• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI IMUNISASI DASAR DENGAN KEPATUHAN IMUNISASI BAYI USIA 12 BULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI IMUNISASI DASAR DENGAN KEPATUHAN IMUNISASI BAYI USIA 12 BULAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

10

p-ISSN: 26227482 dan e-ISSN: 26227487

Vol. 3 No. 2 (2020)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU MENGENAI IMUNISASI DASAR

DENGAN KEPATUHAN IMUNISASI BAYI USIA 12 BULAN

Etni Dwi Astuti

1

, Evita Aurilia Nardina

2

1,2

Politeknik Kudus

1

etniast51@gmail.com,

2

nevita1905@gmail.com

Kata Kunci:

Pengetahuan, imunisasi,

kepatuhan

ABSTRACT

Background: In the 2012 IDHS, the basic immunization

coverage rate in Indonesia has increased from year to year, in 2012 the BCG basic immunization coverage rate reached 89%, DPT immunization coverage reached 72%, polio 3 immunization coverage reached 76%, measles immunization reached 80% and complete basic immunization reaches 66%. From the results of interviews with mothers who immunized their babies at BPM Sri Farintina 60% immunized according to schedule and 40% did not go according to schedule. Knowledge and parental compliance are very important to achieve complete basic immunization fulfillment, especially midwives play an active role in providing immunization services.

Research Objectives: To analyze the relationship between

knowledge level and maternal compliance in providing basic immunization completeness at BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus.

Research Methodology: The research method used in this

research is correlation research method. The type of research used is analytical research, quantitative data types, using a cross sectional approach. The variables in this study were the mother's level of knowledge about basic immunization (independent variable) and infant immunization compliance (dependent variable). The sample in this study were 33 respondents who were taken by total sampling technique, the sample was taken from the data of mothers who had babies aged 12 months who immunized their babies at BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus.

Results: From the results of this study, 21 respondents

(63.64%) had good knowledge, while 15 respondents (45.5%) were obedient and 18 respondents (54.5%) were disobedient.

Conclusion: There is no relationship between the level of

maternal knowledge about basic immunization with immunization compliance for infants aged 12 months at BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus in 2018.

ABSTRAK

Latar Belakang: Dalam SDKI 2012, angka cakupan imunisasi

dasar di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2012 angka cakupan imunisasi dasar

(2)

11

BCG mencapai 89%, cakupan imunisasi DPT mencapai 72%, cakupan imunisasi polio 3 mencapai 76%, imunisasi campak mencapai 80% dan imunisasi dasar lengkap mencapai 66%. Dari hasil wawancara pada ibu-ibu yang mengimunisasikan bayinya di BPM Sri Farintina 60% melakukan imunisasi sesuai jadwal dan 40% tidak sesuai jadwal. Pengetahuan dan kepatuhan orang tua sangat penting untuk tercapainya pemenuhan imunisasi dasar lengkap, khususnya bidan berperan aktif dalam memberikan pelayanan imunisasi.

Tujuan Penelitian: Untuk menganalisa hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian kelengkapan imunisasi dasar di BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus.

Metodologi Penelitian: Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu metode penelitian korelasi, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, jenis data Kuantitatif, menggunakan pendekatan Cross sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar (Variabel Independen) dan kepatuhan imunisasi bayi (Variabel Dependen). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 responden yang diambil dengan teknik total sampling, sampel diambil dari data ibu yang mempunyai bayi usia 12 bulan yang mengimunisasikan bayinya di BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus.

Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa,

dari 33 responden sebanyak 21 responden (63,64%) berpengetahuan baik, sedangkan 15 responden (45,5 %) yang patuh dan yang tidak patuh ada 18 responden (54,5 %).

Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan

ibu tentang imunisasi dasar dengan kepatuhan imunisasi bayi usia 12 bulan di BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus Tahun 2018.

PENDAHULUAN

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup, mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34/1000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup. AKB di Kudus tahun 2013 sebesar 7,1 per 1000 kelahiran hidup, mengalami kenaikan di tahun 2014 sebesar 7,5 per 1000 kelahiran hidup, meski angka ini masih dibawah target angka nasional yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000 angka kelahiran hidup.

Penyebab Angka Kematian Bayi (AKB) salah satunya adalah Imunisasi dasar yang kurang lengkap. Menurut catatan Unicef setiap tahun 30 ribu hingga 340 ribu anak meninggal karena serangan penyakit campak. Di Indonesia saat ini setiap 3,1 dan 2 menit satu bayi dan anak balita meninggal karena infeksi penyakit. (BPS, BKKBN, Depkes, & International, 2013)

Imunisasi sebagai usaha pencegahan berbagai jenis penyakit, merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang saat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita.Pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberi pencegahan penyakit tertentu pada anak tersebut, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas kerena dapat mencegah penularan penyakit. Oleh

(3)

12 karena itu pengetahuan orang tua terutama ibu sangat penting untuk memahami tentang manfaat imunisasi bagi anak indonesia. (Ranuh, 2008)

Dalam SDKI 2012, angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2012 angka cakupan imunisasi dasar BCG mencapai 89 %, cakupan imunisasi DPT mencapai 72 %, cakupan imunisasi polio 3 mencapai 76 %, imunisasi campak mencapai 80 % dan imunisasi dasar lengkap mencapai 66 %. Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Jawa Tengah dari semua antigen sudah mencapai target minimal nasional (85%). Pada tahun 2011 jumlah sasaran bayi sebanyak 592.712, cenderung mengalami penurunan pada tahun 2012 sebanyak 575.011. Sedangkan cakupan masing-masing jenis imunisasi tahun 2011 adalah sebagai berikut BCG (98,0%), DPT1+HB1 (97,0%), DPT3+HB3 (95,7%), Polio 3 (94.0%) dan Campak (93,6%). Hal ini mengalami peningkatan pada tahun 2012 dengan BCG (100,65%), DPT1+HB1 (99,93), DPT3+HB3 (99,76%), Polio 3 (100,69%) dan Campak (98,24%). Cangkupan imunisasi dasar di Kudus pada tahun 2013 dari masing-masing jenis imunisasi dasar sebagai berikut, BCG (96,96%), DPT-HB3 (95%), Polio 4 (94,51%), Campak (94,88%) dan imunisasi dasar lengkap (94,57%). (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014)

Saat ini telah dilaksanakan Program Surveilans Integrasi PD3I, yaitu pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Difteri, Tetanus Neonatorum, dan Campak). Di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebanyak 8 kasus difteri, mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 32 kasus. Kasus Pertusis tahun 2011 sebanyak 4 kasus, mengalami penurunan pada tahun 2012 (nihil). Jumlah kasus Tetanus (Non Neonatorum) pada tahun 2011 sebanyak 13 kasus, mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 18 kasus. Kasus Hepatitis B pada tahun 2011 sebanyak 170 kasus, menurun drastis pada tahun 2012 sebanyak 98 kasus. (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012)

Penyakit yang terjadi apabila anak tidak diimunisasi yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Batuk Rejan (pertusis), polio, campak, (Measles, Morbili) dan Hepatitis B,

yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI) melalui imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. Imunisasi lain yang tidak diwajibkan oleh pemerintah tetapi tetap dianjurkan antara lain terhadap penyakit gondongan (mumps), rubella, tifus, radang selaput otak (meningitis), HB, Hepatitis A, cacar air (chicken pox, varicella) dan Rabies (Hanum, 2019)

Dengan demikian alasan bahwa pengetahuan dan kepatuhan orang tua sangat penting untuk tercapainya pemenuhan imunisasi dasar lengkap, khususnya bidan berperan aktif dalam memberikan pelayanan imunisasi.

Dari hasil studi pendahuluan di BPM Sri Farintina pada tanggal 4 Januari 2018 sampai 9 Januari 2019. Di ketahui bahwa ibu-ibu yang datang ke BPM Sri Farintina melakukan imunisasi sebanyak 10 responden. Dari hasil wawancara pada ibu-ibu yang mengimunisasikan bayinya di BPM Sri Farintina 60% melakukan imunisasi sesuai jadwal dan 40% tidak sesuai jadwal. Hasil wawancara dengan 10 responden didapat 60% mengetahui tentang manfaat dan efek samping imunisasi dan 40% tidak mengetahui tentang manfaat dan efek samping imunisasi.

Dari fenomena yang terjadi di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Kepatuhan Imunisasi Bayi Usia 12 Bulan di BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus Tahun 2018”

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah jenis penelitian Analitik, karena menganalisis hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain. Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Disebut penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. (Sugiyono, 2015)

Metode penelitian yang digunakan dalam peneliti ini yaitu metode penelitian korelasi. Menurut (Notoadmodjo, 2010) peneliti analitik korelasi adalah penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek, dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lainnya

(4)

13 atau variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan pendekatan yang digunakan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamata pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor risiko/paparan dengan akibat. (Aziz Alimul Hidayat, 2014)

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang berusia 12 bulan yang tercatat kesehatan di BPM Sri Farentina kudus serta memiliki buku KMS. Jumlah populasi adalah sebanyak 33 orang.

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (Wiratna, 2014). Jumlah sampel sebanyak 33 orang.

Teknik sampling adalah proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. (Aziz Alimul Hidayat, 2014) Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. (Notoadmojo, 2018)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umur merupakan salah satu karakteristik utama yang mempengaruhi tingkat kepatuhan setiap individu. Menurut Suryabudhi (2003) seseorang yang menjalani hidup secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin lama hidup maka pengalaman semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya semakin mendalam serta semakin baik dalam pengambilan keputusan.

Tabel 1. Umur responden

Umur Frekuensi Persentase 17 - 25 tahun 11 33.3 % 26 - 35 tahun 20 60.6 % 36 - 45 tahun 2 6.1 %

JUMLAH 33 100 %

Dari hasil penelitian pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah pada umur 26 – 35 tahun sebanyak 20 responden (60,6%), pada penelitian ini responden tergolong dewasa maka akan lebih mudah mendapatkan informasi, tingkat kematangan dan pengalaman seseorang lebih matang dan lebih banyak pengalaman dibandingkan dengan seseorang yang usianya masih remaja.

Pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan faktor pendukung kepatuhan (Nivel, 2007). Melalui pendidikan seseorang akan mampu berfikir obyektif untuk perubahan perilaku lebih baik dengan memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Tingkat pengetahuan ibu akan memberi pengaruh dalam penerimaan informasi yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi. Salah satu pengaruh yang paling kuat dari pendidikan formal yang diperoleh ibu adalah kecenderungan melakukan upaya pemeliharan kesehatan yang lebih baik bagi bayinya.

Tabel 2. Pendidikan responden

Pendidikan Frekuensi Persentase SD 13 39.4 % SMP 12 36.4 % SMA 7 21.2 % S1 1 3 % JUMLAH 33 100 %

Berdasarkan tabel 2 pendidikan yang paling banyak pada tingkat SD sebanyak 13 responden (39,4 %), dimana pada tingkat pendidikan ini perlu ditingkatkan informasi ibu tentang imunisasi pada bayi, misalnya dengan cara memberikan penyuluhan pada ibu tentang imunisasi. Demikian juga, ibu yang berpendidikan tinggi akan mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi pula, sehingga mempunyai pola pikir yang baik tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi tetapi banyak responden yang berpendidikan tinggi dan tidak melakukan imunisasi sesuai dengan jadwal.

Hasil yang sama juga didapatkan dari peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Ningrum 2013, dimana tingkat pendidikan ibu tidak

(5)

14 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhaan dalam imunisasi dasar, dimana masih ada ibu yang berpendidikan tinggi tetapi tidak tidak patuh dalam melakukan imunisasi dasar sedangkan ibu berpendidikan rendah patuh dalam melakukan imunisasi dasar, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan seorang ibu tidak mempengaruhi kepatuhan dalam pemberian imunisasi.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan. Pekerjaan dan lingkungan dapat menjadikan seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung (Wawan & Dewi, 2011).

Tabel 3. Pekerjaan responden

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Buruh 6 18.2 %

Guru 1 3 %

IRT (Tidak bekerja) 19 57.6 %

Wiraswasta 7 21.2 %

JUMLAH 33 100 %

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 bahwa sebagian besar pekerjaan responden yaitu IRT (tidak bekerja) sebanyak 19 responden (57,6%), sehingga ibu yang tidak bekerja (IRT) lebih banyak mempunyai waktu luang untuk memberikan imunisasi sesuai jadwalnya. Sedangkan ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai buruh, guru dan wiraswasta yang memungkinkan ibu tidak mempunyai waktu untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal pemberian imunisasi meskipun pada akhirnya imunisasi itu lengkap.

Paritas merupakan salah satu faktor yang mendukung kepatuhan, karena ibu yang sudah mempunyai anak akan mempunyai pengalaman sebelumnya.

Tabel 4. Jumlah anak responden

Anak Ke Frekuensi Persentase 1 6 18.2 % 2 13 39.4 % 3 11 33.3 % 4 3 9.1 % JUMLAH 33 100 %

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 bahwa sebagian besar responden memiliki 2 anak sebanyak 13 responden (39,4%) dan yang paling sedikit yaitu memiliki 4 anak sebanyak 3 responden (9,1%). Ibu yang sudah mempunyai anak lebih dari 1 mempunyai pengalaman yang dapat mempengaruhi pemberian imunisasi dasar lengkap, karena ibu sudah memperoleh informasi tentang imunisasi pada anak sebelumnya. Namun, dapat memungkinkan bahwa ibu yang mempunyai anak lebih dari 1 kurang patuh dalam pemberian imunisasi kemungkinan disebabkan karena ibu mempunyai pengalaman setelah memberikan imunisasi pada anaknya tiba-tiba sakit setelah diberi imunisasi, sehingga ibu tidak patuh dalam pemberian imunisasi dasar sesuai dengan jadwal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dengan Kepatuhan Imunisasi Bayi Usia 12 Bulan” dapat disimpulkan bahwa:

Berdasarkan karakteristik responden menunjukkan bahwa: Umur responden terbanyak adalah umur (26-35 tahun) sebanyak 20 responden (60.6 %), pendidikan responden terbanyak adalah SD sebanyak 13 responden (39.4%), pekerjaan responden terbanyak adalah IRT (tidak bekerja) sebanyak 19 responden (57.6%), paritas responden terbanyak adalah paritas ke-2 sebanyak 13 responden (39.4%).

Berdasarkan pengetahuan: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang baik sebanyak 21 responden (63.64 %)

Berdasarkan kepatuhan: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang patuh sebanyak 15 responden (45,5%), sedangkan jumlah responden yang tidak patuh sebanyak 18 responden (54,5 %).

Berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian kelengkapan imunisasi dasar Setelah dilakukan penelitian, hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian kelengkapan imunisasi dasar diperoleh hasil x2

hitung < x2 table. Hal ini menunjukkan bahwa

(6)

15 hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imuniasi dasar dengan kepatuhan imunisasi bayi usia 12 bualn di BPM Sri Farintina Gondangmanis Kudus

Diharapkan masyarakat sekitar khususnya ibu yang mempunyai bayi dapat mengetahui bahwa imunisasi dasar bagi bayi sangat penting agar terhindar dari penyakit yang berbahaya, sehingga peneliti mengharapkan kesadaran bagi masyarakat khususnya ibu untuk melakukan imunisasi dengan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul Hidayat. (2014). metode

penelitian kebidanan dan teknik

analisis

data.

Narratives

of

Therapists’ Lives.

BPS, BKKBN, Depkes, & International,

M. (2013). Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia 2012. SDKI.

https://doi.org/10.1111/j.1471-0528.2007.01580.x

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

(2012).

Buku

Profil

Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.

Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2012, 3511351(24), 1–

118.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

(2014). Profil Kesehatan Provinsi

Jawa

Tengah

Tahun

2014,

3511351(24), 23–24.

Hanum, Z. (2019). Vaksin PCV dan

Rotavirus bakal Masuk Imunisasi

Wajib. Media Indonesia.

Notoadmojo,

S.

(2018).

Metodelogi

Penelitian

Kesehaan.

Indonesian

Jourmal

On

Medical

Science.

https://doi.org/S0887899401003605

[pii]

Ranuh. (2008). Pengertian Imunisasi.

Development.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian.

Metode Penelitian.

Wawan, & Dewi. (2011). Pengetahuan,

Sikap dan Perilaku Manusia. Syafni.

https://doi.org/doi:

10.1023/B:HYDR.0000008590.37567

Referensi

Dokumen terkait

Namun, apabila televisi lokal tidak bisa menghadirkan perangkat untuk digitalisasi televisi, dan masih menggunakan sistem analog, maka akan tertinggal dari

The function of cohesive devices used in expository writing produced by students of IKIP Malan gI. To find out the cohesive devices frequently wrongly used by IKIP

Bahan yang digunakan adalah kedelai kuning varietas Anjasmoro didapat dari Balitkabi yang dikecambahkan, gula pasir, dan maltodekstrin. Untuk analisis kadar proksimat meliputi..

Simpulan yang didapat dari hasil penelitian ini bahwa secara teknis jaringan BPPT telah siap menggelar konferensi video berbasis web karena dilihat dari bandwidth yang mencukupi

Perayaan syukur Hari Ulang Tahun ke-10 ini, menjadi momen penting bagi kaum lanjut usia GPIB untuk tetap semangat dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan

Hipotesis ini tidak terbukti kebenaranya, setelah penelitian dilakukan peneliti menemukan tiga metode yang digunakan dalam pembelajaran teks jawi kitab kuning yaitu

secara parsial berpengaruh positif dan apabila budaya organisasi dapat diterima oleh karyawan akan meningkatkan kinerja Karyawan di Bank BPD Bali Cabang

Budiardjo secara umum mengartikan partisipasi politik sebagai suatu kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan