• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar lay up

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar lay up"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan disekolah SMA Negeri 2 Kota Gorontalo, yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar lay up shoot melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games tournamen). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang didahului dengan pengambilan data awal melalui observasi. Setiap siklus dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, dan pengambilan data awal dilakukan pada hari minggu 22 september 2013. Pada pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama pada hari selasa 24 september 2013 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis 26 september 2013 serta dilakukan evaluasi pada pertemuan ketiga pada hari sabtu 28 september 2013. Sedangkan pemberian tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa 1 oktober 2013 dan pertemuan kedua dilakukan pada hari sabtu 5 oktober 2013 serta dilakukan evaluasi pada pertemuan ketiga pada hari kamis 10 oktober 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 48. 4.1.2 Observasi data awal

Observasi awal dilakukan pada hari minggu 22 September 2013 mengenai teknik dasar lay up shoot dalam permainan bola basket dengan menggunakan lembar penilaian aspek psikomotor yaitu cara mendribbling, melangkah, memasukan bola, dan mendarat. Pelaksanaan observasi awal dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncanakan dan ditetapkan dengan uraian kegiatan yang

(2)

2

terdiri dari kegiataan guru dan siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 49.

1. Kegiatan Guru

Dalam proses pengambilan data awal, peneliti didampingi oleh guru mitra serta siswa melakukan kegiatan berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan 1. Formasi barisan, 2. Berdoa

3. Memberikan apersepsi kepada siswa. 4. Memberikan motifasi

5. Meberikan kesempatan siswa untuk bertanya b. Kegiatan Inti

6. Menjelaskan cara melakukan gerakan lay up shoot dengan benar dengan memperhatikan indikator sebagai berikut : awalan, tumpuan, melayang di udara dan mendarat.

7. Memberikan contoh melakukan gerakan lay up shoot dengan benar.

8. Memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan gerakan lay up shoot.

9. Membuat kelompok permainan yang terdiri dari 5-6 orang 10.Masing-masing kelompok mengutus satu orang untuk

mengambil nomor kartu dan menjelaskan isi dari kartu tersebut kepada semua kelompok.

(3)

3 c. Kegiatan Penutup

11.Formasi barisan

12.Mengoreksi gerakan siswa yang salah atau masih kurang tepat. 13.Memberikan penghargaan dan memberikan penguatan.

14. Pendinginan. 2. Kegiatan Siswa

a. Kegiatan pendahuluan

Bershaf, berdoa, absensi, dan melakukan pemanasan b. Kegiatan inti

Memahami penjelasan dan melaksanakan tugas yang diberikan guru.

c. Penutup

Bershaf dan melakukan pendinginan.

Mendengarkan kesimpulan hasil dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Berdoa dan bubar.

Dari hasil kegiatan tersebut diperoleh data awal atau hasil observasi awal tentang kemampuan melakukan lay up shoot dapat diukur dengan menggunakan lembar pengamatan siswa, terdapat empat aspek yang akan dinilai pada siswa, yaitu a). driblling, b). melangkah, c). Memasukan bola, d). Mendarat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

(4)

4

Tabel 1.1 Rubrik Penilaian Observasi Awal

No Nama L

/ P

Aspek Yang Dinilai Jml

Rata-Rata Ket A B C D 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Andri Setiawan L 2 2 3 3 10 62,5 C 2 Eksan Akbar P L 2 2 1 1 6 37,5 KS 3 Fitriyanto S L 2 1 1 2 6 37,5 KS 4 Frengki H L 2 3 2 3 10 62,5 C 5 Kurniawan L 2 2 1 2 7 43,75 KS 6 Lukman Husin L 2 2 3 3 10 62,5 C 7 Moh. Wirasto L 2 2 1 2 7 43,75 KS 8 Muh. Haikal L 2 1 2 1 6 37,5 KS 9 Panto Y L 3 2 3 2 10 62,5 C 10 Rizki Ismail L 3 2 2 3 10 62,5 C 11 Zuliyanto A L 2 3 2 2 9 56,25 C 12 Syahrun L 2 3 3 2 10 62,5 C 13 Afriyaningsih P 2 1 2 1 6 37,5 KS 14 Andi Wahyuni P 1 1 1 2 5 31,25 KS 15 Darniyati K P 2 2 1 1 6 37,5 KS 16 Findi F P 2 2 1 1 6 37,5 KS 17 Hijrawati P P 1 1 2 1 5 31,25 KS 18 Indriyani B P 2 1 1 1 5 31,25 KS 19 Iran Lasena P 2 2 1 1 6 37,5 KS

20 Jeane Putri Ayu P 2 2 1 1 6 37,5 KS

21 Merlin Laiya P 1 1 2 2 6 37,5 KS 22 Nuha Zikri P 2 1 1 2 6 37,5 KS 23 Siti Nurdiyanti P 2 2 1 1 6 37,5 KS 24 Siti Nurhijra Y P 1 2 1 2 6 37,5 KS Jumlah 46 43 39 42 170 1,006, 25 KS Nilai rata-rata 1,91 1,79 1,62 1,75 7,08 41,9 Untuk lebih jelasnya, hasil tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek yang dinilai (a. mendribbling), terdapat 4 siswa (16,6%) yang dinilai kurang sekali, 18 siswa (75%) yang dinilai cukup, dan 2 siswa (8,3%) yang dinilai baik serta belum ada siswa yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 1,91.

(5)

5

2. Aspek yang dinilai (b. melangkah), terdapat 8 siswa (33,3%) yang dinilai kurang sekali, 13 siswa (54,1%) yang dinilai cukup, dan 3 siswa (12,5%) yang dinilai baik serta belum ada siswa yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 1,79.

3. Aspek yang dinilai (c. memasukkan bola), terdapat 13 siswa (54,1%) yang dinilai kurang sekali, 7 siswa (29,1%) yang dinilai cukup, dan 4 siswa (16,6%) yang dinilai baik serta belum ada siswa yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 1,63.

4. Aspek yang dinilai (d. mendarat), terdapat 10 siswa (41,6%) yang dinilai kurang sekali, 10 siswa (41,6%) yang dinilai cukup, dan 4 siswa (16,6%) yang dinilai baik serta belum ada siswa yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 1,75.

Dari hasil pengamatan dan observasi awal dari jumlah siswa 24 orang diketahui 7 orang siswa memperoleh kriteria cukup (C), 17 orang siswa memperoleh kriteria kurang (K) atau 29% : 71% pada saat melakukan teknik dasar lay up shoot pada permainan bolabasket. Jadi nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah 41,9. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 51. 1.1.3 Analisis

Dari 24 siswa yang dilakukan observasi terdapat 7 siswa yang mencapai klasifikasi 55-75 atau 29% (cukup), dan 17 siswa yang mencapai klasifikasi 0-54 atau 71% (kurang), sehingga sangat perlu ditingkatkan model pembelajaran dalam meningkatkan penguasaan teknik dasar lay up shoot. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 56.

(6)

6

Tabel 1.2 hasil pengamatan kegiatan siswa data awal (observasi)

No Klasifikasi Nilai Jumlah siswa Presentase Keterangan

1 85 – 100 Sangat baik - -

2 75 – 84 Baik - -

3 55 – 74 Cukup 7 orang 29 % Diberi Tindakan

4 0 – 54 Kurang 17 orang 71 % Diberi Tindakan

Jumlah 24 100 %

Adapun jumlah siswa yang tuntas dalam observasi awal, siswa yang tidak/belum tuntas sebanyak 17 orang (71%) kategori kurang dan 7 orang (29%) kategori cukup. Grafik siswa yang tidak/belum tuntas dapat digambarkan sebagai berikut: 100%- 90% - 80% - (hitam)=tidak tuntas 70% - (biru) = tuntas 60% - 50% - 40% - 30% - 20% - 10% - 0 -

Kurang Cukup Baik Sangat Baik Gambar 1.1: Grafik Observasi Awal

(7)

7 4.1.4 Refleksi

Berdasarkan hasil kegiatan observasi awal, dapat diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa tentang lay up shoot hanya 71% atau termasuk dalam klasifikasi “kurang”. Dengan kata lain siswa dengan jumlah 24 orang masih perlu ditindaki hingga dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan.

4.2 Siklus I

Proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan dalam dua kali tindakan dan 1 kali evaluasi sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaaran kooperatif tipe TGT. Pada pertemuan pertama (tindakan 1), pelaksanaan pembelajaran lebih berorientasi pada penguasaan mendribbel dan melangkah. Pertemuan kedua (tindakan II) pembelajaran difokuskan pada gerak langkah dan melayang. Pada setiap akhir tindakan, guru melaksanakan game dengan memberikan tes unjuk kerja kepada siswa yang hasilnya dkumpulkan sebagai skor tim. Selanjutnya pada pertemuan ketiga peneliti dan guru mitra melaksanakaan evaluasi dalam bentuk tournament akademik untuk mengukur hasil kegiatan pembelajaran menggunakan lembar penilaian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 halaman 53-55.

4..2.1 Hasil Evaluasi Kegiatan

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran siswa dilakukan sesuai prosedur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT, yakni melalui tournament (pertandingan akademik).

(8)

8

Berdasarkan hasil pengamatan siklus I teknik dasar lay up shoot kemampuan siswa meningkat dengan nilai rata-rata 87% (cukup). Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang terkategori cukup dan bahkan ada 3 siswa yang sudah mencapai kategori baik.

Berdasarkan data tersebut peningkatan kemampuan melakukan teknik dasar lay up shoot belum mencapai target yang diinginkan, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II.

4.2.2 Analisis Data

Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada siklus I mengenai materi kemampuaan penguasaan teknik dasar lay up shoot pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kota Gorontalo berupa hasil tes dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Rubrik Penilaian Siklus I N

o Nama L/

P

Aspek Yang Dinilai Jumlah Rata-Rata Ket A B C D 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Andri Setiawan L 3 2 4 3 12 75 B 2 Eksan Akbar P L 2 2 3 3 10 62,5 C 3 Fitriyanto S L 2 3 4 2 11 68,75 C 4 Frengki H L 3 3 2 3 11 68,75 C 5 Kurniawan L 2 2 3 2 9 56,25 C 6 Lukman Husin L 3 3 3 2 11 68,75 C 7 Moh. Wirasto L 2 2 3 2 9 56,25 C 8 Muh. Haikal L 3 3 4 3 13 81,25 B 9 Panto Y L 3 2 3 2 10 62,5 C 10 Rizki Ismail L 2 3 2 3 10 62,5 C 11 Zuliyanto A L 3 3 4 3 13 81,25 B 12 Syahrun L 2 3 3 2 10 62,5 C 13 Afriyaningsih P 3 2 3 3 11 68,75 C 14 Andi Wahyuni P 2 3 2 3 10 62,5 C 15 Darniyati K P 2 2 3 2 9 56,25 C 16 Findi F P 3 2 3 2 10 62,5 C 17 Hijrawati P P 2 3 2 3 10 62,5 C 18 Indriyani B P 2 2 3 2 9 56,25 C

(9)

9

19 Iran Lasena P 3 2 2 2 9 56,25 C

20 Jeane Putri Ayu P 2 2 3 3 10 62,5 C

21 Merlin Laiya P 3 3 2 2 10 62,5 C 22 Nuha Zikri P 2 2 3 2 9 56,25 C 23 Siti Nurdiyanti P 2 2 2 3 9 56,25 C 24 Siti Nurhijra Y P 2 3 2 2 9 56,25 C Jumlah 58 56 66 59 244 1,525, 05 C Nilai rata-rata 2,41 2,33 2,75 2,45 10,16 63,4

Untuk lebih jelasnya, hasil tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek yang dinilai (a. mendribbling), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, 14 siswa (58,3%) yang dinilai cukup, dan 10 siswa (41,6%) yang dinilai baik serta belum ada siswa yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 2,41.

2. Aspek yang dinilai (b. melangkah), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, 13 siswa (54,1%) yang dinilai cukup, dan 11 siswa (45,8%) yang dinilai baik serta belum ada siswa yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 2,33.

3. Aspek yang dinilai (c. memasukkan bola), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, 8 siswa (33,3%) yang dinilai cukup, dan 12 siswa (50%) yang dinilai baik serta 4 siswa (16,6%) yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 2,75.

4. Aspek yang dinilai (d. mendarat), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, 13 siswa (54,1%) yang dinilai cukup, dan 11 siswa (45,8%) yang dinilai baik serta belum ada siswa yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 2,45.

(10)

10

Dari 24 siswa yang diberi tindakan pada siklus I dapat diklasifikasikan bahwa terdapat 3 siswa yang mencapai klasifikasi 75-84 atau 13% (baik), dan 21 siswa yang mencapai klasifikasi 55-74 atau 87% (cukup). Jadi nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah 63,4. Presentasinya dapat dilihat pada table berikut ini dan pada lampiran 7 halaman 65.

Tabel 1.4 Persentase Siklus I

No Klasifikasi Nilai Jumlah siswa Presentase Keterangan

1 85 – 100 Sangat baik - - -

2 75 – 84 Baik 3 orang 13 % Dilanjutkan kesiklus II

3 55 – 74 Cukup 21 orang 87 % Dilanjutkan kesiklus II

4 0 – 54 Kurang - -

(11)

11

Adapun jumlah siswa yang tuntas dalam siklus I, siswa yang tidak/belum tuntas sebanyak 21 orang (87%) kategori baik dan 3 orang (13%) kategori cukup. Grafik siswa yang tidak/belum tuntas dapat digambarkan sebagai berikut:

100%- 90% - 80% - (hitam)=tidak tuntas 70% - (biru) = tuntas 60% - 50% - 40% - 30% - 20% - 10% - 0 -

Kurang Cukup Baik Sangat Baik Gambar 1.2: Grafik Siklus 1 4.2.3 Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I dapat diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa tentang teknik dasar lay up shoot hanya 87% masih dalam klasifikasi “cukup” dan belum mencapai indicator kinerja yaitu rata-rata 75,00 (klasifikasi baik) atau 85% dari jumlah siswa yang diteliti. Hasil tindakan siklus Imbelum sesuai dengan harapan karena sebagian kelompok belum memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT secara menyeluruh. Dengan demikian tindakan perbaikan dilanjutkan ke siklus II.

(12)

12 4.3 Siklus II

Untuk memperbaiki dan mempertahankan keberhasilan serta mengatasi masalah yang terjadi pada siklus I, dilakukan upaya disiklus II sebagai berikut:

a) Guru lebih intensif memberi pengertian kepada siswa tentang kondisi dalam berkelompok, kerja sama tim dan keikutsertaan siswa dalam tim.

b) Guru membantu tim yang belum memahami langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Seperti pada siklus I, proses pembelajaran siklus II dilaksanakaan dalam 2 kali tindakan dan 1 kali evaluasi sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada pertemuan (tindakan 1), pelaksanaan pembelajaran lebih berorientasi pada penguasaan mendribbel dan melangkah. Pertemuan kedua (tindakan II) pembelajaran difokuskan pada gerak langkah dan melayang. Pada setiap akhir tindakan, guru melaksanakan game dengan memberikan tes unjuk kerja kepada siswa yang hasilnya dkumpulkan sebagai skor tim. Selanjutnya pada pertemuan ketiga peneliti dan guru mitra melaksanakaan evaluasi dalam bentuk tournament akademik untuk mengukur hasil kegiatan pembelajaran menggunakan lembar penilaian. Untuk lebuh jelasnya dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9 halaman 67-69.

4.3.1 Hasil Evaluasi Kegiatan

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran siswa dilakukan sesuai prosedur pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT, yakni melalui tournament (pertandingan akademik).

(13)

13

Berdasarkan hasil pengamatan siklus II teknik dasar lay up shoot kemampuan siswa meningkat dengan nilai rata-rata 87% (cukup). Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang terkategori cukup dan bahkan ada 3 siswa yang sudah mencapai kategori baik.

4.3.2 Analisis data

Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada siklus II mengenai materi kemampuaan penguasaan teknik dasar lay up shoot pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Kota Gorontalo berupa hasil tes dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 1.5 Rubrik Penilaian Siklus II N

o Nama L/

P

Aspek Yang Dinilai Jmlah

Rata-Rata Ket A B C D 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Andri Setiawan L 3 3 4 3 13 81,25 B 2 Eksan Akbar P L 4 3 3 4 14 87,5 SB 3 Fitriyanto S L 4 4 4 3 15 93,75 SB 4 Frengki H L 4 4 3 4 15 93,75 SB 5 Kurniawan L 3 3 4 3 13 81,25 B 6 Lukman Husin L 3 4 4 3 14 87,5 SB 7 Moh. Wirasto L 4 4 4 3 15 93,75 SB 8 Muh. Haikal L 4 4 4 3 15 93,75 SB 9 Panto Y L 3 4 4 4 15 93,75 SB 10 Rizki Ismail L 3 3 3 3 12 75 B 11 Zuliyanto A L 4 4 4 3 15 93,75 SB 12 Syahrun L 3 4 4 4 15 93,75 SB 13 Afriyaningsih P 3 3 3 4 13 81,25 B 14 Andi Wahyuni P 4 3 3 3 13 81,25 B 15 Darniyati K P 3 3 3 3 12 75 B 16 Findi F P 4 4 4 3 15 93,75 SB 17 Hijrawati P P 3 4 3 3 13 81,25 B 18 Indriyani B P 4 3 3 4 14 87,5 SB 19 Iran Lasena P 3 4 3 4 14 87,5 SB

20 Jeane Putri Ayu P 4 3 3 4 14 87,5 SB

21 Merlin Laiya P 3 3 3 3 12 75 B

(14)

14 23 Siti Nurdiyanti P 4 3 3 4 14 87,5 SB 24 Siti Nurhijra Y p 4 4 3 4 15 93,75 SB Jumlah 85 84 83 82 334 2,000. 00875 B Nilai rata-rata 3,54 3,36 3,45 3,41 13,91 83,3

Untuk lebih jelasnya, hasil tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek yang dinilai (a. mendribbling), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, tidak terdapat siswa yang dinilai cukup, dan 11 siswa (45,8%) yang dinilai baik serta 13 siswa (54,1%) yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 3,54.

2. Aspek yang dinilai (b. melangkah), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, tidak terdapat siswa yang dinilai cukup, dan 12 siswa (50%) yang dinilai baik serta 12 siswa (50%) yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 3,36.

3. Aspek yang dinilai (c. memasukkan bola), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, tidak terdapat siswa yang dinilai cukup, dan 13 siswa (54,1%) yang dinilai baik serta 11 siswa (45,8%) yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 3,45.

4. Aspek yang dinilai (d. mendarat), tidak terdapat siswa yang dinilai kurang sekali, tidak terdapat siswa yang dinilai cukup, dan 14 siswa (58,3%) yang dinilai baik serta 10 siswa (41,6%) yang mencapai nilai baik sekali, nilai rata-rata siswa adalah 3,41.

Dari 16 siswa yang telah diberi tindakan pada siklus II, 16 orang siswa atau 67% dalam klasifikasi “sangat baik” dan 8 orang siswa atau 33% dalam

(15)

15

klasifikasi “baik”. Jadi nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah 83,3. Presentasenya dapat dilihat pada table berikut dan pada lampiran 10 halaman 74.

Tabel 1.6 Persentase Siklus II

No Klasifikasi Nilai Jumlah siswa Presentase Keterangan

1 85 – 100 Sangat baik 16 orang 67 %

2 75 – 84 Baik 8 orang 33 %

3 55 – 74 Cukup - -

4 0 – 54 Kurang - -

Jumlah 24 100 %

Adapun jumlah siswa yang tuntas dalam siklus II adalah seluruh siswa dengan nilai rata-rata 83,3. Grafik siswa yang tuntas dapat digambarkan sebagai berikut: 100%- 90% - 80% - (hitam)=tidak tuntas 70% - (biru) = tuntas 60% - 50% - 40% - 30% - 20% - 10% - 0 -

Kurang Cukup Baik Sangat Baik Gambar 1.3: Grafik Siklus II

(16)

16 4.3.3 Refleksi

Dari hasil evaluasi pada siklus II, dapat diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata tentang teknik dasar lay up shoot mencapai 33% dalam klasifikasi “baik”atau meningkat hingga 67 % dari jumlah siswa 24 orang. Hal ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran teknik dsar lay up shoot sudah melampaui target yang telah ditentukan dalam penelitian tindakan ini, siswa mampu membangun kerja sama dalam tim untuk memahami dan menguasai materi yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan refleksi tersebut maka hasil yang diperoleh telah mencapai target yang diharapkan dengan pengertian bahwa tindakan tidak perlu melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

4.3.4Pembahasan

Kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran penjaskes dengan proses pembelajaran melalui model kooperatif tipe TGT, memiliki indikator kinerja sebagai berikut :

Apabila 75% dari jumlah siswa sudah menunjukan kriteria baik dalam penilaian hasil belajar gerakan lay up shoot.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala 0 – 100 untuk pengamat dalam melakukan penelitian. Berdasarkan standar nilai, tindakan kelas ini menunjukan hasil seperti terlampir : pada observasi awal kemampuan siswa dalam melakukan gerakan lay up shoot 7 orang siswa memiliki kriteria cukup (C), 17 orang siswa memperoleh kriteria kurang (K), Pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 3 orang siswa memiliki kriteria baik (B), 21 orang siswa memiliki kriteria

(17)

17

cukup (C). Pada pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan yaitu 16 orang siswa memiliki kriteria sangat baik (SB), dan 8 orang siswa memiliki kriteria baik (B). a. Apabila hasil penelitian kemampuan siswa melakukan lay up shoot

menunjukan peningkatan.

Hasil penilaian yang dimaksud adalah rata-rata dari jumlah presentase seluruh aspek yang diamati. Berdasarkan hasil penelitian, tindakan yang diberikan pada siklus I hanya dapat meningkat 12,5% keterampilan siswa dalam melakukan lay up shoot, dari keterampilan awal 29% menjadi 87%. Pada siklus II akhirnya hasil pemberian tindakan telah mencapai seperti apa yang ditargetkan Keterampilan siswa dalam memelakukan gerakan lay up shoot dari 87% menjadi 100%. hal ini tentu saja telah mencapai apa yang ditargetkan, yaitu jika presentase rata-rata siswa yang sudah mampu melakukan gerakan lay up shoot dapat ditingkatkan minimal 75%, maka dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima, berdasarkan pencapaian indikator kinerja yang telah di tetapkan, hasil belajar melakukan gerakan lay up shoot meningkat.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada dari observasi awal hingga siklus kedua, maka hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 ketuntasan dan nilai rata-rata siswa lay up shoot

Presentase yang dinilai Observasi awal Siklus I Siklus II

Jumlah siswa yang tuntas 0 % 13% 100%

(18)

18

Berdasarkan analisis pada tabel, dapat dilaihat besarnya presentase peningkatan jumlah siswa tuntas dan nilai rata-rata siswa mulai dari pelaksanaan pembelajaran observasi awal sampai siklus kedua. Hasil ini merupakan wujud dari usaha yang dilakukan guru dalam melakukan perbaikan-perbaikan pada proses pembelajaran setiap siklus. Jika hasil presentase tersebut digambarkan dalam bentuk grafik akan tampak sebagai berikut:

100%- 90% - 80% - (hitam)=tidak tuntas 70% - (biru) = tuntas 60% - 50% - 40% - 30% - 20% - 10% - 0 -

Observasi Awal Siklus I Siklus II

Gambar 1.4 Grafik Ketuntasan dan Nilai Rata-rata Siswa

Jadi dengan hasil yang telah dicapai oleh siswa, maka dapat dikategorikan penelitian ini telah berhasil. Terlebih jika dilihat dari keterampilan siswa melakukan gerakan lay up shoot dari observasi awal sampai siklus II mencapai peningkatan 75%.

(19)

19

Dengan demikian, hipotesis penelitian tindakan kelas ini menyatakan bahwa “jika guru menggunakan metode kooperatif tipe TGT (team games tournament), keterampilan siswa dalam melakukan gerakan lay up shoot dapat meningkat” dapat diterima.

Gambar

Tabel 1.1 Rubrik Penilaian Observasi Awal
Tabel 1.2 hasil pengamatan kegiatan siswa data awal (observasi)
Tabel 1.3 Rubrik Penilaian Siklus I   N
Tabel 1.4 Persentase Siklus I
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data secara lengkap mengenai hasil penghitungan untuk nilai produksi marginal (NPM), rasio NPM dengan harga input serta input dan ouput yang optimal pada usaha pendederan

In the context of English Language Education Program at Dunia University Indonesia (ED-DU) (anonymous), project based learning (PBL) seems to become a common

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. KABUPATEN

Salah satu jenis pengolahan sampah adalah pengkomposan (composting), dikarenakan jumlah sampah organik lebih banyak dari pada sampah anorganik.Dalam proses pengolahannya masih

Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang..Akta tersebut dibuat atas dasar

Banyak aktivitas yang dapat dipilih oleh guru untuk menerapkan metode pembelajaran daring, antara lain membuat kelas maya, membuat video pembelajaran, membuat

Penelitian lain yang juga menggunakan metode estafet yaitu “Keefektifan Metode Estafet Writing dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi nika leka di Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Penelitian ini merupakan penelitian