Modul ke:
Fakultas
Program Studi
PANCASILA
DALAM KAJIAN SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA
ERA ORDE LAMA, ERA ORDE BARU DAN
ERA REFORMASI
BAHAN TAYANG MODUL 4
SEMESTER GASAL 2016
RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH
.
FAKULTAS TEKNIK TEKNIK SIPIL
Materi Pembelajaran dan Standar Kompetensi
•
Materi
Pembelajaran
pada
Modul
Pertemuan 4 adalah
Pancasila dalam kajian
sejarah perjuangan
Era Orde Lama, Era Orde
Baru dan Era Reformasi bangsa Indonesia.
•
Standar Kompetensi
:
Mahasiswa
mampu
memiliki
kemampuan analisis, berfikir rasional,
bersikap kritis untuk mengkaji Pancasila
dalam mengisi kemerdekaan.
Pancasila Era Orde Lama
Masa
ini
adalah
masa
pencarian
bentuk
implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan.
Kepemimpinan berada pada kekuasaaan pribadi Presiden Soekarno. Atas dasar tersebut terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan Pancasila serta UUD 1945.
Penyimpangan Pancasila Era Orde Lama
Kepemimpinan berada pada kekuasaaan pribadi Presiden Soekarno.
MPRS mengangkat Ir Soekarno sebagai Presiden seumur hidup ( hal ini bertentangan dengan Pasal 7 UUD 1945)
Presiden membubarkan DPR hasil pemilihan umum tahun 1955 membentuk DPR Gotong Royong.
Hal ini dilakukan karena DPR menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. ( Bertentangan dengan sila ke 4 Pancasila dan Bertentangan dengan Pasal 23 Ayat ( 1 ) UUD 1945.
Soekarno menggabungkan Paham nasionalis, agama, dan komunis, yang tidak cocok dengan kehidupan Indonesia.
Adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi Komunis.
Penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang Presiden
Lemahnya kontrol yang seharusnya dilakukan DPR terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.
Puncak dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan Komunis.
•
Munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang
sangat membahayakan keselamatan bangsa
dan Negara.
•
Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno
selaku Presiden RI memberikan perintah kepada Letjen
Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 1969 (Supersemar)
untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi
terjaminnya keamanaan, ketertiban dan ketenangan serta
kesetabilan jalannya pemerintah.
Lahirnya Supersemar tersebut dianggap
sebagai awal masa Orde Baru.
Pancasila di Era Orde Baru
Setelah jatuhnya Presiden Soekarno, selanjutnya Presiden
Soeharto yang memegang kendali terhadap negeri ini sekaligus memasuki fase Orde Baru
Pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen salah satunya dilaksanakan oleh pemerintah melalui program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa.
Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi implementasi dan sangat mengecewakan.
Beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Orde Baru ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain.
Penyimpangan Pancasila Era ORDE BARU
1. Doktrinasi.
Pada awal kemunculannya,
Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila )
memberi angin segar dalam pengamalan
Pancasila, namun lama kelamaan berjalan tak sesuai dengan apa yang
dibayangkan.
2. Pancasila sering kali dijadikan
Legimitator
tindakan yang menyimpang.
Pancasila dikeramatkan sebagai alasan untuk stabilitas nasional
daripada sebagai ideologi yang memberikan ruang kebebasan untuk
berkreasi.
3.
Pancasila sebagai asas tunggal
.
Pada tahun 1985 seluruh organisasi sosial politik digiring oleh hukum
untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya dasar filosofis,
sebagai asas tunggal
. Setiap warga negara atau organisasi sosial yang
mengabaikan Pancasila maka akan dicap sebagai penghianat atau
penghasut.
4. Stabilisasi. Presiden Soeharto melarang adanya kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah. kritikan terhadap pemerintah menyebabkan ketidakstabilan di dalam negara. Dan untuk menstabilkannya Presiden Soeharto menggunakan kekuatan militer sehingga tak ada yang berani untuk mengkritik pemerintah.
5. Demokrasi Sentralistik. diterapkannya demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat pada pemerintah. Selain itu Presiden juga memegang kendali terhadap lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif sehingga peraturan yang dibuat harus sesuai dengan persetujuannya.
6. Tidak ada kebebasan pers.
Presiden melemahkan aspek-aspek demokrasi terutama pers karena dinilai dapat membahayakan kekuasaannya.
7. Korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyelewengan yang lain adalah pelanggengan korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga pada masa ini banyak pejabat negara yang melakukan korupsi.
8. Pelanggaran HAM. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara.
Tujuan Reformasi
•
Melakukan perubahan secara serius dan bertahap untuk
kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara;
•
Menata kembali seluruh struktur kenegaraan, termasuk
perundangan dan konstitusi yang menyimpang dari arah
perjuangan dan cita-cita seluruh masyarakat bangsa;
•
Melakukan perbaikan disegenap bidang kehidupan baik
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan
keamanan.
•
Menghapus dan menghilangkan cara cara hidup dan
kebiasaan dalam masyarakat bangsa yang tidak sesuai
lagi dengan tuntutan reformasi, seperti KKN, kekuasaan
sewenang
wenang/otoriter,
penyimpangan,
•
Era Reformasi memberikan harapan besar
menuju penyelenggaraan negara yang
lebih
demokratis,
transparan
dan
memiliki
akuntabilitas
tinggi
serta
terwujudnya
Good Governance.
Inti reformasi adalah memelihara segala
yang sudah baik dari kinerja bangsa dan
negara dimasa lampau, mengoreksi segala
kekurangannya, sambil merintis
pembaharuan untuk menjawab tantangan
masa depan.
Peranan
Pancasila
sebagai
Paradigma
Reformasi
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi
p p
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi
kehidupan Kampus
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Hak Asasi Manusia
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Politik
Pancasila Sebagai Paradigma
Reformasi Hukum
1. Pancasila sebagai sumber nilai perubahan hukum
•
Hukum harus senantiasa diperbaharui agar aktual atau sesuai
dengan keadaan serta kebutuhan masyarakat yang dilayaninya.
•
Pancasila harus tetap sebagai kerangka berpikir, sumber norma
dan sumber nilai-nilainya.
2. Pancasila sebagai paradigma reformasi pelaksanaan
hukum.
•
Hukum pada masa reformasi ini harus benar-benar dapat
mewujudkan negara demokratis dengan suatu supremasi hukum.
( Nilai sila ke 4 )
•
Jaminan atas terwujudnya keadilan bagi setiap warga negara
dalam hidup bersama dalam suatu negara yang meliputi seluruh
unsur keadilan baik keadilan distributif, keadilan komutatif , serta
keadilan legal. ( Nilai sila ke 5 )
Law and Human Right
3.Gerakan
reformasi
hukum
haruslah
menjamin dan menghormati Hak Asasi
Manusia.
•
Pengakuan dan perlindungan Hak Asasi
Manusia merupakan salah satu ciri dari
negara hukum.
Negara Indonesia merupakan negara yang berlandaskan
atas hukum sesuai dengan bunyi Pasal 1 Ayat 3 UUD NRI
1945 : “Negara Indonesia adalah negara hukum”.
Dasar Yuridis Peranan Pancasila
sebagai paradigma reformasi hukum
adalah sebagai berikut
•
Undang-Undang :
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundangan.
•
Pasal 2 : “Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum negara.
•
Peraturan Perundang-undangan tidak boleh
bertentangan
dengan
nilai-nilai
yang
Pancasila Sebagai Paradigma
Reformasi Politik
1. Reformasi atas sistem politik.
•
Mereformasi pada Undang-Undang yang mengatur sistem politik
dengan tetap mendasarkan pada paradigma nilai-nilai kerakyatan
sebagaimana terkandung dalam Pancasila.
2. Susunan keanggotaan MPR, DPR,DPRD Tingkat 1 Dan 2
•
susunan keanggotaan MPR, DPR, dan DPRD yang benar-benar
mencerminkan nilai kerakyatan dan kedaulatan rakyat yang tercermin
dalam sila ke 4.
3.
Reformasi Partai politik.
Setelah reformasi, Adapun syarat pembentukan partai politik tertuang
dalam undang-undang no.2 tahun 1999, Pasal 2 : warga negara diberi
kebebasan untuk membentuk partai politik, serta diberi kebebasan
untuk menentukan asas sebagai ciri serta program masing-masing
Contoh Pancasila Sebagai Paradigma
Reformasi Politik
Pancasila Sebagai Paradigma
Reformasi Politik
•
Setiap keputusan politik harus melalui proses yang
demokratis dan transparan dengan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat. ( Cerminan sila ke 4 )
•
Sistem politik yang demokratis yang dapat melahirkan
penyeleksian
pemimpin
yang
dipercaya
oleh
masyarakat
•
Diperlukan demokrasi yang menjamin hak dan
kewajiban masyarakat untuk terlibat dalam proses
pengambilan keputusan politik secara bebas dan
bertanggung jawab sehingga menumbuhkan kesadaran
untuk memantabkan persatuan bangsa.
Pancasila Sebagai Paradigma
Reformasi Ekonomi.
•
Pengembangan ekonomi harus diletakkan
pada
peningkatan harkat martabat serta
kesejahteraan seluruh bangsa
.
•
Ekonomi Kerakyatan yang berdasarkan
nilai-nilai
Pancasila
yang
mengutamakan
kesejahteraan seluruh bangsa
•
Pasal 33 UUD 1945 merupakan penjabaran
sila ke 5 Pancasila. Salah satu hal yang
menjadi nilai dasar pada Pasal 33 dan Sila ke
5 Pancasila adalah “keadilan ekonomi”.
Pancasila Sebagai Paradigma
Reformasi Ekonomi
Pancasila sila ke 5 : Keadilan Sosial
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1,2 dan3
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajathidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya
dikuasai
oleh
negara
dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI EKONOMIpemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN, serta mengadili bagi oknum yang melakukan pelanggaran. Hal ini akan memberikan kepercayaan pada iklim usaha menciptakan kondisi kepastian usaha, yaitu dengan diwujudkannya perlindungan hukum serta undang-undang persaingan yang sehat.
Penyehatan dalam sektor perbankan menjadi prioritas utama, karena perbankan merupakan jantung perekonomian
pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pemberdayaan ekonomi rakyat dan daerah.
Pancasila Sebagai Paradigma
Reformasi Kehidupan Kampus
1.
Sebagai kerangka acuan, pola pikir dan landasan nilai-nilai
kemanusiaan yang didasari nilai ketuhanan bagi kehidupan
masyarakat kampus.
2.
Kampus merupakan wadah kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat, dan juga
merupakan tempat untuk
mengembangkan nilai-nilai luhur.
3.
Masyarakat kampus harus benar-benar mengamalkan budaya sikap
kerja sama, santun, mencintai kemajuan ilmu dan teknologi, serta
mendorong berkembangnya sikap mencintai seni.
4.
Mahasiswa harus bersikap obyektif, dan benar-benar berdasarkan
kepentingan moral demi harkat dan martabat manusia, bukan
karena kepentingan politik terutama kepentingan kekuasaan politik
dan konspirasi kekuatan internasional yang ingin menghancurkan
negara Indonesia
Implementasi Pancasila
dalam Kehidupan Kampus
1. Tersedianya sarana dan prasarana untuk beribadah bagi civitas akademika serta adanya kesempatan bagi civitas akademika untuk beribadah sesuai dengan agamanya masing masing.
2. Semua mahasiswa memperoleh hak merdeka untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dipeluknya guna mempertebal keimanan dan ketakwaan mereka.
3. Dikembangkannya rasa persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap civitas akademika tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial dan sebagainya.
4. Dikembangkannya rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, rasa bangga sebagai bangsa Indonesia, rasa persatuan Indonesia, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara.
5. Dikembangkannya nilai-nilai demokrasi di kampus, seperti tidak adanya pemaksaan kehendak, anti kekerasan, konstitusional, perkuliahan yang demokratis, kebebasan mimbar akademik dan sebagainya.
6. Dikembangkannya kewirausahaan bagi mahasiswa, suka bekerja keras, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat serta suka menolong orang lain dan sebagainya.
Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Hak Asasi Manusia
UU Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya, yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Pancasila Sebagai Paradigma
Pembangunan Hak Asasi Manusia
PANCASILA
UUD NRI TAHUN 1945
Masalah Hak Asasi Manusia secara lugas telah dicantumkan dalam BAB XA, Pasal 28A sampai dengan 28J
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang HAM
Penjabaran Hak Asasi Manusia
dalam Pancasila adalah
sebagai berikut
:
A.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
•
Sila ini menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama.
•
Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara
bebas untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing –
masing.
B. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
•
Hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam
hukum
•
Setiap warga negara mempunyai kewajiban dan hak-hak yang
sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan
undang-undang.
C. Sila Persatuan Indonesia.
• Sila ini mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
D. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan.
• Sila ini mencerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
• Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
E. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
• Hak ini mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
• Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan disini ditujukan bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau diskriminasi antar individu.
Dalam UUD 1945 terdapat pasal – pasal yang berkaitan dengan
masalah – masalah HAM, Pasal – Pasal tersebut adalah :
•
Pasal 27, tentang kesamaan kedudukan Hukum dan
pemerintahan, tanpa ada kecuali serta setiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
•
Pasal 28, tentang kemerdekaan berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
•
Pasal 29, tentang kemerdekaan untuk memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya.
•
Pasal 30, tentang hak untuk membela bangsa.
•
Pasal 31, tentang hak mendapat pengajaran.
•
Pasal 33, tentang hak perekonomian atas asas kekeluargaan.
•
Pasal 34, tentang fakir miskin dan anak – anak terlantar
dipelihara oleh Negara.
•
Masalah hak asasi manusia secara lugas telah dicantumkan
TELAAH KASUS
•
Pada akhir tahun 2015 ini, Kementerian Pertahanan melaksanakan Program
Pembinaan Kesadaran Bela Negara untuk membentuk Kader Bela Negara di
seluruh Indonesia. Program Pembentukan Kader Bela Negara diperuntukkan
untuk warga negara dari berbagai elemen.
•
Dalam mengimplementasikan bela negara, terdapat lima dasar yang harus
terus dikembangkan dan diterapkan oleh masyarakat. Pertama adalah
cinta tanah air.
•
Kedua, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
•
Ketiga, yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara.
•
Keempat, rela berkorban untuk bangsa dan negara, kelima adalah
memiliki kemampuan awal bela negara yang menyangkut kemampuan
untuk memiliki perilaku disiplin, ulet, kerja keras serta pantang menyerah.
•
Mentri Pertahanan mengatakan bahwa ancaman terhadap sebuah negara
saat ini adalah Ancaman konflik SARA, separatisme, Ideologi radikal,
terorisme, pertikaian antar anak bangsa, Dll.
• Untuk itulah kesadaran bela negara ini penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku Bangsa Indonesia sebagai bentuk revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi ancaman, mewujudkan ketahanan nasional, membentuk karakter cinta tanah air serta penguatan wawasan kebangsaan.
Pertanyaan
• Penerapan Pasal berapakah dalam UUD 1945 dan Sila berapakah yang diimplementasikan Pemerintah Indonesia dalam kebijakan Bela Negara !
• Bagaimana pendapat anda sebagai seorang Warga Negara Indonesia menyikapi kebijakan pemerintah tersebut !