commit to user
91
BAB V
ANALISA PERANCANGAN AGROWISATA KOPI DI
KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN
PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI
Analisa perancangan merupakan analisa untuk memperoleh konsep – konsep yang dapat dijadikan dasar perancangan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten Temanggung. Analisa ini meliputi analisa peruangan, analisa site terpilih, analisa pengolahan bentuk bangunan, analisa sirkulasi dan tata lansekap, analisa struktur, dan analisa utilitas yang keseluruhannya menitik beratkan pada prinsip arsitektur ekologi yang tidak merusak dan menjaga kelestarian sumber daya alam yang ada.
5.1. ANALISA PERUANGAN 5.1.1. Analisa Kebutuhan Ruang
Analisa kebutuhan ruang bertujuan untuk mendapatkan macam – macam ruang yang nantinya akan ada dalam Agrowisata Kopi di Kledung berdasarkan perencanaan kegiatan yang telah dijelaskan pada bab IV dan pelaku dari masing – masing kegiatan.
Tabel V – 1. Tabel kebutuhan ruang
KELOMPOK KEGIATAN PELAKU MACAM
KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG ZONA PENERIMA Kegiatan Penerima Pengunjung
Parkir Area Parkir
Masuk dan
menunggu Hall/Lobby Mencari Informasi Front
desk/Resepsonis Membeli tiket Loket
Metabolisme Lavatory Pengelola (pegawai) Memberikan informasi kepada pengunjung Front desk/Resepsonis Melayani administrasi pengunjung Loket ZONA EDUKASI : COFFEE TOUR
Kegiatan Wisata Edukasi :
Coffee Tour Pengunjung
Mengunjungi kebun
kopi Kebun Kopi
(Shelter) Memanen buah kopi
commit to user 92 Mengunjungi/Belajar proses persemaian dan pembibitan tanaman kopi Area penyemaian dan pembibitan Melihat proses produksi kopi Ruang Pengelupasan kulit buah (pulping), fermentasi biji kopi, dan pencucian biji kopi Ruang Pengeringan (drying) biji kopi Ruang
pengelupasan kulit tanduk (hulling) dan Ruang sortasi/pemisahan biji kopi sesuai ukuran (grading) Ruang Roasting biji kopi, Pembubukkan biji kopi, dan Pengemasan kopi Mengikuti seminar/penyuluhan tentang tanaman kopi
Ruang Pertemuan/Semina r/Gedung Serbaguna Menikmati secangkir Kopi Cafe Metabolisme Lavatory Pengelola (pegawai, staff bidang budidaya tanaman, dan penyakit/ham a tanaman, dan staff pengolahan kopi) Memandu
pengunjung Kebun Kopi Melakukan proses
produksi biji kopi
Ruang – ruang proses produksi biji kopi Memberikan edukasi
tentang tanaman kopi
Area perkebunan kopi Ruang Pertemuan/Semina r Menyajikan secangkir kopi kepada pengunjung Cafe ZONA REKREASI DAN AKOMODASI
Kegiatan Wisata Rekreasi
Menginap Penghuni
Mencari Informasi Ruang Informasi Check in Lobby cottage Istirahat Unit Cottage Kegiatan rekreasi dan
relaksasi
Unit Cottage dan outdoor
commit to user
93 (pegawai) informasi kepada
pengunjung Melayani administrasi pengunjung Lobby cottage Makan/Min um Pengunjung/P enghuni
Memesan Ruang Makan
Makan/minum Ruang Makan
Membayar Kasir
Metabolisme Lavatory
Pengelola (pegawai)
Melayani pembeli Ruang Makan Mempersiapan makanan dan minuman Dapur Melayani pembayaran Kasir Belanja Pengunjung/P enghuni
Melihat – lihat aneka olahan kopi dan sovenir Shop area Membayar Kasir Pengelola (pegawai) Melayani
pengunjung/penghuni Shop area Melayani pembayaran Kasir Menikmati Pemandanga n, Bermain dan bersantai Pengunjung/P enghuni Melihat Pemandangan dan Bersantai Taman Istirahat Bermain Playground area Metabolisme Lavatory Pengelola
(pegawai)
Melayani pengunjung Playground area Mengawasi keselamatan pengunjung Ruang Pengawasan ZONA PENGELOLA Kegiatan Pengelola Direktur Bekerja mengepalai
Pengelolaan Ruang Direktur
Rapat Ruang Rapat
Metabolisme Lavatory
Manager dan Staff
Bekerja sesuai bidang masing - masing R. Manager dan Staff Bidang Budidaya Tanaman, dan Penyakit/Hama Tanaman R. Manager dan Staff Bidang Pengolahan Kopi R. Manager dan Staff Bidang Rekreasi R. Manager dan Staff Bidang Administrasi, Keuangan, dan Pemasaran
commit to user
94 R. Manager dan Staff Bidang HRD dan Personalia
Rapat Ruang Rapat
Istirahat Pantry Metabolisme Lavatory Pegawai Persiapan/Menyimpa n barang Loker Bekerja melayani Pengunjung/ Penghuni dan membantu direktur/sekertaris/ma nager dan staff
Semua Area
Rapat Ruang Rapat
Istirahat Pantry
Metabolisme Lavatory ZONA SERVICE DAN MAINTENANCE
Kegiatan Service dan Maintenance
Petugas Kesehatan/Ke
selamatan Kerja
Menyimpan barang Gudang/Ruang Peralatan Bekerja (Memeriksa) Ruang P3K Metabolisme Lavatory
Petugas Keamanan
Menyimpan barang Loker Mengawasi
Keamanan
Semua Area dan Ruang CCTV Menjaga Keamanan Pos Keamanan Metabolisme Lavatory Petugas Kebersihan Menyimpan barang dan alat Gudang Loker Bekerja dan Membuang Sampah
Semua area dan Tempat Sampah Melayani Penghuni Ruang Laundry Metabolisme Lavatory Petugas Pelayanan Teknis Menyimpan barang dan alat Gudang Loker Mengatur mekanikal elektrikal, mengolah limbah dan melakukan perawatan saranan utilitas Ruang Resevoir Ruang Genset Ruang Maintenance Pengolahan Limbah Metabolisme Lavatory Pengunjung Beribadah Mushola Metabolisme Lavatory
5.1.2. Analisa Pola Kegiatan
Analisa pola kegiatan merupakan analisa yang bertujuan untuk mendapatkan pola kegiatan masing – masing pelaku berdasarkan macam – macam kegiatan yang terdapat pada analisa kebutuhan ruang.
commit to user
95 5.1.2.a. Pola Kegiatan Pengunjung
Gambar V – 1. Skema pola kegiatan pengunjung 5.1.2.b. Pola Kegiatan Pengelola
Gambar V – 2. Skema pola kegiatan pengelola 5.1.2.c. Pola Kegiatan Service dan Maintenance
Gambar V – 3. Skema pola Kegiatan service&maintenance
Datang Parkir Persiapan Kegiatan Keselamatan Kerja Kegiatan Keamanan Kegiatan Kebersihan
Kegiatan Pelayanan Teknis
Ibadah Makan Istirahat Metabolisme Pulang Datang Parkir Mencari Informasi Memilih Kegiatan
Kegiatan Edukasi (Coffee
Tour) :
Mengunjungi kebun kopi
Memanen buah kopi
Mengunjungi/belajar proses penyemaian&pembibitan kopi
Melihat proses produksi kopi
Menikmati secangkir kopi
Kegiatan Rekreasi dan Akomodasi :
Menginap
Makan/Minum
Menikmati Pemandangan
Bermain, dan Bersantai
Ibadah
Istirahat
Metabolisme
Menginap/Pulang
Pulang
Datang Parkir Direktur : Bekerja mengepalai
pengelolaan
Manager/Staff : Bekerja sesuai bidang masing-masing.
Pegawai : Bekerja mengolah biji kopi, melayani Pengunjung/ Penghuni dan membantu direktur/manager dan staff
Rapat
Ibadah
Makan
Istirahat
commit to user
96
5.1.3. Analisa Pola Hubungan Ruang
Analisa pola hubungan ruang bertujuan untuk mengetahui hubungan keterkaitan antara ruang – ruang berdasarkan analisa kebutuhan ruang dan pola kegiatan.
5.1.3.a. Pola Hubungan Ruang Makro
Gambar V – 4. Gambar pola hubungan ruang makro 5.1.3.b. Pola Hubungan Ruang Mikro
Zona Penerima
Gambar V – 5. Skema pola hubungan ruang zona penerima (Mikro)
Zona Edukasi : Coffee Tour
Gambar V – 6. Skema pola hubungan ruang zona edukasi : Coffee Tour (Mikro) A C B E D Berhubungan dekat Keterangan: Berhubungan jauh Berhubungan dekat Keterangan: Berhubungan jauh C B D E A G D E F A C I H B
commit to user
97
Zona Rekreasi dan Akomodasi
Gambar V – 7. Skema pola hubungan ruang zona rekrasi dan akomodasi (Mikro)
Zona Pengelola
Gambar V – 8. Skema pola hubungan ruang zona pengelola (Mikro)
Zona Sevice & Maintenance
Gambar V – 9. Skema pola hubungan ruang zona service&maintenance (Mikro)
E D C F A H G B L K J I E D C F A H G B I Berhubungan dekat Keterangan: Berhubungan jauh Berhubungan dekat Keterangan: Berhubungan jauh C B E A D Berhubungan dekat Keterangan: Berhubungan jauh
commit to user
98
5.1.4. Analisa Persyaratan Ruang
Analisa persyaratan ruang bertujuan untuk mengetahui kualitas ruang berkaitan dengan kebutuhan akan view, pencahayaan alami&buatan, penghawaan, kebisingan dan persyaratan khusus lainnya
Tabel V – 2. Tabel persyaratan ruang
NAMA RUANG SIFAT RUAN G PERSYARATAN RUANG VIEW PENCAHAYA AN PENG HAW AAN KEBI SING AN LAIN - LAIN ALA MI BUA TAN + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + ZONA PENERIMA
Parkir Pegawai Publik Memiliki rute jelas dan mudah untuk masuk dan keluar
Parkir Pengunjung Publik
Lobby/Hall Publik Menjadi point of interest untuk memasuki lokasi Front Desk/Resepsonis Semi
Publik Mudah dijangkau dari hall dan area parkir pengunjung Loket Tiket Publik
ZONA EDUKASI : COFFEE TOUR
commit to user
99 Area persemaian dan
pembibitan kopi
Semi
Publik
Bedengan untuk persemaian dan pembibitan membujur arah utara – selatan, serta di tutupi atap paraner/sarlon/daun rumbia
Ruang Pulping,
Fermentasi, dan Pencucian Biji
Publik
Memiliki sanitas air bersih dan pembuangan air kotor yang baik
Ruang Drying Biji Publik Lantai jemur dibuat miring lebih kurang 5-7%, hindari penjemran langsung di atas tanah/aspal
Ruang Hulling, dan
Granding Publik
Memiliki gudang penyimpanan biji kopi dengan landasan lantai kayu (10cm), suhu optimum 20-25%, dan kelembapan 70%
Ruang Roasting, Pembubukan, dan Pengemasan
Publik Memiliki tingkat kebersihan yang tinggi Ruang Pertemuan/Seminar/Gedu ng Serbaguna Publik _ Café Publik _ Lavatory Private _
ZONA REKREASI DAN AKOMODASI
Area Playground Publik _ Taman Istirahat Publik _
Shop Area Publik _
Restoran Publik _ Cottage Private _
ZONA PENGELOLA
Ruang Rapat Semi
Publik _ Ruang Direktur Private _
commit to user
100 R. Manager dan Staff
Budidaya Penyakit/Hama Tanaman
Private
_
R. Manager dan Staff
Bidang Pengolahan Kopi Private _ R. Manager dan Staff
Bidang Rekreasi Private _ R. Manager dan Staff
Administrasi, Keuangan, dan Pemasaran
Private
_ R. Manager dan Staff
HRD dan Personalia Private _
Pantry Service _ Loker Private _ Gudang Service _ Lavatory Private _ ZONA SERVICE&MAINTENANCE Ruang P3K Service _ Pos Keamanan Service _ Ruang CCTV Service _ Ruang Genset Service _ Ruang Resevoir Service _
Pengolahan Limbah Service _
Ruang Laundry Service _ Mushola Publik _
commit to user
101
5.1.5. Analisa Besaran Ruang
Analisa besaran ruang bertujuan untuk mendapatkan luasan ruang yang sesuai untuk menampung kegiatan Agrowisata Kopi di Kledung berdasarkan pertimbangan, yaitu :
Jenis Kegiatan yang diwadahi
Kapasitas Pengguna
Kebutuhan Flow ruang sebagai sirkulasi
5- 10% : Standard flow gerak minimum 20% : Kebutuhan keleluasaan gerak 30% : Tuntutan kenyamanan fisik 40% : Tuntutan kenyamanan psikologis 50% : Tuntutan persyaratan spesifik kegiatan 60% : Keterlibatan terhadap servis kegiatan 70 – 100% : Keterkaitan dengan banyak kegiatan
Sumber : Data Arsitek Sedangkan penghitungan besaran ruang menggunakan beberapa acuan standar ruangan, yaitu :
Neufert, Architect’s Data (NAD) dan Time Sarver Standard (TSS)
Penggunaan Hasil Studi Banding dan Preseden (SB), untuk menentukan luas ruang yang memiliki spesifikasi karakteristik ruang yang hampir sama
Perhitungan asumsi untuk menentukan ruang yang belum di tetapkan standarnya
commit to user
102 5.1.5.a. Zona Penerima
Tabel V – 3. Tabel besaran ruang zona penerima
NAMA RUANG PERHITUNGAN FLOW LUASAN
(m2 ) Parkir Pegawai : Asumsi jumlah pegawai 100, asumsi 60% membawa kendaraan pribadi, 40% berjalan kaki 60%x100=60 30% 167.44 1 motor = 2.3x1 = 2.3 m2 , 56 motor = 2.3x56= 128.8 m2 1 mobil = 5x2.5= 12.5 m2, 5mobil =5 x 12.5= 62.5m2 60% 100 Parkir Pengunjung : Asumsi jumlah pengunjung pada high season 246 orang/hari
Bus
Kapasitas Bus 25 orang, 30%x246 = 73.8, 73.8:25 = 2.952 = 3 bus 60% 168 1 bus = 7.79x2.25= 17.5275 m2 , 6 bus = 6 x 17.5= 105 m2 = 105 m2 60% membawa kendara pribadi, 10% tidak membawa kendaraan, 30% menggunakan bus. Mobil 60% x 246 =147.6, 147.6x1/3 = 49.2 = 50 mobil 60% 1000 1 mobil = 5x2.5= 12.5 m2, 50 mobil =50 x 12.5= 625 m2 Perbandingan penggunaan kendaraan sepeda motor dengan mobil 2:1 Motor 60% x 246 = 147.6, 147.6x2/3= 98.4 = 100 motor 30% 301.6 1 motor = 2.3x1 = 2.3 m2 , 100 motor = 2.3x100=232 m2 Loket tiket 1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2(NAD) x 3 orang = 2.625 m2 30% 6.22 meja conter = 0.6x1.2= 0.72 m2 x 3 unit =
2.16 m2 Total = 2.625 m2 + 2.16 m2 = 4.785 m2 Front desk/Resepsonis 1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2(NAD) x 3 orang = 2.625 m2 30% 6.22 meja conter = 0.6x1.2= 0.72 m2 x 3 unit =
2.16 m2
Total = 2.625 m2 + 2.16 m2 = 4.785 m2 Hall/Lobby
1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD)
80% 157.5 Kapasitas Hall diasumsikan 100 orang =
100 x0.875 m2 = 87.5 m2
commit to user
103 5.1.5.b Zona Edukasi : Coffee Tour
Tabel V – 4. Tabel besaran ruang zona edukasi : Coffee Tour
NAMA RUANG PERHITUNGAN FLOW LUASAN
(m2 )
Shelter Perkebunan kopi
1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD) 80% 78.75 Kapasitas Shelter diasumsikan 10 orang = 0.875x10 = 8.75 m2 Asumsi 5 shelter = 8.75 x 5 = 43.75 m2 Area Persemaian dan Pembibitan Persemaian = Ukuran 1 bedengan 0.8x6=4.8m2(SB), asumsi ada 50 bedengan 4.8x50 = 240 m2 Luas Total=240+300=540m2 30% 702 Pembibitan = Ukuran 1 bedengan 1.2x5=6m2(SB), asumsi ada 50 bedengan 6x50=300m2 Ruang Pengelupasa n kulit buah (pulping), fermentasi biji kopi, dan pencucian biji kopi 2 bak sortasi/penerimaan untuk 2 pulper = 2.4x1.2 = 2.88 m2 , 2 bak sortasi= 2.88x2 = 5.76m2 (SB) 1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD) 50% 87.5025 1 alat pupler= 0.9x0.8= 0.72 m2 ,2 alat pulper= 0.72x2= 1.44 m2 (SB) Kapasitas ruang diasumsikan 21 orang (10 pengunjung,1 pemandu, dan 10 pegawai) = 21x0.875 =18.375 m2 Kolam fermentasi = 2.4x2.65= 6.36m2 (SB)
luas yang dibutuhkan untuk peralatan: 5.76+1.44+6.36 +5.4= 18.96m2 Kolam pencucian= 2.4x2.25= 5.4 m2 (SB) Luas total = 18.375+18.96+11.7+5.4+ 3.9= 58.335 m2 Penyimpanan Sementara = 3x3.9= 11.7m2 (SB) Lavatory = 1.8x3 = 5.4 m2 Janitor =1.3 x 3= 3.9 m2 (SB)
commit to user 104 Ruang pengelupasa n kulit tanduk (hulling) dan sortasi/pemi sahan biji kopi sesuai ukuran (grading) 1 alat huller = 1.1x0.69= 0.759 m2 ,2 alat huller = 0.759x2= 1.518 m2 (SB) 1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD) 50% 100.6095 1 meja untuk sortasi =
0.6x0.8= 0.48 m2 (SB) , 16 meja=0.48x16= 7.68 m2 Kapasitas ruang diasumsikan 29 orang (10 pengunjung,1 pemandu, dan 18 pegawai) =29x0.875 =25.375 m2 Gudang Penyimpanan Sementara = 24.5 m2 (asumsi)
Luas yang dibutuhkan untuk peralatan = 1.518+7.68= 9.198 m2 Luas total = 25.375+9.198+24.5+8=6 7.073 Pembuangan kulit tanduk = 4x2 =8 m2 (asumsi) Ruang roasting biji kopi, pembubukk an biji kopi, pengemasan kopi 1 alat roasting = 1.15x0.64=0.736 m2, 2 alat roaster =0.736x2= 1.472m2 (SB) 1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD) 50% 87.0345 Area roasting tradisional = 6 m2 1 alat pembubukkan= 1.8x0.71=1.278 m2, 2 pembubukkan =1.278x2 = 2.556m2 (SB) Kapasitas ruang diasumsikan 21 orang (10 pengunjung,1 pemandu, dan 10 pegawai) = 21x0.875 =18.375m2 1 alat pengemasan kopi =0.9x0.6=0.54m2, 3 alat pengemasan kopi =0.54x3 =1.62 m2 (SB)
Luas yang dibutuhkan untuk peralatan = 1.472+2.556+1.62 = 5.648m2 Luas total =18.375+5.648+6 +28=58.023m2 Gudang penyimpanan = 28 m2 Ruang pertemuan/seminar 1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD) 50% 170.625 Kapasitas ruang diasumsikan 130 orang = 0.875x130 = 113.75 m2 Café Kasir = standar 0.875 m2/orang, meja counter = 1.2x0.6=0.72m2 ,total=0.875+0.72=1.5 95 m2 Luas Total = 1.595+6.11+48+12+22=8 9.705 m2 40% 125.587 Coffee bar= 2.6x2.35=6.11 m2 (NAD)
commit to user 105 Ruang minum kapasitas 24 org = 5x3.2=16m2 (NAD), ruang minum kapasitas 72 orang=16x3=48 m2 Dapur = 12 m2 (SB) Lavatory = kapasitas 3 orang = 10m2 Difabel kapasitas 1 org = 2x2=4m2 Area cuci tangan = 2x4= 8 m2
Total = 10+4+8=22m2
Total Luas 1472.1085
5.1.5.c Zona Rekreasi dan Akomodasi
Tabel V – 5. Tabel besaran ruang zona rekreasi dan akomodasi
NAMA RUANG PERHITUNGAN FLOW LUASAN
(m2 )
Cottage
satu single cottage 38.5m2 (analisis penulis), asumsi 6 single cottage
=6x38.5=231m2 Luas total =
231+456=687 m2 687 satu family cottage 76
m2 (analisis penulis), asumsi 6 family cottage=6x76=456 m2 Restoran Ruang makan kapasitas 240 org = 2(10.2x9.2)=187.68 m2 = Luas total = 187.68+30+21.5= 239.18m2 50% 358.77 Dapur = 5x6 = 30 m2 (asumsi) Lavatory = kapasitas 4 orang= 3.5x5=17.5m2, Difabel kapasitas 1 org =2x2= 4m2 Total = 17.5+4=21.5m2
Area Belanja 104m2 (asumsi) 104
Taman Istirahat (gazebo) =7.065 m2 x
7= 49.455 m2 49.455 m
2
49.455
Area Playground 50.24m2 50.24
commit to user
106 5.1.5.d Zona Pengelola
Tabel V – 6. Tabel besaran ruang zona pengelola
NAMA RUANG PERHITUNGAN FLOW LUASAN
(m2 ) Ruang Rapat 1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD) 80% 23.625 Kapasitas ruang diasumsikan 15 orang = 0.875x15 = 13.125 m2 Ruang Direktur 3.5x7=24.5m2 (TSS) 24.5 R Manager dan Staff Bidang Budidaya Tanaman, dan penyakit/Ha ma Tanaman
modul ruang kerja 1 org(NAD) = 1.56x1.63=2.5428 m2, kapasitas 3 orang=2.5428x3=7.628 4m2 Luas Total = 7.6284+6=13.6284m2 50% 20.4426 ruang istirahat asumsi=6m2 R. Manager dan Staff Pengolahan Kopi
modul ruang kerja 1 org(NAD) = 1.56x1.63=2.5428 m2, kapasitas 3 orang=2.5428x3=7.628 4m2 Luas Total = 7.6284+6=13.6284m2 50% 20.4426 ruang istirahat asumsi=6m2 R. Manager dan Staff bidang rekreasi
modul ruang kerja 1 org(NAD) = 1.56x1.63=2.5428 m2, kapasitas 3 orang=2.5428x3=7.628 4m2 Luas Total = 7.6284+6=13.6284m2 50% 20.4426 ruang istirahat asumsi=6m2 R. Manager dan Staff bidang administrasi, keuangan, dan pemasaran
modul ruang kerja 1 org(NAD) = 1.56x1.63=2.5428 m2, kapasitas 3 orang=2.5428x3=7.628 4m2 Luas Total = 7.6284+6=13.6284m2 50% 20.4426 ruang istirahat asumsi=6m2 R. Manager dan Staff Bidang HRD dan Personalia modul r. kerja 1 org(NAD)= 1.56x1.63=2.543 m2, kapasitas 3 org=2.543x3=7.6284m2 Luas Total = 7.6284+6=13.6284m2 50% 20.4426
commit to user
107 ruang istirahat
asumsi=6m2
Pantry 4x5=20 m2 (asumsi) 20
Loker 3x3.5=10.5 m2 2 loker (wanita dan
laki-laki) = 10.5x2=21 m2 30% 27.3 Gudang 5x3.5=17.5m2 (asumsi) 17.5 Lavatory Lavatory = kapasitas 6 orang, Wanita(3org) = 3.5x2.5=8.75m2, Pria(3org)= 3.5x2.5=8.75m2,
Luas total lavatory =
8.75+8.75=17.5 17.5
TOTAL LUAS 232.638
5.1.5.e Zona Service & Maintenance
Tabel V – 7. Tabel besaran ruang zona service&maintenance
NAMA RUANG PERHITUNGAN FLOW LUASAN
(m2 ) Ruang P3K 3x7=21m2 (asumsi) 21 Ruang CCTV 4.5x7= 31.5m2 (asumsi) 31.5 Pos Keamanan 1 pos keamanan = 2.25x2=4.5 m2 (asumsi), 2 pos keamanan = 2x4.5m2 9
Ruang Laundry 5x5=25m2 (NAD) 30% 32.5
Ruang Resevoir 5x4 = 20 m2 (NAD) 20
Ruang Genset
5x4=20m2 (SB) asumsi 3 genset = 3x20=60 m2
60
Pengolahan Limbah 6x5=30 m2 (asumsi) 30
Mushola
praying space 1 orang = 1.2x0.8=0.96m2 , asumsi kapasitas 45=0.96x45= 43.2 m2 Luas Total = 43.2+8.775+11.7=64.2 85 m2 63.675 tempat wudhu=2(2.25x1.95)=8.775 m2 Lavatory = kapasitas 4 orang, Wanita(2org) =3x1.95 =5.85 m2, Pria(2org)= 3x1.95 =5.85 m2 Total =5.85+5.85=11.7m2 TOTAL LUAS 267.675
commit to user
108 5.1.5.f Rekapitulasi besaran ruang seluruh zona
Tabel V – 8. Tabel Rekapitulasi besaran ruang seluruh zona
NO NAMA KEGIATAN LUASAN (m2 )
1 Zona Penerima 1906.98
2 Zona Edukasi : Coffee Tour 1472.1085
3 Zona Rekreasi dan Akomodasi 1249.465
4 Zona Pengelola 232.638
5 Zona Service&Maintenance 267.675
Sirkulasi 50% 2564.43325
RTH 30% 1538.65995
TOTAL LUAS KESELURUHAN 9231.9597
5.2. ANALISA TAPAK TERPILIH 5.2.1. Analisa Pemilihan Tapak
Lokasi tapak ditentukan berdasarkan potensi perkebunan dan sentra produksi kopi yang telah dijelaskan pada bab III, yaitu berada di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
5.2.1.a. Pemilihan tapak dan Dasar Pertimbangan
Dari lokasi tersebut diperoleh dua alternatif tapak untuk dijadikan tapak terbangun, dan akan dipilih yang paling memenuhi persyaratan berdasarkan pertimbangan, yaitu:
Dekat/Berada di area perkebunan kopi
Mudah dijangkau dari JL. Parakan – Wonosobo
Merupakan peruntukkan Kawasan Budidaya
Memiliki kemiringan lereng yang landai
Memiliki view Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing
commit to user
109 Gambar V – 10. Analisa alternatif tapak terbangun
5.2.1.b. Pembobotan Tapak Terpilih
Pembobotan berdasarkan data yang ada pada lokasi tapak di lapangan, dengan rentang nilai 1 – 3, dimana nilai 1 = kurang, 2 = cukup, dan 3 = baik. Hasil pembobotan dengan jumlah tertinggi akan menjadi tapak terpilih untuk bangunan Agrowisata Kopi.
ke Wonosobo JL. Parakan - Wonosobo
ke Parakan Jalan Desa Jalan
Setapak
Alternatif 2
Alternatif 1 Merupakan area perkebunan tembakau
dan kopi (dominasi tembakau)
Berjarak ± 500 m dari JL. Parakan - Wonosobo
Memiliki kemiringan lereng yang landai (8-15%)
Merupakan peruntukkan kawasan budidaya
Memiliki view Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing
Dekat dengan objek wisata lainnya
Merupakan area perkebunan kopi dan tembakau (dominasi kopi)
Berjarak ± 1500 m dari JL. Parakan – Wonosobo
Merupakan peruntukkan kawasan budidaya
Memiliki kemiringan lereng yang miring (15-25%)
Memiliki view Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing
Dekat dengan objek wisata lainnya U
commit to user
110 Tabel V – 9. Tabel Perbandingan Alternatif Tapak
NO Dasar Pertimbangan Alternat
if site 1
Alternat if site 2 1 Dekat dengan areal perkebunan kopi 2 3 2 Mudah dijangkau dari JL. Parakan – Wonosobo 3 1 3 Merupakan peruntukkan kawasan budidaya 3 3 4 Memiliki kemiringan lereng yang landai 2 1 5 Memiliki view Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing
3 3
6 Strategis (mudah dijangkau) dari objek wisata disekitarnya
3 2
TOTAL 16 13
5.2.1.c. Tapak Terpilih
Berdasarkan hasi dari pembobotan pada pembahasan sebelumnya, maka tapak terpilih adalah alternatif tapak 1. Tapak terpilih merupakan lahan perkebunan kopi dan tembakau yang didominasi tembakau, sehingga tidak memberikan dampak yang besar bagi pengurangan luas perkebunan kopi serta hasil komoditi kopi. Batas – batas dari tapak yang terpilih adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan kopi dan tembakau
Sebelah Timur berbatasan dengan jalan desa
Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan desa
Sebelah Barat berbatasan dengan perkebunan kopi dan tembakau Sedangkan luas keseluruhan tapak adalah 27.373,49 m2 dan keliling tapak adalah 1079.0508 m. Sehingga berdasarkan rekapitulasi besaran ruang, bangunan yang akan dibangun adalah 33.73 % dari luasan tapak terpilih.
commit to user
111 Gambar V – 12. Gambaran eksisting tapak dan sekitar tapak
5.2.2. Analisa Pengolahan Tapak
5.2.2.a. Analisa Pencapaian
Analisa pencapaian bertujuan untuk mendapatkan akses ke dalam tapak yang dibagi menjadi tiga akses, yaitu main entrance 1 (ME1) yang merupakan akses utama ke dalam tapak bagi pengguna kendaraan bermotor, main entrance 2 (ME2) akses utama ke dalam tapak bagi pejalan kaki, dan side entrance (SE) yang merupakan akses tambahan ke dalam tapak untuk kegiatan pengelola, service dan maintenance, dan loading-unloading. Analisa pencapaian ditentukan berdasarkan pertimbangan kemudahan akses dari JL. Parakan – Wonosobo yang
Perkebunan Tembakau Perkebunan Tembakau Jalan Desa
Perkebunan Kopi Pola Tlahap Perkebunan Kopi Pola
Tlahap&Tembakau Sungai Kecil
Jembatan Kecil Perkebunan Tembakau
Perkebunan Kopi Pola Tlahap Perkebunan Kopi Pola Tlahap Jalan Setapak Perkebunan Kopi Pola Tlahap U
commit to user
112 merupakan jalan utama, kondisi eksisting tapak, keamanan, kebutuhan, dan kenyamanan pengguna.
Gambar V – 13. Gambaran eksisting jalan di sekitar tapak
Jalan Desa di sisi timur yang landai
Jalan Desa di sisi timur yang menurun
Jalan Desa di sisi timur
yang landai Jalan Setapak
Jalan di sisi selatan yang landai
Pertigaan jalan Jalan di sisi selatan Jalan utama Parakan - Wonosobo ke Parakan ke Wonosobo ke Areal Perkebunan & Wisata alam posong ke Areal Perkebunan
JL. Parakan – Wonosobo merupakan jalan kolektor yang menghubungkan Temanggung dan Wonosobo via Parakan. Dengan kondisi jalan dua arah, cukup ramai, dan memiliki lebar ± 8m
Jalan desa di sisi selatan site merupakan jalan desa yang terhubung langsung dengan JL. Parakan – Wonosobo. Dengan kondisi jalan yang landai, sudah ada perkerasan dan memiliki lebar ± 4m
Jalan desa di sisi timur site merupakan jalan desa yang tidak terhubung langsung dengan JL. Parakan – Wonosobo. Dengan kondisi jalan yang berkontur, sudah ada perkerasan sebagian dan memiliki lebar ± 3.5m
Jalan setapak merupakan jalan yang terhubung langsung dengan JL. Parakan – Wonosobo. Dengan kondisi jalan berupa tanah, dan lebar ± 1.5m
commit to user
113 Kondisi eksisting tapak memiliki dua akses pencapaian dari jalan kolektor Parakan – Wonosobo, yaitu jalan desa di sisi selatan dan timur tapak yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan lebar masing - masing ± 4 dan 3,5 m, dan jalan setapak di sisi timur tapak yang dapat dilalui pejalan kaki dengan lebar ± 1,5 m.
Melihat kondisi eksisting tapak serta pertimbangan kemudahan akses dari JL. Parakan – Wonosobo, keamanan, kebutuhan, dan kenyamanan masing – masing pengguna, maka didapatkan tiga akses masuk ke dalam stapak, yaitu :
Main entrance 1 (ME 1) IN&OUT, diperuntukkan bagi pengguna kendaraan bermotor yang ditempatkan di bagian selatan tapak dengan jarak yang cukup dari pertigaan ± 5m untuk menghindari terjadinya crossing. Penempatan ini didukung kondisi jalan yang tehubung langsung dengan JL. Parakan – Wonosobo, sudah diperkeras, cenderung landai, lebih lebar dan memungkinkan untuk dilakukan pelebaran.
Main entrance 2 (ME 2) IN&OUT, diperuntukkan bagi penggunan pejalan kaki yang ditempatkan di bagian timur tapak berdekatan dengan jalan setapak yang terhubung langsung dengan JL. Parakan – Wonosobo dan memungkinkan dilakukan perkerasan jalan. Penempatan ini berdasarkan pertimbangan kemudahan akses, kenyamanan, dan keamanan pengguna pejalan kaki.
Side entrance (SE) IN&OUT, yang diperuntukkan bagi keperluan kegiatan pengelolaan, service yang ditempatkan di bagian timur atas tapak yang cukup jauh dari ME agar kegiatan yang berlangsung tidak saling terganggu dan sirkulasi loading-unloading yang ditempatkan di dekat area pengolahan kopi untuk memudahkan kegiatan loading-unloading kopi.
commit to user
114 Gambar V – 14. Main entrance (ME) dan Side Entrance (SE) hasil analisa 5.2.2.b. Analisa View dan Orientasi
Analisa View dan Orientasi bertujuan untuk mendapatkan orientasi tapak serta pen-zoning-an dari analisa view from site dan view to site. Analisa ini ditentukan dengan pertimbangan potensi view yang menarik, jalan yang dilalui pengguna, dan letak main entrance.
View from site
Berdasarkan kondisi eksisting pada tapak terdapat empat view from site, yaitu :
View arah utara tapak merupakan view yang menarik, yaitu berupa perkebunan kopi pola tlahap, dan sebagian Gunung Sumbing dan Sindoro. Pada area ini view from site dapat dimanfaatkan seperlunya dan menempatakan zona kegiatan yang tidak terlalu membutuhkan view pada area ini.
View arah timur tapak merupakan view yang sangat menarik, yaitu berupa jalan desa, perkebunan kopi pola tlahap, tembakau, dan keseluruhan Gunung Sumbing. Pada area ini view from site harus dioptimalkan secara maksimal dengan desain bangunan yang memungkinkan view from site yang ada untuk terekspos secara visual dengan maksimal dan menempatkan zona kegiatan yang membutuhkan view pada area ini.
ke Areal Perkebunan ke JL. Parakan - Wonosobo ke JL. Parakan - Wonosobo ke Areal Perkebunan & Wisata Alam Posong
SE
ME 2
ME 1
Ucommit to user
115
View arah selatan tapak merupakan view yang menarik, yaitu berupa jalan desa, perkebunan kopi pola tlahap, tembakau, dan sebagian Gunung Sumbing. Pada area ini view from site dapat dimanfaatkan seperlunya dan menempatakan zona kegiatan yang tidak terlalu membutuhkan view pada area ini.
View arah barat tapak merupakan view yang sangat menarik, yaitu berupa perkebunan kopi pola tlahap, tembakau, dan keseluruhan Gunung Sindoro. Pada area ini view from site harus dioptimalkan secara maksimal dengan desain bangunan yang memungkinkan view from site yang ada untuk terekspos secara visual dengan maksimal dan menempatkan zona kegiatan yang membutuhkan view pada area ini.
Gambar V – 6. Analisa View dari site (sumber : Analisa P
Gambar V – 15. Gambaran eksisting view from site View menarik berupa kebun kopi pola
tlahap dan sebagian Gunung Sindoro dan Sumbing
View sangat menarik berupa kebun kopi pola tlahap, tembakau, dan Gunung Sindoro
View sangat menarik berupa jalan desa, kebun kopi pola tlahap, tembakau, dan Gunung Sumbing
View menarik berupa jalan desa, kebun kopi pola tlahap, tembakau dan sebagian Gunung Sumbing
commit to user
116
View to site
Berdasarkan kondisi eksisting pada site terdapat tiga view to site, yaitu :
View site dari arah timur yang berpotensi sebagai view to site, karena dapat terlihat dari jalan yang dilalui pengguna pejalan kaki dan terdapatnya main entrance 2. Pada area ini view to site dapat dioptimalkan dengan desain bangunan yang menarik.
View site dari arah tenggara yang sangat berpotensi sebagai view to site, karena merupakan titik pertama yang dapat terlihat dari pengguna kendaraan bermotor sebelum memasuki site. Pada area ini view to site dapat dioptimalkan dengan sebuah desain landmark yang atraktif dan representatif.
View site dari arah selatan yang sangat berpotensi sebagai view to site, karena dapat terlihat dari jalan yang dilalui pengguna kendaraan bermotor dan terdapatnya main entrance 1. Pada area ini view to site dapat dioptimalkan dengan desain bangunan yang menarik.
Gambar V – 16. Gambaran eksisting view to site
1
2
3
1
2
3
View site yang berkontur dari jalan desa di sisi barat site dan jalan setapak yang berpotensi untuk diolah sebagai view to site. View site dari pertigaan jalan, yang sangat berpotensi untuk diolah sebagai view to site. View site dari jalan desa di sisi selatan yang berpotensi untuk diolah sebagai view to site.
commit to user
117 Berdasarkan analisa view from site dan view to site dan pertimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya didapatkan hasil analisa, yaitu :Anali
Orientasi utama menghadap ke arah timur dan selatan yaitu jalan desa di sisi selatan tapak, timur tapak dan jalan setapak. Penentuan ini berdasarkan pertimbangan potensi view to site dari ketiga jalan tersebut, jalan di sisi selatan dan jalan setapak yang merupakan pencapaian utama, serta letak main entrance 1&2 yang berada di sisi selatan dan timur site. Pada area ini akan di rancang dengan desain bangunan dan tata lansekap yang menarik.
Area barat dan timur tapak diperuntukkan bagi zona dengan kegiatan yang membutuhkan view, seperti zona edukasi dan rekreasi. Zona ini didesain dengan bangunan yang mengoptimalkan bukaan sebagai respon terhadap potensi view from site.
Area utara site diperuntukkan bagi zona dengan kegiatan yang tidak terlalu membutuhkan view, yaitu zonaepengelola dan zona service&maintenance.
Gambar V –17. Hasil analisa view dan orientasi
Dirancang dengan desain bangunan yang
memaksimalkan bukaan dan tata lansekap yang menarik terlihat dari arah jalan.
Dirancang dengan desain bangunan dan tata lansekap yang menarik terlihat dari arah jalan. Dirancang dengan desain yang memiliki bukaan yang maksimal Tidak membutuhkan rancangan desain yang menarik.
commit to user
118 5.2.2.c. Analisa Kebisingan
Analisa kebisingan bertujuan untuk mendapatkan sumber kebisingan di lingkungan sekitar tapak, yang nantinya dapat digunakan untuk pertimbangan perletakkan zona dalam tapak.
Gambar V – 18. Analisa kebisingan
Tapak merupakan kawasan yang cukup tenang karena berada di areal perkebunan kopi dan tembakau warga. Jarak tapak dengan pemukiman warga yang terletak di sebelah timur tapak cukup jauh ± 125 m dan dibatasi dengan areal perkebunan dengan vegetasi yang mampu mereduksi suara bising. Sedangkan di selatan site dan timur tapak terdapat jalan desa yang dilalui kendaraan bermotor yang merupakan sumber kebisingan. Jalan desa di sisi selatan memiliki tingkat kebisingan tertinggi karena merupakan pencapaian utama ke objek wisata alam posong, sehingga lebih sering dilalui kendaraan bermotor.
Berdasarkan analisa sumber kebisingan di lingkungan site didapatkan hasil analisa, yaitu :
Area dalam tapak yang memiliki tingkat noise tinggi diperuntukkan bagi zona penerima.
Area dalam tapak yang memiliki tingkat noise sedang diperuntukkan bagi zona pengelola dan zona service&maintenance.
Area dalam tapak yang memiliki tingkat noise rendah diperuntukkan bagi zona edukasi dan zona rekreasi.
Noise Rendah Noise Sedang Noise Tinggi U
commit to user
119
Menambah vegetasi di area tapak yang berbatasan dengan jalan desa untuk mereduksi suara bising yang bersumber dari kendaraan bermotor.
Gambar V – 19. Hasil analisa kebisingan 5.2.2.d. Analisa Klimatologis
Analisa Klimatologis merupakan analisa yang dilakukan berdasarkan pergerakkan angin, matahari, dan curah hujan yang ada di dalam tapak. Analisa ini merupakan analisa yang penting dilakukan dalam perancangan dengan pendekatan arsitektur ekologi, karena hasil dari analisa ini nantinya dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan perletakkan zona, analisa pengolahan bentuk bangunan, analisa lansekap, dan analisa struktur yang responsif terhadap iklim.
Analisa klimatologis ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu :
Kebutuhan akan pencahayaan dan penghawaaan alami setiap zona
Arah angin
Arah sinar matahari, efek silau, dan panas matahari
Curah hujan
Kecamatan Kledung memiliki iklim tropis sama halnya seperti kecamatan lain di Indonesia. Rata – rata curah hujan di kecamatan Zona Service & Maintenance
Zona Pengelola Zona Rekreasi dan
akomodasi
Zona Edukasi Zona Penerima
Vegetasi yang tidak terlalu tinggi di bagian timur site untuk mereduksi suara bising Vegetasi yang tidak
terlalu tinggi di bagian selatan site untuk mereduksi suara bising U
commit to user
120 Kledung adalah 20,7 – 27,7 dan >34,8 mm/h, dengan curah hujan tertinggi di bulan maret dan curah hujan terendah di bulan September. Suhu rata – rata kecamatan Kledung adalah 25OC dengan kelembaban yaitu antara 66,3 % - 69,43 %(rata-rata 68,69%).
Dari survei yang telah dilakukan didapatkan data pergerakkan angin dan matahari, yaitu :
Angin yang berhembus pada siang hari berasal dari kontur terendah ke puncak gunung, sedangkan angin yang berhembus pada malam hari berasal dari puncak gunung ke arah kontur terendah.
Pada pagi hari pukul 05:15 ketika matahari terbit hingga terbenam pukul 17.43 site terus menerus terkena cukup cahaya matahari tanpa dibayangi oleh bayangan bangunan karena tapak yang berada di areal perkebunan dan cukup jauh dari pemukiman penduduk.
Gambar V – 20. Analisa pergerakkan angin dan matahari
Berdasarkan analisa klimatologis dan pertimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya didapatkan hasil, yaitu:
Respon terhadap pergerakkan matahari Pada malam hari angin
bertiup dari arah barat site (puncak gunung)
Pada siang hari angin bertiup dari arah timur site (kontur yang rendah)
Matahari terbit pukul 05.15, cahaya yang datang dari arah ini merupakan cahaya positif (baik untuk kesehatan) dan tidak menyilaukan Matahari terbenam
pukul 17.43, cahaya yang datang dari arah ini merupakan cahaya yang panas dan menyilaukan
commit to user
121
Area timur tapak diperuntukkan bagi zona yang membutuhkan intensitas pencahayaan alami yang tinggi seperti zona edukasi dimana di dalamnya terdapat kegiatan penyemaian dan pembibitan tanaman kopi, serta pengeringan biji kopi yang membutuhkan intensitas pencahayaan alami yang tinggi.
Pada area timur dan barat tapak massa bangunan didesain dengan bukaan yang maksimal (jendela/skylight) untuk memaksimalkan pencahayaan alami.
Memanfaatkan elemen vegetasi/pepohonan yang banyak terdapat di lokasi seperti pohon cemara dan kopi, serta light shelves, dan secondary skin sebagai barier dari radiasi panas dan silau matahari dari arah barat.
Respon terhadap pergerakkan angin
Massa bangunan akan didesain dengan bentuk aerodinamis dengan jarak yang cukup antar bangunan sehingga dapat menjamin pergerakkan udara di dalam site.
Menerapkan ventilasi silang pada desain bangunan untuk memaksimalkan penghawaan alami.
Menerapkan konsep struktur rumah panggung untuk melancarkan pergerakkan udara didalam site agar tidak tertahan oleh bangunan dan sebagai respon terhadap site yang berkontur.
Memanfaatkan elemen vegetasi/pepohonan yang banyak terdapat di lokasi seperti pohon cemara, kopi, dan tanaman lainnya untuk menyegarkan, menyalurkan aliran udara dan mereduksi kecepatan angin dari arah barat dan timur.
Respon terhadap curah hujan dilakukan dengan menerapkan desain atap dengan kemiringan yang cukup agar air hujan dapat mengalir dengan baik ke talang yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali dan memiliki teritisan untuk menghindari terjadinya tampias.
commit to user
122 Gambar V – 21. Hasil Analisa Klimatologis
5.2.2.e. Analisa pen-zoning-an akhir
Analisa pen-zoning-an akhir bertujuan untuk mendapatkan penataan zona dalam tapak berdasarkan pertimbangan hasil dari analisa pencapaian, view&orientasi, kebisingan, dan klimatologis. Pen-zoning-an dalam site akan dibagi menjadi 5 zona sesuai sesuai dengan kebutuhan masing – masing zona.
Berdasarkan analisa pencapaian, view&orientasi, kebisingan, dan klimatologis didapatkan hasil pen-zoning-an, yaitu :
Zona penerima diletakkan di bagian selatan tapak. Perletakkan ini berdasarkan hasil dari analisa pencapaian dimana main entrance (ME) bagi pengguna kendaraan bermotor maupun pejalan kaki berada di bagian selatan site.
Zona edukasi diletakkan di bagian tengah tapak, dikarenakan beberapa kegiatan di zona wisata edukasi memerlukan view yang sangat menarik dan intensitas pencahayaan alami yang tinggi. Dan untuk mengurangi tingkat kebisingan dari kendaraan bermotor akan ditambahkan vegetasi.
U Massa bangunan Zona edukasi didesain dengan bukaan maksimal Memanfaatkan penataan vegetasi untuk mereduksi dan menyalurkan angin dari arah timur Massa bangunan didesain dengan bukaan yang maksimal dengan secondary skin/light shelves untuk mereduksi efek radiasi panas dan silau matahari sore Memanfaatkan
penataan vegetasi untuk mereduksi dan menyalurkan angin dari arah barat
commit to user
123
Zona rekreasi dan akomodasi diletakkan di bagian barat tapak dikarenakan beberapa kegiatan di zona rekreasi memerlukan view yang sangat menarik dan tingkat kebisingan yang rendah.
Zona pengelola diletakkan di bagian utara tapak yang berbatasan langsung dengan jalan desa. Perletakkan ini berdasarkan hasil dari analisa pencapaian dimana side entrance berada di bagian utara site, sehingga memudahkan berlangsungnya kegiatan.
Zona service&maintenance diletakkan di timur tapak bersebelahan dengan zona pengelola dan dekat dengan zona wisata edukasi serta zona wisata rekreasi, agar kegiatan service&maintenance dapat berlangsung dengan baik.
Gambar V – 22. Pen-zoning-an akhir dalam site
5.3. ANALISA PENGOLAHAN BENTUK BANGUNAN 5.3.1. Analisa Permassaan
Analisa permasaan bertujuan untuk mendapatkan jumlah massa yang akan diterapkan dalam kawasan Agrowisata Kopi. Analisa ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :
U
Zona Edukasi (Coffee Tour)
Zona Service dan Maintenance
Zona Penerima
Zona Pengelola
Zona Rekreasi dan Akomodasi
Kombinasi cemara dan vegetasi yang tidak terlalu tinggi di bagian timur site untuk mereduksi suara bising
commit to user
124
Hasil dari analisa pen-zoning-an akhir
Kebutuhan masing – masing kegiatan terhadap view, dan pencahayaan serta penghawaan alami.
Kondisi tapak yang berkontur
Berdasarkan pertimbangan tersebut jumlah massa yang akan diterapkan dalam kawasan Agrowisata Kopi adalah massa jamak, hal ini dikarenakan setiap kegiatan membutuhkan view, pencahayaan, pengahawaan alami, dan tingkat kebisingan yang berbeda intensitasnya. Selain itu, penerapan massa jamak ini merupakan salah satu respon terhadap kondisi site yang berkontur untuk mengurangi terjadinya cut and fill yang berlebihan.
5.3.2. Analisa Gubahan Massa
Analisa gubahan massa bertujuan untuk mendapatkan pola gubahan massa yang akan digunakan pada bangunan – bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi di Kledung. Analisa ini dilakukan berdasarkan pertimbangan fungsi bangunan, bentuk – bentuk yang terdapat di sekitar site, dan hasil dari analisa klimatogis.
Agrowisata Kopi yang akan dirancang merupakan objek wisata yang berada di sekitar lereng Gunung Sindoro dan Sumbing yang merupakan icon Kabupaten Temanggung serta berada di areal perkebunan kopi. Karena kondisi tersebut maka Agrowisata Kopi ini identik dengan bentuk gunung, dan tanaman kopi. Bentuk – bentuk tersebut nantinya akan digunakan dalam beberapa massa bangunan agar selaras dengan alam sekitar dan dapat menggambarkan karakter Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten Temanggung.
Gambar V – 23. Bentuk -bentuk yang terdapat di sekitar site Sumber : Dokumentasi Penulis,2015 dan
commit to user
125 Berdasarkan karakteristik masing – masing bentuk dasar dan beberapa pertimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya maka bentuk dasar yang akan digunakan pada perancangan massa bangunan, yaitu :
Bentuk dasar lingkaran yang menghasilkan bentuk solid kerucut dan tabung dengan karakter, ekspresif, visual yang kuat, dan dinamis
Bentuk dasar bujursangkar yang menghasilkan bentuk solid kubus yang efisien dalam pemakaian ruang dan pengembangan bentuk yang relatif mudah.
Gambar V – 24. Bentuk solid kerucut,tabung, dan kubus yang akan digunakan pada perancangan massa bangunan
Sumber : Francis D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 1996 Keseluruhan bentuk solid tersebut akan mengalami transformasi baik berupa transformasi dimensional, subtraktif, maupun aditif sesuai dengan kebutuhan, sehingga menghasilkan bangunan yang fungsional, selaras dengan bentuk di lingkungan sekitar dan memiliki respon terhadap iklim yang sesuai dengan prinsip arsitektur ekologi.
Gambar V – 25. Bentuk bangunan penerima mengadaptasi bentuk gunung yang mengalami transformasi bentuk agar tidak monoton dan responsif terhadap iklim.
Gambar V – 26. Bentuk bangunan pengeringan biji kopi yang ditransformasikan agar mempercepat pemanasan dan memiliki respon terhadap iklim (pergerakkan angin)
commit to user
126 Gambar V – 27. Bentuk bangunan pengolahan kopi yang ditransformasikan agar
menarik namun tetap sesuai dengan fungsinya
Gambar V – 28. Bentuk bangunan single cottage yang merupakan perpaduan bentuk tabung dan kerucut
Gambar V – 29. Bentuk bangunan family cottage yang ditransformasikan agar memiliki respon terhadap iklim dan menarik
5.3.3. Analisa Pencahayaan
Analisa pencahayaan bertujuan untuk mendapatkan sistem pencahayaan yang baik, sesuai kebutuhan pada setiap massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi di Kledung. Pencahayaan yang baik merupakan pencahayaan yang sesuai kebutuhan dengan distribusi cahaya ruangan yang cukup merata dan tidak menimbulkan kontras yang mengganggu. Analisa pencahayaan ini dilakukan berdasarkan pertimbangan yang keseluruhannya mengacu pada prinsip arsitektur ekologi, dengan memanfaatkan secara optimal pencahayaan alami pada siang - sore hari dan pencahayaan buatan yang hemat energi pada malam hari sebagai usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi listrik.
Pencahayaan alami
Merupakan pencahayaan yang bersumber dari cahaya matahari berupa cahaya matahari langsung, pantulan permukaan bawah, dan pantulan bangunan sekitar. Pencahayaan alami ini dalam bangunan didapatkan melalui bukaan – bukaan, yaitu:
commit to user
127
Bukaan horizontal merupakan bukaan yang berada di bagian dinding bangunan berupa jendela. Untuk mendapatkan cahaya efektif pada bangunan diperlukan titik ukur tertentu. Pada perancangan bangunan umumnya menghindari perhitungan yan terlalu rumit, maka ditetapkan standar praktis luasan jendela yaitu 10%-20% dari luasan dinding untuk dapat memanfaatkan cahaya dengan baik dan membatasi panas yang masuk ke dalam ruangan.
Bukaan vertikal merupakan bukaan yang berada di bagian atap berupa skylight, clerestory, monitor, dan sawtooth. Bukaan vertikal ini mampu memberikan intensitas cahaya yang lebih besar, namun cukup sulit untuk membuat pembayangan.
Pencahayaan buatan
Merupakan pencahayaan yang bersumber dari lampu. Terdapat beberapa jenis lampu yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan malam hari dalam kawasan Agrowisata Kopi, yaitu :
Lampu Pijar pada umunya hanya dapat bertahan selama 1000 jam dan membutuhkan energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis – jenis lampu lainnya.
Flouresecene/TL mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan lampu pijar, yaitu sekitar 10.000 jam, sehingga lampu ini lebih hemat energi dibandingkan dengan lampu pijar.
LED merupakan lampu yang hemat enegi dibandingkan kedua lampu diatas. Lampu ini memiliki ketahanan hingga 25.000 jam.
Berdasarkan pertimbangan dan penjelasan mengenai pencahayaan yang telah dijelaskan diatas, maka sistem pencahayaan massa bangunan dalam Agrowisata Kopi di Kledung akan menerapkan beberapa sistem pencahayaan, yaitu:
Pencahayaan alami, berupa skylight dan jendela yang dimaksimalkan pada sisi timur untuk memperoleh cahaya matahari pagi yang baik, dan penggunaan skylight dan jendala dengan secondary skin/lightshelves untuk meminimalisir efek panas dan silau dari cahaya matahari sore.
commit to user
128 Gambar V – 30. Bukaan horizontal dengan lightselves dan secondary skin untuk
mengalangi radiasi panas matahari.
Sumber : https://www.pinterest.com/pin/426505027181740146/
Pencahayaan buatan, berupa penggunaan lampu LED yang hemat energi. Penggunaan lampu ini pada massa bangunan hanya digunakan pada malah hari. Sedangkan untuk siang hari hanya digunakan pada daerah yang membutuhkan intensitas pencahayaan buatan yang tinggi, seperti massa bangunan pengolahan kopi.
5.3.4. Analisa Penghawaan
Analisa penghawaan bertujuan untuk mendapatkan sistem penghawaan yang stabil di dalam setiap massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi di Kledung. Analisa ini dilakukan berdasarkan pertimbangan kenyamanan setiap pengguna dalam massa bangunan, dan hasil dari analisa klimatologis yang keseluruhannya mengacu pada prinsip arsitektur ekologis.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, kawasan Agrowisata Kopi di Kledung akan memaksimalkan laju angin seperti yang telah dijelaskan pada analisa klimatologis sebagai penghawaan alami dalam massa bangunan. Laju angin tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan alami dalam massa bangunan dengan beberapa macam sistem, yaitu :
Penerapan struktur rumah panggung yang menjamin terjadinya cross ventilation yang paling efisien
Penerapan massa bangunan berbentuk melengkung untuk mempermudah laju pergerakkan angin dalam tapak
commit to user
129
Penerapan ventilasi silang pada massa bangunan untuk melancarkan sirkulasi udara dalam massa bangunan
Gambar V – 31. Penerapan rumah panggung dan ventilasi silang pada massa bangunan Sumber: Frick H, FX. Bambang Suskiyatno, (1998), Dasar-Dasar Eko-Arsitektur,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta
5.3.5. Analisa Pola Tata Massa
Analisa pola tata massa bertujuan untuk mendapatkan pola tata massa bangunan yang sesuai dalam kawasan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten Temanggung. Analisa pola tata massa dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :
Kondisi site yang berkontur sebagai respon terhadap site
Hasil dari analisa pen-zoning-an
Kebutuhan masing – masing massa bangunan terhadap view, pecahayaan alami, penghawaan alami, dan kebisingan
Pola kegiatan dan pola hubungan ruang yang telah dijelaskan sebelumnya Berdasarkan pertimbangan tersebut maka massa dalam kawasan Agrowisata akan ditata menyebar menyesuaikan kondisi site yang berkontur dan kebutuhan masing – masing massa bangunan, dengan jarak yang cukup untuk menjamin pergerakkan udara di dalam site.
commit to user
130 Gambar V – 32. Tata massa kawasan Agrowisat Kopi di Kledung Kabupaten
Temanggung
5.3.6. Analisa Material Bangunan
Analisa material bangunan bertujuan untuk mendapatkan penggunaan elemen material yang sesuai dengan kebutuhan dalam perancangan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten Temanggung berdasarkan prinsip arsitektur ekologis. Analisa material bangunan ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang sesuai kebutuhan masing – masing massa bangunan dan mengacu pada prinsip arsitektur ekologi, pertimbangan tersebut yaitu :
Pemilihan material yang sesuai dengan potensi daerah setempat sehingga menghemat energi dalam proses pengangkutan, mudah diterapkan, seimbang dengan iklim setempat dan sesuai dengan tingkat keahlian tukang-tukang setempat.
Pemilihan material yang dapat dibudidayakan kembali (regenerative), digunakan kembali (reuse), dan mengalami perubahan sederhana.
Pamilihan material yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing massa bangunan.
Bangunan Pengelola dekat dengan SE
Mini Pabrik diletakkan di area timur berjauhan dengan cottage krn merupakan sumber kebisingan dalam site Bangunan Penerima
dekat dengan ME Massa bangunan
cottage diletakkan di area yang memiliki view menarik dan jauh dari kebisingan Shelter berada di tengah – tengah kebun kopi
commit to user
131 Berdasarkan pertimbangan tersebut maka elemen material yang akan digunakan dalam perancangan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten Temanggung, yaitu :
Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan sekitar 3– 10 cm (1.2–3.9 in) per hari, sehingga bambu merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan kembali (regenerative).
Di Kabupaten Temanggung terdapat banyak potensi tanaman bambu, dimana jenis yang paling banyak ditemui adalah jenis bambu petung, dan bambu wulung. Potensi tanaman bambu ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Temanggung sebagai bahan konstruksi (tiang penyangga bangunan/rangka atap), kerajinan, dan anyaman keranjang.
Gambar V – 33. Tanaman bambu yang terdapat di Kecamatan Kandangan, Temanggung Sumber : Video Spedagi Bamboo Bike di akses dari
https:/youtube.com/watch?v=wRTjZN76NwE
Gambar V – 34. Penerapan bambu sebagai kontruksi pada bangunan untuk istirahat di sekitar perkebunan Kecamatan Kledung
commit to user
132 Gambar V – 35. Penerapan bambu sebagai bahan anyaman keranjang di Kecamatan
Kandangan, Temanggung Kecamatan Kledung Sumber : Video Spedagi Bamboo Bike diakses dari
https:/youtube.com/watch?v=BFQ9khK6rjl dan https:/youtube.com/watch?v=wRTjZN76Nwe
Kayu jati
Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang tersedia di Kabupaen Temanggung. Kayu ini merupakan kayu yang memiliki karakterisitik serat dan tekstur yang indah. Selain itu kayu ini termasuk dalam kayu dengan kelas awet I, II, dan kelas kuat I,II, serta terbukti tahan terhadap jamur, rayap, dan serangga. Karakteristik tersebut membuat kayu ini menjadi pilihan utama masyarakat sebagai material bangunan terutama material struktur utama.
Batu bata
Kabupaten Temanggung memiliki deposit tanah liat yang cukup tersedia sebagai bahan baku utama batu bata dan genteng, sehingga banyak masyarakat yang mendirikan industri – industri pembuatan batu bata dan genteng tanah liat. Batu bata yang diproduksi meliputi batu bata biasa dan batu bata ekspose.
Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Pemanfaatan batu bata sebagai bahan penutup dinding merupakan suatu pemanfaatan yang ekologis karena batu bata merupakan material yang mudah disederhanakan, mampu menyerap panas matahari dan meredam suara hujan dengan baik(sesuai dengan iklim setempat), dan mudah untuk ditemukan.
commit to user
133
Gambar V – 36. Industri pembuatan batu bata masyarakat di kabupaten Temanggung Sumber : https://temanggungcity.wordpress.com/ dan
http://www.bmtkarisma.com/cerita-perajin-genteng-medono-kebumen-pringsurat/
Batu kali
Kledung merupakan daerah yang berada di lereng gunung, sehingga batu kali merupakan sumber daya alam yang banyak tersedia di daerah ini. Masyarakat sekitar sejak dahulu sudah memanfaatkan batu kali ini untuk membuat jalan trasah,pondasi untuk menahan tanah (talut), dan dinding bangunan.
Pemanfaatan batu kali sebagai jalan trasah merupakan suatu pemanfaatan material yang ekologis karena di antara celah – celah batu yang ditata terdapat banyak tanah yang mampu meyerap air, dan jika terjadi kerusakan tidak membutuhkan material baru karena cukup dibongkar dan ditata kembali. Sedangkan sebagai pondasi untuk menahan tanah batu gunung merupakan sebuah teknologi lokal yang telah diterapkan sejak lama oleh masyarakat, sehingga sudah teruji kekuatan dan ketahanannya.
Gambar V – 37. Pemanfaatan batu kali sebagai jalan trasah di Kecamatan Kledung Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015
Gambar V – 38. Pemanfaatan batu kali sebagai pondasi untuk menahan tanah yang berkontur di Kecamatan Kledung, dan sebagai dinding bangunan
commit to user
134
Batang dan ranting kopi
Perkebunan kopi menghasilkan limbah batang dan ranting kopi. Limbah batang kopi dihasilkan dari peremajaan tanaman kopi yang sudah tua berumur diatas 15 tahun. Sedangkan ranting kopi dihasilkan dari pemotongan rutin cabang kopi. Selama ini ranting kopi hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan kayu bakar dan untuk batang kopi hasil peremajaan beberapa kalangan sudah memanfaatkannya sebagai meubel perabot rumah tangga. Kecamatan Kledung memiliki banyak perkebunan Kopi, sehingga banyak menghasilkan batang dan ranting kopi yang dapat dimanfaatkan.
Gambar V – 39. Pemanfaatan batang kopi sebagai meubel perabot rumah tangga dan ranting kopi sebagai kayu bakar
Sumber : http://lintasgayo.co/wp-content/uploads/2015/09/fr.jpg dan
http://www.cendananews.com/2015/11/kayu-bakar-masih-diminati-masyarakat.html
Polycarbonate
Polycarbonate adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Salah satu bentuk tersebut adalah atap yang dapat dimanfaatkan sebagai atap kanopi, carpot, dan green house.
Paranet
Paranet merupakan atap yang tebuat dari jaring berwana hitam yang berfungsi sebagai penghalang cahaya matahari, paranet ini biasanya dimanfaatkan dalam sebagai pernaungan tempat penyemaian atau pembibitan tanaman
Lantai tegel
Lantai tegel merupakan lantai yang terbuat dari campuran bahan semen dan pasir beton. Lantai tegel tidak memerlukan bahan khusus untuk pemasangannya, dapat memberikan kesan sejuk pada ruangan, dan memiliki pori – pori sehingga tidak mudah pecah jika terkena panas.
commit to user
135 Perancangan massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi di Kledung ini akan menerapkan beberapa elemen bangunan yang telah dijelaskan sebelumnya. Penerpan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing – masing massa bangunan serta mengacu pada prinsip arsitektur ekologis.
Bahan material penutup atap
Sirap bambu terbuat dari bilah bambu dengan panjang sesuai ruas bambu yang digunakan. Atap sirap ini akan diterapkan pada massa bangunan penerima, seminar, café, cottage, restoran, mini pabrik, dan kantor pengelola. Pemilihan material ini dikarenakan bambu merupakan material yang sesuai dengan potensi, dan iklim setempat. Selain itu atap ini dapat dipasang pada atap dengan sudut yang hampir mendekati vertikal, karena beberapa massa bangunan memiliki kemiringan atap yang hampir mendekati vertikal.
Gambar V – 40. Atap sirap bambu
Sumber:https://books.google.co.id/books?id=L8c4eO0VHeMC&pg=PA91&lpg=PA9 1&dq=atap+sirap+bambu&source=bl&ots=1c0cVyeXs0&sig=S07rdIN2onX5gbbpxh
w_d7HD5l8&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Gambar V – 41. Pengaplikasian atap sirap bambu pada bangunan Sumber : https://www.facebook.com/KomunitasCintaBambu/
commit to user
136
Polycarbonate sebagai material penutup atap pada massa bangunan pengeringan biji kopi. Pemilihan material ini dikarenakan bahan ini mampu menyerap panas dan menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari.
Gambar V – 42. Atap polycarbonate
Sumber: https://www.pinterest.com/pin/374221050264339877/
Paranet sebagai material penutup atap pada bangunan penyemaian dan pembibitan tanaman kopi sehingga dapat mengontrol jumlah intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tanaman.
Gambar V – 43. Atap paranet Sumber : http://www.paranet99.com/
Bahan material dinding
Bahan material dinding akan menerapkan kombinasi batu kali dan batu bata ekspose yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Kedua bahan material ini merupakan salah satu potensi lokal sehingga mampu menonjolkan karakteristik daerah sekitar. Kombinasi material ini akan diterapkan pada seluruh massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi.
Gambar V – 44. Penerapan kombinas batu alam dan batu bata sebagai elemen dinding Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015
commit to user
137
Bahan material penutup lantai
Bahan material penutup lantai pada massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi ini akan menerapkan lantai tegel yang dapat memberikan kesan sejuk pada ruangan, dan memiliki pori – pori sehingga tidak mudah pecah jika terkena panas. Selain itu penerapan lantai tegel ini nantinya akan dikombinasikan dengan lantai dari kayu yang merupakan potensi daerah setempat.
Gambar V – 45. Lantai tegel dan lantai kayu
Sumber : http://ruangtamu.net/wp-content/uploads/2015/11/Lantai-tegel-kuno-belum-dipoles.jpg dan http://hargaparket.com/category/harga-lantai-kayu/
Bahan material estetika.
Bahan material estetika merupakan bahan material yang memanfaatkan limbah kopi seperti batang dan ranting kopi sebagai elemen eksterior dan interior untuk menonjolkan karakter Agrowisata Kopi.
Gambar V – 46. Ranting dan batang pohon sebagai elemen estetika pada eksterior dan interior
commit to user
138
5.4. ANALISA SIRKULASI DAN TATA LANSEKAP 5.4.1. Analisa Sirkulasi
Analisa sirkulasi bertujuan untuk mendapatkan pola/sistem sirkulasi dalam site yang diperuntukkan bagi pejalan kaki maupun kendaraan bermotor. 5.4.1.a. Sirkulasi Kendaraan
Analisa sirkulasi kendaraan bertujuan untuk menentukan area parkir dan sistem parkir pada Agrowisata Kopi dengan mempertimbangkan kondisi eksisting site yang berkontur, dan hasil dari analisa pencapaian.
Area parkir pada Agrowisata kopi akan diletakkan di bagian utara dan selatan site sesuai dengan hasil analisa pencapaian, dimana main entrance berada di bagian utara site dan side entrance berada di bagian selatan site. Tabel V – 10. Tabel pola penataan parkir
Pola Penataan Parkir Keterangan Parkir paralel
Sirkulasi keluar masuk sulit Daya tampung kendaraan sedikit Parkir sudut 300
Efisien diterapkan di area parkir Sirkulasi keluar- masuk parkir mudah Daerah intensif
Parkir sudut 450 Efisien diterapkan di area parkir Sirkulasi keluar- masuk baik
Daerah dan tempat parkir relatif sempit Jenis yang umum digunakan
Parkir sudut 600 Efisien diterapkan di area parkir Sirkulasi keluar- masuk cukup baik
Sering digunakan pada wilayah dengan tempat parkir sempit
Parkir sudut 900 Arah balik yang kuat dari kendaraan yang penting
Digunakan pada keadaan tempat yang sangat sempit dibanding dengan tempat parkir
commit to user
139 Berdasarkan pola penataan parkir di atas dengan mempertimbangkan kondisi eksisting site yang berkontur maka pola penataan parkir yang akan diterapkan adalah parkir sudut 900 yang saling berhadapan dan 450. Pola penataan parkir ini dipilih untuk memudahkan pengguna kendaraan dalam memarkirkan kendaraannya dan menghemat tempat parkir yang nantinya secara tidak langsung dapat mengurangi cut and fill.
5.4.1.b. Sirkulasi pejalan kaki
Analisa sirkulasi manusia bertujuan untuk menentukan sistem sirkulasi bagi pejalan kaki dalam kawasan Agrowisata Kopi dengan mempertimbangkan hasil analisa tata massa dan kebutuhan masing – masing pengguna (pejalan kaki).
Tabel V – 11. Tabel Alternatif Sistem Sirkulasi
Tipe Sistem Sirkulasi Keterangan
Sistem Linear Jalur lurus yang dapat menjadi elemen pengatur utama bagi serangkaian ruang.
Sistem Radial
Jalur – jalur linear yang memanjang dari atau berakhir di sebuah titik pusat bersama.
Sistem Spiral Jalur tunggal yang menerus berawal dari sebuah titik pusat, bergerak, melingkar, dan semakin lama semakin jauh darinya.
Sistem Grid Dua jalur sejajar yang berpotongan pada interval – interval regular dan menciptakan area ruang berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Sistem Jaringan
Jalur – jalur yang menghubungkan titik – titik yang terbentuk di dalam ruang
commit to user
140 Berdasarkan sistem pola sirkulasi di atas dengan mempertimbangkan pola tata massa yang menyebar dalam site maka sistem sirkulasi yang akan diterapkan adalah sistem jaringan. Dimana sirkulasi sistem jaringan dapat menguhubungkan masing – masing massa yang menyebar dengan fleksibel, santai, dan tidak kaku. Dalam pola sirkulasi ini nantinya akan terdapat tangga dan ramp untuk menghubungkan kontur yang berbeda.
Gambar V – 47. Tangga dan ramp yang terdapat di Kampung Gajah Bandung Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015
5.4.2. Analisa Tata Lansekap
Analisa tata lansekap bertujuan untuk mendapatkan tata lansekap yang terdiri dari elemen lunak (softscape), elemen keras (hardscape), dan street furniture yang sesuai dengan kebutuhan dalam perancangan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten Temanggung berdasarkan prinsip arsitektur ekologis. Analisa ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan yang keseluruhannya mengacu pada prinsip arsitektur ekologi, pertimbangan tersebut yaitu:
Mempertahankan kondisi lahan yang berkontur
Keberadaan sungai kecil yang melalui site
Potensi vegetasi yang ada di dalam dan sekitar site
View di luar dan dalam site
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka didapatkan hasil tata lansekap yang terdiri dari elemen lunak (softscape),elemen keras (hardscape), dan street furniture yang akan diterapkan, yaitu :
Memanfaatkan potensi vegetasi yang ada dalam site terutama pohon kopi, cemara, dan menambah vegetasi baru yang terdapat di sekitar site, yang