• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN. Di bab terakhir ini, penulis menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN. Di bab terakhir ini, penulis menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

100 BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Di bab terakhir ini, penulis menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai efektivitas dari diratifikasinya Konvensi Internasional CEDAW dilihat dari jumlah keterwakilan perempuan pada Pemilu 2009 dan 2014. Jumlah perempuan yang terjun ke dunia politik terlihat mengalami peningkatan walaupun tidak terjadi setiap pemilu dilangsungkan. Jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam dunia politik mengalami peningkatan ketika Pemilu tahun 1987 dilangsungkan yaitu menyentuh angka 13%. Baru kemudian di tahun 2009, jumlah partisipasi politik perempuan naik cukup tinggi menjadi 18%. Peningkatan jumlah perempuan yang aktif dalam dunia politik serta terpilih menjadi anggota dewan legislatif setiap pemilu memiliki dampak yang baik. Dampak baik yang dimaksud adalah jumlah perempuan yang peka terhadap masalah politik yang menyangkut kehidupan orang banyak termasuk perempuan, semakin bertambah dan berdampak positif tentu bagi kebutuhan perempuan.

Namun di sisi lain, timbulnya kekhawatiran mengenai jumlah perempuan yang tidak dapat menyimbangi jumlah laki–laki di parlemen harus dapat ditanggapi dengan serius. Peningkatan keterwakilan perempuan terlihat apabila dibandingkan

(2)

dengan tahun–tahun sebelumnya, akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah laki–laki, jumlah perempuan masih tertinggal jauh. Untuk mencapai angka 30% seperti kebijakan afirmatif sementara yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia saja, perempuan masih menemukan kesulitan apalagi menyeimbangkan jumlah suara di parlemen seperti yang dimiliki oleh kaum laki–laki. Permasalahan ini harus cepat diselesaikan mengingat jumlah penduduk perempuan setiap tahunnya tidak berbeda jauh dengan laki–laki, sehingga untuk mencapai situasi ideal, baik laki–laki dan perempuan harus mempunyai kesempatan dan jumlah kursi yang sama.

Melibatkan perempuan dalam proses pengambilan keputusan akan memberikan dampak terhadap kehidupan politik yang terbangun diantara masyarakat. Dengan adanya perempuan, kepentingan dan kebutuhan terkait perempuan akan lebih terakomodir mengingat apabila kehidupan politik hanya dipenuhi oleh kaum laki–laki, sudut pandang mengenai pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan dapat menguntungkan satu pihak yaitu laki–laki saja. Perempuan juga patut dipenuhi aspirasi dan kebutuhannya mengingat sebagai warga negara Indonesia, perempuan juga memiliki hak asasi yang telah diatur oleh hukum negara. Impian terwujudnya keadilan politik bagi seluruh warga negara Indonesia sebagaimana tertulis di dalam peraturan pemerintah tidak dapat terpenuhi apabila ketimpangan sosial masih mewarnai kehidupan politik di Indonesia.

Perempuan sering menyerukan mengenai kesetaraan dan keadilan gender namun fakta yang terjadi mengenai kedudukan perempuan di pemerintahan tidak

(3)

102

dapat sepenuhnya menyalahkan kaum laki–laki, yang cenderung dipandang sebagai pihak pemegang kekuasaan tertinggi. Emansipasi perempuan telah dikenal bertahun–tahun sebelum Indonesia merdeka, namun kembali lagi dengan budaya patriarki yang ada di kehidupan masyarakat Indonesia tidak mudah untuk mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat yang masih banyak melihat bahwa kedudukan perempuan di bawah laki–laki. Sehingga tugas perempuan hanya dikaitkan dengan urusan domestik sedangkan laki–laki identik dengan urusan publik. Untuk dapat menyeimbangkan representasi politik antara laki–laki dan perempuan dibutuhkan sejumlah peningkatan dalam kehidupan politik perempuan.

Pertama, peningkatan wawasan politik perempuan. Partai politik seperti memaksa perempuan untuk memenuhi kuota 30% di dalam partai politik maupun jumlah keterwakilan perempuan di parlemen yang diatur langsung oleh pemerintah Indonesia. Tidak banyak perempuan yang mengerti bagaimana menjalankan tugas negara yang diberikan kepada mereka ketika mereka menjadi wakil rakyat. Hal tersebut dikarenakan pendidikan politik perempuan masih rendah sehingga tidak banyak dari mereka yang hanya menjadi penonton dan menolak untuk terjun langsung. Kedua, peningkatan kepedulian perempuan berkaitan dengan penyampaian aspirasi dan kebutuhan perempuan. Jumlah perempuan yang ada di parlemen, sebagai lembaga negara yang bertugas membuat kebijakan, mempengaruhi sebuah keputusan yang dibuat. Laki–laki tidak dapat sepenuhnya mengerti kebutuhan perempuan begitu sebaliknya sehingga dalam pembuatan keputusan, penyampaian keinginan masing–masing

(4)

pihak harus dilakukan. Sayangnya baru sedikit dari kaum perempuan yang menyadari hal tersebut. Terakhir, peningkatan peluang kesempatan bagi perempuan sehingga starting point laki–laki dan perempuan tidak berbeda jauh. Di satu sisi lain, laki–laki dinilai lebih berpengalaman dibandingkan dengan perempuan karena anggapan kaum laki–laki telah lebih dahulu mengerti dan terjun kedalam dunia politik. Sehingga mereka mengerti dan mengetahui strategi politik yang harus dilakukan. Dengan keadaan tersebut, perempuan harus diberikan kesempatan yang lebih besar agar dapat menyeimbangkan kedudukan dengan laki–laki.

Fenomena mengenai ketidaksetaraan laki–laki dan perempuan tersebut tidak dapat dibiarkan berlarut–larut. Jumlah penduduk perempuan di Indonesia tidak jauh berbeda dengan penduduk laki–laki, akan tetapi nasib kaum perempuan yang jauh tertinggal dibanding laki–laki merupakan masalah yang serius. Tidak banyak perempuan yang mengerti dan menyadari kedudukan mereka yang seharusnya setara dengan laki–laki. Indonesia adalah negara demokrasi, yang telah sepakat terhadap prinsip–prinsip penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Terbukti dengan diratifikasinya salah satu konvensi mengenai penghapusan diskriminasi terhadap perempuan, yang dikenal dengan Konvensi CEDAW.

Ratifikasi pasal–pasal di dalam Konvensi CEDAW yang diimplementasikan kedalam peraturan pemerintah membuktikan Pemerintah Indonesia menyadari hak yang harus diterima oleh perempuan dan bersungguh–sungguh memperhatikan kedudukan perempuan di dalam masyarakat. Penulis yakin Undang–Undang No.

(5)

104

7 Tahun 1984 bukan hanya sebuah peraturan yang sekedar dibuat oleh pemerintah. UU tersebut terbukti sebagai wujud harapan negara ini untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Pemerintah telah membuat peraturan namun bagaimana pelaksanaannya di kehidupan sehari–hari adalah pembuktian keberhasilan peraturan pemerintah dan efektivitas dari ratifikasi Konvensi CEDAW ini.

Pemerintah menerima banyak dorongan dan tekanan dari kaum perempuan khususnya mereka yang peduli dan peka terhadap isu yang menimpa para perempuan Indonesia. Indonesia harus lebih tegas terhadap permasalahan mengenai kesetaraan gender ini. Hak perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata. Indonesia adalah negara besar yang memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit serta beragam kebudayaan yang telah merekat sejak lama. Pendidikan politik harus diberikan kepada seluruh perempuan Indonesia sehingga penyamarataan informasi dan wawasan politik perempuan sama. Lalu budaya patriarki di masyarakat dirasakan penulis adalah salah satu faktor terbesar yang menjadi tantangan terciptanya kesetaraan gender di Indonesia. Budaya tersebut harus perlahan–lahan dihilangkan sehingga kesempatan perempuan membantu perkembangan dan pembangunan negara dapat ditingkatkan. Banyak perempuan yang tidak peduli terhadap isu kesetaraan gender ini, namun masih banyak pula yang peduli dengan permasalahan ini sehingga baik laki–laki dan perempuan Indonesia harus mengerti konstruksi sosial yang baik tidak dapat terbentuk tanpa partisipasi aktif kedua belah pihak. Laki–laki dan perempuan dapat hidup

(6)

berdampingan sehingga kehidupan sosial masyarakat dapat terjamin apabila kesetaraan gender dapat dilaksanakan.

Dalam menjawab pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana Efektivitas

Implementasi Konvensi Internasional CEDAW mengenai Penghapusan Diskriminasi dalam Bidang Partisipasi Politik Perempuan di Parlemen Indonesia Tahun 2009 dan 2014, penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan

Konvensi CEDAW masih belum efektif berkaitan dengan partisipasi politik perempuan di Indonesia. Hal tersebut telah jelas diuraikan di empat bab sebelumnya bahwa jumlah keterwakilan perempuan di parlemen khususnya di kursi DPR masih tergolong rendah dilihat dari data pemilu tahun 2009 dan 2014 yang telah dianalisis oleh penulis. Upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia belum dapat menuntaskan permasalahan ini, apalagi kedudukan seseorang di parlemen sangat mempengaruhi keputusan yang diambil. Penulis mengharapkan kesadaran dan usaha bersama masyarakat Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan serius ini dengan cara memberikan peluang yang sama kepada perempuan dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan. Untuk mencapai kesetaraan gender yang ideal dibutuhkan proporsi yang seimbang antara laki–laki dan perempuan serta pemikiran yang terbuka dari masyarakat yang dapat menerima perubahan. Tanpa adanya kesadaran dan dukungan masyarakat bersama, perempuan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan porsi didalam masyarakat.

(7)

106 Daftar Pustaka

Buku

Archer, Clive. International Organization. London : Routledge, 2003.

Arif, Bustanul. Partisipasi Politik Perempuan Dalam Proses Pembuatan Kebijakan Publik di Daerah Jawa Timur. Jawa Timur : Yayasan Cakrawala Timur.

Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan. Pelaksanaan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. APIK. CEDAW Working Initiative (CWGI). Laporan Independen NGO: Implementasi

Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) di Indonesia, 2007.

Daddow, Oliver. International Relations Theory. London : Sage Publications Ltd, 2009.

Hidayat, Rachmad. Ilmu yang Seksis : Feminisme dan Perlawanan terhadap Teori Sosial Maskulin. Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2004.

Murniati, A Nunuk P. Getar Gender (Perempuan Indonesia dalam Perspektif Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum, dan HAM). Magelang : Indonesiatera, 2004.

Pena, Tim Prima. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gitamedia Press.

Smith, Steve., Dunne, Tim., Kurki, Milja. Feminism : International Relations Theories (Discipline and Diversity). Oxford : University Press, 2013.

Suparno, Indriyati, Kelik dan Trihastuti. Masih Dalam Posisi Pinggiran : Membaca Tingkat Partisipasi Politik Perempuan di Surakarta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Tickner, J. Ann and Sjoberg, Laura. Feminism : International Relations Theories (Discipline and Diversity). Oxford : University Press, 2013.

Wahid, Umaimah. Risalah Politik Perempuan. Tangerang : Empat Pena Publishing, 2014.

(8)

Jurnal

Jati, Wasisto Raharjo. “Historisitas Politik Perempuan Indonesia”. Paramita Vol. 24 No. 2 hlm. 200–210, 2014.

Erlina. “Implementasi Hak Konstitusional Perempuan dalam Peraturan Perundang–Undangan di Indonesia”. Jurnal Konstitusi Vol. I No. 1, 2012. Jurnal Perempuan. “Pemilu dan Keterwakilan”. Jurnal Perempuan Vol. 18 No. 4,

2013.

Klasen, Stephen and Schuler, Dana. “Reforming The Gender–Related Development Index and The Gender Empowerment Measure: Implementing Some Spesific Proposals”. Feminist Economics 17(1) hlm. 1–30, 2011. Pergerakan Indonesia dan Komite Persiapan Yayasan Indonesia Kita.

“Representasi Politik Perempuan : Sekadar Ada atau Pemberi Warna”. Jurnal Sosial Demokrasi Edisi 6 Tahun 2, 2009.

Purnaweni, Hartuti. “Demokrasi Indonesia: Dari Masa ke Masa”. Jurnal Administrasi Publik Vol. 3 No. 2, 2004.

Website

Ardiansyah, Rahmad. “Pemilihan Umum 1955”. Diakses 12 November 2016 pada pukul 03.33 WIB. http://www.idsejarah.net/2014/11/pemilihan-umum-1955.html

Ayu, AL. “Efektivitas Implementasi Konvensi CEDAW PBB Tahun 1979 Terhadap Upaya Penghapusan Diskriminasi Perempuan di Indonesia : Bab II Tentang Konvensi CEDAW dan Pelaksanaan Konvensi CEDAW di Indonesia”. Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 21.46 WIB. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18174/4/Chapter%20II.pdf Badan Pusat Statistik. “Statistik Politk”. Diakses 12 Desember 2016 pada pukul

09.49 WIB.

http://www.bappenas.go.id/files/data/Politik_Hukum_Pertahanan_dan_Kea manan/Statistik%20Politik%202014.pdf

Badan Pusat Statistik. “Presentase Penduduk menurut Provinsi dan Jenis Kelamin

Tahun 2009–2013”. Diakses 3 Desember pukul 11.59 WIB.

https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1601

Badan Pusat Statistik. “Indeks Pembangunan Gender 2014”. Diakses 14

November 2016 pada pukul 10.43 WIB.

(9)

108

Badan Pusat Statistik. “Statistika Politik 2014”. Diakses 3 Desember 2016 pada pukul 12.05 WIB. https://www.bps.go.id/index.php/publikasi/925

BPS Indonesia. “Statistik Indonesia 2015”. Diakses 16 Oktober 2016 pada pukul

18.18 WIB.

http://istmat.info/files/uploads/47409/statistical_yearbook_of_indonesia_20 15.pdf

Bride Development. “Gender Indicators : What, Why and How?”. Diakses 14 November 2016 pada pukul 11.44 WIB. http://www.oecd.org/dac/gender-development/43041409.pdf

Detik News. “KPU Umumkan Daftar Caleg Tetap Pemilu 2009”. Diakses 14

November 2016 pada pukul 11.09 WIB.

http://news.detik.com/berita/1028142/kpu-umumkan-daftar-caleg-tetap-pemilu-2009

DPR RI. “Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik”. Diakses 1 November 2016 pada pukul 00.25 WIB. http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_2.pdf

Feminist Economics. “Reforming The Gender–Related Development Index and The Gender Empowerment Measure: Implementing Some Spesific Proposals”. Diakses 13 November 2016 pada pukul 03.19 WIB.

http://www.ccee.edu.uy/ensenian/catgenyeco/Materiales/2011-08-10%20M6%20-%20KlasenShuler(2011).pdf

Hasan, Nur. “Perempuan dan Politik : Kontribusi Perempuan terhadap Bangsa”.

Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 18.23 WIB.

http://www.jurnalperempuan.org/perempuan-dan-politik-kontribusi-perempuan-terhadap-bangsa.html

Hariyanto. “Metode Penelitian Kualitatif”. Diakses 30 Maret 2016 pada pukul 05.26 WIB. http://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif/

Hasan, Ramdhan. “Kesetaraan Gender”. Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 18.30 WIB. http://www.jurnalperempuan.org/kesetaraan-gender.html

Indonesia–Investments. “Penduduk Indonesia”. Diakses 13 September 2016 pada

pukul 17.27 WIB.

http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67

Ismail, Maimunah, Roziah Mohd Rasdi dan Akhmal Nadirah. “Gender Empowerment Measures in Developed and Developing Countries: Evidence and Implication for Human Resource Development”. Diakses 15 November 2016 pada pukul 02.48 WIB. http://www.ufhrd.co.uk/wordpress/wp-content/uploads/2010/08/7_2.pdf

(10)

Kabari News. “Potret Perempuan Indonesia Kini”. Diakses 16 Oktober 2016 pada pukul 18.02 WIB. http://kabarinews.com/utama-1-potret-perempuan-indonesia-kini/54765

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 23.28 WIB. http://kbbi.web.id/teori

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. “Sejarah Kemenpppa Republik Indonesia”. Diakses 17 Oktober 2016 pada pukul 10.29 WIB. http://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/view/3

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. “Informasi Kelembagaan Deputi Kesetaraan Gender”. Diakses 17 Oktober 2016 pada

pukul 17.41 WIB.

http://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/85/835/informasi-kelembagaan-deputi-kesetaraan-gender

Koalisi Perempuan Indonesia. “Pemetaan dan Kajian Cepat Presentase Keterwakilan Perempuan dan Peluang Keterpilihan Calon Perempuan dalam Daftar Caleg Tetap Pemilu 2014”. Diakses 20 Desember 2016 pada pukul

08.24 WIB. http://rumahpemilu.com/laporan/referensi/11%20Koalisi%20Perempuan%2 0Indonesia%20-KPI-%20Pemetaan%20dan%20Kajian%20Cepat%20Prosentase%20dan%20Ket erwakilan%20Perempuan%20dan%20Peluang%20Keterpilihan%20Calon% 20Perempuan%20dalam%20DCT%20-%202014%20bi.pdf

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. “UU Republik Indonesia”. Diakses 16 Oktober 2016 pada pukul 14.27 WIB. http://www.komnasham.go.id/instrumen-ham-nasional/uu-no-39-tahun-1999-tentang-ham

Komisi Pemilihan Umum. “Buku Data dan Infografik : Pemilu Anggota DPR RI & DPD RI 2014”. Diakses 12 November 2016 pada pukul 18.02 WIB. http://www.kpu.go.id/koleksigambar/Buku_Pemilu_2014_Dalam_Angka_A CC_Upload.pdf

Komisi Pemilihan Umum. “Laporan Pencalonan DPR, DPD dan DPRD 2014”.

Diakses 14 November 2016 pada pukul 11.36 WIB.

http://www.kpu.go.id/koleksigambar/03._laporan_pencalonan_pileg_.pdf Komisi Pemilihan Umum. “Modul I : Pemilih Untuk Pemula”. Diakses 20

Desember pada pukul 06.19 WIB.

(11)

110

KPU Indonesia. 2008. “Pemilu 1971”. Diakses 16 Desember 2016 pada pukul 21.00 WIB. http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2015/9/PEMILU-1971/MzQz

KPU Indonesia. “Pemilu 1977–1997”. Diakses 26 Desember 2016 pada pukul

21.04 WIB.

http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2016/10/PEMILU-1977-1997/MzQz

KPU Indonesia. “Money Politik dan Implikasinya Terhadap Partisipasi Masyarakat Kabupaten Cirebon pada Pemilu Legislatif 2014”. Diakses 12

November 2016 pada pukul 20.45 WIB.

http://www.kpu.go.id/koleksigambar/Money_Politik_dan_Implikasinya_thd _Partisipasi_Masyarakat_Cirebon.pdf

“Jumlah Penduduk Indonesia Sudah 254,9 Juta, Laki–laki Lebih Banyak Dari Perempuan”. Diakses 13 November 2016 pada pukul 03.01 WIB. http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/11/20/83632/jumlah -pendududari-perempuan.html

Mulyono, Ignatius. “Strategi Meningkatkan Keterwakilan Perempuan”. Diakses 4

Desember 2016 pada pukul 04.48 WIB.

http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/makalah_STRATEGI_MENINGKA TKAN_KETERWAKILAN_PEREMPUAN__Oleh-_Ignatius_Mulyono.pdf Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights. “Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women”.

Diakses 16 Oktober 2016 pada pukul 13.54 WIB.

http://www.ohchr.org/Documents/ProfessionalInterest/cedaw.pdf

“Pengertian Politik Menurut Etimologi dan 5 Ilmuwan”. Diakses 20 Oktober 2016 pada pukul 03.07 WIB. http://www.sejarah-negara.com/pengertian-politik-menurut-etimologi/

Prajitno, Subagio Budi. “Metode Penelitian Kuantitatif”. Diakses 30 Maret 2016

pada pukul 05.37 WIB.

http://komunikasi.uinsgd.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/Metodologi-Penelitian-Kuantitatif.pdf

“Pengertian Legislatif Eksekutif dan Yudikatif Beserta Contohnya”. Diakses 3

Desember 2016 pada pukul 04.19 WIB.

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-legislatif-eksekutif-dan-yudikatif-beserta-contohnya/

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. “Kabinet Menteri”. Diakses 2 Desember 2016 pada pukul 22.48 WIB. http://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_minister/?box=detail&id=42&from_box=l

(12)

ist&hlm=1&search_ruas=&search_keyword=&activation_status=&presiden _id=6&presiden=sby

Pusat Penelitian Politik LIPI. 2012. “Perempuan, Partai Politik, dan Parlemen : Studi Kinerja Anggota Legislatif Perempuan di Tingkat Lokal”. Diakses 16

Desember 2016 pada pukul 21.08 WIB.

http://www.kas.de/wf/doc/kas_8361-1442-1-30.pdf

Rahmatunnisa, Mudiyati. “Pentingnya Partisipasi Politik Perempuan dan Prakteknya di Indonesia”. Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 21.55 WIB. http://repository.unpad.ac.id/19976/1/8-Pentingnya-Partisipasi-Politik-Perempuan1.pdf

Riewanto, Agust. “Menyempurnakan Dapil Pemilu 2014”. Diakses 20 Desember

2016 pada pukul 07.43 WIB.

http://www.watchindonesia.org/15090/menyempurnakan-dapil-pemilu-2014?lang=ID

Sunariyah. “Ini 8 Menteri Perempuan di Kabinet Kerja Jokowi–JK”. Diakses 2

Desember 2016 pada pukul 23.02 WIB.

http://news.liputan6.com/read/2124743/ini-8-menteri-perempuan-di-kabinet-kerja-jokowi-jk

Sudiarti, Achie. “Pengujian UU Republik Indonesia dan Instrumen HAM Internasional Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita Disahkan Dengan UU Republik Indonesia No. 7 Tahun 1984”.

Diakses 3 Desember 2016 pada pukul 12.12 WIB.

https://www.k4health.org/sites/default/files/CEDAW_document.pdf

United Nations. “About UN : Overview”. Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 19.08 WIB. http://www.un.org/en/sections/about-un/overview/index.html United Nations. “About the UN”. Diakses 11 Oktober 2016 pada pukul 13.49

WIB. http://www.un.org/en/about-un/

United Nations. “Ending Violence Against Women and Girls : Overview”.

Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 19.26 WIB.

http://www.un.org/en/globalissues/briefingpapers/endviol/index.shtml United Nations Human Rights. “Universal Declaration of Human Rights”.

Diakses 11 Oktober 2016 pada pukul 15.16 WIB.

http://www.ohchr.org/EN/UDHR/Documents/UDHR_Translations/eng.pdf UN Women. “Commission on the Status of Women”. Diakses 11 Oktober 2016

(13)

112

UN Women. “Short History of CEDAW Convention”. Diakses 29 Maret 2016

pada pukul 19.33 WIB.

http://www.un.org/womenwatch/daw/cedaw/history.htm

UN Women. ”Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW)”. Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 19.29 WIB.

http://www.unwomen-eseasia.org/projects/Cedaw/docs/KonvensiCEDAWtextBahasa.pdf

UN Women Asia and the Pacific. “Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW)”. Diakses 10 Oktober 2016

pada pukul 14.32 WIB.

http://www.unwomen-eseasia.org/projects/Cedaw/docs/KonvensiCEDAWtextBahasa.pdf

UN Women Asia and the Pacific. “CEDAW and Human Rights: Indonesia”.

Diakses 16 Oktober 2016 pada pukul 14.09 WIB.

http://asiapacific.unwomen.org/en/focus-areas/cedaw-human-rights/indonesia

UN Women. “Women in Power and Decision–Making”. Diakses 20 Desember

2016 pada pukul 10.55 WIB.

http://www.un.org/womenwatch/daw/followup/session/presskit/fs7.htm “Undang–Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang : Hak Asasi Manusia Pasal 1 Ayat

3”. Diakses 1 Desember 2016 pada pukul 16.11 WIB.

https://www.ilo.org/dyn/natlex/docs/ELECTRONIC/55808/105636/F20721 61365/IDN55808%20IDN.pdf

“UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK”. Diakses 3 Desember 2016

pada pukul 04.59 WIB.

http://www.kpu-kalselprov.go.id/uploads/files/UU%2002%20Tahun%202011.pdf

“Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (Convention on Elimination of All Form of Discrimination Against Women)”. Diakses diakses 29 Maret 2016 pada pukul 20.06 WIB. http://www.kemenpppa.go.id/jdih/peraturan/UU_1984_7.pdf

“Undang–Undang Dasar 1945”. Diakses 29 Maret 2016 pada pukul 20.15 WIB. www.itjen.kemkes.go.id/peruuan/download/1

UN Data. “Indonesia”. Diaskes 16 Oktober 2016 pada pukul 18.30 WIB. http://data.un.org/CountryProfile.aspx?crName=indonesia

(14)

UNDP Indonesia. “Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pemerintah: Analisis Situasi Mengenai Perempuan di Bidang Politik dan Pemerintah”. Diakses 29

Maret 2016 pada pukul 22.03 WIB.

http://acch.kpk.go.id/documents/10180/11263/Women's+Participation+in+P

olitics+and+Government+-+Bahasa.pdf/375b3e67-f2a8-4252-b558-b36d61119dea

UNDP Human Development Reports. “Indonesia”. Diakses 16 Oktober 2016 pada pukul 14.44 WIB. http://hdr.undp.org/en/countries/profiles/IDN#

Valentina, R. “Apa Sesungguhnya Substansi Kuota 30%”. Diakses 3 Desember 2016 pada pukul 08.45 WIB. http://www.institutperempuan.or.id/?p=17 Wink. “Biografi Megawati Soekarno Putri”. Diakses 22 Desember 2016 pada

pukul 11.34 WIB. http://www.biografiku.com/2010/01/biografi-megawati-soekarno-putri.html

Lain–Lain

Catatan Kelas Post–Positivisme oleh P.Y. Nur Indro, Drs, M. Si pada tanggal 2 Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran Rencana Strategis Balai Besar KSDA Jawa Barat tahun 2010 -2014 adalah tercapainya penurunan konflik dan tekanan terhadap kawasan konservasi (CA, SM, TWA)

 Informasi tentang kesulitan belajar siswa dapat digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukannya..  Kesahihan dan keandalan

Untuk lama menjalani hemodialisa dapat dilihat dari tabel di atas bahwa, 16 responden yang memiliki tingkat stres sedang lama menjalani hemodialisa kurang dari 2

Kedalaman, kecepatan aliran dan ketinggian sedimen pada sungai model Shazy Shabayek sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya kecepatan aliran lateral yang masuk ke

“Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum pada pihak dalam

Livia and Oktatiarso; Penjadwalan Untuk Memininimalkan Total Tardiness Dengan Metode … 133 Pada penjadwalan FCFS produk container 1 liter tersebut dapat diketahui bahwa

[r]

Noor membuat event organizer (EO) yang bernama CITA Entertaiment. Nama Cita Entertainment diambil dari nama pendirinya yaitu ibu Nur Cita Qomariyah yang akrab disapa Bu Cita