• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Tindakan Pencegahan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Malalayang Kota Manado

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Tindakan Pencegahan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Malalayang Kota Manado"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Tindakan Pencegahan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Malalayang Kota Manado

Kristy Pondaag, Adrie Tarumingkeng², Jootje Umboh¹ Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi

Abstarct

Since it was first discovered, the number of dengue cases has been increasing from year to year in both the number and total area affected and sporadic outbreaks always happen every year. North Sulawesi in 2011 shows the highest number of cases is 156 cases. Malalayang district in 2012 is the highest area of the first case of dengue hemorrhagic fever with the number of 103 patients. The purpose of this study was to determine the relationship between the incidence precautions of Dengue Hemorrhagic Fever in the District Malalayang, Manado City. The research approach using case studies and kontrol.Populasi are all dengue patients in 2012 based on the data by the city health department Manado with 103 people .Sampel number of 64 cases and 64 controls. tools used during the study were sheet contains questions regarding precautions. The results of chi-square test showed a significant relationship between the measures of prevention and incidence of dengue in the district Malalayang Manado (p = 0.013, OR = 2.471).

Abstrak

Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus DBD menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun. Sulawesi utara pada tahun 2011 menunjukkan kota Manado menempati posisi teratas dengan jumlah kasus 156. Pada tahun 2012 kecamatan malalayang merupakan wilayah tertinggi pertama kasus demam berdarah dengue dengan jumlah kasus 103. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tindakan pencegahan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Malalayang Kota Manado.P enelitian ini menggunakan pendekatan kasus kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh penderita DBD pada tahun 2012 berdasarkan data Dinkes Kota Manado berjumlah 103 penderita.Sampel penelitian yaitu 64 kasus dan 64 kontrol.Instrument penelitian berupa kuesioner. Hasil uji chi-square menunjukkan hubungan yang signifikan antara tindakan pencegahan dengan kejadian demam berdarah di Kecamatan Malalayang Kota Manado (p=0,013, OR=2,471).

PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972.Sejak itu

(2)

penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh provinsi di Indonesia telah terjangkit penyakit ini.Kasus demam berdarah dengue di wilayah propinsi Sulawesi Utara pada tahun 2011 menujukan bahwa kota Manado menempati posisi teratas dengan jumlah 156 kasus, diikuti berturut-turut oleh kota Kotamobagu 151 kasus, Kabupaten Minahasa Utara 120 kasus, Kabupaten Kepulauan Sangihe 120 kasus, Kabupaten Minahasa Tenggara 118 kasus, Kabupaten Minahasa 116 kasus, Kota Tomohon 107 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 106 kasus, Kabupaten Minahasa Selatan 98 kasus, Kota Bitung 91 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 76 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow 74 kasus, Kabupaten Kepulauan Sitaro 63 Kasus, Kabupatan Bolaang Mongondow Timur 45 kasus, dan Kabupatan Kepulauan Talaud 44 kasus DBD (Dinkes Provinsi Sulawesi Utara, 2011).Selama 5 tahun terakhir (2008-2012), paling banyak terjadi pada bulan Februari dengan 322 kasus, yang kedua terbanyak yaitu pada bulan Januari tahun sebanyak 243 kasus, Maret 202 kasus, Desember 126 kasus, Agustus 120 kasus, April 96 kasus,Juli 82 kasus, September 73 kasus, Mei 69 kasus, Juni dan November 61 kasus, dan Oktober dengan 41 kasus DBD.

Berdasarkan sumber yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Manado, tercatat bahwa angka kasus demam berdarah terjadi di semua kecamatan yang ada di Kota Manado.Kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Malalayang, diikuti berturut-turut kecamatan Tikala, Wanea, Mapanget, Sario, Tuminting, Singkil dan Bunaken.

Tingginya berbagai wabah penyakit menunjukkan bahwa program preventif yang diaplikasikan di masyarakat belum dilaksanakan dengan benar, diantaranya adalah wabah penyakit demam berdarah atau DBD. Sampai saat ini di tiap pelosok kota maupun desa selalu ada kematian yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum di seluruh Indonesia (Winarsih, 2012).

Berdasarkan sumber yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Manado, tercatat bahwa angka kasus demam berdarah terjadi di semua kecamatan yang ada di Kota Manado.Kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Malalayangsebanyak 103 penderita (Dinkes Kota Manado, 2012).Tujuan

(3)

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tindakan pencegahan dengan kejadian DBD di Kecamatan Malalayang Kota Manado.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol (case control). Suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif (Notoatmodjo,2012). Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober 2013 di Kecamatan Malalayang Kota Manado.Masyarakat Kecamatan Malalayang Kota Manado yang pernah menderita DBD pada tahun 2012 berjumlah 103 orang.Jumlah sampel untuk kasus adalah 64, dan kontrol ditentukan sebanyak 64 setara dengan sampel kasus dengan teknik pencocokan (meathing) berdasarkan kelompok umur, tempat tinggal dan jenis kelamin sehinga total sampel menjadi 128 responden.Teknik pengambilan sampel adalah teknik random sederhana dengan cara undian dimana subjek anggota populasi diberi nomor urut terlebih dulu, dari nomor urut inilah subjek sampel dipilih (Pratiknya, 2013).Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner berisi pertanyaan yang akandigunakan saat wawancara.Uji statistik yang digunakan adalah chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Malalayang Kota Manado.Luas wilayah Kecamatan Malalayang 1.654 Ha dan saat ini secara administratif pemerintahan kecamatan Malalayang membawahi 9 kelurahan yang didalamnya terdapat 67 lingkungan. Ke-9 kelurahan tersebut adalah : Kelurahan Malalayang Satu, Kelurahan Malalayang Satu timur, Kelurahan Malalayang Satu barat, Kelurahan malalayang Dua, Kelurahan Bahu, Kelurahan Kleak, Kelurahan Batukota, Kelurahan Winangun Satu, dan Kelurahan Winangun Dua.

Tabel 1 . Karakteristik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan

Kelurahan Jumlah %

Malalayang Satu 8697 17,40

Bahu 7018 14

Kleak 5177 10,30

(4)

Malalayang Satu Timur 5540 11,10

Malalayang Satu Barat 4672 9,30

Malalayang Dua 6419 12,80

Winangun Satu 6394 12,80

Winangun Dua 2857 5,70

Total 49906 100

Tabel 2. Karakteristik jumlah penduduk Kecamatan Malalayang berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Kelurahan L % P % Malalayang Satu 4352 17,7% 4345 17,9% Bahu 3207 13,0% 3811 15,1% Kleak 2552 10,4% 2625 10,4% Batukota 1581 6,4% 1551 6,1% Malalayang Satu Timur 2732 11,1% 2808 11,1%

Malalayang Satu Barat 2320 9,4% 2352 9,3%

Malalayang Dua 3144 12,8% 3275 12,9%

Winangun Satu 3167 12,9% 3227 12,7%

Winangun Dua 1537 6,3% 1321 5,2%

Jumlah 24592 100% 25315 100%

JenisKelamin Kelompok Total %

Kasus % Kontrol %

Laki-Laki 33 52 33 52 66 52

Perempuan 31 48 31 48 62 48

(5)

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan umur Umur Kelompok Total % Kasus % Kontrol % 1-5 20 31,3 20 31,3 40 31,3 6-10 32 50 32 50 64 50 11-15 12 18,7 12 18,7 24 18,7 Jumlah 64 100 64 100 128 100 Analisis Univariat

Tabel 5. Distribusi responden penelitian berdasarkan tindakan pencegahan Tindakan Pencegahan Kelompok Total % Kasus % Kontrol % Tidak Baik 35 54,7 21 32,8 56 43,8 Baik 29 45,3 43 67,2 72 56,2 Jumlah 64 100 64 100 128 100 Analisis Bivariat

Tabel 6. Hubungan antara tindakan pencegahan dengan kejadian demam berdarah

Tindakan Pencegahan Kelompok total % P OR CI 95% Kasus Kontrol % % Tidak Baik 35 54,7 21 32,8 56 43,8 0,013 2,471 1,206-5,063 Baik 29 45,3 43 67,2 72 56,2 Jumlah 64 100 64 100 128 100

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa responden kelompok kasus yang memiliki tindakan pencegahan baik berjumlah 29 responden (45,3%) dan responden kelompok kasus yang memiliki tindakan pencegahan tidak baik berjumlah 35 responden (54,7%).

(6)

berjumlah 43 responden (67,2%) dan responden kelompok kontrol yang memiliki tindakan pencegahan tidak baik berjumlah 21 responden (32,8%).

Pada hasil uji statistik Chi square didapatkan nilai p = 0,013. Oleh karena nilai p (0,013) lebih kecil daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Dalam penelitian ini didapat pula nilai Odds Ratio (OR) = 2,471. Oleh karena nilai OR (2,471) lebih besar daripada 1 maka dapat disimpulkan bahwa tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang tidak baik adalah faktor resiko kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD). Nilai Odds ratio = 2,471 memiliki pengertian bahwa resiko untuk terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah 2,471 kali lebih besar pada responden yang memiliki tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang tidak baik dibanding dengan responden yang memiliki tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang baik. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Frida Saragih (2011) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD dimana tindakan pencegahan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD dengan p = 0,025 dan faktor resiko (OR) = 3,756.

Pada tahun 2005, Departemen Kesehatan RI telah menerbitkan buku tentang pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue di Indonesia, dimana Depkes RI telah menjelaskan tentang cara-cara pencegahan dan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Cara-cara tersebut antara lain: pemutusan rantai penularan, pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti, peningkatan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemberantasan tempat perindukan nyamuk, pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menanggulangi terjadinya wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD). (Supriyanto, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa masih terdapat responden kelompok kasus yang memiliki tindakan pencegahan yang tidak baik yaitu sebesar 54,7%. Tindakan dan peran aktif masyarakat sangat penting dalam pencegahan dan penanggulangan kejadian DBD. Jika tindakan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD masih kurang, maka program pemerintah dalam upaya pencegahan penyakit DBD akan terhambat dan menurut

(7)

asumsi penulis semakin buruk tindakan masyarakat terhadap pencegahan DBD maka semakin banyak masyarakat yang akan terkena DBD. Sebaliknya semakin baik tindakan masyarakat terhadap pencegahan DBD maka semakin sedikit masyarakat yang terkena DBD.

Kesimpulan

Terdapat hubungan antara tindakan pencegahan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di kecamatan Malalayang kota Manado. Hal ini dibuktikan dengan nilai p = 0,013. Besarnya resiko yang didapat dari hasil analisis hubungan tindakan pencegahan dengan kejadian demam berdarah adalah 2,471. Dengan demikian, masyarakat Kecamatan Malalayang bisa mendapatkan kasus demam berdarah 2,471 kali lebih besar dari kasus sebelumnya jika tindakan pencegahan DBD tidak dilaksanakan dengan baik.

Saran

1. Pemerintah terutama Dinas Kesehatan masih perlu melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) untuk menurunkan angka kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di kecamatan Malalayang kota Manado.

2. Bagi masyarakat di kecamatan Malalayang Kota Manado hendaknya selalu meningkatkan tindakan pencegahan secara aktif dan selalu mendukung program-program kesehatan dari pemerintah agar masyarakat terhindar dari berbagai penyakit termasuk penyakit demam berdarah dengue (DBD).

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2013.Perubahan Iklim dan Kesehatan. (online),

file://localhost/C:/Users/user/Documents/Perubahan%20Iklim%20dan%20Kesehatan%20

(struktur%20virus%20dengue).mht, diakses pada 26 November 2013.

Azizah Gama. T, Faizah Betty. R, 2010.Analisis Faktor Resiko Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Desa Mojosongo Kabupaten Boyolali. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No 2:3

(8)

Candra, 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Resiko Penularan. Aspirator Vol. 2 No 110-119

Dewi. S, Hassanudin. I, Erniwati.I, 2013.Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Endemisitas Demam Berdarah di Kelurahan Adatongeng Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Hassanudin.

Dinkes Kota Manado, 2012.Profil Kesehatan Kota Manado.

Dinkes Provinsi Sulawesi Utara.2011. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.

Kasjono, Heru, S, dan Yasril 2009. Teknik Sampling untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Kecamatan Malalayang, 2012. Profil Kecamatan Malalayang.

Mahardika W, Azam. M., dan Wahyono. B. 2009. Hubungan antara Perilaku Kesehatan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (BDB) di Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring, Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal.Skripsi Universitas Negeri Semarang. Notoatmodjo, S., 2012. Motodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2010.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. Pratiknya, 2013.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Rajawali

Pers

Respati.Y., dan Keman. S. 2007. Prilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jentik Aedes

Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue.Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.3,No.2:107-11

Saragih, 2011.Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Pasar Pangururan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Diakses 28 April 2014. http://sari-mutiara.ac.id/new/wp-content/uploads/2014/04/FAKTOR.docx Sucipto, C. D., 2011. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta. Gosyen Publishing.

Suhardiono, 2005.Sebuah Analisis Faktor Resiko Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Halvetia Tengah Medan. Jurnal Mutiara Kesehatan Vol 1 No 2

Supriyanto, 2011. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, Praktek Keluarga tentang

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Kejadian Demam berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro.

(9)

Winarsih, 2012.Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku PSN dengan Kejadian DBD di Kelurahan Gajahmungkur Kota Semarang.Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.

Gambar

Tabel 1 . Karakteristik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5. Distribusi responden penelitian berdasarkan tindakan pencegahan  Tindakan  Pencegahan  Kelompok  Total  %  Kasus  %  Kontrol  %  Tidak Baik  35  54,7  21  32,8  56  43,8  Baik  29  45,3  43  67,2  72  56,2  Jumlah  64  100  64  100  128  100  Anal

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis yang senantiasa diberikan nikmat berupa

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi aliran daya optimal atau optimal power flow (OPF) dari segi biaya pembangkitan maupun kualitas tenaga listrik

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 171/PMK.05/2007, Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara Tingkat Derah yang selanjutnya disebut UAK BUN

Antoniades, 1990 dalam buku Poethic of Architecture metafora merupakan suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu yang lain dan metafora merupakan sebuah

Burung nuri terbang sampai di negeri Darul Kiyam. Ratu Darul Kiyam mempunyai puteri bernama Siti Dewi yang cantik tiada taranya di seluruh negeri. Terampil dalam

Dari penjelasan teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian kafein dapat meningkatkan kadar glukosa darah melalui glikogenolisis dan glukoneogenesis pada

Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk setiap potensi darurat dan kecelakaan yang mungkin terjadi. Mencatat dan melaporkan hasil inspeksi K3 ke

Anestesia blok saraf perifer ekstremitas atas adalah tindakan anestesia dengan menyuntikkan obat anestesia lokal (dengan atau tanpa adjuvan) ke sekitar saraf (hingga perineural