• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengoptimalkan Kreativitas Pendidik PAUD Melalui Kegiatan Gugus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengoptimalkan Kreativitas Pendidik PAUD Melalui Kegiatan Gugus"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

31

Mengoptimalkan

Kreativitas

Pendidik

PAUD

Melalui Kegiatan Gugus

Wahyuningsih, S.Pd1*

1

Penilik PAUD Dindikpora Kec. Ngadirejo Kab. Temanggung *wahyuningsih.PAUD@gmail.com

Abstract. Early childhood is a golden period for child development to acquire an educational

process. Children are entrusted by God that we must take care of and educate us to become useful human beings. Children have the right and opportunity to develop, especially in the field of education. As a golden method, the child's brain will develop rapidly. Early childhood education is very important for the survival of the nation and really needs serious attention from the government. The early childhoodcluster is very useful for early childhood educators to increase the creativity of early childhoodeducators. Activities carried out in the early childhoodcluster are in the form of developing the quality of teachers according to their competencies, cooperating with the business world and the community that cares for early childhood education, conducting surveillance programs, increasing community participation, developing cluster innovations.

Kata kunci: early age, early childhood, creativity

1. Pendahuluan

Silahkan ikuti instruksi sebaik mungkin sehingga artikel dalam konferensi memiliki format penulisan yang sama. Masa usia dini merupakan periode emas bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik menjadi manusia yang berguna. Anak mempunyai hak dan kesempatan untuk berkembang terutama dalam bidang pendidikan. Sebagai metode emas, otak anak akan berkembang dengan pesat. Pendidikan usia dini sangat penting bagi kelangsungan bangsa dan sangat perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Masa depan bangsa Indonesia untuk 30 Tahun kedepan ada dipuncak generasi muda yang sekarang masih duduk di lembaga pendidikan usia dini. Siapakah yang akan bertanggungjawab memajukan bangsa ini?. Percetakan generasi muda yang cerdas dan handal perlu dilaksanakan agar terwujud sumber daya manusia yang handal. Setiap anak yang dilahirkan kedunia dalam keadaan suci. Anak merupakan anugerah yang harus dididik dan dibina, agar fitrah yang dimiliki dapat dikembangkan melalui pendidikan anak usia dini.

Dalam siklus kehidupan, anak merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang menentukan masa depannya. Anak seyogyanya harus dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sehat jasmani serta rohani dan cerdas, karena di masa depan mereka merupakan asset yang akan menentukan kualitas peradapan bangsa. Pendidik mempunyai peran yang besar dalam upaya pengembangan potensi anak usia dini dengan memfasilitasi perkembangan dan belajar melalui pengalaman dan rangsangan yang bersifat mengembangkan, terpadu, dan menyeluruh sehingga anak dapat berkembang secara optimal melaui bermain. Pendidik adalah sumber belajar yang paling baik jika dibandingkan sumber belajar yang lain, seperti: buku, televisi, internet dan surat kabar. Argumentasi riilnya guru mempunyai ikatan emosional secara langsung dengan anak-anak dalam bentuk kontak batiniah. Sedangkan sumber belajar lainnya hanya sekedar motivasi lahiriah semata. Namun demikian kita tidak boleh menafsirkan pentingnya sumber belajar tersebut selain guru [1]. Pendidik adalah aktor utama dalam mensukseskan pendidikan anak usia dini. Tanpa kreativitas guru PAUD, pendidikan akan kosong dari materi dan substansi. Setajam apapun kurikulum, visi misi dan financial yang kuat, jika gurunya stagnan maka kualitas pendidikan akan merosot. Disinilah letak

(2)

strategis pendidik PAUD. Oleh karena itu pendidik PAUD harus memposisikan diri sebagai pendidik yang mempunyai kreativitas yang akan menarik minat belajar anak, menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, mempunyai kekuatan spiritual, intelektual dan emosisonal serta sifat soSial yang tinggi.

Tetapi faktanya, kebanyakan guru PAUD tidak sesuai dengan harapan di atas. Mereka belum mencerminkan guru kreatif. Gugus PAUDdipandang sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas pendidik. Hal ini didasari bahwa gugus PAUD merupakan wahana pembinaan profesi pendidik. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan pada gugus PAUD dalam meningkatkan kreativitas pendidik. Kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna [2]. Lebih lanjut [3] memberikan makna mengenai kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikaP kritis pada dirinyasendiri. Kreativitas merupakan kemampuan menciptakan hubungan yang baru dan tindakan yang tepat untuk menghadapi situasi yang baru. Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan gagasan baru dalam rangka meningkatkan profesionalnya. [4] aspek-aspek kreativitas berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir Fluency yaitu kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, Flexibility yaitu Kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam cara dalam mengatasi masalah, Originality yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli, Redifination yaitu kemampuan untuk memutuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut lain dari pada cara – cara yang lazim.

Menyatakan tumbuh dan berkembangnya kreativitas dipengaruhi oleh faktor karakter yang kuat, kecerdasan yang cukup dan lingkungan cultural yang mendukung [5]. Perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor yaitu [4]: 1.Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri individu yang bersangkutan yang meliputi keterbukaan, kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep-konsep serta membentuk kombinasi-kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya. 2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan. Meliputi keamanan dan kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif, adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri, dorongan untuk melakukan berbagai eksprerimen dan kegiatan-kegiatan kreativ, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual. Guru yang kreatif mempunyai ciri : 1) Inspriratif, fasilitas setiap anak agar mampu menemukan hal baru yang bermanfaat. Jadikanlah setiap anak menjadi pribadi yang bermakna. 2) Disiplin, ketika seorang pendidik membuat kebijakan kedisiplinan, maka ingatlah bahwa tujuan awal yang diharapkan adalah untuk perubahan siswa kearah yang lebih baik. 3) Responsif, cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi pada anak, 4) Komunikatif, sapalah siswa dengan komunikasi yang ringan untuk mendekatkan hubungan, 5) Teladan, seorang yang digugu dan ditiru. Pendidik merupakan orang kedua setelah orang tua yang bisa menjadi contoh dan panutan anak [6].

Gugus PAUD merupakan kumpulan 3 – 8 lembaga PAUD yang berdomisili dalam area terdekat. Pembagian area menjadi sangat relative, tergantung pada letak geografisnya. Gugus PAUD merupakan salah satu strategi peningkatan mutu pendidik PAUD, karena gugus adalah wadah berkumpulnya para pendidik pada level bawah dan paling memungkinkan untuk dapat berinteraksi dan berdiskusi secara cepat dalam mencari solusi terhadap permasalahan keseharian yang dihadapi di sekolahnya. Pembentukan gugus PAUD didasarkan pada kedekatan wilayah dalam lingkup kerja Dinas Pendidikan Tingkat kecamatan. Pembentukan gugus difasilitasi oleh pengawas/ penilik PAUD dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Pembentukan Gugus yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kecamatan. Ketentuan yang harus diperhatikan dalam membentuk gugus PAUD adalah : Jarak lembaga PAUD dalam satu gugus relative saling berdekatan, sehingga memudahkan dalam koordinasi dan komunikasi, satu gugus PAUD terdiri dari 3 – 8 lembaga PAUD baik TK, KB, TPA ataupun SPS dalam wilayah kecamatan yang sama, Setiap gugus memiliki satu PAUD inti dan yang lainnya sebagai PAUD imbas.

Tujuan Gugus PAUD Secara umum gugus PAUD bertujuan untuk meningkatkan kinerja Pembina pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengelola program PAUD secara professional, efektif dan efisien. Tujuan Khusus menjadi wahana pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam hal Pengembangan dan inovasi pembelajaran PAUD. Peningkatan

(3)

profesionalisme pendidik dan lembaga kependidikan dalam rangka peningkatan mutu layanan anak usia dini sesuai dengan tahap perkembangannya, optimalisasi sumber belajar, sarana/prasarana dan potensi lingkungan untuk peningkatan, pengembangan dan eksistensi anggota gugus PAUD, Peningkatan komunikasi yang efisien dan efektif antar anggota komunitas gugus PAUD, gugus dengan orang tua dan masyarakat, Fasilitasi terhadap akses fasilitas sumber-sumber pembelajaran dari lingkungan dan masyarakat. Secara umum kegiatan gugus dapat memberikan manfaat sebagai berikut sebagai tempat pembahasan dan pemecahan masalah bagi para pendidik yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, sebagai wadah kegiatan para guru yang tergabung dalam satu gugus yang ingin meningkatkan profesionalnya secara bersama-sama, sebagai tempat penyebaran informasi tentang pembaharuan pembelajaran, sebagai pusat kegiatan praktek pembuatan alat peraga serta perolehan berbagai ketrampilan mengajar maupun pengembangan administrasi kelas, Memberikan kesempatan pada pendidik yang kreatif dan inovatif untuk berbagi pengetahuan, wawasan, kemampuan dan ketrampilan professional kepada sesama sejawat dan mendiskusikan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam metode kualitatif dilaksanakan tahun 2020 dengan Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian [9]. Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan utama yaitu mencari dasar pijakan / fondasi utnuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berpikir, dan menentukandugaan sementara atau disebut juga dengan hipotesis penelitian. Sehingga para penelitidapat menggelompokkan, mengalokasikan mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti.

3. Hasil dan Pembahasan

Gugus PAUD dibentuk untuk meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kependidikan khususnya pendidik. Proses belajar mengajar itu ditentukan oleh kualitas guru yang mengajarnya. Gugus PAUD merupakan wadah strategi yang dibangun dari, oleh dan untuk pendidik dan tenaga kependidikan. Kepengurusan, program, bentuk kegiatan direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan profesi pendidik sesuai dengan kebutuhan anggota. Perkembangan ilmu dan pengetahuan di dunia pendidikan berkembang sangat cepat seiring dngn perkembangan tehnologi informasi. Maka hal ini sangat berpengaruh pada tuntutan berbagai pihak. Dalam hal ini adalah masyarakat, orang tua juga anak-anak bahwa pendidik PAUD dituntut baik langsung maupun tidak langsung tuk selalu mengembangkan potensi diri mengikuti, menyesuaikan dengan perkembengan pendidikan. Sehingga lembaga pendidikan yang ditempati mampu mendidik anak secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Terdapat 6 keterampilan yang harus dimiliki oleh pendidik PAUD yaitu [8] : 1.Ketrampilan Bertanya, bertanya dapat menjadikan stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir anak. Untuk meningkatkan keaktifan anak dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu memberikan sikap baik ketika mengajukan atau menjawab pertanyaan anak. 2. Ketrampilan memberikan penguatan Penguatan merupakan respon terhadap tingkah yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan dapat dilakukan dengan cara mendekati, dengan sentuhan dan kegiatan yang menyenangkan. 3. Ketrampilan mengadakan variasi, variasi yang beragam dimaksudkan untuk mengurangi rasa bosan yang membuat anak tidak focus pada kegiatan belajar mengajar. Variasi mengajar dapat berupa variasi suara, pemusatan perhatian anak, kontak pandang dan gerak serta ekspresi wajah guru, 4. Ketrampilan menjelaskan, penjelasan yang runtut dan sistematis akan memudahkan anak memahami materi sehingga akan membantu memperluas cakrawala pengetahuan anak. 5. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran, Tercapainya tujuan pengajaran tergantung pada metode mengajar pendidik di awal pembelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Sedangkan untuk kegiatan penutup, pendidik perlu merencanakan closing yang baik dan

(4)

tidak tergesa – gesa. 6. Ketrampilan mengelola kelas, pendidik harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi selama proses belajar mengajar, sehingga anak dapat fokus mengikutinya.

Dalam rangka mewujudkan pendidik yang kreatf, kegiatan yang dilakukan dalam gugus PAUD antara lain :

Pertama mengembangkan kualitas guru yang sesuai dengan kompetensinya, Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada anak usia dini, Diperlukan perencanaan yang matang . Perencanaan tersebut merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan. Rencana pembelajaran merupakan rancangan bagi pendidik untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anak dalam proses belajar. Dalam proses pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pendidik harus bisa menumbuhkan minat belajar anak dengan menggunakan media yang menarik. Metode pembelajaranyang digunakan hendaknya merangsang anak untuk berekspolarasi, menemukan dan memanfaatkan benda-benda di sekitar.

Kedua, menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan komunitas peduli pendidikan anak usia dini. Keterbatasan dana sering menjadi kendala yang dihadapi Pendidik PAUD. Oleh karena itu keberadaan dunia usaha diharapkan dapat menjadi donator untuk kelangsungan lembaga PAUD. Jika hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah dirasa belum cukup. Biasanya dunia usaha akan menjadi sponsor bagi lembaga PAUD untuk mengadakan lomba yang sangat menunjang kreativitas bagi pendidik maupun anak. Keberadaan komunitas peduli pendidikan anak usia dini akan sangat membantu keberlangsungan lembaga. Kepedulian yang diberikan tidak harus berupa materi, tetapi pemikiran untuk mensukseskan pendidikan.

Ketiga, melaksanakan program pengimbasan Kegiatan gugus PAUD dilaksanakan secara rutin tiap bulan. Pertemuan digilir setiap bulan bagi semua anggota. Bermacam-macam kegiatan yang dilakukan misalnya seleksi guru berprestasi, lomba kreativitas anak, Seleksi gebyar PAUD, sharing administrasi pembelajaran mulai dari program tahunan, semester,mingguan, harian, penilaian, evaluasi. Di samping itu juga terkait dengan permasalahan sarana dan prasarana, cara menarik minat orang tua untuk memasukkan anaknya ke lembaga PAUD. Selain gugus PAUD, PKG yang merupakan wadah berkumpulnya para kepala lembaga PAUD juga dilaksanakan satu bulan sekali. Jika ada penambahan lembaga baru, maka PKG yang berwenang untuk memasukkan dan merubah anggota gugus PAUD sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu PKG diharapkan sebagai sarana untuk bertukar informasi lebih luas antar lembaga PAUD. Lomba gugus PAUD tingkat kecamatan sering menjadi motivasi dari masing – masing gugus untuk bersaing dan mempersembahkan yang terbaik. Setiap lembaga akan berusaha semaksimal mungkin. Sehingga dengan kegiatan gugus PAUD yang sudah dilaksanakan secara rutin tidak pernah ada yang keberatan untuk mengikuti lomba gugus PAUD tingkat kecamatan. Seharusnya lomba gugus PAUD tingkat kecamatan bisa dilaksanakan secara rutin tiap tahun. Tapi terkadang kendala dari kabupaten ternyata belum tentu ada anggaran tiap tahunnya sehingga harus ditunda.

Keempat, Memingkatkan peran serta masyarakat, orang tua dan masyarakat merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan untuk berperan aktif dalam pengembangan lembaga PAUD. Orang tua harus dapat menjadi motivator terhadap kegiatan anak di sekolah. Sedangkan masyarakat dapat berperan aktif untuk mencarikan donator, menggunakan jasa yang tersedia, memberikan kontribusi dana dan tenaga, pelayanan PAUD dan berperan serta dalam pengambilan keputusan lembaga PAUD.

Kelima, Mengembangkan inovasi gugus, permainan edukatif sangat penting bagi anak karena pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu guru harus pintar memilih APE. APE harus mengandung unsure pendidikan, tidak berbahaya bagi anak, disesuaikan dengan rentang usia anak, permainan dibuat sendiri dengan menggunakan bahan yang awet dan tahan lama. Dengan membuat permainan sendiri akan mengasah kreativitas anak. Meski terbuat dari barang bekas, asalkan pendidik kreativ bisa dimanfaatkan sebagai media yang sangat berpengaruh pada kesenangan anak.

(5)

4. Kesimpulan

Gugus PAUD sangat bermanfaat bagi pendidik PAUD untuk meningkatkan kreativitas pendidik PAUD. Kegiatan yang dilakukan dalam gugus PAUD berupa Mengembangkan kualitas guru yang sesuai dengan kompetensinya, menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan komunitas peduli pendidikan anak usia dini, melakukan program pengimbasan, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan inovasi gugus.

5. Referensi

[1] Nor Ichwan, Mohammad, 2008:” Menjadi Guru Inisiator ) : Rasail Media Group. Semarang. [2] Chandra, J. 1998. Bagimana Menanam,Membangundan Mengembangkan. Yogyakarta:

Kanisius.

[3] Rahmawati, S. 2000. Mencetak Anak Cerdas Kreatif. Jakarta : Kompas.

[4] Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas anak Berbakat. Jakarta : PT Rineka Cipta dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

[5] Soemarjan, S. 1980. Kemiskinan Struktural dan Pembangunan. Jakarta : Yayasan Ilmu – ilmu Sosial.

[6] Narwati, Sri. Pendidikan Karakter, Yogyakarta :Familia, 2011

[7] Hasibuan Botung, 2008. Pengertian dan Sejarah berdiringa Kelompok Kerja Guru ( KKG ). Membangun Dunia Pendidikan. Kompas

[8] Moh. Uzer Usman, 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja . [9] Creswell, Jhon W. 2010. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

tanggungjawab para ulama, juru dakwah dan organisasi Islam serta lembaga-lembaga keuangan yang dapat membantu perekonomian masyarakat, seperti perbankan syariah,

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Sikap konsumen terhadap

Frekuensi penggunaan informasi non keuangan yang berkaitan dengan produksi seperti tingkat produksi, tingkat komplain atas pelayanan pelanggan, efisiensi mesin,

Performa Berahi Sapi PO Berbagai Umur yang Disinkronisasi Menggunakan Medroxy Progesterone Acetate di Satker Kendal.. JURNAL PETERNAKAN INDONESIA INDONESIAN JOURNAL OF

sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dalam populasi penelitian ini adalah Seluruh siswa–siswa kelas siswa kelas 5 SD Negeri se-Kecamatan Balerejo Kabupaten

Table 3 menunjukkan bahwa efisiensi usaha yang dihitung berdasarkan besarnya nilai per- bandingan pendapatan dan biaya pada perlakuan pakan ikan rucah dan pakan moluska

Meskipun Presiden Indonesia telah membuat komitmen yang jelas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan, Kementerian Kehutanan dan

polen dan inti sel telur harus sehat dan subur, polen juga harus mempunyai daya tumbuh atau kecepatan tumbuh tabung polen yang tinggi (Darjanto dan Satifah, 1990). Faktor luar