Menimbang :
Mengingat
:
1.PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2OL4
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR MALUKU,
bahwa
untuk
melaksanakan
ketentuan pasal
52
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2Ol2 tentang Pengamanan BahanYang Mengandung
Zat
Adiktif
Berupa Produk
Tembakau BagiKesehatan
perlu
membentuk
Peraturan
Daerah
tentang Kawasan Tanpa Rokok;Pasal
18
ayat
(6)
Undang-Undang
Dasar
Negara
RepublikIndonesia
Tahun
1945;Undang-Undang
Nomor
20
Tahun
1958 tentang
PenetapanUndang-Undang
Darurat
Nomor
22 Tahun
L957
tentangPembentukan
Daerah
SwatantraTingkat
I
Maluku
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun
1958
Nomor79,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor L6l7);Undang-Undang
Nomor
39
Tahun
1999 tentang
Hak
AsasiManusia
(Lembaran NegaraRepublik
Indonesia
Tahun
lggg
Nomor
165, Tambahan
Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Nomor 3886);Undang-Undang
Nomor
36
Tahun
2OO9tentang
Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2OO9 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
Undang-Undang
Nomor
32Tahun
2004 tentang PemerintahanDaerah
(Lembaran Negara
Republik
Indonesia
Tahun
2OO4Nomor
L25, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik
IndonesiaNomor 4437), sebagaimana
telah diubah
beberapakali
terakhir
dengan
Undang-Undang
Nomor
L2 Tahun 2008
tentangPerubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun
2OO4 2.3.
4.
5.
6.
7.
tentang
Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara
RepublikIndonesia
Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor
48441;Undang-Undang Nomor 12
Tahun
2otl
tentang
PembentukanPeraturan
Perundang-Undangan(Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun
2O7L Nomor82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523a1;Peraturan
Pemerintah
Nomor
109 Tahun 2012
tentangPengamanan
Bahan Yang
Mengand.ungZat
Adiktif
Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan;Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI MALUKU
Menetapkan :
dan
GUBERNUR MALUKU MEMUTUSKAN :
PERATURAN DAERAH TBNTANG KAWASAN TANPA ROKOK.
o. 4.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah
ini,
yang dimaksud dengan:1.
Daerah adalah Provinsi Maluku2.
PemerintahDaerah adalah Gubernur
dan
PerangkatDaerah
sebagaiunsur
Penyelenggara Pemerintah Daerah.
Gubernur adalah Gubernur Provinsi Maluku.
Dewan Perwakilan
Rakyat
Daerah
yang
selanjutnya
disebut
DPRD adalahLembaga
perwakilan rakyat
daerah sebagaiunsur
penyelengga-ra pemerintah daerah.Rokok adalah salah satu
produk
tembakau yang dimaksudkanuntuk
dibakardan dihisap
dan/atau dihirup
asapnya,termasuk
rokok
kretek, rokok putih,
cerutu atau bentuk
lainnya yangdihasilkan dari tanaman
Nicotiana tobacum,Nicotiana
rustica,
dan
spesies
lainnya
atau
sintesisnya
yang
asapnya mengandungnikotin
dantar,
dengan atau tanpa bahan tambahan.Merokok adalah kegiatan membakar
dan/atau
menghisap rokok.Karnrasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR, adalah ruangan atau
area
yang
dinyatakan dilarang
untuk
kegiatan merokok
atau
kegiatan5.
6. 7.
8. 9.
memproduksi,
menjual,
mengiklankan,
dan/atau
mempromosikan
produktembakau.
Tempat
Khusus
Untuk
Merokok adalah ruangan yangdiperuntukkan
khususuntuk
kegiatan merokok yang berada pada KTR.Perokok Pasif
adalah
orangyang
bukan
perokoknamun
terpaksa
mengisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok.Fasilitas
pelayanan kesehatan
adalah tempat
yang
digunakan untuk
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
seperti Rumah
Sakit,
Puskesmas,Poliklinik kesehatan,
pusat/balai
pengobatan, rumah bersalin, balai kesehatanibu
dan anak, tempat praktek dokter,
tempatpraktek bidan,
posyandu, tokoobat atau apotek, laboratorium dan tempat kesehatan lainnya.
Tempat proses belajar
mengajar
adalah tempat
berlangsungnya
kegiatanbelajar
mengajaratau
pendidikan
dan
pelatihan seperti
sekolah, madrasah,perguruan
tinggi,
tempat kursus,
Taman Pendidikan
Al
Qur'an/Taman PendidikanSahril
Al
Qur'an, termasuk
ruang
perpustakaan,
ruang
praktekatau laboratorium, museum dan sejenisnya.
Tempat Ibadah adalah sarana
untuk
melaksanakanrituai
keagamaan sepertimesjid,
mushalla,
gereja,kapel,
pura, wihara,
klenteng
dan
tempat
ibadahlainnya.
Tempat
anak bermain
adalah tempat
yang diperuntukkan
untuk
kegiatananak-anak
sepertitempat penitipan anak, tempat
pengasuhananak,
tempatbermain anak-anak dan lainnya.
Angkutan
umum
adalah
alat
angkutan
bagi
masyarakat berupa
kendaraandarat, air dan udara.
Tempat Kerja adalah
tiap
ruangan,tertutup
atauterbuka,
bergerak atau tetapdimana tenaga
kerja
bekerja,atau yang
seringdimasuki
tenagakerja
untuk
keperluan pekerjaan.
Tempat
umum adalah
sarana
yang dapat
digunakan
oleh seluruh
lapisanmasyarakat
untuk
berbagai kegiatan.Pimpinan
dan/atau
penanggungjawabadalah
seseorangyang
mempunyaitugas
dan
wewenang sebagai
pimpinan
dan/atau
penanggungjawab atas sebuah tempat atau ruangan kegiatan.Satuan
Kerja
Perangkat Daerahyang
selanjutnyadisebut
SKPD adalahUnit
Kerja
Pemerintah Daerah
yang
mempunyai
tugas
di
bidang
pelayanankesehatan.
Setiap
orang adalah orang
perseoranganatau
badan,
baik yang
berbentukbadan
hukum
maupuntidak
berbadan hukum.Pasal 2
Azas ditetapkannya Peraturan Daerah
ini
adalahuntuk
melindungi Hak AsasiManusia dalam
mencapaiderajat
kesehatanyang
setinggi-tingginya melaluipengendalian terhadap bahaya asap rokok.
10. 11. 12. 13. t4. 15. t6. L7, 18. 19.
Pasal 3
Pengaturan Pelaksanaan KTR bertujuan
untuk
:a.
memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam menentukan KTR;b.
memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok;c.
memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat;d.
melindungi
kesehatan
masyarakat
secara
umum
dari
dampak
buruk
merokok baik
langsung maupuntidak
langsung.Pasal 4.
Prinsip penerapan KTR adalah :
a.
1OO% (seratus persen) KTR;b.
tidak
ada ruang merokokdi
tempatumum
dan tempat kerjatertutup;
Kegiatan
merokok
atau
mengijinkan/membiarkan
orarlg merokok
di
KTRadalah bertentangan dengan hukum.
BAB II
KAWASAN TANPA ROKOK Pasal 5
(1)
Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana di maksud pada ayat (1)meliputi
:a.
fasilitas pelayanan kesehatan;b.
tempat proses belajar mengajar;c.
tempat anak bermain;d.
tempat ibadah;e.
fasilitas olahraga;L
angkutan umum;g.
tempat kerja; danh.
tempatumum
dan tempat lain yang ditetapkan.(2)
Gubernur berwenang menetapkan KTR.(3)
Ketentuan lebihlanjut
mengenai KTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur
dengan Peraturan Gubernur.BAB III
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagian Kesatu Kewajiban
Pasal 6
(1)
Setiap Pimpinan danf atau Penanggung Jawab KTRwajib
:a.
melakukan
pengawasaninternal pada tempat dan/atau lokasi
yar.gmenj adi tanggungj awab;
b.
melarang setiap orang yang merokok di KTR;c.
menyingkirkan asbak atau sejenisnya pada KTR;d.
membuat dan memasang tanda ataupetunjuk
atau peringatan larangan merokok; dane.
memberikan teguran dan peringatan kepada setiap orang yang merokokdi
KTR.(2)
Pimpinandan/atau
Penanggungjawab sebagaimanadimaksud pada
ayat (1) wajib menerapkan KTR;(3)
Tempat Khusus
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
huruf
a
harusmemenuhi ketentuan :
a.
terpisah dengan ruangan atau area yang dinyatakan bebas KTR;b.
dilengkapi dengan alat penghisap udara; danc.
dilengkapi sistem sirkulasi udara yang memadai.(4| Tempat
khusus
sebagaimanadimaksud pada
ayat (3)
diatur
denganPeraturan
Gubernur.
'Bagian Kedua Larangan
Pasal 7
(1)
Setiap Orang dilarang merokok di KTR.(21 Setiap Orang yang berada dalam KTR dilarang :
a.
memproduksi atau membuat rokok;b.
menjual dan membeli rokok;c.
menyelenggarakaniklan
rokok;d.
mempromosikan rokok;dan/atau
e.
menggunakan rokok.(3)
Tidak
termasuk larangan menjual
dan
membeli
rokok
sebagaimana
,dimaksud pada ayat (21huruf b adalah tempat
umum
yang diberi izin.BAB IV
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 8
(1)
Masyarakat berperan serta dalam mewujudkan KTR.(2)
Peranserta masyarakat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)dilakukan
dengan cara :
a.
memberikan sumbangan pemikiran
dan
pertimbangan
berkenaan dengan penentuan kebijakan yangterkait
dengan KTR;b.
melakukan
pengadaandan
pemberianbantuan
saranadan
prasarana yang diperlukanuntuk
mewujudkan KTR;c.
keikutsertaan dalam
memberikan
bimbingan
dan
penyuluhan
sertapenyebarluasan
informasi kepada masyarakat, berkenaan
denganpenyelenggaraan KTR; dan
d.
melakukan pengawasan dan pelaporan terhadap Peraturan Daerah ini.(3)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenaiperan serta
masyarakat
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
diatur
dalam Peraturan Gubernur.BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 9
Gubernur
berwenangmelakukan
pembinaandan
pengawasan sebagai upayauntuk
mewujudkan KTRdi
DaerahBagian Kedua Pembinaan
Pasal 10
(1)
SKPD melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan KTR.(2)
Pembinaan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1)
diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat
untuk
berprilaku hidup
sehat.(3)
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi
:a. konsultasi bimbingan
dan
penyuluhan
kepada
masyarakat
danpimpinan
dan/atau
penanggungf awab KTR;b.
sosialisasi dan koordinasi;c.
menyiapkan pedoman dan petunjuk teknis; dand.
monitoring dan evaluasi.(4)
Ketentuanlebih
lanjut
mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur
dalam Peraturan Gubernur.Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 11
(1)
Setiap orang,pimpinan
dan/atau
Penanggungjawabdan
SKPD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan KTR.(2)
Ketentuan lebihlanjut
mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur
dalam Peraturan Gubernur.BAB VI
SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 12
(1)
Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal6
ayat(1) dan ayat (2), dapat dikenakan sanksi
administratif
berupa :a.
peringatan tertulis;b.
penghentian sementarakegiatan
danf atauc.
pencabutan izin.(2)
Ketentuan lebihlanjut
mengenai pembuatan dan pemasangan tanda ataupetunjuk
larangan merokok sebagaimanadimaksud
pada Pasal6
ayat
(1)diatur
dengan Peraturan Gubernur(3)
Ketentuan
lebih lanjut
mengenai
sanksi
administratif
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
diatur
dengan Peraturan Gubernur.BAB VII
KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 13
(1)
Pejabat Penyidik Pegawai NegeriSipil
di
Lingkungan
Pemerintah Provinsi berwenanguntuk
melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini.(2)
Penyidikan dalam melaksanakantugas
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) mempunyai wewenang :a.
melakukan
pemeriksaan
atas
kebenaran laporan serta
keterangan tentang pelanggaran ketentuan KTR;b.
melakukan
pemeriksaan
terhadap orang
yang
diduga
melakukanpelanggaran ketentuan KTR;
c.
meminta keterangandan
barangbukti dari
orang sehubungan dengan pelanggaran ketentuan KTR;d.
melakukan
pemeriksaanatas surat dan/atau
dokumen
lain
tentangpelanggaran ketentuan KTR;
e.
melakukan
pemeriksaan
atau
penyitaan
bahan
atau
barang bukti
dalam pelanggaran ketentuan KTR;
f.
meminta bantuan
ahli
dalam rangka
pelaksanaan
tugas
penyidikanpelanggaran ketentuan KTR; dan
g.
menghentikan
penyidikan apabila
tidak
terdapat
cukup
bukti
yangmembuktikan tentang adanya pelanggaran ketentuan KTR.
(1)
(2)
(3)
(3)
Penyidikan
Pegawai NegeriSipil
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1),memberitahukan
dimulainya penyidikan penyidikan
dan
menyerahkanhasil
penyidikan tersebut kepada Penuntut
Umum melaui
penyidikKepolisian Negara Republik Indonesia.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 14
Setiap Orang yang merokok
di
KTR sebagaimanadimaksud
pada Pasal 5ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
hari dan/atau
pidana denda paling banyak Rp. 50.000,- (lima
puluh
ribu
rupiah).Setiap Orang
yang
memproduksi
atau
membuat
rokok,
menjual
danmembeli
rokok,
menyelenggarakaniklan
rokok,
mempromosikan rokokdan/atau
menggunakanrokok
sebagaimanadimaksud
pada pasal7
ayat(2)
dipidana penjara paling
lama
7
(tujuh)
hari
danf atau pidana
dendapaling banyak Rp. 5.000.000,- (lima
juta
rupiah).Tindakan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah Pelanggaran.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Peraturan pelaksana
dari
Peraturan Daerahini
ditetapkan paiinglama
1 (satu) tahunterhitung
sejak Peraturan Daerahini
diundangkan.Pasal 16
Peraturan Daerah
ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini
dengan penetapannya dalam Lembaran Daerah ProvinsiMaluku.
8 .lle a * r ti t i t t j. i i ) t
SAUT SITUMORANG
Diundang di Ambon pada tanggal
SEKRETAR1S DAERAH MALUKU,
ROSA FELISTAS FAR-FAR
LEMBARAN DAERAH PROVINSI MALUKU
TAHUN
NOMORDitetapkan di Ambon pada tanggai
PENJABAT GUBERNUR MALUKU,
I.
PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU
NOMOR 3 TAHUN 2OI4
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK
UMUM.
Pembangunan kesehatan
yang
merupakan bagian
dari
PembangunanNasional
dan
Daerahdiarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dankemampuan
untuk hidup
sehat
bagr
setiap
penduduk,
agar
dapatmewujudkan deraj at kesehatan yang setingginya.
Untuk
mewujudkan
derajat
kesehatan
yang
setinggi-tingginya
bagimasyarakat
di
Daerah,
diselenggarakan berbagaiupaya
kesehatandi
mana salah satu upaya dimaksud adalah pengamanan ZatAdiktif
yangdiatur
dalam Pasal 113 sampai dengan Pasal 116 dan Pasal 199 Undang-Undang Nomor 36Tahun
2OO9tentang
Kesehatan.Dalam Pasal 113
ayat
(2)
Undang-UndangNomor
36
Tahun
2OO9tentang
Kesehatan,
dinyatakan bahwa
ProdukTembakau
merupakan
Zat
Adiktif.
Selainitu, di
dalam
Pasal52
PeraturanPemerintah
Nomor 109 Tahun
2Ol2
tentang
PengamananBahan
yangMengandung
Zat Adiktif
Berupa Produk
Tembakau
Bagi
Kesehatanmemerintahkan adanya pengaturan yang didelegasikan
ke
Peraturan Daerahuntuk
menetapkan KTR.Terkait
dengan
hal
tersebut, maka
Pemerintah
Daerah
menetapkanPeraturan Daerah
tentang
KTR, Kewajiban dan Larangandari
Setiap Orang,Pemimpin
dan
PenanggungJawab,
Peran Serta Masyarakat, Pembinaan danPengawasan.
PASAL DBMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas. Pasai 2
Cukup jelas. II.
Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 1O Cukup jelas. Pasal 1 1 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR...