• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA CANDIMAS KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA CANDIMAS KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA - Raden Intan Repository"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S1) pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Oleh:

DEVIA MANDASARI NPM: 1411010281

Jurusan: Pendidikan Agama Islam (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA CANDIMAS KECAMATAN ABUNG SELATAN

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

SKRIPSI

Diajukan Guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S1) pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Oleh:

DEVIA MANDASARI NPM: 1411010281

Jurusan: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pembimbing I : Dr. Imam Syafe’i, M.Ag Pembimbing II : Drs. Haris Budiman, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)

ii Oleh Devia Mandasari

Akhlak mempunyai kedudukan yang tinggi dan istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam. Kata akhlak (bahasa Arab), secara etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, dan tabiat. Akhlak berakar dari kata kha-la-qa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq yang berarti pencipta, makhluq berarti yang diciptakan dan khalq berarti penciptaan. Berdasarkan pengertian etimologis tersebut, akhlak tidak hanya merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara sesama manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.

Penelitian ini berbicara tentang bagaimana akhlak remaja yang ada di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara, dengan tujuan untuk mengetahui apakah akhlak remaja di desa tersebuat lebih mengarah ke arah yang positif atau negatif. Karena banyaknya faktor dari zaman modern, lingkungan sekolah, bahkan lingkungan masyarakat itu sendiri. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan Judul Persepsi Masyarakat terhadap Akhlak Remaja karena masa remaja itu masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang sifatnya masih labil untuk menentukan sikap dan perilaku yang baik dan mana yang buruk.

Selanjutnya, penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan Kualitatif

yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan perilaku yang dapat di amati dari subjek, melalui studi kasus. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai sumber datanya.

(4)
(5)
(6)

v MOTTO

ِق َلاْحَلأْا َمِراَكَم اَمِّمَت ُ لأ ِ ُتْثِعُب اَمَّنِا

(7)

vi

Alhamdulillaahhirobbil’alamin ter iring doa dan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan karunianya, dan telah memberikan segala kenikmatan, kemudahan dan bisa membuat aku bertahan sampai sekarang. Maka dengan ketulusan hati dan penuh kasih sayang. Kupersembahkan Skripsi ini kepada:

1. Kedua orangtua ku tercinta dan tersayang Ayahanda Saripudin, S.Pd.I dan Ibunda Toripah yang telah membesarkan, mendidik, mendukung, menyemangati, membiayai, hingga kini senantiasa mendo’akan dan menanti keberhasilanku.

2. Kepada seluruh keluarga besarku yang selalu memberi semangat hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepada teman-teman seperjuanganku terutama kelas PAI F angkatan 2014 4. Kepada Seluruh Dosen UIN Raden Intan Lampung yang selalu memberikan

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Devia Mandasari lahir di Girilaya, Kabupaten Lebak Banten pada tanggal 29 Maret 1996 yang merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Saripudin, S.Pd.I dan Ibu Toripah.

Peneliti menempuh pendidikan di Tk Nurul Muttaqin di Kelapa Tujuh pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan ke SD Negeri 04 pada tahun 2002 dan lulus tahun 2008, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 07 Kotabumi pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011, serta selama menempuh pendidikan ini penulis aktif di dalam bidang ekstrakurikuler : Tari, basket, PMR (Palang Merah Remaja). Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di SMANSA ABSEL tapi hanya 3 bulan saja sekolah disana dikarenakan jarak tempuh dari rumah cukup jauh untuk sampai di sekolah, sehingga penulis pindah ke sekolah MAN 01 Kotabumi (Madrasah Aliyah Negeri) dan lulus pada tahun 2014 serta selama menempuh pendidikan di Madrasah penulis melanjutkan ekstrakulikuler PMR (Palang Merah Remaja).

(9)

viii

Puji Syukur hanyalah milik Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW sebagai kekasih-Nya dan teladan untuk seluruh umat manusia.

Skripsi ini disusun guna memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu pendidikan Islam di UIN Raden Intan Lampung. Atas bantuan dan ketulusan hati dari semua pihak maka skripsi ini berjudul “PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA

CANDIMAS KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN LAMPUNG

UTARA”.

Dalam Usaha penyelesaian penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak, baik berupa bantuan materi/maupun dukungan moril. oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penulisan skripsi ini dengan segala partisipasi dan motivasi. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih terutama kepada :

(10)

ix

2. Dr. Imam Syafe’I, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan kemudahan dan arahan selama masa studi di UIN Raden Intan Lampung.

3. Dr. Imam Syafe’i,M.Ag sebagai pembimbing I dan Bapak Drs.Haris Budiman,M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan ilmu kepada peneliti selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

5. Bapak dan Ibu Staf jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada peneliti dan memudahkan segala proses pendidikan peneliti dari awal semester sampai akhir semester ini.

6. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2014, terkhusus untuk teman-teman kelas PAI F yang mengawali hari-hari di kampus dengan penuh kebersamaan dan semangat serta dengan kebersamaannya peneliti senantiasa termotivasi untuk semangat berjuang dan meningkatkan kualitas diri menuju yang lebih baik lagi.

7. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi seperjuangan yang tidak segan-segan memberikan bantuan dan dukungan, baik materi maupun moril terhadap peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

x

Demikian skripsi ini peneliti buat, peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca demi kemajuan pendidikan.

Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Bandar Lampung, 28 Juni 2018 Penulis

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Penegasan Judul ... 1

B. Alasan Memilih Judul ... 4

C. Latar Belakang Masalah ... 5

D. Identifikasi Masalah ... 14

E. Pembatasan Masalah ... 14

F. Rumusan Masalah ... 15

G. Tujuan Penelitian ... 15

H. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. PERSEPSI MASYARAKAT ... 16

1. Pengertian Persepsi ... 16

a. Organisasi dalam Persepsi... 20

b. Persepsi Masyarakat ... 21

(13)

xii

a. Macam-macam Masyarakat ... 33

b. Masyarakat dalam Persepektif Islam ... 34

3. Persepsi Masyarakat ... 37

B. AKHLAK REMAJA ... 37

1. Pengertian Akhlak ... 37

a. Dasar Hukum Akhlak ... 40

b. Tujuan Akhlak ... 42

c. Pembagian Akhlak ... 43

d. Keutamaan Akhlak ... 48

e. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Ahklak ... 49

f. Urgensi Akhlak ... 52

g. Ruang Lingkup Akhlak ... 53

2. Pengertian Remaja ... 54

a. Pembagian Usia Remaja ... 54

b. Ciri-ciri Remaja ... 57

c. Perilaku Remaja Dalam Masyarakat Modern ... 58

d. Remaja dan Lingkungan Sosial ... 60

e. Perilaku remaja sekarang dengan media komunikasi ... 61

f. Masalah perilaku remaja dan peranan orang tua ... 62

g. Cara pemecahan masalah perilaku kenakalan remaja ... 63

h. Islam dan pergaulan remaja ... 65

3. Akhlak Remaja ... 66

BAB III METODE PENELITIAN ... 67

A. Metode penelitian ... 67

(14)

xiii

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 70

D. Teknik Pengumpulan Data ... 71

E. Teknik Analisis Data ... 71

F. Teknik Pengumpulan Data ... 71

G. Teknik Analisis Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78

A. Sejarah Singkat Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara... 78

B. Penyajian Data Lapangan ... 84

C. Analisis Data ... 94

BAB V PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 99

C. Penutup ... 101

(15)

Tabel 1.1 : Data Kependudukan di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan

Kabupaten Lampung Utara ... 11 Tabel 1.2 : Data Kependudukan Berdasarkan Suku di Desa Candimas

Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara ... 11 Tabel 1.3 : Data Kependudukan Berdasarkan Mata Pencaharian Masyarakat

Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung

Utara ... 11 Tabel 1.4 : Data Kependudukan Berdasarkan Agama di Desa Candimas

Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara ... 79 Tabel 1.5 : Data Sarana Ibadah Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul ini, terlebih dahulu peneliti akan menguraikan arti dari pada istilah yang terdapat pada judul skripsi ini,

yaitu “Persepsi Masyarakat Terhadap Akhlak Remaja Di Desa Candimas Kecamatan

Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara”, antara lain:

1. Persepsi

Menurut Bimo Walgito, persepsi sering kali dinamakan dengan pendapat, sikap, dan penilaian. Persepsi diartikan sebagai suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu proses yang berujuk ke pusat susunan syaraf yaitu otak hingga individu tersebut mengalami persepsi.1

Sedangkan, Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat mengartikan persepsi yakni sebagai berikut:

"persepsi merupakan proses yang digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterprestasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi adalah proses internal yang

1

(18)

2

dilakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan ekstern.2

Persepsi menurut peneliti dalam penelitian ini adalah pendapat, sikap, atau penilaian masyarakat terhadap akhlak remaja yang ada di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara.

2. Masyarakat

Menurut Marion Levy dalam Kamanto Sunarto merumuskan konsep masyarakat yakni sebagai berikut :

Masyarakat merupakan suatu kelompok yang harus memenuhi empat kriteria antara lain:

(1). Kemampuan bertahan melebihi masa hidup seseorang individu

(2). Rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi

(3). Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama yang bersifat “swasembada”.

Jika suatu kelompok telah memenuhi keempat kriteria tersebut atau dapat bertahan stabil untuk beberapa generasi walaupun sama sekali tidak ada atau kelompok lain diluar kelompok tersebut.3

2

Deddy Mulyana & Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 25.

3

(19)

Sedangkan, menurut Andini T.Nirmala dan Aditya A. Pratama dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mengemukakan masyarakat sebagai pergaulan hidup manusia yaitu sehimpunan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu.4

3. Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab Khuluq yang jamaknya Akhlak. Menurut bahasa , Akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan Khalq yang berarti “ kejadian”, serta erat

hubungannya dengan kata khaliq yang berarti “pencipta” dan makhluk yang berarti

“yang diciptakan”.5

4. Remaja

Pengertian Remaja: Definisi Remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasannya dan sebagainya.6

4

Andini T.Nirmala dan Aditya A.Pratama, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: Prima Media, 2003), h.263.

5

Rosihin Anwar, M.Ag, Akhlak Tasawuf (Bandung : Cv Pustaka Setia, 2010), h.11.

6

(20)

4

B. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa hal yang membuat peneliti menjadi tertarik pada judul tersebut, antara lain :

1. Ingin mengetahui bagaimana akhlak remaja yang ada di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara.

2. Ingin mengetahui bagaimana persepsi atau pendapat masyarakat terhadap akhlak remaja yang ada di desa tersebut.

3. Ingin mengetahui apakah akhlak remaja di desa candimas lebih cenderung ke arah yang lebih positif atau negatif (Terpuji/Tercela).

4. Penulis mengangkat sebuah penelitian yang berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam serta tersedianya referensi yang cukup dan lokasi mudah terjangkau sehingga memungkinkan penelitian ini di selesaikan sesuai dengan rencana.

C. Latar Belakang Masalah

(21)

akhlak tidak hanya merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara sesama manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.

Akhlak merupakan perangai atau perilaku yang diwujudkan dengan tuntutan dan dorongan dari hati. Meskipun akhlak sudah dimiliki setiap manusia dari lahir, akan tetapi akhlak juga harus dibentuk. Lingkungan akan sangat mempengaruhi akhlak seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki keinginan yang kuat dari dalam hatinya untuk berakhlak baik, maka akan sangat mudah sekali tergoyahkan oleh hal-hal yang ada disekitarnya.Banyak sekali orang yang mempunyai pengetahuan yang luas, akan tetapi penanaman akhlak dalam dirinya sangatlah kurang.Akhlak mulia mencakup berakhlak mulia terhadap Allah Sang Pencipta, berakhlak mulia terhadap Rasulullah saw., berakhlak mulia terhadap kitab suci, berakhlak mulia terhadap malaikat, dan berakhlak mulia terhadap seluruh manusia.7

Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik,

7

(22)

6

intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu. Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada perkembangan anak khususnya siswa fase remaja . Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.

Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Masa remaja juga sebagai usia bermasalah. Akhirnya para remaja mengalami kesualitan dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Kesulitan-keuslitan yang dihadapi remaja menurut Rumke bersumber dari 3 masalah, yaitu :

(23)

2. Regulasi : ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dibidang fisik dan seksualnya.

3. Masalah Integrasi : kesulitan menyesuaikan sikap dan perilakunya dilingkungannya / mencari identitas dirinya.

Etika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia. Etika menempati posisi luar biasa di antara disiplin yang lainnya, disebabkan etika merupakan subjek yang signifikan dan mempunyai prinsip yang tinggi. Sedangkan moral merupakan prinsip yang berkenaan membedakan tingkah laku benar atau salah, serta baik atau buruk. Akhlak, etika dan moral sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu ataupun kelompok. Manusia yang mempunyai akhlak yang baik akan dapat membedakan perilaku yang benar atau salah. Etika dan moral tidak hanya berpengaruh terhadap individu manusia, akan tetap dapat mempengaruhi tingkat kemajuan dan kemunduran suatu bangsa. Apabila bangsa tersebut menanamkan akhlak yang baik kepada rakyatnya dan pimpinannya, maka akan tercipta etika dan moral yang baik. Beberapa peristiwa sejarah telah membuktikan bahwa kerusakan moral merupakan faktor destruktif yang meruntuhkan peradaban-peradaban. Sebagai bukti betapa pentingnya moralitas adalah bahwa Rasulullah saw. menganggap akhlak sebagai tujuan misi Ilahiahnya. Beliau

saw. bersabda, “Aku diutus sebagai nabi untuk menyempurnakan akhlak mulia.”

(24)

8

mendisiplinkan kesadaran-kesadaran individual, memperbaiki akhlak manusia, dan menuntun mereka menuju perilaku yang baik dan ideal.

(25)

Batasan dan pengertian usia remaja yaitu sekitar 13-21 tahun. Sebagaimana halnya tahapan perkembangan pada setiap fase, remaja pun memiliki karakteristik yang membedakannya dengan masa-masa yang lain. Moral dan religi merupakan bagian yang penting bagi jiwa remaja, karena dengan moral dan religi tersebut bisa mengendalikan tingkah laku atau perilaku remaja untuk tidak melakukan hal yang menyimpang dari norma masyarakat dan isi ajaran agama itu sediri. Dengan kata lain perkembangan jiwa para remaja juga dengan jiwa keagamaan tentunya yang diinginkan adalah menemukan nilai-nila keagamaan yang di putuskan adalah yang sesuai dengan ajaran agama itu sendiri, bila islam berarti ia akan menemukan agama sesuai dengan isi ajaran kitab sucinya yaitu Al-Quran dan hadis.8

Sedangkan, kehidupan remaja merupakan masa perkembangan setelah masa anak-anak menuju dewasa, dari masa tanpa identitas menuju masa kepemilikan identitas menuju masa kepemilikan identitas diri. Pada fase tersebut perkembangan semua aspek dari dalam diri remaja dipengaruhi oleh suasana transisi yang penuh dengan gejolak. Kemampuan melewati masa transisi inilah yang kemudian akan membawa kepada fase kedewasaan.

Akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya

8

(26)

10

yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Remaja adalah sosok manusia yang secara fisik sudah hampir menyerupai orangdewasa tetapi secara mental kejiwaan masih memerlukan bimbingan dan tuntunan dari para orang dewasa, terutama orang tua, guru, dan masyarakat yang berada lingkungannya. Dalam kondisi mental masih labil, tentu remaja akan mudah terbawa oleh arus pergaulan, baik positif maupun negatif. Keberadaan remaja masa kini sangat penting dan menentukan nasib suatu bangsa pada masa yang akan datang. Sebab pada gilirannya, para remajalah yang akan menggantikan tempat kepemimpinan suatu bangsa. Pemuda

(remaja) masa kini adalah pemimpin dimasa yang akan datang.” Dewasa ini, dengan

semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi. Budaya dan adat istiadat bangsa lain yang tidak sesuai dengan adat istiadat bangsa kita semakin mudah masuk dan mempengaruhi remaja kita. Akibatnya tata cara pergaulan mereka bergeser dari nilai agama dan nilai moral yang berlaku. Dalam hal ini, akhlaklah yang menjadi sasarannya. Dalam rangka menumbuhkan dan memperbaiki akhlak remaja ang telah jauh bergeser, juga mengingat pentingnya akhlak remaja tersebut.

(27)

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara

Nama Dusun Jumlah Penduduk Jumlah

LK+Pr

Jumlah Rt/Rw KK Laki-Laki Perempuan

Dusun 1 281 408 788 1196 4/1

Dusun 2 304 721 848 1569 4/1

Dusun 3 285 890 778 1668 4/1

Jumlah 1578 2019 2414 4433 12/3

Tabel 1.2

Jumlah Anak Remaja Di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara

NO UMUR JUMLAH

1. 12 S/d 21 Tahun 342

Tabel 1.3

Jumlah Pembagian Usia Anak Remaja Di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara

NO JENIS KELAMIN USIA/UMUR JUMLAH

1. Laki-Laki 12 Tahun 20

2. Perempuan 12 Tahun 22

3. Laki-Laki 13 Tahun 15

4. Perempuan 13 Tahun 35

5. Laki-Laki 14 Tahun 5

6. Perempuan 14 Tahun 13

7. Laki-Laki 15 Tahun 11

8. Perempuan 15 Tahun 9

9. Laki-Laki 16 Tahun 20

10. Perempuan 16 Tahun 10

11. Laki-Laki 17 Tahun 13

12. Perempuan 17 Tahun 20

13. Laki-Laki 18 Tahun 25

14. Perempuan 18 Tahun 34

15. Laki-Laki 19 Tahun 10

16. Perempuan 19 Tahun 15

17. Laki-Laki 20 Tahun 25

18. Perempuan 20 Tahun 11

19. Laki-Laki 21 Tahun 18

(28)

12

Berdasarkan hasil pengamatan atau hasil observasi yang peneliti lakukan kepada kepala desa pada tanggal 09 September 2017 di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara, ditemukan bahwa ditemukan beberapa pendapat mengenai akhlak anak remaja disana. Penulis mewancarai kepala Desa Candimas bahwasannya dia berpendapat yang pertama anak remaja yang ada didesa ini lebih sedikit dibandingkan desa-desa lainnya, yang kedua ia berpendapat akhlak remaja di desa ini masih terlihat cukup baik dan itupun mungkin lebih dominan dari pendidikan keluarga masing-masing, yang ketiga ia berpendapat bahwa mungkin kurang lebih remaja di desa ini kurang berpartisipasi ke masyarakat dan yang terakhir ia hanya menghimbau kepada masyarakat dan orang tua masing-masing yang memiliki atau mempunyai anak remaja di desa ini untuk selalu mengawasi anak remajanya agar tidak rusak akhlaknya akibat lingkungan di masyarakat, sekolah maupun pergaulan di luar sana dan mungkin untuk lebih jelasnya langsung tanyakan saja ke warga dan masyarakat yang ada di desa ini.9

Menurut pengamat penulis dari hasil pra-survey dan berdasarkan uraian singkat di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dan ini mengetahui pendapat apa saja mengenai perilaku atau akhlak remaja disana atas dasar-dasar pemikiran yang telah penulis kemukakan diatas, penulis tertarik pada

melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Akhlak Remaja

Di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara”.

9

(29)

D. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya menentukan permasalahan yang timbul atas gejala atau fenomena yang menjadi perhatian penulis. Dalam hal ini penulis dapat mengklarifikasikan masalah berdasarkan pemikiran dalam latar belakang dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya faktor lingkungan yang membuat Akhlak Remaja menjadi kurang baik.

2. Adanya perubahan zaman yang berpengaruh dalam akhlak remaja yang tinggal di Desa Candimas Kotabumi Lampung Utara.

3. Masih kurangnya kesadaran orang tua dalam membentuk akhlak anak sehingga sangat berpengaruh pada anak itu sendiri.

4. Pentingnya peran Tokoh Agama di dalam lingkungan masyarakat dalam membentuk akhlak remaja di desa tersebut.

E. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

(30)

14

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada anak remaja umur sekitar 13-21 tahun yang ada di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara.

3. Penelitian ini di batasi pada masyarakat yang tinggal di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara.

F. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang tersebut di atas, maka penelitian ini mengkaji persepsi masyarakat terhadap akhlak anak remaja di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Akhlak Remaja di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara?

G. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dasar pemikiran yang telah penulis kemukakan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka tujuan dalam penulisan ini yaitu :

(31)

H. Manfaat Penelitian

Sedangkan, manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai acuan bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.

2. Penelitian ini dapat memberikan wawasan informasi mengenai eksistensi anak remaja pada masyarakat, terutama mengenai akhlak mereka.

3. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi anak remaja dalam menilai akhlak mereka dan bagaimana seharusnya mereka berperilaku dalam masyarakat. 4. Penelitian ini dapat mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah

penelitian dan memberkan sumbangan ilmiah dalam konteks akademis.

5. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat, terutama masyarakat desa candimas dalam menilai setiap sikap perilaku anak remaja disana dan memberikan kesadaran masyakat, orang tua, dan tokoh agama dalam memperhatikan perilaku keagamaan mereka agar lebih baik.

6. Penelitian ini di harapkan dapat berguna dalam mengembangkan keilmuwan Jurusan Pendidikan Agama Islam.

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.PERSEPSI MASYARAKAT 1. Pengertian Persepsi

Persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterprestasi kanstimulus yang ada dilingkungannya. Setelah individu menginderakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses penginderaan itu, sehingga timbulah makna tentang objek itu pada dirinya yang dinamakan persepsi.1

Persepsi adalah proses interpretasi seseorang atas lingkungannya. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Seseorang mengelompokkan informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan (integration) yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Informasi pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus. Persepsi dapat juga dikatakan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

1

(33)

Pengertian persepsi dalam kamus ilmiah adalah pengamatan, penyusunan dorongan-dorongan dalam kesatuan-kesatuan, hal mengetahui, melalui indera, tanggapan (indera) dan daya memahami.2 Oleh karena itu kemampuan manusia untuk membedakan mengelompokkan dan memfokuskan yang ada dilingkungan mereka disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi.3 Persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh suatu penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.

Sedangkan menurut Bimo Walgito, persepsi adalah pengorganisasian, penginterpretasian, terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan aktivitas yang integrated dalam diri.4

Persepsi adalah sekumpulan tindakan mental yang mengatur impuls-impuls sensorik menjadi suatu pola bermakna. Kemampuan persepsi adalah sesuatu yang sifatnya bawaan dan berkembang pada masa yang sangat dini. Meskipun kebanyakan kemampuan persepsi bersifat bawaan, pengalaman juga memakai peranan penting. Kemampuan bawaan tidak akan bertahan lama karena sel-sel dalam syaraf mengalami kemunduran, berubah, atau gagal membentuk jalur saraf yang layak.

2

Pitus A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), h.591.

3

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), h.39.

4

(34)

18

Secara keseluruhan, kemampuan persepsi kita ditanamkan dan tergantung pada pengalaman.5

Dari definisi diatas, khususnya dalam pembahasan akan respon yang didapat setiap orang, alhasil persepsi merupakan kemampuan seseorang dalam memahami atau menanggapi suatu objek dengan menggunakan alat inderanya melalui proses penginterprestasian terhadap stimulus yang diterimanya sehingga merupakan aktifitas yang integrated maka seluruh apa yang ada didalam diri individu ikut berperan dalam persepsi tersebut.

Proses terjadinya persepsi melalui tiga proses yaitu proses fisik, proses fisiologis dan proses psikologis. Proses fisik berupa obyek menimbulkan stimulus, lalu stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses fisiologi berupa stimulus yang diterima oleh indera yang diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Sedangkan proses psikologis berupa proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima.6

Proses stimulus mengenai indera merupakan proses kealaman atau prosesfisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut proses fisiologis, kemudian terjadilah proses diotak sebagai proses kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat atau apa yang di dengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi pada otak atau dalam pusat

5

Carol Wadedan Carol Travis, Psikologi (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002), h. 226-228.

6

(35)

kesadaran inilah yang disebut proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dalam persepsi adalah individu menyadari misalnya tentang apa yang dilihat atau apa yang di dengar atau apa yang diraba yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera, proses ini merupakan proses terkhir dari persepsi dan merupakan persepsi yang sebenarnya.7

Dalam buku lainnya yang berjudul Psikologi Lingkungan Sarlito Wirawan Suwarno mengatakan persepsi merupakan kumpulan penginderaan. Penjelasan tersebut didasari pada dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pandangan konvesional. Bermula dari adanya rangsangan dari luar individu (stimulus) melalui sel-sel syaraf reseptor (penginderaan) yang peka terhadap bentuk-bentuk energi tertentu. Kemudian penginderaan tersebut disatukan dan di koordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi yaitu otak sehingga individu bisa mengenali dan menilai objek-objek disekitarnya.

Pendekatan kedua adalah pendekatan ekologik. Menurut Gibson yang di kutip oleh Sarlito Wirawan Sarwono individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan tersedia untuk individu yang menyerapnya. Persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Spontanitas itu terjadi karena individu mengeksplorasi lingkungannya dan dalam penjajakan itu ia melibatkan setiap objek yang ada di

7

(36)

20

lingkungannya dan setiap objek menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk individu bersangkutan.8

Jadi, berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses penilaian yang melibatkan panca indera dalam mengorganisir dan menginterprestasi suatu objek yang mana pada akhirnya akan terbentuk kumpulan informasi terhadap objek yang ditafsirkan tersebut. Pada penelitian ini dimana penilaian secara umum yang berlaku dalam masyarakat bahwa anak remaja sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan lebih dari pada masyarakat biasa dalam intelektual, sosial, moralitas, dan religiusitas yang dapat menjadi salah satu pilar dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Persepsi menurut peneliti dalam penelitian ini adalah pendapat, sikap, atau penilaian masyarakat terhadap akhlak remaja yang ada di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara.

a.Organisasai Dalam Persepsi

Organisasai dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip yaitu:9

a. Wujud dan latar yaitu objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud dengan hal-hal lainnya sebagai latar.

8

Sarlito Wirawan Suwarno, Psikologi Lingkungan, (Jakarta : Grasindo, 1992), h. 45-46.

9

(37)

a. Pola pengelompokan yaitu hal-hal tertentu yang kemudian dikelompok-kelompokkan dalam suatu persepsi. Itu akan menentukan bagaimana cara individu memandang dan mengamati hal-hal tersebut.

b.Sifat – Sifat Dalam Persepsi

Sifat yang terdapat dalam persepsi yaitu:10 1. Sikap

Yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan seseorang.

2. Motivasi

Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan yang dilakukannya.

3. Minat

Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebut.

4. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar.

10

(38)

22

5. Harapan

Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

6. Sasaran

Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnya akan mempengaruhi persepsi.

7. Situasi

Situasi atau keadaan disekitar kita atau disekitar sasaran yang kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula.

c.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Setiap individu pasti akan berbeda dalam memandang suatu objek meskipun objek yang dilihat tersebut sama. Hal ini disebabkan oleh bedanya sudut pandang pada individu itu sendiri terhadap suatu benda yang menjadi objek penafsiran dari masing-masing individu tersebut. Menurut Sarlito ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi individu antara lain:11

11

(39)

1. Perhatian

Biasanya individu tidak selalu menangkap seluruh rangsang yang ada di sekitarnya sekaligus, tetapi menfokuskan pada perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan orang lainnya menyebabkan perbedaan persepsi.

2. Set

Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul. Jika terdapat perbedaan pada set tersebut, maka akan terjadi perbedaan persepsi.

3. Kebutuhan

Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi pada seseorang.

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh terhadap persepsi.

5. Ciri Kepribadian

(40)

24

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interprestasi yang berbeda tentang yang dilihat yaitu.

Sementara David Krech dan Richard, menyebutkan sebagai faktor fungsional, faktor struktural, faktor situasional dan faktor personal.

1) Faktor Fungsional, adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi adalah objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. 2) Faktor Struktural, adalah faktor yang berasal semata-mata dari sifat.

Stimulus fisik efek-efek saraf yang ditimbulkan pada system saraf individu.

3) Faktor-faktor Situasional, Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk para linguistik adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi.

4) Faktor Personal. Faktor personal ini terdiri atas pengalaman, motivasi dan kepribadian.12

12

(41)

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:13

a. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. c. Pengaruh kebudayaan. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan

garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhan.

13

(42)

26

d. Media masa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media masa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Landasan pendidikan dan lembaga agama. Landasan moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional. Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama.

(43)

terhadap stimulasi yang dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam menentukan pilihan hidupnya.

d.Persepsi Sosial dalam Masyarakat

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosioanal, sehingga penilaian terhadap mereka. Manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya dan apa yang dipikirkan orang lain mengenai apa yang ia pikirkan mengenai orang lain itu.14

Dalam kehidupan masyarakat terhadap budaya-budaya yang berkembang dan budaya tersebut juga akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Pengaruh kebudayaan tersebut nampak juga dalam berbagai gejala hubungan manusia dengan lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.15

Faktor-faktor seperti agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan dan cita sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi itu terikat oleh budaya. Bagaimana memaknai pesan, objek,atau lingkungan bergantung pada nilai yang kita anut. Oleh karena itu persepsi seseorang atas lingkungannya bersifat subjektif. Semakin besar perbedaan budaya

14

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), h.191.

15

(44)

28

seseorang dengan orang yang lainnya maka semakin besar pula persepsi mereka terhadap realitas.16

Larry A. Samovar dan Richard E. Porter dalam Deddy Mulyana mengemukakan ada enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi antara lain:

1. Kepercayaan (beliefs), nilai (values) dan sikap (attitudes)

2. Pandangan dunia (worldview)

3. Organisasi sosial (social organization)

4. Tabiat Manusia (human nature)

5. Orientasi kegiatan (activity orientation)

6. Persepsi tentang diri dan orang lain (perception of self and others)

Keenam aspek tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Seseorang dapat mengalami peristiwa yang sama dan sepakat mengenai apa yang dilihat secar fisik. Namun kita sering berbeda dalam memaknai peristiwa atau objek yang kita lihat.

e. Bentuk- Bentuk Persepsi

Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepai terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia sering juga disebut persepsi sosial.

16

(45)

a) Persepsi terhadap lingkungan fisik

Persepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

• Latar belakang pengalaman

• Latar belakang budaya

• Latar belakang psikologis

• Latar belakang nilai, keyakinan, dan harapan

• Kondisi faktual alat-alat panca indera di mana informasi yang sampai kepada orang itu adalah lewat pintu itu.

2. Pengertian Masyarakat

Berbagai macam pengertian masyarakat dapat dilihat dari beberapa pendapat para ahli berikut ini, seperti Antonius Atosokhi Gea, dkk, yang menyatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu wilayah yang tidak terlalu jelas batas-batasannya, berinteraksi menurut kesamaan pola tertentu, diikat oleh suatu harapan dan kepentingan yang sama, yang keberadaannya berlangsung secara kontinyu dengan rasa suatu identitas bersama. Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan Society yang berasal dari kata Latin, Socious,

yang berarti teman atau kawan.17

Menurut Paul B. Horton dalam Bagja Waluya, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang

17

(46)

30

mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.18

Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, syirk, yang artinya sama-sama menunjuk pada apa yang kita maksud dengan kata masyarakat, yakni sekelompok orang yang saling mempengaruhi satu sama lain, dalam suatu proses pergaulan, yang berlangsung secara berkesinambungan. Pergaulan ini terjadi karena adanya nilai-nilai, norma-norma, cara dan prosedur serta harapan dan keinginan, yang merupakan kebutuhan bersama. Hal-hal yang disebut terakhir inilah yang merupakan tali pengikat bagi sekelompok orang yang disebut dengan masyarakat.19

Pengertian yang serupa juga dapat kita temukan dalam Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia oleh Andini T Nirmala dan Aditya A. Pratama mengemukakan masyarakat sebagai pergaulan hidup manusia dan dapat diartikan juga sebagai himpunan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu.20

Menurut David Berry, masyarakat sebagai suatu asosiasi sosial dari anggota-anggotanya. Masyarakat itu tetap dialami sebagai kenyataan yang independen dan

18

Bagja Waluya, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, (Bandung:PT. Setia Purna Inves, 2007), h. 10

19Ibid, h. 31 20

(47)

obyektif oleh anggota-anggotanya. Masyarakat disebut sebagai sebuah kekuatan luar dan sebagai kekuatan yang membatasi tindakan-tindakan seseorang.21

Sedangkan, dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama, seperti bahasa, kelompok orang yang memiliki bahasa bersama, yang merasa masuk dalam kelompok itu. “Ber, ma, sya, ra, kat”1. Merupakan makhluk yang ; 2. Bersekutu; bersatu membentuk masyarakat; hidup secara rukun.”

Me, ma, sya, ra, kat”, menjadi persoalan masyarakat meluas (menyebar) ke masyarakat. “Me, ma, sya, ra, kat, kan,”1. Menjadikan sebagai anggota masyarakat seperti ; bekas narapidana, mereka berusaha ke anggota masyarakat ; 2. Menjadikan dikenal oleh masyarakat seperti; usaha gerakan pramuka.22

Jadi berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekelompok orang yang mendiami suatu tempat atau wilayah tertentu dengan cara bersekutu dimana nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan yang merupakan kebutuhan bersama menjadi pengikat yang membatasi tindakan-tindakan mereka (anggota masyarakat).

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, hidup bermasyarakat dapat diartikan sebagai hidup dalam suatu pergaulan. Kata masyarakat berasal dari bahasa arab „syaraka ‟yang artinya ikut serta (partisipasi).

21

David Berry , Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, Terjemahan : Paulus Wirutomo, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1995), h.7.

22

(48)

32

Sedangkan dalam bahasa inggris dipakai istilah „society‟ yang berasal dari kata „socius‟yang artinya kawan.

Aristoteles mengemukakan bahwa manusia ini adalah „zoon politicon‟ yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup bergolongan atau sedikitnya mencari teman bersama lebih suka dari pada hidup tersendiri.23 Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, masyarakat merupakan sekelompok manusia yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu dengan batas-batas yang jelas dan menjadi faktor utamanya ialah adanya hubungan yang kuat diantara anggota kelompok dibandingkan hubungan dengan orang-orang diluar kelompoknya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat adalah suatu proses dimana sekelompok manusia yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu dan memberikan pemahaman atau tanggapan terhadap hal-hal atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya.

Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu24:

a. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu.

b. Target atau objek, karakteristik - karakteristik dan target yang diamati

23

Lukman Surya Saputra, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung: Setia Purna Inves, 2007), h. 11.

24

(49)

dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi seperti kecendrungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau yang mirip.

c. Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. a.Macam-macam Masyarakat

Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang memilki perbedaan latar ekonomi, sosial, maupun wilayah. Dilihat menurut perbedaan wilayah, maka masyarakat terbagi atas 2 macam yaitu :

a. Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan menurut Koentjaraningrat dalam Munandar Soelaeman adalah suatu masyarakat menjadi persekutuan hidup dan kesatuan sosial yang didasarkan atau dua prinsip yaitu (1) Prinsip hubungan kekerabatan, (2) prinsip hubungan tinggal dekat/teritorial.25

b. Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat yang pola hidupnya secara kuantitas lebih sering melakukan kontak sosial dibandingkan dengan masyarakat desa

25

(50)

34

karena tempat tinggal mereka berada dalam kawasan industri dan sifat kontak sosial yang mereka bangun cenderung formal atau hanya sepintas lalu.26

b.Masyarakat dalam Persepektif Islam

a. Pengertian Masyarakat Menurut Perspektif Islam

Islam memandang manusia berasal dari sati diri. Seperti yang sudah difirmankan oleh Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat1:

                                           

Artiya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah ,menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakannya) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (periharalah) hubungan silahturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Berdasarkan QS. An-Nisa ayat 1 manusia kemudian berkembang menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sebagaimana dalam QS. Al-Hujurat :13.



















































Artinya :Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

26

(51)

Baik dilihat dari asal manusia yang satu diri itu maupun setelah ia berkembang biak memenuhi bumi, manusia seyogyanya tidak membeda-bedakan sesamanya dengan dalil apapun, seperti karena perbedaan keturunan, ras, suku, bangsa, agama, dan sebagainya. Tetapi perbedaan itu mendorong manusia untuk saling mengenal, saling berhubungan, dan saling berlomba dalam kebaikan. Perbedaan derajat manusia hanyalah disisi Tuhan saja, sedang manusia sama sekali tidak berwenang untuk menarik garis kesenjangan dengan cara-cara yang tidak menurut Tuhan, lebih-lebih jika dengan cara yang tidak manusiawi. Allah SWT memandang manusia bertingkat rendah dan tinggi, hina dan mulia dengan tinggi rendahnya persentasi dimensi ketaqwaannya.27

Masyarakat menurut perspektif islam adalah suatu alat atau sarana untuk melaksanakan ajaran-ajaran islam yang menyangkut kehidupan bersama. Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerjasama umat menuju adanya suatu pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan keadilan. Pembinaan masyarakat haruslah dimulai daari pribadi masing-masing, meningkatkan kualitas hidup, agar dalam hidup ditengah masyarakat, disamping ia berguna bagi masyarakat, ia juga tidak merugikan orang lain. Islam mengajarkan bahwa kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang dari manfaatnya bagi orang lain. Dengan pandangan dan fungsi individu inilah islam memberikan aturan moral yang lengkap kepadanya. Aturan lengkap ini didasarkan pada waktu

27

(52)

36

suatu sistem nilai yang berisi norma-norma yang sama dengan tuntutan yang religius seperti : ketaqwaan, penyerahan diri, kebenaran, keadilan, kasih sayang, hikmah, dan sebagainya.28

Masyarakat Islam adalah suatu masyarakat yang segala sesuatunya bertitik tolak pada islam dan tunduk pada sistematika Islam. Berangkat dari hal diatas, maka suatu masyarakat yang tidak diliputi oleh suasana islam, corak islam, bobot islam, prinsip islam, syariat dan aturan islam, bukan termasuk masyarakat islam. Masyarakat islam bukan hanya sekedar masyarakat yang beranggotakan orang islam, sementara syariat islam, sementara syariat islam tidak di tegakkan diatasnya, meskipun mereka shalat, puasa, dan haji. Lebih jauh lagi bahwa masyarakat yang melahirkan suatu jenis islam khusus untuk dirinya sendiri, diluar ketetapan Allah yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW.

Masyarakat islam harus menjadikan segala aspek hidup, prinsip, amal perbuatan, nilai hidup, jiwa dan raganya, hidup dan matinya harus terpancar dari sistem islam. Maka, kekuasaannya yang mengatur manusia haruslah kekuasaan yang mengatur adanya manusia itu sendiri. Manusia dalam hal ini harus menjadikan syariat Allah sebagai penguasa tunggal dari seluruh aspek kehidupannya, sehingga masyarakat Islam senantiasa diperintah dan diatur oleh pola syariat-Nya.29

28

Ibid , h. 128.

29

(53)

Dari beberapa penjelasan diatas, oleh karena itu untuk mewujudkan syariat islam dalam masyarakat, maka diperlukan partisipasi dari masyarakat untuk mendukung hal tersebut dilaksanakan, terutama dalam mengawasi setiap perilaku-perilaku remaja yang berada di sekitarnya yang dianggap rentan terhadap perilaku-perilaku moral. Maka penilaian masyarakat terhadap perilaku-perilaku anak remaja terkhususnya bagi akhlak mereka dapat menjadi dasar mengambil langkah preventif yang tepat untuk mencegah perilaku-perilaku amoral di kalangan anak remaja.

3.Persepsi Masyarakat

Jadi, kesimpulan dari pengertian di atas bahwa pengertian persepsi masyarakat adalah sekumpulan tanggapan, pendapat, atau pemikiran dari sekelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu wilayah.

B. AKHLAK REMAJA 1.Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab Khuluq yang jamaknya Akhlak. Menurut bahasa , Akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan Khalq yang berarti “ kejadian”, serta erat

hubungannya dengan kata khaliq yang berarti “pencipta” dan makhluk yang berarti “yang diciptakan”.

(54)

38

Berkaitan dengan pengertian khuluq yang berarti agama, Al-Fairuzz Abadi berkata, “ketauhilah, agama pada dasarnya adalah akhlak mulia, kualitas agamanya

pun mulia. Agama di letakkan diatas empat landasan akhlak utama, yaitu kesabaran, memelihara diri, keberanian, dan keadilan.”

Secara sempit, pengertian akhlak dapat diartikan dengan : a.Kumpulan kaidah untuk menempuh jalan yang baik

b Jalan yang sesuai untuk menuju akhlak

c.Pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan30

Secara etimologis (lughatan) akhlak (Bahasa arab) adalah bentuk jamak dari

Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata Khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).

Kesamaan akar kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan perilaku

makhluk (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang

30

(55)

mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.

Secara terminologis (isbtbilaban) ada beberapa definisi tentang akhlak. Penulis pilihkan tiga di antaranya :

1. Imam al-Ghazali

“ Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”

2. Ibrahim Anis

“ akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah

macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

3. Abdul Karim Zaidan

“(akhlak) adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.”

(56)

40

secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.31

a. Dasar Hukum Akhlak

Dalam Islam, dasar atau pengukur yang menyatakan baik-buruknya sifat seseorang itu adalah Al-Qur‟an dan As-Sunnah Nabi SAW. Apa yang baik menurut Al-Qur‟an dan As-sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, apa yang buruk menurut Al-Qur‟an dan As -Sunnah, itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.

Kepentingan akhlak dalam kehidupan dinyatakan dengan jelas dalam Al-Qur‟an. Al-Qur‟an menjelaskan berbagai pendekatan yang meletakkan Al-Qur‟an sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang paling terang dan jelas. Pendekatan Al-Qur‟an dalam menerangkan akhlak yang mulia, bukan pendekatan teoritikal, tetapi dalam bentuk konseptual dan penghayatan. Akhlak yang mulia dan akhlak yang buruk digambarkan dalam perwatakan manusia, dalam sejarah, dan dalam realita kehidupan manusia semasa Al-Qur‟an diturunkan.

Al-Qur‟an menggambarkan akidah orang-orang beriman, kelakuan mereka yang mulia dan gambaran kehidupan mereka yang tetib, adil, luhur, dan mulia. Berbanding dengan perwatakan orang-orang kafir dan munafik yang jelek dan merusak. Gambaran mengenai akhlak mulia dan akhlak keji begitu jelas dalam

31

(57)

perilaku manusia sepanjang sejarah. Al-Qur‟an juga menggambarkan perjuangan para rasul untuk menegakkan nilai-nilai mulia dan murni didalam kehidupan dan bagaimana mereka ditentang oleh kefasika, kekufuran, dan kemunafikan yang mencoba menggoyahkan tegaknya akhlak yang mulia sebagai teras kehidupan yang luhur dan murni itu.

Allah berfirman :





























































































Artinya :

“Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan

kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.

(58)

42

Firmah Allah SWT :



























Artinya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”(Q.S. Al-Azhab [33]:21)

b. Tujuan Akhlak

Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim budi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat-istiadat yang baik sesuai dengan ajaran islam. Disamping itu, setiap muslim yang berakhlak yang baik dapat memperolah hal-hal berikut:

a. Rida Allah SWT

Orang yang berakhlak sesuai dengan ajaran Islam, senantiasa melaksanakan segala perbuatannya dengan hati ikhlas, semata-mata karena mengharapkan rida Allah.

(59)

Artinya :

“Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu[533] di Setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)". (Q.S.Ar-Araf [7]:29).

b. Kepribadian Muslim

Segala perilaku muslim, baik ucapan, perbuatan, pikiran maupun kata hatinya mencerminkan sikap ajaran islam.

Allah berfirman :

























Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(Qs. Fushilat[41]:33).

c. Perbuatan yang mulia dan terhindar dari perbuatan tercela

Dengan bimbingan hati yang diridai Allah dengan keikhlasan, akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela.

c. Pembagian Akhlak

(60)

Gambar

Tabel 1.1 : Data Kependudukan di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan
Tabel 1.3 Jumlah Pembagian Usia Anak Remaja Di Desa Candimas Kecamatan Abung Selatan
Tabel 1.2 PendudukDesaCandimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung
Tabel 1.3 PendudukDesaCandimas Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil t-statistik KP->PS memiliki nilai sebesar 2,88 nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,77 berarti H7 diterima atau terdapat

REHABILITASI – PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE 7 penderita stroke dimulai dari saat pasien dirawat dan keadaan kritis sudah dilalui

Berdasarkan politik luar negeri yang dianut, maka Indonesia memberikan bantuan kepada negara-negara tersebut tidak hanya bantuan politik tetapi juga bantuan ekonomi berupa

Mungkin maksud Ayu Utami yang menekankan bahwa segala sesuatu mempunyai bayang-bayang tidak sama dengan tujuan saya yang didapatkan dari perenungan terhadap nasib pertunjukan

Setelah melakukan analisis data melalui tabel tunggal dan tabel silang maka selanjutnya data dianalisis menggunakan uji hipotesis Spearman Rho untuk menguji hipotesis yang

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap orang tua akan pentingnya peranan orang tua dalam pembelajaran daring bagi anak usia dini

MPPT didesain untuk mengetahui perubahan variabel in- put yang dapat berupa tegangan dari Titik Daya Maksimum (Vmpp) atau Arus dari Titik Daya Maksimum (Impp) tergan- tung pada