• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Desa Gondangan Sebagai Desa Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian yang Rekreatif Dan Edukatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Desa Gondangan Sebagai Desa Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian yang Rekreatif Dan Edukatif"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DESA GONDANGAN SEBAGAI DESA WISATA INDUSTRI MAKANAN RINGAN BERBASIS HASIL PERTANIAN

YANG REKREATIF DAN EDUKATIF

Disusun sebagai salah satu menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik

Oleh:

YASINTA KUSUMANINGRUM D 300 140 055

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGEMBANGAN DESA GONDANGAN SEBAGAI DESA WISATA INDUSTRI MAKANAN RINGAN BERBASIS HASIL PERTANIAN

YANG REKREATIF DAN EDUKATIF Abstrak

Perkemabangan industri di Desa Gondangan dimulai sebagai penyuplai kacang tanah. Pada era 80an sampai awal 90an muncul desa Gondangan tersebut krisis. Masyarakat mulai memiliki usaha alternative yang dapat menghidupi ekonomi keluarga. Dimulai dari membuat olahan makanan berbahan dasar kacang tanah (kacang sangan, kacang bawang dan kacang telur) atau membuat olahan makanan berbahan dasar hasil pertanian. Selain itu, membuat makanan olahan yang berasal dari beras, tepung terigu, buah sukun, kacang tanah, singkong, gadung, dan lain-lain. Usaha ini bersifat turun temurun dari tahun ke tahun hingga sekarang. Pengolahan data dilakukan melalui analisis-analisis makro ataupun mikro agar perancang mudah dalam gambaran perencanaan dan memacahkan masalah yang ada. Setelah melalui beberapa proses analisis maka Pengembangan Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian di Desa Gondangan ini diharapkan menjadi objek wisata industri di Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten sehingga layak dinikmati wisatawan dan pengembangan kepariwisataan setempat serta dapat menciptakan desa wisata yang Rekreaktif dan Edukatif. Kata Kunci : Desa Gondangan, Industri Makanan Ringan, Desa Wisata, Rekreatif, Edukatif

Abstrack

Industrial development in Gondangan Village began as a supplier of peanuts. In the '80s until the early 90s appeared the crisis Gondangan village. People are starting to have an alternative business that can support the family economy. Starting from making processed food made from groundnuts (peanuts unbelievably, onions and pea beans eggs) or make processed food made from agricultural products. In addition, make processed foods derived from rice, wheat flour, breadfruit, peanuts, cassava, yam, and others. This effort is hereditary from year to year until now. The data processing is done through the analysis of macro or micro-analysis that the designer is in the planning overview and memacahkan problems. After going through several analysis process, the Development of Light Based Food Industry Based on Agriculture in Gondangan Village is expected to become an industrial tourism object in Jogonalan Sub-district of Klaten Regency so that it is feasible to be enjoyed by tourists and the development of local tourism as well as to create recreational and educative tourism village

Keywords: Village Gondangan, Light Food Industry, Tourism Village, Recreational, Educative

1. PENDAHULUAN

Usaha kecil berperan dalam pertumbuhan ekonomi yang penting suatu negara. Perkembangan usaha kecil di Indonsia bagian dari prioritas pembangunan ekonomi nasional. Usaha kecil salah satu usaha sistem perekonomian kerakyaktan yang tidak

(6)

hanya mengurangi masalah kesenjangan atau golongan pendapatan dengan pelaku usaha kecil serta dapat diperluas berbasis ekonomi baik stuktural maupun keteahanan ekonomi nasional. Usaha Kecil menurut mempunyai ciri utama: (1) kedudukan pemilik dengan manajerial milik individu/keluarga; (2) tenaga kerja dari keluarga/kalangan sendiri; (3) modal dari dalam diri sendiri, (4) kewirausahaan relatif kecil/rendah dan sebagian tidak memiliki badan hukum (Sumodiningrat,2007).

Desa Gondangan memiliki 103 produsen makanan ringan yang setiap rumah tidak hanya mengolah satu jenis olahan makanan ringan dan memiliki ± 17 olahan makan. Dari 103 produsen dan 17 olahan makanan, desa Gondangan dapat dijadikan desa wisata ataupun oleh-oleh makanan kota Klaten yang berwisata di kota Klaten. serta banyaknya trens wisata dan beriringan gerak perkembangan kepariwisataan seperti, sustainable tourism development, rural tourism, ecotourism, merupakan pengembangan kepariwisataan agar terciptanya daerah tujuan wisata bukan di daerah perkotaan. Salah satu pengembangan wisata adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan berkonsep rekreatif dan edukatif. Desa gondangan dilihat dari akesebilitas jalur wisata sebelah barat desa Gondangan terdapat sebuah jalan merupakan jalur alternatif menuju wisata ke Bayat seperti wisata gerabah, lurik, peribadatan, rekreasi.

Oleh karena itu, penulis mempunyai gagasan untuk mengembangkan Desa Gondangan menjadi kawaasan desa wisata industri makanan ringan berbasis hasil pertanian yang rekreatif dan edukatif. Disisi lain dapat mengurangi angka kemiskinan dengan menambah lapangan kerja baru serta pemanfaatan potensi dan wilayah yang kurang efisien.

2. METODE

Metode penulisan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data melalului analisis sintesis, dimana data yang dianalisis satukan kembali untuk disintesiskan. Kemudian hasil dari analisis-analisis tersebut dilakukan sebuah pendekatan yang menjadi dasar pedoman untuk penyusunan konsep program perencanaan dan perancangan.

2.1 Pengumpulan Data a) Studi Literatur

(7)

b) Wawancara

Penulis mewawancarai kepala desa, bayan desa, dan pengurus koperasi produksi makanan ringan mengenai masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan “Pengembangan Desa Gondangan Sebagai Desa Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian” berkonsep rekreaktif dan edukatif.

c) Observasi

Mengadakan pengamatan ke beberapa obyek industri makanan ringan di Desa Gondangan untuk “Pengembangan Desa Gondangam Sebagai Desa Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian Yang Rekreatif Dan Edukatif”, untuk mengetahui potensi dan masalah.

d) Studi Komparatif

Melakukan beberapa perbandingan terhadap hasil observasi yang sudah ada dilakukan pada beberapa wilayah serta pemilihan beberapa tempat yang dipilih untuk di analisa kriterianya kemudian di terapkan pada wilayah “Pengembangan Desa Gondangan Sebagai Desa Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil PertanianYang Rekreaktif Dan Edukatif”.

2.2 Analisis

Dengan cara menganalisa data-data fisik dan non fisik yang diperlukan, kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain “Pengembangan Desa Gondangan Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten Sebagai Desa Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian Wisata Rekeatif dan Edukatif ”.

2.3 Analisis Sintesis

Analisis sintesis adalah membandingkan antara teori dan kenyataan dengan berpedoman pada literatur tertentu untuk mencapai bentuk yang maksimal.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Site Lokasi dan Potensi Site

Desa Gondangan terletak di Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten dengan memiliki luas wilayah 105,8328 Ha. Terdiri dari 28 RT, 15 RW, dan 9 Dukuh yaitu Dukuh Gondangan, Gondangrejo, Sumbersari, Sumberan, Lusah, Tukpukan, Ngaseman dan Gatak. Memiliki batas wilayah dari sebelah utara Desa Prawatan, sebelah selatan Desa Rejoso, sebelah barat Desa tangkisan Pos, dan sebelah timur Desa Bakung.

(8)

Gambar 1. Lokasi Site

Kondisi site tersebut memiliki potensi :

Memiliki potensi antara lain : a) Jalanan yang cukup bagus

b) Lokasi site memiliki hamparan sawah yang luas dan memiliki hasil pertanian yang bagus serta berpotensi digunakan bahan pokok olahan desa

c) Memiliki home insdustri olahan makanan ringan

Gambar 2. Kondisi Potensi Site Sumber : Dukumen Penulis, 2018 3.2 Site Perancangan

Perancangan difokuskan hanya dua dukuh yaitu A Dukuh Gondangan dan B Dukuh Jiwan dikarenakan kedua dukuh yang lebih berpotensi dikembangkan menjadi desa wisata industri makanan ringan dengan memiliki jumlah produksi makananan ringan 38, penjual berbagai makanan ringan 4, dan penjual dan produksi berbagai makanan ringan 1. Memiliki luas wilayah 353.22 m2.

Sumber :

https://www.google.co.id/maps/place/Gondangan,+Jogonalan,+Kabupaten+K laten,+Jawa+Tengah/2018 (diakses Februari 17, 2018).

(9)

Gambar 3. Site Pengembangan Sumber : Analisis Penulis, 2018

Berikut ini adalah persebaran industri pengolahan, penjualan makanan ringan yang ada di Desa Gondangan.

(10)

Gambar 4. Peta Persebaran Industri Makanan Ringan Sumber : Data Penulis, 2018

(11)

3.3 Analisa Konsep Pencapaian

Gambar 5. Peta Pencapaian Sumber : Analisis Penulis, 2018

(12)

3.4 Analisa Konsep Zoning

Gambar 6. Pembagagian Zonasi Sumber : Analisis Penulis, 2018

Zona Penerima 1: Zona Penerima 2 : 1. Kantor Informasi 5. Kios Oleh-Oleh 1. Kantor Informasi 2. Pendopo 6. Pos Keamanan

3. Kantor Pengelola 7. ATM Center

4. Museum 8. Toilet Umum

(13)

Zona Alun-Alun Desa : Zona Taman Desa :

1. Foodcourt 1. Area Bermain Anak

2. Lahan event 2. Taman Hidroponik

Zona Pendidikan dan Pergadangan : Home industri warga 3.5 Kebutuhan Ruang

Tabel 1. Besaran Ruang Desa Wisata Rekreatif dan Edukatif di Desa Gondangan

No Jenis Kelompok Ruang Luas ( m2 )

Indoor Outdoor

1. Besaran Ruang Parkir Wisatawan 1.703,872

2. Besaran Ruang Ruang Penerima 2.169,16

3. Besaran Ruang Alun-Alun Desa 1.005,232

4. Besaran Ruang Taman Desa 1.323,888

5. Besaran Ruang Fasilitas Pendidikan 1.110,32

6. Besaran Ruang Daerah Jalan 3D 2.185

TOTAL LUAS AREA 3.279,48 6.217,992

TOTAL LUAS AREA INDOOR & OUTDOOR 9.497,472 m2 Sumber : Analisis Penulis, 2018

3.6 Analisa Struktur dan Utilitas 3.6.1 Analisa Struktur

Menggunakan pondasi batu kali berbentuk trapesium dengan ketinggian 60-80 cm. Lebar pondasi bawah 60-60-80 cm dan lebar pondasi atas 25-30 cm. Pasangan batu kali berbentuk trapeium menggunakan komposisi campuran batu kali/gunung + pasir + semen PC dan kapur, biasanya dipakai komposisi 1 PC : 3 KPR : 10 PSR dengan ketinggian 1m s/d 1,5 m ( bisa lebih tergantung kontur tanah). Merupakan pondasi yang biasanya digunakan di rumah tinggal lantai 1 dengan konsep tradisional modern.

(14)

Gambar 7. Pondasi Batu Kali

Sumber : http://muse-enterprise.blogspot.co.id/2012/04/panduan-pondasi-batu-kali-serta.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).

Atap yang digunakan pada bangunan berbentuk atap limasan. Struktur atap pada bangunan pada umumnya menggunakan struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda

Gambar 8. Konstruksi Atap Limasan

Sumber :

(15)

Penutup atap didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, kaso/usuk, reng dan bahan penutup atap berupa genteng.

Gambar 9. Variasi Jenis Genteng Sumber :

http://www.gambarrumahminimalis.org/2014/10/genteng-plentong-kodok-morando-tanahliat.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).

3.6.2 Analisa Utilitas 1. Jaringan Listrik

Kebutuhan listrik di desa wisata industri makanan ringan di Desa Gondangan diambil dari pasokan PLN sebagai kebutuhan dasar.

Gambar 10. Sistem Jaringan Listrik Sumber : Analisis Penulis, 2018

2. Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih dikawasan menggunakan air sumur dikarenakan memiliki kwalitas bersih dan mewadahi kebutuhan air bersih penduduk dan wisatawan yang datang.

(16)

Gambar 11. Sistem Jaringan Air Bersih Sumber : Analisis Penulis, 2018 3. Jaringan Air Kotor

Air kotor baik sisa limbah rumah tangga yang telah mengalami proses dan air hujan dibuang ke riul kota. Selain itu, sebagian limbah cair dibuang di sumur resapan, untuk keseimbangan siklus air tanah pada kawasan

Gambar 12. Sistem Jaringan Air Kotor Sumber : Analisis Penulis, 2018 4. Proteksi Kebakaran

1) Fire Sprinker

Untuk fire sprinkler di gunakan pada pengelola, ruang sovenir dan beberapa ruang penunjuang wisata.

Gambar 13. Fire Sprinker Sumber :

(17)

2) Fire Hydrant

Untuk pemasangan fire hydrant setiap radius 500 m terdapat 1 buah hydrant lapangan. Sedangkan untuk ruang sovenir, dan ruang resort memiliki 1 buah hydrant lapangan.

Gambar 14. Fire Hydrant Sumnber :

https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=Jl2yWpi 8CMHdvASl_Ya4AQ&q=fire+hydrant&oq=fire+hydrant&gs/2018 (diakses Maret

19, 2018).

3) Portable Fire Extinguisher

Untuk portable fire extinguisher setiap rumah tidak diwajibkan memiliki namun setidaknya beberapa rumah juga punya untuk bangunan umum diwajibkan untuk memiliki portable fire extinguisher.

(18)

Gambar 15. Portable Fire Extinguisher Sumber :

https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=smKyW ofcM8iGvQTmnbsg&q=Portable+Fire+Extinguisher&oq=Portable+Fire+Extinguishe

r&gs/2018 (diakses Maret 19, 2018).

3.7 Analisa Tampilan Arsitektur 3.7.1 Gagasan Ide Bentuk Kawasan

Pemilihan bentuk konsep kawasan menggunakan bentuk bujur sangkar, segitiga dan lingkaran yang memiliki arti kawasan tersebut bersifat rasional, stabil, dinamis, berkualitas dan berkehidupan.

Gambar 16. Ilustrasi Bentuk Kawasan Sumber : Analisis Penulis, 2018

(19)

Gambar 17. Site Plan Kawasan Sumber : Analisis Penulis, 2018 3.7.2 Gagasan Konsep Bangunan

Menggunakan gaya arsitektur tradisional modern agar terciptanya kesan yang dinamis antara bangunan satu dengan lainya.

Gambar 18. Konsep Bangunan Tradisional Modern Sumber : Analisis Penulis, 2018

(20)

3.7.3 Perspektif Eksterior dan Interior Kawasan a. Perspektif Eksterior

Tabel 2. Perspektif Eksterior Desa Wisata Gondangan

No Nama Gambar Keterangan

1. Situasi Zona Parkir

Pintu Utama Parkir Wisatawan

Parkir Moda Transport

Pada zona parkir dan moda transportasi wisata difungsikan agar tidak terjadi kemacetan di kawasan tersebut.

2. Situasi Zona Penerima 1

Fasilitas di zona penerima 1 terdapat :

a. Pendopo

b. Kantor Informasi

Pada zona penerima 1 ini terdapat fasilitas yang difungsikan untuk menyambut wisatawan seperti pencarian informasi, berbelanja, dll.

(21)

c. Kantor Pengelola

d. Museum

e. Pasar Oleh-Oleh

f. Atm Center

3. Situasi Zona Pendidikan

Terdapat beberapa fasilitas : a. Rumah Souvenir

b. Rumah Kursus Produk

Adanya fasilitas pendidikan

difungsikan agar prodak-prodak olahan makanan ringan yang khas tersebut tidak punah dan dapat dikembangkan prodak yang lebih maju.

(22)

4. Situasi Taman Desa

Terdapat Fasilitas :

a. Area Bermain Anak dan

Jogging Track

b. Area Taman Hidroponik

Fasilitas tersebut difungsikan untuk ruang terbuka desa dan open space bagi anak-anak

5. Situasi Alun-Alun Desa

Terdapat beberapa fasilitas :

a. Pintu Masuk Dengam Landmark

b. Foodcourt

Adanya alun-alun

desa dapat

difungsikan untuk area terbuka hijau desa dan untuk acara event-even desa.

(23)

c. Kondisi Food Court Dan Lahan Event

6. Situasi Zona Penerima 2

Kantor Informasi

Zona penerima 2 ini berdekatan dengan Stasiun Srowot difungsikan untuk menarik wisatawan yang menggunakan transport jalur wisata.

7. Gapura Desa Gondangan Gapura digunakan sebagai identitas desa dan pintu masuk penyambutan.

8. Jalan Kampung 3D Menunjang konsep rekreatif terdapat jalan dengan spot foto dengan background jenis olahan makanan ringan

Sumber : Analisis Penulis, 2018

b. Perspektif Interior

Tabel 3. Interior bangunan yang ada Desa Wisata

No Nama Gambar Keterangan

1. Interior Museum Pangan Pada Ruang Pamer

Dengan konsep pendidikan

pengunjung dapat mengetahu resep makanan, jenis olahan makanan dengan berbahan dasar pendidikan

(24)

2. Interior Museum Pangan Dengan konsep museum pendidikan di dalam museum kita dapat melihat awetan

tanaman yang

digunakan bahan

pokok olahan

makanan desa

tersebut, hama pertanian, sejarah desa 3. Interior Ruang Pengemasan di

Rumah Kursus Produk

Menggunakan konsep material ramah lingkungan dengan pengeksposan batu bata.

4. Interior Ruang Tunggu di Kantor Pengelola

Interior dengan walpaper hamparan sawah agar terkesan duduk di hamparan sawah yang hijau.

5. Interior Ruang Kelas di Rumah Kursus Produk

6. Interior Ruang Rapat/Diskusi di Kursus Produk

(25)

a. Menarik wisatawan dengan desain dan konsep desa wisata.

b. Membuat kawasan industri yang ramah lingkungan, mendidik, menyenangkan dan nyaman.

c. Membuat karya bangunan atau desain pengembangan kawasan industri makanan ringan berbasis hasil pertanian yang rekreaktif dan edukatif.

d. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar dan menambah pendapatkan khas Desa.

PERSANTUNAN

Terima Kasih kepada Kedua Orang tua dan orang disekelilingku yang telah memberikan do’a, dukungan penuh dan kasih sayangnya kepada penulis, dosen pembimbing Ibu Rini Hidayati, S.T,. M.T. yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan dan semangatnya kepada penulis, serta sabahat-sahabat penulis tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya dan semangatnya kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Gamal, Suwantoro, 2002. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. Yogyakarta: STIE YKPN Asisten Deputi Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha Kementerian Koperasi dan UKM

Republik Indonesia. Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau. Jakarta Selatan : DKI Jakarta 12940

Banham, Reyner (1978). Age of The Master: A Personal View of Modern Architecture. Curatman, A. dkk. 2016. Analisis Faktor-faktor Pengaruh Inovasi Produk yangBerdampak

pada Keunggulan Bersaing UKM Makanan dan Minuman di Wilaya Harjamukti Kota Cirebon. Universitas Swadaya Gunung Jati.

Darojatun, Mu’arif. 2016.Pengembangan Wisata Kreatif Kampung Jamu Di Desa

Nguter, Sukoharjo. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi Dwi Anggoro, A. 2009. Pengaruh Modal Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Dan Bantuan

Sosial Terhadap Ketahanan Usaha. Universitas Sebelas Maret. Skripsi. Godam, 2006. Pengertian Definisi Macam dan Penggolongan Industri di Indonesia

Perekonomian Bisnis.

(26)

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Isa, D. M. 2009. Kawasan dan Ukiran Kayu Mulyoharjo Jepara. Surakarta

Kartikawan, Yudhi (2007), Pengelolaan Persampahan. Jurnal Lingkungan Hidup. Yogyakarta

Karyono, Tri Harso, (2010), Green Architecture: Pengantar pemahaman Arsitektur Hijau di. Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lombard, Dennys. (1996). Nusa Jawa: Silang Budaya: Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Monografi Desa Gondangan. 2017. Jogonalan.

Neufert, Ernst. 1986. Data Arsitek Jilid 2. Sjamsu Amril (penerjemah). Erlangga : Jakarta Neufert, Ernst. 1986. Data Arsitek Jilid 3. Sjamsu Amril (penerjemah). Erlangga : Jakarta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2010

Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No.11 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031

Peraturan Menteri Perhubungan No.49, 2005, “Sistem Transportasi Nasional (SISTARNAS), Jakarta.

Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis, dan Empiris. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Rapoport, Amos (1969). House Form and Culture. Englewood Cliffs, N.J.:Prentice Hall

Setyawan, Arif Randi. 2015. Pengembangan Kawasan Industri Rotan Di Desa Trangsan Yang Rekreaktif dan Edukatif. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi

(27)

Sukirno Sadono, 1995, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi Kedua, Jakarta: PT. Karya Grafindo, hlm. 54

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta:ANDI

Tim Pengamdian Masyarakat. 2017. Buku PanduanWisata Edukasi. Bandung : STP ARS Internasional dan AKPAR DSI

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Sekretariat Negara. Jakarta (2009). Indonesia.

UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa, Seketariat Negara. Jakarta 2014. Indonesia Wintoko, B. (2013). Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press. Sumber Internet :

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3759/Bab%202.pdf/20 18 (diakses Februari 21, 2018).

http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasil-pertanian-petani-ilmu-geografi.html (diakses Februari 13, 2018).

https://www.google.co.id/search?q=parkiran+sepeda&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved= 0ahUKEwiT6LrM0IfaAhUJs48KHdS9DmgQ_AUICigB&biw=1366&bih=667#imgr c/2018 (diakses Februari 25, 2018). https://www.google.co.id/search?q=parkiran+mobil&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0 ahUKEwiT9OG404faAhVKv48KHWJWAyIQ_AUICigB&biw=1366&bih=667#img rc/2018 (diakses Februari 25, 2018). https://www.google.co.id/search?q=tegalan&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKE wjD5aX604faAhWBNI8KHSTYCX8Q_AUICigB&biw=1366&bih=667#imgdii=2oI zwIALGPhwsM:&imgrc/2018 (diakses Februari 25, 2018).

https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=623&tbm=isch&sa=1&ei=UK63WvHAG

MrrvATkiJWYAg&q=persawahan&oq=persawahan&gs_l=psy-ab.3..0l7j0i30k1j0i5i30k1l2.804523.810175.0.810739.10.10.0.0.0.0.288.1596.0j6j3.9. 0....0...1c.1.64.psy-ab..1.9.1592....0.ehSwUsyo8 (diakses Februari 25, 2018).

(28)

https://www.google.co.id/search?q=pengolahan+limbah+air+hujan&source=lnms&tbm=isch &sa=X&ved=0ahUKEwjS7pfO14faAhWI6Y8KHSVtCZQQ_AUICigB&biw=1366& bih=623#imgdii=qRYwWOjxA35zwM:&imgrc/2018 (diakses Februari 25, 2018). http://www.nzdl.org (diakses Februari 25, 2018).

https://www.google.co.id/search?q=peta+kecamatan+jogonalan+kabupaten+klaten&tbm=isc h&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwj-/2018 (diakses Februari 25, 2018). https://www.google.co.id/maps/place/Gondangan,+Jogonalan,+Kabupaten+Klaten,+Jawa+Te

ngah/2018 (diakses Februari 17, 2018).

https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=85/2018 (diakses Februari 28, 2018). https://www.google.co.id/search?q=sistem+pengolahan+limbah&source/2018 (diakses Maret

19, 2018).

https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=m1myWunIJsvS vgSUn5_gBw&q=Fire+Spinker&oq=Fire+Spinker&gs/2018 (diakses Maret 19, 2018).

https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=Jl2yWpi8CMHd vASl_Ya4AQ&q=fire+hydrant&oq=fire+hydrant&gs/2018 (diakses Maret 19, 2018). https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=smKyWofcM8i

GvQTmnbsg&q=Portable+Fire+Extinguisher&oq=Portable+Fire+Extinguisher&gs/2 018 (diakses Maret 19, 2018).

https://www.dekoruma.com/artikel/63228/ciri-khas-arsitektur-modern/2018 (diakses Maret 25, 2018).

https://www.google.co.id/search?q=pondasi+tiang+kayu+rumah+tradisional&source=lnms&t bm=isch&sa/2018 (diakses Maret 25, 2018).

(29)

https://travel.kompas.com/read/2015/05/04/090600227/Menyambangi.Masjid.Kayu.di.Desa. Tuatunu/2018 (diakses Maret 25, 2018).

https://www.google.co.id/search?q=konsep+bangunan+tradisional+modern&source=lnms&t bm=isch&sa=X&ved/2018 (diakses Maret 25, 2018).

http://muse-enterprise.blogspot.co.id/2012/04/panduan-pondasi-batu-kali-serta.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).

https://riska-kade.blogspot.com/2016/07/struktur-konstruksi-dan-sistem-bangunan.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).

http://galvalum-di-malang.blogspot.com/2016/06/bagian-bagian-kuda-kuda-galvalum-baja.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).

http://www.gambarrumahminimalis.org/2014/10/genteng-plentong-kodok-morando-tanahliat.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).

http://tgb-smkn1sidoarjo.blogspot.co.id/2014/05/konstruksi-atap.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).

Gambar

Gambar 1. Lokasi Site
Gambar 3. Site Pengembangan Sumber : Analisis Penulis, 2018
Gambar 4. Peta Persebaran Industri Makanan Ringan Sumber : Data Penulis, 2018
Gambar 5. Peta Pencapaian Sumber : Analisis Penulis, 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-item soal.. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid berarti item

cyber public relations Humas Polda Jawa Timur dalam meningkatkan citra yaitu: menjalin kerjasama dari berbagai stakeholder, Menggunakan media mainstream, Kreatif dalam

Berdasarkan hasil pemeriksaan sitologi serviks wanita pekerja seksual tidak langsung (WPS-TL) pada hotspot X Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru, maka dapat disimpulkan

Pada Wilayah Kerja Puskesmas Aranday Distrik Tomu Januari – Desember 2009 NO NAMA KAMPUNG JUMLAH IBU HAMIL YANG DIPERIKSA JUMLAH BUMIL KEK JUMLAH BUMIL ANEMIA Abs % Abs % 1

CATATAN: Jika partisi telah tersedia dengan ukuran yang sesuai pada perangkat penyimpanan USB yang dipilih (misalnya, partisi yang telah digunakan sebagai partisi pencadangan),

Indikaotr kinerja ada yang mendefinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang digunakan untuk mengukur Output atau Outcome” Meneg PAN, 2006 : 15). Dari

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kreativitas diperlukan dalam usaha yang berkaitan dengan mengembangkan ide terhadap produk seperti bentuk produk, (2) inovasi berkaitan