• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari. Namun dalam perkembangannya,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari. Namun dalam perkembangannya,"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Pasar adalah suatu tempat bertemunya pembeli dan penjual dalam usaha memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari. Namun dalam perkembangannya, kemudian pasar menjadi pusat pertemuan antar masyarakat dari beberapa wilayah yang lebih luas, misalnya beberapa kecamatan. Pasar sebagai pusat ekonomi, melancarkan kegiatan yang bersifat ekonomi. Dalam bidang konsumsi, pasar menyediakan kebutuhan primer dan sekunder. Sedangkan dalam bidang distribusi, pasar berperan besar terhadap penyebar luasan barang-barang kebutuhan masyarakat (Syarifuddin, 1990).

Pasar adalah suatu komponen utama pembentukan komunitas masyarakat baik di desa maupun di kota sebagai lembaga distribusi berbagai macam kebutuhan manusia seperti bahan makanan, sumber energi, dan sumber daya lainnya. Pasar berperan pula sebagai penghubung antara desa dan kota. Perkembangan penduduk dan kebudayaan selalu di ikuti oleh perkembangan pasar sebagai salah satu pendukung penting bagi kehidupan manusia sehari-hari terutama di kawasan perkotaan (Tjoek Soewarso, 1991/1992).

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar. Pasar tradisional secara unum memiliki bangunan yang terdiri dari kios-kios, atau gerai yang di buka oleh penjual yang umumnya menjual kebutuhan sehari-hari konsumen. Pasar tradisional adalah suatu wadah yang menampung orang-orang yang memiliki latar

(2)

belakang yang berbeda, etnis dan agama namun dapat saling berinteraksi tanpa hambatan dan perbedaan tersebut. Melalui pasar tradisional, para petani kita masih bisa hidup dengan menjualkan hasil panennya dengan harga yang memuaskan

(Arfie, 2009).

Pasar tradisional adalah pasar yang dikelola secara sederhana dengan bentuk fisiknya tradisional menerapkan sistem transaksi tawar menawar secara langsung dimana fungsi utamanya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik didesa, kecamatan dan lainnya. Yang berjualan di pasar ini terdiri dari UKM dan pedagang kaki lima. Harga di pasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti, oleh karena itu bisa dilakukan tawar menawar (Sinaga P, 2008).

Namun, pada masa ini kondisi pasar tradisional mulai memprihatinkan. Dengan kondisi pasar tradisional yang becek, kotor, bau dengan sampah yang menggunung menjadikan pasar itu kian dijauhi. Ini tentu jauh berbeda dengan pasar modern yang tentu lebih dingin, bersih, dan nyaman sehingga konsumen yang dulunya berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar-pasar tradisional maka cenderung berbelanja di supermarket dan jenis pasar modern lainnya

(Suara Merdeka, 2007).

Keberadaan supermarket dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan kontribusi dan kinerja pasar tradisional, namun penurunan tersebut lebih diakibatkan oleh faktor internal pasar tradisional itu sendiri yang mengakibat kurangnya daya saing yang dibanding pasar modern (Akadsolo, 2009).

Namun demikian ada sejumlah alasan konsumen tetap memilih pasar tradisional dengan alasan budaya, sejarah, mudah dijangkau, harga bisa di tawar

(3)

atau di hutang lebih dahulu, rasa kekeluargaan yang cukup tinggi, tidak seboros berbelanja di pasar modern, bahkan menawarkan peluang usaha dan pekerjaan. Inilah sisi positif yang tidak lepas dari potensi sosial, budaya, dan ekonomi yang telah ada di pasar tradisional (Sucipto, 2009).

Pasar tradisional saat ini merupakan komunitas rentan. Pengkategorian pedagang pasar tradisional sebagai komunitas rentan karena jumlahnya yang besar, tempat usaha bukan milik sendiri, pengelolaan pasar tidak dilakukan oleh pedagang sendiri, latar belakang pendidikan yang rendah dan akses terhadap sumber-sumber sangat rendah (Bisnis Indonesia, 2004).

Strategi pengembangan pasar dalam penelitian ini dlakukan dengan menggunakan SWOT. Pemakaian SWOT terbagi dari 2 jenis yaitu : secara deskriptif dan Kuantitatif. Secara deskriptif yaitu : SWOT yang hanya menjalaskan bagaimana pengembangan suatu organisasi tanpa menjelaskan strategi faktor-faktor internal dan eksternalnya. Sedangkan secara kuantitatif yaitu menjelaskan dengan terperinci faktor-faktor internal dan eksternalnya dengan menggunakan bobot dan bagaimana strategi pengembangan tersebut bermamfaat bagi suatu usaha atau orgnisasi. Analisis SWOT ditujukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi (Nurmianto Eko dkk, 2004).

(4)

Beberapa contoh pemakaian metode SWOT

NO NAMA Tahun

Penelitian Judul Skripsi Metode

Terukur/ Tidak terukur

Penentuan variabel

startegi SWOT keterangan 1. Imelda Elfrida

Silalahi

2002 Prospek pengembangan Usaha Ternak Babi Skala Besar

Deskriptif Tidak terukur - Tidak didahului penentuan variabel pangaruh - Penentuan variabelnya tidak tepat - Sangat Subjektif - Penentuan variabelnya

tidak tepat, tidak didasarkan oleh variabel internal dan eksternal 2. Ronald A Sitepu 2009 Prospek pengembangan Usaha Ternak Kambing di Kabupaten Karo Deskriptif Tidak terukur - Tidak didahului variabel pengaruh - Penentuan variabelnya tidak tepat - Variabel internal dan eksternalnya tidak tepat - Sangat subjektif - Penentuan tidak tepat - Penentuan strategi

pengembangan matrik SWOT tidak sesuai dengan factor yang di peroleh 3. Dwie Vikha Soraya 2009 Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Kuantitatif tetapi tidak memiliki penjelasan terhadap nlai factor variabel yang diperoleh Tidak terukur - Tidak didahului penentuan variabel - Tidak ada penentuan strategi pengembangan SWOT - Sangat subjektif - Tidak memiliki matriks

analisa SWOT 4. Muhammad Mustaqim Pane 2008 Strategi Pengembangan Program Kemitraan pada PTPN III Kuantitatif tetapi tidak memiliki penjelasan terhadap nlai factor variabel yang diperoleh Tidak terukur - Tidak ada penentuan variabel pengaruh - Penentuan variabel internal dan eksternalnya tidak tepat - Strategi pengembangan yang diperoleh tidak sesuai dengan factor yang ada

- Sangat subjektif - Bobot yang di dapat

subjektif

- Penentuan strategi SWOT tidak tepat karena tidak sesuai dengan factor-faktor yang di peroleh 5. Jevri Matondang Purba 2008 Prospek Pengembangan Usaha Tani Wortel Kuantitatif tetapi tidak memiliki penjelasan terhadap nlai factor variabel yang diperoleh Tidak terukur - Penentuan variabelnya diketahui tetapi kurang jelas - Penentuan variabelnya tidak tepat - Penentuan factor internal dan eksternalnya tidak tepat - Subjektif - Penentuan strategi matriks SWOT tidak didasarkan oleh variabel internal dan eksternalnya

6. Novita Rahma Pulungan 2008 Prospek pengembangan tanaman hias Aglaonema di Kota Medan Deskriptif Tidak terukur - Penentuan variabelnya tidak tepat - Tidak ad penjelasan tentang variael-variabel pengaruh - Sangat subjektif - Penentuan matrik SWOT

tidak sesuai dengan faktor-faktor internal dan eksternalnya

- Strategi SWOT yag diperoleh tidak jelas - Tidak ada penjelasan

tentang penentuan variabel internal dan eksternal 7. Hervina Wardani 2008 Prospek Agribisnis Bunga Mawar Kuantitatif tetapi tidak memiliki penjelasan terhadap nlai factor variabel yang diperoleh Tidak terukur - Di dahului penentuan variabel tetapi tidak memiliki penjelasan - Penentuan variabelnya tidak tepat - Subjektif - Penentuan matriks SWOT tidak sesuai dengan variabel internal dan eksternal yang diperoleh

(5)

Landasan Teori

Pengertian pasar di masyarakat dapat bermacam-macam. Pasar dapat diartikan sebagai tempat jual beli, pusat pengadaan barang kebutuhan, tempat perputaran modal uang, tempat berbelanja tempat tukar-menukar barang, tempat memberi lapangan kerja dan lapangan usaha, sarana pengembangan perekonomian dan kehidupan masyarakat, pusat informasi dan komunikasi, tuntunan standar harga barang dan jasa, sarana dan media pemberi kesejahteraan bagi masyarakat, pussat pengenalan metode dan lain sebagainya

(Ikram dkk, 1990).

Pasar pada masyarakat adalah tempat dimana penjualan pembeli bertemu. Tetapi apabila pasar telah terselenggara dalam arti penjual dan pembeli telah bertemu, dan barang-barang kebutuhan telah disebarluaskan, maka pasar telah memperlihatkan peranannya bukan hanya sebagai pusat kegiatan ekonomi tetapi juga sebagai pusat kebudayaan (Tjoek Soewarso, 1991/1992).

Peranan pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi akan dapat dilihat dalam perubahan-perubahan yang terjadi atas produksi, konsumsi, maupun distribusi. Sedangkan sebagai pusat kebudayaan dapat dilihat dari perubahan-perubahan sosial budaya sebagai akibat adanya pembauran, pembaharuan dan rekreasi (Syarifuddin, 1990).

Peranan pasar sebagai pusat ekonomi mempunyai elemen-elemen sebagai berikut :

- Sistem produksi merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan jalan mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang meliputi : a) Tanah (sumber daya alam),

(6)

b) Tenaga kerja (sumber daya manusia), c) Modal, dan

d) Manajemen.

- Sistem Distribusi yaitu Proses penyebaran hasil produksi kepada konsumen yang meliputi :

a) Distribusi langsung,

b) Distribusi tidak langsung, dan c) Sarana distribusi.

- Sistem Konsumsi yaitu sesuatu yang dibutuhkan manusia berupa benda dan jasa, baik untuk keperluan diri maupun keluarga (lingkungan) yang terdiri dari:

a) Kebutuhan Primer, b) Kebutuhan Sekunder.

Fleksibilitas dalam pasar tradisional tidak hanya dalam masalah harga. Para pedagang pun relatif fleksibel dalam melakukan kegiatannya, baik pada sisi waktu, kegiatan, maupun tempat. Banyak pedagang, terutama yang tidak memiliki kios, berdagang hanya pada waktu-waktu tertentu saja (Listiani, 2009).

Menurut Soekartawi (1991) di dalam pasar, pedagang juga memiliki peranan penting, karena pedagang merupakan produsen kedua setelah petani. Perlu diketahui bahwa pedagang tidak hanya mempengaruhi naik turunnya harga yang terjadi dipasar, selain dari pedagang ada juga pihak lain yaitu pemerintah dan kekuatan lain tetapi mempengaruhi perubahan harga.

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

(7)

keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan / pedagang, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan (Swastha dan Irawan, 1990).

Kegiatan penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: a) Kondisi dan kemampuan penjual

Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersil atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual dan pembeli. Disini penjual harus dapat menyakinkan pembeli agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Penjual harus dapat memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:

- Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan. - Harga Produk

- Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.

b) Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah:

- Jenis pasarnya

- Kelompok pembeli atau segmen pasarnya - Daya belinya

(8)

- Frekuensi pembelian - Keinginan dan kebutuhan

c) Faktor lain seperti: periklanan, peragaan, pemberian diskon sering mempengaruhi penjualan. Namun dalam melaksanakannya diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangka bagi perusahaan kecil sangat jarang dilakukan bahkan mungkin tidak pernah sama sekali (Swastha dan Irawan, 1990).

Beberapa hal dapat digunakan sebagai panduan rancangan sebuah pasar tradisional, antara lain:

1. Penyediaan ruang kegiatan jual beli berdasarkan kelompok pedagang masing-masing, seperti ada area penjualan yang sama jenis barang dagangannya;

2. Penyediaan ruang sirkulasi (bergerak) yang efektif di dalam maupun di lingkungan pasar;

3. Penyediaan tempat terlindung dari pengaruh cuaca, hujan, panas matahari, bau;

4. Penyediaan ruang gawat darurat bagi publik bila mengalami situasi darurat, seperti terjadi kebakaran, gempa bumi;

5. pemanfaatan pemasukan cahaya alami; 6. Sirkulasi(pertukaran) udara secara optimal;

7. Bentuk massa sederhana, struktur rangka ruang, bersifat fleksibel;

8. Sediakan ruang parkir yang cukup dan berpeluang untuk bisa dikembangkan; 9. Selesaikan secara teknis dan arsitektural sanitasi lingkungannya;

(9)

10. Dengan mewujudkan rancangan yang dapat memberi rasa aman dan nyaman (Bali Post, 2006)

Analisis situasi membutuhkan keterlibatan manajemen puncak secara penuh untuk menentukan strategi yang sesuai dengan peluang eksternal dan kekuatan internal agar dapat menghasilkan corporation’s distinctive competence (perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing) (Rangkuti, 2008 : 9).

Analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka (distinctive

competence) perusahaan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki

oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan (Wheelen dan Hunger, 1994).

Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah (Rangkuti, 12008 : 14)

Proses penyusunan dilakukan dengan tiga tahap analisis yaitu tahap masukan, tahap analisis dan tahap keputusan (Rangkuti, 1997).

Tahap penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Masukan

2. Tahap analisis

(10)

Tahap Masukan

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklafikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data di bedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

A. Matrik Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS):

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang sangat besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit diberi rating 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

(11)

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama (Rangkuti, 2008).

B. Matrik Faktor Strategi Internal

Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diindentifikasikan, suatu table IFAS (Internal Factors Analisys Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi Internal tersebut dalam kerangka Strength and

Weakness perusahaan. Tahapnya adalah :

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), bedasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.)

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)

(12)

dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel negatif, kebalikannya

(Rangkuti F, 2008).

Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memamfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan matrik SWOT (Rangkuti, 2008)

A. Analisis TOWS atau SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis di dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluan (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 2008).

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapai perusahaan sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

(13)

IFAS EFAS Strenght (S) (Kekuatan) Weakness (W) (Kelemahan) Opportunity (O) (Peluang) Strategi (SO) Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memamfaatkan peluang

Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memamfaatkan peluang. Treathts (T) (Ancaman) Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 1. Matriks SWOT

o Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memamfaatkan peluang

o Strategi ST

Ini adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman.

o Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemamfaatan peluang yang ada, dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.

o Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

(14)

Kerangka Pemikiran

Pasar tradisional dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana orang-orang yang terdiri dari latar belakang yang berbeda, etnis dan agama namun dapat saling berinteraksi tanpa hambatan akan perbedaan tersebut. Sifat kegotong royongan di dalam masyarakat juga masih terlihat di pasar tradisional. Melalui pasar tradisional, para petani kita masih bisa hidup dengan menjualkan hasil produksi mereka dan mendapatkan laba yang memuaskan.

Tetapi, akibat kondisi fisik pasar tradisional yang sangat memprihatinkan dan belanja yang tidak nyaman, masyarakat mulai beralih ke pasar modern yang kemudian muncul menjadi saingan pasar tradisional. Masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar modern (Hipermarket, Supermarket, Swalayan, dan lain-lain) karena lebih praktis dan bersih. Dengan berdirinya pasar modern seperti

supermarket telah banyak mematikan pasar tradisional dan yang paling penting

lebih mematikan peran pedagang pasar tradisional yang akhirnya menciptakan pengangguran dan angka kemiskinan yang cenderung meningkat.

Kemunculan pasar modern juga membuat dampak terhadap pasar tradisional semakin terlihat. Perekonomian pasar yang selama ini dikuasai pasar tradisional perlahan tetapi pasti mulai beralih menuju pasar modern, ditambah dengan dukungan manajemen dan sistem informasi yang tertata rapi. kemungkinan pasar-pasar modern tersebut akan memimpin pasar dalam sekejap.

Namun kesadaran masyarakatlah yang harus membuat pasar tradisional tetap berperan. Konsumen ibarat raja, gaya hidupnya terus didorong oleh perubahan dan dikendalikan pengelola pasar modern. Sejumlah kelebihan

(15)

ditawarkan pasar modern, seperti harga lebih murah, diskon, hadiah, jaminan kualitas, tampilan menarik, dan kemudahan akses informasi produk. Ditunjang fasilitas lain sebagai alternatif hiburan bagi pembeli, seperti tempat bermain, tempat jajan, maka akan menarik konsumen. Di pasar tradisional hanya di dapat ketidaknyamanan, seperti lorong penuh dagangan, bau pengap, tempat kotor, bahkan harga lebih tinggi, sering dijumpai. Inilah sebagian akibat konsumen meninggalkan pasar tradisional.

Kekhawatiran itu tentu akan sirna, bila peran, makna dan fungsi pasar tradisional dikembalikan pada karakter pasar tradisional yang sebenarnya, dengan transformasi yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, tegas dan konsisten melaksanakan aturan atau ketentuan dalam Perda dan konsep-konsep arsitektural pasar tradisional yang telah dijabarkan bisa dterapkan secara bijak.

Strategi di dalam pengembangan pasar tradisional ini juga di bahas dalam analisis SWOT yang menerangkan tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pasar tradisional.

(16)

Secara ringkas dapat dilihat pada gambar berikut.

Ket : = Ada Hubungan (Skema Koordinasi)

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Perkembangan Pasar Tradisional

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PASAR TRADISIONAL

SIGNIFIKAN OPPORTUNITY (Peluang) STRENGTH (Kekuatan) THREATS (Ancaman) EKSTERNAL INTERNAL FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS TIDAK SIGNIFIKAN WEAKNESS (Kelemaan) Stratedi pengembangan Pasar Tradisional

Gambar

Gambar 1. Matriks SWOT  o  Strategi SO

Referensi

Dokumen terkait

Islam tidak menolak usaha menghasilkan laba, oleh karenanya tidak ada alasan bagi lembaga keuangan bank untuk tidak masuk dalam suatu kemitraan dengan pengusaha dan meminjamkan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu rumah tangga dalam upaya mengatasi pencemaran lingkungan akibat sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang

Nama Pekerjaan : Kajian Desain Konservasi dan Pengembangan Sumber Air Kepulauan Sepudi dan Talango Lokasi : Kec.. Gayam, Nonggunong dan Talango

Sedangkan diketahui bahwa 36 (36%) nasabah BSM yang menyatakan sangat setuju, 64 (64%) nasabah BSM yang menyatakan setuju, tidak ada nasabah BSM yang

Hasil penelitian tentang pengaruh Green Competitive Strategies terhadap pelaksanaan Green banking sejalan dengan penelitian Tonmoy (2013) menjelaskan bahwa Green

Berdasarkan hal tersebut di atas, Pemerintah berpendapat Pemohon dalam permohonan ini tidak memenuhi kualifikasi sebagai pihak yang memiliki kedudukan hukum (legal

Dengan telah disepakatinya ketujuh keputusan COP 19 tentang REDD+ dan tujuh keputusan COP mulai Bali sampai Doha, maka untuk implementasi penuh (full implementation) REDD+ diperlukan

Ketidak jelasan konsep atau konstruksi hukum yang dipaparkan Para Penggugat dalam gugatannya menimbulkan kesulitan dalam pembuktiannya, oleh karena pembuktian adanya jual