BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat . Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut maka setiap perusahaan harus bertumpu pada analisis bidang ilmu pengetahuan tertentu misalnya pohon industri, kemasan pengetahuan, metadatabase, data
mining, dan lainlain, serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dengan demikian peran pendidikan dan knowledge sharing dikalangan karyawan menjadi sangat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi.
Pada industri kimia, upaya untuk meningkatkan efisiensi operasi pabrik merupakan hal yang utama bagi perusahaan. Karena industri kimia melibatkan perubahan bentuk secara fisik dan kimia dari bahan baku untuk menghasilkan produk, yang memerlukan kondisi lingkungan tertentu. Kondisi lingkungan tersebut diciptakan dengan menggunakan peralatan yang dikontrol secara otomatis maupun tidak. Perubahan kondisi lingkungan sangat menentukan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas produk tersebut sangat tergantung pada ketrampilan dan pengalaman serta pengetahuan manusia untuk mengoperasikan proses reaksi pada industri kimia. I.2 Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim
PT Pupuk Kaltim (PKT) mempunyai 9 pabrik yang beroperasi, pabrikpabrik tersebut meliputi pabrik pembuatan amonia dan pabrik pembuatan urea. Kapasitas masingmasing pabrik tersebut dapat dilihat pada Tabel I.1. Beberapa pabrik tersebut dilengkapi dengan komputer untuk mengatur kondisi operasi.
Tabel I.1 Kapasitas produksi pabrik PT Pupuk Kaltim (ton/tahun)
Pabrik Amonia Urea
Kaltim 1 595 000 700 000 Kaltim 2 595 000 570 000 Kaltim 3 330 000 570 000 POPKA (Urea 4) 570 000 Kaltim 4 330 000 570 000 Total 1 850 000 2 980 Operasi pabrik di pabrik amonia Kaltim4 PT Pupuk Kaltim (PKT) dilakukan dengan cara mengendalikan kondisi pabrik secara manual dan terkomputerisasi. Lokasi pengoperasian alat secara manual di lapangan disebut dengan Field Operator Station (FOS). Sedangkan lokasi untuk mengoperasikan peralatan dengan komputer disebut Emulated Operator Station (EOS) di ruang kendali. Berdasarkan lokasi tempat pengoperasian peralatan, operator juga terdiri dari operator lapangan dan operator ruang kendali. Semua operator yang baru masuk, bertugas sebagai operator lapangan. Kemudian setelah menjadi operator lapangan selama 12 tahun, operator tersebut baru akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi operator ruang kendali. Operator ruang kendali yang baru masuk, harus didampingi oleh operator senior selama 1 tahun. Pelatihan atau training untuk operator dilakukan pada awal masuk menjadi operator lapangan dan operator ruang kendali.
Berdasarkan lamanya operator baru sampai menjadi operator senior ruang kendali menyatakan bahwa pengetahuan operator dalam mengoperasikan pabrik diperoleh dari pengalaman. Dokumendokumen dan datadata yang ada kurang berperan dalam pengoperasian pabrik tersebut. Data operasional seharihari dalam pengoperasian pabrik tidak tercatat secara lengkap, hanya hasil rekaman data dari DCS (Distributed Control System) setiap menit. Sedangkan kejadiankejadian di lapangan yang menyebabkan shutdown pabrik serta penyelesaiannya tidak tercatat sama sekali.
Transfer pengetahuan antar operator dan engineer yang mengoperasikan pabrik hanya terjadi melalui pelatihan dan komunikasi langsung (secara tradisional). Hal tersebut akan membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan seringkali tidak efektif. Jarak antara pengetahuan yang terdokumetasi, operator /engineer yang berpengalaman, dan operator/engineer yang mengoperasikan pabrik cukup jauh. Kondisi tersebut diilustrasikan pada Gambar I.1.
Gambar I.1 Gap antara dokumentasi dan pengalaman dengan operasi pabrik Panah dengan garis kontinyu pada Gambar I.1 merupakan kondisi yang terjadi di industri kimia pada umumnya. Dokumentasi mengenai peralatan proses dan prosedur pengoperasian pabrik dibuat dan diperbaharui setiap saat, namun seringkali pengetahuan operasional yang diperoleh dari pengalaman tidak terdokumentasikan. Oleh karena itu seringkali pabrik dioperasikan oleh engineer/ operator dengan pengalamannya masingmasing. Padahal ada kemungkinan kasus yang sedang dihadapi engineer/operator pernah terjadi dan telah terselesaikan oleh engineer/operator lain. Kondisi tersebut menyebabkan kerugian bagi pabrik dari segi waktu dan biaya. Sedangkan panah dengan garis putusputus merepresentasikan kondisi ideal operasional pabrik yang diinginkan. Kondisi
ideal operasional ini melibatkan dokumentasi dan pengalaman operator/engineer yang telah lalu. Dengan demikian tesis ini akan membahas upaya untuk memperkecil gap antara engineer/operator yang berpengalaman dan dokumentasi yang telah dibuat dengan pengoperasian pabrik. Sistem yang dapat memperkecil gap tersebut adalah sistem knowledge management. Knowledge management ini berfungsi sebagai jembatan antara pengetahuan dengan pengoperasian pabrik. Untuk tujuan tersebut penulis akan melibatkan antara teknologi, people dalam hal ini semua karyawan industri kimia, serta industri kimia sebagai suatu organisasi besar. Gambar I.2 mengilustraikan mengenai keterkaitan antara teknologi, personil, dan organisasi sebagai komponen dari knowledge management. Gambar I.2 Tiga elemen sistem knowledge management [Awad&Ghaziri,2003] I.3 Knowledge Base Dalam Knowledge Management Pengelolaan pengetahuan dikenal dengan istilah knowledge management (KM) merupakan proses menangkap dan menggunakan berbagai keahlian yang dimiliki dalam bisnisnya, baik yang telah terdokumentasikan (explicit knowledge) maupun yang masih ada dalam pikiran (tacit knowledge). Prosesproses dalam KM meliputi knowledge creation, knowledge collection atau knowledge capture,
knowledge organization, knowledge refinement, knowledge dissemination, dan maintenance [Awad&Ghaziri,2003].
Hasil dari proses creation, capturing, organizing, dan refining pengetahuan dituangkan dalam suatu repositori pengetahuan. Repositori ini dalam sistem KM disebut dengan Knowledge base (KB). Knowledge base merupakan jenis database
yang khusus digunakan untuk knowledge management. Knowledge base tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisasi, dan mencari ulang suatu pengetahuan dengan menggunakan komputer dan jaringan. Gambar I.3 merupakan contoh dari struktur knowledge base dalam suatu kegiatan knowledge
management.
Knowledge base ini dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu machinereadable
knowledge base dan humanreadable knowledge base. Machinereadable knowledge base merupakan basis data untuk menyimpan pengetahuan dalam
komputer dalam bentuk yang mudah dibaca (oleh manusia) untuk deduksi permasalahan secara otomatis. Knowledge base ini terdiri dari sekumpulan data dalam bentuk aturan yang mendeskripsikan domain pengetahuan yang dimaksud dalam logika komputer. Dalam hal ini akan digunakan logika seperti konjungsi, disjungsi, implikasi, dan negasi. Humanreadable knowledge base merupakan basis data yang didesain agar orang orang dapat mencari ulang dan menggunakan kembali isi dari pengetahuan untuk tujuan pelatihan. Pada umumnya knowledge base ini digunakan untuk menangkap pengetahuan eksplisit dari organisasi, termasuk untuk troubleshooting, artikel, makalah, manual, dan lainlain. Manfaat utama dari knowledge base ini adalah untuk membantu user dalam mencari solusi yang ada terhadap masalah yang sedang dihadapi user.
Aspek terpenting dari knowledge base adalah kualitas informasi dalam knowledge
base tersebut. Selain itu knowledge base juga harus dijaga agar tetap up to date,
sistem information retrieval (seperti search engine), dan didesain dengan format dan struktur klasifikasi. Beberapa knowledge base memiliki komponen artificial
intelligence. Jenis knowledge base ini dapat memberikan saran/solusi terhadap
suatu permasalahan berdasarkan umpan balik dari user. I.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tesis ini adalah bagaimana mengambil pengetahuan tacit dari para pekerja dan pakar operasi proses pembuatan amonia pada Pabrik Amonia Kaltim4 PKT untuk dijadikan pengetahuan yang eksplisit. Kemudian bagaimana pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit diorganisasikan agat terstruktur dan mudah diakses.
I.5 Tujuan
Tujuan dari tesis ini adalah membuat sebuah knowledge base untuk operasional Pabrik Amonia IV PT Pupuk Kaltim. Knowledge base dapat dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu machinereadable knowledge base dan humanreadable
knowledge base. Tipe pertama merupakan tempat menyimpan pengetahuan yang
dapat dibaca oleh komputer yang digunakan untuk pemikiran deduktif secara otomatis. Sedangkan tipe kedua merupakan desain knowledge base yang mana mengijinkan manusia untuk mencari kembali dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang telah ada penyelesaiannya pada area permasalahan yang sama. Dengan demikian produk akhir dari tesis ini adalah pembangunan sebuah humanreadable knowledge base tentang operasional Pabrik Amonia IV PT Pupuk Kaltim dengan menggunakan “wiki engine”.
I.6 Batasan Masalah
Karena knowledge management merupakan domain keilmuan yang cukup luas, maka dalam tesis ini penulis membatasi permasalahan pada sebagian kecil dari keseluruhan domain. Adapun lingkup permasalahan yang akan penulis kaji dalam tesis ini mengenai pembuatan humanreadable knowledge base pada unit primary reformer Pabrik Amonia Kaltim4 PT Pupuk Kaltim.
Masukan knowledge base berupa informasi (data yang telah diolah menjadi informasi) yang meliputi dokumentasi opersional pabrik amonia Kaltim4, literatur, dan tacit knowledge (yang berasal dari operator dan pakar). Domain pengetahuan yang akan dikelola adalah pengetahuan dalam mengoperasikan pabrik pada unit primary reformer Pabrik Amonia Kaltim4 PT Pupuk Kaltim. Sedangkan mesing yang digunakan sebagai knowledge base dengan menggunakan “wiki engine”.
I.7 Kegunaan Hasil
Tesis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada PKT dalam hal pengumpul dan pemasukan informasi serta pengorganisasian sehingga
membentuk suatu pengetahuan mengenai pengoperasian pabrik amonia pada unit primary reformer di PKT. Sekumpulan pengetahuan ini dapat berguna untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas produksi amonia di Pabrik Amonia Kaltim4 PKT. Selain itu pengetahuan ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jika terjadi permasalahan dalam operasional pabrik.
I.8 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunanakan penulis dalam menyelesaiakan penelitian tesis ini dimulai dengan studi literatur mengenai domain proses industri kimia khususnya pabrik amonia. Studi literatur ini dilakukan agar penulis mempunyai gambaran mengenai domain industri proses kimia. Kemudian dilanjutkan ke tahap pengumpulan pengetahuan. Pengetahuan ini ada yang telah terdokumentasikan dan ada yang belum. Untuk pengetahuan yang tak terdokumentasikan diambil dengan cara melakukan wawancara pada sejumlah operator dan pendapat pakar pada pengopersaian Pabrik Amonia Kaltim4 di PKT. Informasi hasil wawancara dengan para operator dan pakar di Pabrik Amonia Kaltim4 PKT (yang disebut dengan tacit knowledge) divalidasi oleh pakar yang kemudian diolah menjadi explicit knowledge. Pengolahan tacit knowledge menjadi explicit knowledge dengan menggunakan kodifikasi pengetahuan. Kodifikasi ini membuat bentuk dan struktur pengetahuan, dengan menggunakan
map.
Setelah proses klasifikasi, pengetahuan mengenai pengoperasian pabrik amonia disusunlah knowledge base dengan menggunakan “wiki engine” agar pengetahuan tersebut dapat diambil dan digunakan untuk kepentingan operasional dan managemen Pabrik Amonia Kaltim4 PKT. Knowledge base tersebut merupakan prototipe awal yang akan digunakan untuk mengumpulkan pengetahuan tacit yang berikutnya. Pengetahuan yang belum ada dalam prototipe tersebut dapat ditambahkan dengan cepat setelah sesi wawancara berikutnya. Terakhir hasil
kimia. Metodologi dalam tesis ini diilustrasikan pada Gambar I.4.