• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan olahan. PT Kemfood merupakan salah satu perusahan yang bergerak dibidang pangan dan memproduksi daging olahan berbahan dasar daging sapi dan ayam. Ada beberapa produk olahan daging tersebut yaitu sosis, bakso, delicatessen, burger, kebab, ayam bumbu, dan daging cincang dengan berbagai merek dagang, diantarnya Villa Dorp, Villa, Kemfood, Edam. PT Kemfood memperoleh pasokan daging ayam dari Rumah Pemotongan Ayam (RPA) melalui para supplier yang ada di DKI Jakarta dan Solo, untuk daging sapi diperoleh dengan mengimpor daging dari Australia melalui distributor, sedangkan untuk daging ayam masih menggunakan produk lokal.

Sosis merupakan salah satu produk Kemfood yang banyak diminati masyarakat dan permintaannya tinggi, karena rasanya yang lezat serta harga yang beragam sehingga terjangkau oleh masyarakat banyak. Tingginya permintaan konsumen akan sosis ini mengharuskan adanya cara untuk memenuhi kebutuhan konsumen, baik dari segi produksi, maupun dari segi harga yang kompetitif.

PT.Kemfood berpusat di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur dan memiliki berbagai cabang di beberapa kota besar di Indonesia, diantaranya Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, Lampung, dan Bali.

(2)

Cabang memiliki fungsi untuk mempermudah proses pendistribusian produk dan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan pasti memiliki sistem penjualan produknya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, hal tersebut dapat dilihat dari manajemen dan kinerjanya.

Manajemen rantai pasok merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, karena pada dasarnya manajemen rantai pasok memperhatikan bagaimana proses barang hingga sampai ketangan konsumen dengan memperhatikan kualitas barang, seperti daya tahan, keutuhan barang, waktu respon pemesanan. Selain itu manajemen rantai pasok juga menekankan kepada kualitas pelayanan yang di fasilitaskan kepada pelanggan seperti waktu repon dan efisiensi tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rantai Pasok Sosis Food Industries dari Produsen Sampai Konsumen Perantara di Kota Bandung (Studi Kasus PT.Kemfood Cabang Kota Bandung)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aliran rantai pasok sosis produksi PT Kemfood sampai ke konsumen?

(3)

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan diatas, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui aliran rantai pasok sosis produksi PT Kemfood sampai ke konsumen?

2. Mengetahui kinerja rantai pasok produk sosis PT Kemfood?

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi mengenai manajemen rantai pasok beserta kontribusinya dalam pemasaran produk sosis.

1. Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu ekonomi peternakan dan menambah kajian ilmu mengenai rantai pasok pangan.

2. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang memproduksi guna pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan perusahaan terutama dalam hal manajemen rantai pasok. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan guna merencanakan pengembangan produk industri dan dapat mempertimbangkan dalam memilih jaringan atau lembaga pemasok yang berperan secara efektif guna menunjang pendapatannya, serta bagi penelitian selanjutnya, dan bagi pihak lain diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam penyajian informasi dalam penelitian serupa.

(4)

1.5 Kerangka Pemikiran

Sosis merupakan produk olahan pangan yang berasal dari daging, dan daging itu sendiri merupakan produk hasil ternak yang memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, maka dari itu daging memiliki peran yang sangat besar bagi kebutuhan pangan masyarakat. Produk olahan hasil ternak ini merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai strategis. Penyediaan distribusi dan pengolahan daging sangat mempengaruhi harga produksi sosis maka dari itu para pelaku distribusi harus melakukan strategi pemasaran yang baik untuk menunjang permintaan masyarakat. Menurut Kotler, 1997 bahwa dalam melakukan kegiatan pemasaran memerlukan strategi pemasaran yaitu sejumlah tindakan terintregasi yang diarahkan untuk mencapai kompetitif yang berkelanjutan.

Era globalisasi ini menunjukan persaingan yang kompetitif terutama dalam bidang industri, maka dari itu semakin kompetitif pula persaingan dari segi jual beli bagi perusahaan-perusahaan, terutama pada produk daging yang bergizi dan memiliki nilai permintaan yang tinggi. Segala jenis perimintaan masyarakat menjadi tolak ukur bagi perusahaan apabila ingin menciptakan dan mengolah suatu produk, di era yang sudah serba maju ini. Dilihat dari persaingan yang ada segala sesuatunya mendesak perusahaan untuk menemukan cara baru dalam memberikan dan menciptakan value added bagi konsumennya semakin kuat. Perusahaan yang memproduksi olahan hasil ternak dituntut untuk menghasilkan sebuah produk yang variatif, rasa enak dan tidak menghilangkan gizi dari proses pengolahannya. Salah satu contoh dari produk olahan hasil ternak yang diolah dan kini sangat digemari oleh masyarakat luas yaitu sosis, terbukti dengan semakin berkembangnya dunia kuliner di Indonesia khususnya di daerah bandung

(5)

sudah banyak varian makanan yang menggunakan bahan dasar sosis, seperti sosis bakar, dan hotdog. Perusahaan juga perlu menyampaikan hasil produksinya dengan efektif dan efisien, hal tersebut dilihat dari bagaimana sebuah perusahaan melakukan pemasarannya dengan baik, karena pemasaran merupakan fungsi bisnis yang mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, menentukan pasar-pasar dan target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi dan menentukan berbagai produk, jasa serta program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola industri yang bersangkutan (Philip Kotler, 1992).

Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah melayani dan memuaskan pelanggan, untuk memenuhi tujuan tersebut perusahaan memerlukan kerjasama yang baik untuk menjangkau para pelanggan sasarannya. Pemasok merupakan salah satu perantara untuk mencapai tujuan tersebut, dengan adanya pemasok barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan dapat sampai di tangan pembeli atau sasaran dengan efektif. Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memeproduksi barang dan jasa tertentu. Perkembangan dalam lingkungan, “pemasok” dapat memberikan pengaruh yang amat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan (Philip Kotler, 1992).

Supply Chain Management atau manajemen rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai pasok merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin

(6)

menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran tersebut, penyaluran mungkin kurang tepat kerena istilah supply meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari bahan mentah menjadi barang jadi (Richardus Eko Indrajit, 2002).

Definisi lain mengenai manajemen rantai pasok adalah kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistem distribusi, kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian tradisional dan berbagai kegiatan penting yang berhubungan dengan supplier dan distributor, kegiatannya meliputi penetapan, pengangkutan, pembayaran secara tunai atau kredit (transfer), supplier, distributor, hutang piutang, dan pergudangan (Richardus Djokopranoto, 2002).

Menurut Simchi-Levi et al. (2000), supply chain management adalah serangkaian pendekatan yang digunakan untuk menintegrasikan pemasok, produsen, gudang dan toko sehingga barang yang akan diproduksi dan didistribusikan ada pada jumlah dan waktu yang tepat untuk meminimalisasikan baiaya ketika memuaskan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi biaya produksi serta pemenuhan kebutuhan.

Salah satu cara untuk mengoptimalkan rantai pasokan adalah dengan cara menciptakan alur informasi yang bergerak dengan mudah dan akurat antara jaringan dan pergerakan barang yang responsif, efektif dan efisien terhadap perubahan permintaan konsumen sehingga menghasilkan kepuasan yang maksimal bagi konsumen. Fungsi dari manajemen rantai pasok ini untuk merencanakan, mengatur, mengkoordinasi dan mengontrol semua aktifitas distribusi. Tujuan dari strategi manajemen rantai pasok ini untuk menurunkan

(7)

harga, mengembangkan atau membangun service, memperpendek siklus rantai pasok. Rantai pasok pangan memiliki berbagai keunikan yang dibentuk dari:

- Karakteristik Produksi/sumber yang berasal dari proses biologi dan periode panen yang meningkatkan variabilitas dan resiko kerusakan, fleksibilitas produk dan membutuhkan teknik proses yang khusus.

- Karakteristik Produk dan Distribusi. Karakteristik produk yang mudah rusak (perishability) juga membutuhkan karakteristik dari sistem distribusi.

- Preferensi Konsumen yang sangat rentan dengan isu-isu kesehatan dan tekanan lingkungan

Rantai pasok merupakan aliran dari material informasi uang dan jasa dari material, supplier melalui pabrik-pabrik, warehousing dan terkahir customer. Rantai pasok juga melibatkan organisasi-organisasi beserta proses didalamnya antara lain mengirimkan produk informasi dan jasa kepada customer seperti pedagang besar, pengecer dan agen yang berperan sebagai perantara saluran dalam melaksanakan berbagai fungsi pemasaran seperti penyimpanan dan pengangkutan. Para perantara ini dimasukkan kedalam saluran distribusi bilamana dianggap dapat melaksanakan beberapa kegiatan lebih efisien dibandingkan produsen. Mengenai jumlah dan posisi para perantara dalam saluran dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan produsen. Semakin banyak pelaku kelembagaan yang terlibat, akan semakin panjang saluran tataniaga yang terjadi, hal tersebut berpengaruh terhadap perubahan harga yang signifikan. Manajemen rantai pasok dapat menurunkan biaya transaksi dan margin yang terjadi antara rantai. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya aktivitas dan aspek yang terkait. Kegunaan dari pendekatan manajemen rantai pasok dalam bidang pertanian untuk mengurangi kehilangan produk dalam

(8)

transportasi dan penyimpanan, meningkatkan penjualan serta pengendalian yang lebih baik dari kualitas dan keamanan produk (Roekel et al., 2002).

Menurut Pujawan (2005), salah satu aspek fundamental dalam manajemen rantai pasokam adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan manajemen kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja rantai pasokan secara holistik. Sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk :

a. Melakukan pengawasan dan pengendalian

b. Mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada rantai pasok. c. Mengetahui posisi suatu organiasasi terhadap pesaing maupun terhadap tujuan yang hendak dicapai.

d. Menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.

Sebuah studi menyatakan bahwa Supply Chan Management sebagai salah satu praktek manajemen yang paling penting untuk menentukan kinerja kelas dunia suatu perusahaan dan memperkuat posisi perusahaan di pasar. Hubungan manajemen rantai pasok dengan jenis pengukuran kinerja strategis, dikenal sebagai balancescorecard. Balance scorecard dirancang untuk membantu perusahaan yang secara historis dan menekankan pada kinerja keuangan jangka pendek. Maksud dari scorecard itu sendiri adalah untuk menyediakan mekanisme formal untuk mempengaruhi manajer dalam mencapai keseimbangan antara hasil non finansial dan finansial perusahaa di jangka pendek dan jangka panjang.

(9)

Gambar 1. Kerangka Ilustrasi Penyaluran Produk PT.Kemfood

Kerangka di atas melihatkan adanya proses pemindahan barang dari produsen hingga ke konsumen, dari kegiatan tersebut perusahaan harus melakukan upaya agar tidak terjadi penyimpangan dan hambatan dalam proses operasional di lapangan. Beberapa masalah yang sering terjadi dalam proses pengelolaan diantaranya adalah permintaan yang mendadak, lead time yang cukup lama dan terjadinya surplus maupun dead stok. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengukuran kinerja baik dari segi finansial maupun non-finansial agar proses pelaksanaan bisnis yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga segala kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi serta tercapainya target produksi.

Efisiensi dari penyaluran produk tersebut dapat dilihat dari terlaksananya fungsi manajemen rantai pasok dan dapat dilihat melalui kinerja manajemen rantai pasok yang digunakana perusahaan. Beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dan pengukuran kinerja, yang pada intinya merupakan suatu tindakan pegukuran yang bertujuan memantau dan menelusuri

(10)

aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan akhir. Pemilihan alternatif model penelitian dalam pengukuran kinerja perusahaan dilakukan dengan memilih model Balanced scorecard yang berfokus pada kinerja rantai pasok suatu divisi.

Balanced scorecard merupakan terjemahan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Terdapat empat proses didalamnya , yaitu Internal Process, Bussiness Prespecive, Learning & Growth Prespective, dan Financial Prespective, dimana empat prespektif Balance scorecard tersebut berkaitan dengna empat prespektif manajemn rantai pasok.

1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak dalam produk hasil olahan ternak berupa sosis yaitu di PT Kemfood cabang Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Januari 2016 sampai 10 Februari 2016, di PT Kemfood cabang Kota Bandung.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Ilustrasi Penyaluran Produk PT.Kemfood

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh infuencer marketing dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian di Uniqlo, maka

Hipotesis tersebut hasilnya ditolak, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan tidak terdapat pengaruh secara signifikan hasil

hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswi tentang risiko kehamilan diluar nikah dengan motivasi pencegahan hubungan seksual pranikah pada siswi di SMA PGRI I

Penelitian dari Nur Aini, Tulus (2015) yang berjudul “Mutasi dan promosi jabatan pengaruhnya terhadap prestasi kerja pegawai pada Kanwil Ditjen Kekayaan

Karena semakin besar suatu ukuran perusahaan, maka tingkat kinerja keuangannya akan semakin baik dan perusahaan tersebut uga tidak perlu melakukan praktik manajemen

Pada tahun 2007, jumlah penjualan produk mengalami peningkatan sebesar 31 % ( Tabel 1.1 , halaman 5 ), sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan dalam

Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan jasa travel lainnya perusahaan perlu melakukan evaluasi mengenai penetapan harga jual dan

Berdasarkan latar belakang tersebut dijadikan pertimbangan penulis dalam melakukan penelitian, penulis tertarik untuk membahas dan mengambil judul “Pengaruh Good