• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SLPTT KABUPATEN WAJO TAHUN ANGGARAN Ir. Arafah, MSi, dkk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SLPTT KABUPATEN WAJO TAHUN ANGGARAN Ir. Arafah, MSi, dkk"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SLPTT KABUPATEN WAJO

TAHUN ANGGARAN 2011 Ir. Arafah, MSi, dkk

I. RINGKASAN

SL-PTT merupakan sekolah lapang bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. SL-PTT di kab. Wajo dilaksanakan mulai bulan januari sampai desember 2011 dengan kegiatan berupa pendampingan teknologi di lokasi SL-PTT berupa kunjungan lapangan pada pelaksanaan/pertemuan SL, sebagai narasumber pada PL III, penyebaran bahan diseminasi, pelaksanaan demplot uji varietas dan demfarm PTT padi sawah serta pelatihan.

Berdasarkan hasil pendampingan SL-PTT padi pada kegiatan demplot varietas di kab. Wajo menunjukkan bahwa rata-rata produksi demplot varietas unggul baru padi pada setiap kecamatan diperoleh yang beragam dibanding dengan LL, SL dan Non SL. Kec. Maniangpajo varietas Inpari-7 (7,5 t/ha), Inpari-8 (7,7 t/ha), Inpari-10 (8,1 t/ha) dan Inpari-13 (8,50 t/ha) sedang LL (Ciherang= 7,30 t/ha), SL (Ciherang= t/ha) dan Non SL (3,56 t/ha). Kec. Tanasitolo varietas Inpari-7 (8,55 t/ha), Inpari-8 (9,66 t/ha), Inpari-10 (9,75 t/ha) dan Inpari-13 (9,10 t/ha) sedang LL (Ciliwung= 6,20 t/ha), SL (Ciliwung= 5,40 t/ha) dan Non SL (Ciherang= 4,70 t/ha), Kec. Sabbangparu varietas Inpari-7 (6,75 t/ha), Inpari-8 (7,65 t/ha), Inpari-10 (7,50 t/ha) dan Inpari-13 (6,75 t/ha) sedang LL (Ciherang = 6,00 t/ha), SL (Ciherang = 5,75 t/ha) dan Non SL (Ciherang= 4,30 t/ha). Kec. Pitumpanua varietas Inpari-7 (7,65 t/ha), Inpari-8 (7,90 t/ha), Inpari-10 (7,70 t/ha) dan Inpari-13 (7,35 t/ha) sedang LL (Ciherang = 6,40 t/ha), SL (Ciherang = 5,40 t/ha) dan Non SL (Ciherang= 4,10 t/ha). Kec. Bola varietas Inpari-7 (6,95 t/ha), Inpari-8 (7,80 t/ha), Inpari-10 (7,90 t/ha) dan Inpari-13 (7,65 t/ha) sedang LL (Ciherang = 5,28 t/ha), SL (Ciherang = 4,48 t/ha) dan Non SL (Way Apoburu= 4,00 t/ha). Kec. Sajoanging varietas Inpari-7 (7,50 t/ha), Inpari-8 (7,30 t/ha), Inpari-10 (8,35 t/ha) dan Inpari-13 (6,75 t/ha) sedang LL (Cibogo = 4,30 t/ha), SL (Cibogo = 4,20 t/ha) dan Non SL (Cigeulis= 3,80 t/ha). Kec. Majauleng varietas Inpari-7 (7,25 t/ha), Inpari-8 (7,30 t/ha), Inpari-10 (7,00 t/ha) dan Inpari-13 (7,15 t/ha) sedang LL (Cigeulis = 4,00 t/ha), SL (Cigeulis = 3,75 t/ha) dan Non SL (Cigeulis= 3,00 t/ha). Sedangkan hasil demplot jagung adalah Kec. Tanasitolo varietas Bima-3 dan STJ-01 dengan hasil masing-masing 7,5 dan 7,0 t/ha, sedang LL (Bisi-2 = 7,0 t/ha), SL (Bisi-2 = 6,5 t/ha) dan SL (Bima-2 = 5,4 t/ha). Kec. Sabbangparu varietas Bima-3 dengan hasil 6,75 t/ha, sedang LL (Bisi-2 = 7,5 t/ha), SL (Bisi-2 = 7,0 t/ha dan non SL (Bisi-2 = 6,5 t/ha) dan Kec. Tempe varietas Bima-3 dengan hasil 7,0 t/ha, sedang LL (Bisi-2 = 7,2 t/ha), SL (Bisi-2 = 6,5 t/ha) dan non SL (Bisi-2 = 6,0 t/ha). Hasil demplot kedelai adalah Kec. Tanasitolo varietas Anjasmoro dengan hasil 1,95 t/ha, Burangrang = 1,65 t/ha, Argomulyo = 1,75 t/ha, dan Grobogan = 1,7 t/ha. Kec. Sabbangparu njasmoro dengan hasil 1,65 t/ha, Burangrang = 1,65 t/ha, Argomulyo = 1,65 t/ha, dan Grobogan = 1,7 t/ha.

Hasil demfarm padi varietas Inpari-10 dengan hasil 10,1 t/ha, Jagung varietas Bima-3 dengan hasil 8,10 t/ha dan demfarm kedelai varietas Anjasmoro dengan hasil 2,1 t/ha.

Kunjungan lapangan pada pertemuan/pelatihan SL dilaksanakan pada kelompok yang melaksanakan SL, sedangkan pelaksanaan PL III ditingkat kabupaten dilaksanakan bersama dengan Dinas Pertanian dan Badan Penyuluhan Kab. Wajo yang berlangsung selama 3 hari untuk setiap komoditi (Padi, Jagung dan Kedelai). Penyebaran bahan diseminasi PTT padi, PTT Jagung, PTT Kedelai, Poster pengendalian Tikus, dan Poster Tabela.

(2)

2 II. PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan. Pakan dan industry dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung mneingkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangannya industri pangan dan pakan. Sehingga dari sisi ketahan pangan Nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis.

Komoditi padi berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbodidrat masyarakat, sedangkan jagung dan kedelai terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pangan olahan dan pakan.

Dengan demikian diperlukan upaya-upaya peningkatan produksi tanaman pangan sejalan dengan kebutuhan yang semakin meningkat tersebut. Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas telah dilakukan, namun untuk itu perlu menerapkan upaya yang terfokus, sinergi dan terintegrasi baik dari segi pembinaan maupun pembiayaan. Oleh karena itu upaya peningkatan produksi pada tahun 2008 difokuskan pada penerapan SL-PTT padi, jagung dan kedelai diareal sekitar 2 juta ha (Deptan 2008).

SL-PTT merupakan sekolah lapang bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan (Deptan, 2008)

Malalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia secara terpadu dalam melakukan budidaya dilahan usahataninya berdasarkan spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan nasional (Deptan, 2008).

2.2. Tujuan

Untuk mencapai tingkat efektivitas pelaksanaan program strategis Deptan melalui pendampingan SL-PTT berupa demplot komponen teknologi PTT padi, jagung dan kedelai. 2.3. Keluaran

Pendampingan program strategis Deptan yang efektif dan efisien melalui pelaksanaan SL-PTT berupa demplot PTT padi, jagung dan kedelai.

(3)

III. PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1. Ruang Lingkup

 Koordinasi dan Sosialisasi

Penjelasan pada instansi terkait, petani dan kelompok tani lainnya tentang pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan dukungan, tanggapan serta masukan.

 Proses penentuan petani CP/CL

Petani yang terlibat dalam SL-PTT adalah petani yang berada dalam satu kelompok dan berada dalam satu hamparan areal. Petani tersebut dipilih mulai dari tingkat kelompok tani kemudian diusulkan pada pertemuan ditingkat desa selanjutnya pada tingkat kecamatan dan kabupaten untuk ditetapkan sebagai petani/lokasi pelaksana SL-PTT  Penentuan lokasi Demplot/LL dan Demfarm PTT padi sawah

Menetapkan lokasi berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan yaitu lokasi dimana lokasi program SL-PTT dilaksanakan dan menentukan 60% dari lokasi tersebut ssebagai lokasi pendampingan dan pelaksanaan demplot dan demfarm PTT pada beberapa lokasi SL-PTT padi, jagung dan kedelai.

 Penentuan petani koperator

Menentukan petani koperator yang bersedia bekerjasama dan mau menerima inovasi baru yang tersedia

 Pelatihan PPL pendamping dan petani

Pelatihan dilaksanakn di BPP yang diikuti oleh PPL pendamping SL-PTT dan petani peserta SL-PTT.

3.2. Tahapan Pelaksanaan

 Penetapan organisasi pelaksana

Organisasi pelaksana SL-PTT ditingkat kelompok tani dibahas secara bersama oleh anggota kelompok tani peserta SL untuk menentukan ketua, sekretaris dan bendahara  Kesepakatan jadwal pelatihan

Jadwal pelatihan/pertemuan SL-PTT dilakukan secara bersama oleh kelompok tani beserta anggotanya. Dalam pertemuan ini juga dibahas tentang materi/topik pelatihan setiap pertemuan

 Prosedur Penetapan Uji VUB

Penetapan pelaksanaan uji VUB dilakukan bersama kelompok tani dan PPL pendamping. Lokasi demplot uji varietas ditetapakn/disepakati berdampingan dengan LL (1 ha) agar supaya juga dapat menjadi media belajar bagi petani. Pada demplot uji varietas ini juga

(4)

4 dijadikan sebagai demplot PTT berupa pelaksanaan beberapa komponen teknologi PTT yang spesifik lokasi

 Penyediaan bahan diseminasi

Bahan diseminasi berupa leaflet, poster dan booklet teknologi produksi padi, jagung dan kedelai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran Lokasi Pendampingan.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebaran lokasi SL-PTT di Kab. Wajo di 14 kecamatan yaitu sebanyak 1.025 unit meliputi SL-PTT padi inbrida 530 unit, padi hibrida 250 unit. Jagung dan kedelai masing-masing 75 unit, sedangkan sasaran pendampingan 60% oleh BPTP sebanyak 598 unit terdiri atas SL-PTT padi (Inbrida dan hibrida) sebanyak 468 unit, SL-PTT jagung dan SL-PTT kedelai masing-masing 45 unit.

Tabel 1. Sebaran Lokasi Pendampingan SLPTT di Kabupaten Wajo, 2011

No Kecamatan Lokasi SLPTT (unit) Sasaran Pendampingan (60%) (unit) Padi inbrida Padi

Hibrida Jagung Kedelei Padi Jagung Kedelei

1. Maniangpajo 40 20 5 0 36 3 0 2. Tanasitolo 60 40 10 20 60 6 12 3. Sabbagparu 55 25 10 20 48 6 12 4. Keera 50 35 10 10 51 6 6 5. Pitumpanua 50 38 10 0 53 6 0 6. Bola 25 10 5 0 21 3 0 7. Pammana 25 12 5 0 22 3 0 8. Belawa 25 8 5 0 20 3 0 9. Takkalalla 30 7 5 0 22 3 0 10. Gilireng 10 5 0 10 9 0 6 11. Penrang 75 15 0 0 54 0 0 12. Sajoanging 50 25 5 10 45 3 6 13. Majauleng 30 10 5 0 24 3 0 14. Tempe 5 0 0 5 3 0 3 Jumlah 530 250 75 75 468 45 45

4.2. Hasil Koordinasi di Tingkat Internal Pemda

Koordinasi di tingkat pemerintah kabupaten (Pemkab) dilakukan dengan institusi yang terlibat dalam pelaksanaan SL-PTT dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan SL-PTT. Pembagian tugas seperti penyaluran benih dilaksanakan oleh PT. Sang Hyang Sri yang

(5)

berkoordinasi langsung dengan Pemimpin Pertanian Kecamatan (PPK) ditingkat Kecamatan dan dengan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) ditingkat Desa. Pelaksanaan pendampingan SL-PTT dikoordinasikan langsung di tingkat Desa atau kelompok tani yang terlibat SL-SL-PTT. Pelaksanaan koordinasi ini cukup sinergi dengan baik, namun ditingkat kabupaten ada kendala berupa kegiatan dari masing-masing institusi.

Tabel 2. Kinerja Koordinasi Pendampingan

No. Komponen Penilaian Kinerja Koordinasi Nilai Faktor Kendala 1. Kelengkapan legalitas keterlibatan institusi 2 -

2. Berfungsinya institusi yang terlibat sesuai fungsi yang telah disepakati bersama

1 Institusi di tingkat kabupaten seperti Dinas Pertanian dan Badan Penyuluhan masing-masing punya pekerjaan sendiri-sendiri sehingga koordinasi kurang

3. Sinergi pelaksanaan di lapangan 2

*) skor penilaian 1 = kurang, 2 = baik, 3 = sangat baik

4.3. Pelaksanaan Pendampingan Inovasi Teknologi 4.3.1. Uji Varietas Unggul Baru

Uji varietas unggul baru padi yang dilaksanakan di Kab. Wajo yang tersebar di 7 Kecamatan yaitu Varietas Inpari-7, Inpari-8, Inpari-10 dan Inpari-13, dan Inpara-3. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 3a. Keragaan Hasil pelaksanaan Uji VUB Padi, SL-PTT Kab. Wajo, MH. 2011

No

Kec/Desa/ Kelompok tani

Varietas Unggul Baru yang Diuji Varietas Pembandingan (eksisting) Tingkat adaptabilitas (tinggi,sedang, rendah) Nama VUB Provitas (ton/GKP/ha) 1. Maniangpajo/ Kalola/ Sang Hyang Seri 1 Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Ciherang 7,50 7,70 8,10 8,50 7,30 Ciherang Rendah Sedang Sedang Sedang 2. Tanasitolo/ Mappadaelo/ Sadar Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Mekongga 8,55 9,66 9,75 9,10 7,50 Mekongga Sedang Sedang Tinggi Sedang

(6)

6 Sambungang Tabel 3a…

No

Kec/Desa/ Kelompok tani

Varietas Unggul Baru yang Diuji Varietas Pembandingan (eksisting) Tingkat adaptabilitas (tinggi,sedang, rendah) Nama VUB Provitas (ton/GKP/ha) 3. Sabbangparu/ Sompe/Mattiro Deceng Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Ciherang 6,75 7,65 7,50 6,75 6,50 Ciherang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sabbangparu/ Ujungpero/ Mattirobulu Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Ciherang 6,50 7,30 7,50 7,40 6,95 Ciherang 4. Pitumpanua/ Tobarakka/ Rahmat Ilahi I Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Ciherang 7,65 7,90 7,70 7,35 7,25 Ciherang 5. Bola/ Solo/ Jangkali 1 Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Inpara-3 Way Apoburu 6,95 7,80 7,65 7,90 7,65 6,50

Way Apoburu Sedang Sedang Sedang Sedang Bola/ Solo/ Tawaroe Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Mekongga 8,15 7,65 7,55 6,90 6,75 Mekongga Sedang Sedang Sedang Sedang Bola/ Solo/ Wae Towo Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Mekongga 8,50 8,25 7,65 8,10 6,50 Mekongga Sedang Sedang Sedang Sedang Bola/ Solo/ Sanreseng Ade Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Way Apoburu 6,75 6,50 6,40 6,90 6,30

Way Apoburu Sedang Sedang Sedang Sedang 6. Sajoanging/ Towalida/ Makkatajang Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Cibogo 7,50 7,30 8,35 6,75 6,35 Cibogo Sedang Sedang Sedang sedang 7. Majauleng/ Tosora/ Idala Citta 1 Inpari-7 Inpari-8 Inpari-10 Inpari-13 Way Apoburu 7,25 7,30 7,00 7,15 6,40

Way Apoburu Rendah Sedang Sedang Rendah

(7)

Tabel 3b. Keragaan Hasil pelaksanaan Uji VUB Jagung, SL-PTT Kab. Wajo, MK. 2011

No

Kec/Desa/ Kelompok tani

Varietas Unggul Baru yang Diuji Varietas Pembandingan (eksisting) Tingkat adaptabilitas (tinggi,sedang, rendah) Nama VUB Provitas (ton/GKP/ha) 1. Tanasitolo/ Tancung/ Siporennu 4 Bima-3 STJ 01 7,50 7,00 Bisi-2 Sedang 2. Sabbagparu/ Ujungpero/ Polewali

Bima-3 6,75 Bisi-2 Baik

3. Tempe

Wiringpalennae/ Sipurennu

Bima-3 7,00 Bisi-2

Tabel 3c. Keragaan Hasil pelaksanaan Uji VUB Kedelai, SL-PTT Kab. Wajo, MK. 2011

No

Kec/Desa/ Kelompok tani

Varietas Unggul Baru yang Diuji Varietas Pembandingan (eksisting) Tingkat adaptabilitas (tinggi,sedang, rendah) Nama VUB Provitas (ton/GKP/ha) 1. Tanasitolo/ Tancung/ Siporennu 4 Anjasmoro Burangrang Argomulyo Grobogan 1,95 1,65 1,55 1,75 Mahameru Baik 2. Sabbagparu/ Pallimae/ Makkawaru Anjasmoro Burangrang Argomulyo Grobogan 1,75 1,70 1,65 1,70 Mahameru Sedang

4.3.2. Demfarm PTT Padi, Jagung dan Kedelai

Demfar PTT dilaksanakan untuk setiap komoditas yaitu demfarm padi dilaksanakan di kecamatan Tansitolo, kelurahan Mappadaelo, kelompok tani Sadar dengan luas 4 ha dengan menggunakan varietas Inpari-10. Demfarm jagung dilaksanakan di kecamatan Tanasitolo, kelurahan Tancung, kelompok tani Siporennu 4 dengan luas 1 ha dengan menggunakan varietas Bima-3, sedangkan Demfarm kedelai dilaksanakan di kecamatan Sabbangparu desa Pallimae keklompok tani Makkawaru seluas 1 ha dengan menggunakan varietas Anjasmoro. Hasil demfarm dapat dilihat pada tabel berikut.

(8)

8 Tabel 4. Keragaan Hasil pelaksanaan Demfarm Padi, Jagung dan Kedelai SL-PTT Kab. Wajo,

Tahun 2011

No. Kec/Desa/ Kelompok tani Komponen Teknologi Provitas (t/ha) 1. Demfarm Padi:

Tanasitolo/Mappadaelo/ Sadar

- Varietas Inpari-10 - Sistim tanam jajar

legowo 2:1 - Pemupukan (PUTS, BWD) - PHT 10,10 2. Demfarm Jagung: Tanasitolo/ Tancung/ Siporennu 4 - Varietas Bima-3 - TOT - Pemupukan (PUTK) - PHT 8,10 3. Demfarm Kedelai: Sabbagparu/Pallimae/ Makkawaru - Varietas Anjasmoro - TOT - Pemupukan (PUTK) - PHT 2.10 4.3.3. Dukungan perbenihan

Jumlah benih yang dibutuhkan dengan jemlah benih yang tersedia baik benih padi, jagung dan kedelai sesuai dengan permintaan, namun yang berbeda sebagian adalah benih varietas padi yang dibutuhkan Ciliwung, IR 64 dan IR 42 sedang yang tersedia adalah Ciherang, Ciiwung, Cigeulis, Cibogo dan wayapoburu (Tabel 4a)

Tabel 5a. Dukungan Perbenihan Padi

No. Kecamatan

Nama Varietas Jumlah Benih (Kg) Mutu benih Yang dibutuhkan Yang tersedia Yang dibutuhkan Yang

tersedia Baik Buruk 1. Maniangpajo Ciherang, Cisantana Ciherang, Mekongga 25.500 25.500 Baik - 2 Tanasitolo Ciliwung, Cisantana Ciherang, Mekongga 40.750 40.750 Baik - 3 Sabbagparu Ciliwung, IR 64, IR 42 Ciherang, Mekongga 38.000 38.000 Baik - 4 Keera Ciliwung, IR 64, IR 42 Ciliwung, WayApoburu 32.250 32.250 Baik - 5 Pitumpanua Ciherang, Cisantana Ciherang, Ciliwung 31.250 31.250 Baik - 6 Bola Ciherang, Cisantana Wayapoburu Mekongga 15.625 15.625 Baik - 7 Pammana Ciherang, Cisantana Cigeulis, Ciherang 15.625 15.625 Baik - 8 Belawa Ciherang, Cisantana Ciherang, Ciliwung 15.625 15.625 Baik - 9 Takkalalla Ciherang, Cisantana Ciherang, Cigeulis 18.750 18.750 Baik -

(9)

Cisantana 11 Penrang Ciherang, Cisantana Ciliwung. Cigeulis 46.875 46.875 Baik - 12 Sajoanging Cigeulis, Mekongga Cibogo, Cigeulis 31.250 31.250 Baik - 13 Majauleng Ciherang, Cisantana WayApoburu Cigeulis 18.750 18.750 Baik - 14 Tempe Ciherang, Cisantana Ciherang, Ciliwung 3.500 3.500 Baik - Jumlah 324.391 324.391 - -

Tabel 5b. Dukungan Perbenihan Jagung

No. Kecamatan

Nama Varietas Jumlah Benih (Kg) Mutu benih Yang dibutuhkan Yang tersedia Yang dibutuhkan Yang

tersedia Baik Buruk

1. Maniangpajo Bisi-2 Bisi-2 1.250 1.250 Baik -

2 Tanasitolo Bisi-2 Bisi-2 3.400 3.400 Baik -

3 Sabbagparu Bisi-2 Bisi-2 3.375 3.375 Baik -

4 Keera Bisi-2 Bisi-2 1.125 1.125 Baik -

5 Pitumpanua Bisi-2 Bisi-2 3.375 3.375 Baik -

6 Pammana Bisi-2 Bisi-2 1.125 1.125 Baik -

7 Belawa Bisi-2 Bisi-2 1.125 1.125 Baik -

8 Takkalalla Bisi-2 Bisi-2 1.125 1.125 Baik -

9 Penrang Bisi-2 Bisi-2 3.375 3.375 Baik -

10 Sajoanging Bisi-2 Bisi-2 2.250 2.250 Baik -

11 Majauleng Bisi-2 Bisi-2 1.300 1.300 Baik -

Jumlah 22.825 22.825 - -

Tabel 5c. Dukungan Perbenihan Kedelai

No. Kecamatan

Nama Varietas Jumlah Benih (Kg) Mutu benih Yang dibutuhkan Yang tersedia Yang dibutuhkan Yang

tersedia Baik Buruk 1 Tanasitolo Mahameru/ Balurang Mahameru 11.000 11.000 Baik - 2 Sabbagparu Mahameru/ Balurang Mahameru 11.000 11.000 Baik - 3 Keera Mahameru/ Balurang Mahameru 6.000 6.000 Baik - 4 Gilireng Mahameru/ Balurang Mahameru 6.000 6.000 Baik - 5 Sajoanging Mahameru/ Balurang Mahameru 6.500 6.500 Baik - 6 Tempe Mahameru/ Balurang Mahameru 2.500 2.500 Baik - Jumlah 43.000 43.000 - -

(10)

10 4.3.4. Efektifitas Pelatihan Teknis

Pelatihan teknis berupa pelaksanaan PL III ditingkat kabupaten diikuti oleh 30 peserta yaitu para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang merupakan pendamping pelaksanaan SL-PTT di Desa atau kelompok pelaksana SL-PTT. Pelatihan ini hanya diikuti 30 orang peserta jauh sangat kecil dari pada lokasi pelaksanaan SL-PTT yaitu sebesar 825 unit SL-PTT. Pelaksanaan pelatihan PTT padi yang dilaksanakan di BPP Tanasitolo diikuti sebanyak 60 orang peserta yaitu PPL, POPT, Kontak tani dan petani. Sedangkan pelatihan pembuatan pupuk organic diikuti sebanyak 60 peserta yaitu petani, kontak tani dan penyuluh.

Tabel 6. Efektifitas Pelatihan Teknis SL-PTT di Kab. Wajo 2011 Tingkat

Penyelenggaraan Pelatihan

Topik / Materi Pelatihan

Sasaran Peserta Pelatihan Jumlah Peserta Pelatihan yang

Menjadi Narasumber di Wilayah Kerjanya. Asal Institusi Jumlah

Peserta (org) A. Tingkat Propinsi (PL II) - Pengawalan SL-PTT oleh Penyuluh Pertanian - Kajian kebutuhan dan peluang (KKP) - Pengenalan Variets unggul - Penyiapan pesemaian dan cara tanam - Pengelolaan hara - Pengelolaan air - Pengelolaan OPT - Pananganan panen dan pasca panen - Dinamika kelompok - Praktek lapang Dinas Pertanian dan Badan Penyuluhan Tingkat Kabupaten/kota 45 - B. Tingkat Kab. Wajo (PL III) - Pengamatan Agroekosistem - Pemahaman dan Inplementasi SL/LL PTT padi - Kajian PPL 30

(11)

Kebutuhan dan Peluang (KKP) - Benih dan

varietas unggul - Penyiapan bibit dan cara tanam - Pengelolaan hara spesifik lokasi - Pengelolaan air - Pengendalian OPT - Penanganan panen dan pasca panen C. Pelatihan PTT padi - Pengenalan Varietas unggul - Penggunaan BWD - Penggunaan AWD - PHSL - PHT PPL, POPT, Kontak tani, Petani 60 D. Pelatihan pembuatan pupuk organik - Pengenalan pupuk organic - Pembuatan pupuk organic - Praktek pembuatan pupuk organik Petani, Kontak tani, PPL 60

4.3.5. Efektifitas penyebarluasan inovasi melalui media cetak

Penyebarluasan inovasi teknologi melalui media cetak di kab wajo terdiri dari poster pengendalian tikus sebanyak 14 lembar, poster Tabela sebanyak 14 lembar, booklet dengan topic PTT padi sebanyak 14 buah, PTT Jagung sebanyak 14 buah dan PTT Kedelai sebanyak 14 buah. Target sasaran dari media cetak tersebut adalah penyuluh, kelompok tani dan petani.

(12)

12 Tabel 7. Efektifitas penyebarluasan inovasi

No Judul Materi Eksemplar Jumlah Jumlah inovasi yang dimuat Target Penerima Media Informasi 1. Poster (Pengendalian

Tikus)

14 1 Penyuluh dan Petani

2. Poster (Tabela) 14 1 Penyuluh dan Petani

3. PTT padi sawah 14 1 Penyuluh dan petani

4. PTT Jagung 14 1 Penyuluh dan Petani

5. PTT Kedelai 14 1 Penyuluh dan petani

4.3.6. Perkembangan Produktifitas

Hasil evaluasi produktifitas di LL, SL dan non SL di Kab wajo menunjukkan bahwa produktofotas yang diperoleh pada kegiatan LL lebih tinggi disbanding dengan kegiatan di SL dan kegiatan di non SL, begitupula pada kegiatan di SL produktifitasnya lebih tinggi dibanding dengan di kegiatan non SL.

Tabel 8a. Hasil Evaluasi Produktifitas di LL, SL, dan Non-SL Padi, Kab. Wajo, MH 2011

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL 1 Maniangpajo Minagatellue Minangatellue

I Ciherang 4.32 3.16 2.95

Sogi Massiturue Ciherang Mekongga

4.15 3.21 - 2.63 Kalola Sanghyang sri Ciherang 5.24 5.09 4.23

Kalola Pallaorumae Ciherang

Ciliwung

5.24 4.98 - 4.23 Tangkoli Laju Mekonngga

Ciherang 5.40 4.93 - 4.30 Dualimpoe Massilipue Ciherang 4.32 3.16 2.96 Anabanua Ulawesng I Ciherang 3.17 4.96 2.26

Mattirowalie Lamanu-manu Ciherang 5.24 4.98 4.24

Mattirowalie Maccolliloloe Mekonngga

(13)

Sambungan tabel 8a…

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL 2 Tanasitolo Wae Tuwo Lawasaloe Mekongga

Ciherang 5.20 4.50 - 5.10 Tancung Maccollilolo e Ciliwung Ciherang 5.60 4.70 - 4.20 Mappadael o Sadar Ciliwung Ciherang 6.20 5.40 - 4.70 Ujunge Allapporeng Cliwung 6.80 5.90 4.90

Mannagae Matturutunrue Ciherang

Ciliwung

7.80 6.30 - 4.40 Ujung Baru Abadi Ciherang 8.48 6.60 5.80

Wajiriaja Sappewalie Mira-1 7.80 6.20 4.50 Wewang-rewu Labone Ciherang Ciliwung 4.20 4.20 - 3.80 Assorajang Tanjongmanik Ciherang 8.48 6.36 4.80

Pajalele lapalloro Ciherang 3.52 3.36 3.04

Pinceng Pute Mattirowlie II Ciliwung 4.00 3.68 3.20

Mario Lapatellongi Ciherang 6.00 5.50 5.00

Pakkanna Kota Baru Mira-1 4.20 4.20 3.80 Inalipue Latappareng Ciliwung 7.30 6.20 5.40

Lowa Semangat Baru Ciliwung 7.30 5.30 5.30

3. Sabbangparu Bentenglo mpoe

Mattirowalie I Ciliwung 4.80 4.50 3.40

Walanae Siamasei Ciliwung 4.30 3.90 3.20

Ujungpero Mattirobulu I Ciliwung 4.75 4.40 3.40 Talotenreng Samaturu Ciliwung 6.26 6.00 5.20 Salotengnga Mattirowalia Ciherang 5.20 4.30 3.80

Sompe Mattirodeceng Ciherang 6.00 5.75 4.30

Mallusesal o

Massamaturue Cobogo

Cigeulis

5.28 4.96 4.32 Pallimae Mappedeceng Ciliwung 5.10 4.75 3.60

Liu Merpati Ciherang 4.75 4.50 3.60

(14)

14 Sambungan Tabel 8a…..

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL 4. Keera Labawang Bahagia Cigeulis

Ciliwung

8.00 7.40 - 6.90

Lalliseng Sanrego Mekongga

Ciliwung

- - - Puso

Awota Mattiro

Deceng Mekongga Ciliwung 7.20 6.90 - 6.50

Awota Wae Tuo Mekongga

Ciliwung

8.10 6.90 - 6.80

Lalliseng Lapinceng Ciherang

Ciliwung

8.10 7.20 - 6.80

Keera Sipakamase Ciherang

Ciliwung

7.90 6.50 - 4.90 Awota Teppetturennu

I Mekongga Ciliwung 6.70 7.20 - 5.20

Labawang Abadi Cigeulis

Ciliwung

7.00 6.70 - 5.10

Awota Sipatokkong Cigeulis

Ciliwung

7.10 6.50 5.90

Awota Sipatokkong I Cigeulis

Ciliwung 8.00 7.10 6.10 Awota Mattirodeceng II Mekongga Ciliwung 7.50 6.90 - 6.20 Awota Teppetturennu II Mekongga Ciliwung 8.25 7.10 - 5.50

Keera Lompo

Jawi-jawiI Ciherang Ciliwung - - - Puso

Awota Harapan Mekongga

Ciliwung

8.40 7.20 - 6.60 5. Pitumpanua Benteng Pammase II Ciherang

Ciliwung

5.10 4.10 - 3.600

Benteng Pammase III Intani-2

Ciliwung

6.20 5.70 - 3.96

Benteng Duppawalie Ciherang

Ciliwung

5.60 4.75 - 4.30

Alesilurunge Coka Ciliwung 8.32 7.52 5.60

Bulete Bocco-bocco Ciherang 3.80 3.80 3.20

Tobarakka Rahmat Ilahi Ciherang 6.40 5.40 4.10

Lauwa Slibongi Ciherang

Ciliwung

6.10 5.50 - 4.80

Tanrangi Rirennuang Ciherang 7.30 7.00 5.70

Lauwa Soddoe Ciherang

Ciliwung

7.80 7.50 - 4.80

Alessilurung Sabbarae Ciliwung 5.28 3.68 3.36 Lompoloang Padaidi Ciliwung 5.25 4.90 3.96

(15)

Sambungan Tabel 8a…

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL

6. Bola Solo Jankali Ciherang

Way Apoburu

5.28 4.48 - 4.00 Pattangnga Pattangnga Ciherang

Situbagendit

6.08 4.95 - 3.90 Lattimu Sipakalebbi Ciherang

Mekongga

5.98 4.75 3.80

Bola Tosalewangeng Ciherang WayApoburu

5.60 4.80 - 2.80

Solo Sipatuo Ciherang

Mekongga 4.80 4.48 - 4.32 Ujung Tanah Ujung Tanah II Ciherang Mekongga 5.92 4.80 - 3.84 Sanreseng Ade Sipatalinge Ciherang Mekongga 6.08 4.80 - 4.32 Sanreseng Ade Mamminasae Ciherang Mekongga 5.76 4.80 - 4.48 7. Pammana Pammana Abbolange Ciliwung

Cigeulis

5.92 4.86 - 4.08 Lagosi Bungawaru Cigeulis 4.50 4.30 3.00 Wecudai Sipakainge I Ciliwung

Cigeulis

5.75 4.90 - 4.35 Patila Masemase Cigeulis 4.60 4.40 3.30

Pallawarukka Mekar I Cigeulis 5.00 4.75 3.50

Lempa Mattirowalie Ciliwung Cigeulis

5.71 4.56 - 4.07 Lapaukke Patris Cigeulis 4.75 4.60 3.60 Simpursia Mekar I Ciliwung

Cigeulis

4.20 3.70 - 3.00 8. Belawa Leppangeng Mekar IX Ciherang 5.00 4.75 4.25

Macero Tokida Ciliwung 6.45 6.20 5.75

Lomporilau Paddupa

nyameng ciherang 6.25 6.00 5.30

Sappa Masagena I Ciherang 6.10 5.75 4.80

Belawa Mamminasae II Ciliwung 6.50 6.30 5.80

Malakke Situjue Ciherang 6.25 6.00 5.25

Lautang Paurungi Ciliwung 6.30 6.10 5.75

Wele’e Mattirogalung Ciherang 5.50 5.10 4.00

(16)

16 Sambungan Tabel 8a…

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL 9. Takkalalla Manyili Kampung

Luppe Ciherang 5.81 5.20 5.07

Lagoari Lapappolo Ciherang 1.87 1.53 1.97 Aluppang Mattirodeceng Ciherang 6.19 6.05 5.52

Botto Mamminasae Ciherang 6.96 6.50 4.93

Parigi Sukamaju Ciherang 5.35 4.75 3.94 Bocco Sawerigading Ciherang 5.71 5.26 5.07 Ceppaga Polelipue Ciherang 6.88 6.00 5.60 Pantai

Timur

Mannennun geng

Ciherang 6.93 5.80 4.98 Leweng Toposolong Ciherang 5.72 5.09 5.04

10. Gilireng Gilireng Damai Ciliwung

Cigeulis

6.98 5.50 - 4.48 Abbatireng Semangat Ciliwung

Cigeulis

6.48 5.20 - 4.46 Gilireng Sukamaju Ciliwung

Cigeulis

6.24 5.92 - 4.70 11. Sajoanging Towalida Makkatajan

g Cobogo Cigeulis 4.30 4.20 - 3.80 Barangma mase Sumpa Bara I Cibogo Ciliwung 3.50 3.20 - 3.00 Salobulo Lagoari Cigeulis 4.20 4.00 3.50 Barangma mase Pannikie II Cibogo Ciliwung 3.60 3.20 - 3.00 Minangae Mattoanging Cigeulis 3.60 3.40 3.00 Sakkoli Passarie Cigeulis 4.10 3.90 3.65 Assorajang Macenninge Cibogo 3.80 3.00 2.80 Assorajang Mualla Cibogo 3.20 3.20 3.00 Sakkoli Jompie Cibogo 3.50 3.40 3.10 Salobulo Massiturue Cibogo 4.20 3.75 3.50 Alewadeng Siduppa Cibogo 4.00 3.80 3.60 Akkajeng Panreng Cibogo 4.00 3.90 3.80 Towalida Mattirowalie Cigeulis 3.80 3.60 3.45 Sakkoloi Latappareng Cigeulis 4.00 3.80 3.40 Barangma mase Cappalali Cibogo Ciliwung 3.20 3.20 - 2.80

(17)

Sambungan Tabel 8a…

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL 12. Majauleng Liu Masumpuloloe Ciliwung 4.30 3.90 2.70

Tosora Idalacitta Cigeulis 4.00 3.75 3.00

Botto Tanre Kijang Putih Ciliwung 4.90 4.30 3.10 Botto Penno Sukses Cigeulis 4.10 4.00 3.00

Paria Sipurennu Ciliwung 3.50 3.00 2.90

Botto Benteng Tellulimpoe Ciliwung 4.75 4.00 3.10 Tellulimpoe Mattiro Tappareng I Cigeulis 4.75 4.15 3.20 Tua Mitra Tani Cigeulis 3.50 3.40 3.20

13. Penrang Tadangpalie Sampi Ciliwung 4.28 3.82 3.36 Benteng WalAstri Tani Ciliwung 5.44 4.32 3.36 Lawesso Tunas Mekar Cigeulis 4.13 3.60 2.93 Raddae Maccolliloloe Ciliwung 4.18 3.32 2.69 Raddae Padaidi Cigeulis 4.20 3.45 3.10 Doping Mallusetasi Ciliwung 4.06 3.84 2.86 Benteng Mattujutujue Ciliwung 5.12 3.84 3.52 Makmur Masagenae Ciliwung 4.98 3.43 2.67

Makmur Samaturue Cigeulis 4.96 3.24 2.14

Tadangpalie Bunne Cigeulis 5.33 4.22 3.26

Temmabarang Mattirodeceng Ciliwung 4.82 4.66 3.41

Temmabarang Sipakalebbi Cigeulis 4.16 3.84 3.52

Padaelo Duppawalie Cigeulis 4.04 4.01 2.20

Walanga Usahabaru Cigeulis 5.30 4.75 4.20

Padaelo Beringin Ciliwung 4.61 3.30 2.77

Lawesso Sipakarennue Cigeulis 4.18 3.32 2.69 Doping Sampuloloe Cigeulis 4.34 3.60 2.99 Walanga Masagena Ciliwung 5.44 4.32 3.36 Walanga Lacampi Cigeulis 5.50 4.80 4.30 Padaelo Puculoloe I Ciliwung 3.09 3.00 2.02

(18)

18 Tabel 8b. Hasil Evaluasi Produktifitas di LL, SL, dan Non-SL Jagung, Kab. Wajo, MK. 2011

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL 1. Maniangpajo Mattirowalie Selamat Bisi-2 7,0 6,5 5,4

2. Tanasitolo Tancung Bisi-2 7,75 7,0 6,1

3. Sabbagparu Ujungpero Mattirobulu I Bisi-2 7,5 7,0 6,5

4. Keera Keera Sipakamase Bisi-2 6,7 6,0 5,5

5. Pitumpanua Benteng Duppawalie Bisi-2 7,5 7,3 6,5

6. Pammana Wecudai Sipakainge I Bisi-2 7,9 7,5 6,5

7. Belawa Malakke Situjue Bisi-2 7,5 7,0 6,3

8. Takkalalla Parigi Sukamaju Bisi-2 7,2 6,5 6,0

9. Penrang Lawesso Tunas Mekar Bisi-2 7,0 6,5 6,0

10. Sajoanging Sakkoli Jompie Bisi-2 7,2 6,7 6,0 11. Majauleng Paria Sipurennu Bisi-2 7,2 6,5 6,0

Tabel 8c. Hasil Evaluasi Produktifitas di LL, SL, dan Non-SL Kedelai, Kab. Wajo, MK. 2011

No Kecamatan Desa Kelompok tani

varietas

Produktifitas (Ton

GKP/ha) Ket

LL SL Non-SL 1. Tanasitolo Pincengpute Sipakainge Mahameru 1,0 0,7 0,6

Tancung Sipakatau Mahameru 1,0 0,8 0,7 Baru

Tancung

Sejahtera Mahameru 1,0 0,8 0,7

Mappadaelo Sappa II Mahameru 0,9 0,7 0,65

Lowa Pammere Mahameru 0,9 0,7 0,65

2. Sabbagparu Tadangpalie Lompobila Mahameru 0,8 0,6 0,5

Ugi Temmalala Mahameru 0,9 0,7 0,6

Pallimae Makkawaru II Mahameru 0,8 0,7 0,6

Tadangpalie Lompokubba Mahameru 0,8 0,7 0,6

3. Keera Labawang Lapico Mahameru 0,9 0,8 0,7

Ciromanie Lempa Mahameru 0,8 0,7 0,6

Ballere BarammIng Mahameru 0,9 0,8 0,7 Inrello Labusa Mahameru 0,9 0,9 0,8 4. Gilireng Mamminasae Mappasitujue Mahameru 0,9 0,8 0,7 Abbatireng Mattappa Mahameru 0,9 0,9 0,8 Polewali Mujur I Mahameru 0,9 0,7 0,65 5. Sajoanging/ Barangma

mase

Lajjoa I Mahameru 0,9 0,7 0,65 Sakkoli Cennae Mahameru 0,8 0,7 0,6 Towalida Arahman Mahameru 0,8 0,7 0,6

6. Tempe Pattiro

sompe

(19)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pendampingan SL-PTT padi pada kegiatan demplot varietas pada tingkat kab. Wajo menunjukkan bahwa rata-rata produksi demplot varietas unggul baru pada setiap kecamatan diperoleh yang beragam dibanding dengan LL, SL dan Non SL. Kec. Maniangpajo varietas Inpari-7 (7,5 t/ha), Inpari-8 (7,7 t/ha), Inpari-10 (8,1 t/ha) dan Inpari-13 (8,50 t/ha) sedang LL (Ciherang= 7,30 t/ha), SL (Ciherang= t/ha) dan Non SL (3,56 t/ha). Kec. Tanasitolo varietas Inpari-7 (8,55 t/ha), Inpari-8 (9,66 t/ha), Inpari-10 (9,75 t/ha) dan Inpari-13 (9,10 t/ha) sedang LL (Ciliwung= 6,20 t/ha), SL (Ciliwung= 5,40 t/ha) dan Non SL (Ciherang= 4,70 t/ha), Kec. Sabbangparu varietas Inpari-7 (6,75 t/ha), Inpari-8 (7,65 t/ha), Inpari-10 (7,50 t/ha) dan Inpari-13 (6,75 t/ha) sedang LL (Ciherang = 6,00 t/ha), SL (Ciherang = 5,75 t/ha) dan Non SL (Ciherang= 4,30 t/ha). Kec. Pitumpanua varietas Inpari-7 (7,65 t/ha), Inpari-8 (7,90 t/ha), Inpari-10 (7,70 t/ha) dan Inpari-13 (7,35 t/ha) sedang LL (Ciherang = 6,40 t/ha), SL (Ciherang = 5,40 t/ha) dan Non SL (Ciherang= 4,10 t/ha). Kec. Bola varietas Inpari-7 (6,95 t/ha), Inpari-8 (7,80 t/ha), Inpari-10 (7,90 t/ha) dan Inpari-13 (7,65 t/ha) sedang LL (Ciherang = 5,28 t/ha), SL (Ciherang = 4,48 t/ha) dan Non SL (Way Apoburu= 4,00 t/ha). Kec. Sajoanging varietas Inpari-7 (7,50 t/ha), Inpari-8 (7,30 t/ha), Inpari-10 (8,35 t/ha) dan Inpari-13 (6,75 t/ha) sedang LL (Cibogo = 4,30 t/ha), SL (Cibogo = 4,20 t/ha) dan Non SL (Cigeulis= 3,80 t/ha). Kec. Majauleng varietas Inpari-7 (7,25 t/ha), Inpari-8 (7,30 t/ha), Inpari-10 (7,00 t/ha) dan Inpari-13 (7,15 t/ha) sedang LL (Cigeulis = 4,00 t/ha), SL (Cigeulis = 3,75 t/ha) dan Non SL (Cigeulis= 3,00 t/ha). Sedangkan hasil demplot jagung adalah Kec. Tanasitolo varietas Bima-3 dan STJ-01 dengan hasil masing-masing 7,5 dan 7,0 t/ha, sedang LL (Bisi-2 = 7,0 t/ha), SL (Bisi-2 = 6,5 t/ha) dan SL (Bima-2 = 5,4 t/ha). Kec. Sabbangparu varietas Bima-3 dengan hasil 6,75 t/ha, sedang LL (Bisi-2 = 7,5 t/ha), SL (Bisi-2 = 7,0 t/ha dan non SL (Bisi-2 = 6,5 t/ha) dan Kec. Tempe varietas Bima-3 dengan hasil 7,0 t/ha, sedang LL (Bisi-2 = 7,2 t/ha), SL (Bisi-2 = 6,5 t/ha) dan non SL (Bisi-2 = 6,0 t/ha). Hasil demplot kedelai adalah Kec. Tanasitolo varietas Anjasmoro dengan hasil 1,95 t/ha, Burangrang = 1,65 t/ha, Argomulyo = 1,75 t/ha, dan Grobogan = 1,7 t/ha. Kec. Sabbangparu njasmoro dengan hasil 1,65 t/ha, Burangrang = 1,65 t/ha, Argomulyo = 1,65 t/ha, dan Grobogan = 1,7 t/ha.

Hasil demfarm padi varietas Inpari-10 dengan hasil 10,1 t/ha, Jagung varietas Bima-3 dengan hasil 8,10 t/ha dan demfarm kedelai varietas Anjasmoro dengan hasil 2,1 t/ha.

(20)

20 VI. DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta

Departemen Pertanian, 2008. Pedoman Umum Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT). Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.Jakarta

Departemen Pertanian, 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi. Departemen Pertanian, Jakarta.

Departemen Pertanian, 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Jagung. Departemen Pertanian, Jakarta.

Departemen Pertanian, 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kedelai. Departemen Pertanian, jakarta

Gambar

Tabel 1.  Sebaran Lokasi Pendampingan SLPTT di Kabupaten Wajo, 2011
Tabel 3a. Keragaan Hasil pelaksanaan Uji VUB Padi, SL-PTT Kab. Wajo, MH. 2011
Tabel 3c. Keragaan Hasil pelaksanaan Uji VUB Kedelai, SL-PTT Kab. Wajo, MK. 2011
Tabel 5a.  Dukungan Perbenihan Padi
+5

Referensi

Dokumen terkait

semangat kerja, maka pekerjaan yang diberikan kepada mereka akan lebih cepat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan hasilnya sesuai harapan perusahaan

yang terdapat di Kabupaten Kampar salah satunya adalah Hutan Adat Rimbo Tujuh Danau yang terletak di Desa Buluh Cina dan diketahui memiliki banyak keanekaragaman

Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran qur’an hadits dengan pendekatan contextual teaching and learning terwujud dilakukan dengan cara menyampaikan materi

Anma gerilimi 36 kV'a kadar OG ring şebekelerinden, AG dağıtım şebekelerini beslemek için, 630 kVA’ ya da 1000 kVA anma gücünde, fabrikada monte edilmiş veya

Dalam kegiatan PPL di Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo pelaksanaan program terdiri dari program utama yang sudah dirancang oleh mahasiswa ketika PPL I,

Dalam penelitian dirasa kurang maksimal, karena peneliti tidak banyak mendapat informasi serta tidak dapat mengakses data yang lebih ke lokasi atau tempat yang

Industri utama yang dikembangkan untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah merupakan industri turunan atau industri hilir yang berkaitan langsung dengan

anggaran, jika tujuan kelompok dengan kohesivitas yang tinggi tidak sesuai dengan tujuan manajemen organisasi maka hal tersebut dapat menimbulkan