• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tes

Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan responden dalam menggunakan keigo. Instrumen berupa tes dan non tes disebarkan dengan teknik one shot model pada tanggal 20 Juli 2011 kepada responden tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Tahun Ajaran 2011/2012. Tes terdiri dari 20 soal dengan waktu pengerjaan ±50 menit. Sedangkan non tes berupa wawancara. Wawancara dilakukan dengan waktu tiap responden ±15 menit.

Berdasarkan hasil dari pemeriksaan, kesalahan kesalahan yang muncul dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel frekuensi dan presentase jawaban yang salah

No. Materi Sub materi F P Peringkat 1. Fungsi/makna Menyatakan penghormatan

(6,10,11,15,17,20)

100 55.55 2 Menjaga martabat

(8,9,12,13,16,19)

99 55 3 Menyatakan perasaan formal

(7,14.18)

30 33.33 5 2. Jenis Mengubah V る kedalam bentuk kata

kerja khusus sonkeigo (1,2)

34 56.67 1 Mengubah V る kedalam bentuk kata

kerja khusus kenjoogo (3,4)

26 43.33 4 Mengubah V る kedalam bentuk kata

kerja khusus teineigo (5)

7 23.33 6

(2)

Berdasarkan tabel diatas, kesalahan yang paling banyak muncul adalah kesalahan

dalam materi fungsi/makna keigo sebesar 56.6%. Sedangkan kesalahan yang paling sedikit adalah Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo sebesar 23.3%

Untuk memastikan kesalahan tersebut adalah error atau mistake, dan mengetahui penyebabnya penulis melakukan wawancara dengan responden. Setelah wawancara dilakukan, maka didapatkan hasil kesalahan error yang digambarkan pada tabel berikut:

Tabel frekuensi dan presentase kesalahan error

No. Materi Sub materi F P Peringk at 1. Fungsi/makna Menyatakan penghormatan (sonkeigo)

(6,11,15,20)

90 75 1 Menjaga martabat (kenjoogo)

(8,9,12,19)

86 71.67 2 Menyatakan perasaan formal (teineigo)

(7,14.)

30 50 5 2. Jenis Mengubah V る kedalam bentuk kata

kerja khusus sonkeigo (1,2)

34 56.67 3 Mengubah V る kedalam bentuk kata

kerja khusus kenjoogo (3)

17 56.67 4 Mengubah V る kedalam bentuk kata

kerja khusus teineigo (5)

7 23.33 6

Tabel 4.2

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis kesalahan yang mucul adalah sebagai berikut :

1. Makna yang mencakup makna yang menyatakan penghormatan (sonkeigo) dengan presentase sebesar 75%.

2. Makna yang mencakup makna yang menyatakan menjaga martabat (kenjoogo) dengan presentase sebesar 71.67%.

(3)

3. Jenis yang mencakup dalam morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo dengan presentase sebesar 56.67%.

4. Jenis yang mencakup dalam morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo dengan presentase sebesar 56.67%.

5. Makna yang mencakup makna yang menyatakan perasaan formal (kenjoogo) dengan presentase sebesar 50%.

6. Jenis yang mencakup dalam morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo dengan presentase sebesar 23.33%.

B. Penyebab Munculnya Kesalahan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kesalahan error tardapat dalam seluruh bagian keigo. Pada bagian ini, penulis akan menyajikan munculnya kesalahan dengan memnbahas setiap kesalahan yang ditemukan dalam insrumen tes.

1. Kesalahan fungsi/makna

Kesalahan yang sering muncul pada penelitian ini adalah fungsi/makna keigo sesuai jenisnya. Lebih jelasnya, analisis kesalahan makna menjadi temuan dalam penelitian ini akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

a. Makna yang meyatakan penghormatan (sonkeigo) Kesalahan dalam membuat kalimat:

(1) 森だ先生は、もういらしゃったようです。

(2) 森だ先生は、もうお帰ったようす。

(4)

Seharusnya: 森だ先生は、もう帰られた帰られた帰られた帰られたようです atau 森だ先生は、もう お帰りになった お帰りになったお帰りになった お帰りになったようです (4) 田中:部長は AB 貿場の谷さんが転勤くださるのを知ってるか。 部長:うん、ずいぶん急な話だったらしいね。 (5) 田中:部長は AB 貿場の谷さんが転勤させたを知ってるか。 部長:うん、ずいぶん急な話だったらしいね。 Seharusnya : 田中:部長は AB 貿場の谷さんがお転勤したお転勤したお転勤したお転勤したのをごぞんじごぞんじごぞんじでごぞんじ すか。 部長:うん、ずいぶん急な話だったらしいね。 Kesalahan terjemahan:

Soal : Kepala perusahaan akan pergi ke luar negeri.

(6) 社長は海外へ行きます。

(7) 社長は海外へ行かれます。

Seharusnya : Kepala perusahaan akan pergi ke luar negeri

社長は海外へいらっしゃいます。

Soal : 田中先生は授業のことをおっしゃいます。

(5)

(9) Pak Tanaka berbicara tentang kelulusan.

(10) Pak Tanaka mengetahui pelajaran.

Seharusnya : 田中先生は授業のことをおっしゃいます。

Pak Tanaka berbicara tentang hal pelajaran.

Pada kalimat (1) kesalahan diakibatkan oleh Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), dalam hal ini terdapat kesalahan dalam pembentukan verba keigo. Responden mengaku sering tertukar antara perubahan verba sonkeigo yang terdiri atas beberapa perubahan bentuk yang memiliki ciri khas tertentu ,ini disebabkan jarangnya responden mengaplikasikan keigo dalam membuat kalimat sehingga pemahaman keigo yang telah didapatkanpun tertukar dengan pemehaman jenis verba yang lain.

Pada kalimat (2) kesalahan bisa dikategorikan sebagai False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), dalam hal ini responden menambah kata お sebagai bentuk kata kerja hormat sedangkan yang dimaksud dalam soal ini adalah perubahan kedalam kata kerja bentuk pasif (RARERU) atau kata kerja bentuk MASU. Ini disebabkan kebiasaan responden yang jarang mengulang pembelajaran. Lain halnya kesalahan yang terjadi pada kalimat (3) kesalahan bisa dikategorikan sebagai over generalization yang disebabkan responden menganggap semua perubahan bentuk kata kerja bisa dirubah kedalam bentuk biasa (futsukei).

Pada kalimat (4) kesalahan dikategorikan sebagai False concepts hypothesized ,penyebabnya responden masih belum mengerti perubahan khusus verba sonkeigo. Sama halnya kesalahan pada kalimat (5 )kesalahan disebabkan False concepts hypothesized,

(6)

pada soal ini responden merubah kata kerja khusus sonkeigo kedalam bentuk shieki, penyebabnya responden masih belum mengerti perubahan khusus verba sonkeigo.

Dalam hal terjemahan, kalimat (6) dan (7) merupakan terjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Jepang untuk mengetahui pemahaman responden makna yang tepat jika dilihat dari subjek yaitu kepala perusahaan yang mempunyai jabatan tinggi. Kesalahan yang dikategorikan kedalam sebagai False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), dalam hal ini responden merubah verba khusus sonkeigo kedalam bentuk kata kerja biasa dan bentuk kata kerja pasif. Responden mengaku kurang memahami perubahan kata kerja setiap jenis keigo.

Pada kalimat (8),(9) dan (10) merupakan terjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia untuk mengetahui pemahaman responden terhadap makna kata kerja berbicara 言う menjadi おっしゃいます yang telah dirubah kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo. Pada kalimat (8) dan (9) kesalahan dapat dikategorikan kedalam over generalization yang disebabkan kekurangpahaman responden. Responden dalam hal ini salah menerjemahkan kata kerja sonkeigo お っ し ゃ る menjadi memberitahu dan mengetahui, sedangkan arti yang sebenarnya adalah berbicara.

Lain halnya pada kalimat (10) kesalahan yang terjadi dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna),responden melakukan kekeliruan dalam menerjemahkan kata benda 授 業 yang diartikan oleh beberapa responden dengan arti kelulusan sedangkan arti sebenarnya adalah kuliah atau pelajaran. Hal ini disebatkan oleh faktor kompetensi terhadap penguasaan kosakata.

(7)

Kesalahan dalam membuat kalimat: (11) お忙しいところ、お待たせられて、すみません。 (12) お忙しいところ、待たせて、すみません。 (13) お忙しいところ、お待たさせて、すみません。 Seharusnya : お忙しいところ、お待たせてお待たせてお待たせてお待たせて、すみません。 (14) 明日、お宅にいらしゃっても。いいですか。 (15 明日、お宅に行っても。いいですか。 (16) 明日、お宅に行かれてても。いいですか。 Seharusnya : 明日、お宅に参りても参りても参りても。いいですか。 参りても Kesalahan terjemahan:

Soal : Saya akan pergi pukul 8 ke sekolah. Bapak akan berangkat pukul berapa? (17) 私は八時に行きます。先生は何時に行きますか。

(18) 私は八時に行きます。先生は何時にいらしゃいますか。

(19) 私は八時に行って。先生は何時に行になりますか。

Seharusnya : 私は八時に参ります参ります参ります。先生は何時にいっらしゃいます参ります いっらしゃいますいっらしゃいますいっらしゃいますか。

Soal : リーサさんのお母さんにもうします。

(8)

(21) Saya mamanya Risa

Seharusnya : リーサさんのお母さんにもうします。

Saya berbicara dengan ibunya Risa.

Pada kalimat (11) dan (12) terdapat kesalahan yang sama yaitu perubahan kata kerjanya menggunakan O dan dirubah kedalam bentuk pasif. Hal ini sangat jelas salah, karena yang dimaksud untuk pola kalimat tersebut adalah perubahan kedalam bentuk pasif saja tanpa ditambah O, karena kalimat ini termasuk kedalam bentuk sonkeigo. Responden merubahnya kedalam bentuk keigo yang tidak sesuai dengan jenisnya dan tidak dapat dikategorikan kedalam jenis keigo manapun. Kesalahan ini dikategorikan kedalam False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang.

Pada kalimat (13) kesalahan yang terjadi relatif kecil, karena pada perubahan kata kerja bentuk kenjoogo hanya kurang O, untuk segi fungsi/makna pada kalimat ini mahasiswa sudah cukup memahami, hanya kurang teliti dalam merubah kata kerjanya. Kesalahan ini bisa dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75).

Pada kalimat (14) jika dianalisis fungsi/maknanya termasuk kedalam bentuk sonkeigo. Akan tetapi jika dilihat dari subjek yang terdapat dalam kalimat ini termasuk kedalam bentuk kenjoogo. Sudah sangat jelas pada kalimat ini perubahan bentuk kedalam sonkeigo tidak tepat. Kesalahan ini dapat dikategorikan kedalam Incomplete application

(9)

of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna). Responden merubah kata kerjanya menjadi kata kerja bentuk sonkeigo, sedangkan yang dimaksud kalimat ini merubah kedalam bentuk verba khusus kenjoogo. Kesalahan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor kompetensi, mahasiswa kurang memahami struktur bahasa Jepang yang benar.

Sama halnya yang terjadi pada kalimat (15) dan kalimat (16) terjadi kekeliruan terhadap perubahan bentuk jenis keigo yang seharusnya dirubah kedalam kenjoogo tetapi dirubah kedalam sonkeigo dan bentuk biasa. Dilihat dari segi fungsi/maknanya sudah pasti salah. Terlihat jelas mahasiswa tidak dapat membedakan perubahan bentuk verba jenis-jenis keigo. Kesalahan ini mungkin disebabkan Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna),kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap jenis-jenis keigo.

Pada kalimat (17), (18) dan (19) jika dianalisis dari subjeknya kalimat ini terdapat dua jenis keigo yaitu kenjogoo dan sonkeigo. Responden menerjemahkan kedalam bahasa Jepang dengan kata kerja yang ada kedalam satu jenis keigo saja sehingga terjadi banyak kesalahan. Kesalahan ini disebabkan oleh Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna) yaitu keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75).

Pada kalimat (20) dan (21) terjadi kekeliruan dalam menerjemahkan kata kerja sonkeigo 申します yang bermakna berbicara. Responden menerjemahkan kata kerja ini dengan makna bertemu atau memperkenalkan diri. Kesalahan dalam menentukan subjeknya pun terlihat jelas. Kesalahan ini termasuk kedalam kategori False concepts

(10)

hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang.

c. Makna menyatakan perasaan formal (teineigo)

Kesalahan dalam membuat kalimat:

(22) 将来、映画関係の会社で働かれたいと思います。 (23) 将来、映画関係の会社で働きになると思います。 (24) 将来、映画関係の会社で働くほしがると思います。

Seharusnya : 将来、映画関係の会社で働きたい働きたい働きたいと思います。 働きたい

Kesalahan terjemahan:

Soal : Saya meminjam uang kepada teman.

(25)私は友達にお金を課します。

(26) 私は友達にお金を貸してくれます。

Seharusnya : Saya meminjam uang kepada teman.

私は友達にお金を借ります借ります借ります借ります。

Pada kalimat (22) tidak termasuk kedalam fungsi/makna teineigo, karena dilihat dari perubahan kata kerjanya jauh dari perubahan kata kerja teineigo, jika dilhat dari subjeknya yaitu 私, kalimat ini termasuk jenis teineigo yang memiliki fungsi/makna yang menyatakan rasa hormat kepada lawan bicara. Pada kalimat (23) responden

(11)

merubahnya kedalam bentuk sonkeigo sedangkan pada kalimat (24) responden merubahnya kedalam bentuk yang tidak lazim. Jika dilihat dari kesalahannya ini bisa dikategorikan kedalam kategori False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), Artinya siswa belum memahami sistem lingustik bahasa yang digunakan ( Tarigan:76).

Pada kalimat (25) dan kalimat (26) responden salah dalam pemilihan kata kerja “meminjam” dengan “meminjamkan”, hal ini menyebakan kesalahan dalam menerjemahkan kalimat ini yang seharusnya menggunakan kata kerja meminjam. Dilihat dari posisi subjeknya yaitu teman si pembicara seharusnya cukup menggunakan teineigo saja. Kesalahan ini disebabkan oleh faktor Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna) ,faktor kompetensi salah satu penyebabnya yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang.

2. Kesalahan morfologi dan gramatikal

a. Mengubah V るるるる kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo

Soal no.1 : 先生は自転車に(乗る)。 Kesalahan : (27) 先生は自転車にいらっしゃいます。 (28) 先生は自転車にお乗ります。 (29) 先生は自転車に乗ります。 Seharusnya : 先生は自転車に乗られます乗られます乗られます atau お乗りになります乗られます お乗りになりますお乗りになりますお乗りになります。

(12)

Pada kalimat (27) terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh responden mengubah kata kerja 乗る menjadi いらっしゃいます yang merupakan perubahan kata kerja khusus 行 く , い る , 来 る . Kesalahan ini bisa dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75). Sedangkan pada kalimat (28) kesalahan ini bisa dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75).

Pada kalimat (29) responden merubahnya kedalam bentuk biasa (futsikei). Kesalahan ini dikategorikan kedalam False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang. Soal no.2 : リーニさんはお母さんに会った。 Kesalahan : (30) リーニさんはお母さんに会いました。 (31) リーニさんはお母さんに会った。 (32) リーニさんはお母さんに会われます。 Seharusnya : リーニさんはお母さんにお会いになりましたお会いになりましたお会いになりましたお会いになりました。。

(13)

Pada kalimat (30) dan (31) kesalahan yang muncul hampir sama, kedua kalimat tersebut merubah bentuk kata kerja keigo kedalam bentuk biasa (futsukei). Akan tetapi jika dianalisis dari subjek kalimat ini termasuk kedalam sonkeigo, jadi perubahan bentuk kata kerjanya harus disesuaikan dengan jenis keigonya. Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang.

Pada kalimat (32) kata kerja keigo dalam kalimat ini memang susah dirubah kedalam bentuk sonkeigo, tetapi perubahan untuk kata kerja ini masih salah. Hal ini dikarenakan beberapa mahasiswa merubahnya kedalam bentuk RARERU atau pasif, seharusnya kata kerja tersebut dirubah kedalam bentuk verba khusus sonkeigo. Kesalahan pada kalimat (32) kemungkinan disebabkan oleh generalisasi yang berlebihan (over generalization), yaitu mahasiswa menganggap bahwa semua kata kerja sonkeigo bisa dirubah kedalam bentuk pasif.

b. Mengubah V るる kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo

Soal no.3 : 私はこの事について説明する。 Kesalahan : (33) 私はこの事について説明いたします。 (34) 私はこの事について説明くださる。 (35) 私はこの事について説明される。 Seharusnya : 私はこの事について説明させていただきます説明させていただきます説明させていただきます説明させていただきます。

(14)

Pada kalimat (33), kalimat (34) dan (35) yang dimaksud pada kalimat ini adalah perubahan bentuk kenjogoo, akan tetapi dari ketiga kalimat ini tidak satupun yang merubahnya kedalam bentuk kenjoogo. Responden mengubahnya kedalam bentuk kata kerja bentuk sonkeigo. Kesalahan ini disebabkan oleh Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna) ,faktor kompetensi salah satu penyebabnya yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang.

c. Mengubah V るる kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo

Soal no.5 : 始めまして、ハディと申します。 Kesalahan : (36) 始めまして、ハディとおっしゃいます。 (37) 始めまして、ハディと言います。 (38) 始めまして、ハディと言われます。 Seharusnya : 始めまして、ハディと申します申します申します申します。

Pada kalimat (36) responden mengubah bentuk kata kerja khusus teineigo kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo hal ini sudah jelas salah tidak. Jika dilihat dari kesalahanya ini bisa dikategorikan kedalam concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep) hal ini disebabkan oleh faktor kompetensi. Sedangkan kalimat (37) dan kalimat (38) responden merubah kata kerjanya kedalam bentuk sonkeigo dan bentuk biasa (futsukei), hal ini tentu saja salah. Jika dilihat dari kesalahanya ini bisa dikategorikan kedalam concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep),, hal ini

(15)

disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya siswa belum memahami sistem lingustik bahasa yang digunakan (Tarigan:76).

C. Pembahasan

1. Kesalahan

Hasil analisa data sebelumnya , kesalahan yang muncul terdapat pada bagian fungsi/makna, morfologi, dan gramatikal. Kesalahan pertama yang paling banyak mucul adalah kesalahan dalam materi mengenai makna yang mencakup makna yang menyatakan makna penghormatan dengan presentase 75%. Responden belum mampu membedakan ketiga makna keigo dalam konteks kalimat. Bahkan beberapa responden ada yang mengubah nya kedalam bentuk biasa (futsukei), adapula yang mengubah kedalam bentuk kata kerja yari-morai.

Kesalahan kedua dalam materi mengenai makna yang mencakup makna yang menyatakan menjaga martabat (kenjoogo) dengan presentase sebesar 71.6%. Responden belum mampu membedakan ketiga makna keigo dalam konteks kalimat. Beberapa responden merubah kata kerjanya menjadi kata kerja bentuk sonkeigo, sedangkan yang dimaksud kalimat ini merubah kedalam bentuk verba khusus kenjoogo. Responden masih sering melakukan kekeliuran karena masih sering tertukar dengan jenis makna keigo yang lainnya.

Kesalahan ketiga adalah mengenai jenis mencakup morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo dengan presentase sebesar 56.6%. Kesalahan terjadi pada perubahan kata kerja sesuai jenisnya. Beberapa responden sering tertukar antara jenis keigo satu dengan lainnya. Kesalahan lainnya yang terjadi relatif kecil, karena pada perubahan kata kerja bentuk kenjoogo hanya kurang O, untuk segi fungsi/makna pada kalimat ini mahasiswa sudah cukup memahami, hanya kurang teliti dalam merubah kata kerjanya. Hal ini

(16)

disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75).

Kesalahan keempat adalah mengenai jenis yang mencakup dalam morfologi dan garamatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo dengan presentase sebesar 56.6%. Kesalahan terjadi responden sering tertukar antara jenis keigo satu dengan lainnya terutama pada bentuk kata kerja khusus masing-masing jenis keigo. Bahkan beberapa responden sering tertukar dalam merubah bentuk kata kerja khusus sonkeigo dan teineigo, selain itu ada juga yang merubahnya kedalam bentuk biasa (futsukei).

Kesalahan kelima adalah materi mengenai makna yang mencakup makna yang makna menyatakan perasaaan formal (teineigo) dengan presentase sebesar 43.3%. Kesalahan ini lebih sedikit daripada kesalahan pada materi makna mencakup makna yang menyatakan penghormatan dan makna yang menyatakan menjaga martabat. Pada materi makna menyatakan perasaan formal ini tertukar dengan makna menyatakan penghormatan. Hal ini menunjukkan bahwa responden belum cukup memahami perbedaan ketiga makna tersebut.

Kesalahan paling sedikit terjadi pada materi mengenai jenis mencakup morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo dengan presentase sebesar 23.3%. Meskipun jumlah kesalahannya lebih sedikit dibandingkan kesalahan lainnya, tetapi hal ini cukup mengkhawatirkan karena responden masih sering tertukar merubah bentuk kata kerja khusus teineigo ke bentuk kata kerja jenis keigo lainnya. Misalnya responden mengubah bentuk kata kerja khusus teineigo kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo.

(17)

Kesalahan- kesalahan yang terjadi merupakan kesalahan interbahasa dan kesalahan berbahasa intrabahasa. Kesalahan Kesalahan antarbahasa (interlanguage errors), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interferensi bahasa ibu sang siswa terhadap bahasa asing yang dipelajari. Sedangkan kesalahan intrabahasa (intralingual errors), yaitu kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah dan kesalahan yang diakibatkan oleh faktor kompetensi responden.

Faktor yang pertama adalah Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batas-batas suatu bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu. Jenis kesalahan ini hampir sama dengan jenis kesalahan sebelumnya yang menganggap terlalu tahu, tetapi jenis kesalahan ini bertolak dari kondisi yang tidak tahu.( Richards ,1971) dan Fisiak (1985:174) dalam (Tarigan dan Tarigan, 2005:86).

Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batas-batas suatu bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu dalam penelitian ini dikarenakan repsonden sering tertukar dengan perubahan bentuk kata kerja khusus setiap jenis keigo. Contohnya dalam mengubah verba bentuk kamus kedalan verba khusus keigo responden menyatakan telah memahami perubahan tersebut. Hanya sebagian kecil responden yang benar-benar tidak memahami perubahan sehingga melakukan kesalahan (error).

Selain upaya bagi pengajar, hendaknya pembelajar selalu mengulang materi yang telah disampaikan oleh pengajar, baik guru maupun dosen, dan aktif mencari referensi, Referensi yang akan dipelajari diutamakan buku tata bahasa yang berbahasa jepang untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan. Selain itu pembelajar bisa menambah wawasan dan

(18)

memperdalam pengetahuan dengan membaca novel atau buku sumber berbahasa jepang, mendengarkan musik berbahasa jepang dan menonton dorama atau anime . Hal tersebut bisa membantu pembelajar untuk lebih mudah mempelajari materi.

Faktor yang kedua adalah False concept of hypothesized atau salah menghipotesiskan konsep, yaitu sejenis kesalahan yang seringkali berkaitan dangan gradasi butir-butir pengajaran yang tidak selaras.( Richards ,1971) dan Fisiak (1985:174) dalam (Tarigan dan Tarigan, 2005:86).

False concept of hypothesized atau salah menghipotesiskan konsep, yaitu sejenis kesalahan yang seringkali berkaitan dangan gradasi butir-butir pengajaran yang tidak selaras, Kesalahan ini terdapat pada fungsi/makna dalam kalimat keigo. Beberapa responden tidak memahami perbedaan makna menyatakan penghormatan, makna menjaga martabat dan makna yang menyatakan perasaan formal. Hal ini dikarenakan kurangnya jam belajar mahasiswa dan kurang lengkapnya bahan ajar yang berhubungan dengan materi keigo yang pada akhirnya tidak memahami konsep perbedaan ketiga makna tersebut.

Upaya penanggulan terhadap kesalahan karena ketidaktahuan akan pembatasan kaidah dan salah dalam menghipotesiskan konsep sama halnya dengan upaya dalam menanggulangi Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batas-batas suatu bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu.

Faktor selanjutnya yang sering banyak mucul adalah Over generalization atau generalisasi berlebihan, yaitu menganggap suatu aturan bahasa berlaku untuk bagian-bagian bahasa lain yang diperkirakan sama. Para pembelajar menciptakan struktur yang menyimpang. .( Richards ,1971) dan Fisiak (1985:174) dalam (Tarigan dan Tarigan, 2005:86).

(19)

Over generalization atau generalisasi berlebihan dalam penelitian ini dikarenakan materi yang telah didapatkan semakin lama semakin beragam dan memilki kesamaan antara satu sama lain. Pada tahap dimana mahasiswa telah mendapatkan hampir seluruh materi tata bahasa , justru lebih sering ditemukan over generalization atau generalisasi berlebihan seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Timur Sri Astani yang telah dipaparkan dalam bab II.

Setelah ditelaah lebih dalam, kesalahan yang terjadi umumnya karena faktor kompetensi atau kesalahan intrabahasa. Responden belum memahami kalimat keigo baik dari pola kalimat, makna, konjugasi dan materi yang terkait lainnya. Selain itu, pemahaman responden mngenai pola kalimat lain yang memiliki kemiripan dengan keigo pun masih kurang.

Mengingat kesalahan yang terjadi karena faktor kompetensi, sebaiknya pengajar dan pembelajar terus meminimalisir kesalahan. Untuk mengatasi kesalahan tersebut, selain diperlukan pengajaran remedial dari pengajar yang menyangkut susunan pola kalimat, penempatan subjek dan objek, penempatan partikel dan juga pembentukan verba, diperlukan juga pemberian tugas mandiri kepada responden. Responden juga hendaknya lebih sering membuat berbagai macam kalimat dalam bahasa Jepang, serta untuk mengetahui apakah kalimat yang telah dibuat tepat atau tidak, ada baiknya responden berdiskusi dengan pengajar atau orang yang dianggap mempunyai potensi untuk menganalisa tepat atau tidak tepatnya kalimat tersebut. Apabila kalimat yang dibuat responden belum tepat,untuk bahan evaluasi bagi responden, responden harus mengetahui letak kesalahan dari kalimat tersebut dan apa yang harus dilakukan supaya kalimat tersebut menjadi lebih tepat. ini diperlukan supaya kesalahan yang sama tidak muncul kembali disaat membuat kalimat.

(20)

Upaya lainnya seperti menambah buku-buku sumber yang lebih kompeten untuk menunjang materi ajar yang terus berkembang. Pembelajar pun senantiasa melakukan latihan dan mengulang materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran. Selain itu upaya yang bisa dilakukan dengan cara mengadakan jam belajar tambahan untuk lebih memperdalam materi yang telah diajarkan. Mencari referensi baik mengenai materi kalimat keigo maupun pola kalimat lainnya dapat menjadi salah satu upaya dengan penguasaan yang baik.

Gambar

Tabel frekuensi dan presentase jawaban yang salah
Tabel frekuensi dan presentase kesalahan error

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, pewancara menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kurikulum berbasis TIK dalam kegiatan pembelajaran

Apabila perjanjian kerja sama ini diperparjang PARA PIHAK melakukan koordinasi atas rancangan perpaljangan kerja sama, atau dalam hal salah satu pihak berkeinginar

kutu al-arba’ah sebagai pegangan.. syari’at secara mandiri. Mereka mengatakan bahwa iamam mempunyai ilham yang sebanding dengan wahyu bagi Rasulullah saw. Dengan definisi

Apabila lari wanita dari rumah suaminya tidak diterima solatnya sehingga kembali ia dan menghulurkan tangannya kepada suaminya (meminta ampun). Mana-mana perempuan yang

Berdasarkan hasil pengujian karakteristik pupuk dan benih jagung yang dilakukan maka dirancang rotor pupuk tipe edge cell WLSH LQL SDOLQJ baik untuk menjatah pupuk pada

Tuturan yang diucapkan Kariage-kun kepada perawat tersebut di dalam cerita komik di atas adalah pelanggaran maksim cara karena Kariage-kun memberikan informasi

Semangat dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik

industrijski ž ivot radnika bio u rukama njihovih predradnika.. Ona je stajala pored radnica i vrednovala kvalitetu “svako g artikla”. Sto g a je odnos s njima trebao biti