• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Tinjauan pustaka yang dipaparkan dalam bab ini merupakan hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Tinjauan pustaka yang dipaparkan dalam bab ini merupakan hasil"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Tinjauan pustaka yang dipaparkan dalam bab ini merupakan hasil penelaahan terhadap berbagai sumber buku dan hasil kajian penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Tinjauan pustaka ini dimaksudkan sebagai referensi dan landasan kuat bagi penelitian, terutama yang menyangkut respon pemerintahan Fidel Castro di Kuba terhadap Misi Rahasia CIA dalam invasi Teluk Babi 1961.

Pemaparan tinjauan kepustakaan ini terbagi ke dalam empat subbab berdasarkan isi dari berbagai literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Pertama, kajian buku mengenai misi rahasia CIA di Kuba; kedua, kajian buku mengenai Fidel Castro; ketiga, kajian buku mengenai invasi Teluk Babi; dan keempat, kajian buku mengenai teori spionase.

A. Kajian Buku mengenai Misi rahasia CIA di Kuba

Misi rahasia CIA di Kuba banyak dikaji dalam buku-buku, baik itu dari Kuba maupun Amerika Serikat. Diantara sekian banyak buku tersebut penulis menggunakan buku-buku yang berasal dari Amerika Serikat, seperti tulisan Andrew Tully (1962) berjudul Central Intelligence Agency The Inside Story; Sheel Bitadra Yajee (1985) berjudul CIA Operations Against The Third World; dan John H. Davis (2002) berjudul Dinasti Kennedy (Kebangkitan dan Kehancurannya 1848-1984).

(2)

Buku Central Intelligence Agency The Inside Story karya Andrew Tully menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi pada April 1961 merupakan sebuah upaya dari Amerika Serikat dalam menggulingkan pemerintahan Fidel Castro yang telah dianggap sebagai seorang komunis. CIA melaporkan bahwa 80 orang penerbang Kuba telah dikirim ke Cekoslovakia untuk belajar menerbangkan pesawat jet Rusia. Tank-tank Rusia dan Ceko dan alat-alat perang berat lainnya tiba di Kuba terus menerus. Fidel Castro harus meninggalkan Kuba dan CIA lah yang ditugaskan untuk mengurus kepergiannya.

Untuk mempermudah usahanya tersebut maka CIA mencoba memanfaatkan dua organisasi yang sangat anti terhadap segala kebijakan Fidel Castro, pertama the Movement for Revolutionary Recovery (MRR)/Gerakan Penyembuhan Revolusioner, yaitu organisasi sayap kanan moderat yang didirikan mantan pendukung dan mantan anggota militer Fidel Castro juga pengusaha profesional Kuba. Sementara yang kedua adalah Manolo Antonio Ray’s People’s Revolutionary Movement (MRP)/Gerakan Rakyat Revolusioner Manolo Antonio Ray yang selanjutnya oleh CIA diberikan latihan tempur.

Selain itu juga dijelaskan mengenai kesalahan-kesalahan fatal yang telah dilakukan CIA di dalam menjalankan operasi ini, seperti adanya rasa optimis yang sangat besar dari Dulles selaku direktur CIA karena laporan yang ia dapatkan dari anggotanya di Kuba. Hampir setiap agen rahasianya yang ditempatkan dalam pemerintahan diktator Fidel Castro meyakinkan dirinya bahwa raktyat Kuba akan memberontak dan mendukung invasi. Namun apa yang terjadi, menjadi bumerang sehingga penyerangan ke kuba ini mengalami kegagalan.

(3)

Keunggulan dalam buku Central Intelligence Agency The Inside Story ini adalah adanya pemaparan mengenai rencana-rencana tentang invasi Teluk Babi, dan adanya penjelasan tentang gagalnya CIA dalam invasi tersebut. Adapun kekurangan dari buku ini adalah pembahasan atau tanggapan bagaimana Fidel Castro menghadapi penyerangan Amerika Serikat terhadap negaranya kurang begitu jelas hanya berupa gambaran umumnya saja.

Buku CIA Operations Against The Third World menjelaskan mengenai program kerja yang akan dilakukan oleh CIA dalam menggulingkan Fidel Castro dari kursi pemerintahannya. Menurut laporan yang didapatkan melalui para agennya menyebutkan bahwa pemerintahan Fidel Castro itu cenderung komunis yang bisa membahayakan bagi negara lain khususnya kawasan yang ada di benua Amerika. Maka untuk itu disusunlah sebuah program untuk melakukan pembunuhan terhadap Fidel Castro dengan cara menyewa mafia, memberinya racun terhadap makanannya dan memasang bom pada rokoknya namun usaha itu semuanya gagal. Walaupun begitu CIA tidak menyerah karena masih ada upaya yang terakhir guna menggulingkan Fidel Castro di Kuba yakni dengan cara menyerang langsung ke Kuba dengan memanfaatkan orang-orang yang anti Fidel Castro tetapi hal ini juga mengalami kegagalan dan Amerika Serikat di bawah John F. Kennedy dibuatnya malu serta banyak mendapat kecaman dari dunia internasional.

Amerika Serikat tidak lantas putus asa setelah mengalami kegagalan pada invasi Teluk Babi tahun 1961, tetapi mereka menyiapkan kembali operasi yang

(4)

lebih besar dalam menggulingkan Fidel Castro, yaitu adanya ”Operasi Mongoose”.

Kekurangan buku ini adalah kajian mengenai bagaimana Fidel Castro bisa mengetahui bahwa akan ada upaya pembunuhan terhadap dirinya kurang begitu dipaparkan, serta dalam buku ini lebih difokuskan pada rencana CIA dalam membunuh Fidel Castro sebelum invasi Teluk Babi terjadi.

Buku Dinasti Kennedy (Kebangkitan dan Kehancurannya 1848-1984) membahas mengenai perjalanan karier politik John F. Kennedy sampai menjadi seorang presiden Amerika Serikat. Tentang kebijakannya dalam menyerbu Kuba pada tahun 1961, rencana-rencana pembunuhan Fidel Castro dan dalam buku ini juga dijelaskan mengenai adanya kebocoran informasi tentang rencana CIA untuk menyerang Kuba serta adanya perbedaan pendapat diantara para pejabat Amerika Serikat tentang dilaksanakan atau tidaknya untuk menyerang Kuba.

Tim Weiner (1996) dalam tulisannya berjudul Castro's Moles Dig Deep (Not Just Among Exiles) yang dapat diakses melalui situs http://query.NYTimes.com memaparkan bahwa dalam invasi Teluk Babi tahun 1961 tidak hanya dilakukan oleh orang-orang buangan tetapi di balik itu ada campur tangan Amerika Serikat dengan CIA yang tujuannya untuk melenyapkan Fidel Castro. Namun usaha itu menemui kegagalan karena sebelum peristiwa itu terjadi, agen-agen kuba yang disebut DGI telah menerima informasi tentang adanya rencana CIA untuk menyerang Kuba dengan menggunakan orang-orang yang anti Fidel Castro yang semuanya dibiayai oleh Amerika Serikat.

(5)

Amy Zegart (2007) dalam tulisannya berjudul A Plot to Assassinate Castro Was Approved By CIA Director Allen Dulles yang dapat diakses melalui situs http://washington.blogs.NYTimes.com menjelaskan tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh CIA di bawah Allen Dulles terhadap Fidel Castro sebelum terjadi invasi Teluk Babi. Dalam hal ini banyak sekali dokumen-dokumen tentang rencana melenyapkan Fidel Castro, diantaranya dengan menyewa mafia.

B. Kajian Buku mengenai Fidel Castro

Buku-buku yang menulis tentang Fidel Castro banyak sekali yang menulis, baik itu dari Kuba maupun Amerika Serikat. Diantara sekian banyak buku tersebut penulis menggunakan buku-buku yang berasal dari Amerika Serikat, seperti tulisan Imam Hidayah Usman (2006) berjudul Fidel Castro Melawan; Ferdinand Zaveira (2007) berjudul Fidel Castro Revolusi Sampai Mati; dan A.Pambudi (2007) berjudul Fidel Castro 60 tahun Menentang Amerika.

Dalam buku Fidel Castro Melawan dijelaskan bahwa Fidel Castro itu merupakan seorang pemimpin negara yang berkali-kali mengalami percobaan pembunuhan dan lebih dari empat dekade menjadi musuh bagi Amerika Serikat. Awal mula permusuhan dengan Amerika Serikat terjadi pada masa akhir pemerintahan Eisenhower yakni tahun 1960. Fidel Castro dinilai sebagai seorang komunis. Maka dari itu agar pengaruhnya tidak menyebar ke negara lain, terutama di kawasan Amerika Latin CIA berencana untuk melenyapkannya. Adapun cara-cara yang dilakukannya, seperti memberi racun dan bahan peledak pada cerutu yang biasa Fidel Castro hisap, memberi dosis kematian LSD, memasukan sianida

(6)

pada susu coklatnya, memberi infeksi tuberculosis di pakaiannya, sampai memberi obat perontok rambut dan jenggot.

Buku ini juga menjelaskan mengenai upaya-upaya yang dilakukan Fidel Castro dalam menghadapi bahaya yang lebih besar lagi terhadap pemerintahannya yaitu adanya penyerangan secara terang-terangan yang dilakukan Amerika Serikat dengan memanfaatkan orang-orang yang anti terhadap Fidel Castro. Juga dalam buku ini dibahas mengenai pertemuannya dengan Che Guevara dan adanya perubahan politik Fidel Castro yang menyatakan dirinya sebagai seorang Marxis-Lennis dan mendeklarasikan Kuba sebagai negara sosialis pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 1961.

Dalam buku Fidel Castro Revolusi Sampai Mati dijelaskan bahwa Fidel Castro adalah sosok pemimpin kharismatik dan satu-satunya ”diktator” yang masih hidup hingga saat ini. Setelah Kim Il Sung, Deng Xiaoping, Juan Peron, Nikita Khruschev dan Broz Tito meninggal, kini dia satu-satunya diktator kharismatik yang masih eksis dan menjadi penentang kekuasaan terhadap negara imperialis dalam konstelasi perpolitikan dunia. Dia adalah penjelmaan Napoleon, Hitler, dan Stalin pada abad ini yang berkuasa absolut atas negaranya.

Dengan semangat revolusionernya, Fidel Castro bergerak dan tidak kenal lelah mempertahankan ”nurani bangsa” untuk membawa negaranya terbebas dari setiap penindasan dari negara asing. Dengan slogannya yang menggerakan ”Partia o muerte, venceremos” (tanah air atau mati, demi kemenangan), dia bergerak pantang menyerah. Hal ini terlihat ketika April 1961 Amerika Serikat dengan CIA yang memanfaatkan orang-orang anti terhadap Fidel Castro

(7)

melakukan penyerangan terhadap Kuba. Namun berkat usaha yang yang gigih dan persiapan-persiapan yang dilakukan sebelumnya oleh Fidel Castro dan para intelijennya maka usaha tersebut dapat digagalkan.

Dalam buku Fidel Castro 60 tahun Menentang Amerika dijelakan bahwa Sejak usia muda, Fidel Castro sudah menunjukkan bakat revolusionernya. Minatnya besar terhadap kekuasaan. Ia memiliki pandangan sendiri bagaimana sebuah negara harus dikelola. Ia pandai mengkritik orang lain yang melakukan sesuatu tidak seperti yang ia inginkan. Menurut penuturan penulis biografinya. Peter S. Bourne, sejak hari pertama masuk kampus, Fidel Castro sudah tergila-gila dengan politik. Atmosfer kehidupan kampus yang agresif, kekerasan terorganisir, dan unjuk rasa, yang menjadi faktor yang dianggap penting bagi kesuksesan mereka. Fidel Castro pada masa mahasiswa telah memiliki jaringan luas, bukan saja di Kuba tetapi juga di beberapa negara tetangga. Obsesinya adalah mengkikis pengaruh Amerika Serikat atau imperalis Barat lainnya dari seluruh Karibia dan Amerika Latin.

Kompas edisi 19 Februari 2008 memuat sebuah artikel berjudul Castro Tak Tumbang Diguncang Amerika yang dapat diakses melalui situs http://www.kompas.com menjelaskan tentang Fidel Castro yang meletakkan jabatannya sebagai pemimpin Kuba telah menentang Amerika Serikat selama hampir setengah abad. Fidel Castro tak tumbang menghadapi hantaman upaya Amerika Serikat untuk menggulingkannya sebagai pemimpin negara komunis Kuba. Fidel Castro bahkan semakin kokoh memegang kekuasaan penuh di Kuba yang terletak hanya 145 kilometer selatan Florida.

(8)

Setelah melewati masa kepimpinan dari 10 presiden Amerika Serikat mulai dari Dwight Eisenhower, Fidel Castro berhasil lolos dari beberapa upaya pembunuhan, invasi yang dilancarkan oleh pasukan di pengasingan yang dilatih CIA di Teluk Babi, serta ketegangan dengan Washington sehubungan dengan rudal Uni Sovyet yang menyeret dunia ke ambang perang nuklir.

Sosialisme atau kematian dikenal sebagai teriakan perjuangannya mempertahankan komunis hingga janggutnya memutih dan runtuhnya komunisme di Eropa timur serta bubarnya Uni Sovyet. Penentangan Fidel Castro terhadap negara adidaya Amerika Serikat memikat sejumlah negara di dunia untuk meniru langkahnya, terutama Amerika Latin. Presiden Venezuela Hugo Chavez merupakan diantara pemimpin negara yang terkobar semangatnya untuk meniru langkah Fidel Castro menentang negeri ”Paman Sam”.

Majalah edisi No.529 Th. XLIV Agustus 2007 memuat sebuah artikel berjudul Fidel Castro Revolusinya Belum Mati-Mati yang dapat diakses melalui situs http//www.intisari-online.com memaparkan bahwa awal Januari 1959, Batista yang kalah bersama Presiden Andres Rivero Aguero yang baru terpilih kabur ke Dominika, dan kemudian ke Spanyol. Dalam usia 32 tahun, Dr. Fidel Castro menjadi dalang gerilya klasik dan mendepak diktator Kuba, lalu menjadi perdana menteri pada 16 Februari 1959, serta memimpin negara "tanpa kolonel dan jenderal" itu. Setelah itu, "dendam" Fidel Castro kepada Amerika Serikat terwujud. United Fruit menjadi sasaran "nasionalisasi" Kuba, disusul perusahaan Amerika Serikat lainnya.

(9)

Pada tahun 1960, Amerika Serikat melancarkan serangan balasan. Embargo impor gula Kuba, menghentikan pengiriman minyak, juga meneruskan embargo pengiriman senjata api. Bahkan Amerika Serikat melatih kaum pelarian Kuba menjadi milisi khusus dan disiapkan untuk menyerang dan menyusup ke Kuba. Pokoknya embargo segala macam bentuk perdagangan, kecuali misi kemanusiaan, kiriman makanan, dan obat-obatan. Amerika Serikat dan Kuba pun putus hubungan diplomatik.

Akibatnya, sejak Februari 1960, Kuba melirik ke Uni Sovyet untuk beli minyak dan senjata api. Kedekatan Kuba dan Uni Sovyet ini bahkan menghasilkan kiriman bantuan ekonomi dan militer dari Krushchev. Juga banyak pakar pertahanan Uni Sovyet ikut mengatur Komite Pertahanan Revolusi. Sementara Amerika Serikat berusaha terus menggulingkan Fidel Castro, termasuk memakai tentara Kuba dalam pengasingan di Florida. Pada 15 April 1961, sehari setelah Fidel Castro menyatakan dirinya sosialis dengan revolusinya, tentara dalam pengasingan itu mengebom empat lapangan udara Kuba, dilanjutkan dengan serangan ke Teluk Babi.

Invasi Teluk Babi gagal. Fidel Castro makin kuat dan kian berani. Dia serta-merta menyatakan Kuba "negeri sosialis" pada 1 Mei 1961. Bahkan pada 2 Desember 1961, Fidel Castro menyebut dirinya "Marxis-Leninis" dan menerima komunisme. Lalu muncul kehebohan soal peluru kendali. Amerika Serikat kaget karena Uni Sovyet memasang rudal yang moncongnya diarahkan ke daratan Amerika Serikat, sebagai alat penangkal serangan Amerika Serikat ke Kuba.

(10)

Tahun 1963, Presiden John F. Kennedy mengeluarkan travel warning alias melarang orang Amerika Serikat melancong ke Kuba.

C. Kajian Buku mengenai Invasi Teluk Babi

Peristiwa invasi Teluk Babi banyak dikaji dalam buku-buku, baik itu dari Kuba maupun Amerika Serikat. Diantara sekian banyak buku tersebut penulis menggunakan buku-buku yang berasal dari Amerika Serikat, seperti karya Michel Gonzales (2007) berjudul Invasi Teluk Babi Simbol Kemenangan Castro terhadap Amerika Serikat; Robert Dallek (2003) berjudul An Unfinished Life John F. Kennedy 1917-1963; dan Peter Wyden (1979) berjudul Bay of Pigs.

Dalam buku yang berjudul Invasi Teluk Babi Simbol Kemenangan Castro terhadap Amerika Serikat dijelaskan bahwa Fidel Castro berkuasa di Kuba setelah berhasil menggulingkan Jenderal Fulgencio Batista. Setelah itu Fidel Castro segera berkunjung ke Amerika Serikat tetapi Presiden Eisenhower enggan menemuinya. Ia lebih suka main golf, dan menyuruh Wakil Presiden Richard Nixon menerima Fidel Castro. Insiden ini membuat Fidel Castro kecewa dan menjalin kerjasama dengan Nikita Khruschev.

Bergesernya Kuba ke orbit Uni Sovyet membuat marah Presiden Eisenhower. Maka Amerika Serikat pun mengatur sebuah invasi untuk menggulingkan rezim Fidel Castro dengan menggunakan para pelarian Kuba yang anti terhadap Fidel Castro. Juga dalam buku ini dijelaskan mengenai strategi Fidel Castro dan pasukannnya dalam menghadapi invasi yang dimotori Amerika Serikat

(11)

serta kebijakan John F. Kennedy dalam membatalkan bantuan udara guna mendukung pasukan tempurnya.

Dalam buku An Unfinished Life John F. Kennedy 1917-1963 dijelaskan bahwa peristiwa invasi Teluk Babi 1961 merupakan bentuk ketakutan Amerika Serikat terhadap rezim Fidel Castro karena menurut hasil investigasi dari CIA Fidel Castro memiliki rencana untuk mempromosikan komunisnya di Amerika Latin yang bisa membahayakan Amerika Serikat sebagai negara kapitalisme dan liberalisme. Sehingga untuk membendung pengaruh tersebut dibuatlah rencana untuk melenyapkan Fidel Castro.

Upaya tersebut disusun oleh CIA dan mendapat persetujuan dari Presiden Eisenhower yang pelaksanaannya baru dilakukan pada saat tiga bulan pertama pemerintahan John F. Kenendy. Dalam hal ini John F. Kennedy kurang begitu mengerti tentang misi rahasia CIA terhadap Kuba karena ia hanya mendapatkan informasi secara garis besarnya walaupun begitu pada perkembangannya John F. Kennedy menerima saran CIA untuk menyetujui untuk menyerang Kuba.

Selain itu dijelaskan juga mengenai strategi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ketika melakukan penyerangan ke Kuba April 1961, walaupun pada prakteknya rencana itu tidak semuanya dijalankan karena adanya kebijakan dari Presiden John F. Kennedy yang membatalkan mengirimkan bantuan udaranya sehingga dalam penyerangan ke Kuba ini bisa dikatakan gagal total yang memberikan dampak yang tidak baik bagi Amerika Serikat sedangkan bagi Fidel Castro dengan adanya penyerangan ini membuat dirinya menjadi terkenal baik itu

(12)

di Kuba atau di dunia internasional dan posisi ia sebagai pemimpin Kuba menjadi semakin kuat.

Dalam buku Bay of Pigs dijelaskan mengenai awal perseteruan Fidel Castro dengan Amerika Serikat yang diakibatkan tentang sebuah ideologi yaitu komunisme. Sehingga untuk meredam ketakutan itu, maka pada akhir Oktober 1959 Presiden Eisenhower menyetujui sebuah program yang diajukan oleh Departemen Luar Negeri dengan persetujuan CIA untuk mendukung elemen-elemen di Kuba yang menentang pemerintahan Fidel Castro. Operasi ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa tumbangnya Fidel Castro adalah akibat dari kesalahannnya sendiri. Sebagai bagian dari program, orang-orang pengasingan Kuba mulai mengacau dari laut di territorial Amerika Serikat.

Juga dalam buku ini dijelaskan tentang adanya kebocoran informasi penyerangan ke Kuba maupun pertentangan-pertentangan diantara para pejabat tinggi Amerika Serikat termasuk presiden John F. Kennedy yang merasa bimbang dalam mengambil keputusan untuk menyerang Kuba dan dibahas juga mengenai keterlibatan para Intelijen Uni Sovyet dalam mengetahui penyerangan ke Kuba tahun 1961.

Buku The Monroe Doctrine Means and Implications karya Mark T. Gilderhus menjelaskan mengenai penyerangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke Kuba tahun 1961 ada hubungannya dengan kebijakan politik Amerika Serikat yang termuat dalam Doktrin Monroe. Invasi Teluk Babi yang terjadi diakibatkan oleh rasa takut Amerika Serikat akan semakin berkembang dan menyebarnya kekuatan komunis di wilayah Amerika Latin sebagai salah satu

(13)

kolonialisasi jenis baru di dalam bidang Ideologi. Hal ini juga terkait keadaan dunia pada saat itu dimana pada tahun 1955 muncul Pakta Warsawa dan dengan naiknya Fidel Castro yang menganut paham komunis. Ditambah lagi dengan intensitas hubungan antara Kuba dan Uni Sovyet yang ditakutkan akan menyebabkan semakin bertumbuhnya komunisme di wilayah Amerika Latin.

Jared Weiner (1998) dalam tulisannya berjudul Bay of Pigs Report

yang dapat diakses melalui situs

http//www.hometown.aol.com/yo1460/byopr/report1.html menjelaskan bahwa invasi Teluk Babi merupakan salah satu bentuk kebijakan politik terpenting dalam sejarah Amerika Serikat. Dalam laporannnya Weiner menyebutkan tentang alasan Amerika Serikat melakukan penyerangan ke Kuba sebagai upaya untuk meredam pengaruh komunisme. Dalam perencanaannya itu dilakukan oleh CIA dengan mengirim para agen-agennya untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan di Kuba dan orang-orang yang anti terhadap Fidel Castro dijadikan alat untuk melakukan penyerangan tersebut dengan tujuan untuk menyamarkan keterlibatan Amerika Serikat.

Tim Weiner (2001) dalam tulisannya berjudul Word for Word / The Bay of Pigs: Recipe A Never-Ending Fiasco yang dapat diakses melalui situs http//www. NYTimes.com menjelaskan bahwa rencana Amerika Serikat menyerang Kuba tahun 1961 mengalami kegagalan. Hal ini terjadi karena rencana penyerangan itu telah diketahui oleh Intelijen Kuba melalui salah satu surat kabar yang ada di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa di Guatemala ada semacam pelatihan

(14)

bagi imigran Kuba yang dibantu CIA dengan tujuan menggulingkan pemerintahan Fidel Castro.

D. Kajian Buku mengenai Teori Spionase

Dalam tinjauan pustaka ini juga penulis menggunakan sebuah teori yakni teori spionase. Menurut buku Menguak Tabu Intelijen: Teror, Motif dan Rezim karya A.C. Manulang menjelaskan bahwa spionase adalah suatu gerakan intelijen tertutup yang menggunakan berbagai cara guna memperoleh baket yang lebih otentik, spionase bertugas menghancurkan pihak lawan dalam arti sebenarnya. Kegiatan intelijen tertutup untuk memperoleh baket dapat kita tempuh dengan berbagai cara antara lain :

1. Individual adalah memperoleh baket secara perorangan.

2. Combat adalah memperoleh baket secara bersama-sama yang dikoordinasikan dalam satu tim menurut kebutuhan.

3. Nets adalah memperoleh baket dengan membangun jaringan dan perangkat di negara akreditasi.

4. Tactical adalah memperoleh baket dengan taktik dan memanfaatkan orang lain.

5. Agency adalah memperoleh baket melalui jaringan operasi intelijen yang betul-betul terkendali.

6. Penyusupan adalah memperoleh baket dengan cara menyusupkan seseorang atau lebih kepada pihak lawan dan memberikan jasa-jasa baik

(15)

yang sangat berharga bagi pihak lawan agar pihak lain tidak mencurigainya kegiatan-kegiatannya.

7. Double espionage adalah melakukan pekerjaan yang sama untuk memperoleh baket bagi pihak-pihak yang bertentangan atau bermusuhan dan bakal musuh.

Dalam sumber lain yang berasal dari internet dengan alamat http://id.wikipedia.org/wiki/spionase menjelaskan bahwa spionase adalah suatu praktik untuk mengumpulkan informasi mengenai sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa mendapatkan izin dari pemilik yang sah dari informasi tersebut. Yang membedakan spionase dengan bentuk pengumpulan informasi intelijen lainnya adalah bahwa spionase bisa mengumpulkan informasi dengan mengakses tempat di mana informasi tersebut disimpan atau orang yang mengetahui mengenai informasi tersebut dan akan membocorkannya melalui berbagai dalih.

Spionase biasanya dianggap sebagai bagian dari upaya institusional (misal, pemerintahan atau badan intelijen) sedangkan menurut Kamus Hukum Black (1990) mendefinisikan spionase sebagai: "...mengumpulkan, mengirimkan, atau menghilangkan...informasi yang berhubungan dengan pertahanan nasional."

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam hal ini yang cocok untuk mengkaji tentang peristiwa invasi Teluk Babi adalah pengertian spionase menurut A.C. Manulang. Peristiwa invasi Teluk Babi tahun 1961 itu, CIA dalam menjalankan misi rahasianya guna memperoleh baket menggunakan cara Agency, di mana semua kegiatan dalam proses mengumpulkan baket atau informasi

(16)

tentang keadaan di Kuba dalam memandang Fidel Castro dimata rakyatnya itu seperti apa? Dilakukan begitu terkendali di bawah pengawasan langsung dari Direktur CIA yaitu Allen Dulles dan semuanya harus mengikuti semua apa yang diperintahkan olehnya. Misi rahasia ini juga tidak semua pejabat tinggi Amerika Serikat mengetahuinya, termasuk Presiden John F. Kennedy yang hanya mengetahui secara garis besarnya saja karena rencana ini sudah ada sebelum John F. Kennedy terpilih menjadi seorang presiden, yakni ketika Presiden Eisenhower masih menjabat.

Berkaitan dengan peristiwa Invasi Teluk Babi 1961, maka di sini penulis beranggapan bahwa kemenangan Fidel Castro dalam menggagalkan serangan Amerika Serikat (memanfaatkan pelarian Kuba yang ada di Amerika Serikat) ke negaranya merupakan hasil kerja keras dari dinas rahasianya dalam mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan rencana invasi ke Kuba. Fidel Castro juga pintar dan cerdik dalam menempatkan mata-matanya, ia dengan sengaja menyebar mata-matanya di Miami, yang kebetulan di sana banyak orang-orang buangan Kuba yang tinggal dan sedang mendapat pelatihan dari CIA, dengan asumsi bahwa dinas rahasianya itu tidak dapat diketahui dengan jelas. Hal itu pun menjadi kenyataan, sampai-sampai CIA pun tidak mengetahui sudah sejauh mana informasi penyerangan ke Kuba itu disusupi oleh Intelijen Fidel Castro, karena selama di daerah pengasingan agen Kuba itu bisa berkompromi dan kadang-kadang mengatur kerja para pelarian Kuba. Dengan demikian, CIA mengetahui banyak tentang Kuba adalah salah, sedangkan Kuba mengetahui banyak tentang segala aktivitas CIA adalah benar.

(17)

Selain itu juga bentuk kegiatan intelijen dalam invasi Teluk Babi ini juga merupakan bentuk subversi asing terhadap negara sasaran demi kepentingan politiknya sendiri dengan memanfaatkan orang-orang yang kontra terhadap pemerintahan yang ada di negara bersangkutan secara undercover dengan melakukan kegiatan intelijen, seperti mempertentangkan agama atau ideologi, merebut kekuasaan atau menggulingkan pemerintahan yang sah dan untuk memperluas pengaruh. Adapun salah satu caranya dengan merekrut penduduk setempat untuk menciptakan keresahan di tengah masyarakat (Manulang 2001:25). Apabila digambarkan maka akan nampak seperti pola dibawah ini :

Bagan 2.1

Bentuk kegiatan intelijen dalam menggulingkan suatu pemerintahan yang sah di suatu negara.

Negara Sasaran

• Masalah ideologi atau agama • Rangka perluasan pengaruh • Untuk perebutan kekuasaan • Menggulingkan penguasa

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Kedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Perumusan Isu Strategis Analisis lingkungan internal Analisis lingkungan eksternal Perumusan Tujuan, Sasaran, Strategi,

terealisasi ( realized ) atas Utang Luar Negeri dalam mata uang asing pada

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

mengoptimalkan hal tersebut, pemerintah Jateng dapat mengawinkan tren pariwisata syari’ah dengan basis pariwisata religi.. Namun realitasnya, walaupun kuantitas okupasi

[r]

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Ekstrak etanol 70 % biji bengkuang selain berpotensi sebagai biopestisida, juga dilaporkan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif Staphylococcus aureus