• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Pengelolaan Pembelajaran Online Learning Management System Menggunakan Moodle

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelatihan Pengelolaan Pembelajaran Online Learning Management System Menggunakan Moodle"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan

Pengelolaan Pembelajaran Online Learning

Management System Menggunakan Moodle

Dian Rahadian

#1

, Iman Nasrulloh

*2

, Siti Husnul Bariah

#3

, Kintum An Nisa Imania

#4

, Yuniar Purwanti

#5

, Dudi

Suprihadi

#6

, Fikri Azis Athoillah

#7

Pendidikan Teknologi Informasi, Institut Pendidikan Indonesia Garut Jl. Terusan Pahlawan No. 32 Tarogong Kidul Garut

ptiipigarut@gmail.com

Abstrak / Abstract — Dampak pandemic Covid 19 menuntut Guru untuk mengubah pendekatan pembelajaran, yang semula

pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka disekolah menjadi pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi internet. Guru memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam pembelajaran tentunya kualitas seorang guru menjadi kunci utama mengelola pembelajaran. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali guru dalam mengelola pembelajaran online Learning Management System menggunakan Moodle sehingga komponen-komponen pembelajaran dapat terintegrasi pada satu layanan pembelajaran dan diharapkan dapat dimplementasikan pada pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini merupakan pelatihan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen-dosen Program Studi Pendidikan Teknologi informasi. Kegiatan dilakukan dengan memaparkan materi mengenai pengelolaan pembelajaran online serta praktik langsung mengelola content/materi pelajaran berbasis online. Berdasarkan hasil pengisian angket dari 14 peserta guru memberikan respon positif terhadap pelatihan pengelolaan pembelajaran online.

Kata Kunci / Keywords — Learning Management System, Moodle, Pengelolaan Pembelajaran Online

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu aktivitas belajar peserta didik guna memperoleh kemampuan yang diharapkan. Pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya [1]. Pelaksanaan pembelajaran menuntut terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik yang baik melalui pengelolaan seluruh elemen-elemen yang terlibat didalamnya sehingga proses pembelajaran dapat terjadi secara efektif dan efisien. Guru memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengelola pembelajaran untuk memfasilitasi belajar peserta didik dan menentukan efektivitas serta efisiensi system pembelajaran [2].

Dampak pandemic Covid 19 menuntut Guru untuk mengubah pendekatan pembelajaran, yang semula pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka disekolah menjadi pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi internet. Sistem pembelajaran online saat ini sudah mulai banyak digunakan oleh berbagai sektor institusi yang ditujukan agar pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa terbatas

oleh ruang dan waktu. Dengan mengunakan media internet yang sudah dapat diakses dengan mudah oleh berbagai kalangan masyarakat dan golongan diharapkan keberlanjutan pembelajaran dapat terus dilakukan Lembaga-lembaga pendidikan sudah selayaknya segera memperkenalkan dan memulai menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir [3]. Dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan [4].

Guru memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam dunia pendidikan tentunya kualitas seorang guru menjadi kunci utama mengelola pembelajaran mencakup input, process, dan output pembelajaran guna mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Saat ini guru dituntut untuk mampu berkreasi dalam mengembangkan pembelajaran sesuai dengan tuntutan zaman, kebutuhan peserta didik, serta harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi [5] [6]. Teknologi pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan produk yang bermanfaat [7]. Seiiring dengan dilaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan teknologi internet, guru dihadapkan pada permasalahan pengelolaan

(2)

pembelajaran belum dapat dilakukan dengan baik. Virtual Learning Environment (VLE), yaitu sebuah pendekatan pembelajaran online yang menciptakan lingkungan maya untuk pembelajaran atau disebut dengan Virtual Classroom [8]. Pengetahuan dan keterampilan guru memanfaatakan teknologi informasi akan mempermudah pengelolaan pembelajaran online seperti menentukan sumber pembelajaran, distrubusi materi pelajaran, metode pengajaran, media pembelajaran dan system penilaian hasil belajar peserta didik. Selain itu, ketersediaan insfrastruktur, aplikasi (software), serta perangkat pendukung menjadi syarat utama yang harus diperhatikan

Penerapan moodle sebagai bentuk pendekatan virtual classroom pada pembelajaran online dapat mengintegrasikan beberapa komponen pembelajaran pada satu layanan pembelajaran online tanpa harus banyak mengintsall aplikasi sehingga guru dalam mengelola pembelajaran menjadi lebih efisien. Hasil penelitian menunjukan pengaruh positif yang signifikan dari pemanfaatan e-learning (LMS) berbasis moodle terhadap hasil belajar matematika [9]. Selanjutnya kelebihan penggunaan Learning Management System menawarkan layanan gabungan seperti membuat materi pembelajaran online dan distribusinya, memfasilitasi komunikasi antara berbagai pengguna, memungkinkan pemangku kepentingan dalam menciptakan platform yang membantu pengajaran berbasis web dengan nyaman dan cara yang fleksibel [10] [11] [12].

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru mengenai pembelajaran online dimasa pandemic covide 19, permasalahan utama yang dialami guru adalah belum bisa mengelola pembelajaran online secara komprehensif. Pengelolaan pembelajaran hanya menitikberatkan pada pembagian kelas dan peserta didik. Selanjutnya proses pembelajaran belum terintegrasikan pada satu layanan pembelajaran online seperti rekaman catatan aktivitas belajar siswa, sistem evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dirasa belum tepat, keterbatasan jenis konten/materi pelajaran, dan beragamnya penggunaan aplikasi pembelajaran jarak jauh sehingga menuntut peserta didik dan guru menginstall banyak aplikasi seperti grup whatapps, google spreadsheet, google classroom, google drive, dan facebook.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka sangat perlu dilakukan upaya melalui program pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk membekali guru dalam mengelola pembelajaran online sehingga komponen-komponen pembelajaran dapat terintegrasi pada satu layanan pembelajaran dan diharapkan dapat dimplementasikan pada pelaksanaan pembelajaran. Selain itu untuk mengetahui tanggapan dari guru sebagai peserta pelatihan terhadap program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen-dosen program studi pendidikan teknologi informasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam kegiatan ini sebagai berikut ;

1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan pengelolaan pembelajaran online bagi guru MTs dan SMK dikabupaten Garut ?

2. Bagaimana tanggapan guru sebagai peserta pelatihan pengelolaan pembelajaran online ?

C. Tujuan Kegiatan

Kegiatan program pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dengan tema “Pengelolaan Pembelajaran Online bagi Guru MTs dan SMK”. Adapun tujuan kegiatan ini sebagai berikut ; 1. Untuk memberikan pemahaman dan keterampilan

dalam mengelola pembelajaran online kepada guru MTs dan SMK.

2. Untuk mengetahui tanggapan dari guru sebagai peserta terhadap pelatihan pengelolaan pembelajaran online.

II. KAJIANPUSTAKA A. Pengelolaan Pembelajaran Online

Pengelolaan adalah substansi dari mengelola yang merupakan suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh individu untuk membantu aktivitas belajar peserta didik guna memperoleh perubahan secara keseluruhan sebagai hasil interaksi pengalamannya dengan lingkungan belajar. Pengelolaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian dan penilaian [13]. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, waktu dan dan personel yang diperlukan. Sedang pengorganisasian merupakan pembagian tugas kepada personel yang terlibat dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, pengkoordinasian, pengarahan dan pemantauan. Evaluasi sebagai proses dilaksanakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah dicanangkan, faktor pendukung dan penghambatnya.

Pembelajaran online pertama kali dikenal karena pengaruh dari perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang diperkenalkan di Universitas Illionis melalui sistem pembelajaran berbasis komputer (Hardiayanto). Online learning merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi [14]. Syarat utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran online yaitu adanya akses dengan sumber informasi melalui internet. Terdapat tiga komponen pembelajaran yang terlibat dan berinteraksi dalam pembelajaran online atau e-learning[15] :

(3)

1. Instructional and learning strategies, eg collaboration, articulation, reflection, role playing, exploration, problem solving.

2. Pedagogical models or construct e.g open, or flexible learning, distributed learning, knowledge building communities.

3. Learning technolgies,e.g course management system, asynchronous dan synchronous, web authoring tools.

Konten digital yang digunakan dalam LMS memiliki lima karakteristik sebagai berikut [16] ;

1. Accessibility/Shareability, artinya konten tersebut dapat diakses dari suatu lokasi dan dikirimkan ke lokasi lain. 2. Interoperability, artinya konten dapat dioperasikan menggunakan tool berbeda dalam platform sistem operasi yang berbeda-beda dan Sifat konten yang dapat diopersikan di berbagai jenis sistem operasi.

3. Durability, artinya konten dapat bertahan dari perkembangan dan perubahan teknologi.

4. Reusability, artinya konten dapat digunakan kembali untuk pengembangan selanjutnya.

5. Cost effectiveness, artinya konten dapat meningkatkan efisiensi dan peroduktivitas dengan mengurangi biaya dan waktu.

B. Elearning Berbasis Moodle LMS

E-learning merupakan singkatan dari electronic learning, istilah yang saat ini makin popular dan semakin banyak digunakan seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi internet untuk penyampaian materi pembelajaran. E-learning menunjuk pada pengiriman materi pembelajaran kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun dengan menggunakan berbagai teknologi dalam lingkungan pembelajaran yang terbuka, fleksibel, dan terdistribusi [17]. Terdapat 3 mode penyajian e-learning diantaranya asynchronous, synchronous, dan blended. Asynchronous merujuk pada sistem elearning yang materi pembelajarannya sudah tersedia dan dapat diakses dari manapun dan kapanpun [18]. Sedangkan e-learning jenis synchronous merujuk pada sistem e-learning yang “live” yang mengharuskan dosen dan mahasiswa pada saat yang sama berada di depan komputer meskipun di tempat yang berbeda [19]. Blended merupakan perpaduan asynchronous, synchronous, dan tradisional [20].

Terdapat beberapa unsur yang saling terkait dan mempengaruhi dalam elearning, diantaranya 1) Lembaga Penyelenggara (Institusional Issue), 2) Sistem Pengelolaan (Management Issue), 3) Sistem Pembelajaran (Pedagogical Issue), 4) Teknologi yang Digunakan (Technological Issue); 5) Sistem Evaluasi (Evaluation Issue); 6) Tampilan e-Learning (Interface Design Issue); 7) Layanan Bantuan Bahan Belajar dan Peserta (Resources Support Issue); 8) Masalah Etika (Ethical Issue).

MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) adalah LMS open source yang bisa bebas diunduh dari web (www.moodle.org). Learning Management Systems (LMS) merupakan teknologi pada bidang pendidikan yang diintegrasikan dengan berbagai

cara dan fitur menyediakan media yang sangat baik untuk memfasilitasi belajar dalam proses pembelajaran mengaktifkan pembuatan dan distribusi bahan ajar, kemudahan komunikasi antara pengguna yang berbeda, dan memungkinkan kolaborasi.

LMS memungkinkan fleksibilitas kepada penggunaan mengenai ruang dan waktu dengan mengizinkan interaksi lanjutan antara instruktur dan peserta didik dan kemudahan akses untuk sumber belajar. Ini juga berfungsi sebagai jendela tunggal untuk semua jenis dan tingkat interaksi bagi siswa, guru dan administrator [21]. Kelebihan penggunaan LMS bagi para siswa [10]adalah

(1) Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan ajar, latihan dan informasi terkini tentangnya

tentu saja, dari mana saja di luar kelas,

(2) Koleksi semua materi pembelajaran di satu tempat, dan

(3) Umpan balik yang cepat atas komunikasi elektronik mereka melalui obrolan online, sesi, dan pertukaran email dalam kursus situs web

III. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini merupakan pelatihan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen-dosen Program Studi Pendidikan Teknologi informasi. Kegiatan dilakukan dengan memaparkan materi mengenai pengelolaan pembelajaran online serta praktik langsung mengelola content/materi pelajaran berbasis online. Pelatihan ini dilaksanakan selama satu kali tatap muka yang berlokasi di kampus Institut Pendidikan Indonesia Garut. Adapun peserta dalam kegiatan pelatihan ini adalah guru-guru di jenjang pendidikan MTs, dan SMK/MA dan peserta diwajibkan untuk membawa laptop atau smartphone yang sudah bias terhubung dalam jaringan internet. terinstall beberapa aplikasi pendukung yang digunakan untuk kegiatan praktik dalam mengelola konten/materi pelajaran. Selanjutya penyebaran angket diberikan kepada seluruh peserta bertujuan untuk mengetahui respon/tanggapan terhadap pelaksanaan kegiatan program pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan oleh team PKM dan dosen-dosen program studi pendidikan teknologi informasi IPI Garut.

IV. HASIL dan PEMBAHASAN

Kegiatan ini terlaksana melalui tatap muka langsung dengan penjelasam materi mengenai pembelajaran online dan praktik pengelolaan pembelajaran online menggunakan moodle. Pengabdian masyarakat bertujuan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk mengelola pembelajaran online dengan mengintegrasikan Learning Management System dalam pembelajaran.

1. Pemaparan Materi Pembelajaran Online

Proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan mengintegrasikan beberapa komponen-komponen pembelajaran yang saling berhubungan dan mempengaruhi dalam mewujudkan tujuan yang sama termasuk juga pada

(4)

pembelajaran online maupun tatap muka secara langsung. Pemahaman yang diberikan kepada guru-guru peserta pelatihan yaitu penguatan mengenai komponen-komponen pembelajaran yang terlibat terutama pada pembelejaran online.

Gambar 1. Kegiatan Pemaparan Materi Pelatihan.

Pada pembelajaran online ada beberapa komponen pembelajaran yang terlibat dan saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut membangun

learning secara aktif dan terus menerus selama website e-learning tersebut masih terus aktif digunakan oleh pengguna.

Menurut Dabbagh & Bannan-Ritland (2007 setidaknya terdapat tiga komponen pembelajaran yang terlibat dan berinteraksi dalam pembelajaran online atau e-learning. Tiga Komponen Pembelajaran yang Terlibat dalam Online Learning (E-Learning) antara lain: 1) Strategi Pembelajaran, seperti kolaborasi, refleksi, permainan, peran, eksplorasi, dan lain-lain; 2) Model Pendidikan, seperti pendidikan terbuka, fleksibel, terdistribusi, dan lain-lain; 3) Teknologi pembelajaran, seperti perangkat komunikasi, perangkat multimedia, course management system, asynchronous dan synchronous, dan lain-lain.

Gambar 2. Materi Pelatihan.

2. Praktik Pengelolaan Pembelajaran Online

Praktik pengelolaan pembelajaran online Learning Management System menggunakan moodle diberikan kepada guru-guru dengan menggunakan laptop maupun smartphone yang terhubung ke jaringan internet. Narasumber praktik

dipandu oleh Siti Husnul, S.Kom., M.Pd. Praktik ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada guru-guru dalam mengelola pembelajaran online menggunakan moodle sehingga pembelajaran dapat dikelola dengan baik dan praktis tanpa memerlukan banyak aplikasi yang harus terinstall.

Gambar 3. Pemaparan Praktik Materi Pelatihan.

Praktik diawali dengan membuat akun dan password pada masing-masing guru untuk log in ke halaman moodle.

Gambar 4. Tampilan Log In Moodle

Setelah masuk kehalaman moodle, dilanjutkan penjelasan mengenai fitur-fitur/ikon dan fungsinya pada moodle. Praktik integrasi Learning Management System menggunakan moodle diawali dengan menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran, materi pelajaran, dan penilaian hasil belajar.

Gambar 5. Tampilan Moodle untuk Menambahkan Aktivitas Pembelajaran

(5)

Pada praktik ini dijelaskan pula mengenai langkah-langkah memasukan dan menambahkan akun siswa pada pembelajaran. Berikut adalah tampilan menu pada moodle untuk menambahkan user/siswa :

Gambar 6. Tampilan Course Administration Users pada Moodle

Moodle memiliki fitur untuk meninjau dan mengecek aktivitas users/siswa dalam pembelajaran seperti pengumpulan tugas, pengerjaan latihan, akses pada halaman moodle, mengetahui nilai hasil belajar, keaktifan dalam forum diskusi, dan durasi siswa dalam mengakses bahan ajar.

Gambar 8. Tampilan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Moodle 3. Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner diberikan kepada seluruh peserta pelatihan melalui pengisian google form bertujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan pengelolaan pembelajaran online yang dilaksanakan oleh team PKM dan dosen-dosen program studi pendidikan teknologi informasi IPI Garut. Jumlah keseluruhan peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 15 peserta yaitu guru pada jenjang pendidikan MTs dan SMK serta MA.

Berdasarkan hasil pengisian angket dari 14 peserta guru memberikan respon positif terhadap pelatihan pengelolaan pembelajaran online. Berikut hasil pengisian kuesioner yang diberikan peserta pelatihan :

Gambar 9. Tanggapan Guru Terhadap Pelatihan V. KESIMPULAN

Kegiatan pelatihan dalam program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tim PKM dan dosen-dosep program studi pendidikan teknologi informasi telah diselenggarakan dengan baik. Peserta pelatihan yang terdiri dari guru-guru pada jenjang pendidikan MTs, SMK, dan MA memberikan respon yang positif berdasarkan hasil penyebaran angket kepada peserta pelatihan. Semoga dengan terlaksana pelatihan ini dapat memberikan kontribusi sehingga guru memiliki pemahaman dan keterampilan pengelolaan pembelajaran online menggunakan moodle.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pelatihan ini dilaksanakan sebagai bagian dari program Tri Dhama Perguruan Tinggi melalui program pengabdian kepada masyarakat. Terima kasih kepada IPI Garut dan rector IPI Garut bapak Dr. Nizar Alam Hamdani, M.Pd yang telah memfasilitasi dan mendanai program ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. Juga ucapkan terima kasih kepada seluruh dosen-dosen program studi pendidikan teknologi informasi telah bertisipasi dan berkonstribusi dalam program pelatihan ini. Jazakallahu Khairan Katsiron..

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003.

[2] W. Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.

[3] D. Darmawan, Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2015.

[4] J. K. Machii, C. Science, and M. B. A. Mis, “Assessment of Cloud Computing Adoption for E-Learning by Institutions of Higher E-Learning in Nairobi County , Kenya,” Int. J. Sci. Res. Innov. Technol. ISSN, vol. 3, no. 2, pp. 9–20, 2016.

(6)

[5] I. Nasrulloh and A. Ismail, “Analisis Kebutuhan Pembelajaran Berbasis Ict,” J. Petik, vol. 3, no. 1, p. 28, 2018.

[6] Y. Purwanti, U. Suherman, and E. Dimyati, “Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Pada Mata Kuliah Kecerdasan Buatan Sesuai Pembelajaran Berbasis Proyek,” J. Inst. Pendidik., vol. 2, no. 2, pp. 383– 388, 2017.

[7] Heinich, Moelenda, Russel, and Smaldino,

Instructional Media anf Technologies for Learning. New Jersey : Ohio: Merril an Imprint of Prentice hall englewood cliff, 2008.

[8] M. C. Sáiz-Manzanares, R. Marticorena-Sánchez, J. F. Díez-Pastor, and C. I. García-Osorio, “Does the use of learning management systems with

hypermedia mean improved student learning outcomes?,” Front. Psychol., vol. 10, no. FEB, pp. 1–14, 2019.

[9] Y. Samsuddin, A. Rahman, and M. Nadjib, “Pemanfaatan E-Learning Moodle Pada Mata Pelajaran Matematika Di Smk Negeri 5 Makassar,” KAREBA J. Ilmu Komun., vol. 2, no. 1, p. 65, 2016. [10] E. Goyal and S. Tambe, “Effectiveness of

Moodle-Enabled Blended Learning in Private Indian Business School Teaching Niche,” Online J. New Horizons Educ., vol. 5, no. 2, pp. 14–22, 2015. [11] N. Cavus, H. Uzunboylu, and D. Ibrahim, “The

Effectiveness of Using Learning Management Systems and Collaborative Tool in Web-Based Teaching of Programming Languages.,” Online Submiss., no. Iseece, pp. 23–25, 2006.

[12] R. El Bahsh and M. I. Daoud, “Evaluating the Use of Moodle to Achieve Effective and Interactive Learning : A Case Study at the German Jordanian University,” 2nd Int. Conf. Open Source Softw. Comput. (OSSCOM 2016)., pp. 16–20, 2016. [13] Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran.

Jakarta: Gaung Persada, 2011.

[14] C. Riyana, “Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online,” Modul Pembelajaran Univ. Terbuka Tangerang Selatan, pp. 1–43, 2013.

[15] N. Dabbagh and B. Bannan, Online Learning : Concepts, Strategies, and Application. New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall, 2005.

[16] Kementrian Pendidikan Nasional, Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta, 2011. [17] B. H. Khan, Managing E-learning: Design,

Delivery, Implementation and Evaluation. Hershey: PA: Information Science Publishing, 2005.

[18] M. J. Rosenberg, E-Learning: Strategy for Dilivering Knowledge in the Digital Age. New York: McGraw-Hill., 2001.

[19] E. T. Welsh, C. R. Wanberg, K. G. Brown, and M. J. Simmering, “E-Learning: Emerging Uses, Empirical Results and Future Directions,” Int. J. if Train. Dev., vol. 7, no. 4, pp. 245–258, 2003.

[20] A. Rovai and H. Jordan, “Blended Learning and sense of community: A Comparative analysis with traditional and fully online granduate course,” 2004, vol. 5, no. 2.

[21] P. A. Georgiakakis, P., R. S., N. Papaspyrou, and S. K., “Evaluating the Usability of Web-Based Learning Management Systems.,” ICT Diaspora, Spec. Issue, THEMES Educ. Univ. Ioannina, vol. 6, no. 1, pp. 45–60, 2005.

Gambar

Gambar 2. Materi Pelatihan.
Gambar 9. Tanggapan Guru Terhadap Pelatihan  V. KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan VFA pada DIII paling lambat disebabkan karena bakteri metanogen tidak bekerja dengan baik dalam mengubah VFA menjadi metan atau dengan kata lain DIII

“DLP” merupakan program yang memberi pilihan kepada sekolah untuk menggunakan bahasa Inggeris sepenuhnya dalam pengajaran dan pembelajaran (PdP) mata

Pierce mengatakan, seperti dikutip oleh Eco (1976:15) “something which stands to somebody for something in some respect or capacity” atau dapat dipahami dengan tanda

[r]

Diumumkan kepada mahasiswa semester IV, inhal praktikum Parasitologi akan dilaksanakan hari Selasa, 26 April 2011 pukul 15.15 WIB di Lab Parasitologi. Demikian harap

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat melalui penyuluhan DBD dan Pelatihan Pembuatan

Dari uraian di atas, perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada guru pembimbing Kompetisi Sains Nasional (KSN) tingkat SMA

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan dan penyuluhan pembuatan pengawet alami dari daun cengkeh pada