• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG Menimbang

:

a. b. c. Mengingat

:

1.

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN

MHMAT

TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

bahwa

untuk

melaksanakan ketentuan dalam Pasal 181 ayat (1) Undang-Undang Nomor

32

Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir

dengan

Undang-Undang

Nomor

12 Tahun

2008 tentang

Perubahan

Kedua

Atas

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun 2004

tentang

Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah

mengajukan

Rancangan

Peraturan Daerah tentang

Anggaran Pendapatan

dan

Belanja

Daerah (APBD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

untuk

memperoleh persetujuan bersama:

bahwa

Rancangan

Peraturan

Daerah

tentang

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Daerah

(APBD)

yang

diajukan

sebagaimana d.imaksud dalam

huruf

a,

merupakan perwujudan

dari

rencana

kerja

Pemerintah

Daerah

Tahun 2014

yang

dijabarkan

kedalam Kebijakan

Umum

APBD

serta

Prioritas

Plafon

Anggaran

yang telah

disepakati bersama

antara Pemerintah Daerah dengan DPRD

pada

tanggal 13

Nopember

20 13;

bahrva

berdasarkan pertimbangan

sebagaimana

dimaksud dalam

huruf

a dan

huruf

b, perlu membentuk Peraturan Daerah

tentang Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja Daerah

Tahun

Anggaran 2014;

Undang-Undang Nomor

64 Tahun

1958 tentang 'Pembentukan Daerah-daerah

Tingkat

I

Bali,

Nusa Tenggara

Barat dan

Nusa Tenggara

Timur

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia Tahun

1958

Nomor

115,

Tambahan

Lembaran Negara

Republik lndonesia Nomor 1649);

Undang-Undang Nomor 12

Tahun

1985 tentang Pajak

Bumi

dan Bangunan (Lembaran Negara

Tahun

1985 Nomor 68, Tambahan

Lembaran

Negara

Nomor

33

12)

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Undang-Undarrg

Nomor

72 Tahun

1994

tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12

Tahun

1985 tentang

Pajak

Bumi dan

Bangunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

1994 Nomor

62,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);

(2)

3. Undang-Undang Nomor

21

Tahun

1997 tentang Bea Perolehan

Hak Atas Tanah

dan

Bangunan (Lembaran

Negara Republik

Indonesia

Tahun

1997 Nomor

44,

Tambahan Lembaran Negara

Republik lndonesia Nomor

3688)sebagaimana

telah

diubah

dengan

Undang-Undang

Nomor

20

Tahun 2000

tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomcr 21

Tahun

1997 tentang

Bea

Perolehan

Hak

Atas

Tanah

dan

Bangunan

(l,embaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor

13O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988);

Undang-Undang Nomor

28

Tahun

1999

tentang

Penyelenggara

Negara

yang Bersih

dan

Bebas

dari

Korupsi,

Kolusi

dan

Nepotisme (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1999

Nomor

75,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor 3851);

Undang-UnCang

Nomor

17

Tahun 2003

tentang

Keuangan

Negara (Lembaran Negara

Republik lndonesia

Tahun

2003

Nomor

47,

Tambahan l,embaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor 4286);

Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2004

tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2004

Nomor

5,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 4355):

Undang-Undang

Nomor 15

Tahun

2OO4

tentang

Pemeriksaan Pengelolaan

dan

Tanggungawab Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2004

Nomor

66,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2OO4

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan

Nasional

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO4

Nomor

lO4,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

i

Undang-Undang Nomor

32

Tahun

2OO4

tenta

g

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2004

Nomor

125, Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

4437)

sebagaimana telah

diubah

beberapa

kali

terakhir

dengan

Undang-Undang

Nomor

12

Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun

2004

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran .Negara

Republik Indonesia

Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Undang-Undang Nomor

33 Tahun 2004

tentang

Perimbangan Keuangan

Antara

Pemerintah Pusat

dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. 6. 8. 9. '1. 7. 10.

(3)

11.

Undang-Undang Nomor

28

Tahun

2OO9

tentang

pajak

Daerah

dan

Retribusi

Daerah (Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2009

Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5049);

1

2.

Peraturan

.

Pemerintah

Nomor

24

Tahun

2OO4

tentang

Kedudukan

Protokoler

dan

keuangan

pimpinan dan

Anggota

DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

90,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

44

l6)

sebagaimana

telah diubah

beberapa

kali terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21

tahun

2OO7 tentang perubahan Ketiga atas Peraturan pemerintah nomor 24

tahun

2004 tentang

kedudukan

protokoler

dan

keuangan

pimpinan

dan

anggota

DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

47,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

47 r2);

1

3.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

23

Tahun

2OOS

tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4g, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

14.

Peraturan Pemerintah Nomor

24 Tahun

2OO5

tentang

Standar

Akuntansi

Pemerintah

(Le

mbara

Negara

Republik

Indonesia

Tahun 2005

Nomor

49,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4503);

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 54

Tahun

2005 tentang pinjaman Daerah (Lembara negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

i

36,

Tambahan

Lembaran Negara

Republik Indonesia

Nomor

4574);

16. Peraturan

Pemerintah

Nomor

55

Tahun 2005 tentang

Dana

Perimbangan (Lembara negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO5

Nomor

137, Tambahan

Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor 4575):

17.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

56

Tahun

2OO5

tentang

Sistem

Informasi

Keuangan

Daerah

(Lembara

Negara

Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor 13g, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

18.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

57

Tahun

20OS

tentang

Hibah

Kepada

daerah

(Lembaran

ilegara Republik

Indonesia

Tahun

2005

Nomor

139,

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4577);

19.

Peraturan

Peinerintah

Nomor

Sg

Tahun

2OOS

tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia

tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(4)

20.

Peraturan Pemerintah Nomor

65 Tahun 2005

tentang Pedoman

Peny'usunan

dan

Penerapan

Standar

Pelayanan

Minimal

(Lembaran Negara Republik lndonesia

tahun

2005 Nomor

150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

21.

Peraturan Pemerintah Nomor

8

Tahun

2O06

tentang

Pelaporan Keuangan

dan

Kinerja

lnstansi

Pemerintah (Lembaran Negara

Tahun 2006

Nomor

25,

Tambahan Lembaran

Negara Nomor

46r4J;

22,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor - 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

sebagaimana telah

diubah

beberapa

kali

terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor

21 Tahun 2011

tentang

Perubahan

Kedua

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.;

23.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27

Tahun

2013 tentang

pedoman

pen1rusunan

Anggaran Pendapatan

dan

Belanja

Daerah Tahun Anggaran 2014.

24.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan

Sosial yang bersumber dari APBD.

25.

Peraturan

Daerah

Nomor 1

Tahun 2007

tentang

Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007 Nomor 1);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dan

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT MEMUTUSKAN.

MenetapKan

:

PERATURAN

DAERAH

TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014.

Pasal

I

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanjh

Daerah

Tahun

Anggar^i

2OI4

berjumlah Rp.2.87 4.2O4.741.800,00 dengan

rincian

sebagai

berikut:

1.

Pendapatan Daerah

9 R,-lania haera h

3.

Pembiayaan :

a. Penerimaan h Pen oclr raran

Rp. 2.863.554.74r.800,00

Rp.

2.834.2O4.741.8O0.00 Rp. Rp. 29.350.000.000,00 10.650.000.000,00

Rp

a0.000.000.000.00

(5)

5

Jumlah

Pembiayaan

netto

Rp.

( 29.350.000.000,00 )

Sisa lebih pembiayaan anggaran

tahun

berkenaan 0,00

Pasal 2

1

.

Pendapatan Daerah sebagaimana

dimaksud dalam

Pasal

1 terdiri

dari:

a. Pendapatan Asli Daerah

sejumlah

Rp.

I .I44.587 .7OI.700,00 b. Dana Perimbangan

sejumlah Rp

.1.215.275.790.000,00 c. Lain-lain Pendapatan Daerah

Yang

Sah

sejumlah

Rp

503.691.25O. 100,00 2. Pendapatan

Asli

Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf

(a)

terdiri

dari

a. Pendapatan

Pajak

Daerah

sejumlah

Rp.

928'073.595.250'00 b. Retribusi Daerah

sejumlah

Rp.

13.220.576.400,00 c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

sejumlah

RP

93.287.340.000,00

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Sah

Sejumlah

Rp

1 10.006.190.050,00

3.

Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

t

huruf

(b)

terdiri dari

:

a.

Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak sejumiah Rp. 180.222'020'000,00

b.

Dana Alokasi Umum

sejumlah

Rp' 980'390'340'000,00

c.

Dana Alokasi Khusus

sejumlah

Rp

54'663'430'000,00

4.

Lain-lain

Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

huruf

(c)

terdiri dari

:

a.

Pendapatan Hibah

sejumlah

Rp'

37'968'850' 100'00

b.

Dana Darurat

sejumlah

RP

O,00

c.

Dana PenYesuaian dan Otonomt

khusus

sejumlah

Rp.

465'722'400'000'00

Pasal 3

1. Belanja

Daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

terdiri

dari:

a. Belanja Tidak

Langsung

sejumlah

Rp

l

699' 164'493'500'00 b. Belanja Langsung

sejumlah

Rp' 1 135'040'248'300,00

2.

Belanja

Tidak

Langsung

sebagaimana

dimaksud pada

ayat

( 1)

huruf

a

terdiri dari

:

a. Belanja Pegawai

sejumlah

Rp.

546'751'639' 100'OO

(6)

b. c. d. e. f. 6

Belanj a Subsidi sejumlah Belanja

Hibah

sejumlah

Belanja

Sosial

sejumlah

Belanja Bagi Hasil kepada

Desa

sejumlah

Prov. / Kab / Kota dan Pemerintah

Rp. 250.000.000,00

Rp,

562.619,400.000,00

Rp.

57.731.530.000,00

Rp.

457.677.924.4OO,0O

Prov. / Kab/ Kota dan

Rp

65.134.000.000,00

Rp.

9.000.000.000,00

Rp.

95.633.099.955,00 Rp.540.867.3 15.79 1,00 Rp.498.539,832.554,00

Rp.

10.650.000.000,0o

Rp.

40.000.000.00o,00 Belanja Bantuan Keuangan kepada

Pemerintah Desa sejumlah Belanja Tidak Terduga sejumlah

a. Penerimaan sejumlah b. Pengeluaran sejumlah

3.

Belanja

Langsung

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

huruf

b

terdiri dari

:

a.

Belanja Pegawai sejumlah

b.

Belanja Barang dan Jasa sejumlah

c.

Belanja Modal sejumlah

Pasal 4

(1), Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1

terdiri

dari

:

2.

Penerimaan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(l)

huruf a

terdiri

dari

:

a.

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

Sebelumnya {SILPA) Rp. 10.000.000.000,o0 Pencairan Dana Cadangan

sejumlah

Rp,

Hasil penjualan kekayaan daerah

.

yang dipisahkan Rp.

e.

Penerimaan Pinjaman

Daerah

sejumlah Rp.

f.

Penerimaan Kembali pemberian pinjaman

sejumlah

Rp.

650.000.00o,OO

g.

Penerimaan piutang daerah

sejumlah Rp.

O,0O

3.

Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf

b

terdiri

dari

:

a. Pembentukan dana cadangan

sejumlah

Rp.

O,O0 b. Penyertaan modal (investasi) pemda

sejumlah

Rp. 4O.0O0.O0O.OOO,OO

c. Pembayaran pokok

hutang

sejumlah Rp.

O,OO

d. Pemberian Pinjaman

Daerah

sejumlah Rp.

O,O0

b. c. d 0,00 0,00 0,00

(7)

1 I ^--l-^- T 1. Ld.urPrr arr t z. rJdr l rPrr ar r rr

3.

Lampiran III Lampiran VII Lampiran VIII Lampiran IX

10.

Lampiran X 1

1.

Lampiran XI 12. Lampiran XII 13. Lampiran

XIll

Pasal 5

Uraian

lebih lanjut

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Daerah sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

1, tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian yang

tidak

terpisahkan

dari

Peraturan Daerah

ini,

terdiri dari

:

4.

Lampiran IV

Ringkasan

APBD;

Ringkasan APBD

menurut Urusan

Pemerintah Daerah, Organisasi SKPD

Rincian APBD

Menurut Urusan

Pemerintah

Daerah,

Organisasi, Pendapatan,

Belanja

dan

Pembiayaan

Rekapitulasi

Belanja Menurut

Urusan

Pemerintah

Daerah

Organisasi, Program

dan

Kegiatan;

5.

Lampiran V Rekapitulasi Belanja Daerah

untuk

Keselarasan

dan

keterpaduan

Urusana

Pemerintah Daerah

dan Fungsi dalam

kerangka

Pengelolaan Keuangan Negara;;

Daftar

jumlah

Pegawai

per

golongan

dan

per

jabatan;

Daftar Piutang Daerah

Daftar Penyertaan Modal (investasi) Daetah;

Daftar

Perkiraan Penambahan

dan Pengurangan Aset Tetap Daerah;

Daftar

Perkiraan Penambahan

dan Pengurangan

Aset

lain-1ain;

Daftar

Kegiatan-kegiatan

Tahun

Anggaran

Sebelumnya

yang belum

diselesaikan

dan

dianggarkan kembali dalam tahun anggaran

ini

;

Daftar Dana Cadangan Daerah

;dan

Daftar Pinjaman Daearah,

Pasal 6

6.

Lampiran VI

Gubernur menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran

2Ol4

sebagai iandasan operasional pelaksanaan APBD Tah'un Anggaran 2O14.

Pasal 7

Dalam keadaan

darurat,

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat

dapat melakukan

pengeluaran

yang belum

tersedia anggarannya,

yang selanjutnya diusulkan dalam

Rancangan Perubahan APBD,

dan/atau

disampaikan daiam laporan realisasi anggaran;

Keadaan

darurat

sebagaimana

dimaksud dalam

Pasal

7

ayat

(1) sekurang-kurangnya memenuhi

kriteria

sebagai

berikut:

7.

8. 9.

(1)

(8)

8

a.

bukan

merupakan kegiatan

normal

dari

aktivitas

pemerintah daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;

b.

tidak

diharapkan terjadi secara berulang;

c. berada

diluar

kendali dan pengaruh pemerintah daerah; dan

d.

memiliki dampak yang signifikan terhadap

anggaran

dalam

rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan

darurat'

(3)

Selain

keadaan

darurat

sebagaimana

dimaksud pada ayat

(2) termasuk pula belanja

untuk

keperluan mendesak yang

kriterianya

mencakup:

a.

prograrn

dan

kegiatan

pelayanan

dasar

masyarakat

yang

anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran bedalan; dan

b.

keperluan

mendesak

lainnya

yang

apabila

ditunda

akan

menimbulkan kerugian

yang

lebih

besar

bagi

pemerintah

daerah dan masyarakat;

.

Pasal 8

(1)

Pendanaan

keadaan

darurat yang belum

tersedia

anggarannya sebagaimana dimaksud pada Pasal

7

ayat (2) dapat menggunakan belanja ridak terduga.

Dalam hal belanja

tidak

terduga

tidak

mencukupi dapat

dilakukan

dengan cara:

a. menggunakan dana

dari

hasil penjadwalan ulang capaian target

krnerja

program

dan

kegiatan

lainnya dalam tahun

anggaran

berjalan; dan / atau

b. memanfaatkan uang kas yang tersedia'

Penjadwalan

ulang

capaian

target

kinerja

program

dan

kegiatan

lainnya

dalam

tahun

anggaran

berjalan

sebagaimana dimaksud

pada ayat (2)

huruf

a diformulasikan terlebih

dahulu

dalam

DPPA-SKPD.

Pendanaan

keadaan

darurat

untuk

kegiatan

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(

1) diformulasikan

terlebih dahulu

dalam

RKA-SKPD, kecuali

untuk

kebutuhan tanggap

darurat

bencana. Pasal 9

Belanja

kebutuhan tanggap

darurat

bencana

sebagaimana

dimaksud pada

Pasal

8

ayat

(4)

dilakukan

dengan pembebanan

langsung pada belanja tidak terduga.

Belanja

kebutuhan tanggap

darurat

bencana

sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(1)

digunakan hanya

untuk

pencarian

dan

penyelamatan

korban

bencana, pertolongan

darurat,

evakuasi

korban

bencana,

kebutuhan

air

bersih

dan

sanitasi,

pangan'

sandang, pelayanan kesehatan

dan

penampungan

serta

tempat

hunian

sementara. (21 (3) (4) (1) (2J

(9)

(3)

Tata cara

pelaksanaan, penatausahaan,

dan

pertanggungiawaban

belanja

kebutuhan tanggap

darurat

bencana

sebagaimana dirnaksud pada ayat (2)

dilakukan

dengan tahapan sebagai

berikut:

a.

setelah pernyataan tanggap damrat bencana oleh kepala daerah,

kepala

SKPD

yang

melaksalakan

fungsi

penanggulangan bencana mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (Rt(B) tanggap darurat bencana kepada PPKD selaku BUD;

b.

PPKD selaku BUD mencairkan dana tanggap

darurat

bencana

kepada Kepala SKPD yang

-melaksanakan

fungsi penanggulangan bencana

paling

lambat

I

(satu)

hari

kerja

terhitung

sejak diterimanya RKB;

c.

pencairan

dana

tanggap

darurat

bencana

dilakukan

dengan

mekanisme TU dan diserahkan kepada bendahara pengeluaran SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana;

d.

penggunaan dana tanggap

darurat

bencana dicatat pada

Buku

Kas Umum tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran pada SKPD yang melaksanakan fungsi penanggulangan bencana;

e.

kepala SKPD

yang

melaksanakan

fungsi

penanggulangan

bencana

bertanggungjawab

secara

fisik dan

keuangan

terhadap

penggunaan

dana

tanggap

darurat

bencana

yang

dikelolanya; dan

f.

pertanggungawaban

atas

penggunaan

dana

tanggap

darurat

bencana disampaikan

oleh kepaia

SI{PD

yang

melaksanakan

fungsi

penanggulangan

bencana

kepada

PPKD

dengan

melampirkan

bukti-bukti

pengeluaran

yang

sah dan

lengkap

atau surat pernyataan tanggungjawab belanja.

(4)

Dalam

hal

keadaan

darurat terjadi

setelah

ditetapkannya

perubahan

APBD,

pemerintah

daerah dapat

melakukan pengeluaran

lrang belum

tersedia anggarannya,

dan

pengeluaran tersebut disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.

(5)

Dasar

pengeluaran

untuk

kegiatan-kegiatan

sebagaimana

dimaksud pada

ayat

(4) diformulasikan terlebih

dahulu

dalam

RKA-SKPD

untuk

dijadikan dasar

pengesahan DPA-SKPD oleh PPKD setelah memperoleh persetujuan sekretaris daerah.

(6)

Pelaksanaan pengeluaran

untuk

mendanai kegiatan

dalam

keadaan

darurat

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) terlebih dahulu

diatur

dengan peraturan kepala daerah.

(10)

l0

Pasal

l0

Peraturan Daerah

ini

mulai berlaku pada tanggal 1

Januari

2014.

Agar

setiap orang

mengetahuinya,

memerintahkan

Pengundangan Peraturan Daerah

ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Ditetapkan

di

Mataram.

pada

tanggal

2? Dcscnbcr 2Oi1

SA TENGGARA BARAT.

MAJDI

27 Desenber 2013

DAERAH PROVINSI NTB,

NUR

DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013

NOMOR

T

Diundangkan

di

Mataram

(11)

Lamplran

I

P€raturan Da€rah

Nomor

:

ll TAHUN 2013

Tanggal

:

27 Des€mber 2013

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RINGKASAN APBD

TAHUN ANGGAMN 2014 NOMOR

URUT URAIAN JUMLAH

3 I 1.1 1,1.1 1,1.2 1.1.3 1.1,4 t.2 1,2.1 t.2.2 1,2.3 1? 1.3.1 1,3.4 2 2.1 2,1.1 2.1.4 2.1.5 2,1.6 7.r.7 2.1,8 2.2 2.2.1 2.2.2 2.2,3 3 3.1.1 3.2.2 PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI OAERAH

Pendapatan Pajak Daerah

flasil Relflbusi Daerah

Hasrl Pengelolaan Kekayaan oaerah yang Dipisahkan Lain-la n Pendapatat As Daerah yang Sah

DANA PERIMBANGAN

Eagi Hasil PajalvBag flasr Bukan Pajak

oana Alokasi Umum

Dana Aloka$ Khusus

LAIN.LAIN PENDAPATAN OAERAH YANG SAH

Pendapatan Hibah

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

Eelanja Pegawai Selanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosiai

Belanja Baqi Has I kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan pemerintah Desa

Eelanla Bantuan Keuanqan kepada provinsi/Kabupaten/Kota, pemerintahan Desa dan Partai PoItik

Belanja Tldak Terduga AELANJA LANGSUNG

Eelanja Pegawai

Eelanja Barang dan Jasa

Eelanla l'4odal

SURPLUS / (DEFISIT)

PEMBIAYAAN DAEMH

PENERIMAAN PEMBIAYMN DAEMH

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Penerimaan kembali Pemberian pinjaman

PENGELUARAN PEMBIAYMN DAERAH

Penyertaan Modal (tnvestasi) pemerintah Daerah

PEMAIAYAAN NETTO

SISA LEBIH PEMSIAYAAN ANGGARAN TAHUN AERKENMN

2.863.554,741.800,00 1.144.587.701.700,00 928.073.s95.250,00 13.220.576.400,00 93.287.340.000,00 110,005.190.050,00 1 .215.27 5.790.000,00 180.222.020.000,00 980.390,340.000,00 54.663.430.000,00 503.691.250.100,00 37.968.850.100,00 465.722.400.000,00 2.834.204.741.800,00 1.699.154.493.500,00 546.751.639.100,00 250.000.000,00 562.619.400.000,00 57.731.530.000,00 457 .677 .924.400,00 5s.134.000.000,00 9.000.000.000,00 1.13s.040.248.300,00 95.633.099.955,00 540.867.315.791,00 498.539.832.s54,00 29.350.000.000,00 10.650.000.000,00 10.000.000.000,00 550.000.000,00 40.000.000.000,00 40.000.000.000,00 (29.350.000.000,00) 0,00 Halaman I

Referensi

Dokumen terkait

48,10% dan Pembimbng/Instruktur menjawab sebesar 53,30%. Ketiga WHUGDSDW UHOHYDQVL antara tingkat keterampilan mahasiswa dalam memenuhi harapan lembaga mitra. Hal

Ketika RFID reader telah membaca ID kartu, maka ID kartu akan dikirim oleh Wemos D1 Mini ke server melalui router yang kemudian oleh server terlebih dahulu

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa detektor gelembung cocok digunakan sebagai dosimeter personil karena keunggulan sensitivitas terhadap

Siswi yang berada pada kategori cukup tinggi perlu perhatian dari orangtua agar kecemasan tersebut dapat diatasi dan juga perlu pembinaan dari guru BK/konselor

Berikan tanda  dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda  bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta

Media massa menjadi alat sebagai ajang pencitraan publik, meruntuhkan popularitas lawan politik, dan alat untuk menyerang balik kepada serangan-serangan politis

di antaranya adalah isyu rambut gimbal yang terdapat di masyarakat Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dan isyu erupsi Gunung Merapi yang terjadi di Yogyakarta

Hasil yang sama ditemukan pada penelitian Fitriana (2015), dan penelitian terdahulu Arpan et al, (2008) yaitu terdapat korelasi yang signifikan antara