• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 15 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 15 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 15 TAHUN 2009

T E N T A N G

PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU,

Menimbang : a. bahwa, sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tentang Desa, perlu diatur Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan;

b. bahwa, berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung raya dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

(2)

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Belantikan Raya dan Kecamatan Batang Kawa (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2005 Nomor 05 Seri D).

10. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2008 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 32 Seri D).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

dan

BUPATI LAMANDAU

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI

KELURAHAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lamandau;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

3. Bupati adalah Bupati Lamandau;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamandau, yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten;

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berada di Kabupaten Lamandau;

7. Kepala Desa adalah Pimpinan Pemerintah Desa di Kabupaten Lamandau;

8. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;

9. Perangkat Desa adalah unsur Pemerintah Desa yang terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya;

10. Kelurahan adalah, wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten;

11. Lurah adalah Kepala Kelurahan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Camat;

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lamandau.

(3)

BAB II

TUJUAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

Pasal 2

(1) Perubahan status Desa menjadi Kelurahan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat;

(2) Perubahan status Desa menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan tingkat perkembangan dan keberhasilan Pembangunan.

BAB III

SYARAT PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

Pasal 3

(1) Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa bersama BPD dengan memperhatikan aspirasi masyarakat setempat;

(2) Aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) penduduk Desa yang mempunyai hak pilih;

(3) Perubahan status Desa menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memperhatikan persyaratan :

a. Luas wilayah tidak berubah;

b. Jumlah penduduk minimal 2.000 jiwa atau 400 Kepala Keluarga;

c. Prasarana dan sarana pemerintahan yang memadai bagi terselenggaranya pemerintahan kelurahan;

d. Potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi serta keanekaragaman mata pencaharian;

e. Kondisi sosial budaya masyarakat berupa keanekaragaman status penduduk dan perubahan nilai agraris ke jasa dan industri;

f. Meningkatnya volume pelayanan.

BAB IV

TATA CARA PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

Pasal 4

Tatacara pengajuan dan penetapan perubahan status Desa menjadi Kelurahan adalah sebagai berikut :

a. Adanya prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk merubah status Desa menjadi Kelurahan; b. Masyarakat mengajukan usul perubahan status Desa menjadi Kelurahan kepada BPD dan Kepala

Desa;

c. BPD mengadakan rapat bersama Kepala Desa untuk membahas usul masyarakat tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan, dan kesepakatan rapat dituangkan dalam Berita Acara Hasil Rapat BPD tentang perubahan Status Desa menjadi Kelurahan;

d. Kepala Desa mengajukan usul perubahan status Desa menjadi Kelurahan kepada Bupati melalui Camat, disertai Berita Acara Hasil Rapat BPD;

e. Dengan memperhatikan dokumen usulan Kepala Desa, Bupati menugaskan Tim Kabupaten bersama Tim Kecamatan untuk melakukan observasi ke Desa yang akan diubah statusnya menjadi Kelurahan, yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bupati;

f. Bila rekomendasi Tim observasi menyatakan layak untuk merubah status Desa menjadi Kelurahan, Bupati menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan;

g. Bupati mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan Kepada DPRD dalam forum rapat Paripurna DPRD;

h. DPRD bersama Bupati melakukan pembahasan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan, dan bila diperlukan dapat mengikutsertakan Pemerintah Desa, BPD, dan unsur masyarakat desa;

(4)

i. Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Bupati disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah;

j. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud pada huruf i, disampaikan oleh Pimpinan DPRD paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan besama;

k. Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud pada huruf j, ditetapkan oleh Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak rancangan tersebut disetujui bersama;

l. Dalam hal syahnya Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan yang telah ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud pada huruf k, Sekretaris Daerah mengundangkan Peraturan Daerah tersebut di dalam Lembaran Daerah.

BAB V

PENGALIHAN KEKAYAAN Pasal 5

(1) Berubahnya status Desa menjadi Kelurahan, seluruh kekayaan dan sumber-sumber pendapatan Desa menjadi kekayaan Daerah;

(2) Kekayaan dan sumber-sumber pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh Kelurahan bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat;

(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai penyerahan kekayaan dan sumber pendapatan desa diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB VI

TATA CARA PENGALIHAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Pasal 6

(1) Desa berubah statusnya menjadi Kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi dari Pegawai Negeri Sipil Daerah;

(2) Kepala Desa dan Perangkat Desa serta anggota BPD dari Desa yang berubah statusnya menjadi Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan diberi penghargaan sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat;

(3) Seluruh berkas mengenai administrasi desa diserahkan kepada Kelurahan yang baru dibentuk, yang dibuat dalam Berita Acara penyerahan.

BAB VII

PENGATURAN SARANA DAN PRASARANA Pasal 7

(1) Seluruh sarana dan prasarana perkantoran termasuk tanah Kas Desa serta aset lainnya yang dimiliki oleh desa, diserahkan kepada Pemerintah Daerah;

(2) Penyerahan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud ayat (1), dituangkan dalam Berita Acara.

BAB VIII PEMBIAYAAN

Pasal 8

Pembiayaan penghapusan Desa serta perubahan status Desa menjadi Kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB IX

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 9

(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan dilakukan oleh Pemerintah Daerah;

(5)

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemberian pedoman umum, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 11

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di : Nanga Bulik

pada tanggal : 31 Desember 2009

BUPATI LAMANDAU,

ttd

MARUKAN

Diundangkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 31 Desember 2009

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ttd

MASRUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 50 SERI : E

(6)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 15 TAHUN 2009

TENTANG

PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

I. PENJELASAN UMUM

Peraturan Daerah ini merupakan tindaklanjut dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yaitu pasal 200 ayat (2) dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tentang Desa. Peraturan Daerah tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan ini mengatur tentang tujuan perubahan status desa menjadi kelurahan, sayarat perubahan status desa menjadi kelurahan, tata cara pengalihan administrasi pemerintahan, pengaturan sarana dan prasarana dan pembiayaan perubahan status desa menjadi kelurahan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas Pasal 2

ayat (1) dan ayat (2)

Cukup Jelas Pasal 3 ayat (1), (2) dan (3) Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 ayat (1), (2) dan (3) Cukup Jelas Pasal 6 ayat (1), (2) dan (3) Cukup jelas Pasal 7 ayat (1), (2) Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 43 SERI : E

(7)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2009

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH

KABUPATEN LAMANDAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN LAMANDAU,

Menimbang : a. bahwa dalam beberapa pasal, ayat pada Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Kabupaten Lamandau perlu diadakan perubahan dan penambahan sesuai dengan kondisi dan situasi sekarang;

b. bahwa dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Kabupaten Lamandau dalam hal pengaturan tentang Nama dan Logo Perusahaan tidak jelas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan b diatas, perlu dibentuk dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387) JO Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969 Tentang Pernyataan tidak berlakunya berbagai UU dan Perpu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 37 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2901);

2.

3.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6 Undan- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

(8)

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4548);

9 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagiaan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah dililingkungan Pemerintah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah;

13.

14.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1990 tentang Tata Cara Kerjasama antar Perusahaan Daerah dengan Pihak Ketiga;

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Penyusunan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Pendirian Perusahan Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2004 Nomor 4 Seri E);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 27 Seri D); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 30 Seri D);

(9)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

dan

BUPATI LAMANDAU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TENTANG PERUBAHAN

ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2004 Nomor 04 Seri E) diubah dan ada beberapa tambahan sebagai berikut :

A. Pada BAB II tulisan lama pada kalimat “PENDIRIAN, NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN” disisipkan kata “LOGO” antara kalimat “PENDIRIAN, NAMA” dan kalimat “DAN TEMPAT

KEDUDUKAN” sehingga selengkapnya berbunyi demikian : BAB II

PENDIRIAN, NAMA, LOGO DAN TEMPAT KEDUDUKAN

B. Pada BAB II pasal 4 yang berbunyi “Perusahaan Daerah didirikan dengan Nama PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU” disingkat dengan (PERUSDA LAMANDAU” diubah dan dibaca “Perusahaan Daerah didirikan dengan nama Perusahaan Daerah “BAJURUNG RAYA” dan atau Nama Lain PD. BAJURUNG RAYA KABUPATEN LAMANDAU”

C. Pada pasal 4 ditambah pasal 4a yang berbunyi : Pasal 4a

Perusahaan Daerah “BAJURUNG RAYA” Kabupaten Lamandau mempunyai Logo sebagaimana terlampir pada lampiran I Peraturan Daerah ini;

D. Pada pasal 4 setelah pasal 4a ditambah pasal 4b yang terdiri dari 3 (tiga) ayat yang berbunyi : (1) Sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan Perusahaan Daerah “BAJURUNG RAYA” perlu

adanya identitas autentik dalam pengesahan dokumen yang sah berupa Cap Stempel perusahaan;

(2) Bentuk dan ukuran Cap Stempel Perusahaan Daerah “BAJURUNG RAYA” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 4b ini adalah terlampir pada lampiran II Peraturan Daerah ini; (3) Segala kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah atau nama lain PD. “BAJURUNG

RAYA” dinyatakan sah apabila menggunakan Nama, Logo dan Cap Stempel sesuai ketentuan pada pasal 4, pasal 4a ayat (1), pasal 4b ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah ini.

E. Pada BAB XI pasal 52 ayat (2) poin (b) berbunyi “Untuk cadangan Belanja Perusahaan Daerah

sebesar 25%” diubah dan dibaca “Untuk Anggaran Belanja Daerah sebesar 25%”

F. Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan lain yang setingkat maupun dibawahnya dinyatakan tidak berlaku, kecuali Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Kabupaten Lamandau sepanjang pada BAB, Pasal dan Ayat tidak ada Perubahan dinyatakan tetap berlaku.

(10)

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan .

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di : Nanga Bulik

pada tanggal : 31 Desember 2009

BUPATI LAMANDAU,

ttd

MARUKAN

Diundangkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 31 Desember 2009

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ttd

MASRUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 51 SERI : E

(11)

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

NOMOR : 16 TAHUN 2009

TANGGAL : 31 DESEMBER 2009

TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU.

Logo Perusahaan Daerah Bajurung Raya

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN

PD

(12)

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

NOMOR : 16 TAHUN 2009

TANGGAL : 31 DESEMBER 2009

TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN

LAMANDAU NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU.

Cap/ Stempel Perusahaan Daerah Bajurung Raya

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN

(13)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2009

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH

KABUPATEN LAMANDAU

I. PENJELASAN UMUM

Peraturan Daerah ini adalah perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Kabupaten Lamanadau yang mana dalam Bab, beberapa pasal dan ayatnya yang perlu diubah dan disesuaikan.

Perubahan tersebut pada Bab II yang mengatur tentang Pendirian, Nama, Logo dan Tempat Kedudukan dan Pasal 8 tentang Besarnya Dividen atau pembagian hasil keuntungan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal I Huruf A Cukup Jelas Huruf B Cukup Jelas Huruf C Pasal 4a

2 (dua) kata yang dibentuk dan disusun menjadi 1 (satu) kalimat “NAJURUNG RAYA” yang terdapat dalam logo dibagi menjadi 3 (tiga) suku kata dengan makna masing-masing sebagai berikut :

- BA bermakna memiliki

- JURUNG bermakna Lumbung, Tempat, Stok, Pangan, Potensi - RAYA bermakna Melimpah Ruah, banyak, Besar, Ramai Sehingga arti kalimat nama Perusahaan Daerah Kabupaten Lamandau “BAJURUNG RAYA” adalah “Memiliki Potensi Yang Besar”

Huruf D

Cukup Jelas Huruf E

Perubahan pada Bab XI Pasal 52 ayat (2) poin b disesuaikan dengan Pasal 25 ayat (2) huruf A besar Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentangPerusahaan Daerah.

Huruf F

Cukup Jelas Pasal II

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 44 SERI : E

(14)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 17 TAHUN 2009

TENTANG

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PADA PERUSAHAAN DAERAH BAJURUNG RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN LAMANDAU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kemampuan Perusahaan Daerah Bajurung Raya teruma dari segi permodalan, maka dipandang perlu menyertakan modal Pemerintah Kabupaten Lamandau pada Perusahaan Daerah Bajurung Raya;

b. bahwa untuk memenuhi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10 Tambahan lembaran Negara Nomor 2387) JO Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969 Tentang Pernyataan tidak berlakunya berbagai Undang-Undang dan Perpu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 37 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2901);

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nevotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18’ Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

(15)

Negara Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 40 Taahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagiaan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

9.

10.

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri dalam negeri nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2009;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2009;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rincian Kewenangan Pelaksanaan Otonomi Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2004 Nomor 2 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 2 Seri D);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Pendirian Perusahan Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2004 Nomor 4 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2009 Nomor 51 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 44 Seri E);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 27 Seri D); 13 Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 30 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 30 Seri D);

(16)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

dan

BUPATI LAMANDAU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TENTANG PENYERTAAN

MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PADA PERUSAHAAN DAERAH BAJURUNG RAYA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lamandau;

2. Pemerintah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau; 3. Bupati adalah Bupati Lamandau;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamandau;

5. Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Lamandau;

6. Penyertaan Modal adalah setiap usaha dalam menyertakan modal daerah pada suatu usaha bersama dengan pihak ketiga, dan atau pemanfaatan modal daerah, oleh pihak ketiga dengan suatu imbalan tertentu;

7. Modal Daerah adalah modal dalam bentuk uang dan atau kekayaan daerah (yang belum dipisahkan) yang dapat dinilai dengan uang seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, inventaris, surat-surat berharga, fasilitas dan hak-hak lainnya yang dimiliki oleh daerah yang merupakan kekayaan daerah;

8. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Bajurung Raya Kabupaten Lamandau;

9. Anggaran Pendaatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lamandau selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Tahunan Pemerintah Kabupaten Lamandau.

BAB II TUJUAN

Pasal 2

Tujuan Penyertaan Modal adalah Untuk :

1. Meningkatkan Kemampuan Perusahaan Daerah Bajurung Raya Kabupaten Lamandau untuk menjalankan Usaha secara Efisien dan Efektif serta mengembangkan Unit Usaha Pertambangan, Perkebunan, Kehutanan, Pertanian, Perdagangan dan Industri serta Unit Usaha lainnya sesuai Potensi Sumber Daya Alam yang tersedia di Kabupaten Lamandau;

2. Meningkatkan daya saing Perusahaan Daerah Bajurung Raya ditingkat Ekonomi Lokal, Nasional dan Global;

3. Meningkatkan Perolehan Laba Usaha Perusahaan Daerah Bajurung Raya sehingga menjadi salah satu Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

BAB III M O D A L

Pasal 3

(1) Modal Perusahaan Daerah Bajurung Raya untuk seluruhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dipisahkan, dan tidak terdiri dari saham-saham;

(17)

(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan asset yang merupakan Kekayaan Daerah yang dipisahkan berupa: Tanah, Bangunan, Peralatan, Mesin-mesin, Kendaraan, Inventaris, Surat-surat berharga dan Fasilitas lainnya yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Lamandau selanjutnya diserahkan kepada Perusahaan Daerah Bajurung Raya untuk dikelola dalam rangka mendapatkan keuntungan.

BAB IV

PENYERTAAN MODAL Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau melakukan Penyertaan Modal Daerah kedalam Perusahaan Daerah Bajurung Raya Kabupaten Lamandau sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 sebesar Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh Millyar Rupiah);

(2) Besarnya Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) diatas disesuaikan dengan kemampuan Keuangan Daerah.

BAB V

TATA CARA PENYERTAAN MODAL Pasal 5

Tata cara penyaluran Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud pasal 4 diatas, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati Lamandau.

BAB VI PENGAWASAN

Pasal 6

(1) Bupati dapat menunjuk pejabat yang akan mewakili Pemerintah Daerah untuk melakukan pengawasan atas penyertaan modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(2) Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini memahami wawasan usaha secara professional dan bertanggung jawab kepada Bupati Lamandau;

(3) Perusahaan Daerah Bajurung Raya Kabupaten Lamandau setiap berakhirnya tahun anggaran berkewajiban menyampaikan Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen ke DPRD Kabupaten Lamandau yang disertakan sebagai lampiran Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau.

BAB VII

LAPORAN PERHITUNGAN TAHUNAN Pasal 7

(1) Perusahaan Daerah Bajurung Raya membuat laporan perhitungan tahunan yang terdiri neraca dan perhitungan laba rugi untuk tiap akhir tahun anggaran yang disampaikan kepada Bupati melalui Badan Pengawas;

(2) Bupati melalui Badan Pengawas melakukan Verifikasi terhadap laporan tahunan yang disampaikan oleh Perusahaan daerah Bajurung Raya;

(3) Jika dalam waktu 30 (tiga puluh) hari tidak ada keberatan tertulis dari Pemerintah Daerah melalui Badan Pengawas atas laporan perhitungan tahunan seperti dimaksud pada ayat (1) diatas, maka perhitungan tahunan tersebut dianggap sah;

(4) Cara penilaian pos dalam perhitungan tahunan dapat diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Lamandau.

(18)

BAB VIII

PENETAPAN DAN PEMBAGIAN LABA USAHA Pasal 8

(1) Laba usaha yang diperoleh selama Tahun Anggaran yang merupakan keuntungan bersih dari usaha yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Bajurung Raya dibagi kepada Pemerintah Daerah berdasarkan hasil perhitungan tahunan seperti dimaksud pada pasal 7 ayat (1) diatas;

(2) Besarnya deviden atau pembagian hasil keuntungan yang menjadi hak Pemerintah Daerah adalah 30% (tiga puluh persen) dari laba bersih hasil usaha, yang disetorkan ke Kas Daerah Kabupaten Lamandau sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk Anggaran Belanja Daerah sebesar 25% (dua puluh lima persen), untuk pendidikanb dan sosial sebesar 15% (Lima Belas Persen), untuk sumbangan dana pensiun sebesar 10% (Sepuluh Persen) dan pengembangan lingkungan hidup sebesar 10% (sepuluh persen) yang penggunaannya diatur oleh Perusahaan Daerah Bajurung Raya;

(3) Perusahaan Daerah Bajurung Raya berdasarkan hasil perhitungan tahunan sebagaimana dimaksud pasal 7 Ayat (1) diatas, jika masih belum mendapatkan laba usaha, maka tidak berkewajiban untuk menyetorkan deviden ) ke Kas Daerah Kabupaten Lamandau sebagaimana dimaksud pasal 8 Ayat (2).

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 9

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Lamandau.

BAB X P E N U T U P

Pasal 10

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal pengundangannya.

Agar orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 31 Desember 2009

BUPATI LAMANDAU,

ttd

MARUKAN

Diundangkan di : Nanga Bulik

pada tanggal : 31 Desember 2009

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ttd

MASRUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 52 SERI : E

(19)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 17 TAHUN 2009

TENTANG

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PADA PERUSAHAAN DAERAH BAJURUNG RAYA

I. PENJELASAN UMUM

Peraturan Daerah ini merupakan pengaturan tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau untuk mendukung jalannya Perusahan Daerah Bajurung Raya milik Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau. Hal ini sebagai pelaksanakan pemberian otonomi yang riil dan luas kepada daerah untuk pengembangan SDA dan SDM yang ada pada daeran Lh yaitu di Kabupaten Lamandau.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Ayat (1)

Penyertaan modal Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau pada Perusahaan Daerahngan Bajurung Raya selama 10 (sepuluh) tahun mulai tahun 2010 sampai dengan 2020 dengan besarnya penyertaan modal adalah Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh Miliyar Rupiah)

Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2)

Pembagian Deviden atau pembagian hasil keuntungan dari sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah pada Bab. XIII tentang Penetapan dan Penggunaan Laba serta Pemberian Jasa Produksi Pasal 25 ayat (2) huruf A

Ayat (3) dan (4)

(20)

Pasal 8

Cukup Jelas Pasal 9 dan Pasal 10

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 45 SERI : E

(21)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 18 TAHUN 2009

TENTANG

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

KABUPATEN LAMANDAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN LAMANDAU,

Menimbang : a. bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lamandau dalam upaya untuk memberikan dan meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat Nanga Bulik dan sekitarnya, diperlukan dana untuk pembiayaan pemeliharaan mesin-mesin utama, peralatan pendukungnya, perbaikan dan pengembangan jaringan air minum;

b.

c.

bahwa untuk mendukung upaya dari Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lamandau sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut diatas Pemerintah Kabupaten Lamandau perlu melakukan penyertaan modal;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lamandau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10 Tambahan lembaran Negara Nomor 2387) JO Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969 Tentang Pernyataan tidak berlakunya berbagai UU dan Perpu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 37 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2901);

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nevotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

(22)

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Dan Pengawasan Atas Penyelengaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagiaan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737) ;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2009;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2005 Nomor 11 Seri D);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 27 Seri D); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

(23)

Pembangunan Dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 30 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 30 Seri D);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

dan

BUPATI LAMANDAU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TENTANG PENYERTAAN

MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMANDAU.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lamandau;

2. Pemerintah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau; 3. Bupati adalah Bupati Lamandau;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamandau;

5. Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Kabupaten Lamandau;

6. Penyertaan Modal adalah setiap usaha dalam menyertakan modal daerah pada suatu usaha bersama dengan pihak ketiga, dan atau pemanfaatan modal daerah, oleh pihak ketiga dengan suatu imbalan tertentu;

7. Modal Daerah adalah modal dalam bentuk uang dan atau kekayaan daerah (yang belum dipisahkan) yang dapat dinilai dengan uang seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, inventaris, surat-surat berharga, fasilitas dan hak-hak lainnya yang dimiliki oleh daerah yang merupakan kekayaan daerah;

8. Perusahaan Daerah Air Minum adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lamandau; 9. Anggaran Pendaatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lamandau selanjutnya disebut APBD adalah

Anggaran Tahunan Pemerintah Kabupaten Lamandau.

BAB II TUJUAN

Pasal 2

(1) Penyertaan modal daerah bertujuan untuk Meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dan menambah pendapatan asli daerah, serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dibidang air minum;

(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pasal ini penyertaan modal daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip ekonomi perusahaan/ profit oriented dan pelayanan kepada masyarakat/ social ariented.

BAB III M O D A L

Pasal 3

(1) Modal Perusahaan Daerah Air Minum untuk seluruhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dipisahkan, dan tidak terdiri dari saham-saham;

(24)

(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan asset yang merupakan Kekayaan Daerah yang dipisahkan berupa: Tanah, Bangunan, Peralatan, Mesin-mesin, Kendaraan, Inventaris, Surat-surat berharga dan Fasilitas lainnya yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Lamandau selanjutnya diserahkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum untuk dikelola dalam rangka mendapatkan keuntungan.

BAB IV

PENYERTAAN MODAL Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau melakukan Penyertaan Modal Daerah kedalam Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lamandau sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima Millyar Rupiah);

(2) Besarnya Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) diatas disesuaikan dengan kemampuan Keuangan Daerah.

BAB V

TATA CARA PENYERTAAN MODAL Pasal 5

Tata cara penyaluran Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud pasal 4 diatas, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati Lamandau.

BAB VI PENGAWASAN

Pasal 6

(1) Bupati dapat menunjuk pejabat yang akan mewakili Pemerintah Daerah untuk melakukan pengawasan atas penyertaan modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(2) Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini memahami wawasan usaha secara professional dan bertanggung jawab kepada Bupati Lamandau;

(3) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamandau setiap berakhirnya tahun anggaran berkewajiban menyampaikan Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen ke DPRD Kabupaten Lamandau yang disertakan sebagai lampiran Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau.

BAB VII

BAGI HASIL KEUNTUNGAN Pasal 7

(1) Bagi hasil keuntungan dari Penyertaan Modal menjadi hak daerah yang diperoleh selama tahun anggaran Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lamandau;

(2) Bagi hasil keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), di setor ke kas daerah dan dialokasikan dalam APBD;

(3) Pembagian hasil keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sebagai berikut : a. 55% bagian hasil keuntungan untuk daerah;

b. 20% untuk cadangan umum; c. 5% untuk sosial dan pendidikan; d. 10% untuk jasa produksi;

e. 10% untuk sumbangan dana pensiun dan sokongan.

(4) Tata cara pengurusan dan penggunaan cadangan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b harus mendapat persetujuan Bupati.

(25)

BAB VIII

PENETAPAN DAN PEMBAGIAN LABA USAHA Pasal 8

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dinyatakan tidak berlaku.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 9

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Lamandau.

BAB X P E N U T U P

Pasal 10

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal pengundangannya.

Agar orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 31 Desember 2009

BUPATI LAMANDAU,

ttd

MARUKAN

Diundangkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 31 Desember 2009

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ttd

MASRUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 53 SERI : E

(26)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 18 TAHUN 2009

TENTANG

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LAMANDAU KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMANDAU

I. PENJELASAN UMUM

Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau pada untuk mendukung jalannya Perusahan Daerah Bajurung Raya milik Pemerintah Daerah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamandau dibentuk bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kepada masyarakat, peningkatan modal dalam rangka pembiayaan, pemeliharaan dan pengembangan jararingan yang lebih luas.

Hal-hal yang diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah apa yang menjadi tujuan penyertaan modal. Penganggaran modal, penyeraan modal, tata cara penyertaan modal, pengawasan, bagi hasil keuntungan dan lainnya.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Ayat (1)

Penyertaan modal Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamandau selama 4 (Empat) tahun mulai tahun 2010 sampai dengan 2014 dengan besarnya penyertaan modal adalah Rp. 5.000.000.000,- (Lima Miliyar Rupiah).

Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas

(27)

Pasal 9

Cukup Jelas Pasal 10

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 46 SERI : E

(28)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2010

T E N T A N G

PEMBERIAN NAMA-NAMA JALAN, GANG DAN NOMOR RUMAH/ BANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU, Menimbang Mengingat : : a. b. c 1. 2. 3. 4. 5. 6.

bahwa dengan terbentuknya Kabupaten Lamandau melalui Undang-undang Nomor 05 Tahun 2002, maka terjadi banyak perubahan dan perkembangan kemajuan di berbagai bidang, termasuk pembangunan sarana jalan, gang, rumah dan bangunan;

bahwa dengan pesatnya pembangunan khususnya dalam kota Nanga Bulik, maka pemberian Nama-Nama Jalan, Gang dan nomor Rumah/Bangunan harus diatur dan ditata dengan baik demi tertibnya pengelolaan kawasan kota dan pedesaan di Kabupaten Lamandau;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau tentang Pemberian Nama-nama Jalan, Gang dan Nomor Rumah/ Bangunan;

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4180);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Nagara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

(29)

7.

8.

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022);

Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1984 tentang Kebijakan Pembangunan Kota.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

dan

BUPATI LAMANDAU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN/ GANG DAN NOMOR RUMAH/ BANGUNAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lamandau;

b. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintah Daerah;

d. Bupati adalah Bupati Lamandau;

e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamandau sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah;

f. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas; g. Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum;

h. Jalan Khusus adalah jalan selain yang termasuk dalam angka 7;

i. Nomor Rumah adalah tanda untuk memberikan identitas/alamat rumah atau bangunan; j. Gang adalah jalan umum yang ukurannya lebih kecil dari jalan utama;

k. Dinas adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamandau.

BAB II

PEMBERIAN NAMA JALAN DAN GANG Pasal 2

(1) Setiap Jalan dan Gang dalam wilayah Kabupaten Lamandau diberi nama tanda pengenal; (2) Nama Jalan dan Gang dimaksud ayat (1) dikelompokan menurut kawasan;

(3) Penetapan Nama Jalan dan Gang masing-masing kawasan ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lamandau;

(30)

(4) Nama Jalan dan Gang mempergunakan nama jalan induk dengan memberi nomor urut angka romawi, misalnya :

Jalan romawi I atau Jalan romawi I Gang I.

(5) Papan Nama Jalan dan Gang dibuat dari bahan yang kuat, dan tahan lama, warna dasar hijau dengan tulisan warna putih, dengan ukuran sebagai berikut :

a. Panjang = 70 Cm b. Lebar = 10 Cm c. Tebal = disesuaikan

(6) Papan nama jalan dipasang pada kedua ujung jalan dan Gang setinggi = 1,5 meter diatas permukaan tanah dan diberi pondasi beton cor.

BAB III

PEMBERIAN NOMOR RUMAH/ BANGUNAN Pasal 3

(1) Setiap rumah/ bangunan dalam Kota Kabupaten Lamandau harus memiliki Nomor Rumah/ Bangunan sebagai tanda pengenal alamat;

(2) Nomor rumah/ bangunan dimaksud ayat (1) dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau melalui Instansi terkait yang penyalurannya dilaksanakan oleh perangkat Kecamatan, Kelurahan, Desa, RW dan RT.

Pasal 4

(1) Plat Nomor rumah/ bangunan berbentuk persegi panjang terbuat dari bahan seng almunium atau bahan metal anti karat lainnya dengan ukuran :

a. Panjang = 12 Cm

b. Lebar = 15 Cm

c. Tebal = minimal 0,2 melimeter

(2) Plat Nomor rumah/ bangunan terdiri dari 7 kolom dan dibubuhi tulisan/ lambang sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini yang terdiri dari :

a. Kolom 1 Lambang Daerah dan Nama Pemerintah Kabupaten Lamandau (9 Cm x 8 Cm);

b. Kolom 2 Nomor Rumah/Bangunan (17 Cm x 7 Cm) c. Kolom 3 dan 4 Nomor RT/RW (17 Cm x 2 Cm)

d. Kolom 5 Nomor Kelurahan, Kecamatan dan Kota/Kabupaten (17 Cm x 6 Cm) e. Kolom 6 dan 7 kode Pos/Nomor kode pos masing-masing (10 Cm x 3 Cm) (3) Warna dasar plat Nomor rumah / bangunan ditetapkan sebagai berikut :

a. Warna dasar = Hitam b. Tulisan dan garis batas = Putih

BAB IV

TATA CARA PEMBERIAN NOMOR RUMAH/ BANGUNAN Pasal 5

(1) Setiap Rumah/ Bangunan yang berada dalam Kota Nanga Bulik diberikan nomor sepanjang tidak bertentangan dengan master plan kota Nanga Bulik;

(2) Terhadap Rumah/ Bangunan yang hingga pemberian nomor Rumah/ Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini tidak memiliki Ijin Mendirikan Bangunan, diwajibkan segera meminta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(3) Pemberian Nomor Rumah/ Bangunan dimulai dari ujung jalan yang merupakan Pusat Kota Nanga Bulik, (bundaran besar) dan diteruskan dengan memulai lagi jalan-jalan lainnya kesegala jurusan dalam Kota Nanga Bulik.

Pasal 6

(1) Nomor Rumah/ Bangunan diberikan berurutan mulai permulaan jalan masuk sebelah kanan dengan nomor genap dan sebelah kiri dengan nomor ganjil;

(2) Rumah yang terletak dibelakang rumah yang menghadap jalan diberikan nomor urut sesudah rumah dihadapnnya;

(31)

(3) Rumah / Bangunan yang didirikan setelah pemberian Nomor secara masal diberikan kode A, B, C dan seterusnya setelah nomor urut rumah/ bangunan terdahulu yang terletak disamping, dimuka atau dibelakangnya;

(4) Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun nomor rumah yang ada akan diinventarisir kembali dalam rangka penataan sesuai perkembangan dilapangan.

Pasal 7

(1) Rumah/ Bangunan yang terletak disatu jalan yang melintasi dua atau lebih Kelurahan diberi nomor secara berurutan, sedangkan nomor RW dan RT disesuaikan dengan kelurahan masing-masing; (2) Rumah kopel/barak diberi hanya satu nomor dengan diberi kode angka romawi untuk

masing-masing petak/ ruang;

(3) Terhadap Rumah-Rumah / Bangunan komplek pasar, diberikan nomor tersendiri dengan kode blok A, B, C dan seterusnya dan masing-masing blok diberikan nomor angka 1, 2, 3 dan seterusnya.

BAB V

PEMBERIAN PLAT NOMOR RUMAH DAN BANGUNAN Pasal 8

(1) Pemberian plat nomor rumah dan bangunan di Kabupaten Lamandau dapat disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Lamandau;

(2) Pemberian sebagaimana dimaksud ayat (1) mengacu pada BAB III pasal 3 ayat (2).

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 9

Pemberian Nomor Rumah/ Bangunan menurut Peraturan Daerah ini sudah dilaksanakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini berlaku.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 10

Penataan dan pemberian nama Jalan, Gang dan Penomoran Rumah/Bangunan di Kabupaten Lamandau, dalam pelaksanaannya dikelola dan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamandau.

Pasal 11

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 12

(32)

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 4 Oktober 2010

BUPATI LAMANDAU,

ttd

M A R U K A N

Diundangkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 4 Oktober 2010

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ttd

M A S R U N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2010 NOMOR 54 SERI : E

(33)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR TAHUN 2010

TENTANG

PEMBERIAN NAMA-NAMA JALAN, GANG DAN NOMOR RUMAH/ BANGUNAN

A. PENJELASAN UMUM

Kabupaten Lamandau merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Induk Kotawaringin Barat berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah yang pada saat sekarang terdiri dari 8 Kecamatan, 83 desa dan 3 Kelurahan.

Dengan semakin pesatnya pembangunan di Kabupaten Lamandau maka semakin luas pula perkembangan penduduk yang tentunya berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi, sosial budaya termasuk proverti perumahan dan kewilayahan sehingga terbentuknya wilayah-wilayah kelompok masyarakat. Dengan mengacu terhadap perkembangan tersebut perlu adanya suatu upaya konkrit dari pemerintah daerah untuk mengatur, menata dan mengelola jalan, gang dan perumahan sehingga teratur rapi sesuai dengan penataan kota. Untuk pengaturan sehingga teraturnya jalan, gang dan tertatanya kawasan perumahan dan bangunan lainnya perlu adanya pengaturan tentang pemberian nama-nama jalan, gang dan penomoran rumah/ bangunan di Kabupaten Lamandau.

B. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 s/d 7 Cukup Jelas Pasal 8 Ayat (1)

Seluruh plat nomor rumah di sediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau dan diberikan secara cuma-cuma kepada seluruh masyarakat Kabupaten Lamandau mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kelurahan yang nantinya dikoordinasikan melalui Dinas PU Kab. Lamandau dan diserahkan ke Kecamatan, Kelurahan dan Desa untuk membagikan nomor plat tersebut sesuai dengan jumlah KK masing-masing wilayah.

Pasal 9 s/d 10

(34)

Pasal 11 s/d 12

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2010 NOMOR 47 SERI : E

(35)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 02 TAHUN 2010

T E N T A N G

RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU,

Menimbang : a.

b.

c.

bahwa salah satu kewenganan daerah sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah memungut pajak dan retribusi daerah;

bahwa Retribusi Tempat Khusus Parkir merupakan jenis Retribusi Daerah dan merupakan Sumber Pendapatan Daerah;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu dibentuk dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

(36)

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 19.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Kepada Daerah Tingkat I dan Tingkat II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3410);

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1980 tentang Pedoman Pengelolaan Perparkiran di Daerah;

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986 tentang Ketentuan Umum Mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Jo Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah;

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 1993 tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir Untuk Umum;

Peraturan Daerah kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 27 Seri E).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

dan

Referensi

Dokumen terkait

Dana alokasi umum adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah, sebagaimana dimaksud dalam

Fadjroel Rachman President Commissioner Bobby Achirul Awal Nazief Commissioner Wicipto Setiadi Commissioner Rildo Ananda Anwar Commissioner Muchlis Rantoni Luddin

Sistem Pemberian Nama Orang dalam Budaya Sunda: Sebuah Kajian Diakronis.. Bandung:

Pada plot penelitian di bawah tajuk pohon yang jumlah pohonnya lebih banyak, suhu udara menjadi lebih dingin dan kelembaban udara relatif menjadi lebih tinggi,

Dimana mutu tempe yang diamati adalah kandungan protein, sifat organoleptik (aroma, warna, tekstur, dan rasa), dan jenis substrat yang digunakan adalah kacang buncis

Berdasarkan berita acara hasil evaluasi dokumen penawaran nomor KU.03.10.93.11.11.5103 dan berita acara hasil pelelangan (BAHP) nomor KU.03.10.93.11.11.5104, kami

Many Americans feel that Marijuana is helping fund the war on terror, but making a war on drugs and keeping Marijuana illegal has not stopped millions of Americans from smoking

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi serta Penetapan Hasil Kualifikasi, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Non Konstruksi II Kabupaten Sukamara Tahun 2014,