• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EKONOMI PEDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EKONOMI PEDESAAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EKONOMI PEDESAAN

(Studi Terhadap Pemberdayaan Peternak Lele melalui Pendidikan dan Pelatihan

di Desa Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri)

Aolya Sofinisa, Bambang Santoso Haryono, Lely Indah Mindarti

Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang

E-mail: aolyasofinisa@ymail.com

Abstract: Community Empowerment as The Effort to Improve Rural Economic (Study of Catfish Breeder Empowerment through Training and Education at Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri). Research background is the empowerment session organized by

Catfish Breeder Group (POKDAKAN) “JOYOBOYO” for the community of Desa Paron, Kabupaten Kediri. Catfish Breeder Group (POKDAKAN) “JOYOBOYO” attempts to provide

greater economic value to the community of Desa Paron, Kabupaten Kediri. Until now, the

empowerment activity by Catfish Breeder Group (POKDAKAN) “JOYOBOYO” is producing good progress for the community of Desa Paron. Result of research indicates that the empowerment activity by Catfish Breeder Group (POKDAKAN) “JOYOBOYO” is started with training and education given to the community of Desa Paron and it is implemented well until now. The supporting factor involves cooperation, facility, maintenance and support from government and community. The constraining factor includes human resource and catfish as sensitive animals.

Keywords: community empowerment, community economic

Penelitian ini didasarkan atas adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” terhadap masyarakat Desa Paron Kabupaten Kediri. Adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini agar dapat memberikan nilai ekonomi lebih kepada masyarakat Desa Paron Kabupaten Kediri. Seiring berjalannya pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOOYO” ini menunjukkan progress yang cukup baik bagi warga masyarakat Desa Paron. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pemberdayaan yang dilaksanakan oleh pihak Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” dimulai dengan adanya pelatihan dan pendidikan yang diberikan kepada warga Desa Paron dan berjalan dengan baik hingga saat ini. Faktor pendukung pemberdayaan meliputi kerjasama, fasilitas, pemeliharaan dan dukungan pemerintah dan masyarakat. Sedangkan faktor penghambat adalah sumber daya manusia dan ikan lele sebagai hewan yang sensitif.

Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, ekonomi masyarakat

Pendahuluan

Pemberdayaan di Kabupaten Kediri memang sangat diperlukan ini bertujuan agar dapat memberikan program pemberdayaan yang baik dan layak kepada masyarakat serta dapat memberikan penghasilan bagi masyarakat. Program pemberdayaan dari pemerintah Kabupaten Kediri ini di galakkan dengan melalui sosialisasi kepada masyarakat secara langsung.

Melihat contoh dari peternak lele Bapak Bangun maka pemerintah Kabupaten Kota Kediri mempunyai program yaitu ingin membuat kelompok-kelompok peternak lele dengan mengajak masyarakat disekitar desa Paron tersebut, yaitu melalui pelatihan yang diberikan oleh Bapak Bangun selaku yang mengetahui dan

pakar dalam mengelola peternak ikan lele organik yang sudah terkenal. Masyarakat Desa Paron tertarik dengan adanya program pemerintah yang berkeinginan dalam memberikan dana hibah kepada kelompok-kelompok peternak lele tersebut. Sekitar 60 anggota kelompok peternak lele yang telah membudidayakan peternak lele dengan pelatihan yang sudah di berikan oleh Bapak Bangun dan di didukung oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri yaitu melalui adanya dana hibah yang diberikan kepada kelompok-kelompok peternak lele yang dinamakan kelompok peternak lele Joyoboyo Desa Paron Kecaamatan Ngasem Kabupaten kediri. Dana hibah itu turun dari dana APBD Pemerintah

(2)

Kabupaten Kediri yaitu senilai Rp. 250.000.000,- rupiah yang diberikan kepada kelompok Joyoboyo Desa Paron, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Dana tersebut langsung diterima langsung ke rekening kelompok peternak lele yang disaksikan oleh ketua dan bendahara dari kelompok.

Peran Pemerintah Kabupaten Kediri memang mendukung untuk dapat mengembangkan masyarakatnya agar dapat membangun perekonomian desa serta mampu mempunyai penghasilan yang baik bagi masyarakat Desa Paron. Peran pemerintah disini yaitu dengan mendukung melalui dana hibah yang diberikan kepada kelompok Joyoboyo yang diketuai oleh Bapak Bangun sendiri, dimana Bapak Bangun selaku pendiri pertama yang berhasil dalam mengembangkan peternak lele organik di Desa Paron, Kecamata Ngasem, Kabupaten Kediri. Selain itu peran Pemerintah juga memberikan peralatan untuk dapat menunjang pelatihan yang akan diberikan oleh Bapak Bangun dibawah pengawasan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri. Disamping itu Kabupaten Kediri mampunyai potensi dari segi perikanan yaitu salah satu contohnya saja di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri yang telah mengembangkan kelompok peternak lele organik.

Pemerintah memberikan dana hibah kepada kelompok budidaya peternak ikan lele dengan anggaran yang sudah tersedia, dimana dana tersebut digunakan untuk memenuhi pelatihan pemberdayaan kepada masyarakat desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri dengan tujuan agar mampu memberikan pemberdayaan kepada masyarakat sekitarnya dengan baik serta dengan adanya pemberdayaan yang diberikan kepada masyarakat diharapkan nantinya dapat meningkatkan perekonomian desa tersebut serta mampu meningkatkan potensi di bidang perikanan di Kabupaten Kediri.

Pemberdayaan melalui pendidikan dan pelatihan adalah dimana pemberdayaan yang dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” di Desa Paron ini dengan pendidikan pengetahuan yang akan diberikan kepada anggota kelompok yang sudah bergabung di kelompok ikan lele organik ini. Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan pengetahuan ini meliputi bagaimana cara membudidayakan ikan lele organik dengan baik dan benar sesuai dengan cara-cara yang telah diberitahukajn oleh Bapak Bangun selaku ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO”. Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan ini

diberikan kepada anggota yang telah bergabung di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO”. Pelatihan yang diberikan berupa praktek terjun langsung atau mengajari langsung kepada anggota kelompok mengenai bagaimana cara membudidayakan ikan lele organik dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Pelatihan dilakukan kepada anggota kelompok yang baru bergabung di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Pelatihan yang bersifat terjun langsung atau mengajari langsung kepada anggota kelompok yang baru diharapkan nanti para anggota kelompok yang baru dapat menjalankan budidaya ikan lele organik dengan baik dan benar.

Tinjauan Pustaka 1. Administrasi Publik

Beberapa ahli/pakar telah mengartikan administrasi dengan beragam makna. Menurut Sondang (dalam Syafiie, 2006, h.14) administrasi merupakan “keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh lebih dari satu orang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Sedangkan The Liang Gie mengatakan bahwa administrasi adalah “segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu”. Administrasi pada prinsipnya mempunyai pengertian yaitu:

a. Kerjasama. b. Banyak orang.

c. Mencapai tujuan bersama.

Menurut Kimball Young (dalam Syafri, 2012, h.14-15), yang dimaksud publik adalah : a) People (orang).

b) The general body or totallity of member of community, nation, or society (keseluruhan anggota suatu komunitas, bangsa, atau masyarakat).

c) A non-contigous and transitory mass individuals with a common or general

interest (kumpulan individu dengan

kepentingan yang sama).

2. Paradigma Administrasi Publik

Pengertian paradigma juga bisa kita lihat dari pendapat Thomas S. Kuhn (dalam Syafiie, 2006, h.26) menurutnya paradigma merupakan “suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar atau cara memecahkan suatu masalah yang dianut suatu masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu. Secara harfiah, paradigma berarti pandangan. Paradigma

(3)

administrasi berarti pandangan tentang administrasi.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Widjaja (2002, h.77) menyatakan bahwa: Pemberdayaan adalah pemberian wewenang, pendelegasian wewenang atau pemberian otonomi kejajaran bawah. Pemberdayaan masyarakat dan swasta sama pentingnya dengan peningkatan pengetahuan, perluasan wawasan, dan peningkatan aparatur/birokrat bagi pelaksanaan tugas yang sesuai dengan fungsi dan profesi masing-masing. Peranan masyarakat dan swasta dalam pembangunan daerah akan semakin besar dan menentukan.

4. Tujuan Pemberdayaan

Mardikanto dan Soebianto (2013, h.111-112) mengemukakan tujuan pemberdayaan meliputi beragam upaya perbaikan, yaitu: a) Perbaikan pendidikan. Perbaikan pendidikan

melalui pemberdayaan tidak terbatas pada perbaikan materi, perbaikan metode, perbaikan yang menyangkut tempat dan waktu, serta hubungan fasilitatordan penerimaan manfaat. Tetapi yang lebih penting adalah perbaikan pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat belajar seumur hidup.

b) Perbaikan aksesibilitas. Perbaikan aksesibilitas utamanya tentang aksesibilitas dengan sumber informasi/ inovasi, sumber pembiayaan, penyedia produk dan peralatan, lembaga pemasaran.

c) Perbaikan tindakan. Perbaikan pendidikan dan perbaikan aksesibilitas dengan beragam sumberdaya yang lebih baik, diharapkan akan terjadi tindakan-tindakan yang semakin lebih baik.

d) Perbaikan kelembagaan. Dengan perbaikan tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemitraan usaha. e) Perbaikan usaha. Perbaikan pendidikan,

aksesibilitas, kegiatan, dan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.

f) Perbaikan pendapatan. Perbaikan bisnis yang dilakukan diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperoleh, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat.

g) Perbaikan lingkungan. Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial) karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas. h) Perbaikan kehidupan. Tingkat pendapatan

dan keadaan lingkungan yang membaik,

diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat. i) Perbaikan masyarakat. Keadaan kehidupan

yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

5. Strategi Pemberdayaan

Proses pemberdayaan pada umumnya dilakukan secara kolektif. Namun tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan melalui kolektifitas. Tidak menutup kemungkinan bahwa strategi pemberdayaan secara individual. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (Suharto, 2009:66-67), yaitu;

a. Aras Mikro.

Pemberdayaan dilakukan secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuannya adalah membimbing atau melatih seseorang dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas. b. Aras Mezzo.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi, pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap seseorang agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

c. Aras Makro.

Pendekatan ini disebut sebagai Strategi Sistem Besar, karena dalam perubahan ini mempunyai sasaran yang mengarah kepada sistem lingkungan yang lebih luas. Adanya perumusan kebijakan yang terkait, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial yang telah dilakukan, lobbying, pengorganisasian yang ada di dalam masyarakat serta manajemen konflik ini merupakan inti dari stategi dalam pendekatan. Strategi Sistem Besar memandang seseorang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni mendapatkan gambaran menyeluruh terhadap objek penelitian yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2014)

(4)

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih (independen) tenpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Metode penelitian kualiatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menelit pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelii adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), teknik data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Adapun Fokus dari penelitian ini yaitu:

Fokus penelitian bertujuan agar penelitian tetap berjalan mengikuti alur rumusan masalah, agar penelitian tidak melenceng terlalu jauh dari titik pembahasan, dan agar penelitian tetap meruncing kepada pokok pembahasan. Fokus penelitian juga berguna untuk menjelaskan seluruh isi dari penelitian dan menggambarkan tujuan penelitian tersebut. Fokus penelitian memberikan batasan-batasan kepada peneliti agar mempermudah, serta memperjelas lingkup penelitiannya.

Penelitian ini, peneliti memfokuskan pada dua pokok bahasan atau permasalahan, yaitu : 1. Pemberdayaan Masyarakat Peternak Lele

dalam meningkatkan ekonomi pedesaaan. a. Pengembangan sumber daya manusia

meliputi :

1) Pendidikan budidaya ikan lele terhadap kelompok peternak lele. 2) Pelatihan terhadapa kelompok

peternak lele.

b. Dampak pemberdayaan dalam meningkatkan perekonomian di Desa Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri meliputi :

1) Pendapatan kelompok peternak ikan lele.

2) Daya beli bagi kelompok peternak ikan lele.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan Masyarakat Peternak Lele :

a. Faktor Pendukung dalam pemberdayaan masyarakat peternak lele di Desa Paron meliputi kerjasama, fasilitas pemeliharaan, dukungan pemerintah dan masyarakat.

b. Faktor Penghambat dalam pemberdayaan masyarakat peternak lele di Desa paron meliputi sumber daya manusia dan ikan lele sebagai hewan sensitif.

Lokus penelitian Di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Kabupaten Kediri terletak di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Kediri terdapat potensi dalam memberdayakan masyarakatnya yaitu melalui peternak lele yang baik dan layak untuk dikembangkan.

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: jenis data primer yaitu meliputi meliputi, Pemerintah desa atau perangkat desa, selaku pendukung dalam adanya program pemberdayaan masyarakat. Pemerintah desa turut serta membantu dalam pemberdayaan masyarakat peternak ikan lele organik. Kemudian yang kedua yaitu jenis data sekunder yang meliputi buku profil Desa Paron, pemberdayaan masyarakat Desa Paron, serta adanya data-data yang mendukung yang diberikan dalam bentuk data file dan lembar kertas.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu; Interview (wawancara), Observasi, Dokumentasi. Instrumen Penelitian meliputi peneliti sendiri, pedoman wawancara dan perangkat penunjang. Analisis data yang digunakan penelitian yaitu menggunakan model interaktif dari Miles, Huberman, dan Saldana (2014). Menurut Miles, Huberman, dan Saldana (2014, h.12-14) analisis data terdiri dari empat alur yaitu meliputi Pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Pembahasan 1. Pemberdayaan

a. Pengembangan Sumber Daya Manusia 1) Pendidikan budidaya ikan lele

terhadap kelompok peternak lele.

Pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan adanya pemberdayaan masyarakat yaitu melaui pendidikan dan pelatihan. Adanya Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOOYO” ini adalah sebuah kelompok petrnak ikan lele organik yang memiliki pengurus dan juga beberapa anggota yang cukup banyak yaitu ada sekitar 60 anggota. Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini adalah sebuah pemberdayaan yang dilakukan oleh pengurus kelompok “JOYOBOYO” yang kemudian didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kediri untuk memberikan bantuan dana hibah senilai RP. 250.000.000,-. Dana hibah tersebut digunakan untuk dapat mengembangkan pengelolaan budidaya ikan lele organik serta dapat mengajak warga Desa Paron untuk bergabung menjadi budidaya ikan lele organik

(5)

agar dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi keluarganya. Adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kabupaten Kediri ini maka diharapkan dapat memberikan pemberdayaan masyarakat yang baik untuk Desa Paron serta dapat meningkatkan perekonomian Desa Paron menjadi lebih baik.

Pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan yaitu melalui adanya kelompok yang dapat mengembangkan sumber daya manusia di Desa Paron, pendidikan dan pelatihan yang dapat mengarahkan para anggota kelompok untuk dapat budidaya ikan lel dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Desa Paron bahwa pentingnya pemberdayaan serta memiliki ketrampilan yang lebih dalam budidaya ikan lele organik.

Pendidikan Pembudidayaan Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini awalnya Bapak Bangun mengikuti pelatihan untuk mengetahui cara budidaya ikan lele yang baik sejak tahun 2012 yang lalu. Bapak Bangun selama mengikuti pelatihan cara budidaya ikan lele yang baik tekah mendapatkan nilai yang sangat baik, setalah itu Bapak Bangun memuali membudidayakan ikan lele organik di rumah. Budidaya ikan lele organik di rumahnya dinilai sudah berhasil dan berjalan dengan baik. Melihat budidaya ikan lele organik milik Bapak Bangun sudah berhasil maka ada beberapa warga masyarakat yang ingin mengikuti dan menggeluti bagaimana cara membudidayakan ikan lele organik ini.

Awalnya masih sedikit yang ingin mengikuti jejak Bapak Bangun dalam membudidayakan ikan lele organik ini, sampai pada akhirnya berkembang dengan baik sebagian warga masyarakat Desa Paron juga ingin mengikuti untuk dapat membudidayakan ikan lele organik. Pendidikan yang awalnya hanya Bapak Bangun saja yang mengetahui bagaimana cara membudidayakan ikan lele organik ini, akhirnya Bapak Bangun tidak pelit dalam membagikan ilmunya bagi setiap anggota kelompok di Desa Paron untuk mendapatkan ilmu bagaimana cara membudidayakan ikan lele organik yang baik dan benar.

Pengetahuan yang dihasilkan dari pendidikan dalam membudidayakan ikan lele organik ini memang sangan penting oleh karena itu para pengurus Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” terjun langsung kepada setiap anggota kelompoknya untuk mengetahui sejauh mana anggota kelopoknya dapat mengetahui cara budidaya ikan lele organik ini. Pengetahuan yang baik ini memang sangat diperlukan oleh karena itu para pengurus kelompok “JOYOBOYO” tidak

bosan-bosannya dalam membagi pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan seputar bagaimana cara budidaya ikan lele organik dengan baik dan benar sehingga tidak mudah stress atau bahkan sampai mati. Setiap anggota yang ada di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini jika ada yang mereka tidak ketahui mengenai penangan budidaya ikan lele organik, maka para anggota kelompok langsung menanyakan kepada ketua kelompok pembudidaya ikan lele organik yaitu Bapak Bangun atau kepada para pengurus kelompok yang lainnya.

2) Pelatihan terhadap kelompok

peternak lele.

Pelatihan budidaya ikan lele organik ini di lakukan kepada semua anggota yang sudah bergabung di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO”, dengan mengumpulkan semua anggota yang ada diberikan araha bagaimana cara untuk membudidayakan ikan lele organik ini. Para anggota berkumpul semua bersama-sama diberikan arahan cara-cara pelatihan yang akan diikuti oleh setiap anggota kelompok, dalam pemberian pelatihan bagi setiap anggota yang sudah bergabung turut serta ada Bapak Kepala Desa Paron yaitu Bapak Parwoto, S. Pd. yang memonitoring atau mengawasi bagaimana berjalannya pelatihan budidaya ikan lele organik yang diberikan kepada anggota kelompok. Peran Bapak Kepala Desa Paron disini yaitu tidak hanya sekedar mengawasi berjalannya pemberian pengawasan kepada setiap anggota, tetapi juga turut mendukung adanya pelatihan budidaya ikan lele ini bagi warga masyarakat Desa Paron. Pelatihan budidaya ikan lele ini didukung sangat baik oleh Bapak Kepala Desa Paron, sehingga pelatihan dapat berjalan dengan baik.

Turut serta hadir Bapak Bangun yang selaku ketua kelompok yang akan memberikan pelatihan kepada setiap anggota kelompok dan memberikan pengarahan bagaimana cara membudidayakan ikan lele organik dengan baik dan benar. Bapak Bangun yang awalnya jauh lebih mengerti mengenai membudidayakan ikan lele organik, sehingga pengarahan yang diberikan kepada setiap anggota kelompok langsung diberikan oleh Bapak Bangun sendiri. Para anggota kelompok juga dapat bertanya mengenai cara budidaya ikan lele organik atau permasalahan-permasalahan yang mengenai ikan lele organik nantinya, sehingga para anggota kelompok bisa memahami adanya pelatihan ini dan diharapkan mampu untuk memberikan bekal budidaya yang baik bagi setiap anggota kelompok.

(6)

b. Dampak Pemberdayaan

Dampak pemberdayaan dalam meningkatkan perekonomian di Desa Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri meliputi :

1) Pendapatan kelompok peternak ikan lele.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang ada dan teori yang terkait dengan ekonomi dalam pemberdayaan, maka pemberdayaan yang telah berjalan melalui Kelompok Pembudiaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini memberikan hasil yang baik setiap anggota kelompok budidaya ikan lele organik. Hasil dari pemberdayaan melalui budidaya ikan lele organik ini akan mendapatkan hasil perekonomian yang baik bagi setiap anggota kelompok yang telah bergabung. Setiap panen maka anggota kelompok dapat menjualnya ke pasaran dengan demikian maka para anggota kelompok budidaya akan menghasilkan penghasilan yang baik dan mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Adanya pemberdayaan melalui budidaya ikan lele ini maka akan mendorong anggota kelompok untuk dapat membudidayakan ikan lele dengan baik serta mengetahui bagaimana cara membudidayakan ikan lele organik. Bekal yang cukup untuk membudidayakan ikan lele organik maka akan mendapatkan daya jual yang naik, perlu bekal pelatihan yang baik dan benar agar dapat memperoleh hasil yang baik. Pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan lele organik ini memang mempengaruhi perekonomian Desa Paron dikarenakan sebagian warga Desa Paron telah bergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO”. Perekonomian bagi sebagian warga Desa Paron menjadi lebih meningkat dari sebelumnya.

2) Daya beli bagi kelompok peternak ikan lele.

Daya beli bagi anggota kelompok yang sudah bergabung di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini menjadi sedikit demi sedkit menjadi mengingkat. Pemberdayaan melalui adanya Kelompok Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini mampu untuk membantu perekonomian bagi warga Desa Paron dan meningkatkan daya beli yang cukup baik. Hasil ekonomi yang sudah diperoleh dengan cukup maka akan memberikan daya beli yang cukup baik pula bagi anggota kelompok yang sudah bergabung. Membantu meningkatkan daya beli bagi setiap anggota kelompok ini menjadi lebih baik dari sebelumnya, awalnya daya beli bagi masyarakat yang belum bergabung di kelompok ikan lele organik ini masih belum begitu meningkat atau bisa terbantu. Adanya

Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini maka bisa membantu daya beli bagi kelompok yang sudah bergabung menjadi lebih baik dan meningkat sedikit demi sedikit.

Setiap anggota mempunyai daya beli yang berbeda-beda dengan anggota yang lainnya ini dikarenakan daya beli yang mereka beli tidak tentu harus sama dengan yang lain. Daya beli ini hasil dari ekonomi yang sudah dihasilkan dari panen ikan lele organik, sehingga hasil yang telah diperoleh mampu untuk menjadikan daya beli yang baik dan cukup bagi kelurga para anggota kelompok. Perekonomian yang memadai maka akan menciptakan daya beli yang baik sehingga mampu untuk mememnuhi kebutuhan keluarga sehari-hari dengan baik. Anggota kelompok yang telah bergabung di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini telah menjalankan budidaya ikan lele organik dengan sebaik mungkin sehingga mampu menghasilkan panen yang baik nantinya. Hasil panen lele organik yang baik tersebut maka mampu untuk memperoleh hasil ekonomi yang baik pula sehingga membantu daya beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi baik dan menambah penghasilan.

Penulis menyimpulkan bahwa daya beli ini hasil dari ekonomi yang telah diperoleh sehingga mampu untuk membeli kebutuhan bagi keluarga. Nilai ekonomi yang baik maka akan menghasilkan daya beli bagi setiap anggota kelompok ikan lele organik ini menjadi lebih baik dan dapat meningkat sedikit demi sedikit. Anggota kelompok yang mampu memenuhi kebutuhannya melalui daya beli yang baik itu disebabkan dari hasil ekonomi panen lele organik, hasil panen yang cukup maka akan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cukup.

Kesimpulan

1. Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOOYO” ini adalah sebuah kelompok petrnak ikan lele organik yang memiliki pengurus dan juga beberapa anggota yang cukup banyak yaitu ada sekitar 60 anggota. Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” ini adalah sebuah pemberdayaan yang dilakukan oleh pengurus kelompok “JOYOBOYO” yang kemudian didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kediri untuk memberikan bantuan dana hibah senilai RP. 250.000.000,-. Dana hibah tersebut digunakan untuk dapat mengembangkan pengelolaan budidaya ikan

(7)

lele organik serta dapat mengajak warga Desa Paron untuk bergabung menjadi budidaya ikan lele organik agar dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi keluarganya. Adanya pendidikan yang dilakukan melalui pelatihan yang diberikan oleh ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” kepada anggota kelompok yang bergabung. Pemberdayaan melalui budidaya ikan lele organik telah menghasilkan perekonomian desa dengan baik, dikarenakan nilai jual ikan lele organik yang bagus dipasaran. Keuntungan yang diperoleh dapat menungkatkan perekonomian desa dengan baik serta mambuat daya beli bagi anggota kelompok menjadi lebih baik untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Faktor Pendukung dalam pemberdayaan masyarakat melalui adanya Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO di Desa Paron, Kecamatan

Ngasem, Kabupaten Kediri meliputi adanya kerjasama, fasilitas, pemeliharaan dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Faktor penghambat dalam pemberdayaan masyarakat melalui adanya Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO” di Desa Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri adalah kurangnya sumber daya manusia yang turut serta untuk dapat mendukung pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Lele “JOYOBOYO”. Masih kurang peran masyarakat yang lain dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa Paron, hanya sebagian saja warga Desa Paron yang turut serta memberdayakan masyarakat mealui bergabung dengan kelompok budidaya ikan lele organik. Ikan lele sebagai hewan yang sensitif rentan terhadap sakit dan stres, pembudidayaan yang benar dan mengetahui betul bagaimana cara pembuidaya ikan lele organik.

Daftar Pustaka

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebianto. (2013) Pemberdayaan Masyarakat: Dalam Perspektif

Kebijakan Publik. Bandung, Alfabeta.

Miles, Mathew B dkk. (2014) Qualitative Data Analysis-Third Edition. London, Sage Publication Ltd. Suharto, Edi. (2009) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung, Rafika Aditama.

Widjaja, HAW. (2005) Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia: Dalam Rangka Sosialisasi UU No.32

Referensi

Dokumen terkait

4 Dalam penelitian sumber data sekunder adalah semua data yang saling berhubungan yang dijadikan fokus penelitian, seperti dokumen, buku-buku ataupun jurnal yang berkaitan

Pengembangan usaha pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) merupakan bagian strategi dalam pembangunan perikanan budidaya dan

Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat budidaya ikan lele dan kangkung sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam urban farming di RT 02 Kelurahan Graha

Pendampingan Bantuan pemerintah berupa bantuan Input Produksi budidaya ikan nila, lele patin kepada kelompok pembudidaya ikan 3.. Penyelesaian administrasi kelompok calon

Hasil pengujian secara parsial dengan menggunakan tingkat signifikansi α = 5% (0,05) diketahui bahwa variabel leverage secara parsial berpengaruh negatif, untuk variabel

Kelompok Budidaya Ikan (POKDAKAN) Padaidi adalah wadah perkumpulan para Pembudidaya di wilayah di Desa Buntu Kunyi Kecamatan Suli Kabupaten Luwu dengan jumlah anggota

Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Merpati Grup memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota melalui kegiatan budidaya

Berdasarkan uraian di atas adanya pemberdayaan masyarakat dengan terbentuknya POKDAKAN Sudi Makmur melalui budidaya ikan lele untuk meningkatkan pendapatan