• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMA NEGERI

UNTUK WILAYAH KOTA YOGYAKARTA DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh:

Reskil Aufat Akbar

15601241154

PRODI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019

(2)

ii

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMA NEGERI

UNTUK WILAYAH KOTA YOGYAKARTA DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : Reskil Aufat Akbar

15601241154

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui gambaran RPP mata pelajaran PJOK ditinjau dari pendidikan karakter di SMA untuk wilayah kota Yogyakarta; dan (2) mengetahui aspek-aspek pendidikan karakter yang paling sering muncul dalam RPP pembelajaran PJOK yang menggunakan kurikulum 2013 di SMA Negeri untuk wilayah kota Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan metode survei dengan menggunakan teknik analisis dokumen. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 dokumen RPP dari 10 SMA Negeri di Wilayah Kota Yogyakarta. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human Instrument) dengan menggunakan lembar penilaian RPP yang di susun oleh peneliti dan validasi dilakukan dengan expert judgment. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspek pendidikan karakter yang lebih dominan muncul dalam RPP yang menggunakan kurikulum 2013 di SMA Negeri Wilayah Kota Yogyakarta adalah komunikatif sebesar 18,19%, disiplin 13,70%, tanggung jawab 10,90%, mandiri 10,19%, rasa ingin tahu 9,70%, kreatif 7,40%, toleransi 6,07%, jujur 5,98%, religius 5,10%, gemar membaca 5,10%, kerja keras 4,13%, cinta damai 2,43%, dan peduli lingkungan 1,85%. Aspek pendidikan karakter yang paling mendominasi pada penelitian ini adalah komunikatif yaitu sebesar 18,19%.

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

1. Jangan mencintai seseorang yang tidak mencintai Allah. Kalau ia bisa meniggalkan Allah, ia juga bias meninggalkanmu (Imam Syafi’i). 2. Jadikanlah tujuan dunia mu sebagai tunggangan menuju akhirat dan

janganlah gadaikan akhirat mu untuk dunia mu (Reskil Aufat Akbar) 3. Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang

(7)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah dan ridho-Nya sehingga tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Kedua orang tua saya, ibu saya Erdawati dan Ayah saya Muhammad Jafar H, yang selalu memberikan semangat. Dan saya berterima kasih atas doa-doa yang selalu dipanjatkan dalam mengiringi langkah saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Semua teman-teman saya PJKR D 2015 dan semua yang memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan ridho-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SMA Negeri Untuk Wilayah Kota Yogyakarta Ditinjau Dari Pendidikan karakter”

Dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir skripsi ini tentu saja tidak lepas dari bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Sri Winarni, M.Pd. selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan sabar, memberikan nasehat, saran, serta masukan sehingga tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. Guntur, M.Pd. selaku Koordinator Prodi PJKR FIK UNY yang telah menyetujui dan mengizinkan pelaksanaan penelitian.

3. Bapak Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

4. Bapak dan Ibu kepala sekolah seluruh SMA Negeri wilayah Kota Yogyakarta yang telah memberikan izin dan memperlancar proses pengambilan data selama penelitian.

5. Bapak dan Ibu Guru PJOK SMA Negeri wilayah Kota Yogyakarta yang membantu pengambilan data selama penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga bantuan dan kerjasama selama penelitian sampai penulisan tugas akhir skripsi ini selesai dapat menjadi amal baik dan ibadah, serta imbalan dari Allah SWT.. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun

(9)

ix

sangat diharapkan. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juli 2019 Penulis,

Reskil Aufat Akbar NIM. 15601241154

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... .x

DAFTAR TABEL ... .xiii

DAFTAR GAMBAR ... .xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... .xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9

(11)

xi

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) ... 12

4. Materi Pembelajaran ... 15

5. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 18

6. Pengertian Pendidikan Karakter ... 26

7. Hakikat RPP berkarakter... 32

8. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah ... 32

9. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 ... 34

10. Kontribusi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam Pembentukan Karakter ... 34

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 39

A. Desain Penelitian ... 39

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

D. Instrumen Penelitian... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Rekapitulasi RPP Berdasarkan Kelas... 47

2. Rekapitulasi RPP berdasarkan Materi Pelajaran ... 48

3. Analisis Aspek Pendidikan Karakter SMA Negeri Wilayah Kota Yogyakarta ... 50

(12)

xii

B. Pembahasan ... 68

1. Rekapitulasi RPP berdasarkan kelas ... 68

2. Rekapitulasi RPP berdasarkan mata pelajaran ... 68

3. Rekapitulasi RPP berdasarkan Aspek Pendidikan Karakter SMA N wilayah Kota Yogyakarta ... 68

C. Keterbatasan Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(13)

xiii DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17.

Deskripsi langkah pembelajaran ………...

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ………

Daftar sekolah tempat penelitian ……… Kisi-kisi karakteristik pendidikan karakter ………

Rekapitulasi RPP berdasarkan tingkat kelas …..……… Rekapitulasi RPP berdasarkan materi pelajaran ………. SMA Negeri 1 Yogyakarta ………. SMA Negeri 2 Yogyakarta ………. SMA Negeri 3 Yogyakarta ………. SMA Negeri 4 Yogyakarta ………. SMA Negeri 5 Yogyakarta ………. SMA Negeri 6 Yogyakarta ………. SMA Negeri 7 Yogyakarta ………. SMA Negeri 8 Yogyakarta ………. SMA Negeri 10 Yogyakarta ………... SMA Negeri 11 Yogyakarta ………... Aspek pendidikan karakter mata pelajaran PJOK SMA Negeri wilayah Yogyakarta ………

Halaman 26 30 42 44 48 49 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

(14)

xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13.

Diagram rekapitulasi RPP berdasarkan kelas ………. Diagram rekapitulasi RPP berdasarkan materi pelajaran …... Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 1

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 2

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 3

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 4

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 5

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 6

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 7

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 8

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 10

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter SMA Negeri 11

Yogyakarta ………. Diagram aspek pendidikan karakter materi pelajaran PJOK SMA Negeri wilayah Yogyakarta ………..

Halaman 48 50 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 73

(15)

xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4.

Surat Izin Penelitian

1. Surat telah penelitian di SMA Negeri 1 Yogyakarta ….… 2. Surat telah penelitian di SMA Negeri 2 Yogyakarta …….

3. Surat telah penelitian di SMA Negeri 3 Yogyakarta ….…

4. Surat telah penelitian di SMA Negeri 4 Yogyakarta …….

5. Surat telah penelitian di SMA Negeri 5 Yogyakarta ….…

6. Surat telah penelitian di SMA Negeri 6 Yogyakarta …….

7. Surat telah penelitian di SMA Negeri 7 Yogyakarta ….…

8. Surat telah penelitian di SMA Negeri 8 Yogyakarta …….

9. Surat telah penelitian di SMA Negeri 10 Yogyakarta …...

10. Surat telah penelitian di SMA Negeri 1 1Yogyakarta …..

Validasi Instrumen Penelitian

1. Surat pernyataan validasi instrumen penelitian tugas akhir ……….. Hasil Analisis Data RPP

1. RPP mata pelajaran PJOK SMA Negeri 6 Yogyakarta …

2. Analisis RPP mata pelajaran PJOK SMA Negeri wilayah kota Yogyakarta ditinjau dari pendidikan karakter …….. 3. Instrumen penilaian analisis RPP mata pelajaran PJOK

SMA Negeri wilayah kota Yogyakarta ditinjau dari pendidikan karakter ……….. 4. Rekapitulasi sebaran RPP SMA Negeri wilayah

Yogyakarta ditinjau dari pendididkan karakter …………. Dokumentasi ……… Halaman 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 84 86 102 104 106 107

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak terlepas dari bidang pendidikan. Pendidikan

memegang peran sangat penting dalam perkembangan kehidupan manusia.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional pada tanggal 14

Januari 2010 mencanangkan program “Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” sebagai gerakan nasional. Hasil dari rencana tersebut Kementerian Pendidikan berhasil menyusun “Desain Induk Pendidikan Karakter”.

UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyangkut Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi

untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka diketahui bahwa arah dari

pendidikan nasional adalah guna menciptakan generasi yang cerdas,

intelektual dan berakhlak mulia.

Nation and character building ditegaskan oleh Bung Karno dalam membangun bangsa Indonesia, filosofi ini berhubungan dengan

pengembangan esensi pembangunan sumber daya manusia. Penguatan

(17)

2

Widodo melalui suatu gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang

digulirkan sejak tahun 2016 oleh Kementerian Pendidikan. Penguatan

penddikan karakter pada satuan pendidikan formal diatur dalam

Permendikbud No 20 Tahun 2018. PPK mendorong agar pendidikan

nasional tidak hanya fokus pada olah pikir (literasi), tetapi kembali

memperhatikan olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), dan juga

olah raga (kinestetik).

Pandangan tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pendidikan

karakter bangsa merupakan hal yang sangat mendasar bagi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menurut Rochmat Wahab dalam

Zuhdi (2011: 65) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga

negara diharapkan mempunyai karakter yang dapat menunjukkan perilaku

yang baik, bermoral, mandiri produktif, komitmen sosial, dan semangat

kebangsaan.

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah

lunturnya moral dan identitas kebangsaan pada generasi muda, khususnya

pada peserta didik. Kemunduran moral peserta didik saat ini dapat dilihat

melalui berbagai permasalahan seperti tawuran antar pelajar, kriminalitas,

penyimpangan seksual, penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang

lainya, serta minum-minuman keras. Salah satu peristiwa yang

menunjukkan kemunduran moral tersebut terjadi di SMK Piri 3 yogyakarta.

Lunturnya nilai moral yang terjadi di tandai dengan tindakan peserta didik

(18)

3

dari hasil pengamatan peneliti yang pernah melakukan PLT atau Praktek

Lapangan Terpadu di SMK Piri 3 Yogyakarta selama 2 bulan, selain itu

salah satu siswa berani melawan penjaga sekolah atau penjaga keamanan

sekolah dengan melemparkan kata kata yang tidak sopan. Kasus lain yang

serupa terjadi di daerah Yogyakarta, dikutip dari Kompas.com (kusuma:

2019) seorang peserta didik di SMK Negeri 4 Yogyakarta dengan berani

mendorong gurunya sendiri. Peristiwa ini bermula ketika ujian sedang

berlangsung di dalam kelas. Guru mendapati peserta didik tersebut

mengopresikan Handphone. Guru tersebut langsung menyita Handphone,

tidak terima dengan perbuatan gurunya, peserta didik tersebut mendorong

guru secara tidak sopan. Beberapa kasus di atas menunjukkan bahwa

pendidikan karakter saat ini belum maksimal diterapkan dalam proses

pembelajaran.

Pendidikan menjadi sangat penting, peserta didik dituntut tidak hanya

pintar, memili nilai baik, tetapi emosi dan perilaku menghargai orang,

temannya dan orang yang lebih tua juga penting. Nilai-nilai afektif

pendidikan sedikit demi sedikit mulai hilang seiring dengan berkembangnya

efek globalisasi dan modernisasi yang saat ini sedang berkembang.

Globalisasi dan modernisasi sedikit demi sedikit mengubah struktur

masyarakat Indonesia. Pada aspek sosial, jati diri Indonesia cenderung

mengarah ke dimensi pragmatis dan materialistis daripada spiritual dan

humanis. Sedangkan pada aspek pendidikan lebih cenderung dekat dengan

(19)

4

mengedepankan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif dan

psikomotorik.

Menanamkan nilai-nilai afektif sejak dini menjadi salah satu usaha

untuk mernbangun generasi yang lebih berkarakter. Proses pembudayaan

dan pemberdayaan nilai-nilai afektif dapat terlaksana dengan baik apabila

dilakukan di satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Sekolah berperan

penting sebagai tempat untuk mengembangkan karakter peserta didik agar

menjadi pribadi memiliki tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan.

Pada tingkat satuan pendidikan gerakan pembudayaan nilai-nilai

afektif dilakukan terintegrasi dengan proses kegiatan belajar mengajar

(KBM) pada setiap mata pelajaran, melalui pembiasaan pada kehidupan

sehari-hari. Terlepas dari semua faktor yang ada, kurangnya pendidikan

karakter telah membuat peserta didik dan sekaligus bangsa akan kehilangan

martabatnya. Sesuai dengan tujuan Pendidikan nasional, tidak hanya

mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga keberhasilan pada sikap dan

karakternya menjadi aspek yang penting.

Di lain pihak, dewasa ini dalam konteks pembelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) berkembang begitu pesat

berbagai model pembelajaran yang dapat mengembangkan ranah afektif

(karakter) peserta didik. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) tahun 2006, PJOK merupakan bagian integral dari pendidikan

secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

(20)

5

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup

sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga

dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

PJOK berperan penting sebagai media gerak sekaligus untuk

menanamkan nilai-nilai karakter yang positif kepada peserta didik.

Perkembangan etika, nilai-nilai positif, kedisiplinan, sikap sportif, cepat

dalam membuat keputusan merupakan produk pendidikan jasmani dan

olahraga. Pendidikan jasmani dan olahraga dapat digunakan sebagai arena

pengembangan kejujuran, meningkatkan integritas, dan mengembangkan

rasa hormat pada orang lain juga lingkungan sosial.

Berdasarkan pandangan di atas, pendidikan karakter sangatlah

penting diajarkan di sekolah terutama melalui perencanaan pembelajaran

dalam mata pelajaran PJOK dengan tujuan agar pembelajaran dapat

terorganisir lebih baik lagi. Maka pendidikan karakter di sekolah perlu

diimplementasikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pada kurikulum

2013, pendidikan karakter tertuang dalam empat kompetensi inti yang harus

dikuasi oleh peserta didik yaitu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD) dari masing-masing KI. Kompetensi inti yng pertama (KI-1) tentang

kompetensi sikap spiritual, KI-2 tentang kompetensi sikap sosial, kedua KI

tersebut termasuk dalam aspek afektik. Sedangkan KI-3 memuat tentang

(21)

6

Guru memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam pembelajaran

peserta didik, tidak hanya berhasil dalam aspek kognitif saja tetapi harus

menekankan pada pembelajaran aspek afektif. Sehingga peningkatan dan

penekanan pada aspek kognitif harus juga diimbangi dengan upaya

peningkatan dalam aspek afektif peserta didik termasuk pendidikan

karakter. Namun apakah usaha guru sudah maksimal dalam pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menuangkan aspek

pendidikan karakter di dalamnya belum teridentifikasi dan teranalisis. Selain

itu, aspek pendidikan karakter yang paling sering muncul dalam RPP mata

pelajaran PJOK yang menggunakan kurikulum 2013 juga belum dapat

diketahui. Sehingga dalam penelitian ini ingin menganalisis aspek-aspek

yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan karakter peserta didik

yang tertuang dalam RPP pembelajaran PJOK di SMA untuk wilayah kota

Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah, permasalahan yang dapat diambil

yaitu :

1. Semakin lunturnya moral dan identitas kebangsaan pada generasi

muda, khususnya para peserta didik, nilai-nilai afektif pendidikan

sedikit demi sedikit mulai hilang seiring dengan berkembangnya

efek globalisasi dan modernisasi.

2. Belum teridentifikasi dan teranalisisnya pendidikan karakter yang

(22)

7

Kurikulum 2013 khususnya SMA Negeri di wilayah kota

Yogyakarta.

3. Belum diketahui aspek-aspek pendidikan karakter yang dominan

muncul dalam RPP pembelajaran PJOK yang menggunakan

kurikulum 2013 di SMA Negeri untuk wilayah kota Yogyakarta.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini difokuskan pada identifikasi

dan analisis RPP mata pelajaran PJOK yang menggunakan kurikulum 2013

ditinjau dari pendidikan karakter tingkat SMA untuk wilayah kota

Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Aspek pendidikan karakter apa yang paling sering muncul dalam RPP

pembelajaran PJOK yang menggunakan kurikulum 2013 di SMA Negeri

untuk wilayah kota Yogyakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran RPP mata pelajaran PJOK ditinjau dari pendidikan

karakter di SMA untuk wilayah kota Yogyakarta.

2. Mengetahui aspek-aspek Pendidikan karakter yang paling sering muncul

dalam RPP pembelajaran PJOK yang menggunakan kurikulum 2013 di

(23)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan manfaat secara :

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan pembelajaran PJOK di Sekolah Menengah Atas.

2. Praktis

a. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

guru-guru PJOK dalam upaya mencapai tujuan pendidikan dan dapat

dijadikan sebagai pengetahuan dan ilmu bagi guru PJOK.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam upaya

peningkatan kualitas proses pembelajaran PJOK di Sekolah Menengah

Atas.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan bahan acuan

(24)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) secara

keseluruhan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan

yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional (Badan Standar Nasional Pendidikan,

2006: 243). Sehingga pendidikan tersebut dapat berguna untuk perbaikan

kualitas hidup suatu individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional.

Sukintaka (2001: 5) pendidikan jasmani adalah proses interaksi antara

peserta didik dengan lingkungan dalam hal kognitif, afektif, dan

prikomotor melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematis untuk

menuju manusia yang seutuhnya (Sukintaka, 2001:5 ; Utama, 2011:1-9).

Sedangkan menurut Agus S. Suryobroto (2004:9), pendidikan jasmani

adalah adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk

meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan

jasmani. Lingkungan belajar yang terencana dengan seksama tentunya

akan dapat mengembangkan organ tubuh manusia dan fungsinya,

(25)

10

kehidupan dengan lingkungannya. Sehingga akan tercipta generasi muda

yang menjalani kehidupan secara lebih aktif dengan efisien, efektif, dan

aman. Melalui pendidikan jasmani anak didik akan memperoleh berbagai

pengalaman dan dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri

setiap peserta didik baik pendidikan karakter, dan sikap-sikap sosial

lainnya melalui kegiatan jasmani.

2. Kurikulum Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan

Kurikulum dikelompokkan berdasarkan jenis satuan Pendidikan

meliputi untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA),

maupun Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK). Kurikulum SMA/MA diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014, sedangkan

Kurikulum SMK/MAK diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaaan Nomor 60 tahun 2014.

a. Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas (SMA)

Setiap kurikulum memiliki kerangka dasar dan struktur kurikulum

tersendiri. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 59 tahun

2014 (2014: 2-6) yaitu :

1. Kerangka dasar berisi landasan filosofis, sosiologis,

psikopedagogis dan yuridis sesuai Standar Nasional Pendidikan.

2. Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti,

(26)

11

beban belajar. Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013

SMA/MA berisi kemampuan dan muatan pembelajaran untuk

suatu mata pelajaran pada SMA/MA yang mengacu pada

Kompetensi Inti.

b. Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan memiliki kerangka dasar dan struktur kurikulum tersendiri

juga. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 60 tahun

2014 (2014:2-7) yaitu :

1) Kerangka dasar berisi landasan filosofis, sosiologis,

psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional

Pendidikan.

2) Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi

Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran,

dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program

pendidikan.

Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 70 tahun 2013 menyebutkan bahwa kurikulum

SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan

SMK/ MAK pada dasarnya sama yaitu pendidikan menengah,

perbedaan dari keduanya terlihat pada pengakomodasian minat

peserta didik. Perbedaan terletak pada kelompok mata pelajaran

(27)

12

SMK. Mata pelajaran peminatan akademik untuk SMA meliputi

peminatan matematika dan ilmu pengetahuan alam, ilmu

pengetahuan sosial, serta bahasa dan budaya. Pada SMK mata

pelajaran peminatan kejuruannya dikelompokkan berdasarkan

bidang kejuruan, program kejuruan, dan paket kejuruan.

Kurikulum 2013 SMA dan SMK memiliki kerangka dasar dan

struktur kurikulum yang hamper sama. Kesamaan ini terdapat pada

pelajara umum yaitu Seni Budaya, PJOK, dan Prakarsa atau

Kewirausahaan.

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi

kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada

orang yang membantu. (Sagala, 2014:62) pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara

guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap

muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan

berbagai media pembelajaran. (Rusman, 2015:21)

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

(28)

13

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pandangan lain dari Sudjana mengemukakan

tentang pengertian pembelajaran bahwa “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan

agar terjadi kegiatan interaksi educative antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang

melakukan kegiatan membelajarkan (Rusman, 2015:22). Sehingga

berdasarkan pernyataan di atas, pembelajaran yaitu suatu proses

interaksi antara pendidik dan peserta didik secara langsung maupun

tidak langsung yang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang

dilaksanakan secara terprogram dalam desain instruksional.

b. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai

bagian dari pendidikan umum di sekolah yang bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,

keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan.

Rusli Lutan mendefinisikan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas

jasmani itu anak diarahkan untuk belajar sehingga terjadi perubahan

perilaku, tidak saja menyangkut aspek fisikal, tetapi juga intelektual,

(29)

14

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan

yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang bertujuan untuk

meningkatkan individu dalam aspek fisikal, intelektual, emosional,

neuromuskuler, sosial, dan moral dalam kerangka pendidikan nasional.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatn (PJOK) juga

merupakan bagian integral proses pendidikan, dalam pembelajaran

PJOK nilai-nilai karakter yang merupakan bagian dari softskill

sehingga sangat efektif untuk diajarkan dikembangkan dan dinilai

setiap waktu (Mulyasa & Ispurwanti, 2018: 1-5).

c. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Tujuan pendidikan jasmani menurut Depdiknas (2003:6) adalah :

1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai

dalam Pendidikan jasmani.

2) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas

pembelajaran Pendidikan jasmani.

3) Mengembangkan sikap sportif, disiplin, bertanggung jawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

5) Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai

(30)

15

Agus S. Suryobroto (2004: 8) bahwa tujuan pendidikan jasmani

adalah untuk pembentukan anak, yaitu sikap atau nilai, kecerdasan,

fisik, dan keterampilan (psikomotorik), sehingga siswa akan dewasa

dan mandiri, yang nantinya dapat digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan tujuan pendidikan jasmani di atas pembelajaran

pendidikan jasmani diarahkan unuk membina pertumbuhan fisik dan

pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup

sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan jasmani yang diberikan di

sekolah harus mengacu pada kurikulum pendidikan jasmani yang

berlaku.

4. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran (Instructional materials) merupakan bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

harus guru ajarkan dan peserta didik mehuasinya. Hal ini dalam rangka

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Menurut Sukmadinata dan

Syaodih (2012:91) menyebutkan bahwa materi pembelajaran yaitu

penguasaan suatu kompetensi terkait dengan bidang ilmu atau pengetahuan

tertentu. Bidang yang terkait dengan kompetensi dirumuskan dalam pokok

bahasan.

Sukmadinata dan Syaodih (2012: 94) menyatakan bahwa materi

pembelajaran merupakan penjabaran dan uraian materi. Isi materi sesuai

(31)

16

dengan tingkat perkembangan pesertaa didik. Materi disusun secara

sekuensial berdasarkan struktur ilmu dan kesukaran.

Berdasarkan berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

materi pembelajaran merupakan suatu bahan yang disusun secara

sistematis oleh guru untuk dipelajari pesertta didik dalam kegiatan belajar

mengajar dengan tujuan untuk mencapai standar kompetensi dasar yang

telah ditetapkan. Materi pembelajaran harus direncanakan dan dissiapkan

dengan sangat baik agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai

sasaran. Materi menempati posisi yang penting dari keseluruhan

kurikulum, sehingga materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran

hendaknya yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi

dan kompetensi dasar.

Ada hal-hal yang perlu di perhatikan saat menentukan cakupan atau

ruang lingkup materi pembelajaran yaitu keluasan dan kedalaman materi.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang kerangka dasar

dan struktur kurikulum menyebutkan ruang lingkup materi dalam mata

pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan antara lain :

a. Permainan bola besar meliputi, permainan eksplorasi gerak

keterampilan lokomotor, nonlokomotor, dan manipulative, seperti

bola voli, bola basket, speak bola, rugby dan lain sebagainya.

b. Permainan bola kecil meliputi permainan eksplorasi gerak,

(32)

17

softball, baseball, rounders, kippers, bola bakar, bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan, frisbee, dan sebagainya.

c. Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri atas gerakan dasar

yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat dan lempar

(Purnomo, 2011: 1). Contoh materi ini antara lain jalan cepat, lari

jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, lompat jangkit,

lompat tinggi, lompat jauh, tolak peluru, lempar lembing, lempar

cakram, dan lontar martil.

d. Beladiri meliputi pencak silat, karate, taekwondo, gulat, judo, dan lain

sebagainya.

e. Aktivitas pengembangan meliputi mekanika sikap tubuh, kebugaran

jasmani, bentuk postur tubuh dan aktivitas lainnya.

f. Senam/uji diri meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan

menggunakan alat, ketangkasan tanpa alat, senam lantai dan aktivitas

lainnya.

g. Aktivitas ritmik merupakan aktivitas yang disusun secara dinamis dan

harmonis menggunakan irama contoh gerak bebas, senam pagi, SKJ,

senam aerobik, senam irama, dan aktivitas lainnya.

h. Aktivitas akuatik merupakan aktivitas yang dilakukan di air meliputi

renang, permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di

air, dan aktivitas lainnya.

i. Pendidikan kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam

(33)

18

pembiasaan pola makan sehat, mencegah dan merawat cedera, serta

mengatur pola tidur.

5. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu dokumen

yang sengaja disusun dalam perencanaan proses pembelajaran. Sesuai

dengan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses dikembangkan

mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi yang

telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

sehingga dalam pengaplikasiannya dapat menghasilkan peserta didik yang

berkarakter berani, aktif, percaya diri, cerdas, dan memiliki tingkah laku

yang mulia. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses

pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

(34)

19

Berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016 prinsip pembelajaran

yang digunakan untuk mengembangkan standar roses kurikulum 2013,

yaitu :

a) dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

b) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar

berbasis aneka sumber belajar;

c) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan

penggunaan pendekatan ilmiah;

d) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi;

e) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

f) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

g) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

h) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal

(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);

i) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi

keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

(35)

20

k) pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di

masyarakat;

l) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah

guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah

kelas;

m) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

n) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

peserta didik.

Pada standar proses bagian perencanaan pembelajaran, sebelum guru

memulai pembelajaran harus terlebih dahulu merancang silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat

penilaian pembelajaran dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus

dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Pada saat pembuatan RPP tentunya sangat berpedoman dengan silabus

yang telah dibuat oleh pemerintah. Berdasarkan Permendikbud, No 22

Tahun 2016 komponen silabus dan RPP terdiri atas :

1) Silabus

(36)

21

- identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B

dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C

Kejuruan);

- identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

- kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial

mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu

jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

- kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait

muatan atau mata pelajaran;

- tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

- materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

- pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan;

- penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta

didik;

- alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam

(37)

22

- sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan

elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau

lebih. RPP dikembangkan dari silabus sebagai acuan melakukan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya untuk mencapai

Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau

subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Komponen

RPP terdiri atas :

a) Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi satuan Pendidikan,

kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran

atau tema pelajaran, jumlah pertemuan, dan alokasi waktu.

b) Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk

mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki

peserta didik di setiap jenjang Pendidikan pada setiap tingkat

kelas. Kompetensi Inti terdiri dari empat kompetensi, yaitu :

1. Kompetensi Inti 1 tentang sikap spiritual

2. Kompetensi Inti 2 tentang sikap sosial

3. Kompetensi Inti 3 tentang pengetahuan

(38)

23

c) Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Dasar berisi kemampuan dan muatan

pembelajaran untuk suatu mata pelajaran yang mengacu pada

Kompetensi Inti

d) Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang

dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati atau

diukur.

e) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks

pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain sebagai

pendukung.

f) Kegiatan Pembelajaran

- Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu

pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

membangkittkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

(39)

24

- Kegiatan Inti

Pembelajaran dengan kurikulum 2013 menggunakan

sebuah pendekatan. Pendekatan pembelajan merupakan

cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang memungkinkan untuk

terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya

kompetensi yang ditentukan. Pada kegiatan inti ditentukan

juga model pembelajaran, metode pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu

dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan

(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

Pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses

keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar

dengan urutan logis melalui proses pembelajaran.

Kemudian pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman

(40)

25

Tabel 1. Deskripsi Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan

Mengamati (observing) mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat

Menanya (questioning) membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)

mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/ gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ mengembangkan.

Menalar/ mengasosiasi (associating)

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi

atau menghubungkan

fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

Mengomunikasikan (communicating)

menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

(Disdik Kabupaten Labuanbatu, 2014:5-6)

- Kegiatan Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan

dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan

(41)

26

g) Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

- Teknik penilaian - Instrumen penilaian

- Pembelajaran remedial dan pengayaan yang dilakukan segera setelah penilaian.

h) Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar

Media merupakan alat yang digunakan oleh guru untuk

membantu kegiatan belajar mengajar sehingga meningkatkan

hasil belajar peserta didik. Sedangkan sumber belajar

merupakan segala bentuk pustaka, referensi, sumber

informasi yang digunakan dalam pembelajaran. Contoh:

modul, buku teks, internet, majalah, koran dan sebagainya

6. Pengertian Pendidikan Karakter

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan

tujuan pendidikan nasional dalam upaya mengembangkan pendidikan di

Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

(42)

27

Berdasarkan pernyataan diatas, tujuan pendidikan nasional merupakan

sautu rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang dikembangkan

melalui pendidikan. Sehingga, rumusan tujuan pendidikan nasional

tersebut menjadi dasar pengembangan pendidikan budaya dan karakter

bangsa.

Berdasarkan Permendikbud No 20 Tahun 2018 tentang Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada satuan pendidikan formal. PPK

merupakan gerakan Pendidikan di bawah tanggung jawab satuan

Pendidikan untuk memperkuat karakter peseta didik melalui harmonisasi

olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja

sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian

dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Satuan pendidikan

formal atau sekolah yang dimasuksud dalam peratura ini terdiri atas taman

kanak-kanak (TK), satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar, dan satuan

pendidikan jenjang pendidikan menengah yan diselenggarakan oleh

pemerintah dan masyarakat.

Karakter adalah kombinasi kepribadian sedangkan kepribadian itu

berbeda satu dengan yang lainnya (Gunadi, 2018: 1-11). Definisi karakter

menurut Suyanto yang dikutip Suharjana dalam Zuhdi (2011:27) karakter

adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu

untuk hidup dan bekerja sama, di lingkungan keluarga, masyarakat,

bangsa, dan negara. Menurut Barnawi (2012: 22) karakter merupakan ciri

(43)

28

kemampuan, kapasitas moral, dan ketegangan dalam menghadapi kesulitan

dan tantangan. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian

seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan

(virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas,karakter dalam penelitian

ini adalah sebuah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang melekat kuat

dalam diri individu dan menjadi ciri khas yang menjadi kebiasaan dan

kepribadian yang ditampilkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan karakter sebagai tujuan dari pendidikan nasional yang

hanya dapat dilakukan melalui pendidikan karakter individu seseorang.

Hal tersebut dikarenakan manusia hidup dalam lingkungan sosial dan

budaya tertentu, maka pendidikan karakter individu seseorang hanya dapat

dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.

Artinya, pendidikan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu

proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan

sosial, budaya bermasyarakat, dan budaya bangsa. Pengintegrasian

pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan

memasukkan nilai-nilai karakter dalam perencanaan (silabus dan RPP),

bahan ajar dan media, implementasi di kelas, penilaian, monitoring, dan

evaluasi kegiatan secara keseluruhan (Winarni, 2013: 95-107).

Awal dari pendidikan karakter adalah dari keluarga, karena keluarga

(44)

29

lainnya. Usia anak-anak sangat menentukan kemampuann anak dalam

mengembangkan potensinya. Maka Pendidikan karakter sebaiknya

diterapkan sejak usia kanak-kanak. Menurut para ahli Pendidikan, sekitar

50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak usia 4

tahu. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20%

sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua (Suharjana dalam

Zuhdi, 2011: 29). Nilai pendidikan karakter selanjutnya dapat ditanamkan

melalui langkah-langkah sebagai berikut (Winarni, 2013: 95-107):

a) Menciptakan lingkungan yang memungkinkan nilai-nilai moral

tersebut diterapkan.

b) Adanya keteladanan atau model perilaku moral.

c) Menyusun aturan atau kode etik berperilaku baik.

d) Menjelaskan dan mendiskusikan perilaku bermoral.

e) Menggunakan dan mengajarkan etika dalam pengambilan keputusan.

f) Mendorong individu mahasiswa mengembangkan nilai yang baik.

Menurut para ahli Pendidikan, sekitar 50% variabilitas kecerdasan

orang dewasa sudah terjadi ketika anak usia 4 tahu. Peningkatan 30%

berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan

atau akhir dasawarsa kedua (Suharjana dalam Zuhdi, 2011: 29)

Secara khusus nilai-nilai yang harus dikembangkan berdasarkan

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan

(45)

30

Tabel 2. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa.

Tabel 2. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

No Nilai Deskripsi

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan tujuan agama yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar

10. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan

(46)

31

No Nilai Deskripsi

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta tanah air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat

yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain

14. Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

17. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

(Sumber: Pusat Kurikulum Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).

(47)

32

7. Hakikat RPP berkarakter

RPP berkarakter merupakan rencana jangka pendek untuk

memperkirakan atau memproyeksikan karakter yang akan ditanamkan

kepada peserta didik dalam pembelajaran (Mulyasa & Ispurwanti, 2013:

78). Artinya, RPP berkarakter merupakan suatu upaya untuk

memperkirakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran untuk membentuk, membina, dan mengembangkan karakter

peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perencanaan Pendidikan

karakter perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan karakter yang

akan dibentuk dengan komponen pembelajaran lain yakni Kompetensi Inti

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum 2013.

8. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah

Berdasarkan Permendikbud No 20 Tahun 2018 pasal 4 ayat 1,

menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan karakter bertujuan untuk

menanamkan nilai-nilai karakter dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan Standar

Kompetensi Lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2013:9).

Pada tingkat satuan pendidikan, pendidikan karakter mengarah pada

pembentukan budaya sekolah, mencakup nilai-nilai yang mendasari

perilaku peserta didik, tradisi, kebiasaan sehari-hari yang dipraktikkan oleh

(48)

33

Menurut Barnawi (2012: 28) proses dan tujuan pendidikan karakter

melalui pembelajaran adalah adanya perubahan kualitas tiga aspek

pendidikan yaitu kognitif, afektf, dan psikomotorik. Sedangkan tujuan

pendidikan karakter dalam pendidikan jasmani menurut Depdiknas dalam

seminar olahraga nasional ke II dengan tema “Peran Olahraga dalam Pembentukan Karakter” yang dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 8 November 2008 adalah sebagai berikut :

Tujuan penjasor di sekolah untuk meletakkan dan mengembangkan

(1) landasan karakter melalui internalisasi nilai, (2) landasan kepribadian

(cinta damai, sosial, toleransi dalam kemajemukan budaya etnis dan

agama), (3) berpikir kritis, (4) sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung

jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, (5) keterampilan gerak,

teknik, strategi berbagai permainan dan olahraga, senam, aktivitas ritmik,

akuatik dan pendidikan luar kelas, (6) keterampilan pengelolaan diri,

pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup sehat, (7) keterampilan

menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain, (8) konsep aktivitas

jasmani untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat, serta

(9) mengisi waktu luang yanq bersifat rekreatif.

Tujuan pendidikan jasmani dan olahraga tersebut menekankan pada

internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam seluruh

cabang olahraga dan juga pendidikan tentang kesehatan. Pada pendidikan

(49)

34

mengaplikasikan pendidikan karakter melalui media gerak, sehingga dapat

diinternalisasikan pada diri peserta didik.

9. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

Pada prinsipnya pengembangan karakter tidak dimasukkan sebagai

pokok bahasan, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan

diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah

mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada kurikulum, silabus,

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Adapun kompetensi yang akan dicapai melalui kurikuluum 2013

berkaitan dengan pendidikan karakter dapat dilihat dari cakupan

kompetensi luluusan yang disusunnya. Untuk mencapai kualitas yang telah

dirancang dalam kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan

prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan

kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan

menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan

(5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan

berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,

kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

10. Kontribusi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam

Pembentukan Karakter

Pada dasarnya olahraga dan pendidikan jasmani mempunyai tujuan

akhir yang sama yaitu upaya pembentukan manusia seutuhnya yang

(50)

35

pembinaan prestasi dan kebugaran jasmani, sedangkan pendidikan jasmani

lebih mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan yang meliputi

pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani,

mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang.

Pada proses pembelajaran, tercipta interaksi antara peserta didik dan

guru. Selama interaksi dengan berbagai pihak inilah akan terjadi proses

pembentukan berbagai aspek seperti peningkatan kondisi fisik, penguasaan

takti, penguasaan teknik, dan pembentukan mental yang mencakup

pembentukan karakter juga. Pembentukan karakter dilakukan melalui

proses yang lama dan kontinu. Peran guru dituntut mampu mentransfer

cara berpikir, bersikap, dan bertindak dengan mendasarkan etika moral

yang baik. Sikap dan keteladanan guru menjadi pondasi dasar dalam

pembentukan karakter anak didiknya. Jika pendidikan jasmani dan

olahraga dijalankan dengan kaidah yang benar, maka akan dapat memberi

kontribusi positif dalam usaha membangun karakter peserta didik.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang relevan serta dapat

digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan penelitian ini:

1. Nur Hidayati Ika Permatasari (2017) dengan judul Implementasi

Pembelajaran PJOK Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMP N

Se-Kecamatan Bantul Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui implementasu proses pembelajaran pelaksanaan

(51)

se-36

kecamatan Bantul kabupaten Bantul tahun ajaran 2016/2017. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif,

sedangkan teknik analisis datanya menggunakan statistik dekriptif

dengan presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi

pembelajaran PJOK dengan kurikulum 2013 di SMP Negeri

se-kecamatan Bantul adalah cukup baik dengan rincian presentasenya

yaitu pada kategori baik sebesar pada kategori baik sebesar 5,79%,

pada kategori cukup sebesar 79,71% dan kategori kurang 14,49% dan

pada kategori tidak baik 0%.

2. Jefri Hermawan (2016) dengan judul “Analisis Materi Pembelajaran Aspek Psikmotor dan Kesesuainnya dengan Kurikulum Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMA/SMK Mitra UNY. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui tahapan psikomotorik yang diajarkan

dan kesesuaiannya antara materi dengan kurikulum yang digunakan.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode

penelitian analisis dokumen (analisis isi). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebanyak 55% guru cenderung memunculkan

tahap kemampuan perseptual, sedangkan tahap gerakan terampil

memiliki persentase sebesar 42%. Dalam sebuah RPP guru cenderung

memunculkan 2 tahap psikomotorik yaitu sebanyak 59,09%. Tahap

psikomotorik kemampuan perseptual juga cenderung muncul dalam

materi permainan bola besar yaitu sebesar 56%. Pada kurikulum 2006

(52)

37

memiliki persentase kecenderungan yang sama yaitu 50%.

Kemampuan perseptual mendominasi pada kurikulum 2013 yaitu

sebesar 60%. Pembelajaran psikomotorik dengan kurikulum yang

digunakan juga menunjukkan kesesuaian yaitu sebesar 73% sesuai

dengan kompetensi dasar dan 77% sesuai dengan indikator.

C. Kerangka Berpikir

Permasalahan kini sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah lunturnya

moral dan identitas kebangsaan pada generasi muda, khususnya para peserta

didik. Kemunduran moral peserta didik saat ini dapat dilihat melalui berbagai

permasalahan seperti tawuran antar pelajar, kriminalitas, penyimpangan

seksual, penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainya, serta minum

minuman keras. Nilai-nilai afektif pendidikan sedikit demi sedikit mulai

hilang seiring dengan berkembangnya efek globalisasi dan modernisasi.

Globalisasi dan modernisasi telah mengubah struktur masyarakat Indonesia

Menanankan nilai-nilai afektif sejak dini menjadi salah satu usaha

untuk mernbangun generasi yang lebih berkarakter. Sekolah memiliki peran

penting sebagai tempat untuk mengembangkan karakter peserta didik agar

menjadi pribadi memiliki tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan. Di

lain pihak, dewasa ini dalam konteks pembelajaran Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan (PJOK) berkembang begitu pesat berbagai model

pembelajaran yang dapat mengembangkan ranah afektif (karakter) peserta

didik. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) berperan penting

(53)

38

positif kepada peserta didik. Perkembangan etika, nilai-nilai positif,

kedisiplinan, sikap sportif, cepat dalam membuat keputusan merupakan

produk pendidikan jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani dan olahraga

dapat digunakan sebagai arena pengembangan kejujuran, meningkatkan

integritas, dan mengembangkan rasa hormat pada orang lain juga lingkungan

sosial.

Berdasarkan pandangan di atas, pendidikan karakter sangatlah penting

diajarkan di sekolah terutama melalui perencanaan pembelajaran dalam mata

pelajaran PJOK dengan tujuan agar pembelajaran dapat terorganisir lebih baik

lagi. Maka pendidikan karakter di sekolah perlu di implementasikan sesuai

dengan kurikulum yang berlaku. Implementasi pendidikan karakter di

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di

samping untuk mematuhi kurikulum yang berlaku, juga agar peserta didik

memiliki karakter yang baik untuk menjadi generasi penerus bangsa yang

berkarakter dan bertanggung jawab.

Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis aspek-aspek

yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan karakter peserta didik yang

tertuang dalam RPP pembelajaran PJOK di SMA/SMK untuk wilayah kota

(54)

39

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan data yang

akan dianalisis. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi

mengenai status gejala yang ada, yaitu gejala yang menurut apa adanya

pada saat penelitian dilakukan dengan tujuan utama untuk

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek atau

subyek yang diteliti secara tepat. Menurut Best dalam buku Kusumawati

(2015:59) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian

yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan

apa adanya

Metode dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik

analisis dokumen, istilah lain dari analisis dokumen adalah analisis isi

(content analysis). Analisis isi yaitu suatu model yang digunakan untuk meneliti dokumentasi data yang berbentuk teks, gambar, symbol, dan

lain-lain (Arikunto, 2002:88). Analisis isi dilakukan secara obyektif dan

sistematis untuk mendeskripsikan isi dokumen-dokumen yang diperoleh.

dalam menganalisis, peneliti menggunakan taknik analisis isi deskriptif.

Analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksud untuk

menggambarkan suatu teks tertentu secara lebih rinci. Peneliti akan

Gambar

Tabel 1. Deskripsi Langkah Pembelajaran
Tabel 2. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter
Tabel 3. Daftar Sekolah Tempat Penelitian
Tabel 4. Kisi-Kisi Karakteristik Pendidikan Karakter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji aktivitas antifungal secara in vitro terhadap fungi patogen tular tanah Ganoderma philippii dilakukan dengan metode cup plate dan pengamatan secara makroskopis untuk

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang bersifat lebih mendalam tentang makna hidup pada penyandang cacat fisik Muscular Dystrophy,

Ketika upaya hukum Peninjauan Kembali Jaksa/Penuntut Umum dikabulkan oleh Mahkamah Agung, secara faktual sesungguhnya terpidana atau ahli warisnya belum pernah

Gambar 4.9 Kurva respon kecepatan angular unit belakang bus tempel empat gandar kondisi penuh pada kecepatan 35, 60, dan 100 km/h....

Nyatakan pernyataan di bawah ini benar atau salah dengan cara menulis huruf B kalau Benar dan huruf S kalau Salah. Peralatan yang digunakan untuk memasak hendaknya

Penelitian menunjukkan bahwa analisa menggunakan: histogram, Voronoi Map, Normal QQ-Plot dapat menggambarkan lebih detail variabilitas spasial Bulan Basah dan Bulan Kering di

Dengan melihat permasalahan dan peluang tersebut, maka akan diusulkan serangkaian kegiatan penelitian untuk melakukan perbandingan prediksi harga saham yang

Identifikasi spesies dan kelimpahan lalat buah Bactrocera spp di Kecamatan Demak dan Ke- camatan Dempet Kabupaten Demak ditemukan- nya empat spesies yaitu Bactrocera ablistrigata yang