• Tidak ada hasil yang ditemukan

umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan suami, intensitas kerja, kontribusi pendapatan, dan asisten rumah tangga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan suami, intensitas kerja, kontribusi pendapatan, dan asisten rumah tangga."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Judul : Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Intensitas Kerja dan Kontribusi Pendapatan (Studi Wanita Menikah Yang Bekerja Sebagai Asisten Rumah Tangga Di Kota Denpasar)

Nama : I Made Krisnaryana NIM : 1306105130

ABSTRAK

Pekerjaan sebagai asisten rumah tangga merupakan pekerjaan yang berat, karena mereka yang tinggal bersama majikannya harus mau berpisah dengan keluarga mereka didaerah asal mereka. Hal ini dilakukan karena mereka ingin agar ebutuhan keluarga mereka dapat terpenuhi,sehingga para pekerja rumah tangga rela menghabiskan waktu mereka lebih banyak untuk bekerja bersama majikannya.

Penelitian yang berjudul “ Analisis Beberapa Faktor yang Berpengruh Terhadap Intensitas Kerja dan Kontribusi Pendapatan (Studi Wanita Menikah yang Bekerja Sebagai Asisten Rumah Tangga di Kota Denpasar)” ini dilakukan di Kota Denpasar dengan responden wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Obyek pada penelitian ini meliputi umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, intensitas kerja dan kontribusi pendapatan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain observasi, wawancara dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur/path analisis dan uji sobel untuk menganalisis pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa umur, upah, dan jumlah tanggungan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap intensitas kerja, dan umur, upah, jumlah tanggungan dan jumlah pendapatan suami berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan, serta umur, upah, dan jumlah tanggungan berpengaruh secara tidak langsung melalui variabel intensitas kerja terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Kata kunci: umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan suami, intensitas kerja, kontribusi pendapatan, dan asisten rumah tangga.

(2)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Manfaat teoritis ... 11

1.4.2 Manfaat praktis ... 11

1.5 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 14

2.1.1 Teori Alokasi Waktu ... 14

2.1.2 Teori Pendapatan... 18

2.1.3 Konsep Sektor Informal... 19

2.1.4 Konsep Ketenagakerjaan ... 23

2.1.5 Tenaga Kerja Wanita dan Partisipasinya dalam Pembangunan... 25

2.1.6 Hubungan Umur dengan Intensitas Kerja ... 27

2.1.7 Hubungan Umur dengan Kontribusi Pendapatan... 29

2.1.8 Hubungan Upah dengan Intensitas Kerja ... 29

2.1.9 Hubungan Upah dengan Kontribusi Pendapatan ... 30

2.1.10 Hubungan Pendidikan dengan Intensitas Kerja ... 30

2.1.11 Hubungan Pendidikan denan Kontribusi Pendapatan ... 31

2.1.12 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Intensitas Kerja ... 32

2.1.13 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Kontribusi Pendapatan ... 33

2.1.14 Hubungan Jumlah Pendapatan Suami dengan Intensitas Kerja ... 33

2.1.15 Hubungan Jumlah Pendapatan Suami dengan Kontribusi Pendapatan ... 34

2.1.15 Hubungan Intensitas Kerja dengan Kontribusi Pendapatan ... 35

(3)

2.2 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 37

3.2 Lokasi Penelitian ... 37

3.3 Objek Penelitian ... 37

3.4 Identifikasi Variabel ... 38

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 39

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.7 Populasi dan Sampel ... 42

3.8 Metode Pengambilan Sampel ... 43

3.9 Teknik Analisis Data ... 44

3.9.1 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 44

3.9.2 Uji Pengaruh Langsung ... 46

3.9.3 Uji Sobel ... 49

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 56

4.2 Karakteristik Responden ... 57

4.2.1 Karakteristik Responden Menurut Umur ... 58

4.2.2 Karakteristik Responden Menurut Upah ... 59

4.2.3 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan ... 60

4.2.4 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Tanggungan ... 61

4.2.5 Karakteristik Responden Menurut Jumlah Pendapatan Suami ... 62

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

4.3.1 Evaluasi Terhadap Validitas Model ... 64

4.3.2 Nilai Kekeliruan Taksiran Standar ... 67

4.3.3 Nilai Koefisien Determinasi Total ... 68

4.3.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 69

4.3.4.1 Pengaruh Langsung ... 69

4.3.4.2 Pengaruh Tidak Langsung Melalui Pengujian Variabel Mediasi ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 101

5.2 Saran ... 103

DAFTAR RUJUKAN ... 104

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan populasi masyarakat bisa dikatakan sangat banyak. Banyaknya populasi penduduk di Indonesia tentunya permasalahan-permasalahan mulai berdatangan, mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran dan lainnya. Ditambah lagi saat ini persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sangat sulit. Penduduk merupakan salah satu pemegang peranan penting dalam pembangunan di Indonesia. Penduduk juga dapat dikatakan sebagai subyek dari pembangunan dimana penduduklah yang nantinya akan melaksanakan seluruh pembangunan yang telah dirancang oleh pemerintah, dan sekaligus sebagai obyek dari pembangunan yang artinya penduduk sebagai tujuan untuk memajukan pembangunan (Nurdevianti, 2008).

Partisipasi penuh antara kaum pria dan kaum wanita dalam kegiatan ekonomi di suatu negara akan membantu negara tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan merupakan salah satu dari tujuan pembangunan (Uzunoz, 2012). Pembangunan di Indonesia dapat di nilai dari bagaimana kulaitas dari sumber daya manusia yang tersedia. Maka dari itu pemerinyah haus berupaya untuk meningkatkan skill dan keahlian penduduk yang sudah siap untuk bekerja untuk mengahadapi persaingan-persaingan kedepannya, apalagi saat ini banyak tenaga kerja asing yang berkualitas berbondong-bondong dating ke Indonesia untuk mencari pekerjaan sehingga akan menambah persaingan.

Paradigma melekat di masyarakat menganggap bahwa kaum pria sebagai kepala dalam rumah tangga harus memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pria sebagai kepala keluarga menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan berumah tangga seperti kebutuhan

(5)

sandang, pangan, maupun kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak terduga. Pada negara berkembang, angkatan kerja wanita umumnya kurang beruntung pada pasar kerja, mereka lebih sering bekerja pada sektor informal dan bekerja di posisi pekerjaan lebih rendah dari pada pria (Virareal dan Heeju, 2008). Namun, dalam pembangunan saat ini semua pembangunan yang telah direncanakan dapat berjalan deng baik dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada asalkan sumber manusia daya baik pria maupun wanita dapat berperan optimal dalam pembangunan.

Perubahan pemikiran masyarakat mengenai sebuah pemikiran yang menyatakan bahwa wanita hanya melakukan kegiatan rumah tangga saja mulai berubah, kesetaraan gender membuat wanita mendapatkan posisi yang sama dengan pria untuk melakukan aktivitas sosial. Konsep kesetaraan gender itu merupakan sebuah pemikiran yang melekat pada kaum pria dan wanita yang di konsrtuksi secara social maupun kultural (Efianingrum, 2008). Gender merupakan suatu hal yang sangat jauh berbeda dengan jenis kelamin, karena pada dasar nya gender tidak memihak kepada kaum pria maupun kaum wanita, namun gender hanya memuat perbedaan posisi dan peran social pria dan wanita yang dibentuk oleh lingkungan (Daulay, 2008). Dengan adanya kesetaraan mengenai gender saat ini membuat posisi sosial dan tanggung jawab untuk keluarga antara kaum laki-laki dan perempuan menjadi sejajar. Dengan kata lain, paradigma masyarakat yang menganggap bahwa kaum wanita tidak perlu melakukan sesuatu yang di kerjakan oleh laki-laki dapat berubah.

Wanita memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam bidang, baik sosial, ekonomi, maupun budaya tetapi dalam pelaksanaannya perempuan masih dibatasi atau masih ada penghambat bagi perempuan mengaktualisasi dirinya dalam pembangunan, salah satu yang menjadi penghambat adalah pembagian peran dan status antara pria dan wanita (Majid,2012).

(6)

Kegiatan wanita hanya dibatasi untuk hanya bedara di rumah dan melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga yang melakukan kegiatan rumah tangga dan juga mengasuh anaknya. Seiring berjalannya waktu wanita saat ini bukanlah wanita yang seperti dulu hanya berada di rumah dan memainkan peran sebagai ibu rumah tangga saja, namun wanita saat ini memperluar gerak dengan terjun ke sektor publik. Menurut Harkness (2010) dengan meningkatkan lapangan pekerjaan bagi perempuan secara tidak langsung akan mengurangi ketimpangan pendaptan pada rumah tangga dan sekaligus akan membantu pembangunan.

Wanita sekarang sudah mampu untuk mengambil peran ganda. Disamping menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga, wanita saat ini mampu merambah dunia kerja dan memasuki pasar kerja serta memperluas ruang geraknya. Terjunnya wanita ke sektor publik ini didasari atas keahlian yang mereka miliki serta tanggung jawab mereka pada keluarga selai itu terjunnya kaum wanita pada sektor publik ini terjadi karena dorongan atau desakan pribadi yang terjadi akibat ketidakcukupan penghasilan dari suami sehingga wanita terpaksa ikut turun untuk dapat berkontribusi (Paula, 2002). Menurut Alatas dan Trisilip (dalam Isti Fadah dkk, 2004) menjelaskan berpartisipasinya wanita dalam kegiatan ekonomi didasari atas adanya perubahan pandangan dan sikap dari masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi kaum wanita dan pria, semakin disadarinya bahwa perlunya partisipasi kaum wanita dalam pempembangunan, serta adanya kemauan wanita untuk mandiri dalam bidang ekonomi.

Wanita Bali disini merupakan salah satu contoh wanita yang tangguh, karena dalam rumah tangganya seorang istri di Bali selain memiliki peran sebagai pengurus rumah tangga, memasak, dan mendidik anak seorang, wanita Bali memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan sosial di lingkungannya. Seiring dengan perkembangan pembangunan saat ini dan juga tingkat kebutuhan sehari-hari yang harus

(7)

di penuhi tidak sedikit wanita Bali harus turun ke sektor publik untuk mengambil peran dalam membantu ekonomi keluarganya. Bisa dikatakan peran wanita di Bali dalam perekonomian untuk keluarganya saat ini menjadi keharusan, akibat mendesaknya kebutuhan hidup, dan sulitnya ekonomi keluarga atau tidak tercukupinya pendapatan dari kepala keluarga menjadi faktor penentu untuk anggota keluarga yang lainnya khususnya wanita untuk mencari nafkah (Nilasukmawati dkk, 2012). Terlihat jelas hal ini biasanya terjadi pada keluarga yang ekonominya tergolong rendah. Namun tidak selamanya latar ekonomi rendah membuat wanita menikah mengambil keputusan untuk bekerja. Ada pula diantara mereka yang memiliki latar ekonomi tinggi memilih bekerja.

Wanita dengan aktivitas sehari-harinya baik yang terencana ataupun tidak mempunyai nilai ekonomis, terutama bila dikaitkan dengan pendapatan dalam kontibusinya untuk membantu ekonomi keluarganya (Yunilas, 2005). Seorang wanita Pada dasarnya, mengalokasian waktu untuk bekerja adalah gambaran dari upayanya untuk mempertahankan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya yang menyesuaikan dengan kesempatan kerja yang ada serta sumberdaya yang dimiliki (Wulandari, 2016). Mereka yang memiliki latar pendidikan tinggi tentunya akan memilih untuk bekerja karena mereka merasa memiliki keahlian khusus dan dapat bersaing di sektor publik. Tetapi untuk saat ini dalam mencari pekerjaan latar pendidikan akan cenderung menjadi faktor kita akan menggambil sebuah pekerjaan. Bila seseorang mengenyam pendidikan yang rendah dan kurang ilmu pengetahuan maka akan berdampak kepada pekerjaan mereka, salah satu contohnya adalah menjadi seorang asisten rumah tangga.

Menjadi seorang asisten rumah tangga, merupakan salah satu pilihan pekerjaan bagi mereka yang tidak memiliki skill khusus dan juga pendidikannya tergolong rendah namun memiliki keinginan untuk membantu ekonomi keluarganya dan memenuhi kebutuhan

(8)

keluarganya. Asisten rumah tangga terdengar seperti sebuah pekerjaan yang tidak banyak orang yang menginginkannya tetapi memiliki peranan dalam membantu mengurusi urusan rumah tangga mulai dari memasak, menyapu, mencuci, hingga mengasuh anak. Dengan katalain pekerjaan yang harus di ambil dari asisten rumah tangga ini bervariasi tergantung dari kebutuhan majikannya. Peluang untuk menjadi siaten rumah tangga sangat lah terbuka terutama di kota-kota besar. Di Kota Denpasar yang menjadi ibu kota-kota dari Provinsi Bali menjadi daerah atau daya tarik bagi seseorang yang ingin bekerja sebagai asistem rumah tangga. Dengan tingkat kesibukan di daerah perkotaan yang sangat menyita waktu, membuat para keluarga yang sibuk memilih asisten rumah tangga sebagai pemecah masalah kerumahtanggaaan yang tidak sempat mereka urusi.

Untuk menjadi asisten rumah tangga bukanlah perkara yang mudah untuk di lakukan. Dalam melakukan pekerjaan ini ini banyak hal yang harus di korbankan. Apalagi jika mereka menginap atau menetap di rumah majikannya. Mereka harus berpisah dengan anaknya dan menahan rindu ingin berkumpul dengan keluarga dan anak-anak mereka. Mereka rela mengalokasikan waktu mereka untuk diam di rumah majikan dan untuk menjadi asisten rumah tangga hanya untuk membantu pendapatan atau berkontribusi untuk keluarga mereka. Menjadi asisten rumah tangga memiliki beban tersendiri, mereka bekerja dan hidup tertutup dari pandangan publik karena sebagian besar dari mereka tinggal di rumah tempat dia bekerja. Tidak ada batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, membuat profesi Pekerja Rumah Tangga menjadi pekerjaan yang rumit, menuntut curahan waktu kerja, perhatian, dan energi.

Kebanyakan yang terjadi dilapangan, umumnya pekerjaan sebagai asisten rumah tangga dilakukan oleh masyarakat pada kalangan ekonomi yang rendah dan berada pada pedesaan yang tingkat kesempatan kerjanya sedikit. Menurut Thumanggor (2009) pendidikan merupakan salah

(9)

satu faktor yang memengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja. Tetapi dengan kondisi ekonomi keluarga rendah membuat kesempatan mereka untuk mengenyam pendidikan lebih sulit dan berimbas pada pekerjaan yang mereka dapatkan. Biasanya mereka yang bekerja sebagai asisten rumah tangga adalah mereka yang pendidikannya rendah. Untuk menjadi asisten rumah tangga bukanlah perkara mudah. Dalam pekerjaannya mereka memerlukan intensitas kerja yang cukup tinggi karena setiap harinya karena mereka yang menjadi asisten rumah tangga harus siap melayani majikannya jika diperlukan setiap saat. Begitu pula menurut Sidaruk (2013) banyak wanita yang memasuki pasar kerja dengan berlatarkan pendidikan baik dengan keterampilan khusus atau skill khusus namun ketika ia menikah akan sulit mendapatkan peluang yang ada. Jadi bisa dikatakan mereka yang memilih bekerja sebagai asisten rumah tangga dikarenakan latar pendidikan dan juga mereka tidak memiliki keahlian lain selain keahian untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.

Jika kita berbicara mengenai intensitas bekerja dari asisten rumah tangga sanglah sulit untuk di mengerti. Karena untuk mereka yang meninap di rumah majikannya mereka akan bekerja full seharian saat majikan mereka membutuhkan mereka, sehingga mereka mengalokasikan waktu mereka lebih banyak untuk bekerja dan. Lain halnya bagi mereka yang tidak menginap di rumah majikannya. Mereka memiliki jam kerja yang khusus dan telah di atur kemudian di setujui oleh majikannya sehingga waktu mereka dapat mereka alokasikan untuk bekerja dan juga untuk bertemu dengan keluarga mereka.

Sebagai imbalan dari hasil kerja, para asisten rumah tangga menerima upah dari majikan mereka. Besaran upah ini tergantung perjanjian antara majikan dengan asisten rumah tangga yang biasanya tergantung upah pasaran yang terdapat di suatu wilayah. Upah pada hakikatnya adalah faktor penarik bagi seseorang yang memutuskan untuk bekerja. Faktor upah menjadi

(10)

salah satu faktor terpenting seseorang memutuskan untuk bekerja, hal ini wajar karena biaya hidup layak meningkat akibat harga-harga kebutuhan untuk hidup juga meningkat (Sidaruk, 2013). Namun dari sisi lain upah untuk menjadi asisten rumah tangga tersebut tidaklah menarik atau bisa dikatakan rendah. Tetapi kembali lagi karena mereka berlatar pendidikan rendah dan tidak memiliki keahlian lain selain melakukan pekerjaan rumah tangga maka mereka memilih untuk menjadi asisten rumah tangga, apa lagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga yang dikarenakan suami mereka tidak bekerja entah karena cacat atau suami mereka meninggal sehingga mereka akan mencurahkan waktu untuk bekerja mereka agar memperloleh upah yang cukup untuk dapat berkontibusi dalam perekonomian keluarga mereka, apalagi jumlah tanggungan di keluarga mereka cukup banyak.

Menurut penelitian Fadah dan Yustanto (2004), jumlah tanggungan keluarga yang banyak akan mengakibatkan seseorang lebih memilih untuk bekerja demi membantu pendapatan suaminya. Begitupula halnya asisten rumah tangga rela mengorbankan waktu mereka demi bekerja bersama majikan. Novita Eliana dan Rita Ratina (2007) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka akan menyebabkan semakin tinggi curahan waktu tenaga kerja wanita untuk bekerja. Novita (2016) menyatakan bahwa bagaimana suatu rumah tangga tersebut mengatur pada siapa yang bersekolah, bekerja, dan mengurus rumah tangga, yang bergantung pada jumlah anggota rumah tangganya. Jadi jumlah keluarga yang harus di tanggung terkadang juga menjadi faktor wanita untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarganya.

Meskipun intensitas kerja dari asisten rumah tangga cukup tinggi, seorang wanita yang sudah menikah memilih pekerjaan tersebut dan tinggal di rumah majikannya rela untuk mengenyampingkan keluarganya dan jauh dari kelurganya bagi mereka yang berasal dari desa

(11)

kembali lagi ke persoalan kondisi ekonomi keluarga mereka dan untuk memenuhi kebutuhan keluaga. Sehingga harus mengorbankan waktu mereka untuk berdiam di rumah majikan. Mereka melakukan hal ini agar keluarganya dapat mengenyam kehidupan yang layak seperti layaknya orang lain. Namun untuk mereka asisten rumah tangga yang tidak tinggal di rumah majikannya mereka lebih bisa memanfaatkan waktu bersama keluarga dan cenderung memiliki intensitas kerja yang rendah di bandingkan dengan yang menginap atau menetap di rumah majikannya. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah pengaruh umur, tingkat upah, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pendapatan suami terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar ?

2) Bagaimanakan pengaruh umur, tingkat upah, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan suami, terhadap Kontribusi pendapatan asisten rumah tangga di Kota Denpasar ?

3) Bagaimanakah pengaruh umur, tingkat upah, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan suami, terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga melalui intensitas kerja asisten rumah tangga di Kota Denpasar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah rumusan sebeelumnya, maka didapat tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

(12)

1) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat upah, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah pendapatan suami terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar.

2) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat upah, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan suami, terhadap Kontribusi pendapatan asisten rumah tangga di Kota Denpasar

3) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat upah, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan suami, terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga melalui intensitas kerja asisten rumah tangga di Kota Denpasar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian ini diharapkan nantinya penelitian ini akan berguna dan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membava penelitian ini. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharpkan nantinya dapat meberikan manfaat bagi pembaca, baik dalam menambah atau memperkaya bahan pustaka yang sudah ada sebelumnya, atau sebagai pelengkap dan pembanding. Serta diharapkan penelitian ini mampu menambah refrensi untuk penelitian selanjutnya atau pun penelitian yang sejenis.

2) Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan dan penyelesaian masalah kepada pemerintah, bagai mana pemerintah dapat membantu dan lebih memerhatikan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, menngingat berbagai

(13)

macam konsukuensi dialami sebagai asisten rumah tangga. Dalam hal ini mungkin mengenai kebijakan terkait untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai konsep umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan suami, intensitas kerja, dan kontribusi pendapatan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV : DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan gambaran umum daerah penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan mengenai permasalahan yang ada dalam penelitian.

(14)

Bab ini menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh agar nantinya dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada Bab II, poin 2.7 mengenai desinfeksi untuk air media pengangkutan ikan selama proses transportasi, pada desain kali

[r]

[r]

Berat kendaraan berkurang 185 kg (15%) dari berat normal kendaraan sebelum dilakukan development, penurunan berat memang tidak terlalu signifikan, namun pada

negarawan rnerniliki kelruasaan yang tidal; daoat ditarldingi yaitu cmrang yang dfsuafx ma% dis!ntegrzsl yang hebt d m tjdak dapst. tertotctny i ~ j i dengan

Namun pertunjukan wisata di Kota Padang belum mempunyai suatu paket yang khusus sebagai sqiiar pa'iwisata- Semua paket yang dipertunjukkan kepada wisatawan sama

Pembimbing penulisan skripsi saudara Rudi Wahyudi, NIM: 20402108078, Mahasiswa Jurusan/Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Dalam perancangan kembali pondok pesantren induk Lirboyo ini, tema yang diambil dalam perancangan adalah tema arsitektur Islam dengan pertimbangan sebagaimana objek