• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Peta

2.1.1 Pengertian Peta

Peta merupakan gambaran atau lukisan seluruh atau sebagian gambaran

dari permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar yang diperkecil

dengan menggunakan skala tertentu dan dijelaskan dalam bentuk simbol dan

dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah.

Secara umum Peta didefinisikan sebagai gambaran dari unsur-unsur

alam maupun buatan manusia yang berada diatas maupun dibawah

permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala

tertentu (PP Nomor 10 Tahun 2000).

Menurut Imran (2009), Peta merupakan kalibrasi dari bidang

permukaan bumi 3 dimensi menjadi sebuah gambaran utuh yang lebih

sederhana ke dalam selembar kertas media yang datar dengan penyesuaian

baik ukuran maupun bentuknya disertai pula dengan informasi dan

detail-detailnya. Dengan kalimat sederhana, pengertian peta merupakan pengecilan

dari permukaan bumi atau benda angkasa yang digambarkan pada bidang

datar dengan menggunakan ukuran, simbol, dan sistem generalisasi

(penyederhanaan).

Peta mengandung arti komunikasi, artinya merupakan suatu signal atau

saluran antara pengirim pesan (pembuat peta) dengan penerima pesan

(2)

yang berupa informasi tentang realita dalam wujud berupa gambar. Agar

pesan (gambar) tersebut dapat dimengerti maka harus ada bahasa yang sama

antara pembuat peta dan pembaca peta (Aryono Prihandito, 1989) dalam

(Sariyono dan Nursa’ban, 2010).

2.1.2 Klasifikasi Peta

Menurut Indarto (2010), klasifikasi peta dikelompokan dalam 3

golongan, yaitu sebagai berikut:

a) Penggolongan peta menurut isi

1. Peta umum atau peta dasar adalah peta yang menyajikan informasi

permukaan bumi secara umum, baik kenampakan alami misalnya

sungai, gunung, laut, danau, maupun kenampakan buatan misalnya

jalan raya, rel kereta api dan pemukiman

2. Peta tematik adalah peta yang menyajikan informasi tentang fenomena

atau kondisi tertentu yang terjadi di permukaan bumi

b) Penggolongan peta menurut skala

1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala 1: 100 sampai

1: 5.000

2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala lebih dari 1:

75.000

3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1: 75.000

sampai 1: 1.000.000

4. Peta skala keci adalah peta yang mempunyai skala lebih kecil dari

(3)

c) Penggolongan peta menurut penggunaannya

Meliputi peta pendidikan, peta ilmu pengetahuan, informasi umum, turis,

navigasi, aplikasi teknik dan perencanaan.

2.2 Pemetaan

Pemetaan merupakan suatu proses pengukuran, perhitungan dan

penggambaran dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga

didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk data

spasial vector maupun raster. Pemetaan juga dapat diartikan sebagai proses

pembuatan peta.

Pemetaan sekolah merupakan suatu kegiatan untuk memberikan

gambaran atau secara rinci dan tepat dipermukaan suatu daerah tertentu

mengenai keadaan sekolah serta hubungannya dengan jumlah anak usia

sekolah, perkembangan pemukiman penduduk, sosial ekonomi dan

lingkungan dalam arti luas. Pemetaan sekolah juga dapat diartikan sebagai

metode perencanaan secara mikro yang berupa proses penataan atau

penataan kembali jaringan persekolahan yang ada sehingga diperoleh jaringan

yang baru dengan daya tampung yang lebih besar agar mutu pendidikan lebih

berbobotdan mempunyai relevansi dengan pengembangan.

Tujuan utama pemetaan adalah untuk menyediakan deskripsi dari suatu

fenomena geografis, informasi spasial dan non-spasial, informasi tentag jenis

(4)

2.2.1 Tahapan Pembuatan Peta

Menurut Imran (2009) Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta

Tematik” karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa tahapan pembuatan peta secara sistematis yang dianjurkan adalah:

1. Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat

2. Mencari dan mengumpulkan data

3. Menentukan data yang akan digunakan

4. Mendesain simbol data dan simbol peta

5. Membuat peta dasar

6. Mendesain komposisi peta (lay out peta), unsur peta dan kertas

7. Pencetakan peta

8. Lettering dan pemberian simbol

9. Reviewing

10. Editing

11. Finishing

2.2.2 Proses Pemetaan

Menurut Hidayat (2012) proses pembuatan peta harus mengikuti

pedoman dan prosedur tertentu agar dapat dihasilkan peta yang baik, benar,

serta memiliki unsur seni dan keindahan. Secara umum proses pembuatan

peta meliputi beberapa tahapan dari pencarian dan pengumpulan data hingga

sebuah peta dapat digunakan. Proses pemetaan tersebut harus dilakukan

dengan urut dan runtut, karena jika tidak dilakukan secara urut dan runtut,

(5)

Proses Atau Tahap-Tahap Pemetaaan

1. Tahap pencarian dan pengumpulan data

Ada beberapa cara dalam mencari dan mengumpulkan data, yaitu:

a. Secara langsung

Cara pencarian data secara langsung dapat melalui metode

konvensional yaitu meninjau secara langsung ke lapangan dimana daerah

tersebut akan dijadikan objek dari peta yang dibuat. Cara ini disebut

dengan teristris. Dengan cara ini dilakukan pengukuran medan

menggunakan theodolit, GPS, dan alat lain yang diperlukan serta

pengamatan informasi ataupun wawancara dengan penduduk setempat

secara langsung sehingga didapat data yang nantinya akan diolah.

Dapat pula dilakukan secara fotogrameti, yaitu dengan metode foto

udara yang dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas dengan

bantuan pesawat dengan jalur khusus menurut bidang objek. Atau dapat

pula menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang dapat

digunakan.

b. Secara tak langsung

Melalui cara ini tentu saja kita tidak usah repot-repot meninjau

langsung ke lapangan melainkan kita hanya mencari data dari peta atau

data-data yang sudah ada sebelumnya. misalnya dalam membuat peta

kepemilikan tanah di daerah Semarang, kita cukup mencari peta

administrasi lengkap kota Semarang, kemudian dapat diperoleh data

(6)

Data yang diperoleh dari pencarian data secara tak langsung ini

disebut dengan data sekunder, sedangkan peta yang digunakan sebagai

dasar pembuatan peta lain disebut sebagai peta dasar.

2. Tahap pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial yang tersebar

dalam keruangan. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian

dikelompokkan misalnya data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian

data kuantitatif dilakukan perhitungan yang lebih rinci. Langkah

selanjutnya yaitu pemberian simbol atau simbolisasi terhadap data-data

yang ada.

Dalam tahap akan mudah dengan menggunakan sistem digital

komputing karena data yang masuk akan langsung diolah dengan software

atau aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan langsung jadi dan siap

untuk disajikan.

3. Tahap penyajian dan penggambaran data

Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah

diolah dan dilukiskan pada media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara

manual dengan menggunakan alat-alat yang fungsional, namun cara ini

sangat membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar didapat

hasil yang baik.

Akan lebih baik jika digunakan teknik digital melalui komputer,

penggambaran peta dapat digunakan aplikasi-aplikasi pembuatan peta

(7)

Info, dan software lain. Setelah peta tergambar pada komputer, kemudian

data yang telah disimbolisasi dalam bentuk digital dimasukkan dalam peta

yang telah di gambar pada komputer, pemberian informasi tepi, yang

kemudian dilakukan proses printing atau pencetakan peta.

4. Tahap penggunaan data

Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta, karena

dalam tahap ini menentukan baik atau tidaknya sebuah peta, berhasil atau

tidaknya pembuatan sebuah peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji

apakah petanya dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam

dimaknai. Peta yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah

dimengerti dan dicerna maksud peta oleh pengguna. Selain itu, pengguna

dapat memberikan respon misalnya tanggapan, kritik, dan saran agar peta

tersebut dapat disempurnakan sehingga terjadi timbal balik antara pembuat

peta (map maker) dengan pengguna peta (map user).

2.3 ArcGIS

ArcGIS merupakan software GIS yang dibuat oleh ESRI

(Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands,

California, USA. Software ini sangat populer di kalangan pengguna GIS, dan

merupakan salah satu software GIS yang paling banyak digunakan diseluruh

dunia. Saat ini, ArcGIS telah dirilis hingga versi 9.3.1.

ArcGIS membutuhkan spesifikasi perangkat keras (hardware) yang

(8)

ArcGIS dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institut)

sebuah perusahaan yang memfokuskan diri pada solusi pemetaan digital

terintegrasi(Awaludin, 2010).

Menurut Prahasta (2011), ArcGIS merupakan perangkat lunak yang

terbilang besar. Perangkat lunak ini menyediakan kerangka kerja yang

bersifat scalable (bisa di perluas sesuai kebutuhan) untuk

mengimplementasikan suatu rancangan aplikasi SIG, baik bagi pengguna

tunggal (single user) maupun bagi lebih dari satu pengguna yang berbasiskan

desktop, menggunakan server, memanfaatkan layanan web, atau bahkan yang bersifat mobile untuk memenuhi kebutuhan pengukuran di lapangan.

ArcGIS adalah produk sistem software yang merupakan kumpulan

(terintegrasi) dari produk-produk software lainnya dengan tujuan untuk

membangun sistem SIG yang lengkap. Dengan ArcGIS kita memanfaatkan

fungsi desktop maupun jaringan. Dengan ArcGIS kita bisa memakai fungsi

pada level ArcView, ArcEditor, ArcInfo, dengan fasilitas ArcMap,

ArcCatalog, dan ArcToolbox. ArcGIS yang merupakan sebuah software

pengolah data spasial memiliki berbagai keunggulan yang dapat

dimanfaatkan oleh kalangan pengolah data spasial. Termasuk dalam hal ini

ArcGIS dapat digunakan untuk berbagai aplikasi kajian daerah pesisir dan

laut.

Aplikasi dan analisa SIG yang dapat dilakukan oleh ArcGIS antara

lain; pemetaan, analisa geografi, editing, manajemen data, kompilasi,

(9)

kita dapat melakukan pengolahan data spasial dalam aplikasinya di berbagai

bidang. Termasuk dalam hal ini adalah dalam aplikasi kelautan. ArcGIS

merupakan satu software SIG terbaik di dunia dan telah digunakan oleh

jutaan penggunannya.

2.4 Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar

Standar sarana dan prasarana berdasarkan Peraturan Menteri Dinas

Pendidikan no 24 Tahun 2007 disusun untuk ruang lingkup pendidikan

formal jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah

yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Standar sarana dan prasarana ini mencakup:

1. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan,

media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi

dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap

sekolah/madrasah.

2. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan,

ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah

/madrasah.

Adapun yang didefinisikan dalam peraturan ini adalah sebagai berikut :

1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.

2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi

(10)

3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.

4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan

untuk pembelajaran.

5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk

membantu komunikasi dalam pembelajaran.

6. Buku adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.

7. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan

peserta didik dan guru untuk setiap mata pelajaran.

8. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta

didik dan guru.

9. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data

tertentu.

10. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain

buku meliputi jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan

compact disk.

11. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu

relatif singkat.

12. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang

digunakan untuk mendukung fungsi sekolah/madrasah.

13. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan

lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan

(11)

14. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana

SD/Madrasah meliputi bangunan, lahan praktek, lahan untuk prasarana

penunjang, dan lahan pertamanan.

15. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi

sekolah/madrasah.

16. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktek yang

tidak memerlukan peralatan khusus.

17. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh

informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.

18. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktek

yang memerlukan peralatan khusus.

19. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan

pengelolaan sekolah/madrasah.

20. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat,

dan menerima tamu.

21. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi

sekolah/madrasah.

22. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan

konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial,

belajar, dan karir.

23. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang

(12)

24. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan

ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.

25. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan

kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik.

26. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.

27. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar

kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip

sekolah/madrasah.

28. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan

sekolah/madrasah.

29. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi

dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.

30. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik

dapat melakukan kegiatan bebas.

31. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada

satu satuan kelas.

Ketentuan Prasarana Dan Sarana yang tertuang pada PERMENDIKNAS no

24 Tahun 2007, sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana

sebagai berikut:

1. ruang kelas, 7. ruang UKS,

2. ruang perpustakaan, 8. jamban,

3. laboratorium IPA, 9. gudang,

(13)

5. ruang guru, 11. tempat bermain/berolahraga.

6. tempat beribadah,

2.5 Daya Tampung dan Angka Partisipasi 2.5.1 Daya Tampung

Setiap satuan pendidikan dibangun untuk dapat menampung

kelompok penduduk usia sekolah/ anak usia sekolah (AUS). Besarnya daya

tampung ini tentu berbanding lurus dengan banyaknya jumlah kelas yang

dimiliki. Semakin banyak jumlah kelas yang dimiliki, akan semakin besar

pula daya tampung sekolah terhadap AUS. Dalam peraturan bersama antara

menteri pendidikan dan menteri agama No 4/VI/PB/2011, No MA/111/2011

tentang penerimaan peserta didik baru, diuraikan bahwa jumlah peserta didik

pada SD/MI dalam satu rombongan belajar/ kelas paling banyak 40 (empat

puluh) orang. Karena daya tampung adalah besarnya kemampuan sekolah

dalam menampung siswa, dan tiap kelas dalam satuan pendidikan SD

maksimal menampung 40 (empat puluh) orang, maka dapat dirumuskan: 𝐷𝑇 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 ∗ 40 ……… (Formula 1)

Keterangan :

DT = Daya Tampung

2.5.2 Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan

SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun

atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat

(14)

dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukan tingkat partisipasi

penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan

indicator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia

sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang

bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang

pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan

dengan jenjang pendidikan tersebut.

Cara menghitung APK:

𝐴𝑃𝐾𝑡 = 𝐸ℎ𝑡 𝑃ℎ ,𝑎𝑡 𝑥100%……….. (Formula 2) Keterangan : h = jenjang pendidikan a = kelompok usia t = tahun

𝐸𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang sekolah pada jenjang pendidikan h

𝑃ℎ,𝑎𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia a

yaitu kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h

Jenjang pendidikan menurut kelompok usia sekolah : SD/MI = 7 – 12 tahun

SMP/MTs = 13 – 15 tahun SMA/SMK/MA = 16 – 18 tahun

(15)

2.5.3 Angka Partisipasi Murni (APM)

APM adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun

yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi

dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun.

APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan

jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM

menunjukan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan

tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indicator daya serap penduduk

usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan dengan

APK, APM merupakan indicator daya serap yang lebih baik karena APM

melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan

yang sesuai dengan standar tersebut. APM di suatu jenjang pendidikan di

dapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang

bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan

jenjang sekolah tesebut.

Cara menghitung APM :

𝐴𝑃𝑀𝑡 = 𝐸ℎ ,𝑎𝑡 𝑃ℎ ,𝑎𝑡 𝑥100%……… (Formula 3) Keterangan : h = jenjang pendidikan a = kelompok usia t = tahun

𝐸ℎ,𝑎𝑡 = jumlah siswa/ penduduk usia a yang bersekolah di tingkat

pendidikan h pada tahun t

(16)

2.6 Kerangka Berfikir

Pada umumnya dalam penyampaian informasi mengenai penyebaran

sekolah kepada masyarakat dalam bentuk data statistik. Dengan berkembang

pesatnya teknologi sekarang yang mampu menyajikan data dalam bentuk peta

sehingga informasi yang didapatkan oleh masyarakat sangat baik.

Adanya pemanfaatan peta terutama untuk sebaran sekolah diharapkan

mampu menjadi sumber informasi bagi masyarakat dan instansi-instansi

pengambil keputusan. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa terdapat

hubungan positif antara pemetaan sebaran Sekolah Dasar guna meningkatkan

stabilitas pelayanan pendidikan.

2.7 Kajian Penelitian Relevan

Penelitian dalam hal pemetaan sebelumnya sudah pernah dilakukan

oleh beberapa mahasiswa untuk memenuhi tugas akhir atau skripsi. Misalnya

penelitian yang dilakukan oleh Fariza & Qolis (2008), yang menghasilkan

sistem yang menyajikan informasi tentang titik lokasi sebaran SMP,

SMA/SMK/MA dan profil kecamatan di Kabupaten Kediri, yang dapat

membantu pemerintah dalam meningkatkan layanan pendidikan. Dan

menampilkan informasi peta digital yang di dalamnya terdapat informasi

mengenai titik-titik lokasi sarana pendidikan yang ada di Kota Depok untuk

jenjang SMA/MA, SMK, Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta dan

Dinas Pendidikan. Namun penelitian ini tidak menganalisis sebaran sekolah

apakah dapat menampung seluruh AUS yang belum sekolah berdasarkan

(17)

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang penulis lakukan

yaitu penulis menganalisa sebaran sekolah terhadap pengalokasian Anak Usia

Referensi

Dokumen terkait

Biaya visa tetap harus dibayarkan walaupun visa tidak disetujui oleh Kedutaan, demikian juga jika terdapat biaya lain seperti pembatalan hotel, kereta dan atau tiket pesawat

Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Pengadilan Negeri Serui Kelas II melakukan Evaluasi terhadap Tindakan yang akan dilakukan, bila terjadi Ketidaksesuaian atau Potensi

membujur pegunungan Meratus Utara dari barat ke timur yang juga menjadi.. batas wilayah Provinsi

Dari hasil pengujian penelitian menyatakan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh signifikan antara motivasi kerja, kepuasan kerja dan keadilan organisasi

Informasi yang diberikan dimaksudkan hanya sebagai panduan untuk penanganan, penggunaan, pengolahan, penyimpanan, transportasi, pembuangan dan pelepasan dan tidak dianggap

(2) Pengelolaan database kependudukan oleh satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan kependudukan dan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

Wahyunia Likhayati M.Biomed Penyebab Penyakit yang Disebabkan oleh Parasit pada Sistem Integumen (Mikologi) dr. Luh Sesotyaning Nareswari, M.Biomed. Endang Rahmawati,

permasalahan dalam pengajaran bahasa Jerman. 3) Mengurus surat ijin penelitian ke SMA Pasundan Cikalong Cianjur.. 7) Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.