• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al (2006) menunjukkan bahwa prevalensi resistensi insulin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al (2006) menunjukkan bahwa prevalensi resistensi insulin"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al (2006) menunjukkan bahwa prevalensi resistensi insulin mencapai 52,1% pada populasi dewasa tanpa diabetes yang berpartisipasi dalam National and Health Examination Survey 1999-2002 di Amerika. Sekitar 5,7 juta orang di Amerika dan 314 juta orang di dunia menderita prediabetes yang akan berkembang menjadi diabetes. Hal tersebut secara langsung berhubungan dengan resistensi insulin (Bloomgarden, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan di daerah India Utara, didapatkan hasil bahwa 38 dari 39 pasien memiliki resistensi insulin yang diukur dengan Homeostasis Model Assessment of Insulin Resistance (HOMA-IR), dan 100% pasien (n=54) memiliki sindroma metabolik (Bajaj et al, 2009).

Resistensi insulin yang berkembang menjadi diabetes melitus tipe II dapat menimbulkan beberapa outcome penyakit. Beberapa diantaranya adalah penyakit jantung koroner, stroke, amputasi, nefropati, dan retinopati (Gonzales et al, 2009). Berbagai kelainan metabolik dalam tubuh dipercaya memiliki asosiasi kuat

(2)

dengan resistensi insulin. Selain itu, terbukti bahwa resistensi insulin memiliki hubungan yang kuat dengan prevalensi atherosklerosis yang akan menjadi penyakit kardiovaskuler (Reaven, 1988). Penyakit kardiovaskular meningkatkan 1,35 hingga 1,59 tingkat mortalitas (Farmer, 2006).

Deteksi resistensi insulin memiliki nilai klinis yang sangat penting untuk investigasi subjek dengan resiko tinggi diabetes melitus tipe 2 atau penyakit kardiovaskular lainnya (Bonora et al, 2000). Berdasarkan alasan tersebut diperlukan parameter untuk mengetahui resistensi insulin yang mudah dilakukan serta memerlukan biaya yang murah (Tara et al, 2004). Salah satu parameter diagnosis utama yang digunakan untuk mendeteksi adanya resistensi insulin adalah dengan HOMA-IR. Penelitian Bonora et al pada tahun 2000 menyatakan bahwa HOMA-IR merupakan salah satu parameter resistensi insulin yang reliabel untuk digunakan dalam skala luas atau penelitian epidemiologis. Salah satu kekurangan HOMA-IR adalah pemeriksaan kadar plasma insulin belum tersedia dan terstandarisasi di semua layanan klinis yang ada (Vasquez et al, 2011), sehingga diperlukan alterlatif lain dalam pengukuran resistensi insulin.

(3)

Pengukuran gula darah dan trigliserida (profil lipid) merupakan salah satu pemeriksaan yang mudah dilakukan. Melalui pengukuran kedua variabel tersebut dapat menghasilkan Indeks Glukosa dan Trigliserida (TyG-Index). TyG-Index dapat digunakan sebagai alat deteksi alternatif terhadap resistensi insulin apabila pengukuran insulin tidak memungkinkan untuk dilakukan (Wallace, 2004).

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi penelitian pendahuluan TyG-Index sebagai parameter diagnosis resistensi insulin pada karyawan RSUP Dr.Sardjito. Penelitian uji diagnostik TyG-Index saat ini belum pernah dilakukan sehingga penelitian ini memiliki nilai penting dalam pengembangan TyG-Index sebagai parameter diagnosis yang berpotensi untuk populasi di Indonesia.

Hasil analisis TyG-Index sebagai parameter diagnosis resistensi insulin diharapkan dapat berkontribusi dalam tatalaksana general check up di RSUP Dr. Sardjito terkait dengan ditetapkannya cut off TyG-Index khusus pada populasi karyawan RSUP Dr. Sardjito sebagai parameter diagnosis resistensi insulin. Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini sangat penting untuk dilakukan.

(4)

B.Perumusan Masalah

Resistensi insulin memiliki angka prevalensi yang tinggi. Kejadian resistensi insulin memiliki nilai klinis yang penting karena dapat berkembang menjadi berbagai kelainan yang dapat meningkatkan mortalitas. Diperlukan parameter diagnostik yang memiliki sensitivitas diagnostik dan spesifisitas diagnostik tinggi untuk mendetaksi resistensi insulin. Berdasarkan fakta tersebut diatas, perlu dilakukan penelitian untuk uji diagnostik pada TyG-Index sebagai parameter baru kejadian resistensi insulin.

C.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian: Berapakah cut off terbaik parameter TyG-Index untuk diagnosis resistensi insulin yang memiliki spesifisitas diagnostik minimal 85% pada karyawan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui cut off terbaik parameter TyG-index untuk diagnosis resistensi insulin yang memiliki spesifisitas diagnostik minimal 85% pada karyawan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta

(5)

E.Keaslian Penelitian

Setelah melakukan pencarian intensif, terdapat beberapa penelitian pendahuluan mengenai Indeks trigliserida dan gula darah (TyG-index) serta HOMA IR sebagai berikut:

1. Penelitian berjudul ‘The Product of Fasting Glucose and Tryglicerides As Surrogate for Identifying Insulin Resistance in Apparently Healthy Subjects’ oleh Luis E. Simental-Mendia, M.D., Martha Rodriguez-Morgan, M.D., M.Sc., Ph.D.,dan Fernando Guerrero-Romero, M.D., Ph.D., F.A.C.P. dilakukan pada tahun 2008.

Kesimpulan: Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi di Mexico. Didapatkan hasil

cut-off terbaik TyG-Index untuk mendeteksi

resistensi insulin adalah 4,65 dengan sensitivitas diagnostik 95,5% dan spesifisitas diagnostik 86%. Penelitian ini berbeda dalam hal populasi yang diteliti, metode pangambilan sampel serta metode penentuan cut-off TyG-Index.

2. Penelitian berjudul ‘The Product of Triglycerides and Glucose, a Simple Measure of Insulin Sensitivity. Comparison with the

(6)

Euglycemic-Hyperinsulinemic Clamp’ oleh Guerrero-Romero, F., Simental-Mendia, L., Gonza’ lez-Ortiz.,et.al. 2010.

Kesimpulan: Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa TyG-Index memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi yang dapat digunakan untuk identifikasi sebjek yang mengalami penurunan sensitivitas insulin. Cut off yang didapatkan adalah 4,65 dengan sensitivitas diagnostik 84% dan spesifisitas diagnostik 45%. Perbedaan penelitian terletak pada aspek pada populasi yang diteliti serta alat yang dibandngkan dengan TyG-Index. Penelitian ini dilakukan pada populasi di Mexico bagian barat serta TyG-Index dibandingkan dengan Euglycemic-Hyperinsulinemic Clamp sebagai standar baku emas.

3. Penelitian berjudul ‘Predicting the Development of Diabetes Using Product of Tryglicerides and Glucose: The Chungju Metabolic Disease Cohort (CMC) Study’ merupakan penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Seung-Hwan Lee et al.

Kesimpulan: Penelitian ini berbeda karena

TyG-Index digunakan dalam memprediksi kejadian

(7)

cohort study. Penelitian dilakukan di Seoul, Korea.

4. Penelitian berjudul ‘TyG-Index Performs Better than HOMA in Brazilian Population: A Hyperglycemic Clamp Validated Study’ oleh A.C.J. Vasques, F. S. Novaes, M. de Saude de Oliveira, J.R.M. Souza, A. Yamanaka, J.C. Pareja, M.A. Tambascia, M.J.A. Saad, dan B. Geloneze dilakukan di Brazilia pada tahun 2011.

Kesimpulan: Korelasi TyG-Index dengan adipositas, metabolik dan aterosklerosis, dibandingkan dengan hiperglycemic clamp memiliki tingkat kesesuaian yang sedang (moderate degree of agreement). Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa TyG-Index merupakan alat yang terjangkau dalam kondisi klinis. Perbedaan penelitian terletak pada aspek pada populasi yang diteliti serta alat yang dibandingkan dengan TyG-Index. Penelitian ini dilakukan pada populasi di Brazilia serta TyG-Index dibandingkan dengan Hiperglycemic Clamp sebagai standar pembanding.

5. Penelitian berjudul “Hyperinsulinemia and Insulin Resistance are Independently Associated with Plasma Lipids, Uric Acid and Blood Pressure in

(8)

Non-Diabetic Subjects. The GISIR Database” Penelitian ini dilakukan oleh Enzo Bonora, Brunella Capaldo, Paolo Cavallo Perin et.al. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2007 dan bertujuan melakukan evaluasi apakah hiperinsulinemia dan/atau resistensi insulin secara independen memiliki asosiasi dengan lipid plasma, asam urat dan tekanan darah pada subjek non-diabetes. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hiperinsulinemia dan resistensi insulin diperkirakan memiliki kontribusi dengan mekanisme yang terpisah terhadap munculnya beberapa kelainan metabolik dan hemodinamik. Penelitian ini berbeda dalam fokus hasil penelitian, yaitu fokus penelitian adalah untuk mengetahui hubungan resistensi insulin dengan berbagai kelainan metabolik dan hemodinamik.

6. Penelitian berjudul ‘The Definition of Insulin Resistance Using HOMA-IR for Americans of Mexicans Descent Using Machine Learning’ oleh Hui-Qi Qu, Quan Li, Anne R. Rentfro, Susan P. Fisher-Hoch, Joseph B.McCormick Penelitian ini menyimpulkan bahwa cut-off terbaik HOMA-IR untuk mengidentifikasi individu yang menderita

(9)

resistensi insulin adalah 3,80. Ada 39,1% populasi Hispanic yang memiliki kadar HOMA-IR>3,80. Penelitian ini dipublikasikan pada Juni 2011. Penelitian ini memiliki perbedaan dalam hal ras subjek penelitian serta bertujuan untuk menentukan cut off HOMA-IR, bukan TyG-Index.

7. Penelitian berjudul ‘Serum Glucose and Triglyceride Determine High-Risk Subgroup in Nondiabetic Postinfarction Patients’ oleh James P. Corsetti, Wojciech Zareba, Arthur J.Moss, Charles merupakan penelitian yang mengembangkan strategi untuk melakukan identifikasi subgroup yang memiliki resiko tinggi kejadian ulang jantung koroner pada pasien paska gagal jantung non diabetes (non diabetic postinfarction patient)dipublikasikan dalam Atherosclerosis 183 (2005) 293–300 tahun 2005. Kadar glukosa dan trigliserida pada serum digunakan untuk domain pencarian bivariat (bivariate search domain). Hasilnya menunjukkan bahwa ada tiga kategori subgrup yaitu kelompok pre-diabetes, kelompok yang kaya akan metabolik sindrom dan yang terakhir adalah kelompok yang tidak terduga memiliki resiko tinggi. Subjek penelitian berbeda, pada penelitian

(10)

ini menggunakan subjek pre-diabetes pasien post-infark.

8. Penelitian berjudul ‘Insulin Sensitivity and secretory Status of a healthly Malay Population’ merupakan penelitian yang dilakukan di Kelantan, Malaysia pada tahun 2006. Penelitian ini dilakukan oleh Abu Kholdun Al-Mahmood et.al.

Kesimpulan: Penelitian ini menghitung rata-rata HOMA-IR, HOMA-B dan HOMA-S, sehingga didapatkan nilai untuk populasi Malay. Penelitian ini berbeda karena memiliki tujuan penelitian yang berbeda.

Berdasarkan telaah pustaka, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian TyG-Index sebagai parameter diagnosis resistensi insulin pada populasi di Indonesia merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan.

F.Manfaat Penelitian

1. Bagi dokter atau tenaga medis, penelitian ini bermanfaat untuk mempertimbangkan pemilihan parameter diagnosis pada pemeriksaan resistensi insulin pada seseorang dengan menggunakan Indeks Glukosa dan Trigliserida (TyG-Index).

(11)

2. Bagi Pasien manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan mengenai parameter diagnosis baru yang lebih mudah dan murah dalam mendeteksi resistensi insulin. Apabila indeks glukosa dan trigliserida (TyG-Index) terbukti baik dalam diagnosis adanya resistensi insulin pada pasien, pasien dapat memiliki alternatif alat diagnosis yang dapat mereka pilih.

3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi penelitian pendahuluan yang memberikan informasi mengenai TyG-Index sebagai parameter diagnosis resistensi insulin serta mendorong penelitian lain untuk melakukan analisis lebih lanjut mengenai indeks glukosa dan triglyserida (TyG-Index) sebagai parameter diagnosis resistensi insulin.

Referensi

Dokumen terkait

Bedasarkan faktor-faktor tersebut, maka ketiadaan hubungan paparan debu terhirup dengan kapasitas vital paru pada pekerja penyapu pasar Johar kota Semarang, tidak

Penggunaan varietas dan jarak tanam di tanah Ultisol perlu dipertimbangkan pada tanaman kedelai, karena untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam, distribusi

Mengusulkan sarana dan prasarana untuk kelancaran tugas pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan

Dari refleksi tentang berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh POKJA maupun oleh JANMA dalam pengembangan DAS Ayung 2013, serta identifikasi berbagai

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

kabayan dan berbisik  > !dah akang mah iya-iya sa0a biar saya yang ngat!r.  > !dah akang mah iya-iya sa0a biar saya

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula