• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan, penelitian ini lebih bersifat penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbankan, penelitian ini lebih bersifat penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan, penelitian ini lebih bersifat penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Kuncoro (2009: 124) adalah sebuah penelitian dimana penelitian tersebut menggunakan data yang diukur dalam suatu skala numerik atau angka.

Desain penelitian ini lebih mengarah kepada penelitian deskriptif, yaitu sebuah penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat dari populasi (Sumarni dan Wahyuni, 2006: 52).

3.2. Populasi, Sampel dan Sampling

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sekaran dan Bougie (2013: 240) populasi merupakan seluruh kelompok orang, kejadian-kejadian, atau hal-hal menarik lainnya yang ingin dipelajari oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh bank umum di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 hingga 2014 yaitu sebanyak 38 bank.

Peneliti dapat melakukan penelitian dari seluruh elemen populasi. Namun secara teknis, peneliti akan mengalami kesulitan untuk melakukan penelitian dari seluruh elemen populasi jika jumlah elemen populasinya sangat banyak atau bahkan sulit dihitung. Oleh karena itu, untuk mempermudah penelitian, peneliti dapat mempelajari sebagian dari seluruh elemen populasi sebagai sampel (Indriantoro dan

(2)

Supomo, 2002: 116). Kuncoro (2009: 118) mendefinisikan sampel sebagai suatu himpunan bagian dari unit populasi. Untuk mengambil sampel pada penelitian ini digunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang diambil oleh peneliti merupakan data yang telah dinilai oleh peneliti agar sesuai dengan kriteria dan tujuan penelitian (Saunders et al. 2003: 175). Adapun kriteria suatu bank dapat masuk ke dalam sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memberikan laporan keuangan tahunan secara rutin kepada BEI selama periode 2010 hingga 2014. 2. Bank yang tidak dalam kondisi dicabut izin usahanya.

3. Dalam laporan keuangan tahunan bank tersedia data penelitian selama periode pengamatan.

Pada tahun 2014, jumlah bank yang terdaftar di BEI sebanyak 38 (tiga puluh delapan) bank. Selanjutnya bank yang telah terdaftar di BEI sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 dan memberikan laporan keuangan tahunan secara rutin pada periode itu sebanyak 30 (tiga puluh) bank. Rincian dari 30 bank yang masuk dalam hasil penyeleksian sampel yaitu: Bank Perseroan Negara sebanyak 4 (empat) bank, Bank Pembangunan Daerah sebanyak 1 (satu) bank, Bank BUSN Devisa sebanyak 19 (sembilan belas) bank, dan Bank BUSN Non Devisa sebanyak 3 (tiga) bank, serta Bank BUSN Campuran sebanyak 3 (tiga) bank. Penelitian ini menggunakan data sampel sebanyak (5 x 30 = 150) data sampel yang diambil dari laporan keuangan tahunan masing-masing bank selama 5 tahun pengamatan.

(3)

3.3. Definisi Operasional

Berikut ini adalah penjelasan dari definisi operasional variable yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

3.3.1. Bank Size (SIZE)

Perusahaan perbankan umumnya mengelompokan aset yang dimiliki ke dalam dua kelompok besar, yaitu aset lancar dan aset tetap. Bila kedua aset tersebut digabungkan, maka akan menghasilkan total assets. Total assets yang dimiliki suatu bank dapat mencerminkan harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan besarnya ukuran bank. Untuk mengukur besarnya ukuran perusahaan perbankan dapat digunakan rumus berikut (Constant dan Ngomsi, 2012; Chernykh dan Theodossiou, 2011):

3.3.2. Capital (CAP)

Capital atau modal merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang kegiatan operasional perbankan. Jika suatu bank memilki modal yang besar, maka bank tersebut akan membuat debitur tertarik untuk melakukan pinjaman, sehingga meningkatkan penyaluran kredit bank tersebut. Modal yang dimiliki bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus rasio berikut (Constant dan Ngomsi, 2012; Chernykh dan Theodossiou, 2011):

(4)

3.3.3. Long-term Liabilities (LT Liab)

Bank memerlukan sumber pendaan untuk menjalankan kegiatan penyaluran kredit. Salah satu sumber pendanaan bank yaitu instrument utang (debt instrument). Instrumen hutang terbagi kembali menjadi dua jenis berdasarkan waktu jatuh temponya, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

Hutang jangka panjang memiliki jautuh tempo antara tujuh hingga dua belas tahun. Hutang jangka panjang dapat membantu melengkapi modal perbankan. Hutang jangka panjang yang dapat diambil oleh bank seperti hipotek (mortgages), capital notes, dan obligasi. Hutang jangka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus rasio berikut (Constant dan Ngomsi, 2012; Chernykh dan Theodossiou, 2011):

3.3.4. Provision for Loan Losses (PLL)

Provision for loan losses (PLL) atau cadangan kerugian pinjaman sebagai nilai dari sejumlah uang yang disisihkan untuk memulihkan kerugian akibat kredit macet dan pinjaman dengan probabilitas kegagalan tinggi. PLL dapat digunakan untuk mengukur kualitas portfolio bank pada pinjaman usaha. Secara umum, semakin tinggi risiko pinjaman yang dilakukan oleh sebuah bank, maka semakin tinggi pula nilai PLL bank tersebut. Data mengenai besarnya PLL sebuah bank dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan bank yang dipublikasikan.

(5)

3.3.5. State-owned Bank (STATE)

State-owned bank merupakan bank yang kepemilikan saham perusahaannya mayoritas dimiliki oleh negara. State-owned bank merupakan salah satu proksi dari kepemilikan bank (bank ownership). State-owned bank merupakan variabel dummy (dummy variable) dimana state-owned bank bernilai 1 (satu) dan 0 (nol) untuk bank yang berstatus bukan milik pemerintah Indonesia (Constant dan Ngomsi, 2012; Chernykh dan Theodossiou, 2011).

3.3.6. Foreign-owned Bank (FOREIGN)

Foreign-owned bank merupakan bank yang kepemilikan saham perusahaannya mayoritas dimiliki oleh asing. Foreign-owned bank merupakan salah satu proksi dari kepemilikan bank (bank ownership). Foreign-owned bank merupakan variabel dummy (dummy variable) dimana Foreign-owned bank bernilai 1 (satu) dan 0 (nol) untuk bank yang berstatus bukan milik asing / milik domestik (Constant dan Ngomsi, 2012; Chernykh dan Theodossiou, 2011).

3.3.7. Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan waktu jatuh temponya, kredit terbagi menjadi dua, yakni pinjaman jangka pendek (short-term loan / STL) dan pinjaman jangka panjang (long-term Loan / LTL). Untuk mengukur

(6)

besarnya pinjaman jangka pendek (STL) dan pinjaman jangka panjang (LTL), Constant Ngomsi (2012) dan Chernykh Theodossiou (2011) telah menggunakan rumus sebagai berikut:

3.4. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan perbankan dan pada website www.idx.co.id. Data yang berasal dari laporan keuangan merupakan data sekunder, yakni data yang sudah tersedia dan tidak diperoleh langsung oleh peneliti (Sekaran, 2006). Data sekunder dapat berbentuk catatan, bukti atau laporan historis yang disusun dan diarsipkan dalam data dokumenter dan bersifat dapat dipublikasikan maupun tidak dapat dipublikasikan. Daftar variabel dan sumber data variabel dapat dilihat pada Tabel III.1. berikut:

Tabel III.1. Sumber Data

No. Nama Variabel Sumber Data

1 Bank Size (SIZE) Laporan Keuangan Tahunan Bank 2 Capital (CAP) Laporan Keuangan Tahunan Bank 3 Long-term Liabilities (LT Liab.) Laporan Keuangan Tahunan Bank

(7)

Tabel III.1.

Sumber Data (Lanjutan)

No. Nama Variabel Sumber Data

4 Provision for Loan Losses (PLL) Laporan Keuangan Tahunan Bank 5 State-owned Bank (STATE) Laporan Keuangan Tahunan Bank 6 Foreign-owned Bank (FOREIGN) Laporan Keuangan Tahunan Bank 7 Short-term Loan (STL) Laporan Keuangan Tahunan Bank 8 Long-term Loan (LTL) Laporan Keuangan Tahunan Bank Sumber: Sumber yang diolah

3.5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk pengumpulan data. Data dikumpulkan dalam bentuk dokumen yang terdiri dari indikator perbankan yang terdiri dari ukuran bank, modal bank, kewajiban jangka panjang, provision for loan losses, kepemilikan bank (state and foreign-owned bank), penyaluran kredit jangka pendek (short-term loan) dan jangka panjang (long-term loan). Data dikumpulkan mulai dari tahun 2010 hingga 2014, kemudian data ditabulasi dengan program Microsoft Excel dengan cara mengelompokan data berdasarkan perbedaan tahun. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diukur dalam suatu ukuran numerik. Data dikumpulkan berdasarkan dimensi waktu, menggunakan data panel selama lima tahun untuk melihat pengaruh perubahan variabel bebas dalam rentang waktu tertentu.

(8)

3.6. Metode Analisis

Dalam memenuhi kebutuhan untuk mengkaji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel depeden, penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Selain menggunakan metode analisis regresi berganda, sebuah model regresi yang baik juga harus melewati uji hipotesis dan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas (Gujarati, 1978).

3.6.1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian bertujuan untuk menyelidiki apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang memiliki pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tidak condong ke kiri ataupun ke kanan.

Untuk mengetahui normalitas residual, dapat melihat analisis grafik (Histogram dan normal P-Plot) dan analisis statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Analisis grafik menggunakan grafik Histogram dan grafik P-Plot bertujuan untuk membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika data terdistribusi disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(9)

2. Jika data terdistribusi jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis statistik dengan melihat uji statistic Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai Kolmogorov-Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan nilai Asimp.sig (2-tailed) atau probabilitasnya diatas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian asumsi dengan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi linier terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Pengambilan keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas didasarkan pada syarat berikut (Ghozali, 2010):

1. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola literatur (bergelombang, kemudian menyempit), maka terindikasi terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y, maka terindikasi tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Pengujian asumsi dengan uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi, masing-masing variabel independennya saling

(10)

berhubungan secara linier. Pengujian ini sering dilakukan di berbagai penelitian karena model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat hubungan yang kuat atau korelasi linier pada variabel independennya.

Ghozali (2010) menjelaskan pengukuran multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Jika nilai tolerance >0,10 atau VIF<10 maka terdapat multikolinearitas, sehingga variabel tersebut harus dibuang.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian asumsi autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika pada model regresi linier terdapat korelasi, maka disebut problema autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang muncul secara berututan sepanjang waktu berkaitan satu dengan lainnya. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel III.2. berikut:

Tabel III.2.

Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d du

(11)

Tabel III.2.

Pengambilan Keputusan Autokorelasi (Lanjutan)

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du d dl Tidak ada autokorelasi, positif atau

negatif

Tidak ditolak du<d<4-du Sumber: Ghozali (2010)

Keterangan:

d = Durbin Watson hitung dl = Durbin Watson – lower du = Durbin Watson – upper

Jika nilai d berada diantara interval nilai du dan 4–du , maka tidak terdapat autokorelasi. Namun, jika nilai d berada diluar interval nilai du dan 4–du, maka terdapat autokorelasi pada asumsi tersebut. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melihat uji Durbin-Watson (DW test). Hipotesis yang akan diuji:

H0 : tidak terdapat autokorelasi ( r = 0) H1 : terdapat korelasi ( r 0)

3.6.2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi dapat digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan seberapa jauh sebuah variabel dapat mempengaruhi variabel yang lainnya. Regresi berganda merupakan salah satu teknik statistik melihat pengaruh variabel independen yang berjumlah lebih dari satu variabel terhadap variabel dependen.

(12)

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan menggunakan persamaan kuadrat terkecil biasa (ordinary least square). Berikut adalah persamaan regresi yang disusun pada penelitian ini:

STL

i,t = 0 + 1

SIZE

i,t + 2

CAP

i,t + 3

LT Liab

i,t + 4

PLL

i,t + 5

STATE

i,t + 6

FOREIGN

i,t + e

LTL

i,t = 0 + 1

SIZE

i,t + 2

CAP

i,t + 3

LT Liab

i,t + 4

PLL

i,t + 5

STATE

i,t + 6

FOREIGN

i,t + e

Dimana:

LTL = Long-term loan PLL = Provision for business loan losses STL = Short-term loan STATE = State-owned bank

SIZE = Bank size FOREIGN = Foreign-owned bank

CAP = Capital e = residual

LT Liab. = Long-term liabilities

3.6.3. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji F adalah salah satu uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen secara simultan atau bersama-sama dipengaruhi oleh variabel independen secara signifikan. Sebelum melakukan uji F, peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:

(13)

Hipotesis nol (H0) adalah semua parameter dalam model regresi sama dengan nol. Artinya, variabel independen bukan merupakan variabel penjelas yang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. H1: 1

2

3

4

5

6

0

Hipotesis satu (H1) adalah tidak semua parameter dalam model regresi sama dengan nol. Artinya, variabel independen merupakan variabel penjelas yang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Setelah merumuskan hipotesis, selanjutnya pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Uji F dilakukan dengan syarat sebagai berikut:

1. Bila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan menolak H1, berarti secara bersama-sama variabel independen tidak memberi pengaruh pada variabel dependen.

2. Bila F hitung > F tabel maka H1 diterima dan menolak H0, berarti secara bersama-sama variabel independen memberi pengaruh pada variabel dependen.

Uji F juga dapat digunakan untuk mengamati nilai signifikan F pada tingkat yang digunakan (dalam penelitian ini menggunakan tingkat sebesar 5%). Analisis ini didasarkan pada perbandingan nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka H1 diterima, berarti variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

(14)

2.

Jika nilai signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima, berarti variabel-variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Uji t

Uji t adalah salah satu uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Sebelum melakukan pengujian, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. H0: 1

= 0

Hipotesis nol (H0) adalah variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen

2. H1: 1

0

Hipotesis satu (H1) adalah variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen

Setelah merumuskan hipotesis, pengujian hipotesis dengan uji t dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut:

1. Bila -t tabel < t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel depeden.

2. Bila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji t juga dapat digunakan untuk mengamati nilai signifikan t pada tingkat yang digunakan (dalam penelitian ini menggunakan tingkat sebesar 5%). Analisis

(15)

ini didasarkan pada perbandingan nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi 0,05 dengan syarat sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak, berarti variabel-variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima, berarti variabel-variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

c. Uji Determinasi (R2)

Pengujian determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien dari determinasi sebesar antara nol dan satu. Dengan nilai R2 yang kecil mengindikasikan kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Namun, jika nilai R2 mendekati angka satu maka mengindikasikan variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh informasi untuk menjelaskan variasi variabel dependen.

Gambar

Tabel III.1.  Sumber Data
Tabel III.1.

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip yang ditawarkan oleh CEDAW jika direlasikan dengan praktek poligami dalam Komunitas Poligami di Indonesia, secara langsung terlihat bertentangan dengan nilai – nilai

Jika Anda ingin menonaktifkan audio panel belakang (hanya didukung bila mengguna- kan modul audio panel depan HD), lihat Bab 5, “Mengkonfigurasi Audio 2/4/5.1/7.1 Kanal”. •

Jurusan Kedokteran akan melaksanakan proses belajar mengajar dalam rangka menyediakan sumber daya manusia dibidang Kedokteran yang dapat diterima oleh pengguna dengan

Hasil ini tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan (Khan &amp; Salim, 2020) yang menyatakan bahwa motivational factors memiliki pengaruh signifikan

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

Selain itu yang paling penting adalah pakaian harus nyaman digunakan, mampu menyerap keringat, memiliki kantung untuk tempat buku catatan saku, berkerah dan mudah

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah tentang Perubahan Atas Peraturan

taraf signifikansi 5% sebesar 1,980 dengan N=114, dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Prestasi Belajar terhadap