• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci: Malaria, pengetahuan, sikap, tindakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci: Malaria, pengetahuan, sikap, tindakan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG MALARIA DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA JIKO UTARA WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR.

Prysilia Novianna Hartono*, dr. Christian Tilaar*, Sulaemana Engkeng* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Malaria adalah penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Malaria Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 berada pada urutan ke 24 di Indonesia dengan angka Insiden 0,7% dan prevalensi 3,7%. Angka kesakitan Malaria kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang diukur dengan Annual Parasite Incidence (API) yaitu 0,75% pada tahun 2012. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pada bulan Januari – Juni 2014 tercatat 69 kasus yang ditemukan melalui pemeriksaan sediaan darah mikroskop dan 536 kasus melalui pemeriksaan Rapid Diagnosis Test (RDT), tersebar di seluruh kecamatan. Berdasarkan data dari Puskesmas Nuangan pada bulan Januari-November 2014 tercatat 51 kasus melalui pemeriksaan sediaan darah mikroskop yang ditemukan di Kecamatan Nuangan dengan jumlah kasus terbanyak di Desa Jiko Utara yaitu 30 kasus yang terjadi pada bulan Januari-November 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat tentang malaria dengan tindakan pencegahan penyakit malaria Desa Jiko Utara.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian adalah Masyarakat Desa Jiko Utara. Sampel ditentukan secara Systematic Random Sampling sebanyak 77KK. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis bivariat dengan menggunakan Uji Chi Square untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit malaria p=0,259 dan nilai OR=0,505 95% CI=0,152-1,677. Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan penyakit malaria p=0,557 dan nilai OR= 1,358 95% CI=0,488-3,777.

Melaksanakan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan penyakit malaria dan masalah kesehatan secara umum. Daerah pasang surut harus diolah menjadi lahan produktif (Misalnya: tambak ikan bandeng) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mencegah tempat perindukan nyamuk. Masyarakat diharapkan untuk dapat memperbaiki kesehatan lingkungan. Pemerintah diharapkan membuat peraturan agar binatang ternak tidak berkeliaran di lingkungan pemukiman dan dibuatkan kandang.

(2)

CORRELATIONS BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARDS MALARIA WITH MALARIA PREVENTION AT JIKO UTARA OF NUANGAN PUBLIC HEALTH CENTER SERVICE AREA IN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DISTRICT.

Prysilia Novianna Hartono*, dr. Christian Tilaar*, Sulaemana Engkeng* * Sam Ratulangi University, Faculty of Public Health

ABSTRACT

Malaria is an infectious disease which is still causing concerns to public healths. In year 2013 Sulawesi Utara Province ranked 24th on Indonesia’s Malaria index with 0.7% occurrence rate and 3.7% of prevalence. Bolaang

Mongondow Timur Malaria Incidence, using Annual Parasite Incidence (API), measured at 0.75% throughout the year of 2012. According to data provided by Bolaang Mongondow Timur Office of Public Health there were 69 incidences during January-June 2014 period which were discovered through microscopic blood sample examinations and another 536 were diagnosed through Rapid Diagnosis Test (RDT), sufferers were spread among all sub districts. According to data provided by Nuangan Public Health Center during November – January 2014 there were 51 incidences were discovered through microscopic blood sample examinations with Jiko Utara Village hosting most of the sufferers with 30 incidences. This research is to evaluate correlations between knowledge and attitude of villagers towards malaria with malaria prevention in Jiko utara.

This research is a quantitative research with Cross Sectional method. Subjects of this reseach is Jiko Utara villagers. Samples was chosen with Systematic Random Sampling among 77 families. Data collection was carried out by handing out validated questionnaires to participants. The data was analyzed using Bivariate Chi Square to find out whether there is correlations between knowledge and attitude with prevention measures.

The yielded results shows no correlation of subjects’ knowledge and malaria prevention at p=0.259 with value of OR=0.505 95% and value of CI= 0,152-1,677. It is determined that there is no correlation between attitude and malaria prevention. p=0.557 with value of OR= 1,358 95% CI=0,488-3,777.

This research suggests a health promotions and campaigns are imperative to heighten people’s awareness on malaria disease and disease in general. Tidal areas can be converted into productive areas (i.e turning it into milkfish ponds) to improve welfare of the neighborhood which also can prevent mosquito breeding on the area. The villagers are also expected to actively take part in improving environment health. The Government is expected to introduce regulations to regulate animal farming so that the domestic cattle does not run around freely in the neighborhood, so that they are caged.

(3)

PENDAHULUAN

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja (Dirjen P2PL, 2008). Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles sp) betina. Malaria juga merupakan reemerging desease (penyakit yang tiba-tiba mengalami peningkatan) dan terjadi di 107 negara dengan penderita yang mencapai 300-500 Juta orang dan kasus kematian mencapai 1 juta orang setiap tahun termasuk anak-anak (Dirjen P2PL, 2013a).

Malaria Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 berada pada urutan ke 24 di Indonesia dengan angka Insiden 0,7% dan prevalensi 3,7% (Riskesdas, 2013). Angka kesakitan Malaria kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang diukur dengan Annual Parasite Incidence (API) yaitu 0,75% pada tahun 2012 (Profil Dinkes Sulut, 2012). Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pada bulan Januari – Juni 2014 tercatat 69 kasus yang ditemukan melalui pemeriksaan sediaan darah mikroskop dan 536 kasus melalui pemeriksaan Rapid Diagnosis Test (RDT), tersebar di seluruh kecamatan (Profil Dinkes Boltim, 2014). Berdasarkan data dari Puskesmas Nuangan pada bulan Januari-November 2014

tercatat 51 kasus melalui pemeriksaan sediaan darah mikroskop yang ditemukan di Kecamatan Nuangan dengan jumlah kasus terbanyak di desa Jiko Utara yaitu 30 kasus yang terjadi pada bulan Januari-November 2014 (Profil Puskesmas Nuangan, 2014).

Faktor- faktor yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian akibat kejadian malaria yaitu lingkungan, vektor, agent, pelayanan kesehatan dan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat) dalam tentang pencegahan penyakit malaria. Oleh karena itu, untuk menekan angka kesakitan dan kematian upaya dilakukan melalui program pemberantasan malaria yang kegiatannya meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian vektor yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai penularan malaria (Dirjen P2PL, 2008). Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap masyarakat tentang malaria dengan tindakan pencegahan penyakit malaria di Desa Jiko Utara Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di Desa Jiko Utara, Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Pada bulan Desember 2014 – Maret 2015. Populasi dalam penelitian sebanyak 96KK dengan Jumlah sampel

(4)

sebanyak 77KK. Pengambilan sampel menggunakan metode Systematic Random Sampling. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada masyarakat Desa Jiko Utara yang berisi pernyataan pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan penyakit Malaria. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik individu/ karekteristik responden variabel penelitian. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat tentang malaria dengan tindakan pencegahan penyakit Malaria, menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan sebagian responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 67,5% sedangkan responden laki-laki sebesar 32,5%. Responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 81,8% dan responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan SMA dan D3 yaitu sebesar 1,3%. Untuk jumlah responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah umur 38-48 tahun yaitu sebesar 45,5% dan paling sedikit adalah umur 16-26 tahun yaitu sebesar 3,9%. Untuk jumlah responden berdasarkan pekerjaan yang paling banyak adalah Tidak Bekerja (TB) yaitu sebesar 63,6% dan paling sedikit adalah

Tukang dan Wiraswasta (WS) yaitu sebesar 1,3%.

B. PENGETAHUAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang penyakit malaria, sebesar 81,8% atau 63 orang responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebesar 18,2% atau 14 orang responden memiliki tingkat pengetahuan kurang baik. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadtmodjo, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maranu (2013) menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013 umumnya berada pada kategori Pengetahuan Baik (61,0%).

C. SIKAP

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sikap responden tentang penyakit malaria, sebesar 74,0% atau 57 orang responden memiliki sikap positif dan sebesar 26,0% atau 20 orang responden memiliki sikap negatif. Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat diihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan

(5)

kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut (Maulana, 2009). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Maranu (2013) menunjukan bahwa sikap masyarakat tentang pencegahan penyakit malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013 umumnya berada pada kategori sikap positif (68,3%).

D. TINDAKAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan responden dalam pencegahan penyakit

malaria, sebesar 50,6% atau 39 orang responden yang memiliki tindakan positif dan sebesar 49,4% atau 38 orang responden memiliki tindakan negatif. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Notobroto pada tahun 2009 di Desa Prigi dan Desa Tasik madu, provinsi Jawa Timur menunjukan bahwa proporsi yang hampir sama antara tindakan baik (52,4%) dan kurang baik (47,6%).

E. Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Tentang Malaria dengan Tindakan Pencegahan penyakit Malaria Di Desa Jiko Utara Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Tabel 1. Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Tentang Malaria dengan Tindakan Pencegahan penyakit Malaria Di Desa Jiko Utara Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Pengetahuan Tentang Penyakit Malaria

Tindakan Dalam Pencegahan Penyakit Malaria

p value* Positif Negatif n % n % n % Baik 30 39,0 33 42,9 63 81,8 Kurang Baik 9 11,7 5 6,5 14 18,2 0,259 Jumlah 39 50,6 38 49,4 77 100

*Uji Chi Square OR= 0,505 95% CI=0,152-1,677 Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengetahuan baik dengan tindakan pencegahan positif sebanyak 30 orang (39,0%), dan pengetahuan kurang baik dengan tindakan pencegahan positif sebanyak 9 orang (11,7%).

Sedangkan pengetahuan baik dengan tindakan pencegahan negatif sebanyak 33 orang (42,9%), dan pengetahuan kurang baik dengan tindakan pencegahan negatif sebanyak 5 orang (6,5 %). Hasil nilai probabilitas (p value) antara

(6)

pengetahuan dengan tindakan sebesar 0,259. Nilai probabilitas (p value) 0,259 > 0,05 (tingkat kesalahan) maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang malaria dengan tindakan pencegahan penyakit malaria di Desa Jiko Utara wilayah kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Manalu dan Sukowati pada tahun 2011 di Kota batam yang menunjukan bahwa pengetahuan responden terhadap malaria sudah cukup baik, namun peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian malaria belum menunjukan hal yang positif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Santy pada tahun 2014 di Desa Sungai Ayak 3 Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan (p=0,176) antara pengetahuan responden mengenai penyakit malaria dengan kejadian malaria. Penelitian Notobroto pada tahun 2009 di Desa Prigi dan Desa Tasik madu, provinsi Jawa Timur menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian malaria (p=0,945).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rooroh (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian malaria pada masyarakat di kecamatan Kema (p=0,024) dimana orang yang berpengetahuan buruk beresiko 2,8 kali lebih besar terkena penyakit malaria dibandingkan dengan orang yang berpengetahuan baik (Odds Ratio (OR) 2,864,CI:1,138-7,209.

F. Hubungan Antara Sikap Masyarakat Tentang Malaria dengan Tindakan Pencegahan penyakit Malaria Di Desa Jiko Utara Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Tabel 2. Hubungan Antara Sikap Masyarakat Tentang Malaria dengan Tindakan Pencegahan penyakit Malaria Di Desa Jiko Utara Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Sikap Tentang Penyakit Malaria

Tindakan Dalam Pencegahan Penyakit Malaria

p value* Positif Negatif n % n % n % Positif 30 39,0 27 35,1 63 81,8 Negatif 9 11,7 11 14,3 14 18,2 0,557 Jumlah 39 50,6 38 49,4 77 100

*Uji Chi Square OR= 1,358, 95% CI=0,488-3,777 Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sikap

positif dengan tindakan pencegahan positif sebanyak 30 orang (39,0%), dan sikap negatif

dengan tindakan pencegahan positif sebanyak 9 orang (11,7%). Sedangkan sikap positif dengan tindakan pencegahan negatif sebanyak 27 orang

(7)

(35,1%), dan sikap negatif dengan tindakan pencegahan negatif sebanyak 11 orang (14,3%). Hasil nilai probabilitas (p value) antara pengetahuan dengan tindakan sebesar 0,557. Nilai probabilitas (p value) 0,557 > 0,05 (tingkat kesalahan) maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap masyarakat tentang malaria dengan tindakan pencegahan penyakit malaria di Desa Jiko Utara wilayah kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Santy pada tahun 2014 di Desa Sungai Ayak 3 Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau. Penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,559) antara sikap responden terhadap pencegahan penyakit malaria dengan kejadian malaria. Walaupun seseorang memiliki sikap baik namun tanpa didukung dengan perilaku yang baik tidak menghindarkan orang tersebut terkena penyakit malaria.

Penelitian Notobroto pada tahun 2009 di Desa Prigi dan Desa Tasik madu, provinsi Jawa Timur menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian malaria (p=0,438). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Maranu (2013) menunjukkan adanya hubungan antara sikap pencegahan dengan kejadian malaria (p=0,000, OR=10,462) hal ini berarti orang yang mempunyai sikap negatif memiliki resiko 10,4 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang mempunyai sikap positif.

PENUTUP KESIMPULAN

1. Sebesar 81,8 % atau sebanyak 63 orang responden memiliki pengetahuan baik dan sebesar 18,2% atau sebanyak 14 orang responden memiliki pengetahuan kurang baik.

2. Sebesar 74,0 % atau sebanyak 57 orang responden memiliki sikap positif dan sebesar 26,0% atau sebanyak 77 orang responden memiliki sikap negatif.

3. Sebesar 50,6 % atau sebanyak 39 orang responden memiliki tindakan Positif dan sebesar 49,4% atau sebanyak 38 orang responden memiliki tindakan Negatif. 4. Tidak terdapat hubungan antara

pengetahuan masyarakat Desa Jiko Utara dengan tindakan pencegahan penyakit malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

5. Tidak terdapat hubungan antara sikap masyarakat Desa Jiko Utara dengan tindakan pencegahan penyakit malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

SARAN

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur serta Puskesmas Nuangan kiranya dapat melaksanakan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat

(8)

terhadap pencegahan penyakit malaria dan masalah kesehatan secara umum. 2. Daerah pasang surut harus diolah

menjadi lahan produktif (Misalnya: tambak ikan bandeng) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mencegah tempat perindukan nyamuk.

3. Masyarakat diharapkan untuk dapat memperbaiki kesehatan lingkungan. 4. Pemerintah diharapkan membuat

peraturan agar binatang ternak tidak berkeliaran di lingkungan pemukiman dan dibuatkan kandang.

5. Melakukan penelitian pada veraiabel lain untuk peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen P2PL. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI

Dirjen P2PL. 2013a. Informasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI

Manalu H. S. P, dan Sukowati, S. 2011. Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Malaria di Kota Batam. Jurnal Media Litbang Kesehatan Vol. 21, No. 2 tahun 2011

Maulana H. DJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Maranu. I. B. 2013. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pencegahan dengan Kejadian Malaria pada Masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Media Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, Juli 2013, Vol 1 No 6

Notoadmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Notobroto, H. B, dan Hadijah, A. C, 2009. Faktor Risiko Penularan Malaria Di Daerah Berbatasan. Jurnal Penelitian Medika Eksakta, Vol. 8, No. 2, Agustus 2009:143-151

Profil Dinkes Sulut, 2012. Buku Saku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012.

Profil Dinkes Boltim, 2014. Laporan Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur tahun 2014

Profil Puskesmas Nuangan, 2014. Laporan Program Malaria Puskesmas Nuangan tahun 2014.

Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Rooroh. R. M. 2013. Hubungan antara aktivitas keluar malam dan pengetahuan tentang malaria dengan kejadian malaria pada masyarakat di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Media Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, Juli 2013, Vol 1 No 6

Santy. 2014. Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa Sungai Ayak 3 Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Vol. 2 No. 1, April 2014

Referensi

Dokumen terkait

dari jaringan selular simplisia dengan pelarut yang selalu baru. sampai sempurna ( exhaustive extraction ) yang umumnya

Penulisan ilmiah ini membahas tentang cara pembuatan aplikasi katalog permahan kemang pratama dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh Macromedia flash 5.0 Aplikasi perumahan

KESIMPULAN: Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi.. Kata kunci: Infeksi Saluran Pernapasan

hlm.. mengumpulkan data lebih penting, terutama bila peneliti memakai metode yang rawan akan masuknya unsur subjektif dari peneliti. Itulah pentingnya pengumpulan

Bila melihat gambar 5 dan 6 terlihat hasil ekstraksi atribut amplitudo rms dan spectral decomposition yang di overlay dengan kontur struktur waktu Dari gambar

Banyak pemimpin besar meraih keberhasilan dalam pekerjaan dan kehidupannya melalui seperangkat hukum kepemimpinan yang mendetail. Sedangkan manajer "biasa",

Apabila total modal se ndiri yang dimiliki kope rasi se bagian be sar be rsumbe r dari simpanan-simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan), maka

Interaksi gula*waktu dan interaksi gula*suhu juga berpengaruh signifikan terhadap Chewiness, keduanya berkorelasi negatif terhadap T, karena suhu dan waktu yang