• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DI BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DI BALARAJA KABUPATEN TANGERANG"

Copied!
250
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

DI BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

MOHAMAD NOVIAN

NIM : 6661102962

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

ABSTRAK

Mohamad Novian. 6661102962. 2015. Skripsi. Efektivitas Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Di Balaraja Kabupaten Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Dr.Suwaib Amirudin, S.Sos, M.Si. Pembimbing II. Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si.

Kata Kunci : Manajeman, Pengawasan

(3)

ABSTRACT

Mohamad Novian. 6661102962. 2015. Thesis. The effectiveness of supervision Regional Environmental Agency in the Environment Pollution Control In Balaraja Tangerang District. Study Program of Public Administration. Faculty of Social Science and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. Ist :Dr.Suwaib Amirudin, S.Sos, M.Si. 2nd : Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si.

Keywords : management, supervision

(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim..

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Dalam

Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup di Kabupaten Tangerang” dengan metode kualitatif deskriptif. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah

kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan para pengikutnya hingga

akhir zaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelengkapan

dalam memperoleh gelarsarjana Strata 1 (S-1) pada program studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa Banten. Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan

baik apabila tidak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan

bantuan baik moril maupun materil untuk kelancaran skripsi ini. Sehubungan

dengan hal itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(8)

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mia Dwiana Widyaningtyas, M.Kom, Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Gandung Ismanto, S.Sos, M.M, Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati S.Sos, M.Si, Ketua Jurusan/Prodi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ipah Ema Jumiati, S.Sos, M.Si Sekretaris Program Studi Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

8. Titi Setiawati, S.Sos, M.Si, Wakil Ketua Jurusan/Prodi Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

9. Dr. Suwaib Amirudin, S.Sos, M.Si, Dosen Pembimbing I Skripsi Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Sultan Ageng Tirtayasa.

10.Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si, Dosen Pembimbing II Skripsi Program

Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

11.Adul Hamid, Ph.D, selaku Penguji Sidang Skripsi Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(9)

12.Para Dosen dan Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

atas segala sumbangsihnya.

13.Seluruh Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang

yang mengizinkan penulis meminta wakttu dan tenaganya dalam

membantu penulis mencapai tujuan penelitian.

14.Kedua Orang tuaku tercinta yakni Ayahanda H.Sardi Winata dan Ibunda

Hj.Ueng Suehaeni, S.Pd yang tidak henti-hentinya selalu memberikan

dukungan yang membangun, serta inspirasi berupa moril dan materil. Terimakasih atas do’a yang selalu kalian panjatkan.

15.Adikku yang teramat ku sayang Intan Septianingsih, terimakasih telah

memberikan canda tawa selama ini.

16.Sahabat-sahabat terbaik yang selama ini memberikan dukungan, Rahmat

Tholib (Oday), Nurul Anam, Dede Sanyund, Sepupuku Rian terimakasih

kalian sangat luar biasa.

17.Untuk orang yang membantu dalam tawa, tangis dan duka. Ku

persembahkan hasil akhir Skripsi ini kepada Anita Octariani, S.ST.Keb,

terimakasih telah banyak memberikan semangat dan doa.

18.Rekan-rekan Program Ilmu Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2010 Nonreguler kelas F dan G.

19.Serta semua pihak yang telah terlibat membantu dalam penyelesaian

(10)
(11)

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENNGESAHAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 38

1.3 Batasan Masalah ... 40

1.4 Rumusan Masalah ... 40

1.5 Tujuan Penelitian ... 40

1.6 Manfaat Penelitian ... 40

1.7 Sistematika Penulisan ... 41

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI DASAR 2.1 Landasan Teori ... 45

2.2 Teori Pengawasan ... 45

2.2.1 Fungsi dan Tujuan Pengawassan ... 52

2.2.2 Jenis-Jenis Pengawasan ... 59

(12)

2.2.4 Teknik-Teknik Pengawasan ... 66

2.2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengawasan ... 66

2.3 Manajeman Strategis ... 67

2.4 Penelitian Terdahulu ... 68

2.4.1 Peneliti Pertama ... 68

2.4.2 Peneliti Kedua ... 70

2.5 Kerangka Berfikir ... 74

2.6 Asumsi Dasar ... 75

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 76

3.2 Fokus Penelitian ... 77

3.3 Lokasi Penelitian ... 77

3.4 Instrumen Penelitian ... 77

3.5 Informan Penelitian ... 78

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 87

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 80

3.6.2 Teknik Analisis Data ... 88

3.7 Jadwal Penelitian ... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Tangerang... 91

4.1.1 Gambaran Umum BLHD Kabupaten Tangerang ... 92

4.1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BLHD ... 94

4.1.3 Tugas, Fungsi, danStruktur Organisasi ... 100

4.1.4 Kepala BLHD Kabupaten Tangearng ... 102

(13)

4.1.6 Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan ... 103

4.1.7 Bidang Bina Hukum dan Informasi Lingkungan ... 104

4.1.8 Bidang Pengkajian Dampak Lingkungan ... 104

4.1.9 Bidang Pengawasan dan Pengendalian Limbah ... 105

4.1.10 Bidang Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan ... 106

4.1.11 SDM BLHD Kabupaten Tangerang ... 107

4.1.12 Pos Pengaduan Kasus Pencemaran ... 113

4.2 Informan Penelitian ... 114

4.3 Deskripsi Data danAnalisis Data ... 116

4.4 Pembahasan Hasil Peneltian ... 116

4.4.1 Akurat ... 116

4.4.2 Tepat Waktu ... 124

4.4.3 Obyektif ... 128

4.4.4 Terpusat pada titik-titik pengawasan ... 131

4.4.5 Realistik secara ekonomi ... 134

4.4.6 Realistik secara organisasional ... 139

4.4.7 Terkoodinasi dengan Aliran organisai ... 142

4.4.8 Fleksibel ... 144

4.4.9 Bersifat sebagai petunjuk organisasional ... 146

4.4.10. Diterima paran anggota organisasi ... 157

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 175

5.2 Saran ... 176

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Lingkungan Hidup

Gambar 1.2 SOP pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kab. Tangerang

Gambar 2.1 Tujuan Pengendalian

Gambar 2.2 Langkah-langkah Proses Pengawasan

Gambar 2.3 Proses Kerangka Berpikir

Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman

Gambar 4.2 Tata Cara Penyusunan UKL-UPL BLHD Kab. Tangerang

Gambar 4.3 SOP Pengaduan Lingkungan Hidup

Gambar 4.4 Perusahaan

Gambar 4.5 Kawasan Perusahaan Baja Mas Balaraja

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Industri Perusahaan Kab. Tangerang 2006-2013

Tabel 1.2 Rekapitulasi Rencana Program Kegiatan Belanja Langsung Program

Pilihan SKPD BLHD Kab. Tangerang

Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3.1 Informan Penelitian

Tabel 3.2 Informan Wawancara

Tabel 4.1 Jumlah personil berdasarkan pendidikan di BLHD Kab.Tangerang

Tabel 4.2 Jumlah personil bersarkan pangkat di BLHD Kab.Tangerang

Tabel 4.3 Jumlah berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.4 Jumlah berdasarkan Pendidikan Struktural

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan merupakan suatu aspek penting dalam kehidupan makhluk

yang ada dimuka bumi ini karena lingkungan mempunyai segala pengaruh bagi

kehidupan umat manusia. Lingkungan yakni sistem kehidupan dimana terdapat

campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Karena lingkungan yang

bersih dan nyaman suatu bagian terpenting pada kehidupan manusia, pada

umumnya lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan umat manusia

dan ekosistem yang lainnya.

Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup yang diuraikan dan

ditafsirkan di dalam Undang-Undang Dasar Lingkungan Hidup bermaksud agar

dapat dijalankan secara sistematik, terorganisasi dan ditaati oleh seluruh

masyarakat. Oleh karena itu Undang-Undang Dasar yang jelas, teratur, efektif dan

efisien. Untuk pengawasan lingkungan telah terbentuk suatu lembaga

Internasional untuk lingkungan hidup dan pembangunan yang melibatkan

berbagai Negara. Kepentingan lingkungan hidup harus dipikirkan dalam waktu

yang panjang demi kesejahteraan umat manusia, walaupun dalam pelaksanaannya

dilakukan dalam bentuk skala lokal. Menghadapi perkembangan baik didalam

(17)

Menurut Undang-Undang Dasar Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup No 32 Tahun Pasal I angka 14 bahwa Pencemaran lingkungan

hidup adalah:

Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan /atau

komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, (Undang-Undang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 Pasal I

angka 14). Lingkungan terdiri dari abiotik dan biotik. Abiotik yaitu sesuatu yang

tidak bernyawa contohnya tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, dan

bunyi. Sedangkan biotik adalah sesuatu yang bernyawa contohnya tumbuhan,

hewan, dan manusia. Ilmu yang mempelajari tentang lingkungan adalah ilmu

lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

Berbagai elemen yang harus dilibatkan adalah pemerintah, wakil rakyat,

anggota perdagangan, perusahaan, industri, masyarakat dan organisasi non

pemerintah yang merupakan suatu lembaga atau istitusi yang diselenggarakan

oleh masyarakat yang sepatutnya secara bersama-sama perlu mempunyai

komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup. Analisis mengenai dampak

lingkungan dalam Otto Soemarwoto (24:2007) mengatakan :

Pembangunan berkelanjutan selalu akan membawa perubahan. Sudah

barang tentu perubahan yang diharapkan adalah perubahan yang baik menurut

ukuran manusia. Misalkan di suatu daerah terdapat penyakit malaria, kekurangan

(18)

hidup adalah rendah dan dengan demikian kualitas lingkungan di daerah itu

adalah rendah. Pembangunan dilancarkan untuk mengubah kondisi tersebut.

Pada dasarnya daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan

untuk mendukung kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya di

muka bumi ini. Lingkungan yang bersih dan alami dengan segala keragaman

hayati sudah sulit didapatkan pada daerah perkotaan. Namun pada dasarnya

lingkungan terjaga bersih dengan campur tangan manusia itu sendiri, karena

kondisi lingkungan berpengaruh pada lingkugan hidup abiotik dan biotik yang

dipengaruhi manusia.

Ada kecenderungan yang begitu besar dimana upaya untuk

mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara

lestari masih jauh dari yang diharapkan. Karena perusahaan tidak pernah melihat

permasalahan dan rusaknya lingkungan serta tercemarnya lingkungan. Dengan

perkembangan jaman pada dekade terakhir ini pabrik-pabrik dan buruknya saluran

pembuangan-pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya,

hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari

adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat. Menambah daftar

lingkungan yang tercemar semakin tidak terkontrol.

Pada jaman sekarang ini aktivitas manusia diperkotaan sangat berpengaruh

pada lingkungan, karena diperkotaan banyak faktor yang mempengaruhi

lingkungan adalah polusi dari sebagian faktor-faktor lainnya, apabila

memperhatikan makhluk hidup dalam habitatnya atau pada lingkungan tempat

(19)

hidup yang alami merupakan lingkungan yang memberikan kesejukan dan

kedamaian pada umumnya. Beberapa persoalan yang mengancam keadaan air

sungai didaerah perkotaan disebabkan oleh faktor manusia. Kabupaten Tangerang

merupakan suatu daerah otonomi yang berkembang sangat pesat pada sekarang

ini. Namun kemajuan ini tidak terlepas dari daerah Kabupaten Tangerang yang

secara langsung berbatasan dengan kota-kota besar yaitu ibu Kota Jakarta dan

Pusat Propinsi Banten.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang, Struktur Organisasi Badan Lingkungan

Hidup Daaerah Kabupaten Tangerang terdiri dari 1 (satu) Sekretariat yang terdiri

dari 2 (dua) Sub bagian, 4 (empat) bidang dengan masing-masing bidang terdiri

dari 2 (dua) sub bidang dan 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu

Laboratorium Lingkungan. Badan lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten

Tangerang mempuyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengarahkan,

mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang

Lingkungan Hidup, sedangkan fungsinya adalah :

1. Perencanaan dan Perumusan Bahan Kebijakan Program Kerja Badan Lingkungan Hidup ;

2. Pelaksanan Persiapan Fasilitasi Program Kerja Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah ;

3. Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah ;

4. Pembinaan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

5. Pengelolaan dan Tindak Lanjut Laporan/Pengaduan Masyarakat Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan ;

6. Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan Hidup ;

7. Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana Lingkungan Hidup Sesuai Dengan Peraturan Perundang-undangan ;

(20)

9. Pelaksaan Koordinasi Dengan Instansi/Lembaga Lainnya Terkait Dengan Kegiatan Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah ;

10.Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi Serta Pelaporan Kegiatan Badan Lingkungan Hidup ;

Dalam kata lain latar belakang pendidikan masyarakat di Kabupaten

Tangerang Kecamatan Balaraja harus mampu mempunyai latar pendidikan dan

ilmu pengetahuan yang lebih baik. Karena sebaiknya masyarakat harus

mengimbangi pesatnya perkembangan pembangunan pada era global ini. Pesatnya

pembangunan pun mempunyai dampak besar secara umum bagi lingkungan,

kesehatan, populasi penduduk meningkat, dan sosial budaya.

Kabupaten Tangerang mempunyai penduduk 1.798.601 jiwa pada tahun

2010 dan kepadatan 3.129 dan 29 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten

Tangerang yang di bagi lagi atas 246 Desa dan 28 Kelurahan setelah mengalami

pemekaran wilayah atas Kota Tangerang Selatan. Rumah Sakit yang tersebar di

Kabupaten Tangerang yaitu sebanyak 17 Rumah Sakit.

Pencemaran lingkungan terutama air, karena air memegang peran penting

dalam kebutuhan sehari hari untuk keperluan memasak, mencuci, dan mandi. Di

samping itu sebagian besar air digunakan untuk pengairan sawah, ladang, dan

industri dan lain lain. Pemakaian air sering kali tidak melihat dampak lingkungan

pada pemakaian air yang digunakan masyarakat sehari hari contohnya mencuci

pakaian memakai deterjen secara tidak sengaja mempengaruhi kualitas air sungai

yang mencemari air.

Kabupaten Tangerang mempunyai 4 sungai yang meliputi daerah

(21)

Cirarab, sungai Cisadane, dan sungai Cimanceuri. Contohnya lingkungan air

sungai Cimanceuri yang meliputi beberapa kecamatan :

1. Kecamatan Jambe yaitu Jembatan Kutruk (Jl.Kutruk, Desa Pasir Barat.

2. Kecamatan Tigaraksa yaitu Jembatan Surya Toto (Jl.Arya Jaya Santika, Desa Pasir Bolang.

3. Kecamatan Balaraja yaitu Jembatan Balaraja (Jl.Raya Serang Km.24, Desa Talagasari.

4. Kecamatan Kemiri yaitu Jembatan Barong (Desa Ranca Labuh). 5. Kecamatan Kronjo yaitu Jembatan Lontar ( Jalan Raya Kronjo ).

Pencemaran lingkungan hidup terjadi jika mengalami perubahan akan

menyebabkan ketidakseimbangan dalam hal struktur dan fungsi lingkungan terjadi

akan terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi lingkungan terjadi karena

proses alam atau juga karena perbuatan manusia yang biasanya dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak

menimbulkan pencemaran lingkungan.

Berdasarkan laporan status lingkungan hidup Daerah Kabupaten

Tangerang terdapat beberapa permasalahan yang ditemui di Kecamatan Balaraja,

berbagai permasalahan yang tersebut adalah :

1. Pengelolaan sampah yang kurang optimal. 2. Kemacetan lalu-lintas.

3. Pencemaran air sungai oleh limbah cair industri, rumah sakit dan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta limbah domestik. 4. Pencemaran udara oleh limbah gas sarana transportasi dan industri. 5. Penurunan kualitas lingkungan sosial, seperti : bertambahnya

jumlah penduduk, peningkatan jumlah pengangguran, penurunan tingkat kesehatan dan meningkatnya kriminalitas.

(22)

Pemberlakuan Undang-Undang Lingkungan Hidup adalah suatu kontrol

dalam peningkatan lingkungan hidup untuk memecahkan berbagai permasalahan

lingkungan hidup yang terjadi dimuka bumi ini. Kabupaten Tangerang umumnya

masih banyak masyarakat yang masih menggunakan sarana prasarana dari

sejumlah sungai di Daerah Kabupaten Tangerang untuk digunakan keperluan

hidup sehari-hari.

Hal ini akan berdampak bagi lingkungan hidup baik secara langsung

maupun tidak langsung. Akan tetapi manusia juga dapat merubah keadaan

lingkungan yang tercemar. Akibat perbuatannya manusia itu sendiri menjadi

keadaan lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat

mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat

mencegah terjadinya pencemaran.

Hasil observasi dilapangan peneliti menemukan masih adanya masyarakat

yang menggantungkan hidup sehari hari dengan air sungai dan mengandalkan

kegunaan air itu setiap hari untuk memasak mandi serta mencuci pakaian. Apabila

air yang tercemar oleh bahayanya limbah industri yang membuang limbahnya ke

sungai maka tercemarlah lingkungan air tersebut dan tidak sehat untuk dipakai

sebab sudah tercemar oleh limbah-limbah industri yang membuang sejumlah

bahan limbah cair ke aliran sungai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang dilakukan peneliti

pada tanggal 2 Januari 2015 kepada masyarakat yang bermukim disekitar Daerah

Aliran Sungai yang bernama Bapak Andi yang menyatakan bahwa :

(23)

menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang bermukim disekitaran aliran sungai Cimancueri, bahkan dampak yang masyarakat rasakan dengan kondisi air sungai Cimanceuri dalam 10 tahun terakhir ini sudah tidak bisa dipakai menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari lagi seperti mencuci pakaian.” (Sumber : Wawancara dengan Bapak Andi pada tanggal 2 Januari 2015 Pukul 13.34 WIB).

Seorang masyarakat yang bermukim disekitar Daerah Aliran Sungai yang

bernama Bapak Suryanto mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh

Bapak Andi diatas yaitu :

“Adanya sejumlah pabrik disana yang melakukan pencemaran lingkungan sungai. Air sungai kadang menjadi berubah warna dari warna coklat menjadi hitam, apalagi pada musim kemarau. Kondisi sungai seperti ini warga tidak bisa memakai air sungai untuk keperluan sehari-hari lagi. (Sumber : Wawancara dengan Bapak Suryanto pada tanggal 2 Januari 2015 Pukul 14.00).”

Seorang masyarakat lainnya yang bertempat tinggal di Desa Sangereng

yang bermukim disekitar Daerah Aliran Sungai Cimanceuri, yang bernama Bapak

Samid :

“Pada saat ini sering terjadi gumpalan busa yang ada pada aliran sungai sampah-sampah rumah tangga yang bercampur dan menumpuk pada aliran sungai Cimanceuri. Masyarakat juga belum pernah ada yang mengadukan permasalahan ini ke instansi terkait. Karena dari instansi terkaitpun tidak ada datang kepada masyarakat. Masyarakat sangat menyesali dengan kondisi sungai yang keadaan nya seperti sekarang ini yang dulu sungai ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat kami. Seperti digunakan untuk mandi, mencuci pakaian. (Sumber : Wawancara dengan Bapak Samid pada tanggal 2 Januari 2015 Pukul 14.20 WIB).”

Dengan berjalannya waktu serta bertambahnya populasi penduduk dan

transmigrasi arus penduduk yang dari kampung datang ke kota merubah

persebaran perusahaan perusahaan di Kabupaten Tangerang berkembang

seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Akibat pola perilaku ekonomi dan

(24)

tidak terkontrol dan cenderung makin memperburuk pada lingkungan sumber

daya karena perilaku manusia yang tidak ramah akan lingkungan.

Mengutip rencana strategis (Renstra 2013-2018) yaitu sebagai berikut :

Setiap tahunnya di wilayah Kabupaten Tangerang mengalami

perkembangan pembangunannya tergolong cepat ditandai dengan adanya

peningkatan kegiatan industri, pariwisata, perikanan, ekonomi, dan lain-lain.

Pesatnya pembangunan di Kabupaten Tangerang memberikan implikasi positif

terutama pada aspek perkembangan ekonomi.

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang, seiring

dengan banyaknya pencemaran lingkungan yang semakin marak dilakukakan

karna tidak bisa menjaga kualitas sungai dan kualitas lingkungan hidup semakin

menurun sehingga sangat mengancam ekosistem yang ada pada lingkungan hidup.

Maka perlu dilakukan perlindungan dengan cara melakuakan suatu pengawasan

dan pengendalian mungkin dan lebih intensif oleh semua pemegang kedudukan

serta kepentingan khususnya Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

Kabupaten Tangerang dengan memeberikan teguran-teguran dengan sanksi yang

telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah daerah. Sebab apabila semakin tidak

terkontrolnya pencemaran lingkungan ini akan semakin berdampak luas pada

ekosistem makhluk hidup di muka bumi dan mengancam umat manusia.

Memuat dari harian Bisnis.com, Tangerang - Kepala Bidang Industri Agro

dan Kimia Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Bapak.

(25)

Pemerintah Provinsi Banten menyatakan bahwa tidak adanya grand strategi industri yang berkualitas mengakibatkan pertumbuhan industri besar dan sedang di Provinsi ini tidak berdampak pada pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan. Padahal, ujarnya, jumlah penduduk di Banten kini mencapai 9 jiwa, permasalahan lain ujarnya, persebaran industri terjadi tidak merata. Di Kabupaten Tangerang misalnya terdapat 628 unit perusahaan industri pengolahan, sementara di Kabupaten Pandeglang hanya berjumlah 12 industri atau perusahaan. (Sumber : HarianBisnis.com Selasa, 16 September 2014. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015).

Masyarakat dalam melakukan pengaduan ke Badan Lingkungan Hidup

Daerah Kabupaten Tangerang yang mana terjadi pencemaran pada lingkungan

hidup dipemukiman masyarakat Kabupaten Tangerang. Dapat melaporkan

langsung terkait pencemaran ke kantor Badan Lingkungam Hidup Daerah

Kabupaten Tangerang langsung datang ke bidang pengkajian dampak lingkungan

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dengan tata cara

(26)

Gambar 1.1

Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup

1. Pengadu yang ingin melakukan pengaduan bisa berupa lisan maupun tulisan.

2. Pengadu bisa mengadukan pengaduannya pada tingkat Kades (Lurah), tingkat Camat, tingkat Bupati, tingkat BLH Kab, tingkat Kota (Gubernur), ke tingkat Propinsi kemudian tingkat LH dan terakhir tingkat KLH.

3. Setelah pengaduan diterima, kemudian dilakukan proses telaah dan dilakukan klasifikasi (pengelompokkan) sesuai unit kerja/instansi yang terkait.

4. Kemudian setelah dilakukan klasifikasi di bagi menjadi dua bagian, yaitu non lingkungan dan lingkungan.

5. Untuk yang non lingkungan hanya melibatkan instansi sektoral saja.

6. Sedangkan yang klasifikasi lingkungan dilakukan verifikasi untuk keabsahan dari kebenaran pengaduan yang disampaikan.

7. Setelah dilakukan verifikasi data, pihak terkait melakukan tindak lanjut untuk menetapkan pengaduan tersebut terbukti atau tidak.

(27)

9. Jika terbukti benar pengaduan tersebut maka yang diadukan akan mendapat sanksi berupa sanksi administrasi, penegakan hukum perdata dan penegakan hukum pidana.

Setelah dilakukannya proses pengaduan secara langsung dalam bentuk tulisan

maupun lisan maka dilakukan tinjau lapangan untuk melihat hasil laporan yang

telah diadukan kepada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang.

Apabila terbukti terkait dugaan pencemaran oleh masyarakat, dijatuhkannya

sanksi berupa teguran sampai tinjau lapang untuk proses identifikasi dan verifikasi

sebagai bukti benar melakukan pencemaran lingkungan. Berikut sanksi bagi

pelaku pencemaran lingkungan.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 mengandung berbagai ketentuan

aspek hukum, yakni Hukum Administrasi Negara (HAN), Hukum Perdata dan

Hukum Pidana, sehingga karenanya pemberian-pemberian sanksi terhadap pelaku

pencemaran lingkungan itu dapat dilakukan melalui :

A. Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara dapat berbentuk sebagai berikut :

1. Undang-Undang (UU) 2. Peraturan Pemerintah (PP) 3. Keputusan Menteri (Kepmen)

4. Peraturan Daerah Propinsi (Peraturan Daerah Kabupaten/Kota) 5. Keputusan Gubernur

6. Keputusan Bupati/Walikota

Hukum Administrasi Negara akan tampak berkaitan dengan pemerintah

untuk memberikan perizinan pendirian usaha dan melakukan langka

pengamanan lingkungan apabila ketentuan yang diisyaratkan dalam perijinan

(28)

Ketentuan sanksi administrasi yang berkaitan dengan pelanggaran

perizinan diatur dalam pasal 25 UUPLH yang berbunyi :

1. Gubernur / Kepala Daerah Tingkat I berwenang melakukan paksaan pemerintan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk mencegah dan mengakhiri terjadinya pelanggaran, serta menanggulangi akibat yang ditimbulakan oleh suatu pelanggaran, melakukan tindakan penyelamatan, penanggulangan dan/atau kegiatan kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-Undang.

2. Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diserahkan kepada Bupati/Walikotamadya/Kepala Daerah Tingkat II dengan Peraturan Daerah Tingkat I.

3. Pihak ketiga yang berkepentingan berhak mengajukan permohonan kepada penjabat yang berwenang untuk melakukan paksaan pemerintahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

4. Paksaan pemerintan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), didahului dengan surat perintah dari penjabat yang berwenang.

5. Tindakan penyelamatan, Penanggulanan dan/atau Pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diganti dengan pembayaran sejumlah uang tertentu”.

Kemudian dalam pasal 27 UUPLH, dijelaskan bahwa :

1. Pelanggaran tertentu dapat dijatuhkan sanksi berupa pencabutan izin usaha dan/atau kegiatan.

2. Kepala Daerah dapat mengajukan usul dan mencabut izin usaha dan/atau kegiatan kepada penjabat yang berwenang.

3. Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan permohonan kepada pejabat yang berwenang untuk mencabut izin usaha dan/atau kegiatan karena merugikan kepentingannya.

Selanjutnya untuk menjatuhkan suatu sanksi dapat dilakukan dari tingkat

menteri sampai pejabat ditingkat daerah, tergantung bobot dan pokok

pelanggarannya. Hal ini untuk memperoleh ketentuan-ketentuan yang lebih

jelas, yang kemudian dapat diterapkan bagi instansi-istansi yang terkait di

(29)

B. Hukum Perdata

Ketentuan-ketentuan mengenai pemberian sanksi perdata ini diatur dalam

Pasal 34 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, yang berbunyi :

1. Setiap perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkkungan yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau kegiatan untuk membayar ganti rugi dan/atau melakukan tidakan tertentu”. 2. Selain pembebanan untuk melakukan tindakan tertentu sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), hakim dapat menetapkan pembayaran uang paksa atas setiap hari keterlambatan penyelesaian tertentu tersebut”.

Adapun yang bertanggungjawab untuk memberkan ganti rugi adalah

penanggungjawab usaha selama pencemaran atau perusakan lingkungan hidup

itu tidak disebabkan bencana alam atau peperangan, karena keadaan terapaksa

di luar kemampuan manusia dan adanya tindakan pihak ketiga, hal itu

sebagaimana ditegaskan dalam pasal 35 Undang-Undang Lingkungan Hidup

yang berbunyi sebagai berikut :

(1) Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan usaha dan kegiatannya menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun, bertanggungjawab secara mutlak atas kerugian yang ditimbulkan, dengan kewajiban membayar ganti rugi secara langsung dan seketika pada saat terjadinya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.

(2) Penanggungjawab dan/atau kegiatan dapat dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jika yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dan/atau perusakan ligkungan hidup disebabkan salah satu alasan di bawah ini :

a.adanya bencana alam atau peperangan ; atau

b.adanya keadaan terpaksa di luar kemampuan manusia ; atau c.adanya tindakan pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

(30)

Dalam masalah penyelesaian ganti kerugian, hal ini diatur dalam Pasal

1243 dan Pasal 1365 KUHP Perdata untuk menentukan siapa yang telah

melakukan perbuatan hukum. Isi dari Pasal 1243 KUHP Perdata adalah :

Pergantian biaya, rugi, dan bunga karena tidak berpenghuninya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila pihak si terutang setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatan, tetapi melalaikanya, atau jika suatu yang harus diberikan atau dibuatnya hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampauinya.

Sedangkan Pasal 1365 KUHPerdata berisi :

Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salanya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.

Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang

melakukan perbuatan melawan hukum dalam hal ini hukum lingkungan dengan

melakukan kerugian bagi orang lain, maka orang tersebut harus memberikan

ganti rugi terhadap pihak yang diinginkannya.

C. Hukum Pidana

Asas-asas tindak pidana lingkungan hidup meliputi :

1. Asas Legalitas (Principle Legality) : Dalam asas tersebut kapasitas hukum dan kejelasan serta ketajaman dalam merumuskan peraturan hukum pidana.

2. Asas Pembangunan berkelanjutan (The Principle Of Sustainable Development) : Asas ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi jangan sampai mengorbankan hak generasi yang akan datang untuk menikmati lingkungan hidup yang sehat.

3. Asas Pencegahan (The Precautionary Principle) : Asas tersebut menegaskan apabila terjadi kerusakan, maka kekurangsempurnaan kepastian ilmiah hendaklah jangan dijadikan alasan untuk menunda Cost Effective measures dalam rangka terjadinya degradasi lingkungan hidup. 4. Asas Pengendalian (The Principle of Retraint) : Menyatakan bahwa

(31)

Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 dijelaskan mengenai

ketentuan-ketentuan pidana, antara lain : Pasal 41, yang menyatakan bahwa :

(1) Barangsiapa yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(2) Jika tidak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang mati atau luka berat, pelaku tindak pidana diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun penjara dan didenda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

Pasal 42 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 yang menyatakan bahwa : (1) Barangsiapa yang karena kealfaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 43 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, menyatakan bahwa :

(1) Barangsiapa yang melanggar ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sengaja melepaskan dan membuang zat, energi, dan/atau komponen lain yang berbahaya atau beracun masuk di atas atau di dalam tanah, ke dalam udara atau ke dalam air permukaan, melakukan impor ekspor, memperdagangkan, mengangkut, menyimpan bahan tersebut, menjalankan instalasi yang berbahaya, padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk menduga bahwa perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran / perusakan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain, diancam pidana paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

(2) Diancam dengan pidana yang sama dengan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), barangsiapa yang dengan sengaja memberikan informasi palsu atau menghilangkan atau menyembunyikan atau merusak informasi yang diperlukan dalam kaitannya dengan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), padahal mengetahui atau sangat berlasan untuk menduga bahwa perbuatan tersebut padat menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan umum atau nyawa orang lain.

(32)

dengan pidana penjara paling lama (sembilan) tahun dan denda paling banyak Rp. 450.000.000,00 (empat ratus lima puluh juta rupiah).

Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 menyatakan bahwa :

(1) Barangsiapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena kealfaannya melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 43, diancam pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengakibatkan orang mati atau luka berat pelaku tindak pidana diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, berarti terhadap pelaku pelanggaran terhadap peraturan hukum lingkungan dapat dikenakan sanksi pidana berupa sebagai berikut :

1. Sanksi Administratif, Pasal 25 dan 27 UUPLH

2. Sanksi Perdata, Pasal 34 dan 35 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997.

3. Sanksi Pidana, Pasal 41, 42, 43 dan 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997.

Pembangunan harus memerhatikan berbagai sektor, bahwa pembangunan

yang seimbang yaitu diperoleh adanya saling ketergantungan yang efesien dari

berbagai sektor, yaitu sektor industri, sektor pertanian dan sektor jasa, dimana

akan timbul banyak permasalahan apabila pembangunan hanya dipusatkan pada

satu sektor saja. Tanpa adanya keseimbangan pembangunan antara berbagai

sektor akan menyebabkan keseimbangan dan gangguan pada berbagai kegiatan

ekonomi sehingga pembangunan menjadi terhambat.

Pembangunan sektor industri merupakan bagian terpenting dari

pembangunan nasional yang secara potensial memberikan kontribusi yang sangat

besar untuk perekonomian di Negara Indonesia. Adanya peranan yang sangat

berarti dimana sektor industri mampu menumbuhkan kesejahteraan pada

(33)

Meningkatnya laju angka pertumbuhan sektor industri yang selalu relative

dan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lainnya seperti

sektor pertanian dan sektor jasa. Memperlihatkan bahwa sektor industri

mendominasi dalam perekonomian daerah dan skala nasional dibandingkan

dengan sektor lainnya.

Tabel 1.1

Data Industri Perusahaan Kabupaten Tangerang 2006-2013 Tahun Data Industri Kabupaten Tangerang

2006 404 Industri

2007 Mengingkat 285 Industri

2008 Meningkat 246 Industri

2009 Meningkat 171 Industri

2010 Meningkat 95 Industri

2011 Meningkat 142 Industri

2012 Meningkat 153 Industri

2013 Meningkat 232 Industri

Total 1728 Industri

(Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang )

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang ini

disebabkan karena meningkatnya sumbangan dari sektor industri sebesar 87%.

Pada periode 2006-2013 terlihat pada tabel diatas bahwa sektor industri mampu

menggeser peranan sektor pertanian sebagai sektor paling utama dalam

(34)

Perkembangan pada sektor industri tidak dapat dipisahkan dalam investasi

baik yaitu investasi asing dan investasi dalam negeri serta aspek lainnya yang ikut

berperan yaitu tenaga kerja disektor industri. Nilai investasi yang ditanamkan oleh

investasi asing maupun investasi dalam negeri akan selalu diikuti oleh

perkembangan tekhnologi.

Dengan perkembangan zaman terakhir ini industri perusahaan di

Kabupaten Tangerang dan buruknya saluran pembuangan-pembuangan

bahan-bahan berbahaya, rusaknya jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin

punahnya ligkungan yang bersih. Pencemaran menambah panjang daftar

lingkungan yang tercemar semakin tidak terkontrol. Badan Lingkungan Hidup

Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang bekerjasama dengan laboratorium untuk

menguji hasil segala pencemaran air salah satunya. Badan Lingkungan Hidup

Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang mempunyai tantangan dan peluang

pengembangan pelayanan BLHD Kabupaten Tangerang.

Penduduk Kabupaten Tangerang merupakan masyarakat yang heterogen

yang terdiri dari penduduk asli dan pendatang yang tinggal secara turun temurun

diwilayah ini. Para pendatang berasal dari berbagai daerah melalui proses

urbanisasi. Hal tersebut karena daya tarik Kabupaten Tangerang yang cukup

tinggi terutama dalam sektor tenaga kerja dengan melihat banyaknya jumlah

industri yang tersebar di wilayah Kabupaten Tangerang. (Sumber : Rencana

Strategis 2013-2018 BLHD Kabupaten Tangerang).

Beberapa alasan Kabupaten Tangerang terutama di Kecamatan Balaraja

(35)

1. Arus urbanisasi dan Pertumbuhan Sektor Industri

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tangerang sangat pesat

dikarenakan arus urbanisasi dan migrasi dari luar daerah seperti

Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah. Maupun wilayah

Banten yaitu Lebak, Pandeglang, Serang, Labuan, Anyer, dan Cilegon.

Kabupaten Tangerang bertumbuh menjadi wilayah sektor industri

perusahaan, tercatat oleh 50% pekerja tetap di wilayah Kabupaten

Tangerang bekerja pada sektor industri. Menurut data BPS pada tahun

2013 Kabupaten Tangerang dihuni 3.157.780 jiwa. Dengan rata-rata

kepadatan penduduk secara perluasan per km2 mencapai angka 3.121

jiwa/km2 demikian hasil dari BPS Kabupaten Tangerang. Pertumbuhan

penduduk di Kabupaten Tangerang yaitu sebesar 3.34% dari data BPS

Kabupaten Tangerang. Sektor Industri akan terus bertumbuh dengan

banyaknya kawasan-kawasan industri yang banyak dibuka.

Para pekerja dari luar daerah imigran dari wilayah sekitar Kabupaten

Tangerang menjadikan tujuan untuk mencari penghasilan ekonomi.

Selain bekerja disektor industry banyak juga pengusaha dari luar daerah

Kabupaten Tangerang yang juga berhasil. Kabupaten Tangerang

terutama didaerah Kecamatan Balaraja sektor industri perusahaan

dalam gambaran Upah Minimum Regional (UMR) tergolong tinggi dan

hamper setara dengan Upah Minimum Regional DKI Jakarta. Tidak

heran para pekerja luar daerah lebih memilih di Kabupaten Tangerang.

(36)

Balaraja jauh lebih murah dari pada biaya hidup di DKI Jakarta, Bekasi,

dan Depok. Seperti itu yang menjadi daya tarik imigran luar daerah

yang datang ke Kabupaten Tangerang Kecamatan Balaraja.

Dari luas wilayah Industri di Kabupaten Tangerang dibagi menjadi tiga

sektor wilayah Industri skala besar mempunyai luas 8.407 Hektar di

Kecamatan Balaraja, Kecamatan Pasar Kemis, Cikupa, Jambe dan

Sepatan. Industri berskala sedang yaitu didaerah Kecamatan Curug,

Panongan, Legok, Cisauk, Sindang Jaya, Kronjo, dan Kosambi. Untuk

industry berskala kecil atau industri rumahan yaitu Kecamatan Pasar

Kemis, Cisoka, Solear, dan Curug.

Sektor industri dan manufaktur menyumbang angka 53.08% untuk

pendapatan regional bruto (PDRB) Kabupaten Tangerang. Jadi

Pendapatan Asli Daaerah (PAD) Kabupaten Tangerang yaitu dengan

angka Rp.3.51 Trilyun baik dari sektor pajak dan nonpajak.

2. Pertumbuhan Pusat Bisnis dan Kawasan Pemukiman Modern

Dengan berjalannya perkembangan disektor industri yang tumbuh

semakin pesat di Kabupaten Tangerang daerah pertumbuhan sektor

industri berskala besar di Kecamtan Balaraja memicu kawasan bisnis

dan kawasan industri. Kawasan bisnis modern seperti jasa keuangan,

jasa niaga dan tumbuhnya kawasan pemukiman atau hunian modern

disebut juga dengan istilah property. Beberapa pengembang property

nasional menjadikan daerah Kabupaten Tangerang untuk membangun

(37)

berada di daerah sekitar Kecamatan Balaraja pengembang pemukiman

hunian modern berdiri di Kecamatan Sindang Jaya yaitu diperumahan

Telaga Bestari serta mendirikan pusat pendidikan maskapai

penerbangan Lion Air di Kecamatan Sindang Jaya. Tahun ini telah ada

di daerah Kecamatan Balaraja yang sedang dibangun apartemen modern

yang terletak di Desa Sentul apartemen ini pertama berdiri di

Kecamatan Balaraja. Dengan angka pertumbuhan di Kecamatan

Balaraja memiliki RSUD Balaraja pun didirikan di Desa Tobat.

Kawasan modern yang bertumbuh dan berkembang di Kecamatan

Balaraja mempunyai nilai tambah bagi pertumbuhan laju perekonomian

di Kabupaten Tangerang. Kawasan bisnis dan kawasan industri tumbuh

dengan menyeimbangi perkembangan sektor industri berskala besar di

Kecamatan Balaraja. Merupakan daya tarik sektor bisnis untuk

membuka peluang tenaga kerja. Kawasan bisnis modern yang tumbuh

lebih di Kecamatan Balaraja karena melihat peluang pasar dari

pendapatan perkapita yang tinggi dari pada sektor lintas industry

perusahaan.

3. Akses Infrastruktur yang Strategis

Kabuaten Tangerang di daerah bagian barat yaitu Kecamatan Balaraja

memiliki akses infrastruktur yang strategis. Total panjang jalan yang

dimikili Kabupaten Tangerang yaitu memiliki jalan terpanjang 990.62

(38)

Nasional memiliki panjang mencapai 27,93 km. Kabupaten Tangerang

mempunyai jalur akses infrastruktur yaitu empat jalur sebagai berikut :

1. Jalur lintas selatan meliputi dari pertigaan munjul-pusat

pemerintahan Tigaraksa. Menghubungkan wilayah Kota

Tangerang Selatan, Kecamatan Cisauk, Kecamatan Legok,

Kecamatan Panongan dan Kecamatan Tigaraksa. Jalan ini

mempunyai akses utama kawasan industri yang dikembangkan

di daerah Legok.

2. Jalur lintas utara meliputi dari Bandara Internasional Soekarno

Hatta dengan Kecamatan Kecamatan disekitar wilayah utara

Kabupaten Tangerang. Jalur lintas utara ini dibangun untuk

menekan angka pertumbuhan perekonomian menjadi positif

dengan adanya akses infrastruktur strategis. Jalur lintas utara ini

lebih ke sektor industri pertanian, peternakan, dan hasil laut.

3. Jalur lintas tengah meliputi Kecamatan Sukadiri, Rajeg, Pasar

Kemis, Cikupa dan Tigaraksa. Jalan lintas tengah ini

menghubungkan wilayah Kronjo, Ceplak, Jengkol dan Buni

Ayu, Daon, dan Kota Tangerang.

4. Jalur lintas barat meliputi Kecamatan Kresek, Gunung Kaler,

Kronjo, dan Mekar Baru. Jalan lintas barat iini dibangun akan

teritegrasi langsung dengan lintas tengah untuk mengurangi

beban jalan raya Serang yang mempunyai akses Kota

(39)

Berikut empat jalur infrastruktur strategsi yang menghubungkan

wilayah-wilayah penyangga di Kabupaten Tangerang yang saling terintegrasi satu dengan

yang lainnya. Kecamatan Balaraja pada jalur lintas barat yang terintegritas berada

pada jalur tengah yang berhubungan langsung dengan Kota Tangereang dan

Kabupaten Serang. Strategis dengan perbatasan Kota Tangerang dan Kabupaten

Serang merupakan nilai positif bagi sektor pertumbuhan ekonomi.

Pencemaran yang terjadi di Kecamatan Balaraja akibat sektor industri

berskala besar yaitu pencemaran udara, air, dan tanah. Aliran sungai yang

meliputi wilayah Kecamatan Balaraja yaitu sungai Cimanceuri menunjukan

kualitas Baku Mutu Air sudah diatas Baku Mutu standar. Tersebarnya sektor

industri berskala besar yang makin bertumbuh di Kecamatan Balaraja membuat

Pengawasan yang dilakukan akan sulit dilakukan.

Dampak pencemaran memang sulit terhindarkan, masyarakat harus

dituntut berperan aktif dalam upaya memberantas persoalan pencemaran di

Kecamatan Balaraja. Pengawasan dari aparatur pemerintah saja tidak cukup

membuat jera para pelaku pencemaran yang dilakukan industry perusahaan.

Untuk meminimalkan dampak yang merugikan masyarakat harus mengikuti

peraturan yang telah ditetapkan.

Sarana dan Prasarana Pendukung sistem tekhnologi UPT Laboratorium

Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang

merupakan Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas dan fungsi dalam

merencanakan, melakukan, mengkoordinasikan dan pengendalian dalam

(40)

Tangerang yang berkaitan dengan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan

Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang, sarana dan prasarana

pendukung yang dimiliki adalah UPT Laboratorium Badan Lingkungan Hidup

Daerah Kabupaten Tangerang, selain itu Badan Lingkungan Hidup Daerah

(BLHD) Kabupaten Tangerang memiliki Pusat Data Pengendalian dan

Pemantauan Air Bawah Tanah dan Pos Pengaduan Kasus Pencemaran dan/atau

Perusakan Lingkungan Hidup.

Permasalahan yang ditemukan peneliti dilapangan terdapat beberapa

masalah yang patut untuk diperhatikan lebih lanjut dilingkungan wilayah

Kabupaten Tangerang karena permasalahan tersebut yaitu pertama, Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten

Tangerang dan peneliti mengutip pembicaraan yang dilakukan peneliti kepada

kepala bidang pengawasan dan pengendalian limbah mempunyai proses dalam

mengawasi sebuah pelaksanaan industri dalam memproduksi barang dan jasa,

perencanaan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah

(BLHD) Kabupaten Tangerang yaitu :

1. Dilakukan pendataan terdahulu. 2. Lalu melihat Letak industri 3. Industri

4. Perkiraan limbah yang akan dibuang

Setelah dilakukan pendataan pada tahap awal profil perusahaan itu sangat penting dan harus dilakukan untuk lanjut ke proses perencanaan pendirian sebuah perusahaan. (Sumber : Wawancara dengan Kepala Bidang pengawasan dan pengendalian limbah pada tanggal 19 Januari 2015).

Berikut SOP Pengawasan yang harus dilakukakan Badan Lingkungan

(41)

(Sumber : BLHD 2015)

Gambar 1.2

SOP Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang

Dari pernyataan kepala bidang pengawasan dan penegendalian limbah

dapat diketahui langkah-langkah pengawasan harus selalu dilakukan dalam

melaksanakan suatu program kegiatan perencanaan dan pelaksanan pengawasan

yang bertujuan mencegah permasalahan lingkungan yang paling utama pada

daerah perkotaan yakni masalah pengelolaan sampah, banjir, emisi kendaraan

bermotor, limbah cair domestik, minimnya ruang terbuka hijau (RTH), penataan

ruang kota dan sebagainya.

No Kegiatan Pelaksana Mutu Baku

Ket

Kaban Sekban Kabid Tim perlengkapan waktu Output

1 Menyusun rencana tim pengawas dan pelaku usaha yang ditinjau kelapangan

Disposisi 1 Hari Disposisi

2 Menetapkan tim pengawas dan pelaku usaha yang akan ditinjau ke lapangan

Surat Tugas 1 Hari Surat Tugas

3 Pelaksanaan tinjau lapang Berita acara 1 Hari Berita

Acara

4 Hasil Berita Acara dilaporkan ke

Kepala BLHD Laporan 3 Hari Laporan

5 Tim Pengawas melakukan verifikasi terhadap Berita Acara (Tinjau Lapang Kedua)

8 Membuat Surat Penjelasan terhadap

Perusahaan (Pemanggilan) Surat 3 Hari Surat

9 Pelaksanan Tinjau Lapang Ketiga Berita Acara 7 Hari s.d

90 Hari

Berita Acara

10 Ketaatan Perusahaan terhadap Berita Acara Hasil Penjelasan Perusahaan (Pemanggilan)

Laporan 1 Hari Laporan

11 Tim Pengawas merekomendasikan

Sanksi Draf 7 Hari Draf

12 Kepala BLHD Menyetujui dan menerbitkan Surat Keputusan Sanksi

Surat

Keputusan 1 Hari

Surat Keputusan

13 Tim Pengawas menyampaikan

Surat Keputusan Sanksi ke Perusahaan dan ditembuskan ke instansi terkait

Surat

Keputusan 3 Hari

(42)

Pola konsumsi masyarakat di perkotaan belum mengarah pada pola-pola

berawawasan lingkungan. Penggunaan kemasan berupa kertas, kantong plastic,

kaleng dan bahan bahan lainnya yang bersifat nonbiodegradable masih tinggi. Menyebabkan tumpukan sampah menjadi meningkat sebesar 2-4 % pertahun

(sumber rencana kerja BLHD 2014). Peningkatan jumlah sampah yang

diperkirakan semakin meningkat pertahunnya melihat banyaknya pembangunan

yang berdampak kepada lingkungan. Hal ini Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kabupaten Tangerang dan instansi terkait agar dapat mengurai persoalan dalam

mengawasi dan mengendalikan pencemaran lingkungan.

Permasalahan lingkungan hidup yang berkaitan dengan pencemaran yaitu

air, tanah, dan udara di Kabupaten Tangerang yang penyebarannya sudah cukup

meluas dan terkait dengan industri maupun industri dengan segala jenis limbahnya

terutama limbah B3. Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten

Tangerang dalam melakukan aktivitas pengawasan sebagai tugasnya untuk

menyelesaikan atau melaksanakan suatu kegiatan yang terdapat kesalahan dalam

mengawasi serta mengendalikan pencemaeran lingkungan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

Kasus pencemaran lingkungan ini perlu ditangani secara sistematik,

terencana, taat asas dan terus menerus dilakukan secara berkala dan perlu

penanganan khusus. Berdasarkan data yang didapat dilapangan kasus pencemaran

pada tahun 2011 tercatat pencemaran air dari industri sebanyak 25 kasus di

Kabupaten Tangerang, sedangkan tahun 2012 tercatat 24 kasus pencemaran

(43)

masih diatas ambang baku mutu kualitas air pada masing masing Daerah Aliran

Sungai (DAS), terutama bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Cirarab dan Daerah

Aliran Sungai (DAS) Cimanceuri Balaraja.

Pada kenyataannya peneliti melihat pengawasan yang dilakukan oleh

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) pada bidang pengawasan dan

pengendalian limbah di Kabupaten Tangerang masih belum optimal dan efektif

dalam melakukan pengawasan. Hal lain yang menyebabkan suatu permasalahan

lingkungan yaitu kurangnya koordinasi dengan instansi terkait yang terpadu,

pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh

industri belum mengarah pada kesadaran kelestarian lingkungan, hal ini menjadi

beban dan belum dirasakan manfaatnya oleh industri.

Kedua, Dampak penting dari pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang seharusnya masyarakat mengetahui yang

dilakukan oleh bidang pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

Kabupaten Tangerang dalam melakukan pengawasan pencemaran. Masyarakat

kalangan menengah kebawah yang masih menggantungkan hidup pada alam,

sementara pencemaran lingkungan yang sudah tidak wajar merupakan faktor

terpenting dalam permasalahan dampak lingkungan. Pemerintah harus selalu siap

akan dampak bahaya pencemaran lingkungan yang dilakukan pelaku usaha yang

tidak diketahui oleh masyarakat, merupakan penjebakan masyarakat yang akan

(44)

Perusahaan-perusahaan yang telah dilakukan pengawasan dan terbukti

melakukan pencemaran berdasarkan laporan masyarakat di Kecamatan Balaraja

yaitu :

1. PT.SMS Steall

2. Grand Habell : Memproduksi selkon, Batako Ringan, dan Kebauan Seperti itu dampaknya. Kebocoran pipa cerobong asapnya menghasilkan uap air karena suhu tinggi atau pemanasan tinggi uap air itu (cerobongnya) diarahin ke atas langsung (by pass) ke lingkungan tanpa ada filter prosesnya.

3. PT SGS : Tahun 2011 telah di laporkan dan telah dibina.

4. PT Sarana Eka Perkasa : Tahun 2012 Memproduksi kayu lapis atau triplek.

5. PT Mutiara Hexagon 6. PT Baja Safana Besi 7. PT Rinnai

8. PT Pokphand Indonesia

9. Lautan Stell : Mengolah besi dan masih dalam proses penanganan 2015

(Sumber : Wawancara dengan Bidang Bina Hukum BLHD)

Sanksi yang diberikan oleh BLHD Kabupaten Tangerang apabila surat

teguran dan prosedur yang dilayangkan tidak ditanggapi, maka akan dilakukan

proses hukum yang berlaku sesuai peraturan daerah Kabupaten Tangerang.

Demikian fungsi pengawasan yang harus dilakukan oleh Badan Lingkungan

Hidup Daerah Kabupaten Tangerang dalam megawasi pencemaran lingkungan

hidup, berdasarkan dengan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2010 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang.

Dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang

mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengarahkan, mengawasi dan

mengendalikan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup.

Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) yang mempunyai

(45)

rencana strategi Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang

tertera beberapa peluang untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan tupoksinya

sebagai salah satu institusi pelayanan utama kepada masyarakat, yaitu bagian

Ketiga yaitu :

Dengan peran BLHD yang semakin dinamis dan terbuka, maka BLHD

akan semakin berpeluang untuk selalu didukung masyarakat yang mulai

memahami dan peduli terhadap usaha pengelolaan lingkungan hidup. Kondisi ini

sejalan dengan semakin meningkatya pengetahuan masyarakat. Dengan kehidupan

bermasyarakat yang makin demokratis, transparan dan berani, memberikan

dukungan kuat bagi inisiatif masyarakat untuk control dan claim bagi pelaku-pelaku perusakan lingkungan hidup, serta bagi prakarsa dan partisipasi dalam

pemeliharaan lingkungan hidup.

Berdasarkan rencana strategi yang seharusnya menjadi acuan dalam

menjadikan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang,

masyarakat harus berperan aktif dalam membantu pelaksanaan pengawasan. Pada

akhirnya masyarakat akan mengikuti dan memberikan dukungan apa yang

dilakukan oleh pemerintahan daerah untuk perkembangan berwawasan

lingkungan hidup yang semakin meningkatkan kualitas taraf lingkungan yang

baik. Namun pada kenyataan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan

Hidup Daerah (BLHD) masih kurang optimal. Peluang bagi Badan Lingkungan

Hidup Daerah (BLHD) sudah sangat cukup baik untuk acuan dalam mengatasi

(46)

Pada dasarnya dampak pencemaran yang tidak terindentifikasi oleh Badan

Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) dalam mengatasi pengawasan dan

pengendalian yang harus ditindak sebagaimana yang telah diatur oleh Peraturan

Bupatii Tangerang No.54 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang. Bagian Ke 6 Pasal (15) Ayat (I) yakni :

(I) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Limbah mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan, pembinaan dan koordinasi, pengawasan dan

pengendalian limbah.

Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan daerah maka pemerintah

yang harus kerjasama dengan pihak pelaku usaha industri, perusahaan, harus

saling melakukan pengawasan dan pengendalian lingkungan. Memperhatikan

pencemaran yang terjadi agar masyarakat sadar atas haknya untuk mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Ketiga, masih kurangnya sosialisasi dan koordinasi tentang bahaya limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta limbah domestik dan lingkungan hidup

bagi kehidupan masyarakat. Pencemaran lingkungan yang sangat penting

dipecahkan permasalahan limbah kota dan limbah industri yang semakin

menjamur dan akan berdampak bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitar

Kecamatan Balaraja. Berdasarkan rencana kerja (Rencana Kerja tahun 2014) :

Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga diselenggarakan

untuk menjaring dan membahas rencana program dan kegiatan fungsi dan sub

(47)

Renja-SKPD Kabupaten Tangerang dan Aspirasi Program dan Kegiatan Daerah baik itu

dari tingkat Kecamatan maupun masukan dari Stakeholeder terkait.

Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten

Tangerang masih sangat rendah dalam mengawasi pelaku usaha yang menjual

hasil limbah yang tidak terpakai yakni sebagai contoh : Drum bahan kimia lainnya

yang diperjualbelikan oleh pelaku usaha yang marak di Kabupaten Tangerang.

Peneliti mengutip pembicaraan hasil wawancara pada kepala bidang pengawasan

dan pengendalian limbah yaitu menyatakan :

“Justru kita sosialisasi ke pelaku usaha, industri, ke rumah sakit, ke hotel, klinik. Kita melakukan sosialisasi bahwa peraturan nya sekarang gini, bahwa anda harus mengolah dulu, jangan melebihi baku ini baku ini. Harus ada ijinnya. Untuk ke masyarakat kayanya engga deh.” (Sumber : Wawancara dengan Kabid Pengawasan BLHD tanggal 19 Januari 2015).

Berikut pernyataan yang dilayangkan kepada peneliti terkait sosialisasi

yang bidang pengawasan dan pengendalian limbah. Maka masih minimnya akses

masyarakat untuk mendapatkan informasi yang seharusnya disosialisasikan oleh

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang. Pada

kenyataannya pelaksanaanya hanya dilakukan kepada pelaku usaha, pelaku usaha

yang melakukan pencemaran. Minimnya masyarakat yang tidak mengetahui

seperti apa pencemaran yang dilakukan oleh pelaku usaha.

Peneliti mengutip hasil pembicaraan dengan kepala bidang pengawasan

dan pengendalian limbah dalam menegakan peraturan kepada pelaku usaha :

(48)

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang pengawasan dan

pengendalian limbah. Tindakan sanksi yang diberikan sudah berdasarkan

undang-undang setelah dilakukan evaluasi apabila ditemukanya kasus akan diberikan

sanksi yang telah ditelah diatur Undang-Undang dan sampai memberikan efek

jera kepada pelaku usaha yang melakukan pencemaran setelah diketahui oleh

bidang pengawasan dan pengendalian limbah Badan Lingungan Hidup Daerah

Kabupaten Tangerang.

Keempat, pada tahun 2014 Anggaran Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang mendapatkan anggaran APBD sebesar

Rp.10.886.735.141,- digunakan untuk Belanja Langsung SKPD Badan

Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang tahun anggaran 2014

terdiri dari 9 program dan 42 kegiatan, yang meliputi belanja langsung program

satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari 4 program dan 22 kegiatan

sebesar Rp.1.466.178.000,- dan belanja langsung program wajib pilihan satuan

kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri dari 5 program dan 19 kegiatan sebesar Rp

4.012.700.000,-

Maka Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang

merencanakan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 yang ada kaitannya

(49)

TARGET KINERJA

1 2 3 4 5 6 7 8 9

LINGKUNGAN HIDUP 6,040,470,000 6,040,470,000 BELANJA LANGSUNG 6,040,470,000 6,040,470,000

BELANJA LANGSUNG PROGRAM WAJIB PILIHAN SKPD 6,040,470,000 Rp 6,040,470,000

I Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup 4,494,200,000 Rp 4,494,200,000

INDIKATOR KEGIATAN NO. PROGRAM DAN KEGIATAN APBD

(Rp.) Volume Lokasi

TOLOK UKUR KINERJA KEGIATAN

KET dan perusakan Lingkungan Hidup serta Renstra Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kabupaten Tangerang dan RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2014.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Rencana Program Kegiatan Belanja Langsung Program Pilihan SKPD

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang

(Sumber : Rencana Kerja BLHD 2014)

Rekapitulasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan APBD Tahun Anggaran

2014 pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang untuk Belanja

Langsung Program Wajib Pilihan SKPD. Anggaran yang telah direkapitulasi

merupakan untuk sasaran dari rencana kerja satuan kerja perangkat daerah Badan

Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang.

Untuk anggaran program dan kegiatan yang telah disediakan seharusnya

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) mengacu pada acuan yang telah diatur

pada tujuan dan sasaran rencana kerja (renja) Badan Lingkungan Hidup Daerah

(BLHD) Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut :

Tujuan Renja-SKPD adalah untuk memberikan arahan dan pedoman

(50)

Anggaran 2014 sesuai dengan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Tahun 2014 yaitu :

1. Peningkatan Aksesbilitas dan Kualitas Pendidikan, Kesehatan serta Pola Hidup Bersih dan Sehat.

2. Peningkatan Kualitas dan Cakupan Infrastruktur dengan Memperhatikan pada Daya Dukung dan Pengembangan Wilayah serta Kualitas Lingkungan Hidup dan Penanganan Bencana.

3. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

4. Peningkatan Efektivitas Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi.

(Sumber : Rencana Kerja BLHD 2014)

Dari kempat Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014

tersebut maka tema Pembangunan Kabupaten Tangerang Tahun 2014 adalah

Pemantapan perekonomian daerah yang didukung oleh kualitas pelayanan dasar

dan infrastruktur wilayah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengawasan adalah salah satu program pilihan wajib dalam Rencana

Kerja (renja) prioritas kebijakan dan program yang akan dilaksanakan Badan

Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Tahun 2014 di Kabupaten Tangerang

khususnya dalam upaya-upaya mengatasi permasalahan dan perusakan

Lingkungan Hidup serta Rencana strategi Badan Lingkungan Hidup Daerah

Kabupaten Tangerang dan RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2014, maka

Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup

Daerah Kabupaten Tangerang kenyatannya masih ditemukan tanggung jawab

pekerjaan didalam instansi masih belum optimal.

Kelima,Masih kurangnya kemampuan sumber daya manusia yang terdapat pada Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang.

(51)

Daerah mendapatkan beberapa masalah yang didapatkan dalam Rencana Strategis

(Rencana Strategi 2013-2018) yaitu :

Kemampuan sumber daya manusia yang terdapat pada Badan Lingkungan

Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang hingga saat ini masih terbatas. Jika

ditinjau berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Daerah

(BLHD) Kabupaten Tangerang masih jauh dari kriteria yang ideal yang

dibutuhkan oleh suatu instansi teknis yang menangani permasalahan lingkungan

hidup secara luas dan kompleks.

(Sumber : Rencana Strategis BLHD 2013-2018)

Badan Lingkungan Hidup Daereah Kabupaten Tangerang berdasarkan

Sumber daya manusia yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat

dibedakan berdasarkan jumlah pegawai berdasarkan pendidikan yaitu :

Tabel 1.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Jumlah (Orang)

1 S2 12

2 S1 25

3 D3 5

4 SLTA 22

5 SLTP 1

JUMLAH 65

(Sumber : Rencana Strategis BLHD 2013-2018)

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan pada tabel diatas terlihat sumber

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1.1
Gambar 1.2 SOP Pengawasan Badan Lingkungan Hidup
Tabel 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semua guru yang mengajar wajib membuat penilaian kendiri sekurang-kurangnya sekali dari Januari hingga Mac dengan menggunakan Instrumen Standard 4 SKPMg2 (S4g2).

Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen USU dan juga selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan

penyampelan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekniksensus atau sampel jenuh. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah

[r]

(1) Sebelum pemerintah daerah membuka rekening sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1), penyaluran Transfer ke Daerah dilakukan ke rekening milik

Tingkat tropi dalam suatu ekositem yang mempunyai produksi premier kotor yang paling tinggi adalah ….. (A) Karnivora tingkat III (B) Karnivora tingkat II (C) Karnivora tingkat I

mengungkapkan bahwa penerimaan itu terkait dengan gengsi kedua belah pihak, namun sebagaimana juga yang dialami oleh Bapak Tanggu pada cerita sebelumnya, kita

Iman dalam Islam bukanlah semata-mata pengetahuan seperti pengetahuan para theologi dan ahli falsafah, bukan pula semata-mata perasaan jiwa yang menerawang seperti perasaan orang