• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. oleh pekerja Zending di Semarang yaitu Zr. N. G. de Jong dan Dr. P. H.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. oleh pekerja Zending di Semarang yaitu Zr. N. G. de Jong dan Dr. P. H."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

Pada tahun 1948 muncul gagasan untuk mendirikan rumah sakit Kristen oleh pekerja Zending di Semarang yaitu Zr. N. G. de Jong dan Dr. P. H. Van Eyk lalu dibentuk panitia pendirian klinik bersalin dengan ketua Dr.R.Soehardi Hadipranowo, Tahun 1949 Zr. A. J. Heidema dari gereja Kristen Nenderland datang akan memimpin klinik yang akan dibentuk tanggal 19 Januari 1950 diresmikan Klinik Bersalin Panti Wilasa Yang Mengandung Arti Rumah Sih Kamirahan. Klinik ini dibawah pengawasan Dr. Thio Kee Tiong pada akhir 1950 ada 13 tempat tidur dan karyawan 18 orang. Kedatangan Dr. G. J. Hedidema pada bulan Januari 1952 memperkuat tim klinik bersalin Panti Wilasa Zr. A. J. Heimeda adalah satu satunya bidan bersalin di klinik tersebut dibantu dengan 3 orang lainnya. Sedangkan ibu Soemakno bertindak sebagai tenaga penginjil. Pada bulan januari 1952 datanglah Dr.G.J Dreckmeier yang sebelum perang memimpin RS. Zending di Magelang. Selama 5 tahun beliau membangun ruangan baru sehingga Panti Wilasa menjadi Rumah Sakit Bersalin dan Rumah Sakit kanak-kanak. Tahun 1953 didirikan sebuah asrama untuk menampung tenaga perawat yang jumlahnya semakin banyak. Tahun 1956 dibuka lembaga pendidikan untuk mendidik pembantu bidan. Dalam tahun yang sama datanglah Dr.J Bol dari Purwodadi Grobogan yang memusatkan perhatiannya pada biro

(2)

konsultasi dan poliklinik kanak-kanak. Dr.G.J Dreckmeier kemudian pindah ke Parakan karena dibutuhkan di RS Kristen Ngesti Waluyo. Pada bulan Januari 1959 datanglah Dr.J Bouma dari Nederland. Namun tak lama kemudian ditahun 1964 beliau berangkat ke Nederland untuk memperdalam ilmunya. Tahun 1965 Dr.J Bol juga harus kembali ke negaranya, maka tugas poliklinik kanak-kanak dan pengawasannya dilakukan oleh Dr. David Pr dan Dr. Oei Kiem Hien. Dalam waktu itu Dr. Oei Kiem Hien pergi ke negara Belanda untuk studi. Pada tahun tersebut ibu J.T.DeJjong datang dari Nederland menjadi ibu asrama. Pada bulan september 1966 Dr.A.Hoogerwerf MD.PhD datang di Semarang bekerja siang dan malam selama 7 tahun di Panti Wilasa Dr. Cipto sebagai pekerja klinis bagian persalinan dengan bidan-bidan Repi, Sutomo, Prapto dan Darminah. Selain itu sebagai pengajar pendidikan bidan teori, praktek, juga merencanakan dan melaksanakan proyek pembangunan Panti Wilasa baru / Citarum. Dr. A. Hoogerwerf dan Dr. Oei Kiem Hien sebagai wakil bersam dengan Ir. Setiyawan dan Bp. Probosusanto (a/n pengurus) dan pelaksanaan Bp. Kho Kha Giem. Dibentuk komisi pembangunan untuk mencari dana bantuan dari Zending gereja Gereformeerd di Nederland (dan ICCO). PADA TAHUN 1969 Dr. A. Hoogerwerf MD. PhD pergi ke negeri Belanda selama 4 bulan untuk mencari dana pembangunan Panti Wilasa yang baru. Dr. A Hoogerwerf MD. Phd bekerja sampai tahun1973 setelah pembukaan RS Panti Wilasa “Citarum”. Pada tahun 1969 Dr. Thio Kee Tiong memimpin Rumah Bersalin Panti Wilasa, namun beberapa waktu kemudian digantikan oleh Dr. Buditjahaja K andu. Tahun 1969-1973 Dr. B Kandu memimpin RS

(3)

bersalin dan anak Panti Wilasa. Tanggal 19 November 1969 dilaksanakan peletakan batu pertama di kompleks Panti Wilasa baru yang berlokasi di jalan Citarum no 98 Semarang oleh Bapak Wali Kota Dati II Kodya Semarang dengan bantuan dana dari pemerintah kerajaan Belanda. Tanggal 28 November 1973 Dr. Mangkureno Dadijo memimpin kompleks Panti Wilasa di jalan Dr. Cipto 50 yang rencananya akan digunakan untuk bagian penyakit dalam dan bedah serta balai pengobatan umum, sedangkan di tahun yang sama gedung baru di kompleks Citarum diresmikan sebagai RS Panti Wilasa “dr. Cipto” I yang menangani bagian kebidanan / kandungan dan penyakit anak. Tanggal 19 Januari 1974 merupakan satu bersejarah karena pada saat itu pelayanan di kompleks jalan Dr.cipto diresmikan menjadi RS U mum Panti Wilasa. Pada tanggal 1 November 1978 ada pemisahan RS Panti Wilasa di kompleks jl. Dr. Cipto no 50 menjadi RS Panti Wilasa II, sedangkan kompleks RS di jl Citarum menjadi RS Panti Wilasa I.

2. Visi dan Misi Visi

“Rumah Sakit Bermutu Pilihan Masyarakat”

Rumah Sakit Bermutu Sebagai rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medis, keperawatan dan penunjang secara professional untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Rumah Sakit Pilihan Masyarakat Sebagai rumah yang mampu menjadi rujukan masyarakat yang memiliki pelayanan berkualitas, penuh cinta kasih yang tulus, hangat dan bersahabat.

(4)

Misi

a. Meningkatkan nilai bagi stake holder b. Menciptakan pengalaman bagi pelanggan c. Meningkatkan sistem pelayanan

d. Meningkatkan kualitas SDM

e. Budaya cinta kasih dan bertanggung jawab sosial

Moto

“ Care With Love Quality First “

Melayani dengan cinta kasih mengutamakan kualitas pelayanan

3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit a) Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) b) Instalasi Rawat Jalan ( IRJA )

1) Klinik Umum 2) Klinik Gigi 3) Klinik Spesialis

a. Spesialis Penyakit Dalam

b. Spesialis Jantung Pembuluh Darah c. Spesialis Bedah 1. Bedah Umum 2. Bedah Orthopedi 3. Bedah Tumor 4. Bedah Digestive 5. Bedah Urologi 6. Bedah Mulut

(5)

d. Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan e. Spesialis Kesehatan Anak

f. Spesialis Kesehatan Anak g. Spesialis THT

h. Spesialis Mata i. Spesialis Syaraf

j. Spesialis Asma dan Paru

4) Klinik Ibu Hamil dan Anak Sehat (KIA) 5) Klinik Keluarga Berencana

6) Klinik Akupuntur / Terapi Zona 7) Klinik Konsultasi Gizi

8) Klinik Rematik

9) Klinik Rehabilitasi Medik c) Instalasi Rawat Inap

1) Ruang Alpha : Pelayanan Keperawatan Medikal Bedah 2) Ruang Betha : Pelayanan Keperawatan Bedah

3) Ruang Gamma : Pelayanan Keperawatan Anak + Medikal Bedah

4) Ruang Etha : Pelayanan Keperawatan Medikal 5) Ruang Familia : Keperawatan Medikal Bedah

6) Ruang Gracia : Pelayanan Keperawatan Medikal Bedah 7) Ruang Helsa : Pelayanan Keperawatan Maternitas

8) Ruang Perinatologi : Pelayanan Keperawatan Bayi Resiko Tinggi

(6)

1) Instalasi Bedah Sentral 2) Instalasi Rawat Intensif 3) Instalasi Rawat Bersalin 4) Hemodialisa

5) Instalasi Penunjang Medis a. Instalasi Farmasi b. Instalasi Laboratorium c. Instalasi Radiologi

d. Instalasi Rehabilitasi Medik e. Rekam Medik

f. Sanitasi

B. Instalasi Rekam Medis

Instalasi Rekam Medis Panti Wilasa “ Dr.Cipto” dipimpin oleh Kepala Instalasi Rekam Medis dengan staf petugas pendaftaran pasien rawat jalan, admisi rawat inap ( Penerimaan Pasien Rawat Inap), Filing, Assembling, Koding, Indexing, Pelayanan Asuransi, Statistik dan Pelaporan.

Visi

“ Rekam Medis Pilihan Masyarakat “

1. Sebagai bagian Rumah Sakit yang memberikan pelayanan ke masyarakat sejak awal.

2. Pendaftaran pasien hingga pengurusan surat-surat untuk keperluan klaim atau administratif pasien diakhir masa perawatan pasien sesuai prinsip Customer Service.

(7)

1. Meningkatkan nilai bagi Mitra

2. Menciptakan kesan pengalaman pelayanan sesuai efek memelihara pelanggan

3. Meningkatkan kualitas SDM sesuai etika profesi dan standar kompetensi perekam medis

4. Budaya disiplin dan bertanggung jawab atas dasar kasih Motto

Melayani dengan prinsip cepat, tepat, akurat, aman dan profesional.

C. Hasil Pengamatan

1. Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-Laki 29 51,8

Perempuan 27 48,2

Total 56 100

Sumber data : Indeks Penyakit Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.1, jenis kelamin pasien dengan kasus asfiksia bayi baru lahir pada tahun 2015 – tahun 2016, pasien yang paling banyak dirawat adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 51,8 %.

(8)

2. Jumlah Pasien Berdasarkan Tahun Dirawat Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Berdasarkan Tahun Dirawat Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Tahun Dirawat Jumlah %

2015 25 44,6

2016 31 55,4

Total 56 100

Sumber data : Indeks Penyakit Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.2, jumlah pasien pada kasus asfiksia bayi baru lahir dengan jumlah terbanyak berdasarkan tahun dirawat adalah tahun 2016, yaitu sebesar 55,4 %

3. Diagnosa Utama

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Diagnosa Utama Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Diagnose Utama Jumlah %

Asfiksia 33 58,9

Asfiksia Berat 11 19,6

Asfiksia Sedang 4 7,1

Asfiksia Ringan 8 14,3

Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

(9)

Berdasarkan tabel 4.3, diagnosa utama pada kasus asfiksia bayi baru lahir tahun 2015-2016, diagnosa utama yang banyak tertulis dalam DRM pasien adalah diagnose Asfiksia (P21), yaitu sebesar 58,9 %.

4. Kode Diagnosa

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Kode Diagnose Utama Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Kode Diagnosa Utama Jumlah %

P21.0 Asfiksia Berat 4 7,1

P21.1 Asfiksia Ringan dan Sedang 4 7,1

P21.9 Asfiksia Yang Tidak Spesifik 48 85,7

Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.4, kode diagnose utama pada kasus asfiksia bayi baru lahir tahun 2015-2016, kode diagnosa utama yang banyak tertulis dalam DRM pasien adalah kode P21.9 Asfiksia yang tidak spesifik, yaitu sebesar 85,7 %.

5. Klasifiksai Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Klasifiksai Asfiksia Berdasarkan APGAR Skor Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Klasifikasi Jumlah %

Asfiksia Berat (APGAR Skor 0-3) 18 32,1

Asfiksia Sedang (APGAR Skor 4-6) 15 26,8

(10)

Total 56 100 Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.5, klasifikasi asfiksia berdasarkan APGAR skor , jumlah pasien yang terklasifikasi paling banyak adalah asfiksia ringan dengan APGAR skor 7-10, yaitu sebesar 41.1 %.

6. Berat Badan Lahir

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Pasien Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Berat badan lahir Jumlah %

Rendah (1000-2499 gram) 15 26,8

Normal (2500-4500 gram) 41 73,2

Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.6, berat badan lahir pasien pada kasus asfiksia bayi baru lahir dimana pasien paling banyak lahir dengan berat badan normal (2500-4500 gram), yaitu sebesar 73,2 %

7. Jenis Persalinan

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

(11)

Jenis Persalinan Jumlah % Spontan 18 32,1 Vacume Extrasi 6 10,7 ILA 1 1,8 Sectio Caesarea 31 55,4 Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.7, jenis persalinan yang banyak dilakukan pada kasus asfiksia bayi baru lahir adalah jenis persalinan section caesarea, yaitu sebesar 55,4 %.

8. Ketuban Pecah

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Ketuban Pecah Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Ketuban Pecah Jumlah %

Spontan 30 53,6

Amniotomy 26 46,4

Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.8, ketuban pecah yang dialami oleh ibu bayi pada kasus asiksia bayi baru lahir paling banyak melalui proses ketuban pecah secara spontan, yaitu sebesar 53,6 %.

(12)

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Diagnosa Kehamilan Ibu Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Diagnosa Kehamilan Ibu Jumlah %

Preterm 15 26,8

Aterm 39 69,6

Postterm 2 3,6

Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.9, diagnosa kehamilan ibu pada kasus asfiksia bayi baru lahir yang paling banyak jumlahnya adalah diagnosa aterm, yaitu sebesar 39 %.

10. Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Riwayat Kehamilan Atau Persalinan Terdahulu Pada Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

Riwayat Kehamilan Atau Persalinan

Terdahulu Jumlah %

Gravida 1 Partus 0 Abortus 0 24 42,9

Gravida 2 Partus 1 Abortus 0 12 21,4

Gravida 2 Partus 0 Abortus 1 3 5,4

Gravida 2 Partus 2 Abortus 0 3 5,4

Gravida 3 Partus 1 Abortus 1 2 3,6

Gravida 3 Partus 1 Abortus 2 1 1,8

Gravida 3 Partus 2 Abortus 0 5 8,9

(13)

Riwayat Kehamilan Atau Persalinan

Terdahulu Jumlah %

Gravida 4 Partus 3 Abortus 0 2 3,6

Gravida 5 Partus 2 Abortus 2 1 1,8

Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.10, riwayat kehamilan atau persalinan terdahulu pada kasus asfiksia bayi baru lahir yang berjumlah paling besar adalah Gravida 1 Partus 0 Abortus 0, yaitu sebesar 42,9 %.

11. Komplikasi Selama Kehamilan Atau Persalinan Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Komplikasi Selama Kehamilan Atau Persalinan Komplikasi Selama Kehamilan Atau

Persalinan Jumlah %

Tidak Ada Komplikasi 37 66,1

Plasenta Previa 2 3,6

Solutio Placenta 3 5,4

Ketuban Pecah Dini 9 16,1

Pre Eklamsi Berat 5 8,9

Perdarahan 0 0

Total 56 100

Sumber data : DRM Pasien Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir Tahun 2015 – Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.11, komplikasi selama kehamilan atau persalinan pada kasus asfiksia yang berjumlah paling banyak adalah tidak ada komplikasi, yaitu sebesar 66,1 %.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya penelitian adalah membangun sistem informasi konseling untuk mempermudah proses bisnis di Pik-M Aushaf UII yang digunakan mahasiswa maupun

Peningkatan Bidang Perumahan Rakyat Meningkatkan Pembanguna n & pemeliharaan sarpras Perumahan fasilitasi penyiapan program pembanguna n perumahan perkotaan dan

Untuk membantu anak dalam bersosialisasi, program bimbingan dan konseling di sekolah dasar sebaiknya memasukan kegiatan permainan kelompok, hasil penelitian Landreth

Berdasarkan observasi peneliti di Panti Asuhan Muhammadiyah Cabang Pauh pada tanggal 20 September 2013 ditemukan bahwa ada beberapa anak asuh yang kurang mampu

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka perlu diketahui pengaruh dosis dolomit dan pupuk fosfor yang tepat sehingga dapat memperbaiki

Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan pada latar belakang tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu baru kepada mitra dalam

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dideskripsikan di atas terdapat beberapa kesimpulan yaitu: Pertama , dilihat dari usia kelompok masyarakat petani tembakau di

Bagi BNI Syariah dapat memberikan motivasi dalam meningkatkan nasabah, terutama nasabah pembiayaan gadai emas (Rahn) yang secara otomatis akan meningkatkan