• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percakapan Tentang Cinta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Percakapan Tentang Cinta"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Percakapan Tentang Cinta

“kamu mudah jatuh cinta ya?”

“iya! Melihat bunga di tanjakan Ottostrasse saja bikin aku jatuh cinta!”

Pagi ini saja aku jatuh cinta, ketika membuka jendela kamar saat matahari masih berada lebih di timur. Baru segaris cahaya yang menandakan dia siap bekerja di kota kita. Hawa basah dan aroma tanah lembab sisa hujan semalam membuat aku jatuh cinta pada ruas jalan di bawah sana, lima lantai dari kamarku.

“alaaah.. kamu terlalu! Jalan jelek itu?”

Halooo… cinta tidak bisa melihat “jelek”! Sama seperti dia tidak butuh keindahan. Jalan itu bagimu mungkin jelek. Hanya seruas jalan pendek, buntu, dan dipagari bangunan kelabu muram dengan jendela yang membuka tutup otomatis dan menimbulkan suara berisik. Itu karena kamu tidak cinta padanya. Itu juga yang ku tahu sebelum pagi ini. Namun bagiku, aroma pagi ini membuatnya terasa lain. Rasa yang sulit dijelaskan. Rasa itu membuat pipiku memerah, aha… kamu tentu sulit melihatnya karena kulitku cokelat gelap. Rasa itu juga membuat keributan di

rongga dada, seperti burung-burung yang berebutan berkicau menjemput rejekinya di pagi hari.

“wah aku sudah lupa rasa itu, usia yang menua membuat aku bebal sangat”

Kamu bohong! Tidak ada yang bisa melupakan rasanya jatuh cinta. Kamu pasti ingat rasa tidak sabar menunggu pagi atau siang atau sore atau kapan pun kamu bisa melihat senyum gadis yang selalu membuatmu tertawa.

(2)

pernah lupa. Ya, kamu mungkin akan terjatuh dari sepeda itu tapi pasti kamu segera bangkit, menepis debu yang mengotori bajumu, mengusap lutut yang sedikit lecet bahkan mengusap air mata yang leleh dan mulai lagi mengayuhnya. Seperti itulah jatuh cinta. Kamu mungkin akan sakit, tapi kamu segera memulainya lagi, karena itu mengasyikkan.

“masih belum ingat rasanya?”

Baiklah, bagaimana kamu mengingat rasa damai ? Yang menebar saat yang kamu cintai ada di sampingmu. Saat itu semua suara terasa merdu kan? Serasa ada soundtrack yang mengiringi langkah saat kamu berjalan di sisinya (1).

Kamu mendadak merasa kuat untuk melangkah ribuan kilometer sekali pun asal bersamanya. Waktu berjalan tak terasa. Obrolan-obrolan tentang cuaca, tentang hujan, bahkan komentar pada kucing menjadi begitu manisnya.

Kamu rela menyisihkan sebagian uang jajanmu untuk membelikannya kertas

prakarya, padahal kamu sendiri lupa membawanya. Kamu akan melakukan hal-hal tolol seperti mengintip ke jendela kelasnya berkali-kali walaupun saat itu dia tak ada. Buatmu itu tidak tolol karena kamu bahagia melakukannya. Iya kan?

Masih tidak ingat?

Kamu lupa bagaimana semua benda menjadi representasi kehadirannya? Kemeja birumu adalah sapanya di pagi itu. Sendok yang kamu pakai pernah terjatuh, dan dia yang mengambilnya. Ujung pensil merek itu itu pernah dia gunakan untuk mengorek serpihan kayu yang mengganjal jendela kelasnya. Bahkan setiap kali kamu melihat warna krem, kamu akan selalu ingat bahwa dia pernah membawa roti berisi selai serikaya. Aneh? Mungkin…. Tapi itu pasti pernah kamu rasakan. Apa saja adalah bentuk kehadirannya di hatimu.

(3)

ini aku akan teringat pada jalan ini karena aroma ini adalah representasi darinya saat aku mencintainya.

“Ah… itu kan karena kamu terlalu perasa. Aku tidak seperti itulah”

Hahaha, ini rumus umum, seperti obat generik. Berlaku universal untuk siapa saja. Perbedaannya hanya pada ekspresi yang merasakannya. Kamu yang tenang

mungkin hanya akan terdiam, menikmati setiap rasa itu. Dia yang pemalu akan gemetar, menatap cintanya dan setelah itu menyesal kenapa tadi tidak sekalian mengajaknya menonton? Dia yang rajin menulis akan mendadak produktif

menuliskan ribuan puisi-puisi dan cerpen menye-menye dalam semalam. Dia yang terbiasa di partai politik akan menyikapinya dengan menggebu, mengatur langkah, menyusun strategi kampanye agar bisa menginfiltrasi ke relung hati pujaannya. Dia yang religius akan berterima kasih pada Tuhan-nya, bersyukur bahwa dia bisa

menikmati rasa itu lalu memendamnya rapat-rapat agar tidak mengotori hatinya. (tapi.. apakah cinta itu kotor?.. entahlah, dia lebih tahu!)

Ya… semua orang punya caranya sendiri untuk mengekspresikan cintanya. Dan itu haknya. Kamu tidak boleh komentar apalagi menggugatnya.

“lalu apa ekspresi cintamu pada jalan ini?”

Aku sudah curahkan tadi. Karena tak tahan hanya menatapnya dari ketinggian, maka aku mengendap turun dari kamarku supaya orang lain yang masih terlelap tidak terganggu. Kuciumi aromanya sepuas hati dan kuteriakkan “selamat pagi cintaku!”. Saat aku kembali ke kamar aku langsung merindukannya lagi, jadilah aku tulis banyak puisi untuknya.

“Ok, bolehkah aku berkomentar dulu atas pertanyaan-pertanyaanmu tadi?”

Kamu bukan lupa, kamu hanya perlu jujur bahwa kamu menghindari jatuh cinta. Kenapa? Apakah kamu takut disakiti cinta tak berbalas? Ataukah kamu takut

(4)

berkhianat akan cinta yang sudah ada lebih dulu?

Kenapa takut? Kamu justru harus takut kalau kamu tidak bisa lagi jatuh cinta. Bayangkan, apa yang bisa kamu lakukan kalau kamu tidak mencintai penelitian yang sedang kamu kerjakan. Semua pasti terasa menjadi beban.

Cinta yang tidak berbalas akan mengajarimu ketulusan hati. Pasti dia menyakitimu, tapi dia akan menuntunmu pada jiwa yang ikhlas dan hati yang dewasa. Cinta yang tidak berbalas akan terus menghantuimu, bila penyebabnya adalah karena kamu tidak pernah mencoba meraihnya. Jadi, cobalah dulu untuk meraihnya.

“alah, kamu kan pernah juga membiarkan cinta lewat begitu saja tanpa upaya meraihnya?”

Ya! Aku pernah melakukan hal bodoh itu, dan itu terus membuatku menyesal dan berandai-andai. Andai saja kulakukan sesuatu yang membuatnya tahu. Dia kan berhak untuk memilihku.

“hahaha… kamu terlalu percaya diri… bisa jadi tetap saja tidak berbalas”

Tidak apa… yang penting aku sudah mencobanya.. Jatuh cinta dan kecewa itu datang satu paket. Seperti sandal jepit yang mengharuskanmu membelinya sepasang, walaupun kamu hanya butuh satu untuk menggantikan sebelah sandalmu yang putus talinya.

“lalu bagaimana dengan cinta yang datang terlambat?”

Cinta yang hadir saat cinta lain yang terpilih sudah lebih dulu ada juga anugerah. Dia akan mengajarimu sabar, menuntunmu pada kemampuan memilih.

(5)

pemahamanmu akan arti kata setia. Membawamu pada arti cinta yang sesungguhnya.

Tapi kamu juga tidak boleh memaki atas keterlambatannya. Karena bisa jadi dia bukan terlambat, tapi dia memang bukan untukmu. Dia hanya hadir sesaat untuk mengingatkanmu bahwa cinta yang terpilih itulah yang terbaik yang sudah

menerimamu tanpa syarat. Bisa begitu kan?

Garis hidupmu bisa saja membuat cinta baru itu menggantikan cinta yang hadir lebih dulu, tapi kamu tidak perlu takut padanya. Kamu pasti bisa melewatinya tanpa menyakiti siapa pun. Semua itu bergantung niatmu kan?

Jadi, tidak masuk akal jika kamu bersikukuh bahwa kamu lupa rasanya jatuh cinta. Buktinya kamu kirimi aku lirik lagu anak-anak muda itu yang katamu cocok untuk orang yang sedang jatuh cinta.

Jadi, pasti kamu bohong! Hatimu pasti tetap tahu rasanya. Ayo… mengakulah! Jika kamu bisa merasakannya kemarin, maka kamu mungkin akan merasakannya hari ini, besok, tahun depan atau mungkin segera setelah kamu mandi pagi ini dan mendapati bau sabun itu begitu menarik, lalu kamu jatuh cinta pada kulitmu sendiri.

Ya, mungkin kamu tidak jatuh cinta setiap saat seperti aku. Tapi kamu pasti akan merasakannya lagi.

“Lalu bagaimana kalau aku patah hati?”

Lho… seperti jatuh dari sepeda kan? Segeralah bangun, obati lukamu dan kayuhlah kembali. Kalau sampai kakimu patah, itu nasibmu. Kamu harus menunggu

beberapa saat sampai dia sembuh. Tapi bisa saja keajaiban membuatnya sembuh dalam sehari, bahkan sekerlipan mata. Tidak ada yang mustahil kan?

(6)

Ayo… carilah obyek yang berbahagia menerima cintamu. Kamu pasti sudah tahu!

“Meresap kecup hangat... sebentuk cinta T'lah terukir di dalam jiwaku

Seperti tetes embun menyegarkan hari Terciptakan keajaiban di hati..

Cinta bukan hanya sekedar kata Cinta tak hanya diam

Aku yang berkelana mengarungi hidup Mencari untaian arti, makna...

Apakah sesungguhnya balasan dari cinta Pasti bukan harta dunia semata...

Cinta bukan hanya sekedar kata Cinta bukan hanya pertautan hati Cinta bukan hasrat luapan jiwa Cinta tak hanya diam...

Jika mungkin bumi harus terguncang badai Tapi cinta takkan mungkin hilang”

( Tak Hanya Diam, Padi)

Kassel, 16 Mei 2008, 06.17 AM

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan terapi harus memperhatikan faktor‐faktor yang menyebabkan progresi gagal ginjal, dan terapi agresif menggunakan immunosupresan hanya diberikan untuk pasien yang

[r]

Semakin tinggi kepuasan dan kepercayaan pada demokrasi maka akan meningkatkan moral pajak atau semangat untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi di Kota

Dengan demikian kita dapat melihat pengaruh suhu terhadap kerja enzim amilase dalam memecah amilum karena pada tabung yang dipanaskan, tidak terjadi perubahan

Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Abate (2012), Alzomaia (2014) dan Sebayang dan Putra (2013) yang menunjukkan bahwa risiko berpengaruh

Sistem ini tidak memerlukan  bendungan, namun langsung terpasang di lautan lepas, gaya dorong dihasilkan dari pegerakan energi kinetik arus laut, dikarenakan

Kemandirian keuangan daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

Seni Tari Berbantuan Media Audio Cassette Tape untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan bantuan