• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya penemuan (invensi) mesin untuk percetakan yang memungkinkan karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya penemuan (invensi) mesin untuk percetakan yang memungkinkan karya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan sejarah, ide adanya perlindungan hak cipta dimulai dengan adanya penemuan (invensi) mesin untuk percetakan yang memungkinkan karya tulis atau karya sastra diduplikasi oleh proses mekanik. Hal tersebut menimbulkan bisnis baru bagi pencetak dan penjual buku, di Inggris disebut dengan alat-alat tulis

(stationers). Para pengusaha mulai mempertimbangkan dengan membeli kertas danpekerja, sehingga dapat meraup keuntungan dalam waktu singkat. Situasi ini menimbulkan kompetisi yang tidak sehat, yaitu melakukan perbanyakan tanpa izin, sehingga timbulah suatu tekanan akan pentingnya suatu perlindungan hukum1.

Perlindungan itu diberikan dalam bentuk keistimewaan (privileges) raja, dan di Jerman diberikan oleh ratu. Keistimewaan tersebut berupa hak eksklusif untuk reproduksi dan distribusi dalam waktu yang ditentukan dengan sanksi berupa denda. Situasi tersebut memperlihatkan hal-hal yang sangat mendasar dalam perlindungan hukum di bidang hak cipta. Kemudian pada akhir abad ke-17 keistimewaan ini diganti

1 Kompasiana, “Apakah Hak Cipta

(copyright) Itu?”,

http://m.kompasiana.com/post/umum/2009/07/15/apakah-hak-cipta-copyright-itu-1/,diaksestanggal 25Juni 2013 pukul 14.41 WIB

(2)

dengan pemberian hak oleh kerajaan, hal inilah awal dari terbentuknya Undang-undang Hak Cipta (copyrights statutes)2.

Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia adalah Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002, yang sebelumnya undang ini berawal dari Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 menggantikan Auteurswet 1982. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai upaya pemerintah untuk merombak sistem hukum yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda kepada suatu sistem hukum yang dijiwai sesuai dengan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila.

Pekerjaan membuat satu perangkat materi hukum yang sesuai dengan hukum yang dicita-citakan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Undang-undang Hak Cipta Nomor 6 Tahun 1982 yang diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 dan diperbaharui lagi dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 dan terakhir sampai dengan saat ini adalah Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002.

Batasan tentang apa saja yang dilindungi sebagai hak cipta, dijelaskan pada rumusan Pasal 12 ayat 1 undang Hak Cipta di Indonesia yaitu dalam Undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup3:

a. Buku, program komputer, pamflet, susunan perwajahan (lay out),karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain

2

Habibah Pratiwi dkk, “Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)”,

http://habibahpratiwi.blogspot.ca/2013_06_01_archive.html,diaksestanggal 25 Juni 2013 pukul 17.05WIB

3

(3)

b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks

e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantomime

f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan

g. Arsitektur h. Peta i. Seni batik j. Fotografi k. Sinematografi

l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lainnya dari hasil pengalihwujudan

Berdasarkan rumusan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (Undang-undang Hak Cipta Indonesia)4,

Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hal tersebut menunjukkan bahwa hak cipta itu hanya dapat dimiliki oleh si pencipta atau si penerima hak. Hanya namanya yang disebut sebagai pemegang hak khususnya yang boleh menggunakan hak cipta dan ia dilindungi dalam penggunaan haknya terhadap subjek lain yang mengganggu atau yang menggunakannya tidak dengan cara yang diperkenankan oleh aturan hukum.

Hak cipta merupakan hak ekslusif, yang memberi arti bahwa selain pencipta maka orang lain tidak berhak atasnya terkecuali atas izin penciptanya5. Hak itu muncul 4

Undang-undang Hak Cipta Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Pasal 1 5

Pendaftaran Hak Cipta di Indonesia, pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau pemegang hak cipta, dan timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau

(4)

secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan. Hak cipta tidak dapat dilakukan dengan cara penyerahan nyata karena ia mempunyai sifat manunggal dengan penciptanya dan bersifat tidak berwujud idenya. Sifat manunggal itu pula yang menyebabkan hak cipta tidak dapat digadaikan, karena jika digadaikan itu berarti si pencipta harus pula ikut beralih ke tangan kreditur6.

Istilah-istilah yang terdapat dalam hak cipta antara lain yaitu7:

a. Pencipta, pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, cekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

b. Pemegang Hak Cipta, pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau orang yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima lebih lanjut hak dari orang tersebut di atas.

terwujud dan bukan karena pendaftaran. Namun demikian surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan. Sesuai yang diatur dalam Bab IV Undang-undang Hak Cipta Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002, pendaftaran hak cipta dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, yang kini berada di bawah Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia. Pencipta atau pemilik hak cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui Konsultan HaKI.Permohonan pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU No.19/2002 Pasal 37 ayat (2)). Penjelasan prosedur dan formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor maupun situs web Ditjen HaKI. “Daftar Umum Ciptaan” yang mencatat ciptaan-ciptaan terdaftar dikelola oleh Ditjen HaKI dan dapat dilihat oelh setiap orang tanpa dikenai biaya.

6Ilmu Sosial Dasar, “Hak Cipta Hak Industri”,

sosialdasarilmu.blogspot.ca/2013/06/hak-cipta-hukum-industri.html ,diakses tanggak 21 Juni 2013 pukul 12.05 WIB

7 Yusran Israini, 2010, Buku Pintar HAKI: Tanya Jawab Seputar Hak Kekayaan Intelektual, Ghalia Indonesia, Bogor, hlm. 15

(5)

c. Ciptaan, hasil setiap karya pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Ciptaan dilindungi sebagai ciptaan tersendiri, dengan tidak mengurangi hak cipta atas ciptaan asli.

Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa yang dilindungi oleh Undang- undang Hak Cipta adalah yang termasuk dalam karya ilmu pengetahuan, kesenian dan kesusastraan.Sedangkan yang termasuk dalam cakupan hak kekayaan perindustrian tidak termasuk dalam rumusan pasal tersebut, meskipun yang disebutkan terakhir ini juga merupakan kekayaan immaterial.Satu hal yang dicermati adalah yang dilindungi dalam hak cipta ini yaitu haknya, bukan benda yang merupakan perwujudan dari hak tersebut.

Hukum hak cipta membicarakan perlindungan atas karya-karya cipta dalam bidang seni, sastra dan ilmu pengetahuan yang sifatnya telah diwujudkan secara nyata dan memiliki unsur orisinalitas. Perwujudan karya dalam konteks sekarang tidak saja dituangkan dalam media konvensional, yang dapat dilihat dan diraba secara kasat mata, tetapi perwujudan ini dapat juga diekspresikan melalui media digital seperti internet, namun faktanya hukum hak cipta yang terformulasikan saat ini masih mengalami permasalahan guna memberikan perlindungan atas karya-karya cipta dalam bidang seni, sastra dan ilmu pengetahuan yang diekspresikan melalui media internet tersebut8.

Perkembangan informasi dan teknologi saat ini memungkinkan semua orang untuk menduplikasi dan mengunduh musik dari internet. Hal itu sesuai yang

8

(6)

diungkapkan oleh Rosen9. Perkembangan teknologi yang sangat pesat menimbulkan dampak dramatis terhadap distribusi karya-karya yang dilindungi hak cipta lewat media komunikasi masa terutama internet di masa ini. Hal ini menghasilkan peperangan budaya dan bisnis antara pemilik hak cipta dan konten provider di satu pihak, serta pencipta teknologi dan pengguna teknologi yang melanggar hak karya cipta di pihak lain. Perlahan tapi pasti, era digital telah menyebar ke seluruh dunia termasuk juga Indonesia.Indonesia sendiri di era digital saat ini mengakibatkan pembajakan terhadap musik secara besar-besaran. Sesuai dengan yang diungkapkan Putranto10 bahwa album rekaman fisikal yang beredar secara resmi di Indonesia hanya tinggal 8%, sementara album bajakannya telah mencapai 92%. Dengan begitu diperlukan pengamanan baru terhadap karya musik melalui hak cipta. Konsep hak cipta harus diperbaiki agar sesuai dengan era digital saat ini. Hak cipta adalah suatu hal yang sangat penting bagi musisi dan industri kreatif dalam hal ini adalah musik. Selaras dengan yang dikatakan Minjeong11, ketika teknologi menimbulkan masalah rumit di bidang hukum hak cipta, para pemegang hak cipta sedang kerepotan menciptakan mekanisme pertahanan melawan gempuran pembajakan untuk melindungi kepemilikan mereka dari publik yang ingin mengakses dan menggunakan karya dengan hak cipta tersebut tanpa izin.

9

Rosen, Ronald S, 2008, Music and Copyright, Oxford University Press Inc, New York, hlm. 98 10

Putranto, Wendi, 2009, Rolling Stone Music Biz, Manual Cerdas Menguasai Bisnis Musik, Bentang Pustaka, Yogyakarta, hlm. 65

11

Kim Minjeong, 2007, The Creative Commons License and Copyright Protection In The Digital Era: UsesOf Creative Commons Licenses, Journal Of Computer Mediated Communication, hlm. 13 artikel 10

(7)

Hak cipta atau copyright berfungsi untuk menyatakan bahwa suatu karya merupakan ciptaan dan atau milik suatu pihak. Selain kita dapat menyebarkan karya kita seluas-luasnya, dengan menggunakan hak cipta kita juga dapat melindungi karya kita. Karya yang dilindungi hak cipta tidak boleh disebarluaskan untuk berbagai kepentingan, baik yang bertujuan komersial ataupun non komersial jika tanpa sepengetahuan penciptanya. Bahkan yang melanggarnya akan dikenakan hukuman. Tetapi ada juga yang menganggap hak cipta membelenggu kreatifitas dan penyebaran karya cipta musisi, ditambah lagi ada yang menganggap hak cipta sebagai alat untuk memperkaya si pemegang hak cipta sendiri. Ada juga yang menganggap proses pendaftaran hak cipta untuk suatu karya terlalu berbelit-belit dan memerlukan biaya yang mahal. Hak cipta hanya cocok untuk karya-karya yang ditujukan untuk objek yang dikomersilkan. Budaya kerjasama dan kebersamaan pun hilang, digantikan oleh budaya koorporat kapitalis12.

Munculnya era baru bukan berarti tanpa kendala. Beberapa kendala adalah tentang hak cipta dan pembajakan. Musisi yang menggratiskan albumnya perlu melindungi karya mereka dengan hak cipta. Seperti yang diungkapkan oleh James F Sundah dalam Putranto Wendi dalam buku Rolling Stone Music Biz13 bahwa hak cipta itu penting sekali. Jika sewaktu-waktu musik mereka yang gratis ini diklaim orang atau

12Putro, “

Creative Commons License Sebagai Alternatif Perlindungan Karya Cipta Musik di Era Digital”,

putroguitars.blogspot.ca/2012/01/creative-commons-license-sebagai.html ,diakses tanggal 21 Juni 2013pukul 15.12 WIB

13

(8)

dibajak, para pencipta lagu dapat membuktikan diri sebagai pemilik yang sah atas karya cipta tersebut14. Dari pendapat tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa hak cipta yang ada di Indonesia sekarang ini kurang dapat melindungi karya musisi seperti misalnya pendistribusian karya musisi secara online, distribusi digital, atau distribusi elektronik, yang pada praktiknya memberikan konten tanpa menggunakan media fisik, biasanya dengan mengunduh (download) melalui internet. Konten online yang didistribusikan dapat dialirkan atau diunduh dengan mudah. Sementara itu, aktivitas mengunduh konten ke harddrive atau bentuk lain dari media penyimpanan data memungkinkan untuk akses cepat di masa depan15. Untuk membuat karya yang sukses secara komersial, seniman biasanya harus memasukkan karya mereka ke penerbitan rantai, label atau sejenisnya. Penerbit membantu seniman beriklan, mendanai dan mendistribusikan karya mereka untuk ritel outlet. Di beberapa industri, seniman menemukan diri mereka terikat untuk penerbit.

Dengan memilih untuk distribusi online, seniman bisa mendapatkan pekerjaan mereka ke ruang publik yang menarik dengan mudah dengan bisnis berpotensi minimum overhead. Hal ini sering menyebabkan barang yang lebih murah untuk konsumen dan keuntungan meningkat bagi para seniman, serta kebebasan berkesenian meningkat. Platform distribusi online sering mengandung atau bertindak sebagai bentuk manajemen hak digital.

14

Putranto, Wendi, Op.Cit, hlm. 69 15

(9)

Contoh tersebut dapat ditemukan dalam industri musik. Artis indie pada umumnya dapat mengakses saluran distribusi luas yang sama dengan label rekaman besar. Indie itu berawal dari Inggris, kata indie itu juga berasal dari kata independent

yang mempunyai arti kebebasan, kemerdekaan dan dipadatkan menjadi indie. Karena kata indie lebih easy listening daripada independent16. Indie adalah industri yang bebas, banyak definisi dari kata indie atau independent yakni sebuah kebebasan menentukan tujuan dari industri yang digelutinya, bebas menentukan arah dan ideologis dari karya-karyanya, bebas untuk menabrak batas keumuman dan yang paling jelas adalah kebebasan untuk memvisualkan arti nasionalismenya pada setiap karya17. Tetapi harus dibedakan antara independen sebagai18:

(1) Status artis atau band atau minor label yang tidak dikuasai atau dikendalikan oleh major label. Dimulai sejak awal abad 20 dengan kemunculan minor label seperti

Vocalion atau Black Patti yang kala itu berupaya mengikis dominasi major label

semacam Victor, Edison, dan sebagainya.

(2) Independen dalam konteks indie sebagai subkultur dan genre musik. Bertendensi serupa sebagai antitesis mainstream dengan merilis musik kaum minoritas seperti

16

Iwan Margono, “Asal Mula Kata Indie”, coretlima.blogspot.com/2008/11/asal-mula-kata-indie-about-indie.html.UcvFOdhpdHo ,diakses tanggal 27 Juni 2013 pukul 12.29 WIB

17

Siti Alifah Farhana Dinanta, “Indie Nasionalis”, kem.ami.or.id/2011/09/indie-nasionalis ,diakses tanggal 27 Juni 2013 pukul 13.11 WIB

18

Garry, “Indie yang Nggak Independent”, http://groofie.com/2011/01/indie-yang-ngga-independent/,diakses tanggal 26 Juni 2013 pukul 14.43 WIB

(10)

blues, bluegrass, dan sebagainya. Tapi saat itu yang terjadi sekadar perlombaan antara kapital kecil melawan kapital besar dan pergerakannya tidak bersifat integral.

Sedangkan ada beberapa pengertian dari band indie itu sendiri, pengertian pertama yang bisa diberikan pada band indie adalah karya-karya mereka berada di luar

mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris di pasaran. Mereka bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari yang ada di pasar, atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya memiliki pangsa pasar tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka sodorkan. Pengertian kedua dari band indie adalah band itu merekam dan memasarkan sendiri lagu-lagu mereka. Biasanya band-band ini memiliki lagu-lagu yang bisa diterima pasar, namun dalam penggarapan album, mereka tidak melibatkan

majorlabel atau perusahaan rekaman yang telah memiliki nama19.

Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. Tetapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it yourself, etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri20.

Sampai saat ini banyak band yang mampu menjangkau hal tersebut dan menawarkan musik mereka untuk dijual melalui situs web mereka sendiri dengan 19

Uzzi Adityo “Pengertian Band Indie”, http://irungmampet.blogspot.com/2009/11/pengertian-band- indie.html,diaksestanggal 27 Juni 2013 pukul 18.27 WIB

20

Dhian Adhitya Pratama, “Apasih Musik Indie?”, http://diangroup.wordpress.com/2010/01/24/apa-sih-musik-indie/,diaksestanggal 27 Juni 2013 pukul18.33 WIB

(11)

bantuan perusahaan netlabel, hal ini memberikan keuntungan bahkan lebih lanjut untuk seniman, karena benar-benar memotong biaya distribusi. Group musik online mulai muncul di atas komputer pribadi, dengan memanfaatkan share video game dan

demoscene. Group musik awal dirilis dengan MOD format, biasanya disertai juga

player MOD, efek visual dan informasi tekstual di dalam CD yang mereka sebarkan.

Netlabel lahir ketika lossy MP3 format file menjadi popular di akhir 1990-an. Sebagianmasih didedikasikan untuk musik elektronik dan genre yang terkait, namun hal ini berubah dengan cepat, beriringan dengan kualitas download yang semakin tinggi seperti penggunaan download FLAC dan kualitas CD21.

Sebuah perusahaan netlabel (yang juga sering disebut online label, weblabel,

digilabel, MP3 label atau download label) adalah label rekaman yang mendistribusikanmusik melalui digital audio format seperti MP3, Ogg Vorbis, FLAC atau WAV melalui internet. Berbeda dengan label rekaman tradisional, netlabel

biasanya menekankan distribusi online gratis, cenderung dibawah lisensi creative commons dan seniman tetap memiliki hak cipta atas karyanya. Perusahaan netlabel

memiliki jumlah staff yang jauh lebih rendah dibandingkan label rekaman tradisonal, beberapa diantaranya hanya dijalankan oleh beberapa individu atau bahkan kepemilikan tunggal. Perusahaan netlabel kebanyakan mengandalkan sepenuhnya pada distribusi

digital dan sarana dariinternet dalam menyediakan produknya. Dengan tidak mendistribusikan produk fisik,

21

Sound Respect Blog, “Netlabel”,http://soundrespectblog.wordpress.com/2012/02/02/netlabel/ ,diakses tanggal 27 Juni 2013 pukul 19.01 WIB

(12)

maka memangkas banyak biaya yang biasanya diperlukan pada label rekaman tradisonal dan beberapa perusahaan netlabel juga telah meninggalkan setiap model keuangan sama sekali (nonprofit) serta sebagai gantinya dijalankan sebagai hobi atau dedikasi22.

Setelah industri berubah menjadi digital diperlukan hak cipta baru selain Undang-undang Hak Cipta yang terdapat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002, dalam Undang-undang tersebut tidak terdapat butir-butir yang detail tentang penyebaran lagu melalui internet.

Di tengah peliknya permasalahan mengenai hak cipta tersebut, muncullah Lisensi Creative Commons (Creative Commons License) yang justru memberikan izin kepada setiap orang untuk mempelajari, mengembangkan dan menumbuhkan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Lisensi Creative Commons membuka kesempatan bagi setiap orang untuk melindungi karyanya dengan cara yang mudah dan gratis.

CreativeCommons adalah suatu organisasi nirlaba yang memfoskuskan diri untuk memperluascakupan karya kreatif yang tersedia untuk orang lain secara legal agar dapat digunakan kembali dan dibagi secara luas. Organisasi ini telah menerbitkan beberapa lisensi hak cipta yang dikenal dengan Lisensi Creative Commons.Lisensi Creative Commons ini membatasi atau bahkan membebaskan hak pencipta atas karyanya sehingga penyebaran karya tersebut lebih mudah. Maka dengan adanya Lisensi

Creative Commons timbullah kesempatan untuk semua orang yang ingin mempublikasikan karyanya tanpa harus

22

(13)

takut karyanya akan disalahgunakan. Hal itu selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Lawrence Lessige (penggagas Lisensi Creative Commons), Lisensi Creative Commons

adalah sebuah solusi untuk menghargai sebuah karya cipta, namun tidak semata didasarkan atas nilai ekonomi, tetapi berdasarkan kepada sejauh mana hasil karya kita bisa kita bagikan dan bias memberikan manfaat yang banyak bagi masyarakat luas23.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana peranan Lisensi Creative Commons dalam memberikan perlindungan terhadap hak cipta di Indonesia dengan melakukan penulisan tesis dengan judul “Efektivitas Penggunaan LisensiCreative CommonsSebagai Perlindungan

Hak Cipta Terhadap Lagu Indie Pada Perusahaan Netlabel di Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan hukum antara pencipta lagu indie dengan perusahaan netlabel

di Indonesia atas penggunaan lisensi creative commons sebagai perlindungan hak cipta terhadap lagu indie?

2. Bagaimana akibat hukum atas penggunaan lisensi creative commons sebagai perlindungan hak cipta terhadap lagu indie pada perusahaan netlabel di Indonesia?

23Putro Prasetyo Kusumo, “

Creative Commons License Sebagai Alternatif Perlindungan Karya Cipta Musik di Era Digital”, http://putroguitars.blogspot.com, 03 Maret 2013.

(14)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan bagian pokok dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis. Tujuan penelitian seyogyanya dirumuskan sebagai kalimat pernyataan yang konkret dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasikan, dibandingkan, dikoordinasikan dalam penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Subyektif

Untuk mecari data yang akurat yang berhubungan dengan obyek penelitian, sebagai bahan dasar penyusunan dan penulisan tesis yang merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar derajat S2 pada Program Studi Magister Hukum Konsentrasi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. Tujuan Obyektif

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan obyektif yang hendak dicapai adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan hukum antara pencipta lagu indie dengan perusahaan netlabel di Indonesia atas penggunaan lisensi creative commons

(15)

b. Untuk mengetahui dan mengkaji akibat hukum atas penggunaan lisensi

creativecommons sebagai perlindungan hak cipta terhadap lagu indie pada perusahaan netlabel di Indonesia

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Memberi kontribusi dan sumbangan pemikiran dalam ilmu pengetahuan di bidang hak cipta khususnya dalam rangka memberikan perlindungan terhadap lagu

indie pada perusahaan netlabel di Indonesia dengan menggunakan lisensi creative commons

2. Secara Praktis

Memberi masukkan atau akses bagi para pencipta lagu indie dan perusahaan

netlabel di Indonesia itu sendiri untuk memahami sejauh mana hubungan dan akibathukum yang ditimbulkan dari penggunaan Lisensi Creative Commons dalam rangka memberikan perlindungan hak cipta terhadap lagu indie

(16)

E. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian dapat diartikan bahwa masalah yang dipilih belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya atau harus dinyatakan dengan tegas apa bedanya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan24.

Berdasarkan hasil penelusuran penulis pada referensi skripsi, tesis dan disertasi di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (Law Library), bahwa penulis tidak menemukan adanya judul skripsi, tesis dan disertasi yang sama dengan judul tesis yang penulis teliti.

Ada beberapa isi tesis dari penulis lain yang berasal dari Universitas Gadjah Mada yang juga mengangkat tema perlindungan hak cipta, akan tetapi rumusan permasalahan yang mereka angkat juga berbeda dengan rumusan permasalahan yang penulis teliti. Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa tema yang penulis teliti ini layak untuk diangkat ke dalam bentuk penulisan tesis.

24

Sumardjono Maria S.W, 1997, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Sebuah Panduan Dasar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm.18

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.12 Grafik yang menunjukkan kadar alkali/asam lemak bebas sediaan sabun transparan ekstrak labu kuning (Cucurbita moschata) pada berbagai macam formula .... 92

Telepon selular sebagai salah satu jenis E-waste (Electronic waste) yang komponen penyusun terdiri dari kombinasi bahan-bahan yang berbahaya (PBR, lead, merkuri, chromium,

Kantin kejujuran di sekolah dibuat untuk memberikan pendidikan kejujuran kepada siswa, dimana kejujuran merupakan salah satu kunci untuk mengurangi problem hidup berbangsa

metode survei tes, yaitu dengan cara tes dari multitahap bentuk penelitian deskriptif kualitatif, Populasi dalam penelitian ini adalah atlet PPLP cabang Olahraga Sepak

Menjadi perusahaan Jasa Keuangan Ritel terbaik di Indonesia, melampaui pengaharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan pemegang saham dengan memberikan

Dari hal ini investasi mengenai prulink yang terdapat fixed income fund ada banyak keuntungan yang bisa kita nikmati antara lain keuntungan investasi yang lebih tinggi dari pada

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANEKA TAMBANG Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 (tidak

Dalam merencanakan dimensi penampang ini menggunakan data curah hujan tahunan dari tahun 2004 sampai 2013, yang di dapat dari stasiun Batang Kapas dan stasiun