• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki pengenaan pajak pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang penjelasaannya. telah diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. memiliki pengenaan pajak pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang penjelasaannya. telah diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

37 BAB IV

PEMBAHASAN

Sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada perusahaan ini memiliki pengenaan pajak pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang penjelasaannya telah diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi dan evaluasi penerapan perpajakan PPh Pasal 23 perusahaan Perum Perumnas ini. Pembahasan di bab ini akan dimulai dari identifikasi atas jenis-jenis pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipotong oleh perusahaan di subbab IV.I dan kemudian dilanjutkan dengan evaluasi di subbab IV.2. Sebagaimana yang di sebutkan dalam ruang lingkup penelitian, identifikasi dan evaluasi ini dilakukan berdasarkan data dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

IV.1. Identifikasi Jenis-Jenis Pengenaan Pajak Penghasilan pasal 23 Perum

Perumnas Tahun 2009-2011

Dalam mengidentifikasi jenis pengenaan pajak yang ada dalam Perum Perumnas ini, penulis mengacu pada Surat Pembertitahuan (SPT) Masa , daftar bukti potong SPT Masa, dan bukti potong setiap perusahaan sebelum dijadikan dalam satu daftar bukti potong oleh Perum Perumnas setiap bulannya, jadi data yang disajikan dalam subbab ini masih merupakan data awal dari perusahaan dan belum mengalami evaluasi. Lalu akan dilihat juga Surat Setoran Pajak (SPP) nya atas kepatuhan penyetoran dan pelaporan perusahan

(2)

38 Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengevaluasian penerapan perpajakan PPh Pasal 23 Perum Perumnas :

1. Membuat perincian atas jenis-jenis pengenaan PPh Pasal 23 di Perum Perumnas dari Surat Pemberitahuan (SPT) Masa nya;

2. Membandingkan daftar bukti potong yang tertera dengan bukti potong setiap perusahaan, dan kemudian membandingkannya dengan yang dilaporkan dalam SPT Masa dan yang dipotong pada SSP (Surat Pemberitahuan);

3. Menganalisis tarif pajak yang dikenakan setiap transaksinya, apakah sudah sesuai dengan UU pajak yang berlaku;

4. Menganalisis waktu penyetoran & pelaporan. Mulai dari tanggal, bulan dan tahun yang tertera pada SPT itu apakah juga sudah sesuai dengan UU pajak yang berlaku;

5. Mengevaluasi akibat atau dampak dari masalah yang terjadi.

Dari data-data yang diterima oleh penulis, secara umum transaksi dari pada Perum Perumnas banyak yang berhubungan dengan jasa manajemen, jasa konsultan dan beberapa jasa lainnya.

Berikut akan penulis jelaskan lebih lanjut mengenai penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 Perum Perumnas.

IV.1.1. Pengidentifikasian Transaksi PPh Pasal 23 pada Perum Perumnas Tahun

2009

Ini adalah tahun pertama dari 3 (tiga) tahun identifikasi transaksi pemotongan PPh Pasal 23 Perum Perumnas untuk selanjutnya dilakukan

(3)

39 evaluasi. Daftar pemotongan akan di sajikan dalam bentuk tabel dan akan dibuat setiap bulannya hingga akhir tahun 2009. Berikut ini adalah jenis-jenis pemotongannya:

a. Januari 2009

Tabel IV.1 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Januari 2009

NPWP Tanggal

Pemotongan

Jenis

pemotongan Jumlah Objek

Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.490.622.4.012.000 13/01/2009 Jasa 41.884.817 4,5% 1.884.817 06.998.472.2.022.000 20/01/2009 Jasa 17.500.000 4,5% 787.500 05.952.014.8.021.000 27/01/2009 Jasa 37.000.000 4,5% 1.665.000 01.336.752.9.054.000 27/01/2009 Jasa 316.323.000 2% 6.326.460 01.001.614.5.051.000 27/01/2009 Konstruksi 8.913.029.154 3% 267.390.875 b. Februari 2009

Tabel IV.2 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Februari 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.955.903.8.086.000 10/02/2009 145.500.000 4,5% 6.547.000 06.998.472.2.022.000 10/02/2009 6.000.000 4,5% 270.000 02.489.180.6.008.000 19/02/2009 68.250.000 4,5% 3.071.250

(4)

40 c. Maret 2009

Tabel IV.3 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Maret 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.001.614.5.051.000 06/02/2009 Jasa Konstruksi 175.281.200 2% 3.5050.624 01.001.616.0.051.000 04/03/2009 Jasa Konstruksi 293.810.000 4% 11.752.400 00.000.000.7.000.000 06/03/2009 Jasa Manajemen 149.950.000 2% 2.999.000

Tabel IV.4. Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Maret 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9.002.000 17/03/2009 3.000.000 1,5% 45.000 01.322.123.9.002.000 17/03/2009 93.818.182 1,5% 1.407.273 01.322.123.9.002.000 17/03/2009 45.600.000 1,5% 684.000 d. April 2009

Tabel IV.5 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan April 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.001.616.5.051.000 03/03/2009 Jasa konstruksi 13.864.712.018 3% 415.941.360 01.322.123.9.002.000 22/04/2009 Jasa 187.636.364 1,5% 2.814.545 02.155.606.3.411.000 08/04/2009 Jasa 15.818.182 2% 316.364 05.372.414.2.432.000 08/04/2009 Jasa 10.000.000 5% 500.000

Pemotongan PPh pasal 23 Jasa atas Wajib Pajak dengan NPWP 05.372.414.2.432.000, sebesar 5%, dalam bukti pemotongan dikenakan pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) 21. Dan jasa konstruksi dengan NPWP

(5)

41 01.001.616.5.051.000 yang dikenakan tarif sebesar 3% merupakan Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2) atau Final.

Tabel IV.6 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan April 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9.054.000 07/04/2009 370.575.000 15% 55.586.250 e. Mei 2009

Tabel IV.7 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Mei 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.624.374.1.012.000 22/05/2009 132.900.000 2% 2.658.000 02.248.724.3.036.000 19/05/2009 25.000.000 2% 500.000 01.955.903.8.086.000 12/05/2009 194.000.000 2% 3.850.000 06.998.472.2.022.000 07/05/2009 10.000.000 2% 200.000 06.998.472.2.022.000 07/05/2009 4.500.000 2% 90.000 01.336.752.9.054.00 07/05/2009 3.337.500.000 15% 500.625.000 f. Juni 2009

Tabel IV.8 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Juni 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.489.180.6.008.000 02/06/2009 120.000.000 2% 2.400.000 02.155.606.3.411.000 10/06/2009 7.909.091 2% 158.181 01.955.903.8.086.000 26/05/2009 145.500.000 2% 2.910.000

(6)

42 Tabel IV.9 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Juni 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9.002.000 08/06/2009 10.933.334 2% 218.667 01.322.123.9.002.000 08/06/2009 7.425.000 2% 148.500 01.322.123.9.002.000 08/06/2009 187.636.364 2% 2.814.545 01.322.123.9.002.000 08/06/2009 140.727.273 2% 2.814.545 Juli 2009

Pada bulan ini, penulis tidak menemukan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, Daftar bukti pemotongan ataupun Surat Setoran Pajak (SSP). Tapi penulis menemukan adanya bukti pemotongan yang dilakukan perusahaan kepada Wajib Pajak barupa Badan sebanyak dua kali pada bulan Juli ini. g. Agustus 2009

Tabel IV.10 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Agustus 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.876.601.2.404.000 27/07/2009 Jasa 3.150.000 2% 63.000 01.323.640.1.062.000 25/07/2009 Manajemen 65.175.000 2% 1.303.500 02.041.887.7.630.000 07/07/2009 Jasa 136.363.636 2% 2.727.272

Tabel IV.11 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Agustus 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9.054.000 11/08/2009 3.450.000.000 15% 517.500.000 01.336.752.9.054.000 24/09/2009 2.300.000.000 15% 345.000.000 01.336.752.9.054.000 01/07/2009 374.692.500 15% 56.203.875

(7)

43 Pada tanggal 1 Agustus 2009, bukti potong terhadap perusahaan dengan NPWP 01.336.752.9.054.000 tidak ditemukan. Namun tetap masuk ke dalam pelaporan di Surat Pemberitahuan (SPT) Masa.

h. September 2009

Tabel IV.12 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan September 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.001.614.5.051.000 15/09/2009 Jasa konstruksi 12.874.375.445 3% 386.231.263 01.001.616.0.051.000 07/09/2009 Jasa 177.930.000 2% 3.558.600 02.155.606.3.411.000 02/09/2009 Jasa 7.909.091 2% 158.181 07.133.546.7.121.000 01/09/2009 Jasa 100.000.000 2% 2.000.000

Tabel IV.13 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan September 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9.054.000 14/09/2009 46.027.397 15% 6.904.109 01.336.752.9.054.000 17/09/2009 21.917.808 15% 3.287.671 01.336.752.9.054.000 07/09/2009 13.589.0441 15% 2.038.356

Tabel IV.14 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan September 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9.002.000 01/09/2009 187.363.364 2% 3.752.727 01.322.123.9.002.000 01/09/2009 187.636.364 2% 3.752.727

(8)

44 i. Oktober 2009

Tabel IV.15 Pemotongan Pajak Atas Jasa Konsultan Bulan Oktober 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 06.998.472.2.022.000 30/09/2009 49.400.000 2% 988.000

Tabel IV.16 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Oktober 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9.054.000 05/10/2009 378.810.000 15% 56.821.500 01.366.752.9.054.000 23/09/2009 13.150.685 15% 1.972.602 01.336.752.9.054.000 23/10/2009 65.753.425 15% 9.863.013

Bukti potong transaksi atas bunga pada tanggal 5 oktober 2009 tidak ditemukan. Tetapi PPh yang telah dipotong tersebut tetap dilaporkan dalam SPT Masa bulan Oktober ini.

j. November 2009

Tabel IV.17 Pemotongan Pajak Atas Jasa Konsultan Bulan November 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 07.133.546.7.121.000 02/11/2009 137.500.000 2% 2.750.000

(9)

45 Tabel IV.18 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan November 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.504.291.2.016.000 24/11/2009 67.945.205 15% 10.191.780 01.336.752.9.054.000 24/11/2009 13.589.041 15% 2.038.356

Pada transaksi pertama dalam pos bunga, transaksi dengan jumlah Rp.67.945.205. Dalam bukti potong perperusahaan, Perum Perumnas melakukan transaksi dengan perusahaan ber NPWP 01.336.752.9.054.000, bukan dengan perusahaan ber NPWP 02.504.291.2.016.000.

Tabel IV.19 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan November 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9.002.000 31/07/2009 229.090.909 2% 4.581.818 01.322.123.9.002.000 31/07/2009 87.272.727 2% 1.745.454 01.322.123.9.002.000 31/07/2009 93.818.182 2% 1.876.363 01.322.123.9.002.000 06/11/2009 93.818.182 2% 1.876.363 k. Desember 2009

Tabel IV.20 Pemotongan Pajak Atas Jasa Manajemen Bulan Desember 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.501.033.1-414.000 28/12/2009 108.540.000 2% 2.170.800

(10)

46 Tabel IV.21 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Desember 2009

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9-054.000 07/12/2009 1.074.305.556 15% 161.145.883 01.336.752.9-054.000 23/12/2009 18.630.137 15% 2.794.250 01.336.752.9-054.000 29/12/2009 2.275.000.000 15% 341.250.000 01.336.752.9-054.000 29/12/2009 39.452.055 15% 5.917.808

VI.1.2. Pengidentifikasian Transaksi PPh Pasal 23 pada Perum Perumnas Tahun

2010

Identifikasi transaksi PPh Pasal 23 Perum Perumnas masuk tahun ke 2 (dua) dari dari 3 (tiga) tahun yang akan di evaluasi. Pada tahun ini Jasa konstruksi tidak dimasukkan lagi di dalam PPh pasal 23. Jadi kemungkinan untuk terjadinya kebingungan dalam pelaporan dimana dalam tahun sebelumnya pemotongan yang semestinya masuk ke dalam PPh Pasal 4 ayat (2), namun dimasukkan ke dalam pelaporan untuk PPh Pasal 23 tidak terjadi lagi. Berikut ini adalah daftar transaksi pemotongan yang terjadi dalam Perum Perumnas setiap bulannya selama tahun 2010.

(11)

47 a. Januari 2010

Tabel IV.22 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Januari 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9-054.000 06/01/2010 Jasa 300.000.000 2% 6.000.000 01.001.616.0-051.000 12/01/2010 Jasa konsultan 59.310.000 2% 1.186.200 05.952.014.8-021.001 12/01.2010 Jasa konsultan 162.500.000 2% 3.250.000 02.617.791.5-421.000 01/01/2010 Jasa konsultan 65.454.545 2% 1.309.090 02.493.166.9-077.000 01/01/2010 Jasa konsultan 30.612.245 2% 612.244 02.504.291.2-016.000 01/01/2010 Jasa konsultan 61.090.909 2% 1.221.818 02.501.033.1-414.000 01/01/2010 Jasa manajemen 72.360.000 2% 1.447.200 06.998.472.2-022.000 01/01/2010 Jasa manajemen 10.000.000 2% 200.000 01.336.752.9-054.000 01/01/2010 Jasa manajemen 30.000.000 2% 600.000 01.336.752.9-054.000 06/01/2010 Jasa manajemen 1.700.000.000 2% 34.000.000 01.001.616.0-051.000 01/01/2010 Jasa manajemen 237.240.000 2% 4.744.800

Pada tanggal 6 Januari 2010, transaksi dengan NPWP 01.336.752.9-054.000 tidak ditemukan bukti transaksi nya.

Tabel IV.23 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Januari 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9-054.000 05/01/2010 378.810.000 15% 56.821.500 01.336.752.9-054.000 01/01/2010 29.342.466 15% 4.401.369 01.336.752.9-054.000 01/01/2010 9.780.822 15% 1.467.123 01.336.752.9-054.000 01/01/2010 9.780.822 15% 1.467.123 01.336.752.9-054.000 18/01/2010 1.216.444.444 15% 182.466.666 01.336.752.9-054.000 20/01/2010 40.767.123 15% 6.115.068

(12)

48 Tabel IV.24 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Januari 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 01/01/2010 45.600.000 2% 912.000 b. Februari 2010

Tabel IV.25 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Februari 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 07.133.546.7-121.000 25/02/2010 Jasa 113.636.363 2% 2.272.727 01.802.519.7-064.000 25/02/2010 Jasa konsultan 129.577.273 2% 2.591.545 02.490.622.4-064.000 25/02/2010 Jasa konsultan 51.020.408 2% 1.020.408 06.998.472.2-022.000 11/02/2010 Jasa konsultan 3.500.000 2% 70.000 11/01/2010 Jasa konsultan 25.000.000 2% 500.000 01.336.752.9-054.000 12/01/2010 Jasa manajemen 240.000.000 2% 4.800.000 06.998.472.2-022.000 18/02/2010 Jasa manajemen 20.000.000 2% 400.000

Tabel IV.26 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Februari 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.741.988.6-012.000 12/02/2010 38.136.986 15% 5.720.547 01.585.723.8-062.000 18/02/2010 1.062.500.000 15% 159.375.000

Tabel IV.27 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Februari 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 25/02/2010 140.727.273 2% 2.814.545

(13)

49 Bukti transaksi atas pemotongan sewa terhadap koperasi karyawan di Perum Perumnas ini tidak di temukan.

c. Maret 2010

Tabel IV.28 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Maret 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.310.668.7-091.000 01/03/2010 Jasa lain 100.000.000 2% 2.000.000 01.310.668.7-091.000 03/03/2010 Jasa lain 1.800.000.000 2% 36.000.000 01.955.903.8-086.000 08/03/2010 Jasa manajemen 60.000.000 2% 1.200.000 01.802.952.0-054.000 08/03/2010 Jasa lain 24.166.666 2% 483.333 06.998.472.2-022.000 17/03/2010 Jasa lain 80.000.000 2% 1.600.000 01.955.903.8-086.000 22/03/2010 Jasa konsultan 144.000.000 2% 2.880.000 01.955.903.8-086.000 20/03/2010 Jasa konsultan 78.000.000 2% 1.560.000 01.810.381.2-015.000 10/03/2010 Jasa konsultan 179.850.000 2% 3.597.000 02.024.423.2-019.000 12/03/2010 Jasa konsultan 322.496.728 2% 6.449.934 02.490.622.4-064.000 02/03/2010 Jasa konsultan 51.020.408 2% 1.020.408

Tabel IV.29 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Maret 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.585.723.8-062.000 04/03/2010 3.450.000.000 15% 517.500.000 01.585.723.8-062.000 17/03/2010 1.725.000.000 15% 258.750.000

Pada tanggal 4 maret 2010 di bagian bunga di daftar bukti potong, Perum Perumnas menyebutkan bertransaksi dengan perusahaan dengan NPWP 01.585.723.8-062.000. Namun di dalam bukti potong per perusahaan, Perum Perumnas bertransaksi dengan perusahaan ber NPWP 01.310.668.7-091.000.

(14)

50 Tabel IV.30 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Maret 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 09/03/2010 46.909.091 2% 938.181 01.322.123.9-002.000 09/03/2010 93.818.182 2% 1.876.363 d. April 2010

Tabel IV.31 Pemotongan Pajak Atas Jasa Konsultan Bulan April 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.504.291.2-016.000 06/04/2010 370.575.000 2% 2.400.000 00.005.564.0-606.000 08/04/2010 15.825.000 2% 316.500 01.674.112.6-003.000 12/04/2010 66.000.000 2% 1.320.000 01.688.486.8-017.000 13/04/2010 26.150.000 2% 523.000 02.486.770.7-412.000 13/04/2010 30.100.000 2% 602.000 02.501.033.1-414.000 15/04/2010 72.360.000 2% 1.447.200 01.674.112.6-003.000 15/04/2010 25.000.000 2% 500.000

Tabel IV.32 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan April 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9-054.000 05/04/2010 370.575.000 15% 55.586.250

(15)

51 e. Mei 2010

Tabel IV.33 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Mei 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.024.423.2-019.000 01/05/2010 Konsultan 396.458.455 2% 7.929.169 01.336.752.9-054.000 13/05/2010 Lainnya 900.000.000 2% 18.000.000

Tabel IV.34 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Mei 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 04/05/2010 229.090.909 2% 4.581.818

Bukti potong yang dapat digunakan sebagai bukti atas pemotongan pajak ini tidak ditemukan oleh penulis.

f. Juni 2010

Tabel IV.35 Pemotongan Pajak Atas Jasa Konsultan Bulan Juni 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.955.903.8-086.000 07/06/2010 336.000.000 2% 6.720.000 02.248.724.3-.086.000 07/06/2010 25.000.000 2% 500.000

Tabel IV.36 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Juni 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.336.752.9-054.000 01/06/2010 1.086.111.111 2% 162.916.666 01.585.723.8-062.000 15/06/2010 1.763.333.333 2% 264.499.999

(16)

52 g. Juli 2010

Tabel IV.37 Pemotongan Pajak Atas Jasa Konsultan Bulan Juli 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.024.423.2-019.000 01/07/2010 80.105.091 2% 1.602.101 02.489.180.6-008.000 08/07/2010 68.181.818 2% 1.363.636 02.155.606.3-411.000 08/07/2010 7.909.091 2% 158.181 02.501.033.1-414.000 13/07/2010 90.450.000 2% 1.809.000

Tabel IV.38 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Juli 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.024.423.2-019.000 01/07/2010 80.105.091 15% 1.602.101 01.585.723.8-062.000 21/07/2010 1.203.222.222 15% 180.483.333

Tabel IV.39 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Juli 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 15/07/2010 87.272.727 2% 1.745.454 01.322.123.9-002.000 15/07/2010 93.818.182 2% 1.876.363 h. Agusutus 2010

Tabel IV.40 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Agustus 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.501.033.1-414.000 04/08/2010 Konsultan 18.090.000 2% 361.800 06.998.472.2.-022.000 02/08/2010 Konsultan 27.750.000 2% 555.000 24.014.385.9-017.000 10/08/2010 Aktuaris 37.500.000 2% 750.000

(17)

53 Tabel IV.41 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Agustus 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 02/08/2010 187.636.364 2% 3.752.727 01.322.123.9-002.000 02/08/2010 247.636.364 2% 4.952.727 01.322.123.9-002.000 02/08/2010 93.818.182 2% 1.876.363

Pada bulan ini pemotongan sebesar Rp. 4.952.727 tidak ditemukan bukti pemotongannya sebagai bukti pendukung.

i. September 2010

Tabel IV.42 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan September 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.024.423.2-019.000 02/09/2010 Manajemen 156.143.182 2% 3.122.863 02.935.280.4-019.000 06/09/2010 Konsultan 30.000.000 2% 600.000

Tabel IV.43 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan September 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.585.723.8-062.000 01/09/2010 1.086.111.111 15% 162.916.666 j. Oktober 2010

Tabel IV.44 Pemotongan Pajak Atas Jasa Manajemen Bulan Oktober 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.241.071.8-011.001 12/01/2010 48.900.000 2% 978.000

(18)

54 k. November 2010

Tabel IV.45 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan November 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 06.998.472.2-022.000 10/11/2010 Lain 75.000.000 2% 1.500.000 02.024.423.2-019.000 11/11/2010 Konsultan 104.095.455 2% 2.081.909 01.304.768.3-061.000 16/11/2010 Konsultan 27.244.899 2% 544.897 l. Desember 2010

IV.46 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Desember 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.490.622.4-063.000 10/12/2010 Manajemen 46.363.636 2% 927,272 01.955.903.8-086.000 10/12/2010 Manajemen 60.000.000 2% 1.200.000 01.000.520.5-051.000 01/12/2010 Manajemen 150.000.000 2% 3.000.000 01.336.752.9-054.000 01/12/2010 Manajemen 600.000.000 2% 120.000.000 01.565.217.5-054.000 08/12/2010 Manajemen 600.000.000 2% 120.000.000 01.565.217.5-054.000 30/12/2010 Manajemen 450.000.000 2% 9.000.000 06.998.472.2-022.000 14/12/2010 Konsultan 40.000.000 2% 800.000 02.312.454.8-054.000 30/12/2010 Lainnya 300.000.000 2% 6.000.000

Tabel IV.47 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Desember 2010

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.585.723.8-062.000 20/12/2010 1.766.166.667 15% 261.625.000

(19)

55 IV.1.3. Pengidentifikasian Transaksi PPh Pasal 23 pada Perum Perumnas

Tahun 2011

Ini adalah tahun terakhir dari identifikasi tranasaksi pemotongan PPh pasal 23. Pada tahun ini, jenis pemotongan pajak perusahaan masih didominasi oleh Jasa. Berikut ini adalah adalah jenis pemotongan pajak yang diakukan oleh perusahaan sepanjang tahun 2011:

a. Januari 2011

Tabel IV.48 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Januari 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 06.998.472.2-022.000 13/01/2011 Keagenan &/perantara 45.000.000 2% 900.000 02.486.770.7-412.000 11/01/2011 Manajemen 20.200.000 2% 404.000 02.504.291.2-016.000 13/01/2011 Manajemen 8.886.383 2% 177.727 06.998.472.2-022.000 06/01/2011 Perantara &/keagenan 35.000.000 2% 700.000

Tabel. IV.49 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Januari 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 06/01/2011 46.909.091 2% 938.181 01.322.123.9-002.000 06/01/2011 10.363.636 2% 207.272

(20)

56 b. Februari 2011

Tabel IV.50 Pemotongan Pajak Atas Jasa Manajemen Bulan Februari 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.504.291.2-016.000 01/02/2011 65.975.000 2% 1.319.500 00.000.000.0-051.000 07/02/2011 42.000.000 8% 3.360.000 c. Maret 2011

Tabel IV.51 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Maret 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.490.622.4-063.000 07/03/2011 Manajemen 46.363.636 2% 927.772 24.014.385.9-017.00 03/03/2011 Aktuaris 60.000.000 2% 1.200.000 02.312.454.8-054.000 11/03/2011 Perantara &/keagenan 1.155.000.000 2% 23.100.000 01.336.752.9-054.000 16/03/2011 Manajemen 1.080.000.000 2% 21.600.000

Daftar Pemotongan pajak atas jasa ini merupakan data dari pembetulan ke 1 Surat Pemberitahuan (SPT) Perum Perumnas. Dalam SPT sebelumnya, transaksi atas WP dengan NPWP 01.336.752.9-054.000 dengan PPh Pasal 23 yang dipotong sebesar Rp. 21.600.000

(21)

57 d. April 2011

Tabel IV.52 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan April 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.490.622.4-063.000 08/04/2011 Manajemen 46.363.636 2% 927.272 01.955.903.8-086.000 08/04/2011 Akuntansi, pembukuan & atestasi 135.000.000 2% 2.700.000 24.014.385.9-017.000 08/04/2011 Perantara & keagenan 25.000.000 2% 500.000 24.014.385.9-017.000 08/04/2011 Perantara & keagenan 50.000.000 2% 1.000.000 e. Mei 2011

Tabel IV.53 Pemotongan Pajak Atas Jasa Lainnya (Jasa Perantara dan Keagenan) Bulan Mei 2011 NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.565.217.5-054.000 31/05/2011 375.000.000 2% 7.500.000

Dalam bulan Mei ini ditemukan dua buah Surat Pemberitahuan (SPT) dan Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan dengan nominal yg berbeda namun sama-sama masih berhubungan dengan Jasa.

(22)

58 Tabel IV.54 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Mei 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.02224.423.2-019.000 20/05/2011 Konsultan 207.444.273 2% 4.148.885 01.322.123.9-002.000 24/05/2011 Manajemen 46.909.091 2% 938.181 02.248.724.3-086.000 27/05/2011 Manajemen 22.750.000 2% 455.000 f. Juni 2011

Tabel IV.55 Pemotongan Pajak Atas Jasa Manajemen Bulan Juni 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.935.280.4-019.000 01/06/2011 50.000.000 2% 1.000.000 01.955.903.8-086.000 07/06/2011 315.000.000 2% 6.300.000 02.490.622.4-063.000 01/06/2011 47.272.727 2% 945.454

Pada bulan ini ditemukan transaksi yang tidak masuk ke dalam SPT ataupun Daftar Bukti Potong dengan Wajib Pajak ber NPWP 01.061.173.9-051.000 atas Jasa Lainnya dengan rincian:

Jasa Lain: Tarif PPh dipotong

Perantara dan/ keagenan 80.000.000 2% 1.600.000 Dan pada transaksi senilai Rp. 47.272.727, bukti potongnya tidak ditemukan.

(23)

59 g. Juli 2011

Tabel IV.56 Pemotongan Pajak Atas Jasa Manajemen Bulan Juli 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 24.014.385.9-017.000 05/07/2011 78.000.000 2% 1560.000 24.014.385.9-017.000 13/07/2011 50.000.000 2% 1.000.000 01.336.752.9-052.000 15/07/2011 900.000.000 2% 18.000.000 02.490.622.4-063.000 15/07/2011 46.363.636 2% 927.272 02.155.606.3-411.000 01/07/2011 7.909.091 2% 158.181

Tabel IV.57 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan Juli 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 11/07/2011 144.000.000 2% 2.880.000 h. Agustus 2011

Tabel IV.58 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Agustus 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.504.291.2-016.000 01/08/2011 Manajemen 141.950.000 2% 2.839.000 24.014.385.9-017.000 03/08/2011 Perantara & keagenan 15.000.000 2% 300.000 02.504.291.2-016.000 18/08/2011 Manajemen 10.000.000 2% 200.000

(24)

60 i. September 2011

Surat Pemberitahuan (SPT), Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23, dan Surat Setoran Pajak (SSP) tidak ditemukan pada bulan September Tahun 2011 ini.

j. Oktober 2011

Tabel IV.I.59 Pemotongan Pajak Atas Jasa Manajemen Bulan Oktober 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 00.000.000.0-051.000 06/10/2011 144.400.000 4% 5.776.000 31.299.828.9-412.00 06/10/2011 124.475.000 2% 2.509.000 01.304.768.3-061.000 24/10/2011 28.392.857 2% 567.857 k. November 2011

Tabel IV.60 Pemotongan Pajak Atas Jasa Manajemen Bulan November 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.504.291.2-016.000 15/11/2011 63.000.000 2% 1.260.000

Tabel IV.61 Pemotongan Pajak Atas Sewa Bulan November 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 01.322.123.9-002.000 14/11/2011 96.000.000 2% 1.920.000 01.322.123.9-002.000 14/11/2011 165.818.182 2% 3.316.363 01.322.123.9-002.000 16/11/2011 192.000.000 2% 3.840.000

(25)

61 l. Desember 2011

Tabel IV.62 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Desember 2011

NPWP Tanggal Pemotongan Jenis Penghasilan Jumlah Objek Pajak (Rp) Tarif PPh Yang Dipotong (Rp) 02.490.622.4-063.000 05/12/2011 Konsultan 46.363.636 2% 927.272 02.490.622.4-063.000 05/12/2011 Konsultan 46.363.636 2% 09i\927.272 02.433.828.7-062.000 05/12/2011 Manajemen 90.000.000 2% 1.800.000 02.490.622.4-063.000 12/12/2011 Manajemen 43.363.636 2% 927.272 01.336.752.9-054.000 08/12/2011 Perantara & keagenan 900.000.000 2% 18.000.000 24.014.385.9-017.000 08/12/2011 Perantara & keagenan 190.000.000 2% 3.800.000 02.312.454.8-054.00 08/12/2011 Perantara & keagenan 340.000.000 2% 6.800.000 01.336.752.9-054.000 14/12/2011 Perantara & keagenan 875.000.000 2% 17.500.000 09.735.423.7-542.000 05/12/2011 Perantara & keagenan 1.275.510.205 2% 25.510.204

IV.2. Evaluasi Penerapan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Perum Perumnas

Tahun 2009 -2011

Dalam sub bab ini, penulis akan membahas mengenai evaluasi penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 dimulai dari tahun 2009 dan secara bertahap akan sampai pada tahun 2011. Dalam evaluasi ini penulis membahas sejauh mana penerapan Pajak Penghasilan 23 Perum Perumnas sudah sesuai atau belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(26)

62 Dan sebagaimana disebutkan dalam subbab IV.I, dalam evaluasi ini akan disebutkan juga dampak atau akibat dari kelalaian yang dilakukan perusahaaan, seperti jenis pengenaan sanksi yang akan didapat oleh perusahaan.

IV.2.1. Evaluasi Penerapan Pajak Penghassilan (PPh) Pasal 23 Perum Perumnas

Tahun 2009

Evaluasi dimulai dari tahun 2009 ini, dengan memeriksa atau membandingkan Surat Pemberitahuan (SPT) dan Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23.

1. Tarif pemotongan dan pencatatan

Terhitung sejak 1 Januari 2009, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 mengalami perubahan tarif. Dasar hukum perubahan tarif itu diatur dalam peraturan UU Nomor 36 Tahun 2008 dan 244/PMK.03/2008. Pada tahun ini penulis menemukan beberapa transaksi dalam daftar bukti potong yang masih menggunakan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23 yang lama dan kesalahan penghitungan. Hal ini dapat dilihat pada:

a. Januari 2009

Dalam bulan ini ditemukan beberapa kekeliruan:

1) Terdapat jenis pemotongan pajak terhadap jasa. Namun tarif yang digunakan tidak menggunkan tarif baru sebagaimana telah ditetapkan dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 dan 244/PMK.03/2008 yang mulai digunakan mulai 1 Januari 2009

(27)

63 sebesar 2% (dua persen) bukan 4,5% (empat koma lima persen) yang merupakan tarif pajak yang lama.

Sebelum Evaluasi Jasa 41.884.817 4,5% 1.888.817 Jasa 17.500.000 4,5% 787.500 Jasa 37.000.000 4,5% 1.665.000 Jasa 316.323.000 2% 6.326.460 Total Pemotongan 10.663.777 Setelah Evaluasi Jasa 41.884.817 2% 837.696 Jasa 17.500.000 2% 350.000 Jasa 37.000.000 2% 740.000 Jasa 316.323.000 2% 6.326.460 Total Pemotongan 8.254.156 Selisih 2.409.621

Karena kesalahan dalam menggunakan tarif dan pengelompokan objek Pajak Penghasilan, Perum Perumnas mengalami kelebihan potong sebesar Rp. 2.409.621. Seharusnya sejak 1 Januari 2009 perusahaan sudah menggunakan tarif terbaru yang diatur UU Nomor 36 Tahun 2008 dan 244/PMK.03/2008, jadi tidak mengalami lebih potong.

2) Dalam bulan Januari ini juga ditemukan pemotongan atas Jasa konstruksi, jika Perum Perumnas menggunakan tarif lama, maka

(28)

64 seharusnya 4,5% (empat koma lima persen). Namun dalam pemotongan ini dikenakan tarif sebesar 3% (tiga persen). Pengenaan tarif 3% (tiga persen) terhadapa jasa konstruksi merupakan tarif dari PPh Pasal 4 ayat (2) atau final. Jadi, kesalahan pada bulan ini tidak hanya pada penggunaan tarifnya saja, tetapi juga pada pelaporannya. Seperti yang disebutkan diatas bahwa ada penggunaan tarif dari PPh Pasal 4 ayat (2) atau final, sebaiknya perusahaan melaporkan jasa kontstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). Hal ini terjadi karena Perum Perumnas masih mengalami kebingunan dalam pengenaan pajak penghasilan atas jasa konstruksi ini karena masa transisi karena adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2009 yang merupakan Penyempurnaan dari PP nomor 51 Tahun 2008. Karena itu Perum Perumnas mengalami lebih potong sebesar Rp. 267.390.875

b. Februari 2009

Pada bulan ini kembali ditemukan kekeliruan dalam penggunaan tarif. Perusahaan kembali menggunakan tarif lama atas pemotongan jasa sebesar 4,5% (empat koma lima persen). Seharusnya perusahaan sudah menggunakan tarif baru yaitu 2% (dua persen).

Yang dilaporkan perusahaan (sebelum evaluasi)

(29)

65 Jasa 6.000.000 4,5% 270.000 Jasa 68.250.000 4,5% 3.071.250 Total PPh di potong 9.888.750 Setelah Evaluasi: Jasa 145.500.000 2% 2.910.000 Jasa 6.000.000 2% 120.000 Jasa 68.250.000 2% 1.365.000 Total PPh di potong 4.395.000 Selisih 5.493.750

Dalam evaluasi tersebut diketahui bahwa perusahaan mengalami lebih potong sebesar Rp. 5.493.750, hal ini terjadi dikarenakan kesalahan penggunaan tarif, karena seharusnya sejak 1 juanuari 2009 sudah menggunakan tarif terbaru yang diatur UU Nomor 36 Tahun 2008 dan 244/PMK.03/2008.

c. Maret 2009

Dalam bulan ini juga ditemukan beberapa kekeliruan dalam penerapan tarif di Perum Perumnas:

1) Tarif yang digunakan sebagai pemotong pada transaksi sewa sebesar 1,5% (satu koma lima persen), sedangkan dalam tarif yang baru, tarif pemotongan atas sewa adalah 2% (dua persen).

Sebelum Evaluasi

(30)

66 Sewa 93.818.182 1,5% 1.407.273

Sewa 45.600.000 1,5% 684.000

Total PPh yang dipotong 2.136.273 Setelah Evaluasi

Sewa 3.000.000 2% 60.000 Sewa 93.818.182 2% 1.876.363 Sewa 45.600.000 2% 912.000

Total PPh yang dipotong 2.848.363

Selisih (712.090)

Karena kesalah penggunaan tarif, maka Perum Perumnas terkena kurang potong sebesar Rp. 712.090, karena kurang potong inilah perusahaan dapat dikenakan sanksi berupa:

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (2a) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (3) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (5) • UU KUP No. 28 tahun 2007 Pasal 9 ayat (2a)

• UU KUP No. 28Tahun 2007 Pasal 13 Ayat (3) huruf b • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 13A

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 14 • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 38

(31)

67 Tabel IV.63 Pengenaan Sanksi Pajak Bulan Maret 2009

Kurang Potong Tarif Sanksi Sanksi PPh Kurang Potong

+ Sanksi 2% Rp14.242 Rp726.332 50% Rp356.045 Rp1.068.135 100% Rp712.090 Rp1.424.180 150% Rp1.068.135 Rp1.780.225 Rp712.090 200% Rp1.424.180 Rp2.136.270 1 x kurang potong Rp712.090 Rp1.424.180 2 x kurang potong Rp1.424.180 Rp2.136.270 3 x kurang potong Rp2.136.270 Rp2.848.360 4 x kurang potong Rp2.848.360 Rp3.560.450

2) Pada saat melakukan pemotongan kepada perusahaan ber NPWP 01.001.614.5.051.000 atas jasa konstruksi, Perum Perumnas menggunakan tarif yang sesuai dengan tarif pajak baru sebesar 2% (dua persen). Dan saat melakukan pemotongan atas jasa konstruksi pada perusahaan yang memiliki NPWP 01.001.616.0.051.000, Perum Perumnas mengenakan tarif pemotongan sebesar 4% (empat persen).

d. April 2009

Berikut ini adalah beberapa kekeliruan yang ditemukan pada bulan april:

(32)

68 1) Jasa konstruksi menggunakan tarif 3% (tiga persen) yang merupakan tarif dari Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) tapi dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 23.

Jasa konstruksi dengan nilai objek pajak Rp. 13.864.712.018, Tarif 3%, dan PPh yang dipotong Rp. 415.941.360 bukan merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 23.

2) Dalam daftar bukti pemotongan ada Wajib Pajak dengan NPWP 05.372.414.2.432.000 dikenakan tarif 5%, dalam bukti pemotongannya ditemukan bahwa Wajib Pajak tersebut dikenai PPh Pasal 21. Jadi jasa dengan nilai objek pajak sebesar Rp. 10.000.000, tarif 5%, dan PPh yang dipotong sebesar Rp. 500.000 bukan merupakan objek pajak PPh 23.

3) Tarif jasa atas pemotongan terhadap Wajib Pajak ber NPWP 01.322.123.9.002.000 adalah 1,5% (satu koma lima persen) seharusnya sudah menggunakan tarif baru sebesar 2% (dua persen). Dalam evaluasi, dengan mengganti jasa yang menggunakan tarif 1,5% (satu koma lima) menjadi 2% (dua persen), kemudian setelah Jasa konstruksi dihilangkan dan jasa yang merupakan PPh 21 tersebut juga dihilangkan maka perhitungan jasa pada bulan april:

Sebelum Evaluasi

Jasa konstruksi 13.864.712.018 3% 415.941.360 Jasa 187.636.364 1,5% 2.814.545

(33)

69 Jasa 15.818.182 2% 316.364 Jasa 10.000.000 5% 500.000 Total Pemotongan 419.572.269 Setelah Evaluasi: Jasa 187.636.364 2% 3.752.727 Jasa 15.818.182 2% 316.364 Total Pemotongan 4.069.091 Selisih 415.503.178

Setelah dilakukan evaluasi pada bulan ini, ditemukan bahwa Perum Perumnas mengalami lebih potong sebesar Rp. 415.503.178. Namun mengalami kurang potong atas jasa karena kesalahn penggunaan tarif. Dari nilai objek potong sebesar Rp. 187.636.364, tarif 1,5%, dan pemotongan PPh sebesar 2.814.545 menjadi nilai objek pajak sebesar 187.636.364, tarif 2%, dan PPh yang dipotong 3.752.727. sehingga ada selisih kurang potong sebesar Rp. 938.182.

2.814.545 - 3.752.727 = (938.182)

Atas kurang potong tersebut Perum Perumnas bisa dikenakan sanksi sebagai berikut:

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (2a) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (3) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (5) • UU KUP No. 28 tahun 2007 Pasal 9 ayat (2a)

(34)

70 • UU KUP No. 28Tahun 2007 Pasal 13 Ayat (3) huruf b

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 13A • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 14 • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 38

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 39 Huruf (i)

Tabel IV.64 Pengenaan Sanksi Pajak Bulan April 2009 Kurang

potong Tarif sanksi Sanksi

PPh kurang potong + sanksi 2% Rp18.764 Rp956.946 50% Rp469.091 Rp1.407.273 100% Rp938.182 Rp1.876.364 150% Rp1.407.273 Rp2.345.455 Rp938.182 200% Rp1.876.364 Rp2.814.546 1 x kurang potong Rp938.182 Rp1.876.364 2 x kurang potong Rp1.876.364 Rp2.814.546 3 x kurang potong Rp2.814.546 Rp3.752.728 4 x kurang potong Rp3.752.728 Rp4.690.910

4) Adanya perbedaan jumlah PPh Pasal 23 yang dipotong pada Lembar Surat Pemberitahuan Masa dengan Daftar Bukti Pemotongan:

Jumlah PPh yang dipotong dalam SPT 475.659.019 Jumlah PPh yang dipotong dalam daftar bukti 475.158.519

(35)

71 Dalam hal ini walaupun ada selisih Rp. 500.500, namun yang dibayarkan oleh Perum Perumnas yang tertera dalam Surat Setoran Pajak adalah yang disebutkan dalam SPT sebesar Rp. 475.659.019.

e. Mei 2009

Pada bulan mei ini terdapat kekeliruan dalam tarif, ada pemotongan yang diakui sebagai jasa oleh Perum Perumnas dengan nilai objek pajak Rp. 3.337.500.000 dengan PPh yang dipotong sebesar Rp. 500.625.000. Setelah dilakukan perhitungan ternyata tarif yang digunakan adalah 15% (lima belas persen). Dalam Perum Perumnas ini biasanya tarif 15% biasanya dikenakan dari pembayaran bunga atas cicilan hutang. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ada kesalahan dalam pencatatan, bahwa transaksi itu merupakan memang atas pembayaran cicilan hutang. Tetapi karena kurang ketelitian sehingga terjadi kekeliruan dalam pencatatannya. Untuk itu akan dilakukan evaluasi atas kesalahan tersebut

Sebelum evaluasi

Jasa 3.337.500.000 15% 500.625.000 Setelah Evaluasi

Bunga 3.337.500.000 15% 500.625.000

Kesalahan yang dilakukan mengakibatkan lebih potong pada pemotongan atas jasa sebesar Rp. 500.625.000 dan kurang potong

(36)

72 pada pemotongan atas bunga sebesar Rp. 500.625.000. Karena kurang potong ini perusahaan bisa dikenakan sanksi berupa:

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (2a) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (3) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (5) • UU KUP No. 28 tahun 2007 Pasal 9 ayat (2a)

• UU KUP No. 28Tahun 2007 Pasal 13 Ayat (3) huruf b • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 13A

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 14 • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 38

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 39 Huruf (i)

Tabel IV.65 Pengenaan Sanksi Pajak Bulan Mei 2009 Kurang

potong Tarif sanksi Sanksi

PPh kurang potong + sanksi 2% Rp10.012.500 Rp510.637.500 50% Rp250.312.500 Rp750.937.500 100% Rp500.625.000 Rp1.001.250.000 150% Rp750.937.500 Rp1.251.562.500 Rp500.625.000 200% Rp1.001.250.000 Rp1.501.875.000 1 x kurang potong Rp500.625.000 Rp1.001.250.000 2 x kurang potong Rp1.001.250.000 Rp1.501.875.000 3 x kurang potong Rp1.501.875.000 Rp2.002.500.000 4 x kurang potong Rp2.002.500.000 Rp2.503.125.000

(37)

73 f. Juni 2009

Kesalahan yang terjadi pada bulan ini adalah salah perhitungan di dalam daftar bukti pemotongan. Objek pajak sebesar Rp. 187.636.364 di kenakan pemotongan atas sewa dengan tarif sebesar 2% seharusnya PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 3.752.727, namun yang tertera dalam daftar bukti potong adalah sebesar Rp. 2.814.545. Dalam hal ini, penulis belum ditemukan adanya pembetulan yang dilakukan perusahaan. Sebelum evaluasi Jasa 187.636.364 2% 2.814.545 Evaluasi Jasa 187.636.364 2% 3.752.727 Selisih (938.182)

Dalam SPT pun ditemukan kesalahan penempatan antara jasa dan sewa yang posisinya terbalik.

Kekeliruan ini bisa terjadi karena kurang teliti dalam pengisian SPT nya. Hal ini menyebabkan perusahaan terkena kurang potong sebesar Rp.938.182 dan bisa dikenakan sanksi:

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (2a) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (3) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (5) • UU KUP No. 28 tahun 2007 Pasal 9 ayat (2a)

(38)

74 • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 13A

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 14 • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 38

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 39 Huruf (i)

Tabel IV.66 Pengenaan Sanksi Pajak Bulan Juni 2009 Kurang

potong Tarif sanksi Sanksi

PPh kurang potong + sanksi 2% Rp18.764 Rp956.946 50% Rp469.091 Rp1.407.273 100% Rp938.182 Rp1.876.364 150% Rp1.407.273 Rp2.345.455 Rp938.182 200% Rp1.876.364 Rp2.814.546 1 x kurang potong Rp938.182 Rp1.876.364 2 x kurang potong Rp1.876.364 Rp2.814.546 3 x kurang potong Rp2.814.546 Rp3.752.728 4 x kurang potong Rp3.752.728 Rp4.690.910 g. September 2009

Pada bulan ini terdapat kesalahan penggolongan pemotongan Pajak Penghasilan. Jasa konstruksi yang menggunakan tarif pemotongan PPh nya sebesar 3% (tiga persen) yang digunakan untuk pemotongan pada Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2). Jasa konstruksi dengan nilai objek pajak Rp. 12.874.375.445 dan PPh yang di potong sebesar Rp. 386.231.263. Karena kesalahan penggolongan tersebut, Perum Perumnas mengalami lebih potong sebesar Rp. 386.231.263.

(39)

75 Penulis kembali menggunakan daftar bukti potong dan bukti potong perperusahaan atau Wajib Pajak untuk mencocokkan apakah ada kesalahan dalam pencatatannya. Dalam tahun 2009 ini juga ditemukan kesalahan dalam pencatatan, nama perusahaan dan NPWP yang tertera dalam bukti pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dengan yang tertera dalam daftar bukti potongnya tidak sama, hal itu terjadi saat bulan november. Dalam daftar bukti potong, perusahaan dengan NPWP 02.504.291.2.016.000 disebutkan melakukan transakasi dengan jumlah objek pajak sebesar Rp. 67.945.205 dan PPh yang di potong sebesar Rp. 10.191.780. Tetapi dalam bukti potong berbeda dengan yang tertulis dalam daftar bukti potong, dalam bukti potong itu perusahaan melakukan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dengan perusahaan ber NPWP 01.336.752.9-054.000.

2. Kelengkapan Data

Dalam evaluasi ini, penulis juga menemukan beberapa masalah lagi selain dari penggunaan tarif pemotongan ataupun pencatatan. Hal itu adalah mengenai ketersediaan data atau administratif perusahaan.

a. Pada bulan Juli tidak ditemukan Surat Pemberitahuan (SPT), Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan, dan Surat Setoran Pajak (SSP) meskipun di dalam arsip ada transaksi pemotongan Pajak Penghasilan Pada bulan Juli ini.

b. Dalam bulan Agustus, pada daftar bukti Transaksi Pemotongan Pajak Penghasilan disebutkan ada pemotongan yang dilakukan perusahaan pada

(40)

76 tanggal 1 Juli 2009 yang dilaporkan pada bulan Agustus dengan NPWP 01.336.752.9.054.000. Tetapi bukti transaksi pemotongan itu tidak dapat ditemukan.

c. Pada bulan Desember dalam Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan ada transaksi pemotongan dengan perusahaan ber NPWP 01.336.752.9-054.000. Namun bukti transaksi pemotongan tidak ditemukan.

3. Penyetoran dan Pelaporan

Jatuh tempo penyetoran dan pelaporan Surat Pemberitahuan sudah diatur dalam, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 184/PMK.03/2007 yang berlaku mulai 1 Januari 2008 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, Dan Tata Cara Pengangsuran Dan Penundaan Pembayaran Pajak dan disebutkan dalam Pasal 2 ayat (6) yang menjelaskan bahwa PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Dan mengenai pelaporan dijelaskan dalam Pasal 7 ayat (1) yang menjelasakan bahwa Wajib Pajak orang pribadi atau badan, baik yang melakukan pembayaran pajak tersendiri maupun yang ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut PPh atau Pemungut PPN, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (11), ayat (12), ayat (13), dan ayat (15) wajib menyampaikan Surat

(41)

77 Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir. Peraturan ini berlaku mulai 1 Januari 2008.

Penyetoran dan pelaporan PT. PP diperiksa berdasarkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Surat Setoran Pajak (SSP). Berikut ini adalah tabel perincian Penyetoran dan Pelaporan yang dilakukan oleh PT.PP selama tahun 2009:

Tabel IV.67 Daftar Penyetoran dan Pelaporan Perum Perumnas Tahun 2009

Bulan PPh dipotong Penyetoran Pelaporan Keterangan

Januari 278.054.652 3/2/2009 9/2/2009 Tepat Waktu Februari 9.888.750 3/3/2009 4/3/2009 Tepat Waktu

Maret 20.393.297 3/4/2009 7/4/2009 Tepat Waktu

April 475.659.019 4/5/2009 11/5/2009 Tepat Waktu Mei 507.953.000 4/6/2009 10/6/2009 Tepat Waktu Juni 11.464.438 6/7/2009 10/7/2009 Tepat Waktu

Juli - - - -

Agustus 922.797.647 1/9/2009 8/9/2009 Tepat Waktu September 411.683.634 1/10/2009 8/10/2009 Tepat Waktu Oktober 69.645.115 2/11/2009 6/11/2009 Tepat Waktu November 25.060.134 2/12/2009 8/12/2009 Tepat Waktu Desember 513.278.961 4/1/2010 8/1/2010 Tepat Waktu

Dalam hal pemotongan dan pelaporan, Perum Perumnas sudah mematuhi peraturan yang berlaku sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 184/PMK.03/2007 pada Pasal 2 ayat(6) dan Pasal 7 ayat (1). Mereka tidak melakukan keterlambatan dalam penyetoran dan pelaporan Surat Pemberitahuan, baik yang disengaja maupun tidak

(42)

78 disengaja. Dengan tidak adanya keterlambatan dalam penyetoran dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa ini maka Perum Perumnas akan terhindar dari sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) berdasarkan dari Ketentuan Umum Perpajakan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 7 ayat (1).

Tapi sangat disayangkan bahwa data untuk bulan Juli tidak ditemukan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa ataupun Surat Setoran Pajak (SSP) nya.

IV.2.2 Evaluasi Penerapan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Perum Perumnas

Tahun 2010

Evaluasi masuk ke tahun 2010, penulis kembali membahas mengenai penerapan yang dilakukan Perum Perumnas apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku atau belum sesuai.

1. Tarif Pemotongan dan Pencatatan

Pada tahun 2010 ini penulis tidak menemukan adanya kesalahan dalam penggunaan tarif pemotongan yang dilakukan Perum Perumnas. Tahun ini Perum Perumnas melakukan pemotongan pajak sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 dan 244/PMK.03/2008. Hal ini menunjukkan bahwa Perum Perumnas sudah memahami dan menjalankan peraturan pengenaan tarif dengan baik. Tapi masih ada kesalahan dalam penggolongan objek pajak PPh pasal 23 seperti pada:

(43)

79 a. Februari 2010

Perusahaan melakuan jasa konsultan dengan nilai obyek pajak sebesar 51.020.408 dan PPh yang dipotong sebesar Rp. 1.020.408. Pemotongan ini ternyata dilakukan atas Wajib Pajak Orang Pribadi yang seharusnya merupakan objek pemotongan PPh pasal 21. Jasa Konsultan

Jasa konsultan 51.020.408 2% 1.020.408

Atas Kesalahan ini, perusahaan mengalami lebih potong sebesar Rp. 1.020.408

b. Maret 2010

Pada bukan ini juga ditemukan kesalahan penggolongan objek pemotongan PPh pasal 23 atas jasa konsultan, seharusnya pemotongan tersebut masuk kedalam objek pemotongan PPh pasal 21, karena transaksi dilakukan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jasa konsultan 51.020.408 2% 1.020.408

c. Agustus 2010

Bulan ini kembali ditemukan kesalahan penggolongan objek pemotongan PPh Pasal 23. Perusahaan melakukan transaksi dengan Jasa Aktuaris yang merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi. Seharusnya transaksi ini masuk ke dalam Pemotongan PPh Pasal 21.

(44)

80 Jasa Aktuaris 37.500.000 2% 750.000

Karena kesalahan ini, perusahaan mengalami lebh potong pada bulan ini sebesar Rp. 750.000.

Dalam pencatatan, masih ada kesalahan dalam nama dan NPWP dari Wajib Pajak. Seperti yang terjadi pada bulan maret, perusahaan dalam Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan 23 mencantumkan Wajib Pajak dengan NPWP 01.585.723.8-086.000 suatu Yayasan kesejahteraan karyawan pada tanggal 4 Maret 2010 sebagai pihak yang dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Bunga dengan tarif sebesar 15%. Namun setelah dilakukan pemeriksaan dengan membandingkan bukti potong yang ada, Perum Perumnas melakukan kesalahan pencatatan dalam daftar bukti pemotongan pajaknya. Seharusnya yang dicatat adalah Wajib Pajak dengan NPWP 01.310.668.7-091.000, yaitu suatu Bank.

2. Kelengkapan Data

Dari segi kelengkapan data seperti bukti-bukti pemotongan yang terjadi pada tahun 2011 pada Perum Perumnas ini tidak lengkap seluruhnya. Hal ini terlihat dibawah ini:

a. Februari 2010

Pada bulan ini, terdapat pemotongan yang tercantum pada Daftar Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 dengan WP ber NPWP 01.322.123.9-002.000 pada tanggal 25 februari 2010 atas sewa dengan tarif 2% dan PPh yang dipotong sebsear Rp. 2.814.545. Tapi bukti

(45)

81 transaksi pemotongannya tidak dapat ditemukan. Walau begitu penulis bisa mengatakan sebagai pemotongan pajak atas sewa karena ini adalah satu-satunya pemotongan atas sewa pada buan februari ini. Jadi mudah untuk mencocokannya.

b. Maret 2010

Pada bulan ini ada dua pemotongan atas sewa pada tanggal yang sama yaitu 9 Maret 2010 dengan Wajib Pajak ber NPWP 01.322.123.9-002.000 dengan tarif 2% dan PPh yang dipotong Rp. 938.181. dan Rp. 1.876.363. Namun bukti transaksi pemotongan tidak ditemukan.

c. Mei 2010

Bulan ini ditemukan kembali pemotongan dalam Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan yang tidak ditemukan Bukti Pemotongannya. Yaitu pada tanggal 4 Mei 2010 dengan NPWP 01.322.123.9-002.000 atas sewa dengan tarif 2% dan PPh yang dipotong 4.581.818.

d. Juli 2010

Pada bulan ini ada pemotongan atas sewa yang tercantum dalam Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan yang tidak ditemukan Bukti pemotongannya pada tanggal yang sama. Wajib Pajak dengan NPWP 01.322.123.9-002.000 yang terjadi pada tanggal yang sama 15 Juli 2010

(46)

82 terkena pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas sewa dengan tarif 2% dan Pajak Penghasilan (PPh) yang dipotong sebesar Rp. 1.745.454 dan Rp. 1.876.363.

e. Agustus 2010

Bulan ini kembali ditemukan Bukti Pemotongan atas sewa dengan Wajib Pajak ber NPWP 01.322.123.9-002.000 dengan tarif sebesar 2% dan Pajak Penghasilan (PPh) yang dipotong sebesar 4.952.727 pada tanggal 2 Agustus 2010.

3. Penyetoran dan Pelaporan

Penentuan tanggal jatuh tempo Penyetoran Surat Pemberitahuan (SPT) yang diatur sebelumnya dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 yang berlaku mulai 1 Januari 2008, kini telah diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 yang berlaku tanggal 1 April 2010. Dalam peraturan baru ini, pasal 2 ayat (6) tidak mengalami perubahan jatuh tempo Penyetoran, yaitu Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Sedangkan untuk pelaporan tetap diatur dalam Pasal 7 ayat (1) yang berbunyi Wajib Pajak orang pribadi atau badan, baik yang melakukan pembayaran pajak sendiri maupun yang ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut PPh, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1),

(47)

83 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (11), dan ayat (12) wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.

Berikut ini penulis sampaikan tanggal Penyetoran dan Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Perum Perumnas dalam 1 tahun.

Tabel IV.68 Daftar Penyetoran dan Pelaporan Perum Perumnas Tahun 2010

Bulan PPh dipotong Penyetoran Pelaporan Keterangan

Januari 308.222.201 1/2/2010 15/2/2010 Tepat Waktu Februari 179.564.772 1/3/2010 5/3/2010 Tepat Waktu Maret 835.855.219 6/4/2010 8/4/2010 Tepat Waktu April 62.694.950 3/5/2010 6/5/2010 Tepat Waktu Mei 30.510.987 1/6/2010 10/6/2010 Tepat Waktu Juni 434.636.665 1/7/2010 7/7/2010 Tepat Waktu Juli 245.241.868 1/8/2010 9/8/2010 Tepat Waktu Agustus 12.248.617 1/9/2010 6/9/2010 Tepat Waktu September 166.639.529 7/10/2010 11/10/2010 Tepat Waktu Oktober 978.000 3/11/2010 5/11/2010 Tepat Waktu November 4.126.806 1/12/2010 6/12/2010 Tepat Waktu Desember 306.552.272 3/1/2011 11/1/2011 Tepat Waktu

Dalam tahun ini Perum Perumnas terhindar dari dari sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) berdasarkan dari Ketentuan Umum Perpajakan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 7 ayat (1). Berdasarkan tabel ini Perum Perumnas mentaati dan mematuhi peraturan peraturan yang ada dalam Penyetoran dan Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) nya, yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor

(48)

84 184/PMK.03/2007 yang berlaku mulai 1 Januari 2008 dan peraturan terbaru Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 yang berlaku tanggal 1 April 2010.

IV.2.3 Evaluasi Penerapan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Perum Perumnas

Tahun 2011

Ini adalah tahun ke 3 (tiga) dan merupakan tahun terakhir dari evaluasi atas Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23. Dalam tahun ini penulis kembali melakukan evaluasi Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dilakukan oleh Perum Perumnas apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku atau belum sesuai.

1. Tarif Pemotongan dan Pencatatan

Tahun ini ditemukan adanya kekeliruan-kekeliruan pada bulan: a. Maret 2011

Pada bulam ini terdapat kekeliruan dalam penggolongan objek pemotongan PPh Pasal 23. Perusahaan melakukan pemotongan pajak jasa aktuaris, namun pemotongan pajak tersebut dilakukan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi. Karena itu seharusnya masuk kedalam pemotongan objek Pajak Penghasilan pasal 21. Rinciannya adalah sebagai berikut,

Jasa aktuaris 60.000.000 2% 1.200.000

Karena kesalahan penggolongan ini perusahaan mengalami lebih potong sebesar Rp. 1.200.000.

(49)

85 b. April 2011

Pada bulan ini perusahaan juga mengalami kesalahan dalam penggolongan objek pemotongan PPh Pasal 23, transaksi atas jasa perantara dan atau keagenan dilakukan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi. Maka seharusnya transaksi tersebut masuk ke dalam Objek Pemotongan PPh Pasal 21. Rinciannya sebagai berikut,

Jasa keagenan dan/ perantara 25.000.000 2% 500.000 Jasa keagenan dan/ perantara 50.000.000 2% 1.000.000

1.500.000 Karena kekeliruan dalam penggolongan objek pemotongan PPh Pasal 23, maka perusahaan mengalami lebih potong sebesar Rp.1.500.000.

c. Juni 2011

Dalam bulan Juni ini penulis menemukan Bukti Pemotongan yang menyatakan bahwa perusahaan melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas suatu transaksi dengan Bank ber NPWP 01.061.173.9-051.000 namun tidak dicantumkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) maupun dalam Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23. Jenis Pemotongan Pajak tersebut adalah Jasa Lain berupa Perantara dan/atau keagenan dengan nilai objek pajak sebesar Rp. 80.000.000 tarif 2% (dua persen) dan PPh yang dipotong sebesar Rp. 1.600.000. Berikut adalah perhitungan selisih yang harus dibayar oleh perusahaan

(50)

86 Sebelum Evaluasi Jasa Manajemen 50.000.000 2% 1.000.000 Jasa Manajemen 315.000.000 2% 6.300.000 Jasa Manajemen 47.272.727 2% 945.454 Total Pemotongan 8.245.454

Setelah Dilakukan Evaluasi

Jasa Manajemen 50.000.000 2% 1.000.000 Jasa Manajemen 315.000.000 2% 6.300.000 Jasa Manajemen 47.272.727 2% 945.454 Jasa Lain 80.000.000 2% 1.600.000 Total Pemotongan 9.845.454 Selisih (1.600.000)

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Perum Perumnas melakukan kurang potong sebesar Rp. 1.600.000. Oleh sebab itu perusahaan bisa dikenakan sanksi berupa:

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (2a) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (3) • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 8 ayat (5) • UU KUP No. 28 tahun 2007 Pasal 9 ayat (2a)

• UU KUP No. 28Tahun 2007 Pasal 13 Ayat (3) huruf b • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 13A

(51)

87 • UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 38

• UU KUP No. 28 Tahun 2007 Pasal 39 Huruf (i)

Tabel IV.69 Pengenaan Sanksi Pajak Bulan Juni 2011 Kurang

potong Tarif sanksi Sanksi

PPh kurang potong + sanksi 2% Rp32.000 Rp1.632.000 50% Rp800.000 Rp2.400.000 100% Rp1.600.000 Rp3.200.000 150% Rp2.400.000 Rp4.000.000 Rp1.600.000 200% Rp3.200.000 Rp4.800.000 1 x kurang potong Rp1.600.000 Rp3.200.000 2 x kurang potong Rp3.200.000 Rp4.800.000 3 x kurang potong Rp4.800.000 Rp6.400.000 4 x kurang potong Rp6.400.000 Rp8.000.000

Dari segi pencatatan, penulis menemukan kekeliruan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa bulan Mei. Pada bulan Mei ini penulis menemukan 2 (dua) buah SPT yang berjenis SPT Normal dan memiliki nominal Jumlah pemotongannya berbeda Rp. 5.542.066 dan Rp. 7.500.000. Sebaiknya perusahaan melakukan perbaikan atau pembetulan terhadap SPTnya dan menjelaskan bahwa salah satu SPT tersebut merupakan SPT Pembetulan.

(52)

88 2. Kelengkapan Data

Terkait dengan kelengkapan ketersediaan data dalam menunjang pemeriksaan, penulis tidak menemukan beberapa data yang terkait. Data yang tidak ditemukan itu sebagai berikut:

a. Juni 2011

Bukti pemotongan atas Wajib Pajak ber NPWP 02.490.622.4-063.000 dengan nilai objek pajak sebesar RP. 47.272.727 dengan tarif 2% (dua persen) dan dengan PPh yang dipotong sebesar Rp. 945.454 tidak ditemukan.

b. September 2011

Pada bulan ini juga penulis tidak menemukan adanya Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti pendukung bahwa ada transaksi pemotongan, penyetoran dan pelaporan pada bulan ini.

3. Penyetoran dan Pelaporan

Dalam tahun 2011 ini, perusahaan tidak melakukan keterlambatan dalam penyetoran dan pelaporan. Namun pada bulan September penulis tidak dapat menemukan bukti pendukung berupa Surat Pemberitahuan (SPT) ataupun Surat Setoran Pajak (SSP) yang menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan penyetoran dan pelaporan pada bulan ini.

(53)

89 Tabel IV.70 Daftar Penyetoran dan Pelaporan Perum Perumnas Tahun 2011

Bulan PPh dipotong Penyetoran Pelaporan Keterangan

Januari 3.327.180 1/2/2011 14/2/2011 Tepat Waktu Februari 4.679.500 1/3/2011 10/3/2011 Tepat Waktu Maret 46.827.272 1/4/2011 18/4/2011 Tepat Waktu

April 5.127.272 3/5/2011 5/5/2011 Tepat Waktu

Mei 7.500.000 9/6/2011 13/6/2011 Tepat Waktu

Juni 8.245.454 1/7/2011 14/7/2011 Tepat Waktu

Juli 24.525.453 1/8/2011 9/8/2011 Tepat Waktu Agustus 3.339.000 1/9/2011 13/9/2011 Tepat Waktu

September - - - -

Oktober 8.853.357 3/11/2011 5/11/2011 Tepat Waktu November 10.336.363 1/12/2011 12/12/2011 Tepat Waktu Desember 76.192.000 3/1/2012 11/1/2012 Tepat Waktu

Dapat dilihat bahwa perusahaan mentaati peraturan yang ada, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 yang berlaku tanggal 1 April 2010. Dalam peraturan baru ini, pasal 2 ayat (6) tidak mengalami perubahan jatuh tempo Penyetoran, yaitu Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Sedangkan untuk pelaporan tetap diatur dalam Pasal 7 ayat (1) yang berbunyi Wajib Pajak orang pribadi atau badan, baik yang melakukan pembayaran pajak sendiri maupun yang ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut PPh, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7),

(54)

90 ayat (11), dan ayat (12) wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.

Tapi sangat disayangkan bahwa pada bulan September tidak dapat ditemukan bukti-bukti pendukung perusahaan melakukan penyetoran dan pelaporan, seperti Surat Pemberitahuan (SPT), dan Surat Setoran Pajak (SSP).

Gambar

Tabel IV.10 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Agustus 2009
Tabel IV.21 Pemotongan Pajak Atas Bunga Bulan Desember 2009
Tabel IV.22 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Januari 2010
Tabel IV.25 Pemotongan Pajak Atas Jasa Bulan Februari 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

bank konvensional nilai minimum rasio LDR dimiliki oleh Bank Bukopin sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh Bank Mandiri, hal ini dikarenakan nominal dari loan

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal

Hasil penelitian menyimpulkan (1) Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel economic value added , tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Disebutkan bahwa dari setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu diantaranya berasal dari sektor pariwisata (Soebagyo,2012

Kemajuan yang dicapai pada masa al walid itu, telah mrmberi dukungan besar untuk  Kemajuan yang dicapai pada masa al walid itu, telah mrmberi dukungan besar untuk 

Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatu pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang

Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008, Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah, sehubungan

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Luas. Atas limpahan nikmat-Nya, peneliti bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”Peningkatan