• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dan pada akhirnya bank menjadi tidak dapat berfungsi. ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dan pada akhirnya bank menjadi tidak dapat berfungsi. ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi lembaga perbankan, jumlah dana tabungan dari masyarakat merupakan hal yang cukup krusial. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Tanpa adanya dana yang cukup dari masyarakat, bank tidak dapat memberikan pembiayaan dan pada akhirnya bank menjadi tidak dapat berfungsi.

Dana pihak ketiga pada perbankan syariah selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan hampir tiga kali lipat dari tahun 2010 hingga 2015. Kenaikan dana pihak ketiga ini terjadi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di seluruh Indonesia. Berikut adalah tabel jumlah dana pihak ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.1

Tabel 1.1

Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010 – Juni 2015 (dalam Milyar Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 (Juni) Dana Pihak Ketiga 76.036 115.415 147.512 183.534 217.858 215.339

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015. (www.bi.go.id)

Kenaikan dana pihak ketiga tersebut merupakan indikasi yang baik bagi industri perbankan syariah di Indonesia. Kenaikan dana pihak ketiga ini juga diiringi dengan bertambahnya jumlah jaringan perbankan syariah di Indonesia.

1http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Documents/SPS%20Juni%202015.pdf (diakses tanggal 4 Februari 2016).

(2)

Sepanjang tujuh tahun terakhir (terhitung dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014), perbankan syariah ada yang mengalami kemajuan dan ada yang mengalami kemunduran. Perkembangan ini dilihat berdasarkan jumlah bank dan jumlah kantor cabang yang ada. Hal ini diamati dari tiga sisi, yaitu jumlah BUS, UUS, dan juga BPRS. Berikut adalah tabel jaringan perbankan syariah di Indonesia.2

Tabel 1.2

Jaringan Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2008 –2014 Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bank Umum Syariah -Jumlah Bank -Jumlah Kantor 5 581 6 711 11 1215 11 1401 11 1745 11 1998 12 2151 12 2121 Unit Usaha Syariah -Jumlah Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS - Jumlah Kantor 27 241 25 287 23 262 24 336 24 517 23 590 22 320 22 327 BPRS - Jumlah Bank - Jumlah Kantor 131 202 138 225 150 286 155 364 158 401 163 402 163 439 161 433 Total Kantor 1024 1223 1763 2101 2663 2990 2910 2910

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015. (www.bi.go.id)

Jika dinyatakan dalam persentase, bank umum syariah tumbuh sebesar 83,3% pada tahun 2009 hingga 2010. Hal ini merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Sementara untuk tahun 2010 hingga 2015, bank umum syariah

2http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Documents/SPS%20Juni%202015.pdf (Diakses tanggal 4 Februari 2016).

(3)

hanya tumbuh 9,09%. Bahkanuntuk UUS justru mengalami penurunan sebesar 18,5% dari tahun 2008 sampai 2015. Dan untuk BPRS tumbuh sebesar 24,4% dari tahun 2008 hingga 2013. Sementara tahun 2013 ke 2014, BPRS mengalami penurunan sebesar 1,2%.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tersebut menjadikan persaingan antar bank menjadi lebih ketat, termasuk persaingan perbankan syariah dalam menghimpun dana dari masyarakat.Persaingan yang ketat antar perbankan syariah dalam menghimpun dana menyebabkan setiap bank syariah perlu untuk menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat bertahan dan berkembang. Hal ini karena pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan konsumen. Agar pemasaran yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka pemasar harus memperhatikan perilaku konsumen dengan baik.

Setiap konsumen mempunyai beberapa alasan yang berbeda dalam memutuskan untuk menabung di perbankan syariah. Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Priaji dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung di Bank Syariah” menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap intensi menabung di bank syariah

(4)

adalah sikap, norma subjektif, dan penghasilan. Sedangkan perceived behavior control, religiusitas, pendidikan, dan usia tidak berpengaruh signifikan.3

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rinda Asytuti juga menemukan hal yang sama dengan penelitian Priaji dalam hal religiusitas. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa religiusitas tidak mempengaruhi perilaku investor muslim Pekalongan untuk memilih instrumen halal yang ada di pasar modal, melainkan pemilihan lebih banyak dipengaruhi oleh rasionalitas manusia dan keuntungan.4 Padahalseharusnya religiusitas dijadikan sebagai pertimbangan seorang muslim dalam memutuskan untuk memilih produk yang sesuai syariah atau tidak sesuai syariah, karena Agama Islam merupakan suatu sistem kehidupan yang bersifat integral dan komprehensif mengatur semua aspek kehidupan manusia agar mencapai kemaslahatan.5

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Arwansa Wahana dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa Dalam Menabung (Studi Kasus Mahasiswa S1 FEB Undip Tembalang) menyatakan bahwa variabel literasi keuangan, variabel pengendalian diri, variabel motif menabung, variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah tabungan.6

3

Vita Widyan Priaji, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Menabung Di Bank Syariah (Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).

4 Rinda Asytuti, Religiusitas dan Perilaku Investasi Investor Muslim Pekalongan di Pasar Modal (Pekalongan: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAIN Pekalongan, 2009).

5 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics, cet. ke -2 (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 12.

6 Arwansa Wahana, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa Dalam Menabung (Studi Kasus Mahasiswa S1 FEB Undip Tembalang) (Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang).

(5)

Sama dengan penelitian Wahana, subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang dapat dijadikan sebagai pangsa pasar perbankan syariah.STAIN Pekalongan adalah salah satu perguruan tinggi di Pekalongan yang memiliki jumlah mahasiswa yang selalu meningkat setiap tahunnya. Berikut adalah tabel perkembangan jumlah mahasiswa STAIN Pekalongan dari tahun ajaran 2005-2006 hingga tahun ajaran 2014-2015.7

Tabel 1.3

Perkembangan Jumlah Mahasiswa STAIN Pekalongan Seluruh Jurusan/Program Studi dari Tahun Ajaran 2005-2006 hingga Tahun

Ajaran 2014-2015 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 1795 2262 2240 2699 3049 3954 4386 4776 5474 7086

Sumber: website STAIN Pekalongan (www.stain-pekalongan.ac.id)

Pada tahun ajaran 2005-2006 jumlah seluruh mahasiswa STAIN Pekalongan adalah 1795. Jumlah ini selalu meningkat pada setiap tahun ajarananya. Dari tahun ajaran 2005-2006 jumlah mahasiswa STAIN Pekalongan secara keseluruhan meningkat hampir 4 kali lipat pada tahun ajaran 2014-2015. Hal ini merupakan potensi bagi perbankan syariah untuk menjadikan mahasiswa tersebut sebagai calon nasabah yang potensial. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa membutuhkan perbankan untuk menyimpan uang saku yang diterimanya dari transferan orang tua mereka dan digunakan pula untuk melakukan transaksi lain seperti pembayaran uang semesteran,

7http://www.stain-pekalongan.ac.id/en/profil/tentang-stain/visi-misi-dan-tujuan.html (diakses tanggal 28 Desember 2015).

(6)

penerimaan beasiswa yang ditransfer langsung ke rekening mahasiswa dan pembayaran-pembayaran lainnya.

Banyak mahasiswa memiliki masalah keuangan yang kompleks. Masalah-masalah yang dihadapi bisa karena keterlambatan uang kiriman dari orang tua, atau uang bulanan habis sebelum waktunya, yang bisa disebabkan oleh kebutuhan tidak terduga, ataupun disebabkan pengelolaan keuangan pribadi yang salah, serta gaya hidup dan pola konsumsi boros. Sedangkan mahasiswa mulai diharuskan untuk hidup mandiri termasuk dalam pengelolaan keuangannya.8

Pengelolaan keuangan yang tepat tentunya membutuhkan literasi keuangan yang baik. Literasi keuangan adalah suatu pengetahuan dan keterampilan mengenai pengelolaan keuangan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan.9 Literasi keuangan yang baik bisa didapatkan mahasiswa dari pembelajaran melalui mata kuliah maupun dari pengalaman pengelolaan keuangan yang sudah pernah dilakukan.

Literasi keuangan yang baik memungkinkan mahasiswa untuk meminimalisir kesalahan dalam pengelolaan sumber daya keuangan sehingga segala kebutuhan mahasiswa pun akan dengan mudah terpenuhi. Salah satu pengelolaan sumber daya keuangan yang baik adalah dengan cara menyisihkan sebagian pendapatannya untuk menabung sebagai dana cadangan untuk

8 Darman Nababan dan Isfenti Sadalia, Analisis Personal Literacy dan Financial Behavior Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, (Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara, 2012), hlm. 3.

9 Darman Nababan dan Isfenti Sadalia, Analisis Personal Literacy dan Financial Behavior Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ...

(7)

digunakan dimasa mendatang. Dalam penelitian ini literasi keuangan yang dimaksud adalah literasi keuangan syariah, yang menggunakan prinsip yang sesuai dengan syariah yaitu dengan menghindari unsur riba, maysir dan gharar.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Priaji dan Wahana menunjukkan bahwa pendapatan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap jumlah tabungan. Namun, pada penelitian ini subjeknya adalah mahasiswa, dimana kebanyakan mahasiswa memiliki pendapatan yang berasal dari uang saku yang diberikan oleh orang tuanya dan meskipun ada sebagian mahasiswa yang sudah mempunyai pendapatan sendiri, pendapatan tersebut bukanlah pendapatan tetap. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Religiusitas, Pendapatan dan Literasi KeuanganSyariah Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Menabung di Lembaga Keuangan Syariah (Studi Pada Mahasiswa STAIN Pekalongan Program Studi Ekonomi Syariah Angkatan 2012-2013)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

1. Apakah religiusitas berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah?

2. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah?

(8)

3. Apakah literasi keuangan syariah berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah?

4. Apakah religiusitas, pendapatan dan literasi keuangan syariah berpengaruh secara simultan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh religiusitas terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendapatan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh literasi keuangan syariah terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh religiusitas, pendapatan dan literasi keuangan syariah secara simultan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan wacana dan pemikiran dalam penerapan ilmu yang berkaitan dengan bidang pemasaran

(9)

dengan memperhatikan religiusitas, kemampuan finansial (pendapatan) dan pengetahuan (literasi keuangan syariah) dari konsumen untuk memahami perilaku konsumen.

2. Bagi Lembaga Keuangan Syariah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan evaluasi operasional lembaga keuangan syariah dengan menekankan perhatian pada sisi religiusitas, pendapatan dan literasi keuangan syariah yang dimiliki konsumen sehingga dapat membantu bank dalam menyediakan sesuatu yang memang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun ke dalam lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

(10)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori; telaah pustaka (penelitian terdahulu) yang sejenis; kerangka berpikir; dan hipotesis (dugaan sementara).

BAB III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian; setting penelitian; variabel penelitian; populasi, sampel dan teknik pengumpulan sampel; instrumen dan teknik pengumpulan data; serta teknik pengolahan dan analisis data.

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis data berisi hasil penelitian berupa gambaran umum obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan reliabilitas, uji statistik, analisis data penelitian dan pembahasan.

BAB V. PENUTUP

Penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan temuan pembahasan yang merupakan jawaban dari rumusan. Sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberikan pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian penelitian berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis strategi bersaing dengan menggunakan Dynamic Capability View karena menurut Zahra (2006) dynamic capability dapat mempertahankan

Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendenifikasikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kopetensi merupakan

Redaksi ini menurut Al-Maraghi (J.XXVII : 243) ditujukan kepada” Uulul Albaab dimaksudkan untuk menjelaskan kepada mereka nilai tuntutan dan petunjuk yang

Adapun tahap-tahap yang dilakukan selanjutnya adalah penetapan spesifikasi produk, penyusunan beberapa konsep, seleksi konsep, pengujian konsep, pembuatan prototype, Desain

Jika keuntungan tiap apel 2 kali keuntungan tiap buah jeruk, maka untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin pada setiap pembelian, pedagang itu harus..

wujudkan.  Kompetensi inti untuk tiap satuan pendidikan.  Kompetensi Dasar yang dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti..  Muatan dan struktur pelajaran yang harus

Perpres ini juga memberikan batasan serta definisi yang jelas tentang pengungsi, yakni adalah orang asing yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Hasil penelitian menunjukan pencapaian keseluruhan penguasaan pengetahuan mahasiswa tentang alat permainan edukatif dalam perkuliahan bimbingan perawatan anak berada pada