• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MESIN PENGOLAH KOPI SKALA UKM DI KABUPATEN ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MESIN PENGOLAH KOPI SKALA UKM DI KABUPATEN ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MESIN PENGOLAH KOPI SKALA UKM

DI KABUPATEN ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR

Penanggungjawab :

IR. PUJI WIDODO, MSI

A. PERKEMBANGAN ADMINISTRASI

1. Perkembangan Pengelolaan Anggaran s.d. Akhir Juli 2012:

Pengelolaan anggaran kegiatan hingga akhir Juli telah menyerap dana kegiatan sebesar 25% sebagaimana yang direncanakan pada masa Termin 2 pencairan dana kegiatan. Dana sebesar itu digunakan untuk penyelesaian mesin pengupas kopi dan survey lapang ke kabupaten Manggarai sebagaimana telah disepakati antara Bapeda NTT dan Koordinator Sida X untuk Nusa Tenggara Timur. Dana 25% Termin 2 diperuntukkan untuk pelatihan dan penerapan mesin pengolah kopi skala UKM di lokasi desa Kalabahi Tengah, Nusa Tenggara Timur.

Pada akhir Juli telah selesai dibuat mesin sangrai kopi, mesin pengupas kopi secara kering dan telah dilakukan modifikasi terhadap mesin sangrai kopi dan mesin pengupas kopi guna pencapaian target kinerja mesin.

Telah dilakukan uji fungsional dan uji kinerja mesin pengupas kopi dan mesin sangrai kopi dengan masing-masing kapasitas 60kg/jam buah kopi kering dengan kadar air rata-rata 12,5% bb dan kapasitas mesin sangrai 10kg/jam dengan kadar air rata-rata 2,4% bb.

Honor sampai bulan Juli untuk semua pelaksana kegiatan ini telah diberikan dengan menggunakan dana pada Termin 2, karena dana termin 1 difokuskan ke alsin pengolah kopi skala UKM.

2. Kendala-Hambatan Pengelolaan Anggaran:

Selama pelaksanaan kegiatan pada tahap Termin 2 ini tidak terjadi kendala yang berarti yang dapat menghambat pengelolaan anggaran jika didasarkan pada apa yang telah direncanakan. Pengarahan Bapeda ke lokasi Kabupaten Manggarai dan disepakati oleh Koordinator Sida X untuk Nusa Tenggara Timur dan penanggungjawab kegiatan ternyata kendala utamanya adalah budaya daerah yang kurang mendukung terhadap penggunaaan alsin pengolahan kopi. Petani cenderung menjual kopi mentah bahkan yang belum dipanen ke

(2)

pengijon untuk mendapatkan segera uang untuk memenuhi budaya daerah (hajat pinangan pengantin dan kematian) yang membutuhkan dana relatif besar.

3. Rencana Penanganan Aset saat Paket Selesai Dilaksanakan:

Penanganan asset paket mesin pengolah kopi skala UKM yang terdiri dari mesin

pengupas kulit kopi dan mesin sangrai kopi akan diserahkan ke Gapoktan yang di desa Kalabahi Tengah melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Alor.

B. METODE-PROSES PENCAPAIAN TARGET KINERJA

1. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja hingga akhir Juli 2012:

Hingga saat ini target yang telah dicapai dalam penggunaan dana Termin 2 adalah : (a). dihasilkannya mesin pengolah kopi yang terdiri dari mesin pengupas kopi sistem kering dan mesin sangrai kopi dan telah dilakukan modifikasi terhadap mesin tersebut guna memperoleh kinerja yang lebih baik, (b) telah dilakukan uji fungsi dan uji kinerja mesin pengupas kopi sistem kering dan mesin sangrai kopi.

Pihak terkait yang terlibat atau dilibatkan dalam sinkronisasi untuk pelaksanaan kegiatan adalah BPTP NTT, Pemda Kabupaten Alor NTT dan Dinas Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Alor NTT dan Gapoktan desa Kalabahi Tengah Kabupaten Alor NTT.

(3)

Gambar 1. Uji fungsi dan uji kinerja mesin pengolah kopi

2. Perkembangan Pelaksanaan Strategi Pencapaian Target Kinerja:

Mesin pengolah kopi skala UKM yang akan ditempatkan di desa Kalabahi Barat menggunakan bahan bakar setempat berupa arang kayu dan bensin untuk menggerakkan mesin. Pertimbangan tersebut mengingat kondisi setempat yang tidak ada listrik dan mudah untuk mendapatkan arang kayu.

Uji fungsi dan uji kinerja mesin pengupas kopi dan mesin sangrai kopi telah dilakukan di Serpong dan penerapan mesin pengolah kopi dilakukan di lokasi Gapoktan desa Kalabahi Barat melalui pelatihan pengguna (petani kopi) terhadap mesin tersebut. Pendampingan teknologi akan dilakukan oleh BPTP NTT dan fasilitas dan sarana prasarana dalam pelatihan mendapat dukungan dari Dinas Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Alor.

(4)

Tabel 1. Spesifikasi mesin pengolah kopi

No. Nama Mesin Spesifikasi

1

Pengupas Kopi secara kering

Alsin pengupas kopi

Dimensi (mm) : 795x710x1045 Berat : 56 kg

Bahan : stainless steel Silinder pengupas : bentuk tabung Dimensi silinder (mm) : 250xd.127 Tenaga Penggerak : Daya : 5,5 Hp Merk : Honda Model : GX-160 2 Sangrai Kopi

Alsin sangrai kopi

Dimensi (mm) : 850x925x1220 Berat : 87 kg

Bahan : stainless steel Silinder pengupas : bentuk tabung Dimensi silinder (mm) : 245xd.125 Tenaga Penggerak : Daya : 3,5 Hp Merk : Robin Model : EY 15 DJ

3. Kendala - Hambatan Dalam Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja:

Selama pelaksanaan kegiatan pada tahap Termin 2 ini tidak terjadi kendala yang berarti

yang dapat menghambat pelaksanaan strategi pencapaian target kinerja. Survey lokasi ke-2 untuk penempatan mesin di kabupaten Manggarai digunakan sebagai pembanding terhadap minat

masyarakat terhadap penggunaan mesin pengolah kopi yang terkendala pada sistem budaya adat pada tradisi perkawinan dan orang meninggal menuntut kebutuhan yang relative mahal dan petani menjual ke pengijon dalam produk bahan kopi mentah belum dijemur bahkan menjual dengan sistem ijon.

(5)

C. SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAAN-PROGRAM

1. Perkembangan Koordinasi Dengan Kelembagaan - Program Terkait kurun waktu Juni-Juli 2012:

Koordinasi kelembagaan dilakukan dengan BPTP NTT, Pemda Kabupaten Alor, Dins Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Alor dan Gapoktan desa Kalabahi Tengah, Kabupaten Alor.

Koordinasi dilaksanakan untuk perencanaan penempatan alsin pengolah kopi dan pelatihannya di lokasi Kelompok Tani kopi di desa Kalabahi Tengah, Kabupaten Alor NTT. Beberapa orang yang terlibat dalam kegiatan yaitu :

a. Asisten II Bupati Alor : Drs Hopni Bukang, MM

b. Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Alor : Ir Thomas Lalangpulu c. Kepala desa Kalabahi Tengah Kabupaten Alor : Yacob Maigy

d. Kelompok tani desa Kalabahi Tengah .

2. Bentuk Pelaksanaan Koordinasi dengan Kelembagaan-Program Terkait:

Bentuk koordinasi kelembagaan program pengembangan mesin pengolah kopi skala UKM di Kabupaten Alor dilakukan untuk menjalin kerja sama tercapainya tujuan dengan peran serta sebagai berikut :

a. Peran BBP Mektan adalah penyediaan mesin pengolah kopi yang meliputi : mesin pengupas kopi secara kering dan mesin sangrai kopi dan pendampingan teknologi b. Peran BPTP NTT adalah melakukan pelatihan dan pendampingan teknologi sampai

ke petani

c. Peran Pemda Kabupaten Alor dan Dinas Perkebundan dan pertanian adalah menyediakan sarana dan prasarana, lokasi penempatan mesin pengolah kopi dan fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan di desa Kalabahi Tengah, Kecamatan Alos selatan, Kabupaten Alor NTT.

(6)

3. Kendala dan Hambatan Dalam Pelaksanaan Koordinasi hingga saat ini:

Selama pelaksanaan kegiatan koordinasi pada tahap Termin 2 ini tidak terjadi kendala yang berarti yang dapat menghambat pelaksanaan pencapaian target pelaksanaan koordinasi.

D. CAPAIAN PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA 1. Perkembangan Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa :

Perkembangan strategi pemanfaatan hasil libangyasa pertama-tama adalah melakukan penempatan mesin pengolah kopi di desa Kalabahi Tengah, melalui koordinasi dengan Dinas perkebunan dan pertanian, yaitu : Ir. Thomas Lalangpulu dan penyuluh lapang, yaitu : Ir. Andi, MP.

Tahapan selanjutnya adalah melakukan sosialisasi ke petani yang dilakukan oleh pihak BPTP NTT. Sosialisasi bertujuan untuk memebrikan pandangan mengenai manfaat keberadaan mesin pengolah kopi dalam keberlanjutan usahatani pada Gapoktan. Sosialisasi mencakup kegiatan pelatihan pengoperasian dan trouble shooting.

2. Bentuk Pemanfaatan Hasil Litbangyasa:

Kabupaten Alor memiliki wilayah yang menghasilkan kopi dengan cita rasa dan aroma unggul yang berasal dari daerah potensi kopi yaitu Desa Kalabahi Tengah Kecamatan Alor Selatan , Desa Kalabhi Barat Kecamatan Apui, NTT. Usaha untuk memanfaatkan lahan marginal di kawasan pegunungan yaitu peningkatan produktivitas pengolahan kopi menggunakan mesin pengolah kopi dan tahun ini diawali dengan penggunaan mesin pengupas kopi sistim kering dan mesin sangrai yang mengolah kopi mentah menjadi kopi matang. Peningkatan harga jual kopi matang baik dalam bentuk kopi matang gelondong maupun kopi bubuk diharapkan dapat pula meningkatkan pendapatan petani kopi.

Kegiatan pengembangan hasil litbangyasa ini merupakan suatu kegiatan yang mendukung usahatani kopi di wilayah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Dan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung strategi pengembangan industri.

3. Kendala dan Hambatan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa hingga akhir Juli 2012: Selama pelaksanaan kegiatan pada tahap termin 2 ini tidak terjadi kendala yang berarti yang dapat menghambat pelaksanaan capaian pemanfaatan hasil litbangyasa.

(7)

E. POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN

1. Rencana Pengembangan Ke Depan setelah Paket PKPP selesai dilaksanakan:

Rencana pengembangan ke depan setelah selesai dilaksanakan adalah meningkatkan proses pengolahan kopi menjadi unit produksi kopi secara utuh untuk menghasilkan kopi bubuk dalam kemasan dengan trade mark Kabupaten Alor melalui integrasi sistem pengolahan kopi yaitu penambahan mesin bubuk kopi dan mesin pengemas dalam saclet disamping mesin pengupas kopi dan mesin sangrai kopi.

2. Kerangka Strategi Pengembangan Ke Depan setelah Paket PKPP selesai dilaksanakan:

Pengembangan kawasan marginal yang memiliki potensi khusus kopi dengan citarasa dan aroma unggul seperti kopi yang berasal dari kabupaten Alor perlu dikembangkan menjadi kawasan yang berwawasan industri kopi. Integrasi sistem pengolahan kopi di kabupaten Alor yang meliputi proses pengolahan kopi mentah menjadi kopi bubuk dalam kemasan merupakan salah satu strategi pengembangan wilayah di kabupaten Alor. Integrasi pengolahan kopi menerapkan beberapa mesin pengolah kopi sederhana yang meliputi mesin pengupas kopi, mesin sangrai kopi (sudah ada), mesin untuk membuat bubuk kopi dan alat untuk mengemas bubuk kopi dalam kemasan khusus yang bertrade mark dagang ”kabupaten Alor”, sebagaimana yang dinyatakan oleh Asisten II Kabupaten Alor bahwa kabupaten Alor diharapkan akan memiliki trade mark ”kopi kabupaten Alor” dalam kemasan kopi siap saji.

Dengan konsep Integrasi pengolahan kopi dalam kemasan siap saji dapat mendukung pengembangan wilayah di marginal pegunungan dan memberikan kontribusi terhadap :

a) Peningkatan wawasan petani terhadap industri pedesaan dan peningkatn pendapatan petani

b) Meningkatkan peluang kerja / usaha penduduk terhadap pengolahan kopi rakyat.

c) Menciptakan image kabupaten Alor sebagai penghasil kopi dengan citarasa dan aroma yang unggul.

Gambar

Gambar 1. Uji fungsi dan uji kinerja mesin pengolah kopi
Tabel 1. Spesifikasi mesin pengolah kopi

Referensi

Dokumen terkait

Setiap penghasilan yang diterima atau diperoleh atas kegiatan usaha yang dilakukan dapat diklasifikasikan sebagai objek pajak dan pihak otoritas negara mana yang

Bila konsentrasi substart diperbesar makin banyak substrat yang dapat berhubungna dengan enzim bagian aktif tersebut dengan demikian konsentrasi kompleks enzim

Sekolah Berbudaya Lingkungan merupakan sekolah yang memelihara dan memanfaatkan kondisi lingkungan untuk pengembangan keilmuan, khususnya program

1) Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat memasukan pengkajian atau evaluasi fungsi kognitif ke dalam kurikulum pembelajaran mahasiswa untuk meningkatkan

Hasil posttest kedua kelas tersebut lalu dibandingkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sehingga akan dapat

Sinergis, terjadi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan bersama- sama dengan aksi proksimat yang sama menimbulkan efek yang lebih besar dari jumlah efek

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak (1) Objek penelitian, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Kepulauan Meranti berbeda dengan

Hasil penelitian yang dilakukan di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Pekanbaru ini mengenai peran customer service dalam meningkatkan jumlah nasabah tabungan