MAJALAH KEDOKTERAN
NUSANTARA
The Journal of Medical School
*Corresponding author,E-mail address: enny_dhien@yahoo.com 147
Hubungan Rasio Trombosit Limfosit dengan Penyempitan
Pembuluh Darah pada Penyakit Jantung Koroner
Enny Marziah
1*, Adi Koesoema Aman
2, Andre Pasha Ketaren
31,2Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran USU/RSUP.H.Adam Malik Medan 3Departemen Kardiologi Fakultas Kedokteran USU/RSUP.H.Adam Malik Medan
Abstract. Introduction: One of the diseases of the cardiovascular system that is most common is coronary artery disease (CAD), which is characterized by atherosclerotic lesions. Atherosclerotic vascular processes occur based multifactorial. One of them is the process of inflammation. Platelet/Lymphocytes Ratio (PLR) are markers that predict coronary atherosclerotic burden. This research report is to determine the association between platelet lymphocyte ratio and narrowed coronary arteries in patients with CAD. Method: This research is an analytical observation with cross sectional design, was conducted in 54 patients with CAD who underwent angiography in Haji Adam Malik Hospital Medan in February–October 2016. Complete blood count was tested. Result: There is a weak correlation between platelet and lymphocyte ratio in CAD patients with narrowed coronary arteries (r=0. 225). Statistical test result found no significant association between platelet and lymphocyte ratio in CAD patients with narrowed coronary arteries (p=0. 187). Conclusion: In this study there was poor association between platelet and lymphocyte ratio in CAD patients with narrowed coronary arteries..
Keyword: Coronary Artery Disease, angiography, platelet/lymphocyte ratio
Abstrak. Pendahuluan: Salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang paling sering terjadi adalah penyakit jantung koroner (PJK), yang ditandai dengan lesi aterosklerotik. Proses aterosklerosis pembuluh darah terjadi berdasarkan multifaktorial. Salah satunya yaitu adanya proses peradangan. Rasio trombosit limfosit (RTL) merupakan penanda yang memprediksi beban aterosklerotik koroner. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner. Metode: Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian potong lintang, yang dilakukan pada 54 pasien PJK yang menjalani angiografi di RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Februari–Oktober 2016. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap. Hasil: Pada Uji Spearman's rho didapati rasio trombosit limfosit dan persentase penyempitan arteri koroner pada pasien PJK dengan nilai r = 0.276. Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang signifikan antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien PJK (p = 0.043). Kesimpulan: Terdapat korelasi lemah antara rasio trombosit limfosit dengan penyempitan pembuluh darah pada penyakit jantung koroner
Kata Kunci:Penyakit Jantung Koroner, angiografi, rasio trombosit limfosit
1.
Pendahuluan
Penyakit Kardiovaskuler adalah penyebab kematian paling utama saat ini. Salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang paling sering terjadi adalah penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit pembuluh darah koroner, dimana terjadi penyempitan lumen sebagai akibat dari penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah yang mensuplai oksigen dan nutrisi ke otot jantung.1
Aterosklerosis adalah suatu proses yang dapat melibatkan banyak pembuluh darah dengan berbagai bentuk.3 Walaupun arteri koroner epikardial terlihat normal, arteri koroner intra mural dan arteriol sering menunjukkan penyempitan, fibrosis, nekrosis fibrinoid dan hipertrofi intima. Kerusakan endotel yang perantarai oleh imun, stimulasi fibroblast, deposisi kolagen dan peningkatan produksi platelet derived dapat menurunkan respons endotel terhadap trombosis, inflamasi dan vasodilatasi.5
Penyakit jantung koroner (PJK) menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, apalagi dengan adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit perawatan intensif PJK yang semakin merata.2 Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner akibat proses arterosklerosis atau spasme, atau kombinasi keduanya.2
Angka kematian disebabkan oleh PJK di seluruh dunia tiap tahun rata-rata 50 juta, sedangkan di negara berkembang terdapat 39 juta. American Heart Association (AHA) pada tahun 2004 memperkirakan prevalensi penyakit jantung koroner di Amerika Serikat sekitar 13.200.000. WHO pada tahun 2002 memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya 3,8 juta pria dan 3,4 juta wanita meninggal karena PJK.4 Di Indonesia terjadi prevalensi kematian dikarenakan PJK sebanyak 100.000 - 499.999 orang.6
Tingginya kadar total kolesterol plasma, hipertensi arteri dan kebiasaan merokok merupakan 3 faktor risiko utama PJK.6 Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, tetapi secara umum dikenal berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK yang disebut sebagai faktor risiko PJK.7
Penyakit jantung koroner dapat dideteksi dengan pemeriksaan diagnostik non invasif ataupun invasif. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan berbagai alat. Mulai dari alat sederhana seperti EKG dan treadmill sampai alat yang canggih yaitu MS-CT (Multi-Slice Computer Tomography), pemeriksaan secara invansif dilakukan adalah kateterisasi jantung. Prosedur kateterisasi jantung bertujuan untuk mengevaluasi anatomi pembuluh darah koroner yang disebut dengan tindakan Coronary Angiograph.4
Kateterisasi jantung adalah tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya penyumbatan di pembuluh darah koroner jantung dengan tingkat keakuratan tertinggi.4 Limfosit yang rendah terbukti berhubungan dengan kondisi kardiovaskular yang lebih buruk pada penyakit jantung koroner dan gagal jantung kronis.9
Pada penelitian Nikolsky et al, pada kasus peradangan kronis, dijumpai jumlah limfosit menurun karena peningkatan apoptosis limfosit. Limfosit merupakan respon imun yang lebih baik sementara neutrofil menyebabkan reaksi inflamasi yang destruktif. Juga kondisi peradangan yang berlangsung lama menyebabkan meningkatnya proliferasi pada seri megakaryocytic dan trombositosis relative.8
Rasio Trombosit Limfosit (RTL) merupakan penanda yang memprediksi beban aterosklerotik koroner. RTL (Rasio Trombosit Limfosit) diketahui berguna dalam memprediksi prognosis yang buruk pada populasi kanker 3 dan sebelumnya memprediksi iskemia tungkai kritis pada penyakit arteri perifer.10
Rasio Trombosit Limfosit (RTL) adalah sebuah parameter hematologi bagi status inflamasi dan protrombosis, yang menunjukkan hubungan dengan buruknya prognosis pada pasien dengan penyakit jantung. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuksel M. et al,di dapatkan bahwa Rasio Trombosit Limfosi secara bebas berhubungan dengan keparahan suatu aterosklerosis koroner. Dimana pasien memiliki RTL yang tinggi (> 111) di prediksikan memiliki keparahan aterosklerosis yang lebih besar.11 Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner
2.
Metode
Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian potong lintang, yang dilakukan pada 54 pasien penyakit jantung koroner yang menjalani angiografi di RSUP-Haji Adam Malik Medan pada bulan Februari – Agustus 2016 yang memenuhi kriteria penelitian. Dari 54 pasien penyakit jantung koroner, dikelompokan menjadi 27 pasien PJK ≥ 70% dan 27 pasien PJk < 70%. PJK ditegakkan dengan pemeriksaan fisik, klinis dan EKG dan berusia > 18 tahun. Pasien eksklusi adalah pasien PJK < 18 tahun, kelainan katup jantung, CHF, keganasan, penyakit autoimun, penyakit infeksi, pasien yang menggunakan steroid.
Ethical clearance diperoleh dari Komite Penelitian Bidang Kesehatan FK-USU di RSUP Haji Adam Malik Medan. Inform consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian. Kemudian
kedalam vacutainer K2EDTA . Pemeriksaan FBC (Full Blood Count) dilakukan dengan menggunakan Hematoanalyzer Sysmex XN-1000.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 19 untuk mengetahui hubungan antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner digunakan Uji Korelasi Pearson jika data berdistribusi normal dan Uji Spearman's rho jika tidak berdistribusi normal.
3.
Hasil
Tabel 1. Karakteristik subjek berdasarkan umur dan jenis kelamin
Karakteristik PJK < 70% ≥70% Nilai P n(27) n(27) Jenis Kelamin - Laki(%) - Pr(%) 15 (55. 6%) 12 (44. 4%) 22 (81. 5%) 5 (18. 5%) 0.042 Umur – (Min-Max Thn) – (Mean±SD) 32-74 55. 59±11,22 41-75 55. 74±7. 55 0.955
Pada penelitian ini didapati 54 pasien penyakit jantung koroner dengan kisaran umur 32-75 tahun, sebagian besar subjek penelitian adalah laki-laki sebanyak 37 orang, dibandingkan perempuan sebanyak 17 orang.
Perbedaan bermakna bila p < 0.05, uji perbedaan menggunakan Uji T- tidak berpasangan pada tabel. dapat dilihat rerata umur pasien PJK ≥ 70% adalah 55.74 tahun lebih tua dibandingkan pasien PJK < 70% dengan rerata umur 55.59 tahun, namun tidak terdapat perbedaan umur secara signifikan antara pasien PJK ≥ 70% dan pasien PJK < 70% (p =0. 955).
Tabel 2. Karakteristik subjek berdasarkan hasil pemeriksaan angiograf dan laboratorium
Karakteristik PJK < 70% ≥70% Nilai P n(27) n(27) Trombosit (/µL) (Mean±SD) 254.480±76.461 302.040±66.146 0.018* PDW (%) (Median ±SD) 10.9 ±1.869 11.0 ±1.687 0.762^ Limfosit Absolut (/µL) (Mean±SD 2.347±0.87 2.156±0.50 0.327* RTL Median ±SD) 109.61±43.907 134.00±50.538 0.019^
Perbedaan bermakna bila p < 0.05
uji perbedaan menggunakan ^= Uji Mann-Whitney U *= Uji T tidak berpasangan
Pada Tabel 2 dapat dilihat rerata kadar trombosit pada pasien PJK ≥ 70% adalah 302.040/ µL lebih tinggi daripada pasien PJK < 70% dengan rerata kadar trombosit 254.480/ µL, hasil uji statistik didapatkan perbedaan yang signifikan rerata kadar trombosit pada pasien PJK ≥ 70% dan pasien PJK < 70% ( p = 0.018). Median rasio PDW pada pasien PJK < 70% adalah 10.9% lebih kecil dibandingkan pada PJK ≥ 70% dengan median rasio 11 %, dan hasil uji statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan PDW antara PJK < 70% dan PJK ≥ 70% (p=0.762). Dan dapat dilihat juga rerata kadar limfosit absolut pada pasien PJK ≥ 70% adalah 2.156/ µL lebih rendah daripada pasien PJK < 70% dengan rerata kadar limfosit absolut 2.347/ µL, namun hasil uji statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan kadar limfosit absolut pada pasien PJK ≥ 70% dan pasien PJK < 70% ( p =0.327).
Pada Tabel 2 dapat dilihat juga median rasio trombosit limfosit pada pasien PJK ≥ 70% adalah 134.00 lebih tinggi daripada pasien PJK < 70% dengan median rasio trombosit limfosit 109.61 hasil
uji statistik terdapat perbedaan yang signifikan rasio trombosit limfosit antara pasien PJK ≥ 70% dan pasien PJK < 70% ( p =0.019).
Gambar.1 Hubungan antara rasio trombosit limfosit dan persentase penyempitan arteri koroner pada
pasien PJK
Hasil Uji Spearman's rho didapati hubungan positif antara rasio trombosit limfosit dan persentase penyempitan arteri koroner pada pasien PJK dengan nilai r = 0.276. Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang signifikan antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien PJK (p = 0.043).
Gambar 2. Hubungan antara rasio trombosit limfosit dan persentase penyempitan arteri koroner pada
pasien PJK ≥ 70%
Hasil Uji Spearman's rho didapati hubungan positif antara rasio trombosit limfosit dan persentase penyempitan arteri koroner pada pasien PJK ≥ 70% dengan nilai r = 0.054. Hasil uji statistik di dapatkan hubungan yang tidak signifikan antara rasio trombosit limfosit dan persentase penyempitan arteri koroner pada pasien PJK ≥ 70% (p = 0.789).
4.
Pembahasan
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh darah koroner.Penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran pembuluh darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Kondisi yang lebih parah, kemampuan jantung memompa darah akan hilang, sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian.13
Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan jumlah trombosit dan risikoyang tinggi pada pasien dengan penyakit kardiovaskular dengan PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan juga pada dewasa yang sehat.12
Pada penelitian Madjid M .et al menunjukkan bahwa jumlah trombosit dan agregasi yang berada dalam batas normal tidak berhubungan dengan kejadian PJK.15 Penelitian yang dilakukan oleh
Volume (MPV), dan Platelet Distribution Width (PDW) pada pasien dengan angina tidak stabil atau Miocard Infark akut, dibandingkan dengan pasien PJK stabil dan pasien kontrol yang sehat. Terlihat peran trombosit dalam patogenesis PJK terutama karena fungsi dan interaksinya pada plasma dan jaringan.16
Sebuah penelitian prospektif oleh Azab B, et al, temukan bahwa dari 1.037 pasien yang mengalami Miocard Infark akut menunjukkan bahwa peningkatan jumlah WBC (White Blood Count), monosit, dan jumlah neutrofil dan jumlah limfosit rendah adalah prediktor independen dari semua penyebab kematian.17
Pada penelitian ini didapatkan rerata kadar trombosit pada pasien PJK ≥ 70% lebih tinggi daripada pasien PJK < 70%, hasil uji statistik didapatkan perbedaan yang signifikan rerata kadar trombosit pada pasien PJK ≥ 70% dan pasien PJK < 70% (p = 0.018). Dan didapat juga rerata kadar limfosit absolut pada pasien PJK ≥ 70% lebih rendah daripada pasien PJK < 70%, namun hasil uji statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan kadar limfosit absolut pada pasien PJK ≥ 70% dan pasien PJK < 70% ( p =0.327).
Pada penelitian ini didapatkan juga median rasio trombosit limfosit pada pasien PJK ≥ 70% lebih tinggi daripada pasien PJK < 70%, hasil uji statistik terdapat perbedaan yang signifikan rasio trombosit limfosit antara pasien PJK ≥ 70% dan pasien PJK < 70% (p =0.019).
Pada penelitian ini didapatkan hubungan positif antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien PJK dengan nilai r = 0.276. Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang signifikan antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien PJK (p = 0.043).
5.
Kesimpulan
Pada penelitian ini terdapat hubungan positif lemah antara rasio trombosit limfosit dan penyempitan arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner dengan nilai r = 0.276.
Ucapan Terima Kasih
Tidak ada conflict of interest untuk laporan tulisan ini.
Daftar Pustaka
1.
James K.Min, MD. Coronary CTA versus cardiac catheterization:
Where do we stand
today?
Well Medical College of Cornell University.New York- Presbyterian Hospital, New York,
NY.2006
2.
Libby P, Bonow RO, Mann DL. Braunwald’s heart disease: A textbook of cardiovascular
medicine. 8th ed. 2007
3.
Smith RA, Ghaneh P, Sutton R, Raraty M, Campbell F, Neoptolemos JP.
Prognosis of
resected ampullary adenocarcinoma by preoperative serum CA19-9 levels and
platelet-lymphocyte ratio
. J Gastrointest Surg 2008; 12: 1422-8.
4.
Alwi Idrus. Hanafi Muin Rahman,S Harun. Ilmu Penyakit Dalam jilid III. Penyadapan
Jantung (Cardiac Catheterization) Jakarta: FKUI 2006, hal 1491-496
5.
Alwi I, Setiati S,Sudoyo Aru W. et.al. 2014. Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Internal
Publishing: 1292-1293
6.
Departemen Kesehatan RI, 2012, Penyakit Tidak Menular. In: Buletin Jendela dan Data
Kesehatan ISSN 2088-207X. Jakarta: Bakti Husada
7.
Karol Watson,MD,PhD, 2001.
CHD Based upon the more stringent guidelines Of ATP III,
as compared to ATP II, a more aggressive treatment strategy is warranted in dyslipidemia
patient
, Advanced Studies in Medicine, JAMA; 285: 2486-2497
8.
Gary T, Pichler M, Belaj K.et. al. 2013
. Platelet-to-lymphocyte ratio: a novel marker for
critical limb ischemia in peripheral arterial occlusive disease patients
. PloS One; 8:
e67688
9.
Nikolsky E. Grines CL, Cox DA.
Impact of Baseline platelet count in patients undergoing
primary percutaneous coronary interventionin acute myocardial infarction (from the
CADILLAC trial)
. Am J Cardiol ; 2007; 99:1055-61
10.
Zouridakis EG, Garcia-Moll X, Kaski JC. Et.al.2000
. Usefulness of the blood lymphocyte
count in predicting recurrent instability and death in patients with unstable angina
pectoris.
Am J Cardiol; 86: 449-51
11.
Proctor MJ, Morrison DS, Talwar D. et al. 2011.
A comparison of inflammation-based
prognostic scores in patients with cancer
. A Glasgow Inflammation Outcome Study. Eur J
Cancer; 47: 2633-41
12.
YükselM,Yıldız A, Oylumlu Mustafa. P
atelet/lymphocyte ratio and CAD
, Department of
Cardiology, Faculty of Medicine, Dicle University; keyAnadolu Kardiyol Derg;
2014.;14(0): 000-000
13.
Thaulow E, Erikssen J, Sandvik L, Stormorken H, Cohn PF. 1991.
Blood platelet count
and function are related to total and cardiovascular death in apparently healthy men
.
Circulation;84: 613-7
14.
Falk E, Shah P K, Fuster V.
Coronary Plaque Distruption
. Circulation 2005;92:657-67
15.
Madjid M, Fatemi O.
Component of the complete blood count as risk predictor for
coronary heart disease
. Text Heart Inst J 2013; 40(1) : 17-29
16.
Khandekar M .M, Khurana AS, Deshmukh SD, Kakrani AL, Katdare AD,
Inamdar AK.
Platelet volume indices in patients with coronary artery disease and acute
myocardial infarction
: an Indian scena. J Clin Pathol. 2006; 59(2):146–149.
17.
Azab B, Shah N, Akerman M
.
2012.
Value of platelet/lymphocyte ratio as a predictor of
all-cause mortality after non-STelevation myocardial infarction
. J Thromb Thrombolysis;
34:326-34