EFEKTIVITAS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
DI BALARAJA KABUPATEN TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
MOHAMAD NOVIAN
NIM : 6661102962
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
ABSTRAK
Mohamad Novian. 6661102962. 2015. Skripsi. Efektivitas Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Di Balaraja Kabupaten Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Dr.Suwaib Amirudin, S.Sos, M.Si. Pembimbing II. Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si.
Kata Kunci : Manajeman, Pengawasan
ABSTRACT
Mohamad Novian. 6661102962. 2015. Thesis. The effectiveness of supervision Regional Environmental Agency in the Environment Pollution Control In Balaraja Tangerang District. Study Program of Public Administration. Faculty of Social Science and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. Ist :Dr.Suwaib Amirudin, S.Sos, M.Si. 2nd : Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si.
Keywords : management, supervision
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim..
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Dalam
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup di Kabupaten Tangerang” dengan metode kualitatif deskriptif. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelengkapan
dalam memperoleh gelarsarjana Strata 1 (S-1) pada program studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa Banten. Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan
baik apabila tidak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil untuk kelancaran skripsi ini. Sehubungan
dengan hal itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Mia Dwiana Widyaningtyas, M.Kom, Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Gandung Ismanto, S.Sos, M.M, Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Rahmawati S.Sos, M.Si, Ketua Jurusan/Prodi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ipah Ema Jumiati, S.Sos, M.Si Sekretaris Program Studi Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
8. Titi Setiawati, S.Sos, M.Si, Wakil Ketua Jurusan/Prodi Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
9. Dr. Suwaib Amirudin, S.Sos, M.Si, Dosen Pembimbing I Skripsi Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sultan Ageng Tirtayasa.
10.Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si, Dosen Pembimbing II Skripsi Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
11.Adul Hamid, Ph.D, selaku Penguji Sidang Skripsi Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
12.Para Dosen dan Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
atas segala sumbangsihnya.
13.Seluruh Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang
yang mengizinkan penulis meminta wakttu dan tenaganya dalam
membantu penulis mencapai tujuan penelitian.
14.Kedua Orang tuaku tercinta yakni Ayahanda H.Sardi Winata dan Ibunda
Hj.Ueng Suehaeni, S.Pd yang tidak henti-hentinya selalu memberikan
dukungan yang membangun, serta inspirasi berupa moril dan materil. Terimakasih atas do’a yang selalu kalian panjatkan.
15.Adikku yang teramat ku sayang Intan Septianingsih, terimakasih telah
memberikan canda tawa selama ini.
16.Sahabat-sahabat terbaik yang selama ini memberikan dukungan, Rahmat
Tholib (Oday), Nurul Anam, Dede Sanyund, Sepupuku Rian terimakasih
kalian sangat luar biasa.
17.Untuk orang yang membantu dalam tawa, tangis dan duka. Ku
persembahkan hasil akhir Skripsi ini kepada Anita Octariani, S.ST.Keb,
terimakasih telah banyak memberikan semangat dan doa.
18.Rekan-rekan Program Ilmu Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2010 Nonreguler kelas F dan G.
19.Serta semua pihak yang telah terlibat membantu dalam penyelesaian
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENNGESAHAN ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 38
1.3 Batasan Masalah ... 40
1.4 Rumusan Masalah ... 40
1.5 Tujuan Penelitian ... 40
1.6 Manfaat Penelitian ... 40
1.7 Sistematika Penulisan ... 41
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori ... 45
2.2 Teori Pengawasan ... 45
2.2.1 Fungsi dan Tujuan Pengawassan ... 52
2.2.2 Jenis-Jenis Pengawasan ... 59
2.2.4 Teknik-Teknik Pengawasan ... 66
2.2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengawasan ... 66
2.3 Manajeman Strategis ... 67
2.4 Penelitian Terdahulu ... 68
2.4.1 Peneliti Pertama ... 68
2.4.2 Peneliti Kedua ... 70
2.5 Kerangka Berfikir ... 74
2.6 Asumsi Dasar ... 75
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 76
3.2 Fokus Penelitian ... 77
3.3 Lokasi Penelitian ... 77
3.4 Instrumen Penelitian ... 77
3.5 Informan Penelitian ... 78
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 87
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 80
3.6.2 Teknik Analisis Data ... 88
3.7 Jadwal Penelitian ... 90
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Tangerang... 91
4.1.1 Gambaran Umum BLHD Kabupaten Tangerang ... 92
4.1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BLHD ... 94
4.1.3 Tugas, Fungsi, danStruktur Organisasi ... 100
4.1.4 Kepala BLHD Kabupaten Tangearng ... 102
4.1.6 Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan ... 103
4.1.7 Bidang Bina Hukum dan Informasi Lingkungan ... 104
4.1.8 Bidang Pengkajian Dampak Lingkungan ... 104
4.1.9 Bidang Pengawasan dan Pengendalian Limbah ... 105
4.1.10 Bidang Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan ... 106
4.1.11 SDM BLHD Kabupaten Tangerang ... 107
4.1.12 Pos Pengaduan Kasus Pencemaran ... 113
4.2 Informan Penelitian ... 114
4.3 Deskripsi Data danAnalisis Data ... 116
4.4 Pembahasan Hasil Peneltian ... 116
4.4.1 Akurat ... 116
4.4.2 Tepat Waktu ... 124
4.4.3 Obyektif ... 128
4.4.4 Terpusat pada titik-titik pengawasan ... 131
4.4.5 Realistik secara ekonomi ... 134
4.4.6 Realistik secara organisasional ... 139
4.4.7 Terkoodinasi dengan Aliran organisai ... 142
4.4.8 Fleksibel ... 144
4.4.9 Bersifat sebagai petunjuk organisasional ... 146
4.4.10. Diterima paran anggota organisasi ... 157
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 175
5.2 Saran ... 176
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Lingkungan Hidup
Gambar 1.2 SOP pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kab. Tangerang
Gambar 2.1 Tujuan Pengendalian
Gambar 2.2 Langkah-langkah Proses Pengawasan
Gambar 2.3 Proses Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman
Gambar 4.2 Tata Cara Penyusunan UKL-UPL BLHD Kab. Tangerang
Gambar 4.3 SOP Pengaduan Lingkungan Hidup
Gambar 4.4 Perusahaan
Gambar 4.5 Kawasan Perusahaan Baja Mas Balaraja
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Industri Perusahaan Kab. Tangerang 2006-2013
Tabel 1.2 Rekapitulasi Rencana Program Kegiatan Belanja Langsung Program
Pilihan SKPD BLHD Kab. Tangerang
Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3.1 Informan Penelitian
Tabel 3.2 Informan Wawancara
Tabel 4.1 Jumlah personil berdasarkan pendidikan di BLHD Kab.Tangerang
Tabel 4.2 Jumlah personil bersarkan pangkat di BLHD Kab.Tangerang
Tabel 4.3 Jumlah berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.4 Jumlah berdasarkan Pendidikan Struktural
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lingkungan merupakan suatu aspek penting dalam kehidupan makhluk
yang ada dimuka bumi ini karena lingkungan mempunyai segala pengaruh bagi
kehidupan umat manusia. Lingkungan yakni sistem kehidupan dimana terdapat
campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Karena lingkungan yang
bersih dan nyaman suatu bagian terpenting pada kehidupan manusia, pada
umumnya lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan umat manusia
dan ekosistem yang lainnya.
Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup yang diuraikan dan
ditafsirkan di dalam Undang-Undang Dasar Lingkungan Hidup bermaksud agar
dapat dijalankan secara sistematik, terorganisasi dan ditaati oleh seluruh
masyarakat. Oleh karena itu Undang-Undang Dasar yang jelas, teratur, efektif dan
efisien. Untuk pengawasan lingkungan telah terbentuk suatu lembaga
Internasional untuk lingkungan hidup dan pembangunan yang melibatkan
berbagai Negara. Kepentingan lingkungan hidup harus dipikirkan dalam waktu
yang panjang demi kesejahteraan umat manusia, walaupun dalam pelaksanaannya
dilakukan dalam bentuk skala lokal. Menghadapi perkembangan baik didalam
Menurut Undang-Undang Dasar Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup No 32 Tahun Pasal I angka 14 bahwa Pencemaran lingkungan
hidup adalah:
Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan /atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, (Undang-Undang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 Pasal I
angka 14). Lingkungan terdiri dari abiotik dan biotik. Abiotik yaitu sesuatu yang
tidak bernyawa contohnya tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, dan
bunyi. Sedangkan biotik adalah sesuatu yang bernyawa contohnya tumbuhan,
hewan, dan manusia. Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan adalah ilmu
lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Berbagai elemen yang harus dilibatkan adalah pemerintah, wakil rakyat,
anggota perdagangan, perusahaan, industri, masyarakat dan organisasi non
pemerintah yang merupakan suatu lembaga atau istitusi yang diselenggarakan
oleh masyarakat yang sepatutnya secara bersama-sama perlu mempunyai
komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup. Analisis mengenai dampak
lingkungan dalam Otto Soemarwoto (24:2007) mengatakan :
Pembangunan berkelanjutan selalu akan membawa perubahan. Sudah
barang tentu perubahan yang diharapkan adalah perubahan yang baik menurut
ukuran manusia. Misalkan di suatu daerah terdapat penyakit malaria, kekurangan
hidup adalah rendah dan dengan demikian kualitas lingkungan di daerah itu
adalah rendah. Pembangunan dilancarkan untuk mengubah kondisi tersebut.
Pada dasarnya daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan
untuk mendukung kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya di
muka bumi ini. Lingkungan yang bersih dan alami dengan segala keragaman
hayati sudah sulit didapatkan pada daerah perkotaan. Namun pada dasarnya
lingkungan terjaga bersih dengan campur tangan manusia itu sendiri, karena
kondisi lingkungan berpengaruh pada lingkugan hidup abiotik dan biotik yang
dipengaruhi manusia.
Ada kecenderungan yang begitu besar dimana upaya untuk
mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara
lestari masih jauh dari yang diharapkan. Karena perusahaan tidak pernah melihat
permasalahan dan rusaknya lingkungan serta tercemarnya lingkungan. Dengan
perkembangan jaman pada dekade terakhir ini pabrik-pabrik dan buruknya saluran
pembuangan-pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya,
hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari
adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat. Menambah daftar
lingkungan yang tercemar semakin tidak terkontrol.
Pada jaman sekarang ini aktivitas manusia diperkotaan sangat berpengaruh
pada lingkungan, karena diperkotaan banyak faktor yang mempengaruhi
lingkungan adalah polusi dari sebagian faktor-faktor lainnya, apabila
memperhatikan makhluk hidup dalam habitatnya atau pada lingkungan tempat
hidup yang alami merupakan lingkungan yang memberikan kesejukan dan
kedamaian pada umumnya. Beberapa persoalan yang mengancam keadaan air
sungai didaerah perkotaan disebabkan oleh faktor manusia. Kabupaten Tangerang
merupakan suatu daerah otonomi yang berkembang sangat pesat pada sekarang
ini. Namun kemajuan ini tidak terlepas dari daerah Kabupaten Tangerang yang
secara langsung berbatasan dengan kota-kota besar yaitu ibu Kota Jakarta dan
Pusat Propinsi Banten.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang, Struktur Organisasi Badan Lingkungan
Hidup Daaerah Kabupaten Tangerang terdiri dari 1 (satu) Sekretariat yang terdiri
dari 2 (dua) Sub bagian, 4 (empat) bidang dengan masing-masing bidang terdiri
dari 2 (dua) sub bidang dan 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu
Laboratorium Lingkungan. Badan lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten
Tangerang mempuyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengarahkan,
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
Lingkungan Hidup, sedangkan fungsinya adalah :
1. Perencanaan dan Perumusan Bahan Kebijakan Program Kerja Badan Lingkungan Hidup ;
2. Pelaksanan Persiapan Fasilitasi Program Kerja Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah ;
3. Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah ;
4. Pembinaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
5. Pengelolaan dan Tindak Lanjut Laporan/Pengaduan Masyarakat Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan ;
6. Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan Hidup ;
7. Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana Lingkungan Hidup Sesuai Dengan Peraturan Perundang-undangan ;
9. Pelaksaan Koordinasi Dengan Instansi/Lembaga Lainnya Terkait Dengan Kegiatan Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah ;
10.Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi Serta Pelaporan Kegiatan Badan Lingkungan Hidup ;
Dalam kata lain latar belakang pendidikan masyarakat di Kabupaten
Tangerang Kecamatan Balaraja harus mampu mempunyai latar pendidikan dan
ilmu pengetahuan yang lebih baik. Karena sebaiknya masyarakat harus
mengimbangi pesatnya perkembangan pembangunan pada era global ini. Pesatnya
pembangunan pun mempunyai dampak besar secara umum bagi lingkungan,
kesehatan, populasi penduduk meningkat, dan sosial budaya.
Kabupaten Tangerang mempunyai penduduk 1.798.601 jiwa pada tahun
2010 dan kepadatan 3.129 dan 29 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten
Tangerang yang di bagi lagi atas 246 Desa dan 28 Kelurahan setelah mengalami
pemekaran wilayah atas Kota Tangerang Selatan. Rumah Sakit yang tersebar di
Kabupaten Tangerang yaitu sebanyak 17 Rumah Sakit.
Pencemaran lingkungan terutama air, karena air memegang peran penting
dalam kebutuhan sehari hari untuk keperluan memasak, mencuci, dan mandi. Di
samping itu sebagian besar air digunakan untuk pengairan sawah, ladang, dan
industri dan lain lain. Pemakaian air sering kali tidak melihat dampak lingkungan
pada pemakaian air yang digunakan masyarakat sehari hari contohnya mencuci
pakaian memakai deterjen secara tidak sengaja mempengaruhi kualitas air sungai
yang mencemari air.
Kabupaten Tangerang mempunyai 4 sungai yang meliputi daerah
Cirarab, sungai Cisadane, dan sungai Cimanceuri. Contohnya lingkungan air
sungai Cimanceuri yang meliputi beberapa kecamatan :
1. Kecamatan Jambe yaitu Jembatan Kutruk (Jl.Kutruk, Desa Pasir Barat.
2. Kecamatan Tigaraksa yaitu Jembatan Surya Toto (Jl.Arya Jaya Santika, Desa Pasir Bolang.
3. Kecamatan Balaraja yaitu Jembatan Balaraja (Jl.Raya Serang Km.24, Desa Talagasari.
4. Kecamatan Kemiri yaitu Jembatan Barong (Desa Ranca Labuh). 5. Kecamatan Kronjo yaitu Jembatan Lontar ( Jalan Raya Kronjo ).
Pencemaran lingkungan hidup terjadi jika mengalami perubahan akan
menyebabkan ketidakseimbangan dalam hal struktur dan fungsi lingkungan terjadi
akan terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi lingkungan terjadi karena
proses alam atau juga karena perbuatan manusia yang biasanya dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Berdasarkan laporan status lingkungan hidup Daerah Kabupaten
Tangerang terdapat beberapa permasalahan yang ditemui di Kecamatan Balaraja,
berbagai permasalahan yang tersebut adalah :
1. Pengelolaan sampah yang kurang optimal. 2. Kemacetan lalu-lintas.
3. Pencemaran air sungai oleh limbah cair industri, rumah sakit dan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta limbah domestik. 4. Pencemaran udara oleh limbah gas sarana transportasi dan industri. 5. Penurunan kualitas lingkungan sosial, seperti : bertambahnya
jumlah penduduk, peningkatan jumlah pengangguran, penurunan tingkat kesehatan dan meningkatnya kriminalitas.
Pemberlakuan Undang-Undang Lingkungan Hidup adalah suatu kontrol
dalam peningkatan lingkungan hidup untuk memecahkan berbagai permasalahan
lingkungan hidup yang terjadi dimuka bumi ini. Kabupaten Tangerang umumnya
masih banyak masyarakat yang masih menggunakan sarana prasarana dari
sejumlah sungai di Daerah Kabupaten Tangerang untuk digunakan keperluan
hidup sehari-hari.
Hal ini akan berdampak bagi lingkungan hidup baik secara langsung
maupun tidak langsung. Akan tetapi manusia juga dapat merubah keadaan
lingkungan yang tercemar. Akibat perbuatannya manusia itu sendiri menjadi
keadaan lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat
mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat
mencegah terjadinya pencemaran.
Hasil observasi dilapangan peneliti menemukan masih adanya masyarakat
yang menggantungkan hidup sehari hari dengan air sungai dan mengandalkan
kegunaan air itu setiap hari untuk memasak mandi serta mencuci pakaian. Apabila
air yang tercemar oleh bahayanya limbah industri yang membuang limbahnya ke
sungai maka tercemarlah lingkungan air tersebut dan tidak sehat untuk dipakai
sebab sudah tercemar oleh limbah-limbah industri yang membuang sejumlah
bahan limbah cair ke aliran sungai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang dilakukan peneliti
pada tanggal 2 Januari 2015 kepada masyarakat yang bermukim disekitar Daerah
Aliran Sungai yang bernama Bapak Andi yang menyatakan bahwa :
menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang bermukim disekitaran aliran sungai Cimancueri, bahkan dampak yang masyarakat rasakan dengan kondisi air sungai Cimanceuri dalam 10 tahun terakhir ini sudah tidak bisa dipakai menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari lagi seperti mencuci pakaian.” (Sumber : Wawancara dengan Bapak Andi pada tanggal 2 Januari 2015 Pukul 13.34 WIB).
Seorang masyarakat yang bermukim disekitar Daerah Aliran Sungai yang
bernama Bapak Suryanto mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh
Bapak Andi diatas yaitu :
“Adanya sejumlah pabrik disana yang melakukan pencemaran lingkungan sungai. Air sungai kadang menjadi berubah warna dari warna coklat menjadi hitam, apalagi pada musim kemarau. Kondisi sungai seperti ini warga tidak bisa memakai air sungai untuk keperluan sehari-hari lagi. (Sumber : Wawancara dengan Bapak Suryanto pada tanggal 2 Januari 2015 Pukul 14.00).”
Seorang masyarakat lainnya yang bertempat tinggal di Desa Sangereng
yang bermukim disekitar Daerah Aliran Sungai Cimanceuri, yang bernama Bapak
Samid :
“Pada saat ini sering terjadi gumpalan busa yang ada pada aliran sungai sampah-sampah rumah tangga yang bercampur dan menumpuk pada aliran sungai Cimanceuri. Masyarakat juga belum pernah ada yang mengadukan permasalahan ini ke instansi terkait. Karena dari instansi terkaitpun tidak ada datang kepada masyarakat. Masyarakat sangat menyesali dengan kondisi sungai yang keadaan nya seperti sekarang ini yang dulu sungai ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat kami. Seperti digunakan untuk mandi, mencuci pakaian. (Sumber : Wawancara dengan Bapak Samid pada tanggal 2 Januari 2015 Pukul 14.20 WIB).”
Dengan berjalannya waktu serta bertambahnya populasi penduduk dan
transmigrasi arus penduduk yang dari kampung datang ke kota merubah
persebaran perusahaan perusahaan di Kabupaten Tangerang berkembang
seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Akibat pola perilaku ekonomi dan
tidak terkontrol dan cenderung makin memperburuk pada lingkungan sumber
daya karena perilaku manusia yang tidak ramah akan lingkungan.
Mengutip rencana strategis (Renstra 2013-2018) yaitu sebagai berikut :
Setiap tahunnya di wilayah Kabupaten Tangerang mengalami
perkembangan pembangunannya tergolong cepat ditandai dengan adanya
peningkatan kegiatan industri, pariwisata, perikanan, ekonomi, dan lain-lain.
Pesatnya pembangunan di Kabupaten Tangerang memberikan implikasi positif
terutama pada aspek perkembangan ekonomi.
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang, seiring
dengan banyaknya pencemaran lingkungan yang semakin marak dilakukakan
karna tidak bisa menjaga kualitas sungai dan kualitas lingkungan hidup semakin
menurun sehingga sangat mengancam ekosistem yang ada pada lingkungan hidup.
Maka perlu dilakukan perlindungan dengan cara melakuakan suatu pengawasan
dan pengendalian mungkin dan lebih intensif oleh semua pemegang kedudukan
serta kepentingan khususnya Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)
Kabupaten Tangerang dengan memeberikan teguran-teguran dengan sanksi yang
telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah daerah. Sebab apabila semakin tidak
terkontrolnya pencemaran lingkungan ini akan semakin berdampak luas pada
ekosistem makhluk hidup di muka bumi dan mengancam umat manusia.
Memuat dari harian Bisnis.com, Tangerang - Kepala Bidang Industri Agro
dan Kimia Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Bapak.
Pemerintah Provinsi Banten menyatakan bahwa tidak adanya grand strategi industri yang berkualitas mengakibatkan pertumbuhan industri besar dan sedang di Provinsi ini tidak berdampak pada pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan. Padahal, ujarnya, jumlah penduduk di Banten kini mencapai 9 jiwa, permasalahan lain ujarnya, persebaran industri terjadi tidak merata. Di Kabupaten Tangerang misalnya terdapat 628 unit perusahaan industri pengolahan, sementara di Kabupaten Pandeglang hanya berjumlah 12 industri atau perusahaan. (Sumber : HarianBisnis.com Selasa, 16 September 2014. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015).
Masyarakat dalam melakukan pengaduan ke Badan Lingkungan Hidup
Daerah Kabupaten Tangerang yang mana terjadi pencemaran pada lingkungan
hidup dipemukiman masyarakat Kabupaten Tangerang. Dapat melaporkan
langsung terkait pencemaran ke kantor Badan Lingkungam Hidup Daerah
Kabupaten Tangerang langsung datang ke bidang pengkajian dampak lingkungan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dengan tata cara
Gambar 1.1
Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup
1. Pengadu yang ingin melakukan pengaduan bisa berupa lisan maupun tulisan.
2. Pengadu bisa mengadukan pengaduannya pada tingkat Kades (Lurah), tingkat Camat, tingkat Bupati, tingkat BLH Kab, tingkat Kota (Gubernur), ke tingkat Propinsi kemudian tingkat LH dan terakhir tingkat KLH.
3. Setelah pengaduan diterima, kemudian dilakukan proses telaah dan dilakukan klasifikasi (pengelompokkan) sesuai unit kerja/instansi yang terkait.
4. Kemudian setelah dilakukan klasifikasi di bagi menjadi dua bagian, yaitu non lingkungan dan lingkungan.
5. Untuk yang non lingkungan hanya melibatkan instansi sektoral saja.
6. Sedangkan yang klasifikasi lingkungan dilakukan verifikasi untuk keabsahan dari kebenaran pengaduan yang disampaikan.
7. Setelah dilakukan verifikasi data, pihak terkait melakukan tindak lanjut untuk menetapkan pengaduan tersebut terbukti atau tidak.
9. Jika terbukti benar pengaduan tersebut maka yang diadukan akan mendapat sanksi berupa sanksi administrasi, penegakan hukum perdata dan penegakan hukum pidana.
Setelah dilakukannya proses pengaduan secara langsung dalam bentuk tulisan
maupun lisan maka dilakukan tinjau lapangan untuk melihat hasil laporan yang
telah diadukan kepada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang.
Apabila terbukti terkait dugaan pencemaran oleh masyarakat, dijatuhkannya
sanksi berupa teguran sampai tinjau lapang untuk proses identifikasi dan verifikasi
sebagai bukti benar melakukan pencemaran lingkungan. Berikut sanksi bagi
pelaku pencemaran lingkungan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 mengandung berbagai ketentuan
aspek hukum, yakni Hukum Administrasi Negara (HAN), Hukum Perdata dan
Hukum Pidana, sehingga karenanya pemberian-pemberian sanksi terhadap pelaku
pencemaran lingkungan itu dapat dilakukan melalui :
A. Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara dapat berbentuk sebagai berikut :
1. Undang-Undang (UU) 2. Peraturan Pemerintah (PP) 3. Keputusan Menteri (Kepmen)
4. Peraturan Daerah Propinsi (Peraturan Daerah Kabupaten/Kota) 5. Keputusan Gubernur
6. Keputusan Bupati/Walikota
Hukum Administrasi Negara akan tampak berkaitan dengan pemerintah
untuk memberikan perizinan pendirian usaha dan melakukan langka
pengamanan lingkungan apabila ketentuan yang diisyaratkan dalam perijinan
Ketentuan sanksi administrasi yang berkaitan dengan pelanggaran
perizinan diatur dalam pasal 25 UUPLH yang berbunyi :
1. Gubernur / Kepala Daerah Tingkat I berwenang melakukan paksaan pemerintan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk mencegah dan mengakhiri terjadinya pelanggaran, serta menanggulangi akibat yang ditimbulakan oleh suatu pelanggaran, melakukan tindakan penyelamatan, penanggulangan dan/atau kegiatan kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-Undang.
2. Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diserahkan kepada Bupati/Walikotamadya/Kepala Daerah Tingkat II dengan Peraturan Daerah Tingkat I.
3. Pihak ketiga yang berkepentingan berhak mengajukan permohonan kepada penjabat yang berwenang untuk melakukan paksaan pemerintahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
4. Paksaan pemerintan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), didahului dengan surat perintah dari penjabat yang berwenang.
5. Tindakan penyelamatan, Penanggulanan dan/atau Pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diganti dengan pembayaran sejumlah uang tertentu”.
Kemudian dalam pasal 27 UUPLH, dijelaskan bahwa :
1. Pelanggaran tertentu dapat dijatuhkan sanksi berupa pencabutan izin usaha dan/atau kegiatan.
2. Kepala Daerah dapat mengajukan usul dan mencabut izin usaha dan/atau kegiatan kepada penjabat yang berwenang.
3. Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan kepada pejabat yang berwenang untuk mencabut izin usaha dan/atau kegiatan karena merugikan kepentingannya.
Selanjutnya untuk menjatuhkan suatu sanksi dapat dilakukan dari tingkat
menteri sampai pejabat ditingkat daerah, tergantung bobot dan pokok
pelanggarannya. Hal ini untuk memperoleh ketentuan-ketentuan yang lebih
jelas, yang kemudian dapat diterapkan bagi instansi-istansi yang terkait di
B. Hukum Perdata
Ketentuan-ketentuan mengenai pemberian sanksi perdata ini diatur dalam
Pasal 34 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, yang berbunyi :
1. Setiap perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkkungan yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau kegiatan untuk membayar ganti rugi dan/atau melakukan tidakan tertentu”. 2. Selain pembebanan untuk melakukan tindakan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), hakim dapat menetapkan pembayaran uang paksa atas setiap hari keterlambatan penyelesaian tertentu tersebut”.
Adapun yang bertanggungjawab untuk memberkan ganti rugi adalah
penanggungjawab usaha selama pencemaran atau perusakan lingkungan hidup
itu tidak disebabkan bencana alam atau peperangan, karena keadaan terapaksa
di luar kemampuan manusia dan adanya tindakan pihak ketiga, hal itu
sebagaimana ditegaskan dalam pasal 35 Undang-Undang Lingkungan Hidup
yang berbunyi sebagai berikut :
(1) Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan usaha dan kegiatannya menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun, bertanggungjawab secara mutlak atas kerugian yang ditimbulkan, dengan kewajiban membayar ganti rugi secara langsung dan seketika pada saat terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.
(2) Penanggungjawab dan/atau kegiatan dapat dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jika yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dan/atau perusakan ligkungan hidup disebabkan salah satu alasan di bawah ini :
a.adanya bencana alam atau peperangan ; atau
b.adanya keadaan terpaksa di luar kemampuan manusia ; atau c.adanya tindakan pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Dalam masalah penyelesaian ganti kerugian, hal ini diatur dalam Pasal
1243 dan Pasal 1365 KUHP Perdata untuk menentukan siapa yang telah
melakukan perbuatan hukum. Isi dari Pasal 1243 KUHP Perdata adalah :
Pergantian biaya, rugi, dan bunga karena tidak berpenghuninya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila pihak si terutang setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatan, tetapi melalaikanya, atau jika suatu yang harus diberikan atau dibuatnya hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampauinya.
Sedangkan Pasal 1365 KUHPerdata berisi :
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salanya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang
melakukan perbuatan melawan hukum dalam hal ini hukum lingkungan dengan
melakukan kerugian bagi orang lain, maka orang tersebut harus memberikan
ganti rugi terhadap pihak yang diinginkannya.
C. Hukum Pidana
Asas-asas tindak pidana lingkungan hidup meliputi :
1. Asas Legalitas (Principle Legality) : Dalam asas tersebut kapasitas hukum dan kejelasan serta ketajaman dalam merumuskan peraturan hukum pidana.
2. Asas Pembangunan berkelanjutan (The Principle Of Sustainable Development) : Asas ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi jangan sampai mengorbankan hak generasi yang akan datang untuk menikmati lingkungan hidup yang sehat.
3. Asas Pencegahan (The Precautionary Principle) : Asas tersebut menegaskan apabila terjadi kerusakan, maka kekurangsempurnaan kepastian ilmiah hendaklah jangan dijadikan alasan untuk menunda Cost Effective measures dalam rangka terjadinya degradasi lingkungan hidup. 4. Asas Pengendalian (The Principle of Retraint) : Menyatakan bahwa
Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 dijelaskan mengenai
ketentuan-ketentuan pidana, antara lain : Pasal 41, yang menyatakan bahwa :
(1) Barangsiapa yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Jika tidak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku tindak pidana diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun penjara dan didenda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 yang menyatakan bahwa : (1) Barangsiapa yang karena kealfaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 43 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, menyatakan bahwa :
(1) Barangsiapa yang melanggar ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sengaja melepaskan dan membuang zat, energi, dan/atau komponen lain yang berbahaya atau beracun masuk di atas atau di dalam tanah, ke dalam udara atau ke dalam air permukaan, melakukan impor ekspor, memperdagangkan, mengangkut, menyimpan bahan tersebut, menjalankan instalasi yang berbahaya, padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk menduga bahwa perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran / perusakan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain, diancam pidana paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
(2) Diancam dengan pidana yang sama dengan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), barangsiapa yang dengan sengaja memberikan informasi palsu atau menghilangkan atau menyembunyikan atau merusak informasi yang diperlukan dalam kaitannya dengan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), padahal mengetahui atau sangat berlasan untuk menduga bahwa perbuatan tersebut padat menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain.
dengan pidana penjara paling lama (sembilan) tahun dan denda paling banyak Rp. 450.000.000,00 (empat ratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 menyatakan bahwa :
(1) Barangsiapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena kealfaannya melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 43, diancam pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengakibatkan orang mati atau luka berat pelaku tindak pidana diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, berarti terhadap pelaku pelanggaran terhadap peraturan hukum lingkungan dapat dikenakan sanksi pidana berupa sebagai berikut :
1. Sanksi Administratif, Pasal 25 dan 27 UUPLH
2. Sanksi Perdata, Pasal 34 dan 35 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997.
3. Sanksi Pidana, Pasal 41, 42, 43 dan 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997.
Pembangunan harus memerhatikan berbagai sektor, bahwa pembangunan
yang seimbang yaitu diperoleh adanya saling ketergantungan yang efesien dari
berbagai sektor, yaitu sektor industri, sektor pertanian dan sektor jasa, dimana
akan timbul banyak permasalahan apabila pembangunan hanya dipusatkan pada
satu sektor saja. Tanpa adanya keseimbangan pembangunan antara berbagai
sektor akan menyebabkan keseimbangan dan gangguan pada berbagai kegiatan
ekonomi sehingga pembangunan menjadi terhambat.
Pembangunan sektor industri merupakan bagian terpenting dari
pembangunan nasional yang secara potensial memberikan kontribusi yang sangat
besar untuk perekonomian di Negara Indonesia. Adanya peranan yang sangat
berarti dimana sektor industri mampu menumbuhkan kesejahteraan pada
Meningkatnya laju angka pertumbuhan sektor industri yang selalu relative
dan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya seperti
sektor pertanian dan sektor jasa. Memperlihatkan bahwa sektor industri
mendominasi dalam perekonomian daerah dan skala nasional dibandingkan
dengan sektor lainnya.
Tabel 1.1
Data Industri Perusahaan Kabupaten Tangerang 2006-2013 Tahun Data Industri Kabupaten Tangerang
2006 404 Industri
2007 Mengingkat 285 Industri
2008 Meningkat 246 Industri
2009 Meningkat 171 Industri
2010 Meningkat 95 Industri
2011 Meningkat 142 Industri
2012 Meningkat 153 Industri
2013 Meningkat 232 Industri
Total 1728 Industri
(Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang )
Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang ini
disebabkan karena meningkatnya sumbangan dari sektor industri sebesar 87%.
Pada periode 2006-2013 terlihat pada tabel diatas bahwa sektor industri mampu
menggeser peranan sektor pertanian sebagai sektor paling utama dalam
Perkembangan pada sektor industri tidak dapat dipisahkan dalam investasi
baik yaitu investasi asing dan investasi dalam negeri serta aspek lainnya yang ikut
berperan yaitu tenaga kerja disektor industri. Nilai investasi yang ditanamkan oleh
investasi asing maupun investasi dalam negeri akan selalu diikuti oleh
perkembangan tekhnologi.
Dengan perkembangan zaman terakhir ini industri perusahaan di
Kabupaten Tangerang dan buruknya saluran pembuangan-pembuangan
bahan-bahan berbahaya, rusaknya jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin
punahnya ligkungan yang bersih. Pencemaran menambah panjang daftar
lingkungan yang tercemar semakin tidak terkontrol. Badan Lingkungan Hidup
Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang bekerjasama dengan laboratorium untuk
menguji hasil segala pencemaran air salah satunya. Badan Lingkungan Hidup
Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang mempunyai tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan BLHD Kabupaten Tangerang.
Penduduk Kabupaten Tangerang merupakan masyarakat yang heterogen
yang terdiri dari penduduk asli dan pendatang yang tinggal secara turun temurun
diwilayah ini. Para pendatang berasal dari berbagai daerah melalui proses
urbanisasi. Hal tersebut karena daya tarik Kabupaten Tangerang yang cukup
tinggi terutama dalam sektor tenaga kerja dengan melihat banyaknya jumlah
industri yang tersebar di wilayah Kabupaten Tangerang. (Sumber : Rencana
Strategis 2013-2018 BLHD Kabupaten Tangerang).
Beberapa alasan Kabupaten Tangerang terutama di Kecamatan Balaraja
1. Arus urbanisasi dan Pertumbuhan Sektor Industri
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tangerang sangat pesat
dikarenakan arus urbanisasi dan migrasi dari luar daerah seperti
Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah. Maupun wilayah
Banten yaitu Lebak, Pandeglang, Serang, Labuan, Anyer, dan Cilegon.
Kabupaten Tangerang bertumbuh menjadi wilayah sektor industri
perusahaan, tercatat oleh 50% pekerja tetap di wilayah Kabupaten
Tangerang bekerja pada sektor industri. Menurut data BPS pada tahun
2013 Kabupaten Tangerang dihuni 3.157.780 jiwa. Dengan rata-rata
kepadatan penduduk secara perluasan per km2 mencapai angka 3.121
jiwa/km2 demikian hasil dari BPS Kabupaten Tangerang. Pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Tangerang yaitu sebesar 3.34% dari data BPS
Kabupaten Tangerang. Sektor Industri akan terus bertumbuh dengan
banyaknya kawasan-kawasan industri yang banyak dibuka.
Para pekerja dari luar daerah imigran dari wilayah sekitar Kabupaten
Tangerang menjadikan tujuan untuk mencari penghasilan ekonomi.
Selain bekerja disektor industry banyak juga pengusaha dari luar daerah
Kabupaten Tangerang yang juga berhasil. Kabupaten Tangerang
terutama didaerah Kecamatan Balaraja sektor industri perusahaan
dalam gambaran Upah Minimum Regional (UMR) tergolong tinggi dan
hamper setara dengan Upah Minimum Regional DKI Jakarta. Tidak
heran para pekerja luar daerah lebih memilih di Kabupaten Tangerang.
Balaraja jauh lebih murah dari pada biaya hidup di DKI Jakarta, Bekasi,
dan Depok. Seperti itu yang menjadi daya tarik imigran luar daerah
yang datang ke Kabupaten Tangerang Kecamatan Balaraja.
Dari luas wilayah Industri di Kabupaten Tangerang dibagi menjadi tiga
sektor wilayah Industri skala besar mempunyai luas 8.407 Hektar di
Kecamatan Balaraja, Kecamatan Pasar Kemis, Cikupa, Jambe dan
Sepatan. Industri berskala sedang yaitu didaerah Kecamatan Curug,
Panongan, Legok, Cisauk, Sindang Jaya, Kronjo, dan Kosambi. Untuk
industry berskala kecil atau industri rumahan yaitu Kecamatan Pasar
Kemis, Cisoka, Solear, dan Curug.
Sektor industri dan manufaktur menyumbang angka 53.08% untuk
pendapatan regional bruto (PDRB) Kabupaten Tangerang. Jadi
Pendapatan Asli Daaerah (PAD) Kabupaten Tangerang yaitu dengan
angka Rp.3.51 Trilyun baik dari sektor pajak dan nonpajak.
2. Pertumbuhan Pusat Bisnis dan Kawasan Pemukiman Modern
Dengan berjalannya perkembangan disektor industri yang tumbuh
semakin pesat di Kabupaten Tangerang daerah pertumbuhan sektor
industri berskala besar di Kecamtan Balaraja memicu kawasan bisnis
dan kawasan industri. Kawasan bisnis modern seperti jasa keuangan,
jasa niaga dan tumbuhnya kawasan pemukiman atau hunian modern
disebut juga dengan istilah property. Beberapa pengembang property
nasional menjadikan daerah Kabupaten Tangerang untuk membangun
berada di daerah sekitar Kecamatan Balaraja pengembang pemukiman
hunian modern berdiri di Kecamatan Sindang Jaya yaitu diperumahan
Telaga Bestari serta mendirikan pusat pendidikan maskapai
penerbangan Lion Air di Kecamatan Sindang Jaya. Tahun ini telah ada
di daerah Kecamatan Balaraja yang sedang dibangun apartemen modern
yang terletak di Desa Sentul apartemen ini pertama berdiri di
Kecamatan Balaraja. Dengan angka pertumbuhan di Kecamatan
Balaraja memiliki RSUD Balaraja pun didirikan di Desa Tobat.
Kawasan modern yang bertumbuh dan berkembang di Kecamatan
Balaraja mempunyai nilai tambah bagi pertumbuhan laju perekonomian
di Kabupaten Tangerang. Kawasan bisnis dan kawasan industri tumbuh
dengan menyeimbangi perkembangan sektor industri berskala besar di
Kecamatan Balaraja. Merupakan daya tarik sektor bisnis untuk
membuka peluang tenaga kerja. Kawasan bisnis modern yang tumbuh
lebih di Kecamatan Balaraja karena melihat peluang pasar dari
pendapatan perkapita yang tinggi dari pada sektor lintas industry
perusahaan.
3. Akses Infrastruktur yang Strategis
Kabuaten Tangerang di daerah bagian barat yaitu Kecamatan Balaraja
memiliki akses infrastruktur yang strategis. Total panjang jalan yang
dimikili Kabupaten Tangerang yaitu memiliki jalan terpanjang 990.62
Nasional memiliki panjang mencapai 27,93 km. Kabupaten Tangerang
mempunyai jalur akses infrastruktur yaitu empat jalur sebagai berikut :
1. Jalur lintas selatan meliputi dari pertigaan munjul-pusat
pemerintahan Tigaraksa. Menghubungkan wilayah Kota
Tangerang Selatan, Kecamatan Cisauk, Kecamatan Legok,
Kecamatan Panongan dan Kecamatan Tigaraksa. Jalan ini
mempunyai akses utama kawasan industri yang dikembangkan
di daerah Legok.
2. Jalur lintas utara meliputi dari Bandara Internasional Soekarno
Hatta dengan Kecamatan Kecamatan disekitar wilayah utara
Kabupaten Tangerang. Jalur lintas utara ini dibangun untuk
menekan angka pertumbuhan perekonomian menjadi positif
dengan adanya akses infrastruktur strategis. Jalur lintas utara ini
lebih ke sektor industri pertanian, peternakan, dan hasil laut.
3. Jalur lintas tengah meliputi Kecamatan Sukadiri, Rajeg, Pasar
Kemis, Cikupa dan Tigaraksa. Jalan lintas tengah ini
menghubungkan wilayah Kronjo, Ceplak, Jengkol dan Buni
Ayu, Daon, dan Kota Tangerang.
4. Jalur lintas barat meliputi Kecamatan Kresek, Gunung Kaler,
Kronjo, dan Mekar Baru. Jalan lintas barat iini dibangun akan
teritegrasi langsung dengan lintas tengah untuk mengurangi
beban jalan raya Serang yang mempunyai akses Kota
Berikut empat jalur infrastruktur strategsi yang menghubungkan
wilayah-wilayah penyangga di Kabupaten Tangerang yang saling terintegrasi satu dengan
yang lainnya. Kecamatan Balaraja pada jalur lintas barat yang terintegritas berada
pada jalur tengah yang berhubungan langsung dengan Kota Tangereang dan
Kabupaten Serang. Strategis dengan perbatasan Kota Tangerang dan Kabupaten
Serang merupakan nilai positif bagi sektor pertumbuhan ekonomi.
Pencemaran yang terjadi di Kecamatan Balaraja akibat sektor industri
berskala besar yaitu pencemaran udara, air, dan tanah. Aliran sungai yang
meliputi wilayah Kecamatan Balaraja yaitu sungai Cimanceuri menunjukan
kualitas Baku Mutu Air sudah diatas Baku Mutu standar. Tersebarnya sektor
industri berskala besar yang makin bertumbuh di Kecamatan Balaraja membuat
Pengawasan yang dilakukan akan sulit dilakukan.
Dampak pencemaran memang sulit terhindarkan, masyarakat harus
dituntut berperan aktif dalam upaya memberantas persoalan pencemaran di
Kecamatan Balaraja. Pengawasan dari aparatur pemerintah saja tidak cukup
membuat jera para pelaku pencemaran yang dilakukan industry perusahaan.
Untuk meminimalkan dampak yang merugikan masyarakat harus mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan.
Sarana dan Prasarana Pendukung sistem tekhnologi UPT Laboratorium
Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang
merupakan Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas dan fungsi dalam
merencanakan, melakukan, mengkoordinasikan dan pengendalian dalam
Tangerang yang berkaitan dengan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang, sarana dan prasarana
pendukung yang dimiliki adalah UPT Laboratorium Badan Lingkungan Hidup
Daerah Kabupaten Tangerang, selain itu Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD) Kabupaten Tangerang memiliki Pusat Data Pengendalian dan
Pemantauan Air Bawah Tanah dan Pos Pengaduan Kasus Pencemaran dan/atau
Perusakan Lingkungan Hidup.
Permasalahan yang ditemukan peneliti dilapangan terdapat beberapa
masalah yang patut untuk diperhatikan lebih lanjut dilingkungan wilayah
Kabupaten Tangerang karena permasalahan tersebut yaitu pertama, Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten
Tangerang dan peneliti mengutip pembicaraan yang dilakukan peneliti kepada
kepala bidang pengawasan dan pengendalian limbah mempunyai proses dalam
mengawasi sebuah pelaksanaan industri dalam memproduksi barang dan jasa,
perencanaan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD) Kabupaten Tangerang yaitu :
1. Dilakukan pendataan terdahulu. 2. Lalu melihat Letak industri 3. Industri
4. Perkiraan limbah yang akan dibuang
Setelah dilakukan pendataan pada tahap awal profil perusahaan itu sangat penting dan harus dilakukan untuk lanjut ke proses perencanaan pendirian sebuah perusahaan. (Sumber : Wawancara dengan Kepala Bidang pengawasan dan pengendalian limbah pada tanggal 19 Januari 2015).
Berikut SOP Pengawasan yang harus dilakukakan Badan Lingkungan
(Sumber : BLHD 2015)
Gambar 1.2
SOP Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang
Dari pernyataan kepala bidang pengawasan dan penegendalian limbah
dapat diketahui langkah-langkah pengawasan harus selalu dilakukan dalam
melaksanakan suatu program kegiatan perencanaan dan pelaksanan pengawasan
yang bertujuan mencegah permasalahan lingkungan yang paling utama pada
daerah perkotaan yakni masalah pengelolaan sampah, banjir, emisi kendaraan
bermotor, limbah cair domestik, minimnya ruang terbuka hijau (RTH), penataan
ruang kota dan sebagainya.
No Kegiatan Pelaksana Mutu Baku
Ket
Kaban Sekban Kabid Tim perlengkapan waktu Output
1 Menyusun rencana tim pengawas dan pelaku usaha yang ditinjau kelapangan
Disposisi 1 Hari Disposisi
2 Menetapkan tim pengawas dan pelaku usaha yang akan ditinjau ke lapangan
Surat Tugas 1 Hari Surat Tugas
3 Pelaksanaan tinjau lapang Berita acara 1 Hari Berita
Acara
4 Hasil Berita Acara dilaporkan ke
Kepala BLHD Laporan 3 Hari Laporan
5 Tim Pengawas melakukan verifikasi terhadap Berita Acara (Tinjau Lapang Kedua)
8 Membuat Surat Penjelasan terhadap
Perusahaan (Pemanggilan) Surat 3 Hari Surat
9 Pelaksanan Tinjau Lapang Ketiga Berita Acara 7 Hari s.d
90 Hari
Berita Acara
10 Ketaatan Perusahaan terhadap Berita Acara Hasil Penjelasan Perusahaan (Pemanggilan)
Laporan 1 Hari Laporan
11 Tim Pengawas merekomendasikan
Sanksi Draf 7 Hari Draf
12 Kepala BLHD Menyetujui dan menerbitkan Surat Keputusan Sanksi
Surat
Keputusan 1 Hari
Surat Keputusan
13 Tim Pengawas menyampaikan
Surat Keputusan Sanksi ke Perusahaan dan ditembuskan ke instansi terkait
Surat
Keputusan 3 Hari
Pola konsumsi masyarakat di perkotaan belum mengarah pada pola-pola
berawawasan lingkungan. Penggunaan kemasan berupa kertas, kantong plastic,
kaleng dan bahan bahan lainnya yang bersifat nonbiodegradable masih tinggi. Menyebabkan tumpukan sampah menjadi meningkat sebesar 2-4 % pertahun
(sumber rencana kerja BLHD 2014). Peningkatan jumlah sampah yang
diperkirakan semakin meningkat pertahunnya melihat banyaknya pembangunan
yang berdampak kepada lingkungan. Hal ini Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Tangerang dan instansi terkait agar dapat mengurai persoalan dalam
mengawasi dan mengendalikan pencemaran lingkungan.
Permasalahan lingkungan hidup yang berkaitan dengan pencemaran yaitu
air, tanah, dan udara di Kabupaten Tangerang yang penyebarannya sudah cukup
meluas dan terkait dengan industri maupun industri dengan segala jenis limbahnya
terutama limbah B3. Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten
Tangerang dalam melakukan aktivitas pengawasan sebagai tugasnya untuk
menyelesaikan atau melaksanakan suatu kegiatan yang terdapat kesalahan dalam
mengawasi serta mengendalikan pencemaeran lingkungan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Kasus pencemaran lingkungan ini perlu ditangani secara sistematik,
terencana, taat asas dan terus menerus dilakukan secara berkala dan perlu
penanganan khusus. Berdasarkan data yang didapat dilapangan kasus pencemaran
pada tahun 2011 tercatat pencemaran air dari industri sebanyak 25 kasus di
Kabupaten Tangerang, sedangkan tahun 2012 tercatat 24 kasus pencemaran
masih diatas ambang baku mutu kualitas air pada masing masing Daerah Aliran
Sungai (DAS), terutama bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Cirarab dan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Cimanceuri Balaraja.
Pada kenyataannya peneliti melihat pengawasan yang dilakukan oleh
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) pada bidang pengawasan dan
pengendalian limbah di Kabupaten Tangerang masih belum optimal dan efektif
dalam melakukan pengawasan. Hal lain yang menyebabkan suatu permasalahan
lingkungan yaitu kurangnya koordinasi dengan instansi terkait yang terpadu,
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh
industri belum mengarah pada kesadaran kelestarian lingkungan, hal ini menjadi
beban dan belum dirasakan manfaatnya oleh industri.
Kedua, Dampak penting dari pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang seharusnya masyarakat mengetahui yang
dilakukan oleh bidang pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)
Kabupaten Tangerang dalam melakukan pengawasan pencemaran. Masyarakat
kalangan menengah kebawah yang masih menggantungkan hidup pada alam,
sementara pencemaran lingkungan yang sudah tidak wajar merupakan faktor
terpenting dalam permasalahan dampak lingkungan. Pemerintah harus selalu siap
akan dampak bahaya pencemaran lingkungan yang dilakukan pelaku usaha yang
tidak diketahui oleh masyarakat, merupakan penjebakan masyarakat yang akan
Perusahaan-perusahaan yang telah dilakukan pengawasan dan terbukti
melakukan pencemaran berdasarkan laporan masyarakat di Kecamatan Balaraja
yaitu :
1. PT.SMS Steall
2. Grand Habell : Memproduksi selkon, Batako Ringan, dan Kebauan Seperti itu dampaknya. Kebocoran pipa cerobong asapnya menghasilkan uap air karena suhu tinggi atau pemanasan tinggi uap air itu (cerobongnya) diarahin ke atas langsung (by pass) ke lingkungan tanpa ada filter prosesnya.
3. PT SGS : Tahun 2011 telah di laporkan dan telah dibina.
4. PT Sarana Eka Perkasa : Tahun 2012 Memproduksi kayu lapis atau triplek.
5. PT Mutiara Hexagon 6. PT Baja Safana Besi 7. PT Rinnai
8. PT Pokphand Indonesia
9. Lautan Stell : Mengolah besi dan masih dalam proses penanganan 2015
(Sumber : Wawancara dengan Bidang Bina Hukum BLHD)
Sanksi yang diberikan oleh BLHD Kabupaten Tangerang apabila surat
teguran dan prosedur yang dilayangkan tidak ditanggapi, maka akan dilakukan
proses hukum yang berlaku sesuai peraturan daerah Kabupaten Tangerang.
Demikian fungsi pengawasan yang harus dilakukan oleh Badan Lingkungan
Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dalam megawasi pencemaran lingkungan
hidup, berdasarkan dengan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2010 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang.
Dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang
mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengarahkan, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup.
Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) yang mempunyai
rencana strategi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang
tertera beberapa peluang untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksinya
sebagai salah satu institusi pelayanan utama kepada masyarakat, yaitu bagian
Ketiga yaitu :
Dengan peran BLHD yang semakin dinamis dan terbuka, maka BLHD
akan semakin berpeluang untuk selalu didukung masyarakat yang mulai
memahami dan peduli terhadap usaha pengelolaan lingkungan hidup. Kondisi ini
sejalan dengan semakin meningkatya pengetahuan masyarakat. Dengan kehidupan
bermasyarakat yang makin demokratis, transparan dan berani, memberikan
dukungan kuat bagi inisiatif masyarakat untuk control dan claim bagi pelaku-pelaku perusakan lingkungan hidup, serta bagi prakarsa dan partisipasi dalam
pemeliharaan lingkungan hidup.
Berdasarkan rencana strategi yang seharusnya menjadi acuan dalam
menjadikan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang,
masyarakat harus berperan aktif dalam membantu pelaksanaan pengawasan. Pada
akhirnya masyarakat akan mengikuti dan memberikan dukungan apa yang
dilakukan oleh pemerintahan daerah untuk perkembangan berwawasan
lingkungan hidup yang semakin meningkatkan kualitas taraf lingkungan yang
baik. Namun pada kenyataan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan
Hidup Daerah (BLHD) masih kurang optimal. Peluang bagi Badan Lingkungan
Hidup Daerah (BLHD) sudah sangat cukup baik untuk acuan dalam mengatasi
Pada dasarnya dampak pencemaran yang tidak terindentifikasi oleh Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) dalam mengatasi pengawasan dan
pengendalian yang harus ditindak sebagaimana yang telah diatur oleh Peraturan
Bupatii Tangerang No.54 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang. Bagian Ke 6 Pasal (15) Ayat (I) yakni :
(I) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Limbah mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan, pembinaan dan koordinasi, pengawasan dan
pengendalian limbah.
Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan daerah maka pemerintah
yang harus kerjasama dengan pihak pelaku usaha industri, perusahaan, harus
saling melakukan pengawasan dan pengendalian lingkungan. Memperhatikan
pencemaran yang terjadi agar masyarakat sadar atas haknya untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Ketiga, masih kurangnya sosialisasi dan koordinasi tentang bahaya limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta limbah domestik dan lingkungan hidup
bagi kehidupan masyarakat. Pencemaran lingkungan yang sangat penting
dipecahkan permasalahan limbah kota dan limbah industri yang semakin
menjamur dan akan berdampak bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitar
Kecamatan Balaraja. Berdasarkan rencana kerja (Rencana Kerja tahun 2014) :
Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga diselenggarakan
untuk menjaring dan membahas rencana program dan kegiatan fungsi dan sub
Renja-SKPD Kabupaten Tangerang dan Aspirasi Program dan Kegiatan Daerah baik itu
dari tingkat Kecamatan maupun masukan dari Stakeholeder terkait.
Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten
Tangerang masih sangat rendah dalam mengawasi pelaku usaha yang menjual
hasil limbah yang tidak terpakai yakni sebagai contoh : Drum bahan kimia lainnya
yang diperjualbelikan oleh pelaku usaha yang marak di Kabupaten Tangerang.
Peneliti mengutip pembicaraan hasil wawancara pada kepala bidang pengawasan
dan pengendalian limbah yaitu menyatakan :
“Justru kita sosialisasi ke pelaku usaha, industri, ke rumah sakit, ke hotel, klinik. Kita melakukan sosialisasi bahwa peraturan nya sekarang gini, bahwa anda harus mengolah dulu, jangan melebihi baku ini baku ini. Harus ada ijinnya. Untuk ke masyarakat kayanya engga deh.” (Sumber : Wawancara dengan Kabid Pengawasan BLHD tanggal 19 Januari 2015).
Berikut pernyataan yang dilayangkan kepada peneliti terkait sosialisasi
yang bidang pengawasan dan pengendalian limbah. Maka masih minimnya akses
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang seharusnya disosialisasikan oleh
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang. Pada
kenyataannya pelaksanaanya hanya dilakukan kepada pelaku usaha, pelaku usaha
yang melakukan pencemaran. Minimnya masyarakat yang tidak mengetahui
seperti apa pencemaran yang dilakukan oleh pelaku usaha.
Peneliti mengutip hasil pembicaraan dengan kepala bidang pengawasan
dan pengendalian limbah dalam menegakan peraturan kepada pelaku usaha :
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang pengawasan dan
pengendalian limbah. Tindakan sanksi yang diberikan sudah berdasarkan
undang-undang setelah dilakukan evaluasi apabila ditemukanya kasus akan diberikan
sanksi yang telah ditelah diatur Undang-Undang dan sampai memberikan efek
jera kepada pelaku usaha yang melakukan pencemaran setelah diketahui oleh
bidang pengawasan dan pengendalian limbah Badan Lingungan Hidup Daerah
Kabupaten Tangerang.
Keempat, pada tahun 2014 Anggaran Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang mendapatkan anggaran APBD sebesar
Rp.10.886.735.141,- digunakan untuk Belanja Langsung SKPD Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang tahun anggaran 2014
terdiri dari 9 program dan 42 kegiatan, yang meliputi belanja langsung program
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari 4 program dan 22 kegiatan
sebesar Rp.1.466.178.000,- dan belanja langsung program wajib pilihan satuan
kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari 5 program dan 19 kegiatan sebesar Rp
4.012.700.000,-
Maka Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang
merencanakan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 yang ada kaitannya
TARGET KINERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
LINGKUNGAN HIDUP 6,040,470,000 6,040,470,000 BELANJA LANGSUNG 6,040,470,000 6,040,470,000
BELANJA LANGSUNG PROGRAM WAJIB PILIHAN SKPD 6,040,470,000 Rp 6,040,470,000
I Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup 4,494,200,000 Rp 4,494,200,000
INDIKATOR KEGIATAN NO. PROGRAM DAN KEGIATAN APBD
(Rp.) Volume Lokasi
TOLOK UKUR KINERJA KEGIATAN
KET dan perusakan Lingkungan Hidup serta Renstra Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Tangerang dan RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2014.
Tabel 1.2
Rekapitulasi Rencana Program Kegiatan Belanja Langsung Program Pilihan SKPD
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang
(Sumber : Rencana Kerja BLHD 2014)
Rekapitulasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan APBD Tahun Anggaran
2014 pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang untuk Belanja
Langsung Program Wajib Pilihan SKPD. Anggaran yang telah direkapitulasi
merupakan untuk sasaran dari rencana kerja satuan kerja perangkat daerah Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang.
Untuk anggaran program dan kegiatan yang telah disediakan seharusnya
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) mengacu pada acuan yang telah diatur
pada tujuan dan sasaran rencana kerja (renja) Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD) Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut :
Tujuan Renja-SKPD adalah untuk memberikan arahan dan pedoman
Anggaran 2014 sesuai dengan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tahun 2014 yaitu :
1. Peningkatan Aksesbilitas dan Kualitas Pendidikan, Kesehatan serta Pola Hidup Bersih dan Sehat.
2. Peningkatan Kualitas dan Cakupan Infrastruktur dengan Memperhatikan pada Daya Dukung dan Pengembangan Wilayah serta Kualitas Lingkungan Hidup dan Penanganan Bencana.
3. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
4. Peningkatan Efektivitas Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi.
(Sumber : Rencana Kerja BLHD 2014)
Dari kempat Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014
tersebut maka tema Pembangunan Kabupaten Tangerang Tahun 2014 adalah
Pemantapan perekonomian daerah yang didukung oleh kualitas pelayanan dasar
dan infrastruktur wilayah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengawasan adalah salah satu program pilihan wajib dalam Rencana
Kerja (renja) prioritas kebijakan dan program yang akan dilaksanakan Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Tahun 2014 di Kabupaten Tangerang
khususnya dalam upaya-upaya mengatasi permasalahan dan perusakan
Lingkungan Hidup serta Rencana strategi Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Tangerang dan RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2014, maka
Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup
Daerah Kabupaten Tangerang kenyatannya masih ditemukan tanggung jawab
pekerjaan didalam instansi masih belum optimal.
Kelima,Masih kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang terdapat pada Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang.
Daerah mendapatkan beberapa masalah yang didapatkan dalam Rencana Strategis
(Rencana Strategi 2013-2018) yaitu :
Kemampuan sumber daya manusia yang terdapat pada Badan Lingkungan
Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang hingga saat ini masih terbatas. Jika
ditinjau berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD) Kabupaten Tangerang masih jauh dari kriteria yang ideal yang
dibutuhkan oleh suatu instansi teknis yang menangani permasalahan lingkungan
hidup secara luas dan kompleks.
(Sumber : Rencana Strategis BLHD 2013-2018)
Badan Lingkungan Hidup Daereah Kabupaten Tangerang berdasarkan
Sumber daya manusia yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat
dibedakan berdasarkan jumlah pegawai berdasarkan pendidikan yaitu :
Tabel 1.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Jumlah (Orang)
1 S2 12
2 S1 25
3 D3 5
4 SLTA 22
5 SLTP 1
JUMLAH 65
(Sumber : Rencana Strategis BLHD 2013-2018)
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan pada tabel diatas terlihat sumber