• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 283 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 283 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 283 TAHUN 2020

TENTANG

STANDAR PELAYANAN PADA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan

b.

pelayanan publik sesuai dengan asas penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan guna mewujudkan kepastian hak dan kewajiban berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan, setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menetapkan standar pelayanan publik;

bahwa untuk memberikan acuan dalam penilaian ukuran kinerja dan kualitas penyelenggara pelayanan sebagaimana dimaksud huruf a perlu disusun standar pelayanan pada Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Standar Pelayanan Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

(2)

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5310);

(3)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 102, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5884);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);

11. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

12. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Adm inistratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintahan Untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Apara tur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 615);

15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 19 Tahun 2017 tentang Pedoman Standar Pelayanan di Lingkungan Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 324);

16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 66 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran;

(4)

Menetapkan :

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

STANDAR PELAYANAN PADA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN.

PERTAMA : Menetapkan Standar Pelayanan Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KEDUA : Standar Pelayanan ini wajib dilaksanakan oleh Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan penilaian kinerja dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pelayanan publik.

RETI G A : Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran sebelum menerapkan Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA wajib menyusun dan menetapkan Maklumat Pelayanan sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

(5)

KEEMPAT : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Menteri Keuangan;

2. Sekretaris Jenderal; 3. Inspektur Jenderal;

4. Para Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Perhubungan; 5. Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan; dan 6. Kepala Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 Oktober 2020 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

(6)

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN MENTE RI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 283 TAHUN 2020 TENTANG

STANDAR PELAYANAN PADA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN

STANDAR PELAYANAN PADA BALAI KESEHATAN KERJA PELAYARAN BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan modal setiap bangsa dan warga negara dalam tujuannya mencapai kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika dia berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak. Pemerintah mempunyai tanggung jawab kepada setiap warga negara untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung jaw ab setiap warganya.

Meskipun upaya untuk memenuhi kebutuhan bidang kesehatan melekat pada setiap warga negara, namun mengingat kerakteristik barang/jasa kesehatan tidak dapat diusahakan/diproduksi sendiri secara langsung oleh masing-masing warga negara, melainkan harus ada pihak lain yang secara khusus memproduksi dan menyediakannya, maka penyediaan jasa bidang kesehatan mutlak memerlukan keterlibatan pemerintah untuk menjamin tersedianya barang/jasa kesehatan yang dapat diperoleh warga negara yang memerlukan sesuai dengan kebutuhannya dan menyediakan barang/jasa kesehatan bagi warga negara yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan.

Mengingat kebutuhan warga negara terhadap barang/jasa kesehatan sangat vital dan dengan karakteristik barang/jasa kesehatan yang unik

(7)

dan kompleks, maka peranan pemerintah di bidang kesehatan harus distandarisasi agar warga negara dapat memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah menyediakan layanan terkait dengan pemenuhan barang/jasa terkait dengan kesehatan. Salah satu dari jenis layanannya adalah membuat baiai kesehatan yang dikhususkan untuk melayani kesehatan kerja di bidang pelayaran untuk mendukung salah satu komponen dari transportasi laut, yaitu lalu lintas dan angkutan laut, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran, perlindungan lingkungan maritim, dan dukungan manajemen dan administratif. Sebagai komponen transportasi laut, kegiatan yang meliputi kesehatan didukung oleh Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran.

Pelayanan Kesehatan Kerja Pelayaran adalah pelayanan kesehatan kerja di bidang pelayaran yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan untuk bidang pelayaran dan penilaian lingkungan kerja pelayaran. Karena kesehatan pelayaran merupakan salah satu komponen dari transportasi laut, pelayanan yang diselenggarakan oleh Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran menjadi aspek yang penting dan perlu adanya penyetaraan terkait dengan pelayanan-pelayanan yang menunjang kesehatan pelayaran tersebut. Salah satunya adalah dengan membuat Standar Pelayanan untuk layanan yang ada di Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran.

Standar Pelayanan merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintah yang wajib dan berhak diperoleh setiap warga negara. Dengan adanya Standar Pelayanan, BKKP akan dapat memastikan bahwa layanan kesehatan yang diberikan sudah sesuai dengan aturan yang ada di bidang kesehatan. Di dalam Standar Pelayanan terdapat pencapaian target-target yang dijadikan indikator apakah kinerja dari BKKP dinilai baik atau tidak. Dalam rangka penerapan Standar Pelayanandi bidang kesehatan diperlukan petunjuk teknis pelaksanaan Standar Pelayanan yang menjelaskan operasional pencapaian di bidang kesehatan sebagai acuan BKKP dengan memperhatikan potensi dan kemampuan Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran.

Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna di bidang pengujian kesehatan tenaga fungsional pelayaran dan penilikan lingkungan kerja pelayaran, perlu penyempurnaan organisasi dan tata kerja sebagai mana tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 66 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Baiai Kesehatan Kerja

(8)

Pelayaran. Pengembangan organisasi dan tata kerja yang terencana, terarah berkesinambungan melalui pengusulan peningkatan status kelembagaan Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK - BLU) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dengan penambahan nomenklatur yang disesuaikan pada kebutuhan lembaga.

B. Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup 1. Maksud

Maksud disusunnya Standar Pelayanan BKKP adalah untuk menjamin akses secara merata dan mutu pelayanan kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan dan tolak ukur yang ingin dipenuhi khususnya dalam pelayanan di bidang kesehatan, yang dilaksanakan dengan memperhatikan kualitas pelayanan, ketepatan waktu, biaya terjangkau dan kepuasan pengguna jasa kesehatan.

2. Tujuan

Tujuan disusunnya Standar Pelayanan BKKP agar dapat diperoleh pemahaman dan keseragaman dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang menjadi tugas pokok BKKP dengan mengutamakan kepuasan masyarakat umum.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Standar Pelayanan Kesehatan BKKP meliputi: a. jasa pemeriksaan kesehatan;

b. jasa sertifikasi kesehatan tenaga pelayaran; c. jasa layanan medis publik;

d. jasa instalasi tarmasi;

e. jasa instalasi gawat darurat; f. jasa pemeriksaan hse pelayaran; g. jasa sertifikasi hse pelayaran; dan h. jasa kerjasama pelayanan kesehatan.

Yang pelaksanaannya terdiri dari beberapa komponen yaitu: 1. dasar hukum;

(9)

3. sistem, mekanisme, dan prosedur; 4. jangka waktu penyelesaian;

5. biaya/tarif;

6. produk pelayanan;

7. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas; 8. kompetensi pelaksana;

9. pengawasan internai;

10. penanganan pengaduan, saran dan masukan; 11. jum lah pelaksana;

12. jam inan pelayanan;

13. jam inan keamanan dan keselamatan pelayanan; dan 14. evaluasi kinerja pelaksana.

(10)

BAB II

PENGERTIAN, PRINSIP DAN KOMPONEN STANDAR PELAYANAN

A. Pengertian

Dalam Lampiran Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan perundang- undangan bagi setiap warga dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan adm inistratif yang disediakan oleh Penyelenggara pelayanan publik.

2. Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

3. Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Organisasi Penyelenggara adalah satuan kerja Penyelenggara Pelayanan Publik yang berada di lingkungan institusi Penyelenggara Negara, Korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.

4. Standar Pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggara pelayanan dan acuan penilain kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji Penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

5. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian kewajiban dan jasa yang terdapat dalam Standar Pelayanan.

6. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagi perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

7. Pihak Terkait adalah pihak yang dianggap kompoten dalam memberikan masukan terhadap penyusunan Standar Pelayanan.

8. Pelaksana Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam

(11)

organisasi penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.

B. Prinsip

Dalam menyusun, menetapkan dan menerapkan Standar Pelayanan dilakukan dengan memperhatikan prinsip:

1. Sederhana.

Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun Penyelenggara.

2. Konsistensi.

Dalam penyusunan dan penerapan Standar Pelayanan harus memperhatikan ketetapan dalam mentaati waktu, prosedur, persyaratan, dan penetapan biaya pelayanan yang terjangkau.

3. Partisipatif.

Penyusunan Standar Pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait untuk membahas bersama mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan.

4. Akuntabel.

Hal-hal yang diatur dalam Standar Pelayanan harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan.

5. Berkesinambungan.

Standar pelayanan harus dapat berlaku sesuai perkembangan kebijakan dan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan.

6. Transparansi.

Standar pelayanan harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat.

7. Keadilan.

Standar Pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental.

C. Komponen Standar Pelayanan

Komponen Standar Pelayanan adalah komponen yang merupakan unsur-unsur administrasi dan manajemen yang menjadi bagian dalam sistem dan proses penyelenggaraan pelayanan publik. Berdasarkan Pasal

(12)

21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, Setiap Standar Pelayanan dipersyaratkan harus mencantumkan komponen paling sedikit meliputi:

1. Dasar Hukum, adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan.

2. Persyaratan, adalah syarat (dokumen atau hai lain) yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.

3. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur, adalah tata cara dan pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk

pengaduan.

4. Jangka Waktu Penyelesaian, adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.

5. Biaya/Tarif, adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.

6. Produk Pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan terima sesuai dengn ketentuan yang ditetapkan.

7. Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas, adalah peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan, termasuk

peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompok.

8. Kompotensi Pelaksana, adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalaman.

9. Pengawasan Internai, adalah sistem pengendalian intern dan pengawasan langsung yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung pelaksana.

10. Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan, adalah tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.

11. Jumlah Pelaksanaan, adalah tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja. Informasi mengenai komposisi atau jum lah petugas yang melaksanakan tugas sesuai pembagian dan uraian tugasnya.

12. Jaminan Pelayanan, adalah memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan.

(13)

13. Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan, adalah dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan.

14. Evaluasi Kinerja Pelaksana, adalah penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Standar pelayanan.

Dalam penyusunan, penetapan, dan penerapan Standar Pelayanan, untuk setiap jen is pelayanan paling sedikit meliputi 14 (empat belas) komponen tersebut. Apabila dipandang perlu, sesuai dengan karakteristik pada jenis penyelenggaraan pelayanan tertentu, maka dimungkinkan untuk menambah atau melengkapi komponen lain dalam pengembangan Standar Pelayanan. Selain itu sebagai upaya harmonisasi antar peraturan perundang-undangan maka penyusunan komponen Standar Pelayanan perlu memperhatikan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan penyusunan Standar Pelayanaan seperti Standar Pelayanan (SP), Standar Teknis Sektor, Standart Operating Procedures (SOP), dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

(14)

BAB III

IDENTIFIKASI RONDISI SAAT INI

Tujuan dari identifikasi kondisi penyelenggaraan pelayanan saat ini adalah untuk mengenali, mendata dan mengetahui sejauh mana kondisi ataukapasitas/kemampuan dari unsur-unsur organisasi dan atau fungsi manajemen yang terkait dengan Komponen Standar Pelayanan yang akan disusun dalam penyelenggaraan pelayanan.

Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi kondisi penyelenggaraan pelayanan dapat dilakukan dengan observasi, mempelajari, mencermati, dan menelid berbagai pelaksanaan kebijakan dan/atau implementasi peraturan terkait dan mendasari penyelenggaraan pelayanan.

Hasil dari identifikasi akan menjadi bahan analisis dan pertimbangan dalam penyusunan Standar Pelayanan, hal-hal yang diidentifikasi dalam proses penyusunan Standar Pelayanan meliputi:

A. IDENTIFIKASI TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN DAN DASAR HUKUM KELEMBAGAAN

Tabel 3.1

Tugas, Fungsi, Kewenangan dan Dasar Hukum Kelembagaan

No. Unsur / Aspek

Manajemen Uraian

Dasar Hukum / ketentuan yang

terkait

1. Tugas dan Fungsi BKKP mempunyai tugas melaksanakan Keputusan

pengujian, penilaian, dan pemeliharaan Menteri

kesehatan bagi tenaga fungsional Perhubungan pelayaran serta penilaian dan penilikan Nomer KM 66 terhadap lingkungan kerja pelayaran. Tahun 2002 Dalam melaksanakan tugasnya BKKP tentang

menyelenggarakan fungsi: Organisasi dan

a. Penyusunan rencana dan program Tata Kerja Baiai

serta evaluasi; Kesehatan Kerja

b. Pelaksanaan pengujian, penilaian dan Pelayaran. pemeliharaan kesehatan tenaga

(15)

No. Unsur / Aspek Manajemen Uraian Dasar Hukum / ketentuan yang terkait fungsional pelayaran;

c. Pelaksanaan penilaian dan penilikan penerapan peralatan keselamatan kerja, gizi kerja, ergonomi, hygiene dan sanitasi;

d. Pelaksanaan penilaian lingkungan kerja pelayaran;

e. Penyiapan penyusunan pedoman pengujian kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan lingkungan kerja pelayaran;

f. Penyiapan penyusunan standar kesehatan kerja tenaga fungsional pelayaran dan lingkungan kerja pelayaran;

g. Pemberian sertifikasi kesehatan kerja tenaga fungsional pelayaran dan lingkungan kerja pelayaran;

h. Penilaian rumah sakit untuk pengujian dan penilaian kesehatan kerja tenaga fungsional pelayaran;

i. Pelaksanaan administrasi dan kerumahtanggaan.

2. Kewenangan

menyelenggarakan jenis pelayanan

Jenis Pelayanan yang ada di BKKP terdiri atas:

1. Jasa Pemeriksaan Kesehatan;

2. Jasa Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran;

3. Jasa Layanan Medis Publik; 4. Jasa Instalasi Farmasi;

5. Jasa Instalasi Gawat Darurat; 6. Jasa Pemeriksaan HSE Pelayaran; 7. Jasa Sertifikasi HSE Pelayaran; dan

Keputusan Menteri Perhubungan Nomer KM 66 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Baiai Kesehatan

(16)

No. Unsur / Aspek

Manajemen Uraian

Dasar Hukum / ketentuan yang

terkait 8. Jasa Kerjasama Pelayanan Kesehatan. Kerja Pelayaran 3. Instansi / Unit / Satker yang terkait dengan penyelenggaraan Pelayanan Kementerian Kesehatan

Direktorat Jendral Perhubungan Laut (Ditjen Hubla)

International Maritime Organization (IMO) Perusahaan Pelayaran Keputusan Menteri Perhubungan Nomer KM 66 Tahun 2002 centang Organisasi dan Tata Kerja Baiai Kesehatan Kerja Pelayaran

B. IDENTIFIKASI JENIS LAYANAN, PRODUK PELAYANAN, MASYARAKAT DAN PIHAK TERKAIT.

Tabel 3.2

Identifikasi Jenis Layanan, Produk Pelayanan, Masyarakat dan Pihak Terkait

No Jenis

Pelayanan Produk Pelayanan

Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Masyarakat / Pengguna Layanan Pihak Terkait

1. Jasa 1. MCU Pelaut Peraturan - Petugas - Kemenkes

Pemeriksaan 2. MCU ASN Menteri Fungsional - Dirjen

Kesehatan Ditjen Hubla Perhubungan Pelayaran Hubla

3. Surat No. 40 Tahun - Masyarakat - IMO

Keterangan 2019 tentang Umum - Rumah

Sehat Pemeriksaan - Perusahaan Sakit

4 Surat Kesehatan Pelayaran

Keterangan Pelaut, Tenaga - Manning

Kesehatan Mata Penunjang Agent

dan Telinga Keselamaatan - Sekolah

(17)

No Jenis

Pelayanan Produk Pelayanan

Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Masyarakat / Pengguna Layanan Pihak Terkait Keterangan Bebas Narkoba 6. Treadmill 7. Pelayanan Terapi Ruang Udara Bertekanan Tinggi/ Hiperbarik Lingkungan Kerja Pelayaran 2. Jasa Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran 1. Surat Rekomendasi Penilaian RS Kesehatan Pelaut 2. Blangko Sertifikat Kesehatan Pelaut 3. Sertifikasi Dokter Penguji Kesehatan Pelaut Peraturan Menteri Perhubungan No. 40 Tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, Tenaga Penunjang Keselamaatan Pelayaran dan Lingkungan Kerja Pelayaran - Petugas Fungsional Pelayaran - Masyarakat Umum - Perusahaan Pelayaran - Kemenkes - Dirjen Hubla - IMO - Rumah Sakit 3. Jasa Layanan Medis Publik 1. General Practice dan Spesialis 2. Gigi Peraturan Menteri Perhubungan No. 40 Tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, Tenaga Penunjang Keselamaatan Pelayaran dan - Petugas Fungsional Pelayaran - Masyarakat Umum - Perusahaan Pelayaran - Kemenkes - Dirjen Hubla - IMO - Rumah Sakit

(18)

No Jenis

Pelayanan Produk Pelayanan

Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Masyarakat / Pengguna Layanan Pihak Terkait Lingkungan Kerja Pelayaran

4. Jasa Instalasi 1. Penyedia Obat Keputusan - Petugas - Kemenkes

Farmasi Menteri Fungsional - Dirjen

Perhubungan Pelayaran Hubla

No.66 Tahun - Masyarakat - IMO

2002 tentang Umuin - Rumah

Organisasi dan - Perusahaan Sakit Tata Kerja Baiai

Kesehatan Kerja Pelayaran

Pelayaran

5. Jasa Instatasi 1. Ambulance Peraturan - Petugas - Kemenkes

Gawat 2. Penyedia Medis Menteri Fungsional - Dirjen

Darurat Emergency Kesehatan Pelayaran Hubla

3. Fasilitas Republik - Masyarakat - IMO

Emergency Indonesia Nomor Umum - Rumah

47 Tahun 2018 - Perusahaan Sakit tentang

Pelayanan Ke gawat daruratan

Pelayaran

6. Jasa 1. Kualitas Udara Peraturan Perusahaan - Kemenkes

Pemeriksaan Ambient Menteri Pelayaran - Dirjen

HSE 2. Kebisingan Perhubungan Hubla

Pelayaran 3. Pencahayaan No. 40 Tahun - IMO

4. Emisi Gas 2019 tentang - Rumah

5. Getaran Pemeriksaan Sakit

6. ISBB Kesehatan

7. Gelombang Pelaut, Tenaga Elektromagneti Penunjang

k Keselamaatan

8. Debu Pelayaran dan

(19)

No Jenis

Pelayanan Produk Pelayanan

Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Masyarakat / Pengguna Layanan Pihak Terkait Kerja Pelayaran 7. Jasa Sertifìkasi HSE Pelayaran 1. Sertifikat Pemeriksaan Lingkungan Peraturan Menteri Perhubungan No. 40 Tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, Tenaga Penunjang Keselamaatan Pelayaran dan Lingkungan Kerja Pelayaran - Petugas Fungsional Pelayaran - Perusahaan Pelayaran - Kemenkes - Dirjen Hubla - IMO - Rumah Sakit 8. Jasa Kerjasama Pelayanan Kesehatan 1. MCU Pelaut 2. MCU ASN Ditjen Hubla 3. Surat Keterangan Sehat 4. Surat Keterangan Kesehatan Mata dan Telinga 5. Surat Keterangan Bebas Narkoba Peraturan Menteri Perhubungan No. 40 Tahun 2019 tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, Tenaga Penunjang Keselamaatan Pelayaran dan Lingkungan Kerja Pelayaran - Petugas Fungsional Pelayaran - Masyarakat Umum - Perusahaan Pelayaran - Manning Agent - Sekolah Pelayaran - Kemenkes - Dirjen Hubla - IMO - Rumah Sakit

C. IDENTIFIKASI MEKANISME DAN PROSEDUR, PERSYARATAN, BIAYA DAN WAKTU

1. Jasa Pemeriksaan Kesehatan a. Pengertian

(20)

Pelaksanaan pengujian dan penilaian tingkat kesehatan dilakukan terhadap Pelaut dan Tenaga Penunjang Keselamatan Pelayaran, dan Aparatur Sipil Negara. Pelaksanaan pengujian dan penilaian tingkat kesehatan dilakukan dalam hai:

1) Pada saat akan bekerja di kapal;

2) Untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kepelautan; 3) Masa berlaku sertifikat kesehatan habis; dan

4) Akan bertugas kembali ke kapal, selama menjalani proses pengobatan dan dinyatakan pulih.

b. Ruang lingkup:

1) Pelaut terdiri dari: Orang yang bekerja di atas kapal sesuai keahlian dibidang tertentu dan Siswa Pelaut.

2) Tenaga Penunjang Keselamatan Pelayaran terdiri dari: Pekerja di bidang pelayaran dan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

3) Aparatur Sipil Negara: Protesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah (Tenaga Kontrak).

c. Sumber Daya

Dalam pelaksanaannya, sumber daya yang dibutuhkan meliputi Tim penguji: dokter penguji, dokter gigi, perawat, penata rontgen, analis laboratorium, operator audiometri, operator EKG, petugas medicai records/petugas IT, dokter spesialis: radiologi, patologi klinik, THT, mata, penyakit dalam, bagian psikologi.

Sarana dan prasarana yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan pemeriksaan kesehatan, yaitu:

1) Ruang Pemeriksaan, yang terdiri dari; Fisik, THT, Mata, Gigi Mulut, Laboratorium, Rontgen, Jantung, dan Psikologis.

2) Ruang Tunggu; 3) Apotik;

4) Ruang RUBT;

5) Ruang Administrasi; dan 6) Ruang Rekam Medis. d. Kegiatan

Kegiatan pemeriksaan kesehatan pelaut dan tenaga penunjang keselamatan pelayaran meliputi hal-hal sebagai berikut:

(21)

1) Anam nesa (wawancara): Autonamnesa pada pemeriksaan pertama;

2) Fisik diagnostik:

a) Pengukuran: tinggi badan dan berat badan, lingkaran dada, tekanana darah, nadi;

b) Inspeksi: sikap dan keadaan tubuh keseluruhan, kulit, muka, leher, dada dan punggung, abdomen, genitalia dan perineum, extremitas atas dan bawah;

c) Palpasi: kepala, leher, dada dan punggung, abdomen, daerah genitalia;

d) Perkusi: dada dan punggung, abdomen;

e) Auskultasi; dada dan punggung, abdomen; dan

f) Pemeriksaan sistem saraf; gerak dan langkah, sikap, extremitas atas dan bawah, urat-urat saraf otak, reflex, dan gerakan pathologic.

3) Pemeriksaan mulut dan rahang: a) Inspeksi: warna dan gingiva; b) Perkusi;

c) Palpasi: jaringan lemak mulut dan rahang;

d) Sondage: caries gigi dan perforasi dan fistula; dan e) Radiologis.

4) Pemeriksaan psikologik: a) Intelegensia; dan

b) Pemeriksaan psikologik lain apabila dianggap perlu. 5) Pemeriksaan pancaindera penglihatan dan pendengaran; 6) Pemeriksaan laboratorium:

a) Darah; b) Urine; c) Tinja; dan

d) Pemeriksaan atas indikasi tertentu. 7) Pemeriksaan radiologi;

8) Pemeriksaan/rekaman EKG; 9) Pemeriksaan spesialistik lain.

10) Untuk pemeriksaan tenaga penunjang keselamatan pelayaran yang bertugas dibagian catering, harus dilakukan pemeriksaan tambahan yang meliputi:

(22)

b) Pemeriksaan kulit, kuku kaki dan tangan serta rambut.

11) Untuk pemeriksaan tenaga penunjang keselamatan pelayaran yang melakukan pekerjaan bawah air dan sebagai resene team, harus dilakukan pemeriksaan tambahan yang meliputi:

a) Pemeriksaan di Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT); b) Pemeriksaan Spirometri.

e. Jenis-jenis Jasa Pemeriksaan Kesehatan Tabel 3.3

Jenis-jenis Jasa Pemeriksaan Kesehatan

No. Produ k Layanan Biaya W aktu

(M enit) Penanggung Jaw ab 1 2 3 4 5 1 MCU Pelaut o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 105 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran

2 MCU ASN Ditjen Hubla o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 105 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran 3 Surat Keterangan Sehat o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 15 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pela3?aran 4 Surat Keterangan Kesehatan Mata dan Telinga o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 20 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran 5 Surat Keterangan Bebas Narkoba o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 90 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran 6 Pelayanan Terapi Ruang Udara o PP No. 15 Tahun 2016 230 Kepala Seksi Kesehatan

(23)

No. P rod u k Layanan Biaya W aktu (M enit) Penanggung Jaw ab 1 2 3 4 5 Bertekanan Tinggi / Hiperbarik o PMK Tarif BKKP Tenaga Pelayaran 7 Treadmill o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 66 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran

(24)

Tabel 3.4

Jenis-jenis Jasa Layanan Pemeriksaan Kesehatan dan Rencana Pencapaian Standar dalam 5 Tahun Kedepan

NO JENIS

LAYANAN

INDIKATOR PENGERTIAN STANDAR

(Menit)

YANG DICAPAI

TARGET YANG DICAPAI

2019 2020 2021 2022 2023 2024 1 MCU PELAUT Jam Buka Layanan Waktu dibukanya jam layanan hingga selesai semua layanan 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) Waktu Tunggu Pendaftaran MCU Waktu Tunggu Pendaftaran MCU yang dimaksud adalah dimulai saat pelaut datang mendaftar sampai <6 menit 20 menit 15

(25)

mendapatkan buku Rekam Medis dari petugas pendaftaran. Kekurangan Persyaratan Pendaftaran Pelaut tidak dapat melengkapi persyaratan untuk menj alani paket pemeriksaan kesehatan Pelaut. 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Waktu Tunggu Pemeriksaan BUTA WARNA dan VISUS Waktu tunggu yang dimaksud adalah waktu tunggu mulai dari diperiksa oleh petugas sampai selesai dilakukan pemeriksaan Buta Warna danVisus. <15 menit 20 15 15 10 10 10 Waktu Pembuatan Kode Billing Waktu yang dimaksud adalah waktu tunEgu_________

(26)

penerbitan yang dilakukan oleh Bendahara Penerima Tidak ada Kesalahan pemberian Kode Billing Kesalahan yang dimaksud adalah Kesalahan input Kode Billing oleh Bendahara Penerima 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Pelaksana Ekspertisi Laboratorium Dokter yang bertanggung Jawab terhadap pemeriksaan Laboratorium Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Waktu Pelaksaanaan Pembacaaan Hasil Sampel Darah dan Urine Waktu tenggang sampel darah dan urine diperiksa sampai keluarnya expertise hasil pemeriksaan laboratorium oleh Dokter Spesialis Patologi Klilnik <2 Jam 1 Jam 45 menit 1 Jam 45 menit 1 Jam 45 menit 1 Jam 45 menit 1 Jam 45 menit 1 Jam 45 menit

(27)

Tunggu Pro se s Layanan Audiometri dimaksud adalah waktu tenggang pelaut melakukan pemeriksaan Audiomteri sampai selesai pemeriksaan. Kegagalan pada pemeriksaan Audiometri Kegagalan pelayanan yang dimaksud adalah Pelaut tidak kooperatif dalam mengikuti intruksi dari Pemeriksa. 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Waktu Tunggu Proses Layanan gigi Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang pelaut dipanggil untuk melakukan pemeriksaan Gigi dan mulut sampai selesai. <15 30 30 25 20 15 10 Waktu Tunggu Proses Layanan EKG Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang <20 20 15 10 10 10 10

(28)

pelaut dipanggil untuk melakukan pemeriksaan EKG oleh Petugas. Kesalahan Proses pemeriksaan EKG Kesalahan yang dimaksud adalah saat proses pemasangan alat EKG 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Pelaksana Expertisi Dokter yang bertanggung Jawab terhadap Pemeriksaan EKG Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Waktu Tunggu Proses Layanan Pemeriksaan Fisik Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang mulai pelaut di panggil untuk melakukan pemeriksaan fisik oleh Dokter Pemeriksa. <15 20 15 10 10 10 10

(29)

Tidak adanya kesalahan dalam penginputan Tidak adanya kesalahaan penginputan yang dimaksud adalah tidak adanya kesalahan dalam proses penginputan identitas pasien maupun hasil pemeriksaan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan >3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6

2 MCU ASN Jam Buka

Layanan Waktu dibukanya jam layanan hingga selesai semua layanan 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu

(30)

dan Minggu) dan Minggu) dan Minggu) dan Minggu) dan Minggu) Waktu Tunggu Pendaftaran MCU Waktu Tunggu Pendaftaran MCU yang dimaksud adalah dimulai saat ASN datang mendaftar sampai mendapatkan buku Rekam Medis dari petugas pendaftaran. <6 menit 20 menit 15

menit 5menit 5 menit 5 menit 5 Menit

Kekurangan Persyaratan Pendaftaran ASN tidak dapat melengkapi persyaratan untuk menj alani paket pemeriksaan kesehatan. 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Waktu Tunggu Pemeriksaan Waktu tunggu yang dimaksud adalah waktu <15 menit 20 15 15 10 10 10

(31)

BUTA WARNA dan VISUS tunggu mulai dari diperiksa oleh petugas sampai selesai dilakukan pemeriksaan Buta Warna danVisus. Waktu Pembuatan Rode Billing Waktu yang dimaksud adalah waktu tunggu penerbitan yang dilakukan oleh Bendahara Penerima

<6 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit

Tidak ada Kesalahan pemberian Rode Billing Resalahan yang dimaksud adalah Resalahan input Rode Billing oleh Bendahara Penerima 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Pelaksana Ekspertisi Laboratorium Dokter yang bertanggung Jawab terhadap pemeriksaan Laboratorium Dokter Spesialis PR Dokter Spesialis PR Dokter Spesialis PR Dokter Spesialis PR Dokter Spesialis PR Dokter Spesialis PR Dokter Spesialis PR Waktu Pelaksaanaan Waktu tenggang < 2 Jam

(32)

Pembacaaan Hasil Sampel Darah dan Urine sampel darah dan urine diperiksa sampai keluarnya expertise hasil pemeriksaan laboratorium oleh Dokter Spesialis Patologi Klilnik menit 45 menit 45 menit 45 menit 45 menit 45 menit Waktu Tunggu Proses LayananAudi ometri Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang pelaut melakukan pemeriksaan Audiomteri sampai selesai pemeriksaan. <20 30 25 20 20 20 15 Kegagalan pada pemeriksaan Audiometri Kegagalan pelayanan yang dimaksud adalah ASN tidak kooperatif dalam mengikuti intruksi dari Pemeriksa. 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Waktu Tunggu Proses Waktu yang dimaksud adalah waktu <15 30 30 25 20 15 10

(33)

Layanan gigi tenggang ASN dipanggil untuk melakukan pemeriksaan Gigi dan mulut sampai seie sai. WaktuTunggu Proses Layanan EKG Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang ASN dipanggil untuk melakukan pemeriksaan EKG oleh Petugas. <20 30 20 15 15 15 15 Kesalahan Proses pemeriksaan EKG Kesalahan yang dimaksud adalah saat proses pemasangan alat EKG 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Pelaksana Expertisi Dokter yang bertanggung Jawab terhadap Pemeriksaan EKG Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Dokter Umum Waktu Tunggu Proses Layanan Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang mulai <15 20 15 10 10 10 10

(34)

Pemeriksaan ASN di panggil Fisik untuk melakukan pemeriksaan fisik oleh Dokter Pemeriksa.

Tidak adanya Tidak adanya 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

kesalahan kesalahaan

dalam penginputan

penginputan yang diaksud adalah tidak adanya kesalahan dalam proses penginputan identitas 100 % pasien maupun hasil pemeriksaan Kepuasaan Kepuasaan Pelanggan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan >3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6

3 SUKETTHT Jam Buka Waktu 07.30 Wib - 07.30 Wib 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30

dan MATA Layanan dibukanya jam 15.00 Wib - 15.00 W ib - W ib - W ib - W ib - W ib

-layanan hingga (Setiap Hari Wib 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00

(35)

layanan Hari Sabtu dan Minggu) Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) Waktu Tunggu Pendaftaran SUKET MATA dan THT Waktu Tunggu Pendaftaran SUKET MATA dan THT yang dimaksud adalah dimulai saat peserta datang mendaftar sampai mendapatkan buku Rekam Medis dari petugas pendaftaran. > 6 menit 20 menit 15

menit 5menit 5 menit 5 menit 5 menit

Kekurangan Persyaratan Pendaftaran Peserta tidak dapat melengkapi persyaratan untuk 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

(36)

menj alani paket pemeriksaan kesehatan Peserta Waktu Tunggu Pemeriksaan BUTA WARNA dan VISUS Waktu tunggu yang dimaksud adalah waktu tunggu mulai dari diperiksa oleh petugas sampai selesai dilakukan pemeriksaan Buta Warna danVisus. <15 menit 20 15 15 10 10 10 Waktu Pembuatan Rode Billing Waktu yang dimaksud adalah waktu tunggu penerbitan yang dilakukan oleh Bendahara Penerima

<6menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit

Tidak ada Kesalahan pemberian Rode Billing Resalahan yang dimaksud adalah Resalahan input Rode Billing oleh Bendahara 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

(37)

Penerima WaktuTunggu

Proses

Waktu yang dimaksud LayananAudi adalah waktu

ometri tenggang pelaut melakukan <20 30 25 20 20 20 15 pemeriksaan Audiomteri sampai selesai pemeriksaan. Kegagalan pada pemeriksaan Audiometri Kegagalan pelayanan yang dimaksud adalah Pelaut tidak kooperatif dalam mengikuti intruksi dari 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Pemeriksa. Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Pelayanan >3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6

4 SUKET Jam Buka Waktu 07.30 Wib - 07.30 Wib 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30

SEHAT Layanan dibukanya jam 15.00 Wib - 15.00 W ib - W ib - W ib - W ib - W ib

-layanan hingga (Setiap Hari Wib 15.00 15.00 15.00 15.00 15.00

(38)

layanan Hari Sabtu dan Minggu) Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu dan Minggu) Waktu Tunggu Pendaftaran SUKET SEHAT Waktu Tunggu Pendaftaran SUKET SEHAT dan THT yang dimaksud adalah dimulai saat peserta datang mendaftar sampai mendapatkan buku Rekam Medis dari petugas pendaftaran. >6 menit 20 menit 15

menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 Menit

Kekurangan Persyaratan Pendaftaran Peserta tidak dapat melengkapi persyaratan untuk 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

(39)

menj alani paket pemeriksaan kesehatan Peserta Waktu Tunggu Pemeriksaan BUTA WARNA dan VISUS Waktu tunggu yang dimaksud adalah waktu tunggu mulai dari diperiksa oleh petugas sampai selesai dilakukan pemeriksaan Buta Warna danVisus. <15 menit 20 15 15 10 10 10 Waktu Pembuatan Kode Billing Waktu yang dimaksud adalah waktu tunggu penerbitan yang dilakukan oleh Bendahara Penerima

<6 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit 5 menit

Tidak ada Kesalahan pemberian Kode Billing Kesalahan yang dimaksud adalah Kesalahan input Kode Billing oleh Bendahara 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

(40)

Penerima Waktu Tunggu Pro se s Layanan Audiometri Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang pelaut melakukan pemeriksaan Audiomteri sampai selesai pemeriksaan. <20 30 25 20 20 20 15 Kegagalan pada pemeriksaan Audiometri Kegagalan pelayanan yang dimaksud adalah Pelaut tidak kooperatif dalam mengikuti intruksi dari Pemeriksa. 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% WaktuTunggu Proses Layanan Pemeriksaan Fisik Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang mulai pelaut di panggil untuk melakukan pemeriksaan fisik oleh Dokter Pemeriksa. < 15 20 15 10 10 10 10 Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan >3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6

(41)

adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan 5 SUKET NARKOBA Jam Buka Layanan Waktu dibukanya jam layanan hingga selesai semua layanan 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib -15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) Waktu Tunggu Pendaftaran SUKET NARKOBA Waktu Tunggu Pendaftaran SUKET NARKOBA yang dimaksud adalah dimulai saat peserta datang mendaftar sampai mendapatkan < 6 menit 20 menit 15

(42)

buku Rekam Medis dari petugas pendaftaran. Kekurangan Persyaratan Pendaftaran Peserta tidak dapat melengkapi persyaratan untuk menj alani paket pemeriksaan kesehatan Peserta 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Pelaksana Ekspertisi Laboratorium Dokter yang bertanggung Jawab terhadap pemeriksaan Laboratorium Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Dokter Spesialis PK Waktu Pelaksaanaan Pembacaaan Hasil dan Urine Waktu tenggang urine diperiksa sampai keluarnya expertise hasil pemeriksaan laboratorium oleh Dokter Spesialis Patologi Klilnik <15 Menit 10 10 10 10 10 10

(43)

Tidak adanya Kesalahan dalam penginputan Tidak adanya kesalahan penginputan Identitas dan Hasil 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan >3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 6 PELAYANAN TERAPI RUANG UDARA BERTEKANAN TINGGI / HIPERBARIK Waktu Tunggu Proses Layanan di Ruang Udara Bertekanan Tinggi / Hiperbarik Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang mulai pasien di panggil untuk melakukan terapi Hiperbarik oleh Dokter Hiperbarik <20 menit - - 15 15 15 15 Kegagalan pada pelayanan di Ruang Udara Bertekanan Tinggi/ Hiperbarik Kegagalan pelayanan yang dimaksud adalah Pasien tidak mampu melaksanakan terapi hiperbarik secara penuh karena gangguan Kesehatan yang muncul saat 0 % 0 % 0 % 0 % 0%

(44)

proses berlangsung. Waktu Pelaksaanaan Terapi Hiperbarik Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan terapi hiperbarik dihitung sejak pintu ruang hiperbarik ditutup hingga pintu hiperbarik kembali terbuka setelah menjalankan proses hirup oksigen 3 siklus. 215 menit - - 215 215 215 215 Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pemyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan di Ruang Udara Bertekanan Tinggi >3.5 - - 3.6 3.6 3.6 3.6 7 TREADMILL Waktu Tunggu Proses Layanan di Ruang Uji Latih Beban Jantung Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang mulai pasien di selesai melakukan pembayaran hingga dilakukan <15 menit 15 10 10 10

(45)

pemeriksan Kegagalan pada pelayanan di Ruang Uji Latih Beban Jantung Kegagalan pelayanan yang dimaksud adalah alat uji latih beban jantung tidak dapat digunakan pada saat pelayanan 0 % 0 % 0 % 0% 0% Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pemyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan di Ruang Uji Latih Beban Jantung > 3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 Penanggung jawab pemeriksaan Penanggung jawab pemeriksaan adalah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dan bertanggung jawab atas jalannya seluruh pemeriksaan uji latih beban jantung Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah - -Dokter spesialis jantung dan pembulu h darah Dokter spesialis jantung dan pembulu h darah Dokter spesialis jantung dan pembulu h darah Dokter spesialis jantung dan pembulu h darah

(46)

2. Jasa Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran A. Pengertian

Pelaksanaan Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran dilakukan dalam hai:

1) Pemberian surat rekomendasi kepada Rumah Sakit/Klinik Utama untuk ditetapkan oleh Dirjen sebagai tempat Pemeriksaan kesehatan pelaut;

2) Pemberian surat rekomendasi kepada dokter untuk ditetapkan oleh Dirjen sebagai dokter pemeriksa kesehatan pelaut. penguji kesehatan pelaut; dan

3) Pemberian Blanko Sertifikat Kesehatan Pelaut ke Rumah Sakit/ Klinik Utama.

B. Ruang lingkup:

1) Rumah Sakit: Rumah Sakit yang sudah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

2) Dokter Penguji adalah Dokter umum/Dokter Spesialis yang sudah tersertifikasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan sebagai Dokter Penguji Kesehatan Pelaut.

C. Sumber Daya

Dalam pelaksanaannya, sumber daya yang dibutuhkan:

(1) Proses Pemberian Surat Rekomendasi kepada Rumah Sakit/ Klinik Utama sebagai tempat Pemeriksaan Kesehatan Pelaut meliputi Tim Terpadu adalah Dokter Umum, Adminintrasi Kesehatan Tenaga Pelayaran, Tim Tekhnis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ;

(2) Proses Pemberian Surat Rekomendasi kepada Dokter Penguji Kesehatan Pelaut meliputi Narasumber Medis dan Tim Internai BKKP;

(3) Blanko Sertifikat meliputi Bendahara Penerima dan Petugas G u d a n g .

Sarana dan prasarana yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan SertifikasiKesehatan Tenaga Pelayaran,

(47)

1) Ruang Verifikasi ; 2) Ruang Bendahara ; 3) Gudang Sertifikat ; 4) Penunjang Internai BKKP 5) Penunjang External BKKP. D. Kegiatan

Kegiatan Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran dalam hai Pemberian Rekomendasi kepada RS/KU untuk ditetapkan oleh Dirjen sebagai Tempat Pemeriksaan Kesehatan Pelaut

a. RS meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Membuat Pengumuman Pendaftaran di website BKKP

2) Melakukan Verifikasi dan Evaluasi Administrasi terhadap dokumen persyaratan melalui aplikasi E- Approvai;

3) Melakukan Visitasi terhadap RS/KU yang lulus seleksi Administrasi.

4) Melakukan Verifikasi dan Evaluasi terhadap hasil Visitasi dan menyimpulkan Lulus/Tidak Lulus.

5) Membuat Surat Rekomendasi kepada Dirjen Untuk proses Penetapan bagi RS/KU yang memenuhi Persyaratan.

b. Kegiatan Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran dalam hai pemberian rekomendasi kepada Dokter untuk ditetapkan oleh Dirjen sebagai Dokter Pemeriksa Kesehatan Pelaut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Direktur RS/KU atau perorangan mengajukan Surat Permohonan penetapan sebagai dokter Pemeriksa Kesehatan Pelaut ditujukan kepada Dirjen;

2) Tim BKKP melakukan verifikasi dan Evaluasi terhadap dokumen persyaratan yang ditetapkan;

3) Tim BKKP menyimpulkan Memenuhi syarat/Tidak Memenuhi syarat;

4) Membuat Surat Rekomendasi kepada Dirjen Untuk proses Penetapan bagi dokter yang memenuhi syarat.

c. Kegiatan Sertifiaksi Kesehatan Tenaga Pelayaran dalam hai Blangko Sertifikat meliputi hai- hai sebagai berikut:

(48)

2) Proses Evaluasi dan Verifikasi; 3) Pemberiaan Nota Tagihan 4) Verifikasi Pembayaran

5) Proses Pengiriman Sertifikat.

E. Jenis-jenis Jasa Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran Tabel 3.4

Jenis-jenis SertifikasiKesehatan Tenaga Pelayaran

No. Produ k Layanan Biaya W aktu

(M enit) Penanggung Jaw ab 1 2 3 4 5 1 Rekomendasi Penetapan RS/KU sebagai Tempat Pemeriksaan Kesehatan Pelaut a) PP No. 15 Tahun 2016 b) P M K T arif BKKP 150 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran 2 Rekomendasi Penetapan Dokter Pemeriksa Kesehatan Pelaut c) PP No. 15 Tahun 2016 d) P M K T arif BKKP 150 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran 3 Blangko Sertifikat Kesehatan Pelaut e) PP No. 15 Tahun 2016 f) PMK Tarif BKKP 20 Kepala Seksi Keseh atan Tenaga Pelayaran Kasubag TU BKKP

(49)

Tabel 3.6

Jenis-jenis Layanan Sertifikasi Kesehatan Tenaga Pelayaran dan Rencana Pencapaian Standar dalam 5 Tahun Kedepan

NO JENIS LAYANAN INDIKATOR PENGERTIAN STANDAR

(Menit)

YANG DICAPAI

TARGET YANG DICAPAI

2019 2020 2021 2022 2023 2024 1 Rekomendasi Penetapan RS/KU sebagai Tempat Pemeriksaan Kesehatan Pelaut Waktu Tunggu Proses Verifikasi dan Evaluasi Hasil visitasi RS/KU. Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang mulai melakukan Verifikasi dan Evaluasi sampai ditentukannya RS/KU Lulus/Tidak Lulus Visitasi. <140 180 150 120 120 120 120 Waktu Penyiapan surat Pengantar dan Verbal beserta Dokumen RS/KU Ke Dirjen Hubla. Waktu yang dimaksud adalah waktu Pembuatan surat pengantar dan Verbal beserta penyiapan dokumennya sampai dikirimnya dokumen ke Dirjen Hubla. < 35 60 45 30 30 30 30 Tidak adanya kesalahan dalam penginputan Tidak adanya kesalahan penginputan data Identitas RS yang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

(50)

Data direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai Tempat Pemeriksaan Dokter Kesehatan Pelaut Kepuasan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan 3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 2 Rekomendasi Penetapan Dokter Pemeriksa Kesehatan Pelaut Waktu tunggu Proses Verifikasi dan Evaluasi terhadap Surat permohonan dan Dokumen persyaratan Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang mulai melakukan Verifikasi dan Evaluasi sampai disimpulkan bahwa dokter yang bersangkutan Memenuhi syarat/Tidak <140 180 150 120 120 120 120 Waktu Tunggu Pembuatan surat Pengantar dan Penyiapan dokumen Penetapan dokter Pemeriksa Waktu yang dimaksud adalah waktu Pembuatan surat pengantar dan penyiapan dokumen penetapan sampai dikirimnya dokumen ke Dirjen Hubla.

(51)

Kesehatan Pelaut Tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan Surat Pengantar dan Dokumen Tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan Surat Pengantar dan Dokumen 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan. >3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3 Blangko Sertifikat Kesehatan Pelaut Waktu Verifikasi Permohonan blangko sertifikat Waktu yang dimaksud adalah waktu tunggu proses verifikasi selesai <15 15 15 10 10 10 10 Waktu pembuatan kode billing Waktu tunggu sampai kode billing keluar 1 < 15 20 20 15 15 10 10 Tidak terjadinya kesalahan dalam pembuatan kode billing Tidak terjadinya kesalahan penginputan kode billing 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Tidak adanya kesalahan pengirimann Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan penginputan nama dan alamat 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

(52)

pengiriman Kepuasan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Pelayanan. > 3.6 3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6

(53)

3. Jasa Layanan Medis Publik a. Pengertian

Pelaksanaan jasa layanan medis publik adalah jasa layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat luas dan/atau lingkungan sekitar BKKP yang dapat dilakukan dalam hai :

1) Pelayanan pemeriksaan kesehatan umum; 2) Pelayanan pemeriksaan kesehatan gigi; 3) Pelayanan pemeriksaan kesehatan THT; dan 4) Pelayanan tes laboratorium.

b. Ruang lingkup:

1) Masyarakat Umum;

2) Masyarakat sekitar lingkungan BKKP. c. Sumber Daya

Dalam pelaksanaannya, sumber daya yang dibutuhkan meliputi Tim penguji: dokter penguji, dokter gigi, perawat, penata rontgen, analis laboratorium, operator audiometri, operator EKG, petugas medicai records/petugas IT, dokter spesialis: radiologi, patologi klinik, THT, mata, penyakit dalam, bagian psikologi.

Sarana dan prasarana yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan SertifikasiKesehatan Tenaga Pelayaran, yaitu:

1) Ruang Pemeriksaan, yang terdiri dari; Fisik, THT, Mata, Gigi Mulut, Laboratorium, Rontgen, Jantung, dan Psikologis.

2) Ruang Tunggu; 3) Apotik;

4) Ruang RUBT;

5) Ruang Administrasi; dan 6) Ruang Rekam Medis. d. Kegiatan

Kegiatan Layanan Kesehatan Umum meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Anamnesa (wawancara): Autonamnesa pada pemeriksaan pertama;

2) Fisik diagnostik:

a) Pengukuran: tinggi badan dan berat badan, lingkaran dada, tekanana darah, nadi;

(54)

b) Inspeksi: sikap dan keadaan tubuh keseluruhan, kulit, muka, leher, dada dan punggung, abdomen, genitalia dan perineum, extremitas atas dan bawah;

c) Palpasi: kepala, leher, dada dan punggung, abdomen, daerah genitalia;

d) Perkusi: dada dan punggung, abdomen;

e) Auskultasi; dada dan punggung, abdomen; dan

f) Pemeriksaan sistem saraf; gerak dan langkah, sikap, extremitas atas dan bawah, urat-urat saraf otak, reflex, dan gerakan pathologic.

3) Pemeriksaan mulut dan rahang: a) Inspeksi: warna dan gingivcr, b) Perkusi;

c) Palpasi: jaringan lemak mulut dan rahang;

d) Sondage: caries gigi dan perforasi dan fistula; dan e) Radiologis.

4) Pemeriksaan psikologik: a) Intelegensia; dan

b) Pemeriksaan psikologik lain apabila dianggap perlu. 5) Pemeriksaan pancaindera penglihatan dan pendengaran; 6) Pemeriksaan laboratorium:

a) Darah; b) Urine; c) Tinja; dan

d) Pemeriksaan atas indikasi tertentu. 7) Pemeriksaan radiologi;

8) Pem eriksaan/ rekaman EKG; 9) Pemeriksaan spesialistik lain. e. Jenis-jenis Jasa Layanan Medis Publik

Tabel 3.5

Jenis-jenis Layanan Medis Publik

No. Produ k Layanan Biaya W aktu

(M enit)

Penanggung Jawab

1 2 3 4 5

(55)

No. Produ k Layanan Biaya W aktu (M enit)

P enanggung Jaw ab

1 2 3 4 5

dan Spesialis Tahun 2016

o PMK Tarif BKKP Kesehatan Tenaga Pelayaran 2 Perawatan Gigi o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 20 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran

(56)

Tabel 3.8

Jenis-jenis Layanan Medis Publikdan Rencana Pencapaian Standar dalam 5 Tahun Kedepan

NO JENIS

LAYANAN

INDIKATOR PENGERTIAN STANDAR

(Menit)

YANG DICAPAI

TARGET YANG DICAPAI

2019 2020 2021 2022 2023 2024 1 General Practice dan Spesialistic Waktu Tunggu Pendaftaran Waktu Tunggu Pendaftaran yang dimaksud adalah dimulai saat pasien datang mendaftar sampai mendapatkan buku Rekam Medis dari petugas pendaftaran.

< 6 menit - - 5menit 5 menit 5 menit 5 menit

Dokter Pemberi pelayanan Dokter pemberi layanaan adalah General Practice dan Spesialistic 100 % Dokter Umum dan Spesialis - -100 % Dokter Umum dan Spesialis 100 % Dokter Umum dan Spesialis 100 % Dokter Umum dan Spesialis 100 % Dokter Umum dan Spesialis Ketersediaa n Layanan Ketersediaan Layanan yang dimaksud adalah layanan yang diberikan -Layanan Dokter Umum Layanan Spesialis Layanan Dokter Umum Layanan Spesialis Layanan Dokter Umum Layanan Spesialis Layanan Dokter Umum Layanan Spesialis Layanan Dokter Umum Layanan Spesialis

(57)

adalah General Practic dan LayananSpesial istic Jam Buka Layanan Waktu dibukanya jam layanan hingga selesai semua layanan 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan

Minggu)

07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) 07.30 Wib - 15.00 Wib (Setiap Hari Kerja Kecuali Hari Sabtu Dan Minggu) Kepuasan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Pelayanan . >3.5 - - 3.6 3.6 3.6 3.6 2 Perawatan Gigi Waktu Tunggu Pendaftaran Perawatan Gigi Waktu Tunggu Pendaftaran yang dimaksud adalah waktu tunggu pasien mendaftar sampai mendapatkan buku Rekam Medis dari

(58)

petugas pendaftaran. Waktu yang dimaksud adalah waktu tenggang pelaut dipanggil untuk melakukan pemeriksaan Gigi dan mulut

<15 - - 15 10 10 10 Dokter Pelaksana Dokter yang melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap perawatan gigi Dokter Gigi - -Dokter Gigi Dokter Gigi Dokter

(59)

4. Jasa Instalasi Farmasi a. Pengertian

Pelaksanaan jasa instatasi farmasi adalah pelayanan pemberian informasi dan penggunaan obat kepada para penguna jasa layanan kesehatan BKKP dilakukan dalam hai:

1) Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;

2) Pelayanan farmasi klinik. b. Ruang lingkup:

1) Penguna jasa layanan kesehatan BKKP; 2) Penunjang layanan internai BKKP. c. Sumber Daya

Dalam pelaksanaannya, sumber daya yang dibutuhkan meliputi : Apoteker dan Asisten Apoteker

Sarana dan prasarana yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan Jasa layanan farmasi, yaitu:

1) Ruang Apotek; 2) Ruang Tunggu; 3) Gudang Obat; dan

4) Ruang Administrasi; dan d. Kegiatan

Kegiatan layanan Instatasi farmasi meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Pemberian informasi dan tata cara penggunaan obat;

2) Pemberian obat sesuai dengan resep dokter; 3) Peracikan Obat;

4) Pendistribusian obat; dan

5) Pendistribusian bahan dan peralatan medis.

e. Jenis-jenis Jasa Instatasi Farmasi Tabel 3.6

Jenis-jenis Instatasi Farmasi

No. P rod u k Layanan Biaya W aktu

(M enit)

Pen an ggun g Jaw ab

1 2 3 4 5

1 Penyedia Obat o PP No. 15

Tahun 2016 100

Kepala Seksi Kesehatan

(60)

No. Produ k Layanan Biaya W aktu (M enit) Penanggung Jaw ab 1 2 3 4 5 o PMK Tarif BKKP Tenaga Pelayaran

(61)

Tabel 3.10

Jenis-jenis Layanan Instalasi Farmasidan Rencana Pencapaian Standar dalam 5 Tahun Kedepan

NO JENIS

LAYANAN

INDIKATOR PENGERTIAN STANDAR

(Menit)

YANG DI CAPAI

TARGET YANG DICAPAI

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Farmasi Waktu Tunggu

Pelayanan : a. Obat Jadi

Waktu Tunggu Pelayanan obat jadi yang dimaksud adalah dimulai saat pasien datang memberikan resep sampai

mendapatkan obat jadi dari petugas

apotek. <40 menit 40 menit 40 menit 40meni t 40 menit 35 menit 30 menit

Racikan Waktu Tunggu

Pelayanan obat racikan yang dimaksud adalah dimulai saat pasien datang memberikan resep sampai mendapatkan obat racikan dari petugas apotek. <60 menit 65 menit 60 menit 60 menit 60 menit 60 menit 50 menit Tidak adanya kejadian Petugas apotek memberikan obat 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

(62)

kesalahan pemberian obat

yang sesuai dengan dengan nama pasien yang terdapat dalam resep. Pemberian resep sesuai formularium Petugas apotek memberikan obat yang sesuai dengan dengan nama obat yang tertulis dalam resep. 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Pelayanan >3.5 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6

(63)

5. Jasa Instalasi Gawat Darurat a. Pengertian

Pelayanan gawat darurat dilakukan untuk kasus kegawatdaruratan dan kecelakan kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan masyarakat umum.

b. Ruang lingkup

Aparatur Sipil Negara di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan masyarakat umum.

c. Sumber daya

Dalam pelaksanaannya, sumber daya yang dibutuhkan meliputi tim unit gawat darurat yang terdiri dari dokter dan perawat yang dimana tugasnya adalah untuk memeriksa pasien dan mencegah kematian. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah ruang gawat darurat dan ambulance.

d. Kegiatan

Pelayanan gawat darurat meliputi hal-hal berikut ini: a. Pelayanan Life Saving

b. Layanan rujukan

e. Jenis-jenis Jasa Instatasi Gawat Darurat Tabel 3.7

Jenis-jenis Instatasi Gawat Darurat

No. Produ k Layanan Biaya W aktu

(M enit) Penanggung Jaw ab 1 2 3 4 5 1 Ambulance o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP ± 265 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran 2 Penyedia Medis Emergency o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 5 Kepala Seksi Kesehatan Tenaga Pelayaran 3 Fasilitas Emergency o PP No. 15 Tahun 2016 o PMK Tarif BKKP 100% Kepala Seksi Keseh atan Tenaga Pelayaran

(64)

Tabel 3.12

Jenis-jenis Layanan Instatasi Gawat Daruratdan Rencana Pencapaian Standar dalam 5 Tahun Kedepan

NO JENIS

LAYANAN

INDIKATOR PENGERTIAN STANDAR

(Menit)

YANG DICAPAI

TARGET YANG DICAPAI

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Ambulance Waktu Pelayanan Ambulance Waktu yang dimaksud adalah waktu persiapan beroperasinya ambulance dalam melayani dalam pengantaran pasien.

<5 menit - - 3 menit 3 menit 3 menit 3 menit

Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan < 30 menit - -45 menit 40 menit 35 menit 25 menit Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Pelayanan Ambulance. >3.5 - - 3.6 3.6 3.6 3.6 2 Penyedia Medis Emergency Kemampuan menangani live saving anak dan dewasa

Kemampuan petugas medis untuk memberikan pertolongan live saving pada anak

(65)

dan dewasa. Petugas Medis yang melayani bersertifikat yang masih berlaku Petugas Medis yang melayani di Unit Gawat Darurat bersertifikat yang masih berlaku BLS / PPGD / GELS / ALS 100% - - 100% 100% 100% 100% Ketersediaan Tim Penanggulangan Bencana

Terdapat tim yang terlatih untuk menanggulangi bencana.

1 Tim - - 1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim

Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat

Waktu tanggap yang dimaksud adalah waktu yang diperlukan sejak pasien datang sampai terlayani. <5 Menit waktu terlayani, setelah pasien datang 4 Menit waktu terlaya ni, setelah pasien datang 4 Menit waktu terlayan i, setelah pasien datang 4 Menit waktu terlaya ni, setelah pasien datang 4 Menit waktu terlaya ni, setelah pasien datang Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar dimuka Pasien terlebih dahulu mendapatkan penanganan gawat darurat untuk kemudiar menyelesaikan pembayaran. 100 % - - 100 % 100 % 100 % 100 % Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap >3.5 - - 3.6 3.6 3.6 3.6

(66)

Palayanan 3 Fasilitas Emergency Alat - Alat Emergency sudah standar Alat - Alat Emergency yang dipakasi sudah terstadnar dan terkalibrasi 100 % - - 100 % 100 % 100 % 100 % Kepuasaan Pelanggan Kepuasaan Pelanggan adalah Pernyataan puas oleh pelanggan terhadap Palayanan >3.5 - - 3.6 3.6 3.6 3.6

(67)

6. Jasa Pemeriksaan HSE Pelayaran a. Pengertian

Pelaksanaan pemeriksaan lingkungan kerja pelayaran meliputi kebisingan di tempat kerja, pencahayaan di tempat kerja, gelombang elektromagnetik di tempat kerja, kelembaban dan suhu di tempat kerja, kecepatan angin di tempat kerja, getaran di tempat kerja, kadar gas CO di tempat kerja, kadar debu di tempat kerja, penerapan peralatan keselamatan kerja, gizi kerja, ergonomi,

hygiene, dan sanitasi.

b. Ruang lingkup

Pengujian lingkungan kerja dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut di seluruh Indonesia dan perusahaan/kantor yang membutuhkan Pemeriksaan Lingkungan Kerja.

c. Sumber daya

Dalam pelaksanaannya, sumber daya yang dibutuhkan meliputi petugas kesehatan lingkungan yang dimana tugasnya adalah memeriksa hasil penilikan dan penilaian kesehatan lingkungan kerja dan bagian kesehatan lingkungan kerja yang dimana tugasnya adalah untuk memeriksa kesehatan lingkungan pada UPT dan perusahaan/kantor yang membutuhkan Pemeriksaan Lingkungan Kerja. Sarana dan prasarana yang digunakan adalah laboratorium tempat pengujian dan alat pengujian lingkungan.

d. Kegiatan

Kegiatan penilikan dan penilaian kesehatan lingkungan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Penilaian standar keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium;

2. Pengukuran kebisingan di tempat kerja; 3. Pengukuran pencahayaan di tempat kerja;

4. Pengukuran gelombang elektromagnetik di tempat kerja; 5. Pengukuran kelembaban dan suhu di tempat kerja; 6. Pemeriksaan kecepatan angin di tempat kerja; 7. Pemeriksaan getaran di tempat kerja;

8. Pemeriksaan kadar gas CO di tempat kerja; dan 9. Pemeriksaan kadar debu di tempat kerja.

Gambar

Tabel 3.12  Pegawasan Internai

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Upaya-upaya KBRI dalam meningkatkan kerjasama perdagangan, pariwisata dan investasi dengan negara akreditasi seperti promosi produk ekspor unggulan pada pameran di

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ridho, karunia, dan rahmat-Nya dalam penulisan skripsi dengan judul “KEMAMPUAN PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP

1. Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan. Representasi yang salah dalam

t test digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dapat juga dikatakan jika

Apabila dalam riset operasional yang lain, memiliki formulasi standar untuk memecahkan masalah, maka dalam pemrograman dinamis ini tidak ada formulasi yang standar, artinya

Tampak bahwa film tipis GaAs yang ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan 560 o C (sampel #1) memiliki struktur amorf sedangkan puncak bidang (400) yang

Hasil Kinerja Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Utara yang dilihat dari tiga indikator tersebut, dipengaruhi variabel internal organisasi, Pertama, variabel

Model studi Arkoun ini terkenal dengan istillah Islamologi Terapan, yaitu sebuah metode yang berasal dari ramuan berbagai macam pemikiran yang berbeda untuk membangun sebuah satu