• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN SAMPUL. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HALAMAN SAMPUL. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

i

Optimasi Formula Sediaan Fast Disintegrating Tablet (FDT) Chlorpheniramine Maleate (CTM) dengan Crospovidone Sebagai Superdisintegrant dan Pregelatinized Starch Sebagai Binder Menggunakan

Metode Desain Faktorial

HALAMAN SAMPUL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh :

Harno Bambang Setyo Utomo Parihala NIM : 148114043

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2019

(2)

ii

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Orang tua, Pasangan dan Teman-teman Fakultas Farmasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA Yogyakarta yang telah memberikan dukungan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

(6)

vi

(7)

vii PRAKATA

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “OPTIMASI FORMULA SEDIAAN FAST DISINTEGRATING TABLET (FDT)

CHLORPHENIRAMINE MALEATE (CTM) DENGAN CROSPOVIDONE

SEBAGAI SUPERDISINTEGRANT DAN PREGELATINIZED STARCH

SEBAGAI BINDER MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, sehingga penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih, kepada :

1. Orang tua Harry Kriswanto dan Telia Nola Parihala, serta Astried Clara Jovanka Parihala selaku saudara perempuan penulis yang selalu memberikan dukungan motivasi dan doa.

2. Ibu Dr. Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. 4. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. 5. PT. Zenith Pharmaceuticals yang telah membantu dalam pemberian bahan

baku standar Chlorpheniramine Maleate untuk skripsi ini.

6. Pak Musrifin, Pak Parlan, Pak Heru, Mas Bimo, Mas Agung, Pak Kayat, Pak Iswandi selaku laboran di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis dalam menjalankan penelitian.

7. Rekan satu kelompok skripsi formulasi FDT, Tomi Priguna Sidharta, Aldo Christian Jonathan, Yoyo Dodhy Sutiksno yang memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Patner saya Desy Nata Pratiwi yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam proses penyelasaian skripsi ini.

(8)
(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

KESIMPULAN ... 24

SARAN ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula Modifikasi FDT Chlorpheniramine Maleate ... 4

Tabel II. Laju Alir Campuran Serbuk ... 9

Tabel III. Sudut Diam Serbuk ... 9

Tabel IV. Kekerasan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 10

Tabel V. Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Kekerasan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 11

Tabel VI. Kerapuhan Sedian FDT Chlorpheniramine Maleate ... 13

Tabel VII.Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Kerapuhan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 13

Tabel VIII.Waktu Hancur Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 15

Tabel IX. Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Waktu Hancur Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 16

Tabel X. Waktu Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 18

Tabel XI. Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Waktu Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 18

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.(a) Hubungan antara Crospovidone dan Kekerasan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan kekerasan sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 11 Gambar 2. Contour Plot Kekerasan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 12 Gambar 3.(a) Hubungan antara Crospovidone dan Kerapuhan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan Kerapuhan sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 14 Gambar 4. Contour Plot Kerapuhan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 15 Gambar 5. (a) Hubungan antara Crospovidone dan Waktu Hancur Tablet Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan Waktu Hancur sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 16 Gambar 6. Contour Plot Waktu Hancur Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 17 Gambar 7. (a) Hubungan antara Crospovidone dan Waktu Pembasahan Tablet Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan Waktu Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ... 19 Gambar 8. Contour Plot Waktu Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate 20 Gambar 9. Contour Plot Superimposed ... 20

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 . Certificate of Analysis Bahan-bahan Penelitian ... 29

Lampiran 2. Data Hasil Penimbangan Bahan-bahan ... 37

Lampiran 3. Data Hasil Uji Sifat Alir Serbuk ... 38

Lampiran 4. Data Hasil Keseragaman Bobot ... 39

Lampiran 5. Data Hasil Keseragaman Kandungan ... 40

Lampiran 6. Data Hasil Kekerasan Tablet ... 43

Lampiran 7. Data Hasil Kerapuhan Tablet ... 44

Lampiran 8. Data Hasil Waktu Hancur ... 45

Lampiran 9. Data Hasil Waktu Pembasahan ... 45

Lampiran 10. Perhitungan Desain Faktorial ... 46

Lampiran 11. Uji Variansi Levene Test ... 54

Lampiran 12. Uji Normalitas Shapiro Wilk ... 57

Lampiran 13. Uji Statistik ANOVA ... 65

(13)

xiii ABSTRAK

Chlorpheniramine maleate merupakan obat generasi pertama dari golongan

alkalin H-1 reseptor yang mempunyai mekanisme sebagai antihistamin digunakan sebagai anti alergi. Alergi butuh pengatasan yang cepat agar tidak mengganggu kenyamanan dan keselamatan. Fast disintegrating tablet (FDT) merupakan sediaan obat dengan onset cepat yang memiliki kandungan bahan superdisintegrant yang berfungsi sebagai disintegrasi, dan binder sebagai pengikat partikel serbuk penyusun tablet. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh faktor dominan terhadap respon dari sediaan FDT. Faktor yang di uji adalah crospovidon sebagai

superdisintegrant, dan pregelatinized starch sebagai binder dalam formulasi

sediaan FDT chlorpheniramine maleate.

Pada penelitian ini digunakan metode desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Parameter uji kualitas sediaan FDT yaitu kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan waktu pembasahan tablet. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui signifikansi efek dari crospovidone, pregelatinized starch dan interaksi dari kedua faktor terhadap respon uji adalah uji statistik ANOVA.

Hasil penelitian didapatkan formula optimum adalah formula a dengan

crospovidone 5% dan pregelatinized starch 15% yang memiliki nilai kekerasan

2,303 kP (acuan 1-3 kP), kerapuhan 0,590% (acuan <1%), waktu hancur 26,194 detik (acuan <30 detik), dan waktu pembasahan 32,367 detik (acuan 21-159 detik). Pada sediaan FDT chlorpheniramine maleate juga memenuhi keseragaman sediaan dengan nilai penerimaan (NP) untuk formula 1, a, b, ab secara berurutan adalah 1,65; 4,58; 0,69 dan 1,65. Crospovidone terbukti memberikan pengaruh yang dominan terhadap respon waktu hancur dan waktu pembasahan, sedangkan interaksi crospovidone dan pregelatinized starch memberikan pengaruh dominan terhadap respon kekerasan dan kerapuhan.

Kata kunci : chlorpheniramine maleate, desain faktorial, fast disintegrating tablet, crospovidone, pregelatinized starch

(14)

xiv ABSTRACT

Chlorpheniramine maletae is the first generation drug from the alkaline H-1 receptor group which has a mechanism as an antihistamine and is generally used as an anti-allergic. Allergies need fast restrictions so as not to interfere with comfort and safety. Fast disintegrating tablets (FDT) is a fast-onset drug preparation that contains superdisintegrant ingredients that function as disintegration, and binders as a binder for tablet making powder particles. The purpose of this study was to obtain the dominant factor in the response of FDT preparations. The factors tested were crospovidon as superdisintegrant, and pregelatinized starch as a binder in the FDT chlorpheniramine maleate preparation formulation.

In this research uses factorial design method with two factors and two levels. The test parameters for the quality of FDT preparations are hardness, friability, disintegration time and tablet wetting time. Data analysis was used to determine the significance of the effects of crospovidone, pregelatinized starch and the interaction of the two factors on the test response was the ANOVA statistical test.

The results showed that the optimum formula was formula A with crospovidone 5% and 15% pregelatinized starch which had a hardness value of 2,303 kP (reference 1-3 kP), fragility of 0.590% (reference <1%), disintegration time of 26,194 seconds (reference <30 seconds ), and wetting time is 32,367 seconds (reference 21-159 seconds). The FDT chlorpheniramine maleate preparation also fulfills the uniformity of the preparation with the acceptance value (NP) for formulas 1, a, b, ab, respectively, is 1.65; 4.58; 0.69 and 1.65. Crospovidone has been shown to have a dominant influence on response to disintegration time and wetting time, While the interaction of crospovidone and pregelatinized starch has a dominant influence on defense response and fragility.

Keyword : chlorpheniramine maleate, factorial design, fast disintegrating tablet, crospovidone, pregelatinized starch.

(15)

1 PENDAHULUAN

Reaksi alergi atau hipersensitivitas adalah suatu respon antibodi dalam tubuh terhadap allergen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan tubuh mengalami ruam pada kulit, mata gatal, pilek, sesak nafas, diare dan gatal-gatal pada seluruh tubuh (Hikmah and Dewanti, 2010 ; Riwayanti, 2015). Pada reaksi alergi, allergen berinteraksi dengan permukaan cross-link antibody IgE pada sel mast dan basofil. Ketika kompleks sel antibodi antigen terbentuk akan menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast atau basofil. Setelah histamin dilepaskan, histamin dapat bereaksi dengan jaringan lokal atau meluas melalui reseptor histamine (Pubchem, 2018).

Chlorpheniramine maleate (CTM) merupakan generasi pertama dari

alkalamin H-1 reseptor yang mempunyai mekanisme sebagai anti-histamin. Obat ini menghambat kerja dari histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga berguna dalam menekan alergi yang disebabkan oleh timbulnya simptom karena histamin (Asmaa et al., 2014). CTM menghambat zat alami yang dikenal seperti histamin yang dibuat oleh tubuh selama reaksi alergi, selain itu CTM juga dapat menghambat asetilkolin dan membantu mengeringkan cairan yang menjadi gejala reaksi alergi seperti mata berair, pilek dll (Dave et al., 2017). CTM termasuk obat BCS kelas 1, artinya CTM memiliki tingkat kelarutan yang tinggi dan permeabilitas yang tinggi pada saluran pencernaan atau gastrointestinal (Sunil et al., 2017). CTM diserap pada saluran gastrointestinal dengan konsenstrasi plasma puncak yang terjadi sekitar 2,5-6 jam setelah pemberian secara oral (Asmaa et al., 2014)

Tablet merupakan sediaan yang paling popular pemakaiannya dan merupakan sediaan paling banyak diproduksi, karena kenyamanan dan penggunaannya yang mudah sehingga banyak sediaan berbentuk tablet konvensional (Food and Drug Administration, 2008). Namun, dalam penggunaan sediaan tablet konvensional pada umumnya disertai dengan air untuk membantu dalam menelan. Ketersediaan air yang tidak selalu ada membuat penggunaan tablet konvensional kurang efektif. Selain itu, tingkat kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi tablet menurun, terutama pada pasien geriatrics dan pediatrics,

(16)

2

akibat dari sulitnya menelan sediaan tablet, pasien yang mengalami gangguan mental, sering muntah, batuk ketika demam, dan dalam perjalanan dengan kesulitan menemukan air juga mengalami kesusahan dalam menelan tablet ataupun kapsul gelatin keras (Bhowmik, et.al., 2009).

Untuk mengatasi keterbatasan dalam penggunaan sediaan tablet konvensional maka dilakukan pengembangan formulasi sediaan fast disintegrating

tablet (FDT) dimana sediaan ini dapat terdisintegrasi secara cepat dalam saliva dan

dapat hancur hanya kurang dari 30 detik. Sediaan FDT memiliki keuntungan diantaranya onset yang cepat yang dapat mendukung bioavaibilitas yang tinggi, dan mudah dikonsumsi khususnya untuk pasien yang mengalami kesusahan menelan atau mempunyai keterbatasan terhadap air (Food and Drug Administration, 2008 ; Parkash et al., 2011). Keuntungan sediaan FDT dengan bahan aktif CTM adalah untuk dapat mengatasi reaksi alergi dengan cepat karena obat dapat terhindar dari

first pass metabolism sehingga bioavaibilitas dari CTM dapat meningkat (Sunil et al., 2017). Ciri khusus dari fast disintegrating tablet adalah cepat terdisolusi atau

cepat hancur dengan adanya bahan superdisintegrant (Winarti et al., 2017). Selain

superdisintegrant yang terdapat pada formulasi FDT, ada pula penggunaan binder

yang berfungsi memperbaiki daya kohesi pada serbuk sehingga dapat dikempa (Felton, 2013). Superdisintegrant dan binder menghasilkan respon yang berbeda, apabila konsentrasi dari superdisintegrant lebih besar maka akan menyebabkan tablet lebih gampang hancur. Sebaliknya apabila konsentrasi binder lebih besar maka akan menyebabkan tablet lebih sulit untuk hancur, sehingga dilakukan optimasi untuk didapatkan formula yang optimum yang memenuhi persyaratan sifat fisik tablet FDT yang baik. Superdisintegrant yang digunakan adalah crospovidone dan binder yang digunakan adalah pregelatinized starch.

Penelitian ini menggunakan metode desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Faktor yang diteliti adalah crospovidone sebagai superdisintegrant dan pregelatinized starch sebagai binder. Crospovidone dan pregelatinized starch dipilih sebagai faktor karena keduanya menentukan sifat fisik dari sediaan FDT sehingga berpengaruh pada sediaan yang dihasilkan (Bolton and Bon, 2010).

(17)

3 METODE PENELITIAN

Jenis rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni dengan metode desain faktorial yang melihat perbandingan antara dua faktor yaitu crospovidone sebagai superdisintegrant dan pregelatinized starch sebagai binder untuk memperoleh faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap respon pada sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (CTM). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Padat, Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, dan Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Padat Fakultas Farmasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Alat

Alat yang digunakan adalah mesin tablet single punch, disintegration tester BJ-2 Sanghai Develope, Hardness tester vanguard YD-2 (Lab. Teknologi Farmasi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta), spektrofotometer UV-1800, fiabilator ATMI Surakarta, alat pengukur waktu alir serbuk (Laboratorium FTS Padat USD),

mixer Erweka AR 40, moisture balance, timbangan analitik OHAUS PA 213,

cawan porselen, labu takar, microtube, cube mixer, gelas beker, mortir, stamper,

stopwatch, kertas perkamen. Bahan

Bahan yang digunakan adalah chlorpheniramine maleate, working standart

chlorpheniramine maleate (No. batch SLL/C/0517063),crospovidone (Kolidon®

CL-SF, Lot 36354116KO, BASF), pregelatinized starch (Starch 1500®, Lot

IN535463) mannitol (Mannogem® EZ Spray Dried, Lot 121506453), mint flavor (No. batch 1002120653), magnesium stearate (No. batch MGS-T0332), aspartame, dan HCl 0,1 N.

(18)

4 Pembuatan Campuran Serbuk

Pada penelitian ini menggunakan dua faktor yaitu crospovidone (XA) dan pregelatinized starch (XB) dengan level tinggi dan level rendah. Level rendah dari crospovidone adalah 2% dan level rendah dari pregelatinized starch adalah 15%,

sedangkan level tinggi crospovidone adalah 5% dan level tinggi dari pregelatinized

starch adalah 18%. Pembuatan campuran serbuk dilakukan dengan menimbang

masing-masing bahan sesuai dengan formula pada tabel I. Formula ini didapatkan berdasarkan orientasi yang dilakukan. Proses pencampuran pertama diawali dengan pencampuran mannitol dan crospovidone. Pada tahap ini proses pencampuran memerlukan waktu 15 menit dengan menggunakan cube mixer untuk serbuk dapat homogen berdasarkan hasil orientasi sebelumnya menggunakan pewarna. Kemudian dilanjutkan dengan pencampuran bahan yang memiliki bobot jenis yang lebih kecil terlebih dahulu (orange essence, mint flavor) dan dilanjutkan dengan bahan yang memiliki bobot yang lebih besar (chlorpheniramine maleate,

pregelatinized starch, aspartame). Pada tahap kedua pencampuran diperlukan

waktu 20 menit untuk serbuk dapat homogen. Mg stearat ditambahkan terakhir dan dilakukan mixing selama 5 menit.

Tabel I. Formula Modifikasi FDT Chlorpheniramine Maleate

Bahan Formula (mg) 1 a b ab Chlorpheniramine Maleate 4 4 4 4 Crospovidon 2 5 2 5 Pregelatinized starch 15 15 18 18 Aspartam 4 4 4 4 Magnesium stearate 2,5 2,5 2,5 2,5 Mannitol 70,5 70,5 70,5 70,5 Mint flavor 2 2 2 2 Pewarna 1 1 1 1

Pengujian Sifat Alir Serbuk

Sebelum dilakukan pencetakan tablet, campuran serbuk yang sudah homogen dilakukan pengujian sifat alir terlebih dahulu untuk semua formula. Pengujian sifat alir terdiri dari laju alir serbuk dan sudut diam. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui sifat alir dari campuran serbuk karena metode

(19)

5

pencetakan yang digunakan adalah direct compression, sehingga sifat alir serbuk merupakan hal yang berpengaruh terhadap pencetakan tablet secara direct

compression.

A. Pengujian Laju Alir

Pengujian laju alir serbuk dilakukan dengan menjatuhkan campuran serbuk sebanyak ± 100 g ke tempat yang sudah disediakan di bawah corong dengan ketinggian ± 30 cm (Siregar, 2010). Kemudian laju alir dihitung dengan cara membagi bobot serbuk dengan waktu yang diperlukan untuk serbuk dapat mengalir semua.

B. Pengujian Sudut Diam

Pengujian sudut diam dilakukan dengan menjatuhkan campuran serbuk sebanyak ± 100 g ke tempat yang sudah tersedia di bawah corong. Besar sudut pada tumpukan serbuk tersebut diukur. Besar sudut didapatkan dari arc tan pembagian antara tinggi dan jari-jari dari serbuk tersebut.

Pencetakan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Setelah dilakukan pengujian sifat alir, selanjutnya serbuk dikempa menggunakan mesin tablet yang berada di laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Padat Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Kekuatan punch yang digunakan untuk mencetak setiap formula ditetapkan sama, sehingga setiap formula mendapatkan perlakuan yang sama dengan bobot setiap tablet ditetapkan sama yaitu± 100 mg.

Pengujian Karakteristik dan Keseragaman Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pengujian karakteristik yang dilakukan pada setiap fomula sediaan FDT

Chlorpheniramine Maleate adalah kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan waktu

pembasahan. Setelah dilakukan pengujian karakteristik sediaan FDT

Chlorpheniramine Maleate kemudian dilanjutkan dengan pengujian keseragaman

(20)

6 A. Pengujian Kekerasan Tablet

Pengujian kekerasan dilakukan dengan mengukur kekerasan tablet sebanyak 10 tablet dengan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali pada masing-masing formula (Sharma et al., 2015). Kekerasan FDT yang baik adalah 1-3 kP (Prajapati and Ratnakar, 2009).

B. Pengujian Kerapuhan

Pengujian kerapuhan dilakukan dengan menggunakan 20 tablet dari masing-masing formula. Sebelum ditimbang, tablet dibebasdebukan terlebih dahulu. Setelah itu tablet dimasukan ke dalam silinder pada mesin friabilator. Alat diatur pada kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Setelah selesai, tablet dikeluarkan dan dibebasdebukan kembali dan dilanjutkan dengan penimbangan bobot setelah dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali replikasi untuk setiap formula. Kerapuhan yang baik adalah <1% (Satpute and Tour, 2013).

C. Pengujian Waktu Hancur

Pengujian waktu hancur dilakukan dengan memasukan 6 tablet pada setiap tabung apparatus, dengan suhu yang digunakan pada pengujian adalah 38°C (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Posisi tablet harus selalu berada di dalam air ketika pengujian, tablet dengan waktu hancur paling lama merupakan waktu hancur yang dicatat. Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali replikasi untuk setiap formula. Waktu hancur FDT baik apabila sediaan dapat hancur secara sempurna dalam kurun waktu <30 detik (Panigrahi et al., 2010).

D. Pengujian Waktu Pembasahan

Pengujian waktu pembasahan dilakukan dengan membasahi tissue yang berada dalam cawan petri dengan diameter 6,5 cm dengan menggunakan larutan yang berwarna merah sebagai indikator. Sebuah tablet diletakan di atas tissue tersebut dan dicatat waktu yang diperlukan air tersebut untuk membasahi seluruh permukaan tablet (Satpute and Tour, 2013). Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali replikasi untuk setiap formula. Waktu pembasahan dikatakan baik apabila masuk pada range antara 21-159 detik (Chacko et al., 2010).

(21)

7 E. Pengujian Keseragaman Sediaan

Pengujian keseragaman sediaan dilakukan secara spektrofotometri dengan menggunakan spektrofotometri UV-1800. Dengan panjang gelombang

chlorpheniramine maleate adalah 264 nm. Verifikasi metode dilakukan dengan

analisis sampel dari setiap formula. Parameter yang diuji adalah linearitas, akurasi dan presisi.

a) Pengujian Linearitas

Validasi linearitas dibuat dengan menggunakan 7 konsentrasi yang berbeda yaitu 10 ppm, 12 ppm, 14 ppm, 16 ppm, 18 ppm, 20 ppm, 22 ppm. Berdasarkan kurva baku tersebut didapatkan persamaan regresi dan nilai R.

b) Verifikasi Metode Akurasi dan Presisi

Verifikasi akurasi dan presisi dilakukan dengan metode standar adisi baku. Empat konsentrasi yang berbeda dibuat yang terdiri dari 1 konsentrasi tanpa dilakukan penambahan standar baku dengan konsentrasi 0,010 mg/mL dan 3 konsentrasi dengan penambahan baku standar yang berbeda konsentrasinya yaitu 0,003; 0,005; 0,007 mg/mL, sehingga didapatkan konsentrasi total dari masing-masing adalah 0,010; 0,013; 0,015; 0,017 mg/mL. Setiap konsentrasi dibuat sebanyak 3 kali replikasi, sehingga didapatkan SD sebagai nilai akurasi dan CV sebagai nilai presisi.

c) Analisis Sampel

Pengujian sampel dilakukan dengan cara menimbang tablet sebanyak 10 tablet pada setiap formula untuk 10 replikasi. Masing-masing tablet digerus lalu dilarutkan dalam 10 ml HCl 0,1 N menjadi larutan tablet CTM 400 ppm lalu disaring dengan kertas saring. Kemudian diambil 1 mL dan dilarutkan hingga 10 mL sehingga diperoleh larutan CTM 40 ppm. Larutan tersebut diukur dengan panjang gelombang 264 nm sesuai dengan hasil orientasi dan dihitung kadarnya dengan persamaan regresi linear.

Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan metode desain faktorial. Faktor dominan yang berpengaruh terhadap respon adalah perbandingan antara crospovidone dan

(22)

8

pregelatinized starch. Analisis data respon meliputi kekerasan, kekerasan, waktu

hancur, waktu pembasahan menggunakan ANOVA untuk mengetahui signifikasi faktor terhadap respon, sedangkan untuk mengetahui besar pengaruh dari setiap faktor dilakukan dengan perhitungan faktor untuk masing-masing faktor. Syarat pengujian ANOVA adalah data yang didapatkan harus terdistribursi normal dan homogen. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Shapiro – Wilk, apabila nilai T hitung lebih besar dari pada T tabel maka data terdistribusi normal. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Levene Test, apabila nilai W lebih kecil dari nilai F tabel maka semua formula memiliki variansi yang sama. Untuk melihat validnya formula maka dilakukan dengan menggunakan uji one sample T-Test dengan membandingkan nilai teoritis dengan nilai yang didapatkan dari hasil penelitian, apabila nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka dinyatakan tidak ada perbedaan diantara nilai toritis dengan nilai yang didapatkan dari hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pencampuran Serbuk

Pencampuran bahan yang dilakukan pertama adalah crospovidone dan

mannitol karena memiliki efek yang sinergis untuk dapat menurunkan tingkat

kelembapan dari campuran serbuk (Katsuno et al., 2013). Pada tahap kedua dilakukan pencampuran bahan-bahan yang lainnya ke dalam cube mixer berdasarkan bobot jenis setiap bahan dimulai dari bobot jenis yang lebih kecil terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan bahan yang memiliki bobot jenis besar, sehingga bobot jenis yang lebih besar akan berada pada bagian atas bahan yang bobot jenis lebih kecil. Hal ini dapat membantu proses mixing untuk mendapatkan campuran serbuk yang homogen karena adanya bantuan dari gaya gravitasi. Hasil pencampuran serbuk didapatkan homogen berdasarkan orientasi yang didapatkan dengan menggunakan pewarna sebagai indikator homogen.

Pengujian Sifat Alir Serbuk

Pengujian sifat alir serbuk yang dilakukan adalah laju air dan sudut diam. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui spesifikasi serbuk sebelum dilakukan

(23)

9

cetak langsung. Syarat dari metode direct compression adalah laju alir serbuk harus lebih dari 10 g/detik (Siregar, 2010). Jika memenuhi syarat tersebut maka serbuk dapat dikatakan memenuhi syarat untuk dilakukan cetak langsung. Hasil laju alir campuran tersebut pada tabel II.

Tabel II. Laju Alir Campuran Serbuk Laju Alir Serbuk

Formula Bobot serbuk (g) Waktu Alir (detik) Laju Alir (g/detik) kesimpulan 1 101.57 2.2 46.18 Baik a 104.15 2.3 45.28 Baik b 104.37 2.3 45.41 Baik ab 107.32 2.4 44.71 Baik

Pengujian sudut diam bertujuan mengetahui sifat alir dari serbuk karena menggunakan metode direct compress sehingga sifat alir serbuk sangat berpengaruh terhadap proses pencetakan tablet. Semakin kecil ukuran partikel granul dapat memperbesar daya kohesinya karena permukaan partikel semakin luas, sehingga mengakibatkan sifat alir granul menjadi tidak baik karena granul membentuk gumpalan. Penentuan sudut diam dilakukan dengan mengukur sudut yang terbentuk dari serbuk yang dibiarkan mengalir bebas dari corong ke dasar. Sudut diam yang baik adalah <30° (British Pharmacopoeia Commission, 2011). Hasil pengukuran sudut diam tersebut tercantum pada tabel III.

Tabel III. Sudut Diam Serbuk Uji Sudut Diam Serbuk

Formula Tinggi

(cm)

Diameter

(cm) Sudut diam (°) kesimpulan

1 3,7 21 19,4 Baik

a 3,5 22 17,6 Baik

b 3,5 22,5 17,2 Baik

ab 3,3 23 16,0 Baik

Berdasarkan sifat kompaktibilitas dari bahan dan hasil penelitian nilai laju alir dan sudut diam didapatkan hasil yang baik dan kompaktibilitas bahan yang memenuhi syarat dilakukanya metode direct compression (Siregar, 2010). Dari

(24)

10

kompaktibilitas crospovidone dan pregelatinized starch, kedua bahan ini dapat dilakukan metode direct compression (Rowe et al., 2009).

Evaluasi Sediaan Tablett

Tujuan dari pengujian karakteristik sediaan FDT chlorpheniramine

maleate adalah untuk dapat mengetahui kualitas karakteristik dari sediaan FDT chlorpheniramine maleate. Pengujian karakteristik tersebut meliputi sifat

organoleptis, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, waktu pembasahan, dan pengujian keseragaman sediaan.

A. Sifat Organoleptis Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Sifat organoleptis sediaan FDT chlorpheniramine maleate yang diamati yaitu warna, rasa, aroma, dan bentuk fisik. Setiap formula memiliki warna, rasa, aroma, dan bentuk fisik yang tidak berbeda jauh. Rasa dari sediaan FDT

chlorpheniramine maleate terasa manis. Namun, beberapa saat setelah dikonsumsi

terasa sedikit pahit. Hal ini yang disebabkan rasa dari zat aktif yang pahit, dan juga adanya kontribusi dari mint flavour yang memberikan rasa sedikit pahit. Fisik dari sediaan FDT chlorpheniramine maleate tidak ada yang cacat. Hasil tablet yang didapatkan berbobot ±100 mg dengan diameter 7 mm dan tebal tablet 2 mm.

B. Kekerasan Tablet FDT

Uji ini bertujuan mengetahui ketahanan tablet untuk dapat hancur atau retak terkait dengan tekanan mekanis ataupun karena gesekan. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat Hardness tester vanguard YD-2. Pengujian dilakukan sebanyak 3 replikasi untuk setiap formula sehingga didapatkan data kekerasan tablet pada tabel V.

Tabel IV. Kekerasan FDT Chlorpheniramine Maleate

Data ditampilkan dalam bentuk x̄ ± SD, 3 kali replikasi Formula Kekerasan (kP) x̄ ± SD 1 2,283 ± 0,075 a 2,303 ± 0,165 b 2,310 ± 0,132 ab 2,320 ± 0,092

(25)

11

Jika dilihat dari hasil yang diperoleh formula 1, a, b, dan ab, semua formula masuk dalam rentang yang telah ditetapkan yatu 1-3 kP. Berdasarkan hasil respon tersebut maka didapatkan persamaan (1)

Y = 2,1013 + 0,0233 XA + 0,0112 XB - 0,0011 XAXB ………(1)

Y sebagai respon kekerasan, XA sebagai crospovidone, XB sebagai pregelatinized starch.

Tabel V. Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Kekerasan FDT Chlorpheniramine Maleate

Efek Nilai Efek

Crospovidone 0,015

Pregelatinized Starch 0,0165

Interaksi 2,305

Untuk mengetahui efek dari faktor crospovidone, pregelatinized starch, dan interaksinya terlihat dari nilai efek untuk masing-masing faktor seperti pada Tabel V. Crospovidone, pregelatinized starch dan interaksinya memiliki nilai yang positif sehingga dapat disimpulkan crospovidone, pregelatinized starch dan interaksi keduanya dapat meningkatkan kekerasan tablet.

a b

Gambar 1. (a) Hubungan antara Crospovidone dan Kekerasan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan kekerasan

sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pada gambar 1a, seiring dengan penambahan crospovidone akan meningkatkan kekerasan pada penggunaan pregelatinized starch level tinggi dan rendah. Pada gambar 1b, penambahan pregelatinized starch dapat meningkatkan kekerasan pada penggunaan crospovidone level tinggi dan rendah. Gambar 1a dan

2.28 2.29 2.3 2.31 2.32 2.33 2 3 4 5 keke rasa n (k P) Crospovidone (%) P.starch 15% P.starch 18% 2.28 2.29 2.3 2.31 2.32 2.33 15 16 17 18 keke rasa n (k P ) Pregelatinized Starch (%) crospovidone 2% crospovidone 5%

(26)

12

1b membentuk dua garis tidak sejajar pada penggunaan crospovidone dan

pregelatinized starch level tinggi dan rendah. Namun terlihat sedikit perbedaan

penggunaan pregelatinized starch level tinggi dengan crospovidone level rendah dimana pada gambar 1a memiliki nilai kekerasan lebih besar dari pregelatinized

starch level tinggi dengan crospovidone level rendah gambar 1b. Pada pengujian

dengan ANOVA didapatkan kesimpulan bahwa crospovidone, pregelatinized

starch, dan interaksinya tidak signifikan memberikan pengaruh terhadap kekerasan

sediaan FDT chlorpheniramine maleate. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA dan nilai efek faktor yang didapatkan pengaruh terbesarnya adalah interaksi

crospovidone dan pregelatinized starch dengan memberikan peningkatan

kekerasan. Hasil pengujian ANOVA dapat dilihat pada lampiran 13 dan nilai efek faktor dapat dilihat pada lampiran 10.

Pengaruh interaksi terhadap kekerasan dapat dilihat pada formula ab yang memiliki nilai kekerasan lebih besar dibandingkan dengan formula 1, a, dan b. Hal ini karena diduga karena terjadi karena interaksi antara crospovidone dan

pregelatinized starch dalam meningkatkan kekerasan pada tablet. Semakin banyak pregelatinized starch akan meningkatkan respon kekerasan tablet. Hal ini karena

adanya peningkatan ikatan antar partikel (gaya kohesi dan adhesi) sehingga gaya tarik menarik antar partikel semakin kuat dan sebaliknya jika crospovidone lebih banyak akan menurunkan respon kekerasan karena meningkatnya porositas tablet sehingga gaya tarik-menarik antar partikel menurun (Shalini, 2012).

Gambar 2. Contour Plot Kekerasan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

15 15.5 16 16.5 17 17.5 18 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 P reg elat in ize d S tarch (%) crospovidone (%)

(27)

13

Pada gambar 2 ditentukan area komposisi untuk memperoleh respon kekerasan sediaan FDT chlorpheniramine maleate yang dikehendaki yaitu 1-3 kP. Kurva diatas memenuhi kekerasan yang dikehendaki, sehingga daerah yang diarsir kuning dipilih sebagai area optimum untuk menghasilkan respon kekerasan yang dikehendaki, terbatas pada level yang di teliti.

C. Kerapuhan Tablet FDT

Uji ini bertujuan mengetahui mechanical strength dari sediaan FDT

chlorpheniramine maleate. Pengujian dilakukan sebanyak 3 replikasi untuk setiap

formula sehingga didapatkan data kerapuhan tablet pada tabel VI.

Tabel VI. Kerapuhan Sedian FDT Chlorpheniramine Maleate

Formula Kerapuhan (%) x̄ ± SD 1 0,674 ± 0,036 a 0,590 ± 0,053 b 0,436 ± 0,040 ab 0,616 ± 0,054 Data ditampilkan dalam bentuk x̄ ± SD, 3 kali replikasi

Jika dilihat dari hasil yang diperoleh formula 1, a, b dan ab, semua formula masuk dalam rentang yang telah ditetapkan yaitu <1%. Berdasarkan hasil respon tersebut maka didapatkan persamaan (2).

Y = 2,8 - 0,468 XA - 0,138 XB + 0,0293 XAXB ……… (2)

Y sebagai respon kerapuhan, XA sebagai crospovidone, XB sebagai pregelatinized starch.

Tabel VII. Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Kerapuhan FDT Chlorpheniramine Maleate

Efek Nilai Efek

Crospovidone 0,048

Pregelatinized Starch -0,106

Interaksi 0,132

Untuk mengetahui efek dari faktor crospovidone, pregelatinized starch, dan interaksinya terlihat dari nilai efek untuk masing-masing faktor seperti pada tabel VII. Pregelatinized starch memiliki nilai negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pregelatinized starch dapat mengurangi nilai kerapuhan tablet.

(28)

14

Crospovidone dan interaksi dari keduanya memiliki nilai positif sehingga

disimpulkan dapat meningkatkan kerapuhan tablet.

a b

Gambar 3. (a) Hubungan antara Crospovidone dan Kerapuhan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan Kerapuhan

sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pada gambar 3a dengan penambahan crospovidone akan meningkatkan kerapuhan pada penggunaan pregelatinized starch level tinggi, tetapi dapat menurunkan kekerasan pada pregelatinized starch level rendah. Pada gambar 3b penambahan pregelatinized starch dapat meningkatkan kerapuhan pada penggunaan crospovidone level tinggi, namun dapat menurunkan kerapuhan pada penggunaan crospovidone level rendah. Gambar 3a dan 3b membentuk garis tidak sejajar yang menunjukan adanya interaksi crospovidone dan pregelatinized starch dalam mempengaruhi kerapuhan. Pada pengujian ANOVA didapatkan kesimpulan

crospovidone tidak signifikan memberikan pengaruh terhadap kerapuhan dari

sediaan FDT chlorpheniramine maleate, sedangkan pregelatinized starch dan interaksinya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kerapuhan. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA dan nilai efek faktor pengaruh terbesar adalah interaksi crospovidone dan pregelatinized starch dengan memberikan peningkatan kerapuhan. Hasil pengujian ANOVA dapat dilihat pada lampiran 13 dan nilai efek faktor dapat dilihat pada lampiran 10.

Pengaruh interaksi pregelatinized starch dan crospovidone terhadap kerapuhan dapat dilihat pada formula a dan b yang memiliki nilai % kerapuhan lebih kecil dibandingkan dengan formula 1 dan ab. Hal ini menunjukan penambahan ataupun pengurangan pregelatinized starch dan crospovidone sangat

0 0.2 0.4 0.6 0.8 2 3 4 5 Kerap uha n % Crospovidone( %) P.starch 15% P.starch 18% 0 0.2 0.4 0.6 0.8 15 16 17 18 Kerap uha n % Pregelatinized Starch (%) crospovidone 2% crospovidone 5%

(29)

15

mempengaruhi nilai kerapuhan karena semakin banyak pregelatinized starch meningkatkan ikatan partikel menjadi kuat sehingga menurunkan respon dari kerapuhan, sebaliknya jika pemberian crospovidone lebih banyak akan meningkatkan respon kerapuhan (Shalini, 2012).

Gambar 4. Contour Plot Kerapuhan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pada gambar 4 ditentukan area komposisi untuk memperoleh respon kerapuhan sediaan FDT chlorpheniramine maleate yang dikehendaki yaitu <1%. Kurva di atas memenuhi kerapuhan yang dikehendaki, sehingga daerah yang diarsir kuning dipilih sebagai area optimum untuk menghasilkan respon kerapuhan yang dikehendaki, terbatas pada level yang diteliti.

D. Waktu Hancur Tablet FDT

Tujuan dari pengujian ini untuk dapat mengetahui waktu hancur yang diperlukan tablet untuk dapat hancur. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat Disintegration Taster ATMI Surakarta. Pengujian dilakukan sebanyak 3 replikasi untuk setiap formula sehingga didapatkan data waktu hancur tablet pada tabel VIII.

Tabel VIII. Waktu Hancur Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Formula Waktu Hancur (s) x̄ ± SD 1 30,962 ± 0,689 a 26,194 ± 0,784 b 37,684 ± 0,574 ab 23,578 ± 0,456 Data ditampilkan dalam bentuk x̄ ± SD, 3 kali replikasi

15 15.5 16 16.5 17 17.5 18 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Pr egelatiniz ed Starch (% ) Crospovidone (%)

(30)

16

Dilihat dari hasil yang diperoleh formula a dan ab masuk dalam rentang yang telah ditetapkan, sedangkan formula 1 dan b tidak masuk dalam rentang yang telah ditetapkan yaitu <30 detik (Food and Drug Administration, 2008). Berdasarkan hasil dari respon tersebut maka didapatkan persamaan (3)

Y = 39,326 + 13,924 XA + 4,809 XB - 1,034 XAXB ……… (3)

Y sebagai respon waktu hancur, XA sebagai crospovidone, XB sebagai pregelatinized starch.

Tabel IX. Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Waktu Hancur Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Efek Nilai Efek

Crospovidone -9,437

Pregelatinized Starch 2,053

Interaksi -4,669

Untuk mengetahui efek dari faktor crospovidone, pregelatinized starch, dan interaksinya terlihat dari nilai efek untuk masing-masing faktor seperti pada tabel IX. Crospovidone dan interaksinya memiliki nilai yang negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa crospovidone dan interaksinya dapat menurunkan waktu hancur tablet sedangkan pregelatinized starch memiliki nilai yang positif sehingga dapat disimpulkan bahwa pregelatinized starch dapat meningkatkan waktu hancur tablet.

a b

Gambar 5. (a) Hubungan antara Crospovidone dan Waktu Hancur Tablet Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan Waktu Hancur

sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pada Gambar 5a, penambahan crospovidone dapat menurunkan waktu hancur pada penggunaan pregelatinized starch level rendah dan tinggi dan pada

0 20 40 2 3 4 5 w aktu h ancu r (det ik) Crospovidone (%) P.starch 15% P.starch 18% 0 20 40 15 16 17 18 w aktu h ancur (d etik ) Pregelatinized Starch (%) crospovidone 2% crospovidone 5%

(31)

17

Gambar 5b, penambahan pregelatinized starch dapat meningkatkan waktu hancur pada penggunaan crospovidone level rendah, namun dapat menurunkan waktu hancur pada penggunaan crospovidone level tinggi. Pada gambar 5a dan 5b memiliki garis yang tidak sejajar menunjukan adanya interaksi crospovidone dan

pregelatinized starch dalam mempengaruhi waktu hancur. Pada pengujian dengan

ANOVA didapatkan crospovidone, pregelatinized starch dan interaksinya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kerapuhan sediaan FDT

chlorpheniramine maleate. Berdasarkan pengujian ANOVA dan nilai efek faktor

yang memberikan pengaruh terbesar adalah crospovidone dalam peningkatan waktu hancur. Hasil pengujian ANOVA dapat dilihat pada lampiran 13 dan nilai efek faktor dapat dilihat pada lampiran 10.

Pengaruh crospovidone terhadap waktu hancur dapat dilihat dari formula a dan ab yang memiliki waktu hancur lebih cepat dibandingkan dengan formula 1 dan b. Hal ini dikarenakan penambahan crospovidone pada formula dapat meningkatkan mekanisme kerja wicking dan swelling menyebabkan porositas tablet meningkat, sehingga ketika tablet kontak dengan air maka tablet akan cepat terdisintegrasi akibatnya waktu hancur pada sediaan tablet FDT chlorpheniramine

maleate akan baik (Pahwa and Gupta, 2011).

Gambar 6. Contour Plot Waktu Hancur Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pada gambar 6 ditentukan area komposisi optimum untuk memperoleh respon waktu hancur sediaan FDT chlorpheniramine maleate yang dikehendaki yaitu <30 detik. Pada gambar 6 kurva yang kuning merupakan respon waktu hancur

(32)

18

yang dikehendaki, sedangkan yang berwarna merah merupakan respon waktu hancur yang tidak dikehendaki karena >30 detik, sehingga daerah arsiran berwarna kuning dipilih sebagai area optimum yang menghasilkan respon waktu hancur yang dikehendaki, terbatas pada level yang diteliti.

E. Waktu Pembasahan Tablet FDT

Uji ini bertujuan mengetahui waktu pembahasan yang diperlukan tablet untuk data terbasahi oleh air. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan cawan petri berisi tisu yang sudah dibasahi dengan pewarna merah dengan diameter 6 cm. Pengujian dilakukan sebanyak 3 replikasi untuk setiap formula sehingga didapatkan data waktu pembasahan tablet pada tabel X.

Tabel X. Waktu Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Formula Waktu Pembasahan (detik) x̄ ± SD

1 43,433 ± 2,250 a 32,367 ± 2,759 b 115,100 ± 8,758 ab 33,033 ± 2,454 Data ditampilkan dalam bentuk x̄ ± SD, 3 kali replikasi

Dilihat dari hasil yang diperoleh formula 1, a, b dan ab semua masuk dalam range yang telah ditetapkan yaitu 21 – 159 detik (Chacko et al., 2010). Berdasarkan hasil dari respon tersebut maka didapatkan persamaan (4)

Y = -162,1002 + 38,2154 XA + 39,667 XB - 7,889 XAXB ……… (4)

Y sebagai respon waktu pembasahan, XA sebagai crospovidone, XB sebagai pregelatinized starch.

Tabel XI. Efek Crospovidone, Pregelatinized Starch, dan Interaksi terhadap Waktu Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Efek Nilai Efek

Crospovidone -46,545

Pregelatinized Starch 36,1665

Interaksi -35,5005

Untuk mengetahui efek dari faktor crospovidone, pregelatinized starch, dan interaksinya terlihat dari nilai efek untuk masing-masing faktor seperti pada tabel XI. Crospovidone dan interaksinya memiliki nilai negatif sedangkan pregelatinized

(33)

19

starch memiliki nilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa Crospovidone dan

interaksinya dapat menurunkan waktu pembasahan tablet, dan pregelatinized starch dapat meningkatkan waktu pembasahan tablet.

a b

Gambar 7. (a) Hubungan antara Crospovidone dan Waktu Pembasahan Tablet Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate (b) Hubungan antara Pregelatinized Starch dan Waktu

Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pada Gambar 7a, penambahan crospovidone dapat menurunkan waktu pembasahan pada penggunaan pregelatinized starch level tinggi maupun level rendah. Pada Gambar 7b, penambahan pregelatinized starch dapat meningkatkan waktu pembasahan pada penggunaan crospovidone level tinggi maupun rendah. Pada Gambar 7a dan 7b terdapat garis tidak sejajar yang menunjukan adanya interaksi antara crospovidone dan pregelatinized starch dalam mempengaruhi waktu pembasahan. Pada pengujian dengan ANOVA didapatkan kesimpulan bahwa crospovidone, pregelatinized starch dan interaksinya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap waktu pembasahan tablet sediaan FDT chlorpheniramine

maleate. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA dan nilai efek faktor yang

memberikan pengaruh terbesar adalah crospovidone dengan memberikan efek penurunan waktu pembasahan. Hasil pengujian ANOVA dapat dilihat pada lampiran 13 dan nilai efek faktor dapat dilihat pada lampiran 10.

Pengaruh crospovidone terhadap waktu pembasahan dapat dilihat pada formula a dan ab yang memiliki waktu pembasahan lebih kecil dibandingkan dengan formula 1 dan b. Hal ini dikarenakan crospovidone memiliki sifat hidrofilik sehingga crospovidone mudah untuk menarik air dan mengakibatkan waktu pembasahan lebih cepat (Bühler, 2005). Semakin banyak cropovidone akan meningkatkan waktu pembasahan tablet dikarenakan mekanisme dari crospovidone

0 50 100 150 2 3 4 5 w ak tu p embas ahan (d etik ) Crospovidone (%) P.starch 15 P.starch 18 0 50 100 150 15 16 17 18 w aktu pemba sa ha n (de tik) Pregelatinized Starch (%) crospovidone 2% crospovidone 5%

(34)

20

yaitu wicking dan swelling yang berhubungan dengan rasio absorbsi air. Rasio absorbsi air adalah jumlah kapasitas tablet untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga semakin banyak crospovidone maka jumlah air yang ditampung semakin banyak akibatnya akan mempercepat waktu pembasahan (Pabari ansd Ramtoola, 2012). Sebaliknya jika semakin banyak pregelatinized starch maka jumlah kapasitas air yang ditampung sedikit sehingga waktu pembasahan akan buruk.

Gambar 8. Contour Plot Waktu Pembasahan Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pada Gambar 8 ditentukan area komposisi optimum untuk memperoleh respon waktu pembasahan sediaan FDT chlorpheniramine maleate yang dikehendaki yaitu 21-159 detik. Kurva diatas memenuhi waktu pembasahan yang dikehendaki, sehingga daerah yang diarsir kuning dipilih sebagai area optimum untuk menghasilkan respon waktu pembasahan yang dikehendaki, terbatas pada level yang diteliti.

Gambar 9. Contour Plor Superimposed

15 16 17 18 2 3 4 5 P reg elat in ise d Sta rch (%) Crospovidone (%) waktu pembasahan 105 detik waktu pembasahan 115 detik waktu pembasahan 125 detik

(35)

21

Pada Gambar 9 didapatkan contour plot superimposed, yang merupakan gabungan antara grafik contour plot dari respon yang didapat antara lain kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan waktu pembasahan yang dimana bertujuan untuk memperoleh komposisi yang optimum. Dicari area komposisi yang optimum adalah untuk mendapatkan formula sediaan FDT chlorpheniramine maleate yang sesuai dengan nilai respon yang dikehendaki antara lain adalah kekerasan 1-3 kP, kerapuhan <1%, waktu hancur <30 detik dan waktu pembasahan 21-159 detik. Untuk area dengan arsiran warna kuning merupakan area yang optimum sedangkan area dengan arsiran berwarna merah merupakan area yang tidak optimum.

F. Keseragaman Sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate

Pengujian keseragaman sediaan dilakukan dengan menggunakan keseragaman kandungan karena kadar bahan aktif yang terdapat dalam sediaan FDT chlorpheniramine maleate ≤ 25 mg atau ≤ 25%. Tujuan pengujian ini adalah untuk menjamin kesetaraan atau konsistensi satuan sediaan, dimana masing-masing formula harus mempunyai kandungan zat aktif yang ± mendekati hasil teoritis dengan nilai penerimaan (NP) <15% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Untuk mendapatkan konsentrasi kadar dari setiap formula sediaan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan instrumen Spekrometer UV dengan panjang gelombang chlorpheniramine maleate yang sudah ditentukan yaitu 265 nm.

Tahap pertama dari pengujian kadar sediaan FDT chlorpheniramine

maleate adalah verifikasi metode yang terdiri dari liniaritas, akurasi, dan presisi.

Linearitas dilakukan dengan pembuatan kurva baku menggunakan 5 konsentrasi yang berbeda dengan nilai R lebih dari 0,995 untuk dapat dinyatakan bahwa metode yang digunakan valid (Food and Drug Administration, 2014). Nilai R yang didapatkan adalah 0,9992 sehingga dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan adalah valid secara linearitas (nilai linearitas dapat dilihat pada lampiran 5). Tahap selanjutnya adalah akurasi dan presisi yang dilakukan dengan metode standar adisi baku. Metode yang digunakan dikatakan tepat secara akurasi jika nilai % recovery 95-105% dengan nilai CV <3,7% untuk dapat dinyatakan presisi

(36)

22

(AOAC International, 2016). Berdasarkan hasil penelitian nilai akurasi yang didapatkan adalah 95,086%, 95,318%, dan 95,859%, sedangkan nilai presisi yang didapatkan adalah 0,830%, 1,751%, 1,143% dan 0,196%. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dinyatakan valid secara akurasi dan presisi. Nilai akurasi dan presisi dapat dilihat pada lampiran 5.

Penetapan keseragaman sediaan dapat dinyatakan memenuhi persyaratan jika nilai penerimaan (NP) <15 sebagai syarat keseragaman kandungan untuk zat aktif dengan kadar ≤ 25 mg atau ≤ 25%. Berdasarakan hasil yang didapat nilai penerimaan formula 1, a, b, ab secara berurutan adalah 1,65; 4,58; 0,69 dan 1,65 maka dapat disimpulkan bahwa pada formula 1, a, b, dan ab memenuhi syarat keseragaman sediaan. Hasil keseragaman kandungan terdapat pada lampiran 5.

Validasi Persamaan pada Area Optimum

Validasi persamaan pada area optimum dilakukan untuk memastikan bahwa area yang berwarna kuning dapat memberikan respon kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan waktu pembasahan yang sesuai dengan hasil penelitian. Formula yang digunakan untuk validasi adalah formula a dengan crospovidone 5% dan

pregelatinized starch 15% yang memiliki nilai kekerasan 2,303 kP (acuan 1-3 kP),

kerapuhan 0,590% (acuan <1%), waktu hancur 26,194 detik (acuan <30 detik), dan waktu pembasahan 32,367 detik (acuan 21-159 detik) . Pemilihan formula a sebagai validasi karena hasil dari setiap respon yang diberikan memenuhi kriteria acuan. Hasil pengujian berdasarkan teoritis dibandingkan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian. Untuk dapat melihat signifikansi dari kedua data tersebut maka dilakukan pengujian secara statistik dengan menggunakan one sample T-Test. Hasil terdapat pada tabel XII.

Tabel XII. Hasil Validasi Persamaan pada Area Optimum

Respon Teoritis Hasil Validasi T Hitung t Tabel Kesimpulan

Kekerasan (kP) 2.433 2,347 ± 0,394 -0.380

4,302

Valid

Kerapuhan (%) 0.590 0,567 ± 0,036 -1.0982 Valid

Waktu Hancur (s) 26.194 26,067 ± 0,852 -0.257 Valid

(37)

23

Berdasarkan hasil yang didapatkan dan dilakukan pengujian secara statistik nilai t hitung lebih kecil daripada nilai t tabel sehinga dapat dinyatakan bahwa nilai respon kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan waktu pembasahan secara teoritis tidak berbeda bermakna dengan nilai hasil validasi, sehingga disimpulkan bahwa persamaan desain faktorial yang diperoleh pada setiap respon dapat digunakan untuk memprediksi respon pada sediaan FDT chlorpheniramine maleate.

(38)

24 KESIMPULAN

 Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan crospovidone dan interaksi

crospovidone dengan pregelatinized starch merupakan faktor yang lebih

dominan berpengaruh terhadap respon.

Crospovidone merupakan faktor yang paling dominan terhadap respon

waktu hancur dan pembasahan, sedangkan interaksi crospovidone dan

pregelatinized starch merupakan faktor yang lebih dominan terhadap

kerapuhan pada sedian FDT chlorpheniramine maleate.

 Pada respon kekerasan tidak di dapatkan faktor yang dominan karena dari hasil uji statistik ANOVA didapatkan bahwa crospovidone, pregelatinized

starch dan interaksi dari keduanya tidak berpengaruh terhadap respon.

 Formula yang paling optimum yang didapatkan adalah formula a dengan

crospovidone 5% dan pregelatinized starch 15% yang memiliki nilai

kekerasan 2,303 kP (acuan 1-3 kP), kerapuhan 0,590% (acuan <1%), waktu hancur 26,194 detik (acuan <30 detik), dan waktu pembasahan 32,367 detik (acuan 21-159 detik)

SARAN

 Perlu penelitian terkait pengaruh suhu dan kelembapan ruangan terhadap sifat dari sediaan FDT chlorpheniramine maleate.

 Perlu pengendalian faktor-faktor suhu dan kelembapan ruangan terhadap sediaan FDT chlorpheniramine maleate yang dapat mempengaruhi sifat dari sediaan.

(39)

25 DAFTAR PUSTAKA

AOAC, I., 2016. Guidelines for Standard Method Performance Requirements.

Official Methods of Analysis of AOAC International, 1–18.

Asmaa, E.M., Ghada, E.H., Ghada, Y.E., and Alaa, Z.A., 2014. Design and Assessment of Chlorpheniramine Maleate Sublingual Tablets Using Novel Ternary Phase Superdisintegrants. Journal of American Science, 1 (3), 184– 188.

Bhowmik, D., Chiranjib, B., and Chandira, R.M., 2009. Fast Dissolving Tablet: An Overview. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 1 (1), 163– 177.

Bolton, S. and Bon, C., 2010. Pharmaceuticals Statistics: Practical and Clinical

Applications. 5th ed. New York: Informa Healthcare USA.

British Pharmacopoeia Commission, 2011. British Pharmacopoeia 2011. London: TSO.

Bühler, V., 2005. Polyninylpryrrolidone - Excipients for Pharmaceutical. Ludwigshafen: Springer-Verlag.

Chacko, A.J., Jose, S., Babu, N., Michelle, M., and Jose, S., 2010. Design and Development of Orodispersible Tablets of Promethazine Theoclate Using Coprocessed Superdisintegrants and Subliming Materials. International

Journal of Innovative Pharmaceutical Research, 1 (2), 53–56.

Dave, V., Yadav, R.B., Ahuja, R., and Yadav, S., 2017. Formulation design and optimization of novel fast dissolving tablet of chlorpheniramine maleate by using lyophilization techniques. Bulletin of Faculty of Pharmacy, Cairo

University, 55 (1), 31–39.

Felton, L.A., 2013. Remington - Essentials of Pharmaceutics: London: Pharmaceutical Press.

(40)

26

Food and Drug Administration, 2008. Guidance for Industry: Orally Disintegrating Tablets. Center for Drug Evaluation and Research (CDER).

Food and Drug Administration, 2014. APPENDIX 1 – ORA Validation and Verification Guidance for Human Drug Analytical Methods. Food and Drug

Administration, 1.7 (ORA-LAB.5.4.5), 17–19.

Hikmah, N. and Dewanti R A, I.D., 2010. Seputar Reaksi Hipersensitivitas atau Alergi. Stomatognatic (J.K.G Unej), Vol. 7 (No. 2), 108–112.

Katsuno, E., Tahara, K., Takeuchi, Y., and Takeuchi, H., 2013. Orally Disintegrating Tablets Prepared by a Co-processed Mixture of Micronized Crospovidone and Mannitol Using a Ball Mill to Improve Compactibility and Tablet Stability. Powder Technology, 241, 60–66.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1526-1529.

Pabari, R.M. and Ramtoola, Z., 2012. Effect of a Disintegration Mechanism on Wetting, Water Absorption, and Disintegration Time of Orodispersible Tablets. Journal of Young Pharmacists, 4 (3), 157–163.

Pahwa, R. and Gupta, N., 2011. International Journal of Pharmaceutical Sciences

and Research, 2 (11), 2767–2780.

Panigrahi, R., Behera, S., and Panda, C., 2010. a Review on Fast Dissolving Tablets.

Webmed Central Pharmaceutical Sciences, 1 (11), 1–15.

Parkash, V., Maan, S., Deepika, Yadav, S., Hemlata, and Jogpal, V., 2011. Fast disintegrating tablets: Opportunity in drug delivery system. Journal of

Advanced Pharmaceutical Technology & Research, 2 (4), 223.

Prajapati, B.G. and Ratnakar, N., 2009. A Review on Recent patents on Fast Dissolving Drug Delivery System. International Journal of Pharm Tech

Research, 1 (3), 790–798.

(41)

27

diakses tanggal 28 April 2018. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/chlorpheniramine#section=Top Riwayanti, 2015. Reaksi hipersensitivitas atau alergi. Jurnal Keluarga Sehat

Sejahtera, 13 (26), 22–27.

Rowe, C.R., Sheskey, J.P., and Quinn, E.M., 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipients. 6th ed. UK, USA: Pharmaceutical Press.

Satpute, M.M. and Tour, N.S., 2013. Formulation and In Vitro Evaluation of Fast Dissolving Tablets of Metoprolol Tartrate. Brazilian Journal of

Pharmaceutical Sciences, 49 (4), 783–792.

Shalini, S., 2012. Advantages and Applications of Nature Excipients - A Review.

Asian J. Pharm. Res, 2 (1), 30–39.

Sharma, D., Singh, G., Kumar, D., and Singh, M., 2015. Formulation Development and Evaluation of Fast Disintegrating Tablets of Salbutamol Sulphate, Cetirizine Hydrochloride In Combined Pharmaceutical Dosage Form: A New Era In Novel Drug Delivery For Pediatrics And Geriatrics. Journal of drug

delivery, 2015, 640529.

Siregar, C.J.P., 2010. Studi Preformulasi Sediaan Tablet. In: Teknologi Farmasi

Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. 33-36. EGC, Jakarta.

Sunil, R., Vinitha, G., Tabassum, Y., and Venkatesham, A., 2017. Influence of Superdisintegrating Agents on In-Vitro Release of Chlorpheniramine Maleate Sublingual Tabalets. International Journal of Pharmacy, 7 (3), 17–28. Winarti, L., Ameliana, L., and Nurahmanto, D., 2017. Formula Optimization of

(42)

28

(43)

29

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

37

Lampiran 2. Data Hasil Penimbangan Bahan-bahan

Formula 1 Bobot Awal Bobot + Sisa Bobot

CTM 4.047 0.007 4.04 Crospovidone 2.003 0 2.003 PS 15.04 0.029 15.011 Manitol 70.514 0.008 70.506 Mg Stearat 2.584 0.012 2.572 Aspartam 4.172 0.013 4.159 Mint Flavour 2.119 0.01 2.109 Orange flavour 1.18 0.002 1.178

Formula A Bobot Awal Bobot + Sisa Bobot

CTM 4.067 0.001 4.066 Crospovidone 5.055 0 5.055 PS 15.096 0.014 15.082 Manitol 70.555 0.058 70.497 Mg Stearat 2.362 0.018 2.344 Aspartam 4.019 0.005 4.014 Mint Flavour 2.025 0.02 2.005 Orange flavour 1.087 0 1.087

Formula B Bobot Awal Bobot + Sisa Bobot

CTM 4.062 0 4.062 Crospovidone 2.031 0.001 2.030 PS 18.080 0.005 18.075 Manitol 70.535 0.048 70.487 Mg Stearat 2.547 0.008 2.539 Aspartam 4.101 0.007 4.094 Mint Flavour 2.028 0.0013 2.027 Orange flavour 1.067 0.003 1.064

Formula AB Bobot Awal Bobot + Sisa Bobot

CTM 4.064 0.002 4.062 Crospovidone 5.059 0.003 5.056 PS 18.022 0.003 18.019 Manitol 70.548 0.015 70.533 Mg Stearat 2.56 0.012 2.548 Aspartam 4.031 0.002 4.029 Mint Flavour 2.095 0.03 2.065 Orange flavour 1.014 0.005 1.009

(52)

38 Lampiran 3. Data Hasil Uji Sifat Alir Serbuk

Laju Alir Formula 1 Formula A Formula B Formula AB

Bobot Serbuk 101.578 104.15 104.3777 107.321

Waktu Alir 2.2 2.3 2.3 2.4

Laju Alir 46.17181818 45.2826087 45.3816087 44.71708333 (Kanth et al.,

2014)

Serbuk yang baik harus memiliki laju alir >10 g/s Kesimpulan Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat

Sudut Diam Formula 1 Formula A Formula B Formula AB

Bobot Serbuk 101.578 104.15 104.3777 107.321 Tinggi 3.7 3.5 3.5 3.3 Tan a 0.352 0.318 0.311 0.286 A 19,4 17,6 17,2 16,0 (British Pharmacopoeia Commission, 2011)

Sangat baik <30°, baik 31-35°, cukup 36-40°, cukup baik 41-45°, buruk 46-55°, sangat buruk 56-65°, sangat buruk sekali >60°

(53)

39 Lampiran 4. Data Hasil Keseragaman Bobot

No Formula I Formula A Formula B Formula AB

gram % gram % gram % gram %

1 0.1 99.1 0.105 103.9 0.103 101.8 0.103 100.9 2 0.1 99.1 0.099 97.9 0.103 101.8 0.099 97.0 3 0.102 101.1 0.102 100.9 0.099 97.9 0.1 98.0 4 0.099 98.1 0.101 99.9 0.093 91.9 0.1 98.0 5 0.103 102.1 0.101 99.9 0.102 100.8 0.105 102.9 6 0.098 97.1 0.102 100.9 0.1 98.9 0.103 100.9 7 0.101 100.1 0.098 96.9 0.105 103.8 0.105 102.9 8 0.099 98.1 0.098 96.9 0.102 100.8 0.103 100.9 9 0.1 99.1 0.105 103.9 0.099 97.9 0.106 103.9 10 0.101 100.1 0.1 98.9 0.099 97.9 0.102 100.0 11 0.1 99.1 0.097 95.9 0.1 98.9 0.1 98.0 12 0.1 99.1 0.099 97.9 0.102 100.8 0.102 100.0 13 0.101 100.1 0.102 100.9 0.102 100.8 0.098 96.0 14 0.104 103.1 0.103 101.9 0.104 102.8 0.098 96.0 15 0.101 100.1 0.098 96.9 0.103 101.8 0.103 100.9 16 0.105 104.1 0.1 98.9 0.1 98.9 0.105 102.9 17 0.105 104.1 0.102 100.9 0.105 103.8 0.102 100.0 18 0.099 98.1 0.102 100.9 0.097 95.9 0.105 102.9 19 0.1 99.1 0.103 101.9 0.103 101.8 0.102 100.0 20 0.1 99.1 0.105 103.9 0.102 100.8 0.1 98.0 x 0.1009 0.1011 0.10115 0.10205 SD 0.00197 0.00245 0.00287 0.00244 CV 1.953 2.421 2.838 2.389 MAX 0.105 0.105 0.105 0.106 MIN 0.098 0.097 0.093 0.098

Rangkuman Keseragaman Bobot Tablet

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab

Kisaran range Range 10 % Range 20% Range 10 % Range 20% Range 10 % Range 20% Range 10 % Range 20% ± 0,010 ±0 ,020 ± 0,010 ±0 ,020 ± 0,010 ±0 ,020 ± 0,010 ±0 ,020 0,090-0,110 0,080-0,120 0,091-0,111 0,081-0,121 0,091-0,111 0,081-0,121 0,092-0,112 0,082-0,122

Acuan Tidak boleh ada 2 tablet yang melebihi range 2 % dan tidak boleh ada 1 tablet yang melebihi range 10 %

Kesimpulan Sesuai dengan persyaratan keseragaman bobot Sesuai dengan persyaratan keseragaman bobot Sesuai dengan persyaratan keseragaman bobot Sesuai dengan persyaratan keseragaman bobot

(54)

40

Lampiran 5. Data Hasil Keseragaman Kandungan

A. Validasi Metode Linearitas

B. Validasi Metode Akurasi dan Presisi y = 17.693x + 0.1241 R² = 0.9992 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 Abs o rbansi Konsentrasi

Kurva Baku CTM

Baku Chlorepheniramine maleate Linear (Baku Chlorepheniramine maleate)

y = 2.9595x - 0.0006 R² = 0.988 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.080 0.100 0.120 0.140 0.160 0.180 Ab sorb an si Konsentrasi

Chlorepheniramine maleate Linear (Chlorepheniramine maleate)

Konsentrasi (mg/mL) Abs 0.010 0.30094 0.012 0.33596 0.014 0.37004 0.016 0.41095 0.018 0.44054 0.020 0.48002 0.022 0.51166

(55)

41 Konsentrasi (mg/mL) Abs 0.100 0.303 0.130 0.372 0.150 0.440 0.170 0.510 C. Analisis Sampel Absorbansi Sampel No 1 a b ab 1 0.334 0.360 0.273 0.317 2 0.337 0.378 0.337 0.331 3 0.291 0.383 0.328 0.308 4 0.297 0.365 0.377 0.327 5 0.337 0.390 0.320 0.327 6 0.334 0.325 0.385 0.359 7 0.344 0.309 0.356 0.318 8 0.299 0.381 0.369 0.311 9 0.335 0.363 0.370 0.298 10 0.331 0.378 0.325 0.341 0.324 0.363 0.344 0.324 SD 0.020 0.026 0.034 0.018 CV 6.132 7.265 9.928 5.416

Replikasi Sampel Sampel

+ Adisi 1 Sampel + Adisi 2 Sampel + Adisi 3 1 0.301 0.365 0.435 0.510 2 0.303 0.372 0.441 0.509 3 0.306 0.378 0.445 0.511 X 0.303 0.372 0.440 0.510 SD 0.003 0.007 0.005 0.001 CV 0.830 1.751 1.143 0.196 C 0.242 0.289 0.337 0.386 % Recovery 95.086 95.318 95.859

Gambar

Gambar  1.(a)  Hubungan  antara  Crospovidone  dan  Kekerasan  Sediaan  FDT  Chlorpheniramine  Maleate  (b)  Hubungan  antara  Pregelatinized  Starch  dan  kekerasan sediaan FDT Chlorpheniramine Maleate ...................................
Tabel I. Formula Modifikasi FDT Chlorpheniramine Maleate
Tabel II. Laju Alir Campuran Serbuk  Laju Alir Serbuk
Tabel IV. Kekerasan FDT Chlorpheniramine Maleate
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, cemaran bakteri dapat terjadi karena adanya pencemaran dari air, udara, faktor kelembaban saat penyimpanan, penyimpanan serbuk jamu jahe merah pada etalase toko obat

Ruang lingkup dalam pengelolaan arsip dinamis aktif dan inaktif Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan mencakup ketentuan umum,

Rakyat Banten tetap setia mendukung di dalam barisan Syaikh Yusuf, karena Sultan Haji telah menjalin kerjasama dengan Belanda dan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa, telah

K3 bagi seluruh personi, Perbaikan dan pengembangan serta pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur K3, Melaksanakan semua prosedur kesehatan dan keselamatan

Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat (Tarwaka &amp;

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek tween 80, span 80 dan interaksi keduanya yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan kestabilan sediaan emulgel serta

Return on investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan