PIRAMIDA PASCAL: SUATU PENGEMBANGAN SEGITIGA PASCAL
I Wayan Puja Astawa
SMKN 1 Abang, Kab. Karangasem, Bali
Abstract. The ability to expand and generalize is one of the most important facilities a teacher can help a student develop. In this articles, the familiar application of Pascal’s triangle to determine the coefficients of a binomial expansion ( + ) is develoved by the use of “Pascal’s pyramid” to consider the coefficients of a trinomial expansion (a + b + c)n, kwartonomial expansion (a + b + c + d)n, untill polinomial expansion. Whereas a binomial expansion can be represented by a readily visible triangle, trinomial expansion, kwartonomial expansion until polinomial expansion are represented by the more complex pyramid. There is a unique relationships between Pascal’s triangle and Pascal’s pyramid. The general formula of (a + b)n called binomial theorem also could be used to determine the formula of trinomial expansion, kwartonomial expansion, until polinomial expansion.
Keyword. binomial’s teorem, kwartonomial, pascal's triangle, pascal's pyramid,
polynomial, trinomial,
1. Pendahuluan
Pada tahun 1963 Blaise Pascal menerbitkan buku yang berjudul
Traité du Triangle Arithmétique dan di
dalamnya terdapat susunan bilangan
yang kemudian dikenal dengan
segitiga Pascal. Meski dikenal dengan nama Pascal, ternyata segitiga Pascal telah dikenal di Cina sebelum tahun 1300 seperti oleh Al-Karaji (953 – 1029), Omar Khayyam (1048 – 1131), Jia Xian (1010 – 1070) dan Ying Hui (1238 – 1290).
Segitiga Pascal merupakan
koefisien-koefisien binomial atau bentuk
aljabar bersuku dua yang tersusun dalam bentuk segitiga. Koefisien
binomial dapat dinyatakan dengan menggunakan kombinasi dan aljabar.
Dengan kombinasi, koefisien
binomial dilambangkan dengan nr . Bentuk nr menyatakan banyak cara membuat himpunan bagian dengan r elemen dari suatu himpunan dengan n elemen. Secara aljabar, koefisien binomial merupakan koefisien suku a b pada ekspansi bentuk aljabar dua suku (a + b) untuk n bilangan cacah. Dimulai dengan 1. Setiap baris berikutnya mulai dan berakhir dengan 1. Bilangan lainnya diperoleh dengan menambahkan dua suku terdekat dari baris di atasnya.
(a + b)0 (a + b)1 (a + b)2 (a + b)3 (a + b)4 … 0 0 0 1 1 1 0 2 1 2 2 2 0 3 1 3 2 3 3 3 0 4 1 4 2 4 3 4 4 4
…
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
…
Sebagai contoh, untuk menentukan (a + b) gunakan koefesien-koefesien pada baris ke-5 sehingga:
(a + b) = 4 0 a + 4 1 a b + 4 2 a b + 4 3 ab + 4 4 b atau (a + b) = 1a + 4a b + 6a b + 4ab + 1b .
Dengan menggunakan notasi sigma, ekspansi binomial (a + b) dapat dituliskan dalam bentuk:
)
1
(
...
b
a
r
n
)
b
a
(
n n r r 0 r n
dimana a, b bilangan real, n bilangan cacah dan nr koefesien binomial dari suku ke-r + 1.
Dalam pembelajaran matematika,
kemampuan untuk menjabarkan dan membuat generalisasi sangat penting bagi guru dalam membantu siswa
mengembangkan kemampuan
matematik. Penerapan segitiga Pascal untuk menentukan ekspansi (a + b) sudah dipelajari sejak pendidikan menengah.
Yang menjadi pertanyaan adalah
bagaimana kalau suku bentuk
aljabar tersebut ditambah? Misalnya (a + b + c)n, (a + b + c + d)n, dan seterusnya sampai bentuk aljabar n buah suku. Dalam konteks ini, segitiga Pascal masih bisa digunakan walaupun harus melalui beberapa tahapan operasi aljabar. Oleh karena itu, pada artikel ini akan diselidiki
susunan koefesien-koefesien dan
rumus dari ekspansi trinomial (a + b + c)n.
2. Metoda Penulisan
Artikel ini merupakan hasil kajian
pustaka/hasil pemikiran dalam
upaya untuk menggali dan
mengembangkan pengetahuan
matematika yang sudah ada. Hasil pengembangan ini diharapkan dapat
memperkaya teori/materi
matematika, yang nantinya dapat
digunakan untuk memecahkan
masalah yang muncul baik dalam matematika maupun dalam ilmu
lainnya yang memerlukan bantuan matematika.
3. Hasil dan Pembahasan
a. Piramida Pascal
Segitiga pascal merupakan susunan bilangan-bilangan yang merupakan
koefesien-koefesien binomial dari
ekspansi dua suku, misalnya suku-sukunya a dan b. Bagaimana jika terdiri dari 3 suku yaitu a, b dan c atau (a + b + c)n. Untuk itu akan dicoba menguraikan (a + b + c)n
untuk pangkat n kecil dengan
menggunakan formula segitiga
pascal, sebagai berikut.
Untuk n = 0, 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut diperoleh (a + b + c)0 = 1, (a + b + c)1 = a + b + c, (a + b + c)2 = 1a2 + 2ab + 2ac + 1b2 + 2bc + 1c2, (a + b + c)3 = 1a3 + 3a2b + 3a2c + 3ab2 + 6abc + 3ac2 + 1b3 + 3b2c + 3bc2 + 1c3, (a + b + c)4 = 1a4 + 4a3b + 4a3c + 6a2b2 + 12a2bc + 6a2c2 + 4ab3 + 12ab2c + 12abc2 + 4ac3 + 1b4 + 4b3c + 6b2c2 + 4bc3 + 1c4.
Dari contoh uraian di atas, terlihat bahwa jumlah suku-suku dari uraian (a + b + c)n dimana n = 0, 1, 2, 3, 4, … berturut-turut adalah 1, 3, 6, 10, 15, … yang merupakan bilangan segitiga.
Ekspansi pertama: (a + b + c)0
mempunyai koefesien tunggal yaitu 1.
Ekspansi kedua: (a + b + c)1
mempunyai koefesien: 1a + 1b + 1c yang diwakili oleh segitiga lapis pertama dengan angka-angka hanya pada titik-titik sudutnya.
1 1 1
Ekspansi ketiga: (a + b + c)2
mempunyai koefesien: 1a2 + 2ab + 2ac + 1b2 + 2bc + 1c2 yang dapat disusun dalam segitiga lapis kedua, yaitu
1 2 2 1 2 1
Ekspansi keempat: (a + b + c)3 mempunyai koefesien: 1a3 + 3a2b + 3a2c + 3ab2 + 6abc + 3ac2 + 1b3 + 3b2c + 3bc2 + 1c3 yang dapat disusun dalam segitiga lapis ketiga, yaitu
1 3 3 3 6 3 1 3 3 1 Ekspansi kelima: (a + b + c)4 mempunyai koefesien: 1a4 + 4a3b + 4a3c + 6a2b2 + 12a2bc + 6a2c2 + 4ab3 + 12ab2c + 12abc2 + 4ac3 + 1b4 + 4b3c + 6b2c2 + 4bc3 + 1c4 yang dapat
disusun dalam segitiga lapis
keempat, yaitu 1 4 4 6 12 6 4 12 12 4 1 4 6 4 1
Jadi susunan koefesien-koefesien
dari ekspansi trinomial (a + b + c)n membentuk lapisan segitiga dimana angka pada setiap sisinya sama dan merupakan koefesien-koefesien dari ekspansi (a + b)n serta bilangan pada setiap titik sudutnya 1. Jika masing-masing titik sudut lapisan segitiga tersebut dihubungkan maka akan
berbentuk “piramida” seperti
ditunjukkan gambar 1.
Gambar 1. Piramida Pascal untuk Ekspansi Trinomial
Konstruksi bilangan-bilangan di atas
merupakan pengembangan dari
segitiga pascal, sehingga konstruksi koefesien-koefesien dari uraian (a + b
+ c)n tersebut dikenal dengan
Piramida Pascal (Posamentier, 1990:
432).
1) Hubungan antara Segitiga Pascal dan Piramida Pascal
Di dalam piramida Pascal tampak bahwa bilangan-bilangan pada setiap sisi segitiga merupakan
bilangan-bilangan baris bersesuaian dari
segitiga Pascal. Misalnya bilangan-bilangan pada tiap sisi dari (a + b +
c)3 adalah 1 3 3 1 sama dengan bilangan-bilangan baris ke-5 dalam
segitiga pascal. Hubungan ini
merupakan petunjuk untuk
menentukan metode dalam
menurunkan piramida pascal, yaitu sebagai berikut.
Misalkan bilangan-bilangan pada
setiap sisi dari ekspansi trinomial (a + b + c)n diwakili oleh bilangan-bilangan pada baris yang bersesuaian dari segitiga Pascal. Buatlah segitiga Pascal sampai bilangan baris ke-n+1.
Kemudian kalikanlah
bilangan-bilangan tiap baris dari segitiga
Pascal dengan bilangan-bilangan
dan seterusnya 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 3 3 3 1 6 3 1 1 2 4 6 6 4 1 2 4 1 4 2 4 6 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 (a + b + c)0 (a + b + c)4 (a + b + c)3 (a + b + c)2 (a + b + c)1
pada baris terakhir secara berurutan. Hasil ini menunjukkan koefesien-koefesien dari ekspansi trinomial yang dicari.
Sebagai contoh, menentukan
koefesien dari (a + b + c)4.
Bilangan-bilangan pada sisi tepi dari (a + b + c)4 adalah 1 4 6 4 1. Bilangan ini merupakan bilangan baris ke-5 dari segitiga Pascal yang merupakan koefesien dari ekspansi (a + b)4.
Tabel 1. Menentukan koefesien dari (a + b + c)4 bilangan baris ke-5
dari segitiga Pascal
Segitiga Pascal sampai baris ke-5
Koefesien dari ekspansi (a + b + c)4 1 × 4 × 6 × 4 × 1 × 1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 4 4 6 12 6 4 12 12 4 1 4 6 4 1
2) Penerapan Piramida Pascal
Untuk Ekspansi Trinomial
( + + )
Langkah-langkah menguraikan (a + b + c)n adalah: 1) menentukan susunan
koefesien-koefesien (segitiga)
menggunakan piramida pascal dan 2) menggunakan koefesien-koefesien itu untuk menentukan ekspansi dari (a + b + c)n menurut suku-sukunya, dengan aturan sebagai berikut.
1. Bilangan baris ke-1 dari segitiga adalah koefesien dari a dengan pangkat tertinggi dari ekspansi (a + b + c)n.
2. Bilangan-bilangan pada setiap
baris merupakan
koefesien-koefesien dari perkalian antara
variabel a dengan pangkat
turun 1 tingkat dari baris sebelumnya dan variabel lain dengan pangkat naik 1 tingkat dari baris sebelumnya sehingga derajat tiap suku sama dengan n.
3. Dalam 1 baris pangkat a tetap sedangkan pangkat b turun 1 tingkat dari kiri ke kanan dan pangkat c naik 1 tingkat.
Perhatikan aturan segitiga pada
gambar 2!
Gambar 2. Ilustrasi Aturan Penggunaan Piramida Pascal
3) Rumus Umum dari Ekspansi Trinomial ( + + )
Sebelum membahas rumus umum untuk ekspansi (a + b + c)n, akan a|,b↓,c↑
(anb0c0)
(a0bnc0) (a0b0cn)
a↓,b|,c↑ a↓,b↑,c|
Keterangan:
a↓,b↓,c↓: pangkat (a,b,c) turun a|,b|,c|: pangkat (a,b,c) tetap a↑,b↑,c↑: pangkat (a,b,c) naik
diuraikan kembali mengenai piramida Pascal yang dikembangkan
dari segitiga Pascal. Dengan
menggunakan notasi kombinasi
maka segitiga Pascal dapat dituliskan sebagai berikut. 0 0 0 1 1 1 0 2 1 2 2 2 ……….. 0 r 1 r 2 r … j r … 2 r r 1 r r r r ………. 0 n 1 n 2 n … r n … 2 n n 1 n n n n
Susunan koefesien-koefesien dari
ekspansi trinomial (a + b + c)n pada
piramida Pascal diperoleh dengan cara sebagai berikut.
0 n × 1 n × 2 n × … r n × … n n × 0 0 0 1 1 1 0 2 1 2 2 2 ……….. 0 r 1 r 2 r … j r … 2 r r 1 r r r r ………. 0 n 1 n 2 n … r n … 2 n n 1 n n n n
Dengan menggunakan aturan
tersebut, maka formula umum untuk
ekspansi (a + b + c)n dapat
ditentukan sebagai berikut. (a + b + c)n = 0 n [ 0 0 an] + 1 n [ 0 1 a n-1b + 1 1 an–1c] + 2 n [ 0 2 an-2b2 + 1 2 an-2bc + 2 2 an-2c2] + … + r n [ 0 r an-r br + 1 r an-r br-1 c + 2 r an-r br-2 c2 + … + j r an-r br-j cj + … + r r an-r cr] + … + 1 n n [ 0 1 n a bn-1 + 1 1 n a bn-2c + … + 2 n 1 n abcn-2 + 1 n 1 n acn-1] + n n [ 0 n bn + 1 n bn-1c + 2 n bn-2c2 + … + 1 n n bcn-1 + n n cn]
Bentuk umum suku-suku dari
ekspansi (a + b + c)n yang koefesien-koefesiennya baris ke-r+1 adalah:
r n [ 0 r an-r br + 1 r an-r br-1 c + 2 r an-r br-2 c2 + … + j r an-r br-j cj + … + r r a n-r cr] atau r n r 0 j j r an – r br – j cj
Dengan demikian ekspansi (a + b + c)n dapat ditulis secara singkat sebagai berikut. (a + b + c)n = 0 n [ 0 0 an] + 1 n 1 0 j j 1 an – 1 b1 – j cj + 2 n 2 0 j j 2 an – 2 b2 – j cj + … + r n r 0 j j r an - r br - j cj + … + 1 n n 1 n 0 j j 1 n a bn - j - 1 cj + n n n 0 j j n bn - j cj atau (a + b + c)n = n 0 r r n r 0 j j r an - r br - j cj = n 0 r r n an - r r 0 j j r br - j cj
Jadi rumus umum dari ekspansi trinomial (a + b + c) adalah seperti ditunjukkan rumus 2.
.... (2)
b. Piramida Pascal untuk Ekspansi (a + b + c + d)n
Pada pembahasan sebelumnya,
terlihat bahwa segitiga pascal dapat dikembangkan dalam menentukan konfigurasi koefesien-koefesien dari ekspansi (a + b + c)n yang dikenal Piramida Pascal. Selanjutnya, apakah metode tersebut dapat dikembangkan untuk ekspansi polinomial (a + b + c + d)n, (a + b + c + d + e)n dan seterusnya. Oleh karena itu, akan diselidiki dulu formula dari ekspansi (a + b + c + d)n sebagai berikut.
Pertama, ekspansi (a + b + c + d)0 menghasilkan koefesien tunggal yaitu 1
Kedua, ekspansi (a + b + c + d)1 memiliki koefesien-koefesien : 1a + 1b + 1c + 1d yang diwakili oleh piramida dengan elemen 1 pada tiap titik sudutnya.
Ketiga, ekspansi (a + b + c + d)2 memiliki koefesien-koefesien : 1a2 +
2ab + 2ac + 2ad + b2 + 2bc + 2bd + c2 + 2cd + d2 yang diwakili oleh piramida dengan konfigurasi sebagai berikut.
Terlihat bahwa koefesien-koefesien pada tiap rusuk sama, yaitu 1 2 1 yang merupakan baris ke-3 dari
segitiga pascal dan
koefesien-koefesien pada tiap bidang piramida juga sama:
1 2 2 1 2 1
yang merupakan bilangan segitiga baris ke-3 dari piramida pascal.
Langkah-langkah menentukan
konfigurasi koefesien dari ekspansi (a + b + c + d)n, pada dasarnya sama
dengan langkah-langkah
menentukan konfigurasi koefesien dari ekspansi trinomial.
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
(a + b + c)
n=
n 0 r r na
n - r r 0 j j rb
r - jc
jContoh ekspansi (a + b + c + d)4
1. Koefesien-koefesien tiap rusuk piramida unit untuk ekspansi (a + b + c + d)4 adalah 1 4 6 4 1 yang merupakan baris ke-5 dari segitiga pascal.
2. Piramida unit untuk ekspansi (a + b + c + d)4 dibentuk dari piramida pascal untuk ekspansi (a + b + c)n dengan
koefesien-koefesien pada segitiga alas
adalah koefesien dari ekspansi (a + b + c)4, yaitu:
3. Kalikanlah koefesien-koefesien
pada tiap segitiga unit dari
piramida pascal secara
berturutan dengan: 1 4 6 4 1 sehingga diperoleh piramida unit untuk ekspansi (a + b + c)4. Hubungan antara segitiga Pascal dan piramida Pascal ditunjukkan oleh gambar 3.
Gambar 3. Menentukan Koefesien dari ekspansi (a + b + c + d)4
Cara I
Cara II
1 4 4 4 6 12 12 12 6 6 4 6 12 4 12 6 12 4 24 12 1 12 4 6 6 4 12 1 12 4 4 6 4 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 3 3 3 1 6 3 1 12 4 6 6 4 12 4 12 4 4 6 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 1 2 1 1 1 1 3 1 3 1 4 6 4 1 1 1x 1x 4x 6x 4x 1x 3x 1x 3x 1x 2x 1x 1x 1x 1x x1x x4x x6x x4x x1x1
4 4
6 12 6
4 12 12 4
1 4 6 4 1
1) Aturan Penggunaan Piramida Pascal untuk Ekspansi (a + b + c + d)n .
Aturan dari penggunaan piramida pascal untuk ekspansi (a + b + c + d)n dapat diuraikan sebagai berikut. a) Bilangan pertama (puncak
piramida) adalah koefesien dari a dengan pangkat tertinggi, yaitu n, b) Bilangan-bilangan pada lapis ke-2 adalah koefesien-koefesien dari
perkalian antara a dengan
pangkat turun 1 tingkat dari lapis sebelumnya dan variabel lain b, c
dan d sedemikian sehingga
derajat tiap suku = n (pangkat a + pangkat b + pangkat c + pangkat d = n),
c) Pada segitiga lapis ke-r, bilangan pertama (puncak) dari segitiga
lapis ke-r adalah
koefesien-koefesien dari perkalian antara a
dengan pangkat n-r dan variabel b dengan pangkat r, sedangkan koefesien pada baris ke-2 dari
lapis ke-r adalah
koefesien-koefesien dari perkalian antara variabel a dengan pangkat tetap (n-r) dari suku sebelumnya dan variabel b dengan pangkat turun 1 tingkat dari sebelumnya serta variabel c dengan pangkat naik 1 tingkat dari sebelumnya.
Catatan:
- Dalam 1 baris pangkat a tetap dan pangkat b tetap dari suku sebelumnya, pangkat c turun serta pangkat d naik 1 tingkat
dari suku sebelumnya
sedemikian sehingga derajat tiap suku = n
- dalam 1 lapis pangkat dari a sama.
Gambar 4. Aturan untuk Menentukan Ekspansi (a + b + c + d)n
2) Formula Umum dari Ekspansi (a + b + c + d)n.
Untuk menentukan formula umum dari ekspansi (a + b + c + d)n akan
ditinjau kembali proses yang
diuraikan sebelumnya, yaitu 1)
menentukan konfigurasi koefesien-koefesiennya dan 2) menggunakan koefesien-koefesien tersebut untuk ekspansi (a + b + c + d)n. Dengan
menggunakan kombinasi maka
konfigurasi koefesien-koefesien dari a|,b↓ c↑,d| a|,b↓ c|,d↑ a|,b| c↓,d↑ an-rbrc0d0 an-rbrc0d0 an-rb0c0dr anb0c0d0 a0b0c0dn a0bnc0d0 a0b0cnd0 a↓,b| c↑,d| a↓,b↑ c|,d| a↓,b| c|,d↑
ekspansi (a + b + c + d)n dapat ditulis sebagai berikut.
Dengan menggunakan aturan
tersebut maka formula umum dari ekspansi (a + b + c + d)n dapat dirumuskan sebagai berikut.
(a + b + c + d)n = 0 n [ 0 0 0 0 an] + 1 n [ 0 1 0 0 an-1 b + 1 1 ( 0 1 an–1c + 1 1 an - 1 d) + 2 n [ 0 2 0 0 an-2b2 + 1 2 ( 0 1 an-2bc + 1 1 an – 2 bd) + 2 2 ( 0 2 a n-2c2 + 1 2 an-2cd + 2 2 an-2 d2)] + … + r n [ 0 r 0 0 an-r br + 1 r ( 0 1 an-r br-1 c + 1 1 an-r br-1 d ) + 2 r ( 0 2 an-r br-2 c2 + 1 2 an-r br-2 cd + 2 2 an-r br-2 d2 ) + … + j r ( 0 j an-r br-j cj + 1 j an-r br-j cj – 1 d + 2 j an-r br-j cj – 2 d2 + … + m j 0 0 2 2 0 2 0 1 0 1 1 2 0 j 1 j 2 j 2 -j j 1 -j j j j m j 0 r 1 r 2 r 2 -r r 1 -r r r r j r 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 2 0 2 0 1 0 1 1 2 0 0 2 2 0 2 0 1 0 1 1 2 0 r 1 r 2 r 2 -r r 1 -r r r r j r 0 n 1 n 2 n 2 -n n 1 -n n n n r n
×
0 n 1 n 2 n r n n n×
0 2 1 2 2 2×
0 2 2 2×
0 0×
0 r 1 r 2 r j r r r n n 0 n 1 n 2 n r n
×
an-r br-j cj – m dm + … + 1 j j an-r br-j c dj – 1 + j j an-r br-j dj ) + … + r r ( 0 r an-r cr + 1 r an-r cr – 1 d + 2 r an-r cr – 2 d2 + … + j r an-r cr – j dj + … + 1 r r an-r c dr – 1 + r r an-r dr )] + … + n n [ 0 n 0 0 bn + 1 n ( 0 1 bn-1c + 1 1 bn-1d ) + 2 n ( 0 2 bn-2c2 + 1 2 bn-2cd + 2 2 b n-2d2 ) + … + r n ( 0 r bn – r cr + 1 r bn – r cr– 1 d + 2 r bn – r cr – 2 d2 + … + j r bn – r cr – j dj + … + r r bn - r dr ) + n n ( 0 n cn + 1 n cn – 1 d + 2 n cn – 2 d2 + … + r n cn – r dr + … + n n dn )]
Bentuk umum suku-suku dengan
koefesien-koefesien pada segitiga
lapis ke-r dari piramida Pascal dapat ditulis sebagai berikut.
Suku-suku pada segitiga ke-r =
r n [ 0 r 0 0 an-r br + 1 r ( 0 1 an-r br-1 c + 1 1 an-r br-1 d ) + 2 r ( 0 2 an-r br-2 c2 + 1 2 an-r br-2 cd + 2 2 an-r br-2 d2 ) + … + j r ( 0 j an-r br-j cj + 1 j an-r br-j cj – 1 d + 2 j an-r br-j cj – 2 d2 + … + m j an-r br-j cj – m dm + … + 1 j j an-r br-j c dj – 1 + j j an-r br-j dj ) + … + r r ( 0 r an-r cr + 1 r an-r cr – 1 d + 2 r an-r cr – 2 d2 + … + j r an-r cr – j dj + … + 1 r r an-r c dr – 1 + r r an-r dr )] Atau
Suku-suku pada segitiga ke-r =
r n r 0 j j r j 0 m m j an – r br – j cj – m dm = r n an – r r 0 j j r j 0 m m j br – j cj – m dm
Karena r bergerak dari 0 n maka rumus umum untuk ekpansi (a + b + c + d)n seperti ditunjukkan rumus 3.
…. (3)
c. Piramida Pascal untuk Ekspansi (a + b + c + d + e)n
Bentuk geometri dari konfigurasi koefesien-koefesien dari ekspansi 5 suku dapat dilihat pada lampiran, yang merupakan pengembangan dari
segitiga pascal juga. Dengan
demikian konfigurasi
koefesien-koefesien dari ekspansi dengan 3
suku, 4 suku, dan 5 suku atau lebih
dapat diwakili oleh
bilangan-bilangan yang membentuk piramida pascal.
Dengan berpedoman pada formula umum dari ekspansi 3 suku, dan 4 suku maka formula/rumus umum dari ekspansi 5 suku dapat ditulis seperti ditunjukkan rumus 4.
(a + b + c + d)n = = n 0 r r n an – r r 0 j j r br – j j 0 m m j cj – m dm
…. (4)
d. Ekspansi Polinomial ( + +
+ ⋯ + )
Dengan mengacu pada metode yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumus umum untuk ekspansi
polynomial dengan k suku yang berbeda dapat ditentukan.
Misalkan suku-suku tersebut: a1, a2, a3, … , ak dengan k bilangan asli, n bilangan cacah, maka rumus umum
dari ekspansi polinomial
ditunjukkan oleh rumus 5. (a1+a2+a3+…+ak)n = 1n r1 n 0 1 r 1 a r n 2 r 1 r 2 1 r 0 2 r 2 1 a r r r2 r3 3 2 r 0 3 r 3 2 a r r … i r 0 1 i r 1 i r i r i 1 i i a r r … 1 k r 0 k r k r k k r 1 k r 1 k k 1 k a a r r …. (5) untuk i = 1, 2, 3, … , k-1, k bilangan asli dan n bilangan cacah
3. Simpulan dan Saran
Berdasarkan uraian pada
pembahasan, maka bentuk umum
dari ekspansi polynomial dapat
disederhanakan sebagai berikut.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Pengembangan
Banyak suku
Bentuk ekspansi
Bentuk
Geometris Formula/Rumus umum
2 (a + b)n Segitiga Pascal (lampiran 1) n 0 k k n an-k bk 3 (a+b+c)n Piramida Pascal (lampiran 2) n 0 r r n an – r r 0 j j r br – j cj 4 (a+b+c+d)n Piramida Pascal 1 derivatif (lampiran 3) n 0 r r n an – r r 0 j j r br – j j 0 m m j cj – m dm 5 (a+b+c+d+e)n Piramida Pascal 2 derivatif (lampiran 4) n 0 r r n an – r r 0 j j r br – j j 0 m m j cj – m m 0 s s m dm – s es … … … … k (a1+a2+a3+…+ ak)n Piramida Pascal (k-3) derivatif 1 r n 1 n 0 1 r 1 a r n r1 r2 2 1 r 0 2 r 2 1 a r r 3 r 2 r 3 2 r 0 3 r 3 2 a r r … i r 0 1 i r 1 i r i r i 1 i i a r r … 1 k r 0 k r k r k k r 1 k r 1 k k 1 k a a r r (a + b + c + d + e)n = n 0 r r n an – r r 0 j j r br – j j 0 m m j cj – m m 0 s s m dm – s es
DAFTAR PUSTAKA
Naga, Dali S. 1980. Berhitung Sejarah dan Pengembangannya. Jakarta: PT Gramedia.
Posamentier, Alfred S. dan Jay Stepelmen. 1990. Teaching Secondary School
Mathematics Techniques and Enrichment Units Third Edition. Merril
Publishing Company Columbus.
Tentang Penulis:
I Wayan Puja Astawa. Lahir di Selumbung tanggal 16 Januari 1981. Pendidikan yang pernah ditempuh S1 Pendidikan Matematika IKIP Negeri Singaraja dan S2 Pendidikan matematika di Pascasarjana Undiksha Singaraja. Bertugas di SMK Negeri 1 Abang, Karangasem, Bali sejak tahun 2003 sampai sekarang. Aktif sebagai ketua MGMP Matematika Kabupaten Karangasem.