https://klinikanakonline.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 1/7
Klinik Anak Online
Edukasi dan Konsultasi Online Oleh Dokter Spesialis
Anak
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
November 7, 2010 · by Dokter Indonesia · in Imunisasi. ·
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Meski wajar dan jarang terjadi, orangtua dan dokter sering kawatir bila terjadi Kejadian Ikutan Paska Imunisasi. Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik serta infeksi virus polio
vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi
polio).
Pada umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin dapat merupakan reaksi simpang (adverse events), atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek langsung vaksin. Reaksi simpang vaksin antara lain dapat berupa efek farmakologi, efek samping (side-effects), interaksi obat, intoleransi, reaksi idoisinkrasi, dan reaksi alergi yang umumnya secara klinis sulit dibedakan.efek farmakologi, efek samping, serta reaksi idiosinkrasi umumnya terjadi karena potensi vaksin sendiri, sedangkan reaksi alergi merupakan kepekaan seseorang terhadap unsure vaksin dengan latar belakang genetic. Reaksi alergi dapat terjadi terhadap protein telur (vaksin campak, gondong, influenza, dan demam kuning), antibiotik, bahan preservatif (neomisin, merkuri), atau unsure lain yang terkandung dalam vaksin.
Kejadian yang bukan disebabkan efek langsung vaksin dapat terjadi karena kesalahan teknik pembuatan, pengadaan dan distribusi serta penyimpanan vaksin, kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata-mata kejadian yang timbul secara kebetulan. Sesuai telaah laporan KIPI oleh Vaccine Safety Commi ee, Institute of Medicine (IOM) USA menyatakan bahwa sebagian besar KIPI terjadi karena kebetulan saja. Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan (pragmatic errors).
https://klinikanakonline.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 2/7
Penyebab KIPI
Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Oleh karena itu unutk menentukan KIPI diperlukan keterangan mengenai:
sifat kelainan tersebut lokal atau sistemik derajat sakit resipien
besar frekuensi kejadian KIPI pada pemberian vaksin tertentu apakah penyebab dapat dipastikan, diduga, atau tidak terbukti
apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi, atau kesalahan prosedur
KN PP KIPI membagi penyebab KIPI menjadi 5 kelompok faktor etiologi menurut klasifikasi lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:
Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors) Sebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi, misalnya:
1. Dosis antigen (terlalu banyak) 2. Lokasi dan cara menyuntik
3. Sterilisasi semprit dan jarum suntik 4. Jarum bekas pakai
5. Tindakan aseptik dan antiseptik
6. Kontaminasi vaksin dan perlatan suntik 7. Penyimpanan vaksin
8. Pemakaian sisa vaksin
9. Jenis dan jumlah pelarut vaksin
10. Tidak memperhatikan petunjuk produsen
Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama.
Reaksi suntikan Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope.
Induksi vaksin (reaksi vaksin) Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan resiko kematian. Reaksi simpang ini sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian khusus, atauberbagai tindakan dan perhatian spesifik lainnya termasuk kemungkinan interaksi obat atau vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.
https://klinikanakonline.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 3/7
Faktor kebetulan (koinsiden) Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah diimunisasi. Indicator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.
Penyebab tidak diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan kedalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan kedalam kelompok ini sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya denagn kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.
Menifestasi Klinis KIPI
Manifestasi klinis KIPI digolongkan waktu terjadinya dan bagian tubuh yang terganggu. Waktu terjadinya dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya. Pada umumnya makin cepat KIPI terjadi makin cepat gejalanya.
Reaksi KIPI Gejala KIPI
Lokal Abses pada tempat
suntikanLimfadenitisReaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis, BCG-itis
SSP Kelumpuhan
akutEnsefalopatiEnsefalitisMeningitis Kejang Lain-lain Reaksi alergi: urtikaria, dermatitis,
edemaReaksi anafilaksisSyok anafilaksisArtralgia Demam tinggi >38,5°CEpisode hipotensif-hiporesponsif Osteomielitis
Menangis menjerit yang terus menerus (3jam)
Sindrom syok septik Dikutip dari RT Chen, 1999
Mengingat tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, maka apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama observasi sebenarnya sulit ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus dilakukan observasi selama 15 menit.untuk menghindarkan kerancuan maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu timbulnya gejala klinis.
https://klinikanakonline.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 4/7
Toksoid Tetanus (DPT,
DT, TT) Syok anafilaksisNeuritisbrakhialKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian
4 jam2-18
haritidak tercatat Pertusis whole cell
(DPwT) SyokanafilaksisEnsefalopatiKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian
4 jam72 jamtidak tercatat
Campak Syok
anafilaksisEnsefalopatiKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian
4 jam5-15
haritidak tercatat TrombositopeniaKlinis campak pada
resipien
imunokompromaisKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian
7-30 hari6 bulantidak tercatat Polio hidup (OPV) Polio paralisisPolio paralisis pada
resipien
imunokompromaisKomplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian
30 hari6 bulan
Hepatitis B Syok anafilaksisKomplikasi akut
termasuk kecacatan dan kematian 4 jamtidaktercatat
BCG BCG-itis 4-6 minggu
sumber : RT Chen, 1999 Faktor Resiko
Untuk mengurangi resiko timbulnya KIPI maka harus diperhatikan apakah resipien termasuk dalam kelompok resiko. Kondisi bayi atau anak yang lebih mudah terjadi KIPI adalah
Anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu Hal ini harus segera dilaporkan kepada Pokja KIPI setempat dan KN PP KIPI dengan mempergunakan formulir pelaporan yang telah tersedia untuk penanganan segera
Bayi berat lahir rendah Pada dasarnya jadwal imunisasi bayi kurang bulan sama dengan bayi cukup bulan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah:
1. Titer imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih rendah dar pada bayi cukup bulab
2. Apabila berat badan bayi sangat kecil (<1000 gram) imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi mencapai berat 2000 gram atau berumur 2 bulan; imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 2 bulan atau lebih kecuali bila ibu mengandung HbsAg
3. Apabila bayi masih dirawat setelah umur 2 bulan, maka vaksin polio yang diberikan adalah suntikan IPV bila vaksin tersedia, sehingga tidak menyebabkan penyebaaran virus polio melaui tinja
Pasien imunokompromais Keadaan imunokompromais dapat terjadi sebagai akibat penyakit dasar atau sebagai akibat pengobatan imunosupresan (kemoterapi, kortikosteroid jangka panjang). Jenis vaksin hidup merupakan indikasi kontra untuk pasien imunokompromais dapat diberikan IVP bila vaksin tersedia. Imunisasi tetap diberikan pada pengobatan kortikosteroid dosis kecil dan pemberian dalam waktu pendek. Tetapi imunisasi harus ditunda pada anak dengan pengobatan kortikosteroid sistemik dosis 2 mg/kg berat badan/hari atau prednison 20 mg/ kg berat badan/hari selama 14 hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan pengobatan
https://klinikanakonline.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 5/7
mg/ kg berat badan/hari selama 14 hari. Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan pengobatan kortikosteroid dihentikan atau 3 bulan setelah pemberian kemoterapi selesai.
Pada resipien yang mendapatkan human immunoglobulin Imunisasi virus hidup diberikan setelah 3 bulan pengobatan utnuk menghindarkan hambatan pembentukan respons imun. Angka Kejadian KIPI
KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi anafilaksis. Angka kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis DPT, tetapi yang benar-benar reaksi anafilaksis hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis. Anak yang lebih besar dan orang dewasa lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat. Episode hipotonik/hiporesponsif juga tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi 4-24 jam setelah imunisasi.
Artikel Terkait :
Penanganan Efek Samping Imunisasi (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/11/07/penanganan-efek-samping-imunisasi/)
Bila Imunisasi Berlebihan atau Dobel Tidak Sesuai Jadwal (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/11/07/bila-imunisasi-berlebihan-atau-dobel-tidak-sesuai-jadwal/)
Ingat Jadwal Imusisasi Anak dan Kenali Efek Sampingnya (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/11/07/ingat-jadwal-imusisasi-anak-dan-kenali-efek-sampingnya/)
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/)
15 Deteksi Dini Berbagai Gangguan Yang Mengancam Tumbuh dan Berkembangnya Anak (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/11/06/15-deteksi-dini-berbagai-gangguan-yang-mengancam-tumbuh-dan-berkembangnya-anak/)
Menyikapi Kekawatiran Pengaruh Imunisasi Berkaitan Dengan Autism (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/09/20/menyikapi-kekawatiran-pengaruh-imunisasi-berkaitan-dengan-autism/)
Anak Pengidap HIV Tidak Respon Terhadap Imunisasi MMR dan Cacar Air (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/01/24/anak-pengidap-hiv-tidak-respon-terhadap-imunisasi-mmr-dan-cacar-air/)
IMUNISASI WAJIB BAGI ANAK : Imunisasi DPT (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/01/10/imunisasi-wajib-bagi-anak-imunisasi-dpt/) Permasalahan Imunisasi Pada Anak (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/01/10/permasalahan-imunisasi-pada-anak/)
IMUNISASI WAJIB PADA ANAK : IMUNISASI POLIO (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/01/10/imunisasi-wajib-pada-anak-imunisasi-polio/) Imunisasi Wajib : Imunisasi Hepatitis B pada Anak (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/01/10/imunisasi-wajib-imunisasi-hepatitis-b-pada-anak/)
Imunisasi Wajib : Imunisasi Campak pada Anak (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/01/10/imunisasi-wajib-imunisasi-campak-pada-anak/)
Imunisasi BCG pada anak (h ps://childrenclinic.wordpress.com/2010/01/10/imunisasi-bcg-pada-anak/)
https://klinikanakonline.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 6/7
www.klinikanakonline.com (h p://growupclinic.com)
Provided By: KLINIK ANAK ONLINE Supported By: GRoW UP CLINIC JAKARTA (http://childrengrowup.wordpress.com/) Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I
(http://childrengrowup.wordpress.com/2012/06/04/children-grow-up-clinic-i-jakarta-indonesia-we-love-the-future/) Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone
(021) 5703646 – 085101466102 – 085100466103 GRoW UP CLINIC II
(http://childrengrowup.wordpress.com/2012/06/04/opening-soon-15-june-2012-children-grow-up-clinic-ii-jakarta-indonesia/)MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021)
29614252 – 08131592-2012 – 08131592-2013 – 08131592-2012 email : judarwanto@gmail.com
(mailto:judarwanto@gmail.com) http://growupclinic.com (http://childrengrowup.wordpress.com) Facebook: http://www.facebook.com/GrowUpClinic (http://www.facebook.com/GrowUpClinic) Twitter: @growupclinic Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae
(http://childrengrowup.wordpress.com/2012/05/13/curiculum-vitae-dr-ida-narulita-dewi-spkfr/) HP 085777227790 PIN BB 235CF967 Clinical – Editor in Chief : Dr Widodo Judarwanto, Pediatrician email : judarwanto@gmail.com (mailto:judarwanto@gmail.com) Mobile Phone O8567805533 PIN BBM 76211048 Komunikasi dan Konsultasi online : twitter @widojudarwanto
(https://twitter.com/WidoJudarwanto) facebook dr Widodo Judarwanto, pediatrician
(https://www.facebook.com/drwidodojudarwanto)Komunikasi dan Konsultasi Online Alergi Anak : Allergy Clinic Online (https://www.facebook.com/allergycliniconline) Komunikasi dan
Konsultasi Online Sulit makan dan Gangguan Berat Badan : Picky Eaters Clinic
(https://www.facebook.com/pickyeatersclinic) Komunikasi Profesional Pediatric: Indonesia Pediatrician Online
(https://www.facebook.com/pages/Indonesia-Pediatrician-Online/713713115362677)
“GRoW UP CLINIC” (http://childrengrowup.wordpress.com/) Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online
(http://growupclinic.com/children-allergy-clinic/www.allergyclinic.wordpress.com) *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan) (http://pickyeaterschild.wordpress.com/)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and
Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and
Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen *** We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning
the children, neglecting the fountain of life.
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider
https://klinikanakonline.com/2010/11/07/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-kipi/ 7/7
Tag: Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
2 responses to “Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)”
1. Ping-balik: Ingat Jadwal Imusisasi Anak dan Kenali Efek Sampingnya « CLINIC FOR CHILDREN·
2. Ping-balik: Berikan Imunisasi Anak Sesuai Yang diwajibkan atau Dianjurkan « CLINIC FOR CHILDREN·
Blog di WordPress.com.