• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PERDAGANGAN LUAR NEGERI UNTUK MENDUKUNG TARGET DAN KINERJA EKSPOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PERDAGANGAN LUAR NEGERI UNTUK MENDUKUNG TARGET DAN KINERJA EKSPOR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

“STRATEGI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

UNTUK MENDUKUNG TARGET DAN KINERJA EKSPOR”

Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan

Briefing Target Ekspor, Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, Perjanjian Internasional, 17 Februari 2017

(2)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

OUTLINE

1. Outlook Perekonomian Global 2017

2. Proyeksi Ekonomi Indonesia 2017

3. Kinerja Perdagangan Luar Negeri Indonesia

4. Target Pencapaian Ekspor-Impor Tahun 2018

5. Strategi dan Arah Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

6. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri

(3)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

OUTLOOK PEREKONOMIAN GLOBAL 2017

Tingkat Permintaan Yang Masih Relatif Rendah

Harga Komoditas Dunia Masih Relatif Rendah Namun Membaik

• Peningkatan Harga Minyak Mentah Akibat Penurunan Tingkat Produksi OPEC • Membaiknya Harga Batubara, Nikel, Minyak Kelapa Sawit

Economic Rebalancing Di Tiongkok: Fokus Kepada Inclusive

Growth

Antisipasi Kebijakan Ekonomi Amerika: The Trump Effect

• Isu Geopolitik AS-Tiongkok • Pembentukan Polaritas Ekonomi Baru Dengan Keluarnya AS Dari TPP • Isu Protectionism Yang Akan Dianut Kabinet Trump • Kenaikan Suku Bunga The Fed • Pembalikan Arus Modal Dari EMEs

(4)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

PROYEKSI EKONOMI INDONESIA 2017

(5)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

KINERJA PERDAGANGAN INDONESIA

No DESCRIPTION 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Change % 16/15 Trend % 11-16 I E X P O R T 203.496,60 190.020,30 182.551,80 175.980,00 150.366,30 144.433,50 -3,95 -6,77

- OIL & GAS 41.477,00 36.977,30 32.633,00 30.018,80 18.574,40 13.087,00 -29,54 -20,24 - NON OIL & GAS 162.019,60 153.043,00 149.918,80 145.961,20 131.791,90 131.346,50 -0,34 -4,26

II I M P O R T 177.435,60 191.689,50 186.628,70 178.178,80 142.695,60 135.650,70 -4,94 -6,29

- OIL & GAS 40.701,50 42.564,20 45.266,40 43.459,90 24.613,20 18.724,80 -23,92 -14.70

- NON OIL & GAS 136.734,00 149.125,30 141.362,30 134.718,90 118.082,40 116.925,90 -0,98 -4.28

III BALANCE 26.061,10 -1.669,20 -4.076,90 -2.198,80 7.670,70 8.782,80 14,49 -

- OIL & GAS 775,5 -5.586,90 -12.633,30 -13.441,10 -6.038,80 -5.637,80 -6,64 - - NON OIL & GAS 25.285,50 3.917,70 8.556,40 11.242,30 13.709,50 14.420,60 5,18 3,56

1. Ekspor sepanjang 2011 s/d 2016 cenderung turun -6,77% dari USD 203,49 Milyar menjadi USD 144,43 Milyar; sedangkan Impor cenderung turun -6,29% dari USD 177,43 Milyar menjadi USD 135,65 Milyar

2. Pada tahun 2016 ekspor dan impor mengalami penurunan masing-masing 3,95% dan 4,94% namun demikian tercatat masih terjadi surplus neraca perdagangan sebesar USD 8,78 Milyar akibat penurunan impor yang lebih besar dari ekspor.

3. Lima negara penyumbang surplus adalah ; Amerika Serikat, India, Filipina, Belanda dan Pakistan dengan total surplus USD 22,1 Milyar 4. Lima negara penumbang defisit adalah : RRT, Thailand, Australia, Brazil dan Argentina dengan total defisit USD 21,8 Milyar.

(6)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Komoditi Terbesar Ekspor Indonesia

Palm Oil and its fractions 13% Textil and apparel 9% Electronic 8% Chemical products 6% Automotive 4% Foot wear 3% Processed foods 3% Bases metal 3% Crumb rubber (TSNR/SIR) 3% Paper 3% Others 45% Share(%), 2015 12.6 8.1 7.7 Palm Oil and its fractions

Textil and apparel Electronic Chemical products Automotive Foot wear Processed foods Bases metal Crumb rubber (TSNR/SIR) Paper Others Trend (%), 2011-2015 12.6 8.1 7.7 Palm Oil and its fractions

Textil and apparel Electronic Chemical products Automotive Foot wear Processed foods Bases metal Crumb rubber (TSNR/SIR)

Paper Others

Growth(%), Jan-Jul 2016 YoY

Sepuluh Komoditi ekspor penyumbang terbesar (55%) adalah ; Palm oil dan olahan, TPT, Electronik, Barang kimia, Otomotif, Alas kaki, Makanan olahan, Karet, Kertas dan barang dari metal.

(7)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

6,3 %

TARGET EKSPOR & IMPOR INDONESIA 2018

8,5 %

6 %

US$ 147,051 Juta US$ 16,954 Juta US$ 164,005 Juta

EKSPOR

IMPOR

MIGAS NON MIGAS

TOTAL US$ 121,867 Juta MIGAS US$ 14,604 Juta NON MIGAS US$ 107,263 Juta

Sumber: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, Kemendag

Tahun 2018, ekspor meningkat 6,3% masing-masing migas sebesar 8,5% dan non migas 6%.

Tahun 2018, impor ditargetkan menurun menjadi US$ 121,867 juta. Sehingga, surplus neraca perdagangan sebesar US$ 42,138 juta.

(8)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

STRATEGI DITJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

UNTUK MENDUKUNG TARGET KINERJA EKSPOR

•Deregulasi dan Debirokratisasi •Optimalisasi penggunaan SKA •E-licensing perijinan ekspor/impor •Mendorong skema Imbal Dagang •Pembentukan Pusat Logistik Berikat

(PLB)

•KITE bagi UKM ekspor

•Fasilitasi Pembiayaan Ekspor

•Dukungan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK)

FASILITASI KEMUDAHAN EKSPOR PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS • Penyesuaian BTKI 2017 • Mendorong Hilirisasi

• Mendukung Ketahanan Pangan • Perlindungan melalui K3LM

• Impor bahan baku/penolong untuk ekspor dan industri dalam negeri.

PENGELOLAAN EKSPOR / IMPOR

• Penyusunan Pembelaan dan memberikan advokasi terhadap tuduhan

• Membangun citra/white campaign • Pro aktif pada fora internasional

PENGAMANAN AKSES PASAR

6

STRATEGI DITJEN DAGLU UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS

1. Fasilitasi Kemudahan Ekspor 2. Pengelolaan Ekspor/Impor 3. Pengamanan Akses Pasar

(9)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

ARAH KEBIJAKAN

DITJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI TAHUN 2017

DEREGULASI

&

DEBIROKRATI

SASI

SERTA PENEGAKKAN HUKUM DI BIDANG EKSPOR-IMPOR MENGEMBANGKAN SKEMA

IMBAL

DAGANG

PEMANFAATAN

SKEMA

KERJASAMA

BILATERAL &

REGIONAL

YANG SUDAH BERJALAN

MANAGING

MARKET

MELALUI TECHNICAL REGULATION NTMS DENGAN PENDEKATAN K3L MELINDUNGI PASAR EKSPORDARI TINDAKAN

UNFAIR

TRADE

5 • Telah memangkas 49 perijinan dengan

layanan dari 5 hari menjadi 2 hari.

• 87 perijinan wajib

online, 47 Digital Signature

• Pemberlakuan

elektronik SKA (eSKA)

• Self Certification (15

perusahaan)

• Penetapan HPE untuk

Sawit dan turunannya, biji kakao, kayu, dan kulit Penjajakan imbal dagang dengan negara:  Rusia  Kazakhtan  Kirgistan,  Uzbekistan  Iran CAPAIAN 2016 • Optimalisasi pemanfaatan SKA

Preferensi sesuai FTA:

 ASEAN  Asean-Korea  Asean-Australia New Zealand  Asean-India  Indonesia-Jepang  Indonesia-Pakistan • Kemudahan Impor Barang Modal, Bahan Baku dan Penolong • Dukungan terhadap

pengembangan industri Telpon Seluler • Pengaturan lalu lintas

barang melalui Pusat

Logistik Berikat (PLB) • Tindaklanjut penanganan terkait Dumping-Subsidy-Safeguard • 2016 telah diterima dan ditindaklanjuti 15 kasus DSS baru • Total kasus DSS ditangani 260 kasus (1990-2016). • 123 kasus dikenakan, 133 kasus dihentikan, 34 kasus dalam proses penanganan.

(10)

10 10

Trade Policy Research and Development Agency

PROGRAM PENINGKATAN EKSPOR

• Penyusunan kebijakan tata niaga komoditas ekspor yang difokuskan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dan mendorong peningkatan investasi melalui pelarangan Ekspor Raw Material dan pembatasan Ekspor Bahan Baku;

• Instrumen yang digunakan Eksportir Terdaftar, Persetujuan Ekspor, Harga Patokan Ekspor, dan Verifikasi ekspor;

• Tata Niaga Lartas ekspor Pertanian dan Kehutanan ditujukan untuk komoditas:Beras, Sarang Burung Walet, Hewan dan Produk Hewan, Produk Industri Kehutanan, Kopi, dan Cites;

• Tata Niaga Lartas ekspor Industri dan Pertambangan ditujukan untuk komoditas: Minyak, Gas Bumi, dan Bahan Bakar Lain, Batubara, Produk Pertambangan, Timah, Sisa dan Skrap Logam, Pupuk Urea Non Subsidi, Intan Kasar, dan Prekursor Non Farmasi;

• Kebijakan yang harmonis antar K/L dan Pemerintah Daerah merupakan resep dasar keberhasilan kebijakan peningkatan ekspor;

PROGRAM PENINGKATAN PERDAGANGAN

LUAR NEGERI

(11)

11 11

Trade Policy Research and Development Agency

PROGRAM PENINGKATAN FASILITASI EKSPOR IMPOR

• Penyusunan kebijakan/peraturan dibidang fasilitasi ekspor dan impor; • Pengembangan sistem pelayanan fasilitasi perdagangan secara elektronik;

• Peningkatan jumlah pelayanan perizinan yang dapat diajukan dan diterbitkan secara online, serta jumlah pelaku usaha yang telah memanfaatkan layanan dimaksud;

• Meningkatkan pemahaman pelaku usaha tentang fasilitasi perdagangan yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan dan pengembangan usahanya (peraturan, fasilitasi pembiayaan, pemanfaatan SKA, dsb);

• Dukungan dalam pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus yang merupakan program prioritas nasional (Tj. Lesung, Sei Mangke, Palu, dan Mandalika)

PROGRAM PENINGKATAN PERDAGANGAN

LUAR NEGERI

(12)

12 12

Trade Policy Research and Development Agency

PROGRAM PENGELOLAAN IMPOR

• Penyusunan kebijakan/peraturan dibidang impor yang ditujukan untuk pemenuhan bahan baku/penolong dan barang modal bagi industri yang berorientasi ekspor, serta mendukung peningkatan daya saing industri dalam negeri;

• Penyusunan kebijakan/peraturan pengelolaan impor bahan pangan dan barang konsumsi non pangan ditujukan untuk menjaga stabilitas harga dan mendorong penggunaan produk dalam negeri;

• Kebijakan dibidang impor diarahkan kepada dukungan terhadap pengembangan industri dalam negeri yang mendukung peningkatan investasi;

• Kebijakan dibidang impor diarahkan kepada penyederhanaan proses penerbitan perijinan melalui deregulasi dan debirokratisasi;

• Mendukung pengelolaan daerah perbatasan melalui penyusunan kebijakan impor di daerah perbatasan;

PROGRAM PENINGKATAN PERDAGANGAN

LUAR NEGERI

(13)

13 13

Trade Policy Research and Development Agency

PROGRAM PENINGKATAN PENGAMANAN PERDAGANGAN

• Penanganan Hambatan Trade Remedy (Dumping, Subsidy, dan Safeguard); terdapat

kecenderungan penggunaan instrumen trade remedy oleh negara berkembang, seperti India dan Malaysia, untuk melindungi produk domestiknya secara proteksionis, dimana India

merupakan negara tertinggi dalam penggunaan instrumen dumping dan safeguard terhadap Indonesia. Saat ini terdapat 30 Kasus Dumping dan 11 Kasus Safeguard dan saat ini Indonesia membawa kasus Saturated Fatty Alcohols ke DSB WTO;

• Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan (HTP) dalam bentuk negosiasi, specific evidence, dan white campaign. Uni Eropa paling banyak menerapkan HTP terhadap Indonesia disamping Australia 19 Kasus RRT 13 Kasus, Amerika Serikat 9 Kasus, Rusia 7 Kasus dan India 5 Kasus; • Penanganan Dispute Settlement Body (DSB) – WTO untuk kasus Coated Paper, Biodiesel, Fatty

Alcohol, dan Plain Tobacco Packaging);

PROGRAM PENINGKATAN PERDAGANGAN

LUAR NEGERI

(14)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI Lt. 9 GEDUNG UTAMA

KEMENTERIAN PERDAGANGAN JL. M.I. RIDWAN RAIS NO.5 JAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

Di berbagai kota, rumah sakit swasta besar dimiliki oleh lembaga-lembaga keagamaan misalnya: Rumah Sakit (RS) Bethesda di Yogyakarta, RS PGI Cikini di Jakarta, RS Charitas

Dengan demikian dipandang perlu untuk melakukan kajian pengaruh variasi densitas bahan bakar, mulai dari 5,92 g/cc hingga 9,47 g/cc, terhadap intensitas sumber

Ketiga, upaya hukum yang dilakukan oleh PPATK dalam menanggulangi tindak pidana pencucian uang adalah sesuai dengan apa yang terdapat pada tugas dan wewenang PPATK di

Komponen kriteria pendidikan yang bermutu, antara lain: (1) materi pelajaran dirasakan manfaatnya oleh peserta didik baik dirasakan langsung maupun dikemudian, memberi

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Retha Maya Masitta, menyatakan bahwa skripsi dengan judul PROBLEMATIKA AKUNTANSI HERITAGE ASSETS: PENGAKUAN, PENILAIAN DAN

Pada wanita menopause hormon esterogen telah berkurang sehingga vagina menjadi kering.sehingga menyebabkan gatal yang memicu untuk terjadi luka kemudian

Yang dimaksud dengan prinsip syariah, disebutkan dalam pasal 1 angka 13, yaitu “aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana

Sociological Methode” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal karena