• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan. Sampai dengan tahun 2013 dapat digambarkan perkembangan jumlah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan. Sampai dengan tahun 2013 dapat digambarkan perkembangan jumlah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

30

Ketersedian sarana pendidikan sangat menunjang dalam meningkatkan pendidikan. Sampai dengan tahun 2013 dapat digambarkan perkembangan jumlah sarana pendidikan di kecamatan Paguyaman yakni sebagai berikut :

Tabel 1. Sarana pendidikan di Kecamatan Paguyaman

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1. TK/RA 25 2. SD/MI/SDLB 33 3. SMP/MTs 12 4. SMA 1 5. SMK 3 6. MA 1 Jumlah Total 75 4.1.1 Guru

Peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Guru yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke mana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Adapun deskripsi jenjang pendidikan dan status guru SDN 10 Paguyaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(2)

Tabel 2. Deskripsi jenjang pendidikan dan status guru SDN 10 Paguyaman

No Tingkat pendidikan

Status guru Jenis kelamin PNS GTT Laki-Laki Perempuan 1 S1 3 1 - 4 4 2 D - III - - - - - 3 D - II - - - - - 4 D - I - - - - - 5 SPG / SGO / PGA 2 - - 2 2 6 SLTA - 2 - 2 2 7 SMP - - - - - Total 5 3 - 8 8

Sumber : Data sekolah SDN 10 Paguyaman

Deskripsi tabel di atas sangat jelas digambarkan bahwa keadaan guru di SDN 10 Paguyaman hanya memiliki 5 orang guru yang tercatat sebagai pegawai negeri sipil, sedangkan 3 orang guru tercatat sebagai guru tidak tetap dan secara keseluruhan guru yang ada di SDN 10 Paguyaman rata-rata adalah perempuan.

Adapun deskripsi guru SDN 10 Paguyaman dapat dilihat pada tabel d bawah ini :

Tabel 3. Deskripsi Guru SDN 10 Paguyaman

No Mata Pelajaran Jumlah Guru Status Guru PNS CPNS Honor Abdi 1 Pendidikan Agama 1 1 - - - 2 PPKn - - - - - 3 Bahasa Indonesia - - - - -

(3)

4 Matematika - - - - - 5 IPA - - - - - 6 IPS - - - - - 7 Muatan Lokal - - - - - 8 SBK - - - - - 9 Penjas - - - - - 10 Bahasa Inggris - - - - - 11 Guru Kelas 7 4 - - - Total 8 5 - - 3

Sumber : Data sekolah SDN 10 Paguyaman

Deskripsi rata-rata beban mengajar guru SDN 10 Paguyaman di atas dapat kita lihat rata – rata beban mengajar guru adalah 18 jam s.d 32 jam/Minggu. Selain itu, deskripsi di atas dapat kita lihat bahwa di SDN 10 Paguyaman hanya memiliki 1 orang guru Agama dan 7 orang guru kelas.

4.1.2 Siswa

Adapun keadaan siswa di SDN 10 Paguyaman dapat di diuraikan pada tebel-tabel di bawah ini :

Tabel 4. Data Siswa 3 Tahun Pelajaran Terakhir Dari Tahun 2010/2011 s.d 2012/2013 Tahun

Pelajaran Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI

2010/2011 8 9 7 8 10 7

2011/2012 9 7 8 10 7 3

2012/2013 9 6 12 12 9 6

(4)

Tabel 5. Data Siswa Tamatan 4 Tahun Terakhir Dari Tahun 2009/2010 s.d 2012/2013

Tahun Tamatan % Rata-Rata NEM

Siswa Yang Melanjutkan ke PTN Jumlah Target Hasil Target Jumlah Target

2009/2010 7 100 7.09 - 7 7

2010/2011 3 100 7.49 - 3 3

2011/2012 3 100 7.15 - 3 3

2012/2013 6 100 7.75 - 6 6

Sumber : Data sekolah SDN 10 Paguyaman

Tabel 6. Data Siswa PSB 3 Tahun Terakhir Dari Tahun 2011/2012 s.d 2012/2013 Tahun

Pelajaran

Jumlah Prosentase Asal Murid

Pendaftar Yang Diterima % TK RT

2011/2012 12 12 100 2 6

2012/2013 7 7 100 4 8

2013/2014 6 6 100 - -

Berdasarkan tabel di atas, bahwa ada peningkatan penerimaan siswa pada tahun pelajaran 2011/2012, kemudian ada penurunan di tahun pelajaran 2012/2013 menjadi 7 orang siswa, dan juga tahun 2013/2014 menjadi 6 orang siswa.

(5)

Tabel 7. Data Nilai Rata - Rata Siswa Tahun 2009/2010-2012/2013 MAPEL 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Agama 7,49 7,93 7,03 7,21 PPKn 7,83 6,33 6,58 7,59 IPA 6, 71 8,08 7,53 7,87 Bahasa Indonesia 7,60 6,00 7,10 7,58 IPS 6,23 6,60 7,03 7,98 Matematika 6,96 8,41 6,83 7,82

Sumber : Data sekolah SDN 10 Paguyaman

Adapun data jumlah kelas dan rombongan belajar siswa dapat ditunjukan pada tabel di bawah ini :

Tabel 8. Data Jumlah Kelas dan Rombongan Belajar Siswa

No Data Kelas Jumlah

Jumlah Siswa

Jumlah

L P

1 Rombel I I 1 5 3 8

2 Rombel II II 1 4 3 7

3 Rombel III III 1 5 1 6

4 Rombel IV IV 1 9 3 12

5 Rombel V V 1 2 10 12

6 Rombel VI VI 1 6 1 7

(6)

4.1.3 Sarana dan Prasarana Sekolah

Secara umum sarana dan prasarana yang ada di setiap sekolah adalah salah satu penunjang yang mendukung berhasil dan tidaknya sebuah proses pembelajaran Dari hasil observasi fasilitas yang ada di SDN 10 Paguyaman adalah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Fasilitas dan Ruangan Penunjang

No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran

Kondisi Ruangan Baik Rusak Ringan Rusak Berat 1 Ruang Kelas 6 8 x 7 1 5 - 2 Ruang Perpustakaan 1 8 x 7 1 - -

3 Ruang Kepala Sekolah 1 8 x 7 1 - -

4 UKS 1 2 x 2 1 - -

5 Ruang Ibadah 1 3 x 4 1 - -

6 KM/WC Guru 1 2 x 3 1 - -

7 KM/WC Siswa 1 2 x 3 1 - -

8 Lapangan Upacara 1 19 x 15 1 - -

Tabel 10. Buku Perpustakaan

No Jenis Buku

Jumlah

Keterangan Judul Buku Examplar

1 Buku Paket 301 301 -

2 Buku Bacaan 1.421 1.156 -

3 Buku Referensi 211 253 -

(7)

4.2 Sajian Data

4.2.1 Implementasi kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SDN 10 Paguyaman Aisa Tuani ( 12 Agustus 2013 ) menyatakan bahwa semua guru PKn di tingkat kelas tidak memiliki latar belakang keilmuan PKn, karena semua guru pada umumnya hanya memiliki latar belakang pendidikan PGSD yang dijadikan guru kelas untuk memberikan semua materi pelajaran baik yang inovatif maupun yang non inovatif, terkecuali mata pelajaran agama yang pembelajaranya diberikan oleh guru agama.

Hasil wawancara dengan guru kelas VI Asriyanti Pakaya ( 12 Agustus 2013 ) menyatakan bahwa cara guru menyusun kurikulum KTSP pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman sesuai dengan UU pendidikan nasional dan sesuai dengan keadaan di sekolah.

Pernyataan di atas dipertegas lagi oleh Aisa Tuani ( wawancara, 13 Agustus 2013 ) yang mengatakan bahwa dalam menyusun kurikulum KTSP kepala sekolah membuat SK tim penyusun KTSP dan membentuk tim pengarah pengembangan keilmuan yang ketua timnya langsung oleh kepala dinas pendidikan Kabupaten Boalemo yang melibatkan semua pihak dalam bidang pendidikan, antara lain : Kepala Bidang Dikdas, Kasi Kurikulum, Koordinator pengawas tingkat kabupaten, dan Pengawas SD wilayah Paguyaman, yang keseluruhanya diketahui dan disetujui oleh komite sekolah. Selanjutnya untuk KTSP pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman tidak terpisah dengan mata

(8)

pelajaran yang lain, karena umumnya di SD sistem pembelajaran terpusat pada masing-masing guru kelas.

Berdasarkan hasil observasi (19 Agustus 2013) proses pembelajaran di SDN 10 Paguyaman, yakni pada saat guru PKn Asriyanti Pakaya mengajar di kelas VI dengan materi menganalisis nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara ditemukan bahwa, dari awal proses pembelajaran hingga akhir proses pembelajaran hanya sering menggunakan metode yang monoton yaitu sering menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan membuat siswa sering keluar masuk pada mata pelajaran sedang berlangsung.

Hasil wawancara dengan Aisa Tuani ( 19 Agustus 2013 ) dijelaskan bahwa implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi yakni :

1. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan.

2. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran.

3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan.

4. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternativ bagi para guru PKn.

(9)

Hasil wawancara dengan guru kelas V Sumarni Mohamad ( 19 Agustus 2013 ), cara menyesuaikan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman yakni dengan cara menyesuaikan SK dan KD disetiap jenjang kelas dengan memperhatikan tingkat perkembangan anak didik serta alokasi waktu yang diberikan.

Menurut Aisa Tuani ( Wawancara, 19 Agustus 2013 ) proses pembelajaran mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman sangat baik, hal ini terbukti disetiap jenjang kelas semua siswa berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal ( KKM) yang sudah ditentukan dan bahkan ada siswa melebihi KKM di setiap semester.

Pernyataan di atas diperkuat oleh Asriyanti Pakaya ( wawancara, 21 Agustus 2013 ) yang menyatakan bahwa selama ini proses pembelajaran mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman sangat baik, akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dalam hal fasilitas dan media pembelajaran.

Menurut Sumarni Mohamad ( wawancara, 21 Agustus 2013 ) alokasi waktu yang diberikan untuk proses pembelajaran PKn sebenarnya tidak cukup untuk penerapan materi pembelajaran disetiap jenjang kelas, sehingga guru dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn terutama di kelas IV, V dan VI menggunakan jam tambahan di luar jam yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara tentang implementasi kurikulum KTSP di SDN 10 paguyaman di atas apabila dibandingkan dengan impelmentasi kurikulum KTSP yang seharunya sangatlah berbeda jauh, dimana implementasi kurikulum KTSP di SDN 10 paguyaman hanya terdiri dari beberapa bagian saja dari prinsip-prinsip KTSP itu sendiri. Seharusnya implementasi kurikulum KTSP di SDN 10

(10)

Paguyaman harus sesuai dengan prinsip-prinsip KTSP secara utuh yang terdiri dari : 1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2) Beragam dan terpadu. 3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 5) Menyeluruh dan berkesinambungan. 6) Belajar sepanjang hayat. 7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. 8) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut, mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berpikir. 9) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

4.2.2 Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah Aisa Tuani ( 5 September 2013 ) tentang kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman, ada beberapa hal menarik yang disampaikan, antara lain: 1) Pelaksanaan proses pembelajaran memang pada umumnya berjalan cukup baik. Demikian juga dengan proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn. Namun secara keseluruhan masih menggunakan format pembelajaran klasik, seperti metode ceramah tanpa menggunakan media. Penggunaan metode ceramah dan tanpa penggunaan alat

(11)

peraga pada proses pembelajaran PKn sangat membosankan. Pada hal alat peraga merupakan hal penting dalam proses pembelajaran di kelas.

2) Proses pembelajaran di kelas tidak berdasarkan rancangan pada RPP. Hal ini dibuktikan dengan jawaban Kepala Sekolah tentang sejauh mana penggunaan RPP bagi para guru. Penyusunan RPP bukan untuk merancang proses pembelajaran di kelas agar terencana dan tersistematis, melainkan sekedar persyaratan administratif. Jadi, guru masuk kelas berbekalkan buku sebagai sumber belajar tanpa yang lainnya.

3) Pengembangan materi ajar masih terpusat pada buku ajar yang ditentukan oleh Dinas Pendidikan setempat. Sementara sejauh ini belum ada buku-buku pelajaran yang berani mengangkat berbagai kearifan lokal seperti budaya daerah. Di sisi lain, guru kurang kreatif dalam mengembangkan materi tersebut sehingga apa yang menjadi sasaran KTSP untuk menanamkan budaya lokal belum tercapai.

Secara ideal mata pelajaran PKn disekolah memegang peranan penting untuk mengembangkan potensi peserta didik sebagai Warga Negara Indonesia yang berkepribadian mantap serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Adapun aktualisasi dari PKn tersebut adalah melahirkan peserta didik sebagai ilmuan professional sekaligus Warga Negara Indonesia yang memiliki rasa kebanggan dan cinta tanah air (Nasionalisme) yang tinggi dengan tidak melupakan semangat kedaerahannya.

(12)

Menurut Sumarni Mohamad ( wawancara, 16 September 2013 ), kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain :

1. Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2. Media pembelajaran yang sangat kurang.

3. Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. 4. Dukungan orang tua siswa yang kurang.

Berdasarkan hasil observasi (19 September 2013) proses pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman, yakni pada saat guru PKn mengajar di kelas VI ditemukan bahwa :

1. Kurikulum

Penguasaan dan pemahaman terhadap kurikulum masih sangat kurang, hal ini dapat dibuktikan dengan kurang efektifnya impelementasi kurikulum, serta kurangnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Materi

Penguasaan materi oleh guru sangat baik, hal ini terbukti pada saat guru menyampaikan materi pelajaran dari awal sampai dengan akhir itu secara mendetail lengkap dengan contoh-contoh yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

3. Strategi pembelajaran

Penguasaan strategi pembelajaran oleh guru masih sangat kurang, hal ini terbukti dengan masih kurangnya cara-cara yang dipilih oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta

(13)

didik menerima dan memahami materi pembelajaran, pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak secara maksimal dapat dikuasai oleh siswa diakhir kegiatan pelajaran. Cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran masih bersifat konvensional, yakni proses pembelajaran masih terpusat pada guru.

4. Metode

Metode pembelajaran oleh guru masih sangat kurang, penguasaan metode pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran masih lebih banyak menggunakan metode ceramah, walaupun pada kenyataanya di silabus dan RPP tercantum banyak metode seperti : Kontekstual, Cooperativ Learning, diskusi, dll.

5. Media

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru masih sangat kurang, hal ini terbukti pada saat guru menyampaikan materi pelajaran masih lebih banyak menggunakan media papan tulis.

6. Sumber

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru masih sangat kurang. Sumber belajar yang lebih banyak yang digunakan oleh guru dan siswa adalah buku teks dan internet, walaupun pada kenyataanya di silabus dan RPP tercantum banyak sumber yang digunakan seperti : kurikulum KTSP dan perangkatnya, pedoman khusus pengembangan silabus KTSP, buku ajar, peta konsep, dan koran.

(14)

7. Evaluasi

Evaluasi yang digunakan oleh guru pada saat terakhir pemberian materi lebih banyak memberikan evaluasi bersifat tes tertulis dan kuis dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

Kriteria Indikator Nilai Kualitatif

80-100 Memuaskan

70-79 Baik

60-69 Cukup

45-59 Kurang cukup

4.3 Pembahasan

4.3.1 Implementasi kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman

Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia serta berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan maupun martabat bangsa dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.

Tujuan dari pendidikan nasional seperti yang dijelaskan dalam (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yakni : “tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

(15)

jawab. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seorang guru harus banyak membaca dan belajar, guna mencari dan memperluas cakrawala pengetahuannya”

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang, termasuk di SDN 10 Paguyaman harus di selengarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk meenjamin pencapaian tujuan pendidkan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetisi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bagaimana menyampaikan

(16)

pesan-pesan kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.

Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada peserta didik , agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Keberhasilan pelaksanaan sebuah kurikulum itu sangat tergantung pada guru. Mengapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran, sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum, khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Proses pembelajaran di SDN 10 Paguyaman ditemukan bahwa, dari awal proses pembelajaran hingga akhir sering menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan membuat siswa sering keluar masuk pada mata pelajaran sedang berlangsung. Guru hanya menegur dan tidak memberi sangsi sifatnya mendidik kepada siswa.

Sering kali siswa bosan dengan pelajaran PKn, dikarenakan cara mengajar guru yang monoton. Seharusnya guru juga harus menjelaskan secara detail bila ada pertanyaan siswa. Sering kali siswa bertanya tentang isi dari pembahasan yang disampaikan oleh guru, sehingga guru harus menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang mudah dimengerti serta dipahami oleh siswa dan melemparkannya

(17)

lagi pertanyaan kepada siswa yang lain agar ada penjelasan yang bisa dimengerti oleh siswa. Seandainya siswa kurang puas dengan hasil jawaban, guru harus menjelaskan secara perlahan agar siswa dapat mengerti dan memahami apa isi dari pembahasan yang akhirnya dapat dipahami oleh siswa.

Metode yang sering diterapkan guru banyak menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang memahami akan makna isi pelajaran tersebut, yang membuat nilai siswa kurang bagus dan menurun dan membuat pelajaran tersebut kurang diminati siswa karena cara penyampaian dan pengajaran guru dalam mengajar kurang bervariasi.

Implementasi KTSP adalah bagaimana menyampaikan pesan – pesan kurikulum kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing – masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan (facilitiate of learning) kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan salam standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL).

Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan – pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, sebagaimana dijabarkan dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam hal ini akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik, maka

(18)

tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut.

Dalam implementasi kurikulum yang baik adalah guru harus mengajarkan siswa tentang cara belajar, cara mengingat, cara berpikir dan cara memotivasi diri sendiri, dan hal tersebut lebih ditegaskan lagi oleh Norman yang mengatakan bahwa keberhasilan siswa sangat bergantung pada kemahiran mereka untuk belajar secara mandiri dan untuk memantau cara belajar mereka sendiri. Oleh karena itu seorang guru harus dapat menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, oleh karena itu guru harus menguasai prinsip – prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pengajaran, keterampilan menilai hasil belajar, serta memilih dan menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran.

Pembelajaran KTSP memiliki dua karakteristik yaitu: 1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut, mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berpikir. 2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

(19)

Dalam proses pendidikan guru PKn di SDN 10 Paguyaman memiliki peranan sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta didik ke arah kedewasan, kematangan dan kemandirian, sehingga seringkali guru dikatakan sebagai ujung tombak pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru PKn tidak hanya menguasai bahan ajar dan memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi harus juga memiliki kepribadian dan integritas pribadi yang dapat diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian di SDN 10 Paguyaman ditemukan bahwa, implementasi kurikulum KTSP dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaanya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi yakni :

1. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan.

2. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran.

3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan.

4. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru PKn.

Implementasi KTSP pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman akan memiliki warna yang sangat berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhan wilayah dan kunci yang menentukan serta menggerakkan daerah masing-masing, karakteristik dan kemampuan peserta didik. Keberhasilan atau kegagalan

(20)

implementasi kurikulum pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi di sekolah. Dengan KTSP guru PKn dituntut untuk membuktikan profesionalismenya dan mereka dituntut untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah digali dan dikembangkan oleh peserta didik. Tugas guru PKn di SDN 10 Paguyaman bukan mencurahkan dan menyuplai peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan tetapi mereka berfungsi sebagai motifator, mediator, dan fasilitator pembelajaran.

Diakui bahwa berhasil tidaknya implementasi di SDN 10 Paguyaman tersebut dalam pembelajaran PKn terutama dalam penyesuaian kurikulum dengan tuntutan globalisasi, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu implementasi kurikulum mata pelajaran PKn dalam kegiatan pembelajaran di SDN 10 Paguyaman juga sangat di pengaruhi oleh dukungan sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai terutama kondisi ruang pembelajaran, perpustakaan, laboratorium dan alat bantu pembelajaran.

Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN 10 Paguyaman, pembelajaran bukan semata-mata tanggung jawab guru PKn saja ,akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara guru, kepala sekolah, bahkan komite sekolah dan masyarakat sehingga pembina terhadap komponen-komponen tersebut merupakan tuntunan yang harus dipenuhi dalam mengefektifkan implementasi KTSP. Dalam hal ini implementasi KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman menuntut guru PKn dan kepala sekolah

(21)

untuk memperhatikan 3 komponen utama yaitu Standar Nasional Pendidikan, silabus yang dikembangkan harus merumuskan secara jelas progam pembelajaran, proses pembelajaran, hasil pembelajaran serta mekanisme dan kriteria penelitian, RPP perlu dikembangkan secara matang untuk menentukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah siap dilaksanakan. Untuk menyukseskan implementasi KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman guru di tuntut berjiwa mulia, berhati suci dan rela mengorbankan kehidupanya hanya untuk kebaikan dan pendidikan semata.

4.3.2 Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman

Berdasarkan sajian data dari hasil penelitian, ada beberapa kendala yang ditemukan dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP dalam pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain: 1) Secara keseluruhan masih menggunakan format pembelajaran klasik, seperti metode ceramah tanpa menggunakan media. 2) Proses pembelajaran di kelas tidak berdasarkan rancangan pada RPP. 3) Penyusunan RPP bukan untuk merancang proses pembelajaran di kelas agar terencana dan tersistematis, melainkan sekedar persyaratan administratif. 4) Belum ada buku-buku pelajaran yang berani mengangkat berbagai kearifan lokal seperti budaya daerah. 5) Kurang kreatifnya guru PKn di SDN 10 Paguyaman dalam mengembangkan materi sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan KTSP.

(22)

Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa kendala mendasar yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP pada pembelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman antara lain :

1. Latar belakang guru yang tidak memiliki keilmuan khusus PKn. 2. Media pembelajaran yang sangat kurang.

3. Alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas. 4. Dukungan orang tua siswa yang kurang.

Kurikulum (KTSP), diharapkan dapat berjalan secara operasional, sehingga dapat memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan dirinya, namun tidak menyimpang dari peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Namun sayangnya, rancangan KTSP yang berlaku saat ini belum sepenuhnya dipahami segenap kalangan pendidik khususnya guru SD. Kebanyakan dari mereka merasa kebingungan akan arah dan tujuan KTSP dan bahkan yang lebih tragis lagi adalah pembelajaran versi KTSP sangat merepotkan guru. Sehingga penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan bagian terpenting dari KTSP lebih pada pemenuhan administrasi saja (formalitas). Ketika ada pengawasan dari Dinas Pendidikan setempat, barulah RPP tersebut keluar dari sarangnya. Sedangkan proses pembelajaran di kelas masih menggunakan cara-cara klasik dengan metode ceramah dan menghafal.

Kenyataan tersebut diatas sangat jelas bahwa proses pembelajaran di kelas sangat membosankan dan membuat peserta didik tertekan. Hal ini juga terjadi pada mata pelajaran PKn di SDN 10 Paguyaman . Mata pelajaran PKn yang

(23)

dalam KTSP ini merupakan suatu mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan pada Pancasila, UUD dan norma-norma yang berlaku di masyarakat masih belum optimal disampaikan ke siswa. Karena pembelajaran PKn diterapkan mulai dari dasar pendidikan formal yaitu SD kelas 1, maka kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap persoalan-persoalan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum damasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat situasi riil dilapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Untuk itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu dunia pendidikan di Indonesia. Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung pada situasi dan kondisi pada saat kurikulum diberlakukan.

Adapun kelebihan-kelebihan KTSP antara lain :

1. Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi lingkungan, serta mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.

2. Dengan berpijak pada panduan KTSP sekolah diberi kebebasan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan local yang

(24)

bisa dimunculkan oleh sekolah. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.

3. KTSP menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling membutuhkan siswanya. Sebagai contoh sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih menfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang kepariwisataan lainnya.

4. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan.

5. Dengan diberlakukannya KTSP beban belajar siswa berkurang karena KTSP lebih sederhana. Tetapi tetap memberikan tekanan bagi perkembangan siswa. Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu banyak. Sehingga suasana yang tercipta pun terkesan sangat formal. Akibat yang lebih jauh lagi dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Hal ini dirasakan oleh siswa SD yang masih anak-anak dan mereka membutuhkan waktu bermain yang cukup untuk mengembangkan kepribadiannya secara alami.

6. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.

(25)

1. Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas guru.

2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya.

3. Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan.

4. Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh.

5. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru.

Gambar

Tabel 1. Sarana pendidikan di Kecamatan Paguyaman
Tabel 2. Deskripsi jenjang pendidikan dan status guru SDN 10 Paguyaman
Tabel 4. Data Siswa 3 Tahun Pelajaran Terakhir   Dari Tahun 2010/2011 s.d 2012/2013  Tahun
Tabel 5. Data Siswa Tamatan 4 Tahun Terakhir   Dari Tahun 2009/2010 s.d 2012/2013
+3

Referensi

Dokumen terkait

Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segiempat Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory..

Teman-teman saya GEAR 2010 (Teknik Mesin 2010), teman-teman seangkatan, adik-adik kelas maupun kakak-kakak kelas saya di DIII Teknik Mesin, Fakultas Teknik maupun

Commanditair venootschap (CV) atau yang disebut juga dengan persekutuan komanditer menurut Pasal 19 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang adalah suatu bentuk perjanjian kerja

Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segiempat Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory..

Proses penghijaun kembali hutan kembali yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi yang bergerak di lingkungan hidup akan terasa sia-sia apabila kita tetap sebagai

Tambahan-tambahan elemen auditori yang berlebihan dapat melebihi kapasitas channel auditori sehingga elemen tambahan apa pun (termasuk kata-kata, efek-efek suara, dan ilustrasi

Pengantar Ekonometrika Aplikasi Dalam Bidang Ekonomi. Pertanian.Universitas

Kompetensi kepribadian guru penjas yang mengikuti MGMP lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengikuti program MGMP penjas SMP kabupaten Pandeglang, hal