsungan program SKS?

Sumber biaya ya dari dana sekolah yang

bersumber dari orangtua dan

pemerintah. Sebelum menjadi RKAS

masing-masing bidang mengajukan

anggarannya yang kemudian kami seleksi menjadi RKAS, selanjutnya RKAS kami mintakan tandatangan

kepada Dinas Pendidikan, karena

sumber dana berasal dari orangtua

melalui SOP (Standart Operating

Procedure). 13. Apakah terdapat dana pendukung lainnya bagi keterlaksanaan program SKS?

Tidak ada, semua dana berasal dari dana sekolah tadi.

14. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah memadai bagi keterlaksanaan program?

Secara keseluruhan sarana prasarana sudah cukup memadai, namun tetap

membutuhkan berbagai perbaikan,

misalnya perpustakaan yang masih kurang layak. Walaupun sudah terdapat koleksi buku yang cukup banyak,

internet juga sudah ada untuk

mengakses e-book, sekarang sudah ada lebih dari 27 rombongan belajar lebih

sehingga diperlukan ruang

perpustakaan yang lebih besar,

sehingga dari pihak sekolah mengusul-kan untuk membuat perpustakaan menjadi 2 lantai tapi sampai sekarang masih belum di ACC, karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar, sekitar 1,2 M yang kami butuhkan. Belum lagi halaman depan dan pagar depan sekolahan yang juga memerlukan perbaikan. Saat ini yang baru di acc malah pagar depannya duluan. Tapi saya tidak bosan-bosannya mengusul-kan untuk perbaimengusul-kan perpustakaan, karena menurut saya perpustakaan juga merupakan salah stau ujung

(29)

134

tombak anak-anak, kan semua ilmu bisa didapatkan di perpustakaan.

15. Apakah

pembuatan

jadwal sudah

berjalan dengan baik?

Jadwal yang dibuat oleh bagian kurikulum sudah sangat jelas dan dapat dipahami dengan baik, namun akan terdapat kendala ketika sistem dapodik mewajibkan guru untuk mengajar minimal 20 peserta didik, karena dengan program SKS ini pihak sekolah tetap harus membuka kelas ketika ada peserta didik yang berminat mengambil mata pelajaran tersebut walaupun jumlah pesertanya sedikit, misalnya hanya 3 peserta didik saja. Padahal

dalam sistem dapodik diperlukan

minimal 20 peserta didik agar jam mengajarnya diakui. Sehingga untuk menyiasati hal ini pihak sekolah melakukan beberapa improvisasi dalam program SKS. Pihak sekolah akan menutup kelas jika telah memenuhi kuota, sehingga peserta didik yang sebenarnya berminat mengambil mata pelajaran tersebut karena kuota sudah

penuh dipaksa mengambil mata

pelajaran lain. Misalnya matematika, banyak anak dari berbagai jurusan yang mengambil matematika sebagai mata pelajaran lintas minat mereka, sehingga kuota untuk mata pelajaran ini snagat banyak, untuk itu mata pelajaran ini hanya dibuka beberapa kelas saja, agar mata pelajaran lain juga mendapatkan peserta. Kalau masalah jadwal yang masih sering bertabrakan itu kadang terjadi karena kesalahan gurunya sendiri, ada beberapa guru yang ngeyel “saya tidak mau ngajar di sini” maka terjadi tabrakan jadwal.

Process 1. Bagaimana persiapan guru mengunakan program SKS, apakah diperlukan persiapan

Saya rasa sama saja dengan

pembelajaran sebelumnya ya, tidak ada persiapan khusus yang diperlukan. Persiapannya ya selayakanya guru, ada administrasi yang harus dipenuhi dari RPP, Promes, Prota dll, tapi kan sudah ada MGMP jadi bisa bekerjasama

(30)

de-135

khusus? ngan timnya untuk pembuatan

administrasi guru. 2. Apakah pelaksanaan program SKS sudah berjalan dengan lancar?

Kalau menurut saya sudah lancar ya, tapi kembali ke masing-masing individu, ada yang beranggapan masih ada kendala, padahal kalau dipelajari lagi sebenarnya kendala tersbeut dapat

terpecahkan. Ada yang maish

beranggapan program SKS itu ribet,

padahal sebenarnya memudahkan

dalam mengajar, jadi kalau menurut saya program SKS sudah berjalan dengan baik. 3. Bagaimana dengan penyusunan hasil belajar peserta didik, sudahkah berjalan dengan baik?

Tentu saja sudah. Kami memiliki software khusus yang digunakan untuk memasukkan nilai, desainnya dari

sekolah, tapi untuk program

softwarenya kami menyuruh ornag untuk membuat. Tugas guru itu bukan hanya meng-input nilai saja, tetapi wali kelas tetap harus memiliki data, jadi ada kronologinya bagaimana tercipta nilai demikian. Nah, itu mindsetnya susah, harusnya kan prosedurnya jelas nilai ini darimana, gabungan nilai apa saja, harusnya kan jelas, tapi ada sebagain guru yang susah untuk melaksanakannya, bahkan ada nilai yang “ngaji atau ngarang biji” karena tinggal input saja. Padahal tugas guru bukan hanya menginput nilai tetapi juga member motivasi kepada anak, kenapa nilai anak-anak jelek harusnya guru juga mengoreksi diri jangan hanya menyalahkan semuanya pada anak.

Produk

1. Apakah program

SKS sudah

berjalan sesuai

rencana awal?

Sudah. Program SKS ini sudah berjalan sesuai dengan tujuan sekolah yang ingin memfasilitasi kebutuhan perserta didik. Program SKS di SMA Negeri 1 Salatiga ini akan tetap kami lanjutkan sampai ada inovasi-inovasi baru sesuai dengan perkembangan jaman, namun sejauh ini program SKS sudah berjalan dengan baik, dan menurut saya kalau untuk dikatakan layak, ya sudah layak untuk dijadikan role model bagi

(31)

sekolah-136

sekolah lain yang hendak melaksanakan program SKS.

2. Apakah program

SKS perlu ditiru oleh sekolah-sekolah lain?

Tentu saja perlu, karena dengan

program SKS ini banyak sekali

manfaatnya bagi sekolah.

2.

Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum

Tanggal wawancara

: 1 September 2015

Tempat wawancara

: Ruang Bagian Kurikulum

No Pertanyaan

Jawaban

Konteks

1. Apa yang menjadi

kebutuhan sekolah sehingga menjalankan program SKS di SMAN 1 Salatiga?

Pada waktu itu SMAN 1 Salatiga terpilih sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), padahal untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dalam pelaksanaan pembelaja-rannya harus mengunakan sistem kredit semester (SKS). Sehingga agar SMAN 1 Salatiga bisa segera menjadi

SBI maka sekolah menggunakan

program SKS. Kemudian RSBI

dihentikan, tetapi SMAN 1 Salatiga tetap menggunakan program SKS. Pada waktu itu merujuk pada permendikbud 81 A sebenarnya bukan hanya sekolah RSBI saja yang bisa melaksanakan program SKS, tetapi juga sekolah dengan kategori mandiri dan sekolah-sekolah berstandar Nasional sudah bisa melaksanakan program SKS. Dalam sks tersebut ada ketentuan bahwa beban belajar di SMA bisa paling cepat 2 tahun, paling lama 5 tahun, tetapi kemudian direvisi menjadi paling lama 4 tahun. Selain tujuan untuk menjadi

sekolah SBI, SMAN 1 Salatiga

menggunakan program SKS dengan tujuan untuk bisa memfasilitasi peserta didik agar lebih cepat menyelesaikan sekolahnya di SMA, terutama bagi peserta didik dengan kategori Cerdas Istimewa (CI). Hal ini pertama kali dicetuskan oleh kepala sekolah waktu itu, yaitu bapak Saptono. Pada waktu itu beliau berpikiran selain agar SMAN 1

(32)

137

Salatiga menjadi skeolah SBI,

pelaksanaan program SKS juga

dimaksudkan agar dapat meluluskan

anak selama 2 tahun, sehingga

nantinya hal ini dapat menjadi ciri khusus dari SMAN 1 Salatiga.

2. Siapa yang mencetuskan ide untuk melaksanakan program SKS di SMAN 1 Salatiga?

Ya, waktu itu kan kepala sekolahnya yang mencetuskan idenya yaitu Pak Saptono, yang punya ide pada waktu itu

Pak Saptono, namun setelah

perkembangan itu justru pada waktu SKS sudah kita laksanakan, tetapi

ternyata muncul yang namanya

akselerasi, nah kemudian setelah

akselerasi dihentikan baru skeolah kembali menggunakan SKS untuk mempersingkat waktu belajar anak menajdi 2 tahun. Jadi kembali ke SKS untuk percepatan itu ya baru tahun ini. Sebenarnya wacana untuk melaksa-nakan percepatan itu sudah lama, hanya saja pada waktu itu belum ada keputusan dari Dinas Pendidikan, atau dari pusat juga belum jelas. Ketika kami memberikan pertanyaan jika ingin meluluskan siswa dalam waktu 2 tahun caranya bagaimana, dari Dinas belum bisa memberikan penjelasan.

3. Apakah sudah terdapat undang-undang yang mengatur pelaksanaan program SKS?

Kalau sekarang sudah ada, yang terbaru itu bukan Undang-undang tetapi Permendikbud 158 tahun 2014. Sebelum adanya Permendikbud terse-but, kami menggunakan Permendikbud nomor 81 A tahun 2013, sebelumnya lagi ada di Permen no 20 tahun 2009 atau 2008 ya saya agak lupa, tetapi ada di situ walaupun tidak disebutkan secara gamblang ya, tapi sudah menyinggung tentang program SKS. Di beberapa perundang-undangan tersebut sudah ada syarat-syarat bagi sekolah yang ingin menggunakan program SKS beserta ketentuan-ketentuannya. 4. Apakah terdapat buku panduan pelaksanaan SKS dari Dinas Pendidikan?

Kalau itu tidak ada, karena sekolah membuat sendiri buku panduannya. Kita dapatnya lewat pelatihan-pelatihan, dan diklat-diklat, karena pada waktu itu petunjuk teknis yang dibakukan itu

(33)

138

belum ada, tetapi ada SMA yang sudah melaksanakan program SKS terlebih dahulu, yaitu SMA 78 Jakarta dan SMA 3 Bandung. Nah kita belajar dari mereka. Pada waktu itu ketika masih gencar-gencarnya RSBI mau menjadi SBI itukan sekolah-sekolah yang RSBI itu harus bisa melaksanakan SKS, karena itu maka kemudian diadakan pelatihan besar-besaran bagi sekolah

RSBI itu, nah salah satu

narasumbernya ya dari SMA 78 Jakarta. Karena mereka sudah melaksanakan

lama, maka mereka memberikan

panduan dari sekolahnya. Baru

kemudian dari SMA 1 Salatiga

mengembangkan sendiri.

Nah, karena pada waktu itu setalah kita mendapat pelatihan kemudian kita melakukan studi banding kesana (ke SMA 78 Jakarta dan SMAN 3 Bandung). Ternayta dua skeolah ini memiliki dua versi yang berbeda, kemudian kita meramu dari kedua sekolah tersebut untuk kemudian diterapkan di SMAN 1 Salatiga. 5. Apakah ada seleksi khusus bagi sekolah pelaksana program SKS?

Sebenarnya mbak, untuk melaksanakan

SKS itu tidak harus memakai

persyaratan-persyaratan itu, karena sebenarnya justru banyak sekolah yang melaksanakan program SKS karena terpaksa, karena adanya tuntutan RSBI itu tadi. Contohnya SMA 1 Solo itu melaksanakan SKS belum lama, ketika

dia membutuhkan untuk anak

percepatan 2 tahun baru melaksanakan

program SKS, karena program

akselerasi dihentikan. Padahal anjuran

pemerintah kan memang untuk

menggunakan program SKS itu. Jadi Pemerintah itu kan sudah menyeleksi sendiri mana sekolah-sekolah yang layak untuk melaksanakan program SKS.

6. Apakah tujuan

yang

melatarbelakangi dilaksanakannya

Sudah ada, dalam visi misi sudah pasti itu. Apalagi dalam visi misi kan selalu berkembang, mulai dari RSBI kemudian berganti program SKS itu kan sekolah

(34)

139

program SKS ini

sudah masuk ke dalam visi misi sekolah?

langsung menyesuaikan visi misi

sekolah.

7. Siapakah yang

merancang visi misi tersebut?

Yang merancang ya semua bidang melalui Raker (rapat kerja), bukan hanya dari bidang kurikulum tetapi menyangkut semua bidang karena visi misi sekolah kan juga menyangkut keseluruhan personil sekolah.

Input 1. Apakah sebelum program dilaksanakan sudah dibuat perencanaannya terlebih dahulu? Jika sudah, siapa saja yang terlibat dalam

pembuatan prencanaan program?

Tentu saja sudah dibuat rancangannya. Kalau pakarnya ya bidang kurikulum itu sebagai narasumber, jadi ketika kita merancang SKS di SMAN 1 Salatiga kan yang berperan kurikulum, etapi utnuk lebih detailnya kan kita melakukan studi banding, kemudian mendatangkan narasumber tentang SKS melalui IHT (in House Training) dengan pembicara dari SMAN 3 Bandung. Pernah kita menda-tangi diklat-diklat dnegan pembicara dari SMA 78 Jakarta, kemudian ada pakar SKS juga di Dinas Provinsi itu

namanya Pak Topo itu pernah

memberikan saran-saran, kemudian pada waktu itu Pak Saptono itu juga pakar SKS jadi juga memberikan dukungan melalui diklat-diklat.

2. Kapan dan

dimana program SKS ini

dirancang?

Sebelumnya kan kita belajar dulu melalui diklat-dilat tadi baru kemudian kita membuat program, nah baru program dilaksanakan dan itu memang pada waktu itu pelaksanaannya kan melibatkan Waka kurikulum waktu itu Bu Yulianti, saya waktu itu sebagai staf bagian kurikulum. Dalam perancangan program ini guru belum dilibatkan.

3. Setelah program dilaksanasakan apakah guru dilibatkan dalam pembuatan program ini?

Waktu itu guru belum dilibatkan sih mbak, kami yang merancang program, kemudian kami sosialisasikan, jadi guru tinggal melaksanakan programnya. Jadi guru di sini perannya ya sebagai

pelaksana program SKS, karena

memang yang diberikan tanggungjawab itu bidang kurikulum.

4. Apakah peserta

(35)

140

mendapatkan buku panduan program? 5. Siapakah yang merancang buku panduan program SKS tersebut?

Bagian kurikulum yang merancang dna berwenang menyusun buku, tetapi buku tersebut terus menerus diperbaiki dari tahun ke tahun. Walaupun muatan mata pelajarannya tidak bertambah, tapi terjadi pergeseran-pergeseran di beban mata pelajarannya. Kan KTSP dengan kurikulum 2013 tentu beban mata pelajarannya juag berbeda.

Nah buku itu berlaku utnuk tiap angkatan, jadi ketentuan-ketentuan yang ad adi buku panduan berlaku selama siswa tersebut bersekolah di SMAN 1 Salatiga. Walaupun ada perbai-kan, perbaikan tersbeut berlakunya ya untuk angkatan selanjutnya.

6. Apakah terdapat

buku panduan

program SKS

bagi guru dan staf?

Bapak ibu guru buku panduannya juga sama dengan buku panduan siswa, karena di dalamnya sudah detail dan lengkap, sudah mencakup anak dan juga gurunya, jadi kami menggunakan satu buku panduan yang berlaku bagi guru maupun siswanya.

7. Sudahkah dilakukan pelatihan-pelatihan bagi guru tentang program SKS ini?

Kalau pelatihan-pelatihan itu biasanya yang berangkat bidang kurikulum, sedangkan bapak ibu guru hanya mendapatkan sosialisasi-sosialisasi dari

bidang kurikulum, karena bidang

kurikulum selaku penanggung-jawab program SKS. 8. Apakah perlu dilakukan latihan lagi bagi pengembangan program SKS?

Seharusnya perlu karena masih banyak hal yang belum kami ketahui berkaitan dengan SKS. 9. Apakah sekolah sudah membuat rencana/agenda kegiatan bagi pelatihan tersebut?

Ada beberapa yang sudah direncakana, tetapi untuk pelatihan SKS tidak kita khususkan karena saat ini kami sedang

berkonsentrasi kepada

pelatihan-pelatihan berkaitan dengan Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI)

10. Apakah sudah

dilakukan sosialisasi

kepada peserta

Sudah. Jadi setiap anak masuk atau PPDB selalu ada sosialisasi tentang SKS, bahkan bukan hanya anaknya, orangtua peserta didikpun kami berikan

(36)

141

didik berkaitan

dengan SKS ini?

sosialisasi tentang SKS yang kami agendakan di awal tahun ajaran baru.

11. Apakah sudah

terjalin

koordinasi yang baik antara pihak penanggungja-wab program dengan pihak pelaksana program?

Tetap ya, ketika guru menemukan masalah selalu melaporkannya ke bidang kurikulum, agar pihak kuriku-lum dapat memberikan solusi dan memperbaiki program yang ada. Tetapi pihak kurikulum juga tetap melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan bidang-bidang lain dalam menangani

masalah/kendala yang muncul.

Biasanya kendala-kendala tersebut guru sampaikan pada saat pembinaan yang kami lakukan setiap hari senin, dan juga saat raker. Biasanya kalau dalam pembinaan dan raker ada notulennya, tetapi kebanyakan secara lisan juga, supaya lebih cepat penanganannya dan kendala bisa segera diatasi.

12. Apakah peserta didik sudah dapat beradaptasi dengan baik menggunakan program SKS?

Awalnya anak-anak pasti kurang paham karena program ini sesuatu yang baru, yang penting di awal kami sudah memberikan sosialisasi dan selama

berlangsung kami terus menerus

memberikan pemahaman mengenai

SKS, sehingga lama kelamaan anak-anak semakin paham, dan di kelas 2 dan 3 mereka sudah paham betul apa itu SKS. 13. Apakah terjadi peningkatan prestasi dengan penggunaan program SKS ini?

Tentu saja ada. Misalnya masalah akademik, kita menunjukkan peringkat yang naik berdasarkan nilai UN. Menurut saya peirngkat akadmeik anak-anak naik juga karena adanya program SKS ini, kalau dalam grafik dapat kita lihat adanya peningkatan. Kemudian masalah kenakalan, ya

menurut saya juga sudah lebih

berkurang karena anak-anaknya

dituntut untuk lebih mandiri.

14. Darimanakah

sumber

pembiayaan bagi program?

Kalau SKS sudah masuk program

sekolah sehingga pembiayaannya

berasal dari berbagai sumber, karena SKS kan merupakan program sekolah, sehingga bisa dari BOS, dan lain-lain. Nah tiap bidang memiliki anggaran sendiri yang kami usulkan melalui RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran

(37)

142

Sekolah), jadi smeua kegiatan terperinci ad adi situ dari setiap bidang. Kalau untuk hal-hal berkaitan dengan SKS itu

yang mengusulkan ya bidang

kurikulum. 15. Apakah terdapat sumber dana khusus dari pemerintah bagi program SKS ini?

Tidak ada, semuanya sama. Kami menerima sumber dana yang sama dnegan SMA-SMA lain, tidak ada dana khusus bagi program SKS.

16. Apakah sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai bagi terlaksananya program SKS?

Ya sebenarnya kalau kita ingin

melaksanakan program SKS secara ideal masih ada yang kurang. Karena seharusnya program SKS itu harusnya moving class, tapi kan ruang kelas masih belum memadai, dan masih banyak sarana prasarana lainnya sih yang perlu diperbaiki.

17. Bagaimana cara

pihak sekolah

dalam menyusun jadwal?

Kalau dari jadwal tim kurikulum yang bertugas membagi jadwal bagi para guru, sedangkan untuk lintas minat biasnya pembagian kelasnya kami lakukan sebelum awal tahun ajaran baru dimulai. Mislanya ada 5 lintas minat, nah dari 5 kelas nanti saat lintas minat anak-anak akan melakukan moving class. Nah data lintas minat itu kami dapatkan saat sosialisasi sudah kami bagikan pilihan lintas minat, sehingga di awal tahun ajaran baru anak-anak sudah siap untuk menerima jadwal masing-masing beserta kelas lintas minatnya. Nah biasanya ada beberapa kelas lintas minat yang buka

kelasnay lebih banyak, misalnya

ekonomi. Biasanya anak-anak banyak yang tertarik mengambil kelas lintas

minat ekonomi, sehingga kami

membuka kelas ekonomi sampai 3 kelas maka gurunya pun beda-beda juga. Saat pembagian jadwal ini anak-anak sudah langsung mendapatkan kelas lintas minat ini gurunya ini ruangannya di sini. Itu yang membuat pusing karena kami harus membagi kelas yang sangat banyak.

18. Apakah ada

kendala dalam

Banyak mbak kendalanya, misalnya kadang ada tabrakan jadwal, sehingga

(38)

143

pembuatan

jadwal?

terkadang dalam pembuatan jadwal 1 bulan pembelajaran berlangsung itu jadwal baru clear (tidak ada yang bertabrakan jam mengajarnya).

19. Apakah jadwal

yang dibuat

sudah dapat

dipahami dengan baik oleh pihak pelaksana

program?

Karena sekarang kita sudah terbiasa sehingga sudah dapat dipahami ya, tapi awalnya ya butuh penjelasan dan koordinasi yang baik dari bagian kurikulum, kan lintas minat ini pelajaran ini gurunya ini ruangannya di sini, sehingga kadang ruang kelas sampai membengkak dan kami harus menggunakan ruang lab yang ada. Dulu di awal-awal guru-guru juga masih bingung namun sekarang karena sudah terbiasa ya sudah berjalan dengan baik.

20. Apakah jadwal

pembelajaran

sudah berjalan

sesuai yang

direncanakan?

Sudah berjalan sesuai harapan, karena anak-anak sudah terbiasa, gurunya juga sudah terbiasa sehingga sudah berjalan dengan baik.

Process 1. Apakah terdapat kendala-kendala yang belum teratasi sampai sekarang?

Kendala itu biasanya berkaitan dengan ruang dan sertifikasi guru. Jam mengajar guru yang harus 24 jam itu seharusnya bisa teratasi dengan adanya program SKS, karena saat ini belum ada aturannya di SMA, adanya masih di SMP. Nah nanti kalau sampai benar-benar diterapkan oleh sistem dapodik akan banyak guru kekurangan jam mengajar. Karena program SKS ini mau berapapun jumlah muridnya kan kelas harus dibuka,sehingga kadang guru mengajar siswanya kurang dari 20, padahal nantinya kalau dari sistem dapodik kalau kurang dari 20 siswa

guru tidak akan diakui jam

mengajarnya, nah itu nanti yang membuat repot. Tapi kan kebetulan di SMA hal tersebut belum diberlakukan sih, jadi itu masih belum menjadi kendala saat ini.

2. Bagaimana cara

penyusunan hasil

belajar peserta

didik?

Kami punya software ya mbak, itu kami yang merancang tetapi kami membayar ahli untuk membuat programnya, kalau kami sendiri yang membuat kan kami tidak mampu. Nah di program tersebut

(39)

144

sudah ada misalnya nilai fisiknya 80 harusnya di rapor keluar nilai A atau B itu sudah ada sistemnya.

Produk

1. Apakah program

SKS sudah berjalan sesuai rencana awal?

Sebenarnya perencanaan juga kami rancang sesuai keadaan sekolah, karena kalau kita rencanakan terlalu ideal dan tidak sesuai keadaan sekolah kan akan

menyulitkan, sehingga dari awal

perencanaan program SKS disesuaikan dengan situasi dann kondisi sekolah, sehingga ya pelaksanaannya sudah sesuai dengan perencanaannya.

2. Apakah program

SKS di SMAN 1 Salatiga masih perlu dilakukan perbaikan?

Tentu saja perlu. Program perlu terus

menerus disempurnakan. Misalnya

dalam hal pelaksanaan, perlu adanya

moving class sehingga program SKS

benar-benar murni.

3. Apakah program

SKS akan terus digunakan oleh sekolah?

Tentu saja, karena program SKS ini akan menjadi salah satu cara legalisasi kelas percepatan sebagai pengganti kelas akselerasi. 4. Apakah program SKS di SMAN 1 Salatiga sudah layak untuk ditiru oleh sekolah-sekolah lain?

Tentu saja sudah layak, karena kita sudah meluluskan anak-anak dengan program SKS dan terbukti banyak yang bisa diterima di perguruan tinggi negeri, jadi program ini sudah tidak perlu diragukan lagi manfaatnya.

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

126

LAMPIRAN 13 PERNYATAAN NARASUMBER

(46)
(47)

126

LAMPIRAN 14 CEK PLAGIATISME

(48)
(49)

Referensi

Dokumen terkait

(1) Apabila Rancangan Perda berasal dari DPRD, maka Pimpinan Panitia Khusus memberikan penjelasan atau keterangan atas Rancangan Perda serta tanggapan atas

menunjukkan, bahwa rataan denyut nadi domba yang diberi ransum K1 memiliki hasil pengukuran yang lebih tinggi dari K2, serta pemberian pakan dua kali memiliki pengukuran denyut

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Norma Moral dan Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan

Menurut Wong (2008), seseorang yang mememiliki tingkat religiusitas tinggi dalam mengikuti aktivitas keagamaan serta memiliki sikap etis lebih baik dalam kehidupan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: Pengelolaan evaluasi pembelajaran matematika dengan kurikulum

menunjukan bahwa Agroindustri pengolahan keripik ubi kayu memberikan keuntungan yang diterima adalah sebesar Rp 4.340.625 per lima kali proses produksi selama satu

 Rekayasa biokimia/bioproses berkaitan Rekayasa biokimia/bioproses berkaitan dengan aplikasi proses biologis pada dengan aplikasi proses biologis pada skala industri.