• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI DAN MISI BURHANUDIN DAN KHAIRIL ANWAR SELAKU PASANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BELITUNG TIMUR PERIDOE (PASANGAN BERAKAR )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VISI DAN MISI BURHANUDIN DAN KHAIRIL ANWAR SELAKU PASANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BELITUNG TIMUR PERIDOE (PASANGAN BERAKAR )"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

VISI DAN MISI BURHANUDIN DAN KHAIRIL ANWAR

SELAKU PASANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BELITUNG TIMUR PERIDOE 2021 -2024

(PASANGAN “BERAKAR”)

I. PENDAHULUAN

Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang menjadi agenda rutin secara berkala sebagai salah satu cara berdemokrasi dan menjalankan amanat konstitusi, pada Tahun 2020 ini merupakan perhelatan ke-3 yang diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia pada Bulan September nanti. Terdapat 270 daerah yang melaksanakan, terdiri dari 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota. Termasuk dalam hal ini daerah kami Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kep. Bangka Belitung sebagai ajang kontestasi pemilihan bupati dan wakil bupati untuk yang ke empat kalinya.

Bila memperhatikan kondisi Belitung Timur akhir-akhir ini, menurut pengamatan dan penilaian kami serta memperhatikan input dari masyarakat secara umum, problemnya masih sama dengan 5 tahun yang lalu bahkan dari 10 tahun yang lalu, yaitu terdapat beberapa masalah pokok yang harus segera dicarikan solusinya sesegera mungkin, diantaranya:

1. Ketenagakerjaan, yaitu bagaimana menciptakan lapangan kerja baru pasca tambang. Sampai saat ini, perekonomian Belitung Timur masih dipengaruhi oleh pasang-surutnya sektor tambang timah terutama tambang timah rakyat. Pasca booming tambang rakyat sampai dengan 5 tahun yang lalu, saat ini banyak terdapat pengangguran tetap, pengangguran terbuka, pengangguran terselubung dan semi pengangguran mantan pekerja/kuli tambang timah rakyat.

2. Lesunya perekonomian daerah. Hal ini disebabkan ketergantungan perekonomian rakyat kepada sektor tambang timah rakyat. Walaupun PDRB Belitung Timur beberapa tahun terakhir di dominasi sektor perkebunan, kenyataan di lapangan, perekonomian daerah dan daya beli masyarakat tergantung pada pasang-surutnya sektor tambang timah rakyat.

3. Perebutan atas penguasaan lahan, akibat terbatasnya suplay (penawaran) dan

demand (permintaan). Pemkab Beltim sampai saat ini tidak pernah mendata secara objektif berapa persentase lahan kawasan yang masih tersedia untuk kawasan budidaya (non Hutan Produksi dan non kawasan Lindung). Ditambah distribusi yang tidak merata antara pemilik modal dan non pemilik modal, maka

(2)

lahan budidaya (areal penggunaan lain) yang masih tersedia diperebutkan antara pemerintah daerah dengan pengusaha, antara pemerintah daerah dengan masyarakat, antara masyarakat dengan pengusaha dan antar sesama masyarakat. 4. Inflasi yang masih tinggi, yang dilihat dari sangat mahalnya harga sembako dan

harga kebutuhan harian masyarakat. Bila media sempat menempatkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai salah satu daerah penyumbang inflasi tertinggi di Indonesia, maka sudah dapat dipastikan nilai uang semakin kecil dan daya beli masyarakat semakin menurun. Apalagi Pulau Belitung dan Beltim khususnya sangat dipengaruhi oleh faktor angin/cuaca, budidaya pertanian dan perkebunan yang belum efektif, sehingga hampir seluruh pasokan barang berasal dari luar daerah dan hal tersebut tergantung pada ketersediaan prasarana dan sarana transportasi.

5. Problem kebijakan pembangunan daerah. Sudah umum dimaknai bahwa “ganti rejim ganti kebijakan”. Hanya saja untuk kabupaten ini, kebijakan pembangunan yang legal-formal dengan mudah diganti dengan pertimbangan subyektifitas penguasa semata, karena prinsip bahwa “ pemerintah adalah penguasa”. Penyebab utamanya, karena ego kekuasaan dan menganggap sepele aturan seperti misalnya aturan pembagian kewenangan dengan wabup. Konsekwensinya, penghamburan anggaran, ketidak efektifan (tidak berguna), serta diskontinyuitas pembangunan/ ketidakjelasan arah pembangunan. Padahal, kompetisi di depan bukan hanya persaingan antar daerah, tetapi persaingan antara daerah dengan negara lain akibat diberlakukannya perjanjian dagang dan jasa antar negara. 6. Masih rendahnya kualitas birokrasi serta belum optimalnya budaya pelayanan

birokrasi. Bila kita mencermati kualitas pelayanan publik sampai saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa mindset dan integritas masih rendah. Aparatur masih menunjukkan bahwa budaya birokrasi masih menganut pola budaya birokrasi yang masih berorientasi pada kekuasaan atau budaya pelayanan yang masih berorientasi pada non publik.

Akibat dari beberapa masalah pokok diatas, akhirnya Kabupaten Belitung Timur mengalami ketertinggalan baik dari sisi kuantitas pembangunan maupun kualitas pembangunan, pemberdayaan masyarakat serta penyelenggaraan pemerintahan. Ketertinggalan tersebut secara sederhana dapat dibandingkan dengan melihat Kabupaten Belitung, sebagai kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Belitung Timur yang berada dalam satu pulau. Keadaan diatas makin diperparah dengan merebaknya pandemi Covid-19 di penghujung Tahun 2019 dan sampai saat ini masih terjadi. Akibatnya, problem penyandang masalah kesejahteraan sosial bukannya berkurang, malah semakin meningkat. Resesi ekonomi atau dampak resesi akan membayangi perjalanan 4 tahun kedepan sehingga perlu ada kebijakan strategis untuk

(3)

mengatasi dampak seperti : meningkatnya pengangguran, kolapsnya dunia usaha, kesulitan bahan dan akses bahan kebutuhan pokok, termasuk potensi peningkatan gangguan kamtibmas.

Berangkat dari kondisi-kondisi diatas akhirnya kami pasangan BERAKAR yaitu singkatan dari Bersama Aan dan Khairil Bermasyarakat, dimana kami Burhanudin selaku bakal calon bupati dan Khairil Anwar selaku bakal calon wakil bupati, terpanggil untuk hadir menawarkan solusi kepada masyarakat untuk 4 tahun kedepan agar Belitung Timur bangkit dari ketertinggalan dan mampu mengelola segala permasalahan utama diatas.

Untuk itu, kami sampaikan visi dan misi pasangan BERAKAR untuk 4 tahun kedepan sebagai salah satu pemenuhan persyaratan pencalonan dengan merujuk pada ketentuan dasar penyusunan visi dan misi yaitu :

1. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,Pasal 265 Ayat (1);

3. UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang, sebagaimana telah beberapa kali dirubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang, khususnya Pasal 45 Ayat 2 Huruf N;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025.

Secara umum, sistematika penyusunan visi dan misi ini menurut ketentuan teori perencanaan strategis terdiri dari :

a. Visi; b. Tujuan Umum c. Misi; d. Isu Strategis; e. Strategi; f. Sasaran; g. Kebijakan; dan h. Program.

(4)

II. VISI DAN MISI II.1. VISI

Visi di definisikan sebagai rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan 4 tahun mendatang. Maka, dengan memperhatikan pendahuluan diatas, yang menjelaskan latarbelakang, permasalahan dan tujuan utama hadirnya bakal calon pasangan BERAKAR, serta dalam rangka menjalankan misi jangka panjang Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025, yaitu :

1. Menciptakan Kabupaten Belitung Timur unggul di bidang industri, jasa, dan pariwisata berbasis kelautan dan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

2. Menciptakan kapabilitas masyarakat Kabupaten Belitung Timur yang tinggi. 3. Menciptakan pelayanan pemerintah Kabupaten Belitung Timur yang prima. 4. Menciptakan suasana Kabupaten Belitung Timur yang tertib, aman, damai, adil,

dan demokratis.

5. Menciptakan stabilitas pembangunan ekonomi makro daerah yang berkelanjutan. 6. Menciptakan prasarana dan sarana wilayah yang berdaya saing.

Maka visi yang ditawarkan untuk 4 (empat) tahun kedepan terhitung sejak Tahun 2021-2024 adalah :

“BELITUNG TIMUR BANGKIT DAN BERDAYA”

Penjelasan terhadap visi diatas yaitu :

a. Bangkit, menurut KBBI adalah suatu perubahan keadaan yang dapat berarti bangun, timbul/terbit atau mulai.

b. Berdaya, menurut KBBI adalah suatu perubahan yang dapat berarti berkekuatan, berkemampuan, bertenaga, atau mempunyai akal.

Terkait dengan visi, maka definisi konseptual untuk menjelaskan BELITUNG TIMUR BANGKIT DAN BERDAYA adalah suatu perubahan situasi dan kondisi di Belitung Timur untuk terjadinya perubahan keadaan dari kondisi stagnan ke kondisi dinamis, terbangun dari kondisi lemah menjadi kuat, dari kondisi tidak memiliki semangat menjadi bersemangat dengan kemampuan melakukan atau mampu bertindak dengan menggunakan segala kekuatan, tenaga, akal, ikhtiar dan upaya.

Visi ini dipih karena juga ingin menjalankan amanat misi nomor 2, 3 dan 5 dari misi RPJMD Kabupaten Belitung Timur 2005-2025.

(5)

II.2. TUJUAN UMUM

Pasangan BERAKAR hadir dengan tujuan utama :

1. Menjadikan Kabupaten Belitung Timur yang unggul di Bidang industri, jasa dan Pariwisata berbasis kelautan dan perikanan sebagaimana visi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025.

2. Meminimalisir ketergantungan usaha ekonomi masyarakat dari sektor tambang ke sektor non tambang, mengurangi pencemaran lingkungan, mengatasi persoalan ketenagakerjaan, serta mengatasi masalah kewirausahaan.

3. Membuat Kabupaten Belitung Timur mampu mengejar ketertinggalan dari Kabupaten lain, minimal ketertinggalan dari sesama kabupaten/kota se-Provinsi Kep. Babel.

4. Menjadikan birokrasi mampu memberikan solusi nyata dan strategis bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, termasuk didalamnya menawarkan budaya birokrasi serta budaya pelayanan yang berorientasi pada pelanggan mereka yaitu masyarakat.

5. Meningkatkan kesejahteraan rakyat secara signifikan yang bukan hanya dilihat dari kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga mampu memberikan kontribusi antar sesama termasuk kontribusi terhadap pemerintah daerah; dan yang terkahir.

6. Mampu mengamankan jaring pengaman sosial khususnya kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial serta mengurangi angka kemiskinan secara bertahap.

II.3. MISI

Yaitu rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Atau definisi lain yang memaknai misi sebagai jalan/cara yang dipilih untuk mewujudkan perubahan kondisi di masa depan. Maka untuk mewujudkan pencapaian visi Belitung Timur pada masa 4 tahun kedepan yaitu :

1. Membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemkab Beltim agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

2. Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja.

3. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemkab Beltim melalui sinergitas kebijakan penanggulangan & pengentasan kemiskinan.

(6)

Penjelasan terhadap misi :

1. Membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemkab

Beltim agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Kebijakan kontemporer tentang daerah menyaratkan bahwa pemerintahan daerah sebagai bagian dari institusi publik di level terendah dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia, dituntut untuk menjalankan peran selaku agen perubahan dalam pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Peran ini tidak akan tercapai, apabila institusi pemerintahaan daerah tidak memiliki koridor dan landasan tatanan, baik dari dari sisi wewenang, kinerja maupun integritas. Untuk itu, penggunaan kekuasaan pemerintahan daerah terhadap warga masyarakat tidak dapat diberlakukan secara sewenang-wenang. Setiap keputusan/tindakan terhadap warga harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan asas umum pemerintahan yang baik. Dengan demikian, perlakuan terhadap warga serta pemenuhan kebutuhan dan harapan warga harus dillandasi dengan hukum dan ukuran yang jelas yang dipergunakan sebagai standar kepuasan dimana muaranya adalah budaya birokrasi pemerintahan daerah yang berorientasi kepada kepentingan publik.

2. Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan

daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja.

Sulistiyani (2004:bab VI) mendefinisikan pemberdayaan sebagai suatu proses untuk menuju berdaya, atau proses memperoleh daya/kekuatan/ kemampuan dan/atau pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Pemberdayaan Ekonomi masyarakat pada dasarnya memperkuat peran serta baik oleh, dari dan untuk masyarakat agar terlibat dalam penciptaan wirausahawan dan perluasan kesempatan kerja. Pemberdayaan masyarakat harus diarahkan pada tiga hal :

Pertama, enabling, yakni membantu masyarakat daerah agar mampu mengenal potensi dan kemampuan yang mereka miliki, mampu merumuskan secara baik masalah-masalah yang mereka hadapi, sekaligus mendorong mereka agar memiliki kemampuan merumuskan agenda-agenda penting dan melaksanakannya demi mengembangkan potensi dan menanggulangi permasalahan yang mereka hadapi. Kedua, empowering, yakni memperkuat dan daya yang dimiliki oleh masyarakat daerah dengan berbagai macam masukan (input) maupun pembukaan akses menuju ke berbagai peluang. Penguatan disini meliputi penguatan pada modal manusia, modal alam, modal financial, modal

(7)

fisik, maupun modal sosial yang mereka miliki. Terakhir, protecting, yakni mendorong terwujudnya tatanan struktural yang mampu melindungi dan mencegah yang lemah agar tidak semakin lemah.

3. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemkab Beltim melalui sinergitas kebijakan penanggulangan & pengentasan kemiskinan.

Kebijakan pengelolaan kemiskinan selama ini dipahami secara parsial sehingga output yang di hasilkan tidak strategis. Logika pengelolaan kemiskinan kadangkala harus dilihat dari perspekttif sebaliknya yaitu persepektif tidak miskin, sehingga ketika memahami keriteria dan indicator kemiskinan maka harus pula dipahami kriteria dan indicator tidak miskin. Ketika harus mengentaskan kemiskinan , maka disaat yang bersamaan harus pula menanggulangi kemiskinan. Karena entas tanpa menaggulangi, akan menjadi sia-sia, atau tanggul tanpa entas tetap tidak akan menyelesaikan masalah. Untuk itu, definisi dan kriteria miskin dan tidak miskin ternyata terkait lurus kemmpuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar (basic needs). Ketika kita mampu memenuhi kebutuhan dasar sesuai dengan standar yang dipersyaratkan, maka pada saat itu pengentasan dan penanggulangan telah berjalan seiring.

(8)

III. ISU STRATEGIS

Sebelum sampai pada perumusan strategi tentang apa dan bagaimana, ada beberapa syarat yang terlebih dahulu harus dilalui/disusun dalam menyusun perencanaan strategis seperti:

a. Pertama kali harus melakukan analisis lingkungan, yang terdiri dari kondisi ekternal dan kondisi internal dari masing-masing misi.

b. Menemukan posisi strategis dengan cara melakukan analisis kondisi eksternal dan internal, berupa daftar faktor yang merupakan peluang, ancaman, kekuatan dan hambatan, yang menggambarkan “posisi strategis” daerah untuk dipergunakan sebagai pedoman dalam mengidentifikasi isu-isu strategis dan menyusun strategi berdasarkan isu-isu tersebut.

c. Menyusun isu-isu strategis, dengan tujuan untuk menemukenali fakor-fakor yang paling berpengaruh dalam pengembanan misi di masa mendatang, atau untuk menemukan

strategic factors”.

d. Menyusun Matrix prioritas issue (ISSUES PRIORITY MATRIX), yang diklasifikasi berdasar 3 prioritas yaitu tinggi, sedang dan rendah baik probabilitas terjadi maupun probabilitas dampak pada daerah.

e. Merumuskan isu strategis ke dalam matrix SWOT, agar terdapat beberapa pilihan strategi.

III.1. Analisis Lingkungan

Secara umum tahapan dalam penyusunan perencanaan strategis tergambar dari diagram dibawah ini .

(9)

Lembaga survey telah membantu menginventarisasi beberapa persoalan masyarakat yang diharapkan dapat di carikan solusi/jalan keluar oleh bupati dan wakil bupati hasil pemilihan nantinya, yaitu :

a. MenurutVeritasdata.id, yang di rilis pada November 2019 :

b. MenurutPusat Studi Demokrasi dan HAM (PusDeHAM), yang di rilis pada Januari 2020

(10)

c. MenurutIndo Riset Konsultan, yang di rilis pada Bulan Februari 2020.

Perencanaan strategis yang sehat adalah yang didasarkan pada pemahaman terhadap konteks / lingkungan. konteks terdiri dari fakta dan perspektif. setiap konteks melibatkan fakta yang jelas, tetapi setiap konteks juga dipengaruhi oleh bagaimana kita mempersepsikan fakta; karena itu, konteks bisa bersifat obyektif dan subyektif.

III.1.1. Analisis Kondisi Internal:

Yaitu untuk menemukan kekuatan dan kelemahan. Kondisi internal apa yang dipersyaratkan bagi kesuksesan misi, bagaimana realitasnya dan bagaimana penilaian: apa yang menjadi kelemahan, atau kekuatan

Umumnya berupa :

 Struktur : penduduk berdasar gender dan jenis kelamin, system dan prosedur kerja pemda, kemiskinan, gaji/upah/pendapatan.

 kultur : sikap mental (integritas), kebiasaan/tradisi, pola pikir, kinerja (layanan), efektifitas, efisiensi dan ekonomis.

 sumber daya : SDA, penduduk berdasar usia produktif, penduduk berdasar tingkat pendidikan, anggaran, sarana dan prasarana.

(11)

MISI I : Membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemkab Beltim agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Kekuatan

: 1. Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkap;

2. Kualitas dan kuantitas Sarana kerja sudah memadai; 3. Jumlah ASN cukup memadai;

4. Pengawasan dan penilaian kinerja dari berbagai pihak cukup memadai; 5. Tahapan perencanaan, pengawasan sudah sesuai pedoman;

6. Pola kinerja sudah mulai diarahkan berbasis kinerja;

7. Pedoman penerimaan, Penempatan, rotasi dan mutasi ASN sudah ada; 8. Hak ASN berupa gaji dan tunjangan sudah cukup memadai.

Kelemahan

: 1. Rawan perubahan Kebijakan dasar; 2. Tidak efektif dalam Pengelolaan Anggaran; 3. Budaya Birokrasi berorientasi pada kekuasaan; 4. Profesionalitas Birokrasi rendah;

5. Efisiensi masih rendah;

6. Mindset perencanaan yang tidak berskala prioritas; 7. Masih terdapat praktek KKN;

8. Pemanfaatan IT masih rendah (umunya masih gunakan cara konvensional);

9. Tidak ada evaluasi atas implementasi perencanaan.

MISI II: Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja

Kekuatan

: 1. Kerjasama dengan mitra sudah mulai terjalin;

2. Mulai tumbuh semangat untuk wirausaha di luar sektor tambang; 3. Mulai memahami keterbatasan daya dukung sektor tambang rakyat; 4. Mulai memahami bahaya kerusakan lingkungan alam;

5. Memahami keterbatasan penyerapan tenagakerja di sektor penanaman modal;

6. Menyadari keahlian dan keterampilan mampu bersaing; 7. SDA mampu mendukung usaha di sektor non-tambang.

Kelemahan

: 1. Lemahnya komitmen Pemda untuk pemberdayaan ekonomi; 2. Akses pemasaran terbatas;

3. Mentalitas dan semangat wirausaha rendah; 4. Rata-rata tingkat pendidikan Usia kerja rendah; 5. Kualitas produk (jaminan kendali mutu) rendah; 6. Dukungan permodalan rendah;

7. Ketergantungan pada sektor tambang masih tinggi; 8. Inovasi dan kreasi produk rendah.

(12)

MISI III : Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemkab Beltim melalui sinergitas kebijakan penanggulangan & pengentasan kemiskinan

Kekuatan

: 1. Ada kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan; 2. Secara bertahap walau lambat sudah ada upaya memenuhi kebutuhan

dasar;

3. Terdapat basis data tepadu;

4. Daya dukung lahan masih mencukupi;

Kelemahan

: 1. Tidak ada keterpaduan dalam mengelola kebijakan pengentasan dan penanggulangan kemiskinan;

2. Kemampuan anggaran Pemkab Terbatas;

3. Infrastruktur transportasi langsung belum terbangun; 4. Terbatasnya lapangan pekerjaan;

5. kebijakan belum sudah terintegrasi di masing-masing strata pemerintahan.

III.1.2. Analisis Kondisi Ekternal

Tujuan: untuk menemukan peluang dan ancaman yang dihadapi daerah khususnya dalam mengemban misi atau tujuannya.

MISI I : Membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemkab Beltim agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Peluang

: 1. Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap 2. Kesejahteraan Birokrat Memadai (Gaji + tunjangan)

3. Pengawasan kinerja dan tindaklanjut atas hasil pengawasan cukup baik 4. Pedoman Indikator kinerja sudah tersusun

Ancaman

: 1. Alokasi Anggaran ke daerah terbatas

2. Dukungan tambahan anggaran dari pusat rendah

3. Kebijakan Top-Down lebih mendominasi Alokasi Anggaran daerah 4. Penilaian kinerja masih berbasis serapan anggaran bukan efektifitas

kinerja

5. Inkonsistensi aturan/sering berubah aturan

MISI II: Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja

Peluang

: 1. Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai 2. Dukungan SDA memadai

(13)

4. Kerjsama pelatihan keahlian/keterampilan terbuka

5. Tekhnik pengolahan dan budidaya semakin efektif dan ekonomis.

6. Jumlah manusia semakin ramai, kebutuhan atas hasil produk semakin tinggi.

Ancaman

: 1. Dampak Resesi ekonomi terhadap produk, harga

2. Persaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga)

3. Sulit mengikuti strategi pemasaran yang sangat dinamis mengikuti trend perkembangan teknologi informasi

4. Dampak perjanjian Perdagangan bebas menyulitkan penyerapan produk dan tenagakerja lokal;

5. Ketersediaan lahan semakin terbatas;

6. Perebutan lahan dan perambahan lahan dikawasan lindung

7. Penggunaan tenaga manusika semakin berkurang karena digantikan mesin. 8. Saingan investasi perusahaan skala besar membuat produk semakin

berkualitas, murah dan mudah di dapat

MISI III : Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemkab Beltim melalui sinergitas kebijakan penanggulangan & pengentasan kemiskinan

Peluang

: 1. Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan Kesehatan, pendidikan);

2. Bantuan pembangunan/rehab perumahan secara bertahap; 3. Bantuan beasiswa bagi siswa yang melanjutkan sudah dilakukan; 4. Distribusi dan pemasangan sambungan air bersih sudah dilakukan; 5. bantuan untuk tingkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin

sudah dilakukan (KUBE, PKH).

Ancaman

: 1. Inflasi cukup tinggi;

2. laju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali;

3. Ketergantungan bahan kebutuhan dasar dengan suplay dari luar daerah tinggi;

4. Belum sinergi program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan (TKPK); 5. Masih fokus pada program dan kegiatan pengentasan kemiskinan.

III.2. PRIORITAS ISU

1. MISI I : Membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemkab Beltim agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Matrix Prioritas Isu : Kekuatan

Probabilitas Terjadi Tinggi Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan Kualitas dan kuantitas Sarana kerja sudah memadai Jumlah ASN cukup memadai

(14)

kewenangan cukup lengkap

Sedang

Pengawasan dan penilaian kinerja dari berbagai pihak

cukup memadai Tahapan perencanaan, pengawasan d sudah sesuai pedoman

Pola kinerja sudah mulai diarahkan berbasis kinerja Rendah Pedoman penerimaan, Penempatan, rotasi dan mutasi ASN sudah ada

Hak ASN berupa gaji dan tunjangan

sudah cukup memadai

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Kelemahan

Probabilitas Terjadi

Tinggi Rawan perubahan Kebijakan dasar

Tidak efektif dalam Pengelolaan Anggaran Budaya Birokrasi berorientasi pada kekuasaan Sedang Profesionalitas Birokrasi rendah Efisiensi masih rendah Mindset perencanaan yang tidak berskala prioritas

Rendah Masih terdapat

praktek KKN Pemanfaatan IT masih rendah (umunya masih gunakan cara konvensional)

Tidak ada evaluasi atas implementasi

perencanaan

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Peluang

Probabilitas Terjadi Tinggi Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap Kesejahteraan Birokrat Memadai (Gaji + tunjangan) Sedang Pengawasan kinerja dan tindaklanjut atas hasil pengawasan cukup baik Pedoman Indikator kinerja sudah tersusun Rendah

(15)

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Ancaman

Probabilitas Terjadi

Tinggi Alokasi Anggaran daerah terbatas Kebijakan Top-Down lebih mendominasi Alokasi Anggaran daerah Penilaian kinerja masih berbasis serapan anggaran bukan efektifitas kinerja Sedang Dukungan tambahan anggaran dari pusat rendah

Inkonsistensi aturan/sering berubah aturan

Rendah

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

1. MISI II : Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja.

Matrix Prioritas Isu : Kekuatan

Probabilitas Terjadi

Tinggi

Kerjasama dengan mitra sudah mulai

terjalin Mulai memahami bahaya kerusakan lingkungan alam Menyadari keahlian dan keterampilan mampu bersaing Sedang Mulai tumbuh semangat untuk wirausaha di luar sektor tambang Memahami keterbatasan penyerapan tenagakerja di sektor penanaman modal Rendah Mulai memahami keterbatasan daya dukung sektor tambang rakyat SDA mampu mendukung usaha di sektor non-tambang

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Kelemahan

Probabilitas Terjadi

Tinggi Akses pemasaran terbatas Mentalitas, semangat wirausaha rendah Rata-rata tingkat pendidikan Usia kerja rendah Sedang Kualitas produk (jaminan kendali mutu) rendah Dukungan permodalan rendah Lemahnya komitmen Pemda untuk

(16)

pemberdayaan ekonomi Rendah Ketergantungan pada sektor tambang masih tinggi

Inovasi dan kreasi produk rendah

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Peluang

Probabilitas Terjadi Tinggi Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai Kerjasama pemasaran/penampungan hasil usaha dengan pihak

lain terbuka

Sedang Dukungan SDA

memadai

Kerjsama pelatihan keahlian/keterampilan

terbuka

Rendah

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Ancaman

Probabilitas Terjadi Tinggi Persaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga) Dampak Resesi ekonomi terhadap produk, harga Tekhnik pengolahan dan budidaya semakin efektif dan ekonomis Sedang Sulit mengikuti strategi pemasaran yang sangat dinamis

mengikuti trend perkembangan teknologi informasi Dampak perjanjian Perdagangan bebas menyulitkan penyerapan produk dan tenagakerja lokal Perebutan lahan dan perambahan lahan dikawasan lindung

Rendah Ketersediaan lahan

semakin terbatas

Penggunaan tenaga manusika semakin berkurang karena digantikan mesin.

Tinggi Sedang Rendah

(17)

2. MISI III : Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemkab Beltim melalui sinergitas kebijakan penanggulangan & pengentasan kemiskinan

Matrix Prioritas Isu : Kekuatan

Probabilitas Terjadi Tinggi Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan

Terdapat basis data tepadu

Sedang

Secara bertahap walau lambat sudah

ada upaya memenuhi kebutuhan dasar

Daya dukung lahan masih mencukupi

Rendah

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Kelemahan

Probabilitas Terjadi Tinggi Kemampuan anggaran Pemkab Terbatas Infrastruktur transportasi langsung belum terbangun Sedang Tidak ada keterpaduan dalam mengelola kebijakan pengentasan dan penanggulangan kemiskinan Terbatasnya lapangan pekerjaan Rendah kebijakan belum sudah terintegrasi di masing-masing strata pemerintahan

Tinggi Sedang Rendah

(18)

Matrix Prioritas Isu : Peluang Probabilitas Terjadi Tinggi Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan, pendidikan) Distribusi dan pemasangan sambungan air bersih sudah dilakukan Sedang Bantuan pembangunan/rehab perumahan secara bertahap bantuan untuk tingkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin sudah dilakukan (KUBE,PKH) Rendah Bantuan beasiswa bagi siswa yang melanjutkan sudah

dilakukan

Tinggi Sedang Rendah

Probabilitas Dampak Pada Daerah

Matrix Prioritas Isu : Ancaman

Probabilitas Terjadi Tinggi laju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali Ketergantungan bahan kebutuhan dasar dengan suplay dari luar

daerah tinggi

Sedang Inflasi cukup tinggi

Masih fokus pada program dan kegiatan pengentasan kemiskinan Rendah Belum sinergi program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan (TKPK)

Tinggi Sedang Rendah

(19)

Dari matrix prioritas isu diatas, maka yang besar kemungkinan terjadi di masa depan dan besar kemungkinan memberikan dampak kepada daerah yaitu :

1. Misi I : Membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemkab Beltim agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Kekuatan : Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkap

Kelemahan : Rawan perubahan Kebijakan dasar

Peluang : Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap

Ancaman : Alokasi Anggaran daerah terbatas

2. Misi II : Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja.

Kekuatan : Kerjasama dengan mitra sudah mulai terjalin

Kelemahan : Akses pemasaran terbatas

Peluang : Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai

Ancaman : Persaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga)

3. MISI III : Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemkab Beltim melalui sinergitas kebijakan penanggulangan & pengentasan kemiskinan

Kekuatan : Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan

Kelemahan : Kemampuan anggaran Pemkab Terbatas

Peluang : Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan, pendidikan)

Ancaman : laju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali

III.3. ISU STRATEGIS

Identifikasi Isu-Isu Strategis : adalah isu yang paling menentukan masa depan daerah yang harus di identifikasikan atau factor yang memiliki kemungkinan untuk terjadi dan membawa dampak fatal terhadap daerah. Isu apa yang menjadi isu strategis (matriks SWOT), apakah nantinya: penuh harapan, ada harapan, hati-hati ataukah darurat

(20)

Tujuan identifikasi isu strategis : untuk menemukan factor-faktor yang paling berpengaruh dalam menyukseskan misi, ciri-cirinya :

 Tingkat kompleksitas tinggi : bersifat menantang karena memiliki tingkat kesulitan pemecahan dan sulit di prediksi.

 Terkait erat dengan capaian visi dan misi  Akibatnya sangat fatal bila tidak diperhatikan

Rumusan isu strategis dibuat dalam bentuk pertanyaan , yang jawabannya adalah PILIHAN STRATEGI. Tekhniknya dengan menyandingkan :

1. Kekuatan dengan peluang 2. Kekuatan dengan kelemahan 3. Kekuatan dengan ancaman 4. Kelemahan dengan ancaman 5. Peluang dengan ancaman 6. Peluang dengan kelemahan

Misi Isu Strategis

MISI I

Bagaimana membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan Pemkab Beltim agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik:

1. bila Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkapDANPedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap?

2. bila Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkapTETAPIRawan perubahan Kebijakan dasar?

3. bila Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkapTETAPIAlokasi Anggaran daerah terbatas?

4. bila Rawan perubahan Kebijakan dasar DAN Alokasi Anggaran daerah terbatas?

5. Bila Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap

TETAPIAlokasi Anggaran daerah terbatas?

6. Bila Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap

TETAPIRawan perubahan Kebijakan dasar?

MISI II

Bagaimana Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk menciptakan wirausahawan daerah yang mandiri dan untuk perluasan kesempatan kerja:

(21)

Cukup Memadai?

2. Bila Kerjasama dengan mitra sudah mulai terjalin TETAPI Akses pemasaran terbatas?

3. Bila Kerjasama dengan mitra sudah mulai terjalin TETAPIPersaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga)?

4. Bila Akses pemasaran terbatas DANPersaingan produk cukup tinggi (kualitas dan harga)?

5. Bila Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai TETAPI Persaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga)?

6. Bila Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai TETAPI Akses pemasaran terbatas?

MISI III

Bagaimana Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Pemkab Beltim melalui sinergitas kebijakan penanggulangan & pengentasan kemiskinan :

1. Bila Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan

DAN Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan, pendidikan)?

2. Bila Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan

TETAPIKemampuan anggaran Pemkab Terbatas?

3. Bila Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan

TETAPIlaju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali?

4. Bila Kemampuan anggaran Pemkab Terbatas DANlaju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali?

5. Bila Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan, pendidikan)TETAPIlaju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali? 6. Bila Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan,

(22)

IV. STRATEGI

Strategi memiliki dua makna penting yaitu pertama pernyataan tentang tujuan dan cara. Karenanya, strategi juga sering dikenal deklarasi tentang maksud yaitu apa yang hendak kita lakukan dan bagaimana kita berniat untuk melakukannya”. Dan kedua, yaitu “strategic fit”: menggambarkan kesesuaian antara kemampuan dan sumberdaya dengan peluang dan risiko yang ada di lingkungan (hofer & schendel, 1986). Strategi dipergunakan sebagai master plan yang menggambarkan bagaimana organisasi mencapai misi dan tujuannya, dan memaksimalkan keunggulan kompetitifnya dan meminimalkan kelemahan kompetitifnya (wheelen & hunger, 1990: 15).

Berangkat dari isu strategis yang telah ditetapkan sbelumnya, maka stategi yang dipilih adalah :

MISI ISU STRATEGIS STRATEGI

MISI I

1

bila Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkap DAN Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap?

Rencanakan, organisasikan, laksanakan, awasi dan evaluasi secara berkala dan intensif

setiap kebijakan. Utamakan pemenuhan standar kineja minimal/utama.

2

bila Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkapTETAPIRawan perubahan Kebijakan dasar?

Diklat, kursus, bimtek atau optimalkan setiap upaya peningkatan pengetahuan

3

bila Pedoman kerja, Pembagian struktur, pengaturan tupoksi dan kewenangan cukup lengkapTETAPIAlokasi Anggaran daerah terbatas?

Manfaatkan IT dan media informasi yang efektif agar dapat cepat sesuaikan perubahan

yang dinamis

4 bila Rawan perubahan Kebijakan dasar DAN Alokasi Anggaran daerah terbatas?

Efektifkan kerjasama dengan pihak lain untuk bantu kelemahan birokrasi

5

Bila Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkapTETAPIAlokasi Anggaran daerah terbatas?

Efisiensi, ekonomis dan efektifkan setiap kebijakan

6

Bila Pedoman hukum untuk dasar kebijakan pengelolaan daerah cukup lengkap TETAPI Rawan perubahan Kebijakan dasar?

Komunikasikan, informasikan dan edukasikan secara efektif setiap kebijakan

MISI II 1

Bila Kerjasama dengan mitra sudah mulai terjalinDAN Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai?

Manfaatkan, optimalkan semua potensi/peluang akses (seperti : modal,

pembinaan, pemasaran, peningkatan keterampilan/keahlian, serta kuantitas dan

(23)

2 Bila Kerjasama dengan mitra sudah mulai terjalin

TETAPIAkses pemasaran terbatas? ikat dengan perjanjian/kontrak/ kerjasama. 3

Bila Kerjasama dengan mitra sudah mulai terjalin

TETAPI Persaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga)?

Optimalkan anggaran Daerah untuk pengembangan, peningkatan kuantitas dan kualitas produk dan perluasan peluang usaha

ekonomi masyarakat

4

Bila Akses pemasaran terbatas DAN Persaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga)?

Efektifkan Kerjasama dengan pihak lain

5

Bila Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai TETAPI Persaingan produk cukup tinggi terutama dengan investasi perusahaan skala besar (kuantitas, kualitas dan harga)?

Sesuaikan dengan minat dan bakat masyarakat serta daya dukung SDA

6 Bila Potensi Angkatan Kerja Cukup Memadai TETAPI Akses pemasaran terbatas?

Manfaatkan IT dan kerjasama promosi pemasaran dengan banyak pihak

MISI III

1

Bila Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan DAN Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan, pendidikan)?

Manfaatkan secara maksimal setiap kebijakan dasar

2

Bila Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan TETAPI Kemampuan anggaran Pemkab Terbatas?

kerjasama secara efektif, manfaatkan anggaran di luar APBD

3

Bila Terdapat kebijakan dasar untuk pengentasan dan penanggulangan kemiskinan TETAPI laju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali?

sinkronkan dengan setiap kebijakan pengendalian penduduk

4 Bila Kemampuan anggaran Pemkab Terbatas DAN laju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali?

Intensifkan kebijakan pengentasan kemiskinan

5

Bila Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan, pendidikan) TETAPI laju pertumbuhan penduduk Beltim relatif tidak terkendali?

Intensifkan kebijakan penanggulangan kemiskinan

6

Bila Beban Pengeluaran Keluarga mulai berkurang (jaminan kesehatan, pendidikan) TETAPI Kemampuan anggaran Pemkab Terbatas?

Manfaatkan secara optimal TKPK

A. MISI I, strateginya :

1. Rencanakan, organisasikan, laksanakan, awasi dan evaluasi secara berkala dan intensif setiap kebijakan. Utamakan pemenuhan standar kineja minimal/utama. 2. Diklat, kursus, bimtek atau optimalkan setiap upaya peningkatan pengetahuan. 3. Manfaatkan IT dan media informasi yang efektif agar dapat cepat sesuaikan

perubahan yang dinamis.

4. Efektifkan kerjasama dengan pihak lain untuk bantu kelemahan birokrasi. 5. Efisiensi, ekonomis dan efektifkan setiap kebijakan.

(24)

B. MISI II, strateginya :

1. Manfaatkan, optimalkan semua potensi/peluang akses (seperti : modal, pembinaan, pemasaran, peningkatan keterampilan/keahlian, serta kuantitas dan kualitas produk).

2. Ikat dengan perjanjian/kontrak/ kerjasama.

3. Optimalkan anggaran Daerah untuk pengembangan, peningkatan kuantitas dan kualitas produk dan perluasan peluang usaha ekonomi masyarakat.

4. Efektifkan Kerjasama dengan pihak lain.

5. Sesuaikan dengan minat dan bakat masyarakat serta daya dukung SDA. 6. Manfaatkan IT dan kerjasama promosi pemasaran dengan banyak pihak. C. MISI III, strateginya :

1. Manfaatkan secara maksimal setiap kebijakan dasar.

2. kerjasama secara efektif, manfaatkan anggaran di luar APBD. 3. Sinkronkan dengan setiap kebijakan pengendalian penduduk. 4. Intensifkan kebijakan pengentasan kemiskinan.

5. Intensifkan kebijakan penanggulangan kemiskinan. 6. Manfaatkan secara optimal TKPK.

(25)

V. SASARAN

Sasaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang merupakan ukuran pencapaian. A. MISI I, yaitu : 1. Kepastian hukum 2. Kemanfaatan 3. Ketidakberpihakan 4. Kecermatan

5. Tidak menyalahgunakan wewenang 6. Keterbukaan

7. Kepentingan Umum 8. Pelayanan yang baik

B. MISI II, yaitu :

1. pertumbuhan lapangan pekerjaan 2. pengurangan pengangguran

3. pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat 4. penguatan akses ekonomi

5. efektifitas pendidikan dan keterampilan C. MISI III

1. terselenggaranya sistem jaminan sosial masyarakat 2. berkurangnya penduduk miskin

3. Terselenggaranya pendidikan nasional dasar secara Cuma-Cuma 4. Kelengkapan identitas administrasi kependudukan

5. pemenuhan kebutuhan pangan

6. pemenuhan kebutuhan papan/perumahan 7. ketersediaan air bersih

8. ketersediaan listrik dan energy 9. jaminan kamtibmas

10. ketersediaan infrastruktur dasar

(26)

untuk mencapai sasaran, di ukur dengan target tertentu yang menjadi ukuran keberhasilan/capaian. Target masing-masing misi, dilihat/diukur dari indikator-indikator sebagaiberikut :

A. MISI I

TARGET WAKTU

1. Kepastian hukum:

a. Jumlah Perda yang diterbitkan tepat waktu b. jumlah perBupati yang diterbitkan tepat waktu c. jumlah keputusan Bupati yang sesuai & tepat waktu d. Juklak/juknis/pedoman/edaran yang diterbitkan &

efektif

e. jumlah dan efektifitas peraturan DPRD f. jumlah dan efektifitas keputusan DPRD

g. kesesuaian arsip dan dokumen dengan pedoman

tatanaskah dinas

h. kesesuaian dengan aspek legalitas /tatacara

pembentukan peraturan a. minimal ….. perda/tahun b. minimal…….perBupati/tahun c. minimal…….keputusan/tahun d. minimal……juklak/juknis/tahun e. minimal……peraturan/ 4 Tahun f. minimal……keputusan/tahun g. minimal…..evaluasi/tahun h. minimal….evaluasi/tahun 2. Kemanfaatan :

a. efektifitas : jumlah pekerjaan yang memberikan hasil

b. efisiensi : penghematan antara pagu dengan realisasi

c. ekonomis : penghematan berdasar pembanding harga satuan

d. kegunaan : memberikan manfaat & dampak

a……% kegiatan yang efektif b…….% kegiatan yang efisien c…….% kegiatan yang ekonomis

d…….% kegiatan yang memberikan dampak 3. Ketidakberpihakan :

a. keadilan dan non diskriminatif : a. ……..% jumlah kebijakan yang direview dan dibatalkan

4. Kecermatan:

a. dasar kebijakan berdasar informasi, fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan

b. berdasar temuan hasil audit/evaluasi atas kinerja c. tindaklanjut hasil temuan kinerja

a. ……..% kebijakan berdasar pertimbangan objektif.

b. minimal ……% temuan/tahun c. minimal ……% penyelesaian/tahun 5. Tidak menyalahgunakan wewenang:

a. Kebijakan tidak untuk kepentingan pribadi, kelompok & golongan

b. sesuai dengan tujuan dan maksud pemberian kewenangan

c. tidak melampaui kewenangan d. tidak menyalahgunakan kewenangan e. tidak mencampuradukkan kewenangan

a. ……% laporan atas diskriminasi/tahun b. ….…% laporan & review sesuai

kewenangan/tahun

c. ..….% laporan & review melampaui kewenangan/tahun

d. ……% laporan & review penyalahgunaan wewenang/tahun

e. …….% laporan dan review

(27)

6. Keterbukaan:

a. kemudahan masyarakat untuk mengakses informasi b. kebenaran dan kejujuran atas informasi yang

disampaikan

c. tatacara, bentuk dan media dalam menyampaikan informasi

a. …..% laporan complain masyarakat atas akses informasi/tahun

b. …..% laporan masyarakat atas kebenaran informasi/tahun

c. …..macam bentuk dan tatacara menyampaikan informasi/tahun

7. Kepentingan Umum:

a. mendahulukan kepentingan umum b. aspiratif, akomodatif dan selektif

a. ……. Jumlah sosialisasi & komunikasi ke masyarakat/tahun

b. ……..keputusan/kesepakatan dengan masyarakat/tahun

8. Pelayanan yang baik: a. tepat waktu

b. prosedur yang jelas c. biaya yang jelas

d. sesuai dengan standar pelayanan e. sesuai dengan ketentuan dan peraturan

a. …….jumlah kebijakan/tindakan tepat waktu/tahun

b. …….jumlah kebijakan/tindakan berdasar prosedur/tahun

c. …….jumlah kebijakan/tindakan berdasar kejelasan biaya/tahun

d. …….jumlah kebijakan/tindakan berdasar standar pelayanan/tahun

e. …….jumlah kebijakan/tindakan berdasar ketentuan/tahun

B. MISI II

TARGET WAKTU

1. Pertumbuhan lapangan pekerjaan:

a. pembukaan lapangan kerja baru a. …..% pembukaan lapangan kerja baru/ tahun

2. Pengurangan Pengangguran: a. penyerapan tenagakerja local

b. kesesuaian upah dengan UMK/UMSK c. peningkatan Status karyawan/pegawai dalam

pekerjaan

d. Peningkatan/penambahan kesejahteraan (hak-hak karyawan)

a. …..% penyerapan tenaga kerja/ tahun b. ……% kesesuaian pendapatan berdasar

UMK/UMSK/tahun

c. ……% masyarakat menjadi pegawai tetap/tahun

d. ……% pegawai ikut program perlindungan ketenagakerjaan 3. Pertumbuhan Usaha Ekonomi Masyarakat:

a. jenis dan bentuk produk/jasa yang dikembangkan b. kesiapan dan kesesuaian sarana dan prasarana :

tataruang, lahan, infrastruktur

c. prospek keberlanjutan usaha : bentuk & jenis kontrak/kerjasama

a. …….jumlah usaha ekonomi masyarakat/4 Tahun

b.1. …% usaha sesuai dengan tataruang/tahun b.2. ….% ketersediaan lahan usaha/tahun b.3. …….% ketersediaan infrastruktur usaha/tahun

c. …….% usaha memiliki kontrak kerjasama/tahun

(28)

4. Penguatan Akses Ekonomi: a. pertumbuhan modal : b. pemasaran :

c. manajemen usaha ( POACE)

d. penggunaan teknologi yang efektif

e. penggunaan dan kerjasama dengan unit/organisasi jumlah sarikat kerja/organisasi profesi masyarakat

a.1. …….jenis bantuan modal/tahun a.2. ……jumlah bantuan modal/tahun b.1. …..jenis kegiatan bantuan pemasaran/tahun

b.2. ….lokasi/tempat untuk bantuan pemasaran/tahun

b.3. ….pihak yang diajak kerjsama untuk bantu pemasaran/tahun

c.1. …….bantuan bimbingan/konsultasi manajemen usaha atau bisnis/tahun

c.2. …….macam pelatihan manajemen bisnis atau usaha /tahun

d.1. …..jumlah usaha atau bisnis yang menggunakan teknologi/tahun

d.2. ….% peningkatan usaha yang menggunakan teknologi/tahun

e.1. …… macam/jenis organisasi profesi/ syarikat pekerja yang ada/tahun

e.2. ……..bantuan dan kerjasama dengan organisasi profesi/ syarikat pekerja yang ada/tahun

5. Efektifitas pendidikan dan pelatihan untuk dukung keterampilan usaha atau bisnis :

a. Diverifikasi bentuk dan jenis peningkatan pengetahuan keahlian dan keterampilan

b. dukungan peserta dan kesesuaian dengan minat, tingkat pendidikan, bakat serta SDA dalam penyelenggaraan peningkatan pengetahuan dan keterampilan usaha atau bisnis

a. …….bentuk dan jenis peningkatan pengetahuan dan keterampilan usaha atau bisnis/tahun

b.1. ……% perkembangan minat peserta peningkatan pengetahuan dan

keterampilan/tahun

b.2. ……% kesesuaian ijazah jumlah peserta peningkatan pengetahuan dan

keterampilan/tahun

b.3.……% jumlah peserta lulus berdasar evaluasi akhir kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan/tahun b.4. …….% kesesuaian jenis peningkatan pengetahuan dan keterampilan/tahun berdasar daya dukung SDA local

(29)

C. MISI III

TARGET WAKTU

1. terselenggaranya sistem jaminan sosial masyarakat a. keikutsertaan dalam program jaminan kesehatan

masyarakat

b. keikutsertaan dalam program jaminan tabungan masyarakat

c. keikutsertaan dalam program keluarga berencana

a. …….%jumlah peserta BPJS/tahun b. …… %jumlah peserta tabungan/tahun c. …….%jumlah peserta KB/tahun

2. berkurangnya penduduk miskin a. …..% pengurangan jumlah penduduk pra sejahtera/tahun

b. …..% pengurangan jumlah penduduk sejahtera I/tahun

c. …..% pengurangan jumlah penduduk sejahtera II/tahun

3. Terselenggaranya pendidikan nasional dasar secara

Cuma-Cuma a. …..% Jumlah penduduk yang melanjutkansekolah ke jenjang diatas SMA/sederajat/tahun

b. …..% Jumlah penduduk yang melanjutkan sekolah ke jenjang diatas

SMP/sederajat/tahun

c. …..% Jumlah penduduk yang melanjutkan sekolah ke jenjang diatas SD/sederajat/tahun d. bantuan sarana pendidikan :

d.1. ……..jumlah bantuan buku pelajaran/tahun

d.2. ……. Jumlah bantuan seragam sekolah/tahun

d.3……….jumlah bantuan tas sekolah/tahun d.4. …….jumlah bantuan sepatu

(30)

4. Kelengkapan identitas administrasi kependudukan : a. jumlah pemilik e-KTP sebanyak…..% /tahun

b. jumlah pemilik Kartu keluarga sebanyak ..….. % /tahun c. jumlah pemilik akte kelahiran

sebanyak…..%/tahun

5. pemenuhan kebutuhan pangan a. mendapatkan program raskin sebanyak……KK/tahun

b. Operasi Pasar untuk pengendalian

harga/subsidi harga sembako……kali/tahun 6. pemenuhan kebutuhan papan/perumahan a. ………% jumlah rumah yang memiliki

fasilitas BAB sendiri/tahun

b. ……..% unit jumlah rumah bersih dan sehat yang memenuhi standar sanitasi/tahun c. ……..% jumlah rumah yang memiliki izin

gunakan lahan/administrasi lahan dan pendirian bangunan/tahun

7. ketersediaan air bersih a. pengguna air bersih sebanyak………KK/tahun b. cadangan sumber air bersih

sebanyak ……tempat/4 Tahun

8. ketersediaan listrik dan energy a. Sambungan sumber penerangan utama berupa listrik PLN sebanyak……rumah tangga/tahun

b. penggunaan energi non kayu bakar untuk memasak sebanyak……rumah tangga/tahun 9. jaminan kamtibmas pengurangan kerawanan/gangguan kamtibmas

sebanyak…..kasus/tahun 10. ketersediaan infrastruktur dasar :

a. peningkatan jalan daerah b. peningkatan jembatan Daerah

a. peningkatan panjang jalan daerah….. km/4 Tahun

b. peningkatan panjang jembatan daerah….. km/4 Tahun

(31)

VI. KEBIJAKAN

Dimaknai sebagai tuntunan pengambilan keputusan dalam organisasi; kebijakan menjadi penghubung antara formulasi strategi dengan implementasinya. Kebijakan umumnya dimaknai sebagai pedoman, aturan, prosedur dan praktek administratif yang diciptakan untuk mendukung usaha mengimplementasi strategi dan mencapai tujuan.

Kebijakan memberikan dasar bagi kendali manajemen, mempromosi konsistensi dan koordinasi antara unit organisasi, dan mengurangi jumlah waktu dan tenaga para manajer untuk membuat keputusan. Kebijakan juga menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh siapa, dan mendorong delegasi kewenangan dalam mengambil keputusan pada tingkatan manajerial yang tepat.

STRATEGI SASARAN KEBIJAKAN

a. MISI I :

Rencanakan, organisasikan, laksanakan, awasi dan evaluasi secara berkala dan intensif setiap kebijakan. Utamakan pemenuhan standar kineja minimal/utama. 1. Kepastian hukum 2. Kemanfaatan 3. Ketidakberpihakan 4. Kecermatan 5. Tidak menyalahgunakan wewenang 6. Keterbukaan 7. Kepentingan Umum 8. Pelayanan yang baik

a. Minimal mengatur tentang Bentuk, tempat, dan pihak yang terlibat dalam sosialisasi tentang Asas

Umum Penyelenggaraan

Pemerintahan Yang Baik (AUPB)

Diklat, kursus, bimtek atau optimalkan setiap upaya peningkatan pengetahuan

b. Minimal mengatur tentang tatacara

mengkomunikasikan AUPB

dilingkungan internal dan eksternal agar mendapat dukungan

Manfaatkan IT dan media informasi yang efektif agar dapat cepat sesuaikan perubahan yang dinamis.

c. Minimal mengatur tentang Penerbitan Standar Operating Procedure (SOP) atas kinerja Pemda

(32)

dengan pihak lain untuk bantu kelemahan birokrasi.

Penyusunan & Penerbitan Standar Pelayanan Minimal dalam setiap urusan

Efisiensi, ekonomis dan efektifkan setiap kebijakan.

e. Minimal mengatur tentang

Penerbitan pedoman

penyelenggaraan Bimtek dan diklat fungsional bagi aparatur peemdes Komunikasikan,

informasikan dan

edukasikan secara efektif setiap kebijakan

f. Minimal mengatur tentang inventarisasi metode, bentuk, dan jenis media komunikasi dan informasi yang dapat diakses dengan efektif oleh masyarakat, Pemda dan pemerintah

g. Minimal mengatur tentang Menjalin kerjasama dengan kalangan professional tertentu untuk tingkat kualitas kinerja Pemda termasuk tatacara monitoring, evaluasi dan audit

b. MISI II : 1. pertumbuhan lapangan

pekerjaan 2. pengurangan pengangguran 3. pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat 4. penguatan akses ekonomi 5. efektifitas pendidikan dan keterampilan Manfaatkan, optimalkan semua potensi/peluang akses (seperti : modal, pembinaan, pemasaran, peningkatan

keterampilan/keahlian, serta kuantitas dan kualitas produk).

a. minimal mengatur tentang persyaratan & prosedur, tujuan, pihak pemanfaat, hak dan kewajiban, mekanisme pengadaan serta sanksi untuk memperoleh dan mempertanggungjawabkan akses ekonomi, seperti : - permodalan - pemasaran - teknologi - manajemen - peningkatan keterampilan Ikat dengan perjanjian/kontrak/

b. minimal mengatur tentang indicator hasil, indicator pendidikan,

(33)

kerjasama ketentuan dan syarat SDM, kesesuaian ruang

Optimalkan anggaran Daerah untuk

pengembangan,

peningkatan kuantitas dan kualitas produk dan perluasan peluang usaha ekonomi masyarakat

c. minimal mengatur tentang jenis kegiatan, pekerjaan, indicator efisensi, indicator ekonomis, pasca program/kegiatan

Efektifkan Kerjasama dengan pihak lain.

d. minimal mengatur tentang bentuk dan jenis kerjsama, sumber keuangan/modal, serta waktu dan tempat Intensifkan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Manfaatkan IT dan kerjasama promosi

pemasaran dengan banyak pihak

c. MISI III

Manfaatkan secara

maksimal setiap kebijakan dasar 1. terselenggaranya sistem jaminan sosial masyarakat 2. berkurangnya penduduk miskin 3. Terselenggaranya pendidikan nasional dasar secara Cuma-Cuma

4. Kelengkapan identitas administrasi

a. Minimal mengatur tentang mekanisme & tatacara sosialisasi, manfaat, objek yang jadi sasaran dan tujuan dari : BPJS, tabungan & program KB

kerjasama secara efektif, manfaatkan anggaran di luar APBD

b. Minimal mengatur tentang kriteria, tatacara dan objek yang diklasifikasikan sebagai keluarga miskin dan prasejahtera.

Sinkronkan dengan setiap kebijakan pengendalian

c. Minimal mengatur tentang sosialisasi & komunikasi terhadap

(34)

kependudukan

5. pemenuhan kebutuhan pangan

6. pemenuhan kebutuhan papan/perumahan 7. ketersediaan air bersih 8. ketersediaan listrik dan

energy

9. jaminan kamtibmas 10. ketersediaan

infrastruktur dasar 11. jumlah dan kualitas

sarana peribadatan

penduduk kewajiban & tanggungjawab

pendidikan dasar, syarat dan ketentuan untuk dapatkan bantuan sarana pendidikan dasar.

Intensifkan kebijakan pengentasan kemiskinan

d. Minimal mengatur tentang sosialisasi & komunikasi tentang manfaat adminduk, serta bantuan dan tatacara pengurusan adminduk

Intensifkan kebijakan penanggulangan kemiskinan

e. Minimal mengatur tentang kriteria, ketentuan dan syarat penerima raskin, pembiayaan, serta sosialisasi

dan komunikasi untuk

dukungan/tambahan kekurangan pembiayaan alokasi raskin.

Manfaatkan secara optimal TKPK

f. Minimal mengatur tentang syarat & ketentuan untuk penyelenggaraan OP, pembiayaan, jenis dan bentuk barang yang dilaksanakan OP g. Minimal mengatur tentang syarat &

ketentuan RTLH untuk menjadi RLH, pembiayaan, spesifikasi rancangan bangun, pihak pelaksana, hak dan kewajiban pemberi dan penerima RLH

h. Minimal mengatur tentang syarat & ketentuan penerima bantuan WC/septik tank, spesifikasi rancang bangun, pihak pelaksana, hak dan kewajiban serta pendanaan

i. Minimal mengatur tentang tatacara pendirian bangunan.

(35)

j. Minimal mengatur tentang kriteria air bersih, sumber dan debit, perawatan, pemanfaat dan distribusi serta cadangan air bersih

k. Minimal mengatur tentang kriteria penerima sambungan baru, penyedia, pembiayaan, perawatan serta penggunaan.

l. Minimal mengatur tentang tatacara sosialisasi bahan bakar, penyedia, pemanfaat, perawatan dan pembiayaan

m. Minimal mengatur tentang definisi dan manfaat kamtibmas, petugas

penegak, pelindung dan

penanggungjawab, sanksi serta pembiayaan,

n. Minimal mengatur tentang definisi jalan dan jembatan daerah, lokasi dan ruang, spesifikasi rancang bangun, pelaksana/penyedia, perawatan, penggunaan serta pembiayaan.

o. Minimal mengatur tentang jumlah, lokasi, kritetia, jenis, bentuk, besaran anggaran, dan standar sarana peribadatan.

(36)

VII. PROGRAM

Merupakan “a statement of the activities or steps needed to accomplish a single-use plan” (hunger & wheelen, 1990: 16). Program dan kegiatan merupakan terjemahan atau wujud kongkrit pelaksanaan strategi.

Hanya saja, dalam visi misi ini, kami tidak menguraikan secara khusus program yang akan dilakukan, karena bahasa program, atau kegiatan bagi pemerintahan daerah sudah dibakukan ke dalam kebijakan pemerintah yang umumnya tercantum dalam Kebijakan pengelolaan keuangan, atau nomenklatur yang sudah tertentu dan ditetapkan secara baku. Oleh karena itu, kami lebih senang menamai/merujuk pada penamaan pekerjaan.

Ada beberapa pekerjaan yang akan kami lakukan untuk menyukseskan strategi, seperti misalnya tetapi tidak terbatas pada :

1. Investasi : Yaitu menerapkan :

 Investasi tidak lagi disektor padat lahan;  Investasi tidak lagi bergerak di sektor hulu;  Investasi yang membawa teknologi tinggi;

 Investasi terutama ditujukan bagi investor local, kemudian investor nasional baru ditawarkan ke investor internasional.

2. Penataan Birokrasi : yaitu menciptakan pegawai yang berintegritas (moral) dan professional (mindset) melalui assessment center, diklat wajib serta penilaian pegawai berbasis prestasi kerja

3. Lingkungan Hidup : yaitu Mereklamasi dan/ atau memanfaatkan eks tambang dan lahan kritis untuk kegiatan yang mendukung perintisan dan pengembangan usaha masyarakat dan/atau menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja.

4. Pendidikan : Memberikan bantuan keuangan/beasiswa bagi siswa daerah yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan di level yang lebih tinggi.

5. Industri : Mempersiapkan kawasan industri terpadu dan menjajaki kemungkinan sebagai kawasan pelabuhan transit.

6. Perdagangan : Memfasilitasi, meyalurkan dan memediasikan hasil produksi UMKM berupa kemasan, promosi, pemasaran melalui BUMD.

7. Kesejahteraan Sosial : Meningkatkan layanan dan cakupan perlindungan sosial bagi masyarakat kurang mampu dan rentan, serta penyandang disabilitas.

8. Ketenagakerjaan :

a. Seluruh potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam dipetakan, dipromosikan dan dikembangkan guna mendukung terciptanya kesempatan kerja bagi masyarakat.

(37)

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal yang trampil yang siap memasuki bursa lapangan kerja terutama pengganti tenaga kerja di bidang pertambangan rakyat melalui diklat, studi banding, kursus, workshop dan lain-lain sarana peningkatan keahlian dan keterampilan guna mendukung pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, perikanan, jasa, industri dan perdagangan.

c. Membentuk dan menerbitkan izin lembaga penempatan tenaga kerja swasta (LPTKS) lingkup daerah Kab. Beltim.

d. Pengelolaan informasi pasar kerja dalam daerah. 9. Pekerjaan Umum, Ciptakarya Dan Perumahan Rakyat :

a. Menyiapkan lahan untuk calon lokasi perumahan masyarakat di setiap kecamatan

b. Membantu meringankan biaya pembangunan komplek perumahan masyarakat dengan menyediakan fasilitas umum dan fasilitas sosial (PSU perumahan).

c. Membangun dan mengembangkan infrastruktur yang diantaranya dengan mekanisme kerjasama pemerintah swasta (public-private partnership).

d. Meningkatkan Pengelolaan dan pengembangan system penyediaan air minum (SPAM) minimal 1 (satu) pilot project SPAM yang siap minum. Bisa dilakukan oleh BUMD atau bekerjasama dengan pihak swasta.

e. Penyelenggaraan diklat atau lain-lain kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas tenaga trampil kontruksi masyarakat.

f. Penyelenggaraan sistem informasi jasa konstruksi. g. Rehabilitasi rumah tidak layak huni

h. Penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung kemandirian usaha bagi pemenuhan kebutuhan pokok/kebutuhan harian masyarakat.

10. Kelautan dan Perikanan :

a. Walau kewenangan kelautan sudah diambil alih pemerintah provinsi semenjak berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah akan berupaya secara optimal untuk mengusulkan kepada pemerintah provinsi agar dapat dibangun kluster perikanan.

b. Optimalisasi pengelolaan dan penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

c. Optimalisasi pemberdayaan nelayan kecil.

d. Optimalisasi pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan. e. Optimalisasi pengelolaan pembudidayaan ikan.

(38)

11. Kebudayaan dan Pariwisata :

a. Melibatkan tenaga professional dan/atau seniman dalam merancang, mendesain dan merumuskan jenis, bentuk, lokasi dan peruntukkan destinasi pariwisata menurut fungsi dan pangsa pasar tertentu.

b. Mengembangkan lokasi, bangunan dan konstruksi pariwisata bercirikan adat dan budaya tertentu menurut fungsi dan pangsa pasar tertentu.

c. Menetapkan salah satu lokasi dan objek pariwisata yang bersifat khusus dan terbatas untuk kepentingan khusus dan terbatas. Seperti misalnya menjadikan salah satu lokasi strategis / pulau yang strategis sebagai destinasi wisata bagi wisatawan non muslim.

d. mengembangkan dan membantu setiap usaha yang mendukung pencapaian pembangunan pariwisata daerah.

e. Pelestarian tradisi dan sejarah serta pembinaan lembaga adat dan kesenian f. Membentuk museum daerah dan pelestarian naskah kuno daerah.

12. Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi : Penerapane-arsipdi setiap OPD dan e-library di daerah

13. Pertanian dan Perkebunan :

a. Peningkatan sumber daya manusia dibidang pertanian dan perkebunan melalui pelatihan, penyuluhan dan pendampingan agar kemampuan para petani dan pekebun dalam mengelola lahan dapat meningkat.

b. Intensifikasi sumber daya (lahan) pertanian dan perkebunan melalui penerapan teknologi pertanian dan perkebunan.

c. Tidak lagi menerbitkan izin prinsip/izin usaha baru bagi perkebunan besar swasta dalam bentuk dan jenis apapun.

d. Membantu secara maksimal pengolahan lahan, kebutuhan bibit, saprodi dan saprotan perkebunan dan pertanian warga, terutama yang mendukung perkebunan dan pertanian yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat. e. Memaksimalkan produksi hasil peternakan melalui penyediaan sarana

prasarana peternakan, penyediaan bibit, penanggulangan penyakit ternak dan penerapan teknologi peternakan.

14. Informasi, Komunikasi, Humas Dan Keprotokolan :

a. Mengintensifkan peran lembaga pejabat pengelola informasi dan dokumentasi daerah (PPID) untuk memantapkan penerapan prinsip-prinsip

good governance di setiap SKPD.

b. Kerjasama dengan media massa dalam rangka promosi, informasi, pengawasan dan evaluasi kebijakan pemerintahan.

(39)

c. Publikasi semua proses perencanaan, penganggaran dan pengggunaan/pelaksanaan kegiatan melalui website masing-masing SKPD. d. Pengembangan dan penerapane-government.

15. Hukum dan Perundang_undangan :

a. Mengoptimalkan agenda dan program legislasi daerah.

b. Memberikan bantuan dan layanan hukum bagi masyarakat dan aparatur yang bermasalah dengan hukum, baik diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan/atau bekerjasama dengan lembaga bantuan hukum.

16. Pertanahan/Agraria :

a. Mendata/menginventaris pengelolaan dan/atau kepemilikan lahan sebagai basis kebijakan penataan lahan/ruang.

b. Optimalisasi pemanfaatan tanah terlantar milik masyarakat, tanah kosong atau lokasi eks tambang untuk kegiatan yang mendukung perintisan dan pengembangan usaha masyarakat dan/atau menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja.

c. Menerapkan kebijakan pengelolaan lahan yang dikuasai pemerintah daerah di lahan subur untuk tanaman holtikultura dan/atau untuk tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan harian masyarakat di setiap kecamatan yang dikelola oleh masyarakat tanpa alih status kepemilikan.

d. Menjaga kelestarian hutan dengan mengurangi pembukaan areal/kawasan hutan baru demi menjaga keseimbangan ekosistem.

e. Menyiapkan lahan/kawasan yang akan dipergunakan sebagai lokasi pemukiman baru non pengembang (developer) di setiap kecamatan. 17. Organisasi Daerah dan Tata Pemerintahan :

a. Penguatan kapasitas pemerintahan melalui peningkatan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi di segala area perubahan yang mendasar. Baik kebijakan, kelembagaan, SDM aparatur maupun perubahanmindsetdanculture set.

b. Mendorong perluasan partisipasi masyarakat sebagai actor pembangunan (open government partnership) agar pemda membuka diri dan membuka ruang partisipasi warga melalui berbagai skema kolaborasi demi terciptanya transparansi pemerintahan.

c. Penciptaan ruang-ruang partisipasi dan konsultasi public demi pelayanan publik yang berkualitas. Kebijakan yang ditempuh adalah:

 Pembentukan forum konsultasi public dalam perumusan kebijakan

 Pengembangan sistem publikasi informasi yang mudah diakses dan dipahami.

d. Restrukturisasi organisasi dan tatakerja instansi untuk rightsizing yang di dasarkan pada RPJMD dan peraturan perundang-undangan.

(40)

e. Penyederhanaan proses bisnis dan penyusunan SOP terutama terkait dengan pelayanan kepada masyarakat.

f. Penerapan SAKIP (sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah) berbasis teknologi.

g. Penyusunan LAKIP yang berkualitas.

h. Pengembangan SPM berbasis teknologi informasi di setiap unit pelayanan. i. Penerapan SPM di setiap unit pelayanan.

j. Penyusunan SOP di berbagai jenis pelayanan.

(41)

VIII. PENUTUP

Demikian visi – misi pasangan BERAKAR ini disusun sebagai bahan untuk memberikan penilaian terhadap latarbelakang/alasan, maksud dan tujuan pasangan kami ini mencalonkan diri sekaligus untuk melengkapai salah satu persyaratan pencalonan. Mohon maaf bila masih terdapat kekeliruan.

Manggar, Agustus 2020

BAKAL CALON BUPATI

Drs. BURHANUDIN

BAKAL CALON WAKIL BUPATI

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

pathway adalah sebagai berikut: (1) ketidakmauan untuk berubah, (2) keterbatasan bukti ilmiah yang diacu, (3) dan kurangnya dukungan untuk perbaikan mutu pelayanan kesehatan (15).

Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Botia ( Chromobotia macracanthus ) Dengan Pemberian Pakan Cacing Sutera ( Tubifek sp ) Yang Di Kultur Dengan

Skripsi ini teleh diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Ujian Tingkat Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu kependidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai salah satu

Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Dg Radja Kabupaten Bulukumba memiliki masalah mendasar yang dihadapi terkait bagaimana mengelolah sumber daya manusia untuk melakukan

Mengacu pada Pasal 22 UUD NRI 1945, dalam Pasal 1 angka 4 Undang- undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU No. 12/2011), PERPPU didefi

Bunyi nafas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi.. Takikardi

Panitia pelaksana kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia Sumbagsel tahun 2016 dimandatkan kepada Politeknik Negeri Lampung

Melalui proses konsultasi yang panjang dan pelaksanaan program selama kurang lebih dua tahun, beberapa warga desa, termasuk di desa yang tidak memperpanjang perjanjian,