• Tidak ada hasil yang ditemukan

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI FLASH TENTANG GRAVITASI DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NUR RIQQAH MUHARRIFA NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI FLASH TENTANG GRAVITASI DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NUR RIQQAH MUHARRIFA NIM."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN VIDEO

ANIMASI FLASH TENTANG GRAVITASI DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:

NUR RIQQAH MUHARRIFA

NIM. F03112072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PONTIANAK

2018

(2)
(3)

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI

FLASH TENTANG GRAVITASI DI SMA

Nur Riqqah Muharrifa, Edy Tandililing, Hamdani

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak Email : riqqah130694@gmail.com

Abstract

This research aimed to know the effectiveness of the use of flash animation video to remediation students misonception on the matter of gravity. The from of research used is pre-experimental designs with type one-group pretest-posttest design. A total 21

students from class XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sanggau become sample of selected

research by using intact group random sampling. Diagnostic tests consisting of questions in the from of two-tier multiple choice was used as a research instrument to know the conception of students. Based on the results of the analysis obtained the precentage of average students who experienced misconceptions before and after learning of 47,62% and 26,19% with an average decrease in misconceptions of 21%.

Besed on the Wilcoxon test results obtained a value T n < T el so it can

be said there is a decrease in the percentage of students who suffered a significant misconception using flash animation video on the matter of gravity. The great effectiveness of the use of flash animation video in the remediation of students

misconception is high (𝑑 = 0, ). Thus it can be concluded that the use of flash

animation video is effective in remediating students misconception on the matter of gravity. This research is expected to be used as a reference for the teachers to remediate students misconception.

Keywords : Remediation, Flash Animation Video, Misconception, Gravity

PENDAHULUAN

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai gaya-gaya yang ada antara benda-benda dan hubungan timbal balik antara materi dan energi. Beberapa konsep dalam fisika bersifat abstrak, yang dimana siswa dituntut untuk membayangkan apa yang sedang dipelajarinya. Salah satu konsep yang bersifat abstrak adalah hukum Newton tentang gravitasi.

Pada saat siswa mempelajari konsep yang ada pada hukum Newton tentang gravitasi, ada siswa yang masih salah dalam memahami apa yang telah dipelajarinya. Kesalahan ini disebut dengan miskonsepsi.

Paul Suparno (2013:8) dalam bukunya menyatakan bahwa, miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti fisika, kimia, biologi, dan bumi dan antariksa.

Dalam bidang fisika, semua subbidang juga mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi ada yang mudah dibetulkan, tetapi ada yang sangat sulit, terlebih bila konsep itu memang berguna dalam kehidupan yang nyata. Miskonsepsi terjadi di semua jenjang pendidikan, dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, bahkan juga terjadi pada guru dan dosen.

Miskonsepsi dapat terjadi karena banyak faktor, salah satu yang ditemukan berdasarkan hasil observasi adalah sulitnya siswa dalam memvisualisasikan atau membayangkan konsep yang diberikan. Mustika (2011) dalam penelitian yang dilakukannya, menemukan beberapa miskonsepsi yang terjadi pada siswa setelah mempelajari hukum Newton tentang gravitasi, diantaranya yaitu: (1) siswa

(4)

menganggap tidak ada gaya gravitasi di bulan, (2) siswa menganggap bahwa benda selalu tarik menarik dalam posisi sejajar atau horizontal, (3) siswa menganggap ketika jari-jari lebih panjang maka benda akan lebih berat, dan (4) siswa menganggap percepatan benda sama apabila massanya sama.

Joy Wagon dalam tilisannya “The

Universal Law of Gravitation” dan Jethro

Andal dalam tulisannya “9 Common

Misconceptions About Physics” juga

menyatakan miskonsepsi yang sama seperti miskonsepsi yang ditemukan oleh Mustika dalam penelitiannya.

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi yang dialaminya. Suparno (2013: 55) secara garis besar merumuskan langkah-langkah mengatasi miskonsepsi sebagai berikut: (1) mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang dilakukan siswa, (2) menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, (3) mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi miskonsepsi adalah dengan memberikan remediasi menggunakan media pembelajaran yang dapat menggambarkan konsep fisika secara nyata.

Remediasi (dalam kamus bahasa Indonesia, 2001) merupakan suatu tindakan atau proses perbaikan. Remidiasi miskonsepsi pada materi hukum Newton tentang gravitasi adalah proses memperbaiki konsepsi awal siswa yang keliru berhubungan dengan materi hukum Newton tentang gravitasi. Salah satu upaya remediasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan video animasi flash.

Berdasarkan penelitian Primavera dan Suwarna (2014) pembelajaran menggunakan media audio-visual (video) memiliki daya dukung terhadap proses pembelajaran pada kategori baik dengan persentase sebesar 79%. Video merupakan suatu media audio-visual yang dapat mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan sesungguhnya. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah bergerak.

Elfa Andriana (2013) dalam penelitiannya menunjukkan remediasi menggunakan animasi flash dapat menurunkan miskonsepsi siswa sebesar 50,95% dan memiliki effect size sebesar 1,58 dengan kategori tinggi. Flash/Adobe Flash (dikutip dari wikipedia) merupakan sebuah program yang didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi dua dimensi yang handal dan ringan.

Adobe Flash adalah salah satu perangkat

lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Flash dapat digunakan untuk membuat animasi movie yang dilengkapi dengan script untuk programming (action script) dengan program ini memungkinkan pembuatan animasi media yang interaktif. Dengan kemampuan yang dimiliki program flash, memungkinkan untuk membuat video animasi yang dapat di gunakan untuk pembelajaran di sekolah. Penjelasan konsep yang bersifat abstrak juga dapat terbantu dengan menggunakan program ini.

Dari hasil diskusi dengan guru fisika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau, diketahui ketika proses pembelajaran berlangsung hanya sedikit siswa yang dapat mengerti dan memahami pelajaran yang diajarkan, dan ketika dilakukan evaluasi banyak siswa yang tidak dapat mencapai nilai minimum. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektifitas remediasi miskonsepsi siswa menggunakan video animasi flash pada materi Hukum Newton tentang gravitasi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau.

METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental

designs dengan rancangan tipe one-group

pretest-posttest design. Rancangan penelitian

(5)

Tabel 1. One-Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sugiono, 2015: 163) Populasi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau yang terdiri dari dua kelas, yaitu XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas XI IPA 2 yang berjumlah 34 orang siswa terpilih sebagai sampel penelitian yang ditentukan melalui teknik intact group random sampling.

Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini berupa soal test diagnostik yang berbentuk test pilihan ganda disertai alasan (two-tier multiple choice aitems). Tes diagnostik tersebut terbagi dalam enam indikator, yaitu: 1) Menentukan pengaruh gravitasi di bumi dan di bulan; 2) Menganalisis garis kerja gaya gravitasi dua benda yang saling berinteraksi; 3) Menyimpulkan hubungan berat benda dengan jarak berdasarkan tabel; 4) Menentukan hubungan berat benda dengan jarak benda ke pusat bumi; 5 ) Menentukan hubungan besar percepatan gravitasi suatu benda bermassa dengan ketinggian dari data; 6) Menentukan hubungan besar percepatan gravitasi tiga benda bermassa dengan ketinggian. Dari enam indikator dikembangkan menjadi soal tes yang terdiri dari 12 soal untuk tes awal

(pretest) dan tes akhir (posttest).

Data jawaban soal tiap indikator kemudian dievaluasi berdasarkan pola kemungkinan jawaban siswa untuk menggolongkan siswa tersebut mengalami miskonsepsi atau tidak miskonsepsi. Suparno (2013: 124) menuliskan di dalam bukunya ada beberapa kemungkinan jawaban siswa dalam menjawab pertanyaan, yaitu: (1) Siswa memilih jawaban benar dan alasannya juga benar; (2) Siswa memilih jawabannya benar, tetapi alasannya salah; (3) Siswa memilih jawabannya salah, tetapi alasannya benar; dan (4) Siswa memilih jawabannya salah dan alasannya juga salah.

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) Tahap persiapan, 2) Tahap pelaksanaan, 3) Tahap akhir.

Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) Melakukan observasi ke SMA Negeri 1 Sanggau dan merumuskan masalah penelitian; (2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran remediasi dan instrumen pembelajaran berupa soal tes dan video pembelajaran, ; (3) melakukan validasi soal tes dan validasi video pembelajaran, (4) Menguji coba soal penelitian ke SMA Negeri 1 Sanggau dan menghitung reliabilitas instrumen penelitian. Tahap Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan terdiri dari: (1) Memberikan tes awal; (2) Mengalanisis hasil tes awal untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum dilakukan remediasi; (3) Melaksanakan kegiatan remediasi berupa pengajaran ulang menggunakan video animasi flash; (4) Memberikan tes akhir; (5) Mengalanisis hasil tes akhir untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi setelah dilakukan remediasi.

Tahap Akhir

Tahap akhir terdiri dari: (1) Melakukan analisis data hasil test awal dan test akhir untuk mengetahui penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan/treatment; (2) Melakukan analisis data hasil test awal dan test akhir untuk menentuka efektivitas remediasi; (3) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data; (4) Menyusun laporan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Sanggau. Melalui teknik pengambilan sampel yang digunakan, maka kelas XI IPA 2 terpilih

(6)

sebagai sampel. Sampel penelitian berjumlah 34 orang siswa, tetapi data yang diolah sebanyak 21 siswa karena 13 orang siswa tidak konsisten dalam mengikuti kegiatan tes awal, remediasi, dan tes akhir.

Hasil analisis jawaban dan alasan siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest) serta deskripsi bentuk-bentuk

miskonsepsi siswa pada tiap soal disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Profil Miskonsepsi Siswa

Indi-kator Konsep Ilmiah Konsepsi siswa

Tes awal (pre-test) Tes akhir (post-test) So % St % Indi k at o r 1

Karena jari-jari bulan lebih kecil daripada jari-jari bumi sehingga gaya gravitasi bulan lebih kecil dari pada gaya gravitasi bumi.

Astronot melayang di bulan karena massa astronot yang lebih kecil dibandingkan massa bulan

3 14,29 0 0

Bulan memiliki gaya gravitasi yang besar sehingga terjadi tarik menarik antara bulan dan astronot

2 9,52 0 0

Bulan tidak memiliki gaya gravitasi sehingga astronot tampak melayang-layang di atas permukaan bulan 6 28,57 1 4,76 Astronot melayang di bulan karena jarak astronot jauh dari bumi

0 0 1 4,76

Karena jarak astronot ke pusat bumi jauh sehingga gaya gravitasi lebih kecil dari pada ketika ada di bumi

Tidak ada gaya yang menarik astronot di luar angkasa sehingga astronot tampak menjadi melayang

3 14,29 5 23,81

Di luar angkasa tidak ada gaya gravitasi yang menyebabkan astronot tampak melayang

3 14,29 2 9,52

Jarak astronot jauh dari bumi sehingga gaya gravitasi lebih besar daripada ketika berada di bumi

0 0 1 4,76

Di luar bumi masih ada gaya gravitasi yang disebabkan oleh bumi,hanya saja besarnya gaya

Gaya gravitasi hanya mempertahankan satelit yang sudah berada pada lintasannya

(7)

Indi-kator Konsep Ilmiah Konsepsi siswa

Tes awal (pre-test)

Tes akhir (post-test)

So % St %

gravitasi kecil karena jarak satelit yang jauh dari bumi.

Gaya gravitasi tidak mempengaruhi satelit karena satelit sudah berada pada

lintasannya

1 4,76 0 0

Gaya gravitasi tidak mempengaruhi satelit karena jarak satelit jauh dari bumi

0 0 6 28,57 Indi k at o r 2

gaya gravitasi selalu bekerja sepanjang garis yang

menghubungkan dua buah benda m1 dan m2, sehingga garis kerja gaya gravitasi ditunjukkan oleh gambar (1), (2) dan (3)

Bumi selalu menarik benda yang berada disekitarnya

4 19,05 1 4,76

Gaya gravitasi tidak dapat berlangsung secara horizontal

5 23,81 0 0

Gaya gravitasi selalu berlangsung secara sejajar tetapi tidak dapat terjadi secara diagonal

1 4,76 0 0

gaya gravitasi selalu bekerja sepanjang garis yang

menghubungkan dua buah benda m1 dan m2, sehingga

pernyataan yang tepat adalah gaya gravitasi terjadi pada B dan C oleh A

Benda B tidak berada pada lintasannya sehingga gaya gravitasi dari benda A tidak terjadi pada benda B

3 14,29 0 0

Benda A lebih besar dari benda B dan benda C maka benda A menarik benda B dan benda C

5 23,81 3 14,29

Gaya gravitasi yang terjadi pada benda 1 oleh benda 2 dan benda 3 ditunjukkan oleh F12 dan F13 karena F12 dan F13 menunjukkan vektor gaya yang terjadi pada benda 1

Gaya gravitasi yang terjadi pada benda 1 pada gambar ditunjukkan oleh F21 dan F31 14 66,67 7 33,33 Indi k at o r 3

Berat dari suatu benda adalah gaya yang disebabkan oleh gravitasi yang berkaitan dengan massa benda tersebut yang besarnya

Berat suatu benda di bumi berbanding terbalik dengan jaraknya dari pusat bumi

6 28,57 8 38,10

Karena jarak benda yang berbeda-beda

(8)

Indi-kator Konsep Ilmiah Konsepsi siswa

Tes awal (pre-test) Tes akhir (post-test) So % St % berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari pusat massa yang

mempengaruhi-nya

maka berat benda juga akan berbeda-beda

Berat benda dipengaruhi oleh jarak dimana berat benda tersebut berbanding lurus dengan kuadrat jaraknya 3 14,29 3 14,29 Indi k at o r 4 Berat benda dipengaruhi oleh kuadrat jaraknya dari posisi benda ke pusat bumi, ketika benda berada pada ketinggian dua kali jari-jari bumi maka jarak benda ke pusat akan berubah dan semakin jauh jarak benda ke pusat maka berat benda akan semakin kecil.

Berat suatu benda ketika mengorbit bumi akan sama dengan berat benda ketika berada di bumi

7 33,33 6 28,57

Berat benda ketika berada diluar bumi akan berbeda yaitu menjadi lebih besar

1 4,76 0 0

Berat benda akan menjadi lebih kecil karena ditentukan dari berat benda di permukaan bumi

3 14,29 0 0

Berat benda dipengaruhi oleh kuadrat jaraknya dari permukaan ke pusat bumi. Pernyataan pada soal

menunjukkan bahwa jari-jari di kutub lebih kecil dari jari-jari di khatulistiwa sehingga berat benda di kutub akan lebih besar daripada di khatulistiwa.

Berat suatu benda berbeda karena bentuk bumi tidak berbentuk bulat 3 14,29 0 0 Berat benda di khatulistiwa lebih besar daripada di kutub karena di daerah khatulistiwa lebih dekat dengan matahari

1 4,76 0 0

Berat benda di kutub dan di khatulistiwa sama besar karena massa benda tidak berubah

3 14,29 1 4,76

Berat benda di khatulistiwa lebih besar daripada di kutub karena massa benda di kutub lebih kecil daripada di khatulistiwa

(9)

Indi-kator Konsep Ilmiah Konsepsi siswa

Tes awal (pre-test) Tes akhir (post-test) So % St % Indi k at o r 5 Berdasarkan data yang diberikan percepatan gravitasi tidak dipengaruhi oleh massa benda.

Besar percepatan gravitasi dipengaruhi oleh massa benda, semakin besar massa benda maka percepatan gravitasinya semakin kecil 14 66,67 0 0 Besar percepatan gravitasi dipengaruhi oleh massa benda dan juga oleh ketinggian suatu benda dari bumi 0 0 6 28,57 Indi k at o r 6 Percepatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak benda, semakin dekat benda dengan pusat bumi makin besar percepatan gravitasinya, sedangkan massa benda tidak mempengaruhi percepatan gravitasi, sehingga m2 memiliki memiliki percepatan gravitasi lebih besar dari m1.

Jika jarak benda lebih jauh dari permukaan bumi maka percepatan gravitasinya akan lebih besar 4 19,05 0 0 Percepatan gravitasi di permukaan bumi akan selalu sama yaitu sebesar 9,8 m/s2

2 9,52 0 0

Jarak benda yang lebih dekat akan menyebabkan benda lebih cepat jatuh ke permukaan bumi

2 9,52 0 0

Percepatan gravitasi benda 2 lebih besar daripada percepatan gravitasi benda 1 karena semua gravitasi mengarah/menuju pusat bumi 0 0 3 14,29

Massa benda tidak mempengaruhi percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak benda ke pusat bumi, jarak m1 ke pusat bumi lebih dekat dari pada m2

Massa benda yang sama akan memiliki percepatan gravitasi yang sama sedangkan massa benda yang lebih besar akan memiliki percepatan gravitasi yang lebih besar pula

(10)

Indi-kator Konsep Ilmiah Konsepsi siswa

Tes awal (pre-test) Tes akhir (post-test) So % St % dan m3 sehingga percepatan gravitasi m1 akan lebih besar dari pada m2 dan m3. M2 dan m3 memiliki jarak yang sama ke pusat bumi, sehingga m2 dan m3 memiliki percepatan gravitasi yang sama. Dapat ditulis menjadi g1 > g2 dan g2 = g3.

Jarak benda yang lebih kecil ke permukaan bumi memiliki percepatan gravitasi yang lebih kecil

5 23,81 1 4,76

Rata-rata 10 47,62 5,5 26,19

Ada 34 bentuk miskonsepsi yang ditemukan pada jawaban siswa dalam penelitian ini seperti yang disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebelum pembelajaran remediasi seluruh konsep yang diujikan pada konsep hukum Newton tentang gravitasi mengalami

miskonsepsi. Rerata persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum pembelajaran adalah sebesar 47,62% dan setelah proses pembelajaran sebesar 26,19%. Penurunan persentase jumlah miskonsepsi siswa yang terjadi dapat diliahat pada Grafik 1.

Analisis statistik yang dilakukan menggunakan uji Wilcoxon dengan α = 5% dan n = 21, didapatkan nilai Thitung (5) lebih kecil dari harga Ttabel (68), Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami

miskonsepsi yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan remediasi menggunakan video animasi flash.

Hasil perhitungan dengan bantuan rumus effect size dari Cohen, diperoleh efektivitas remediasi menggunakan video

Pre-test, 47.62% Post-test, 26.19% Perubahan, 21.43% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

(11)

animasi flash dalam memperbaiki miskonsepsi siswa sebesar 0,99. Berdasarkan kriteria besarnya effect size yang diinterpretasi oleh Cohen, tingkat efektivitas tersebut tergolong tinggi yaitu diantara 0,8 dan 2,0 (0,8 ≤ d ≤ 2,0). Hal ini menunjukkan bahwa remediasi menggunakan video animasi flash efektif dalam menurunkan miskonsepsi yang dialami siswa pada materi hukum Newton tentang Gravitasi.

Pembahasan

Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan siswa mengalami miskonsepsi pada materi hukum Newton tentang gravitasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan secara keseluruhan setiap indikator ditemukan lebih dari satu bentuk konsepsi siswa. Kemungkinan hal tersebut karena hukum Newton tentang gravitasi tergolong abstrak yang sulit untuk dimengerti secara langsung sehingga menimbulkan banyak penafsiran ketika siswa mempelajarinya.

Indikator satu membahas tentang menentukan pengaruh gravitasi. Bentuk miskonsepsi yang paling dominan dilakukan siswa sebelum diberikan remediasi adalah bulan dan di luar angkasa tidak memiliki gaya gravitasi sehingga astronot tampak melayang. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang diungkap Mustika (2011). Miskonsepsi lain yang ditemukan yaitu gaya gravitasi hanya mempertahankan satelit yang sudah berada pada lintasannya.

Indikator dua menjelaskan tentang menganalisis garis kerja gaya gravitasi dua benda yang saling berinteraksi. Bentuk miskonsepsi yang paling dominan untuk masing-masing soal adalah gaya gravitasi tidak dapat berlangsung secara horizontal; benda A yang lebih besar akan menarik benda B dan C yang lebih kecil; dan gaya gravitasi yang terjadi pada benda 1 pada gambar ditunjukkan oleh F21 dan F31. Miskonsepsi ini diduga terjadi kerena penalaran yang tidak lengkap yang timbul akibat informasi yang dimiliki siswa tidak lengkap sehingga mengakibatkan siswa

menarik kesimpulan yang keliru. Selain itu siswa juga diduga tidak teliti dalam mengerjakan soal dimana siswa menjawab dengan alasan yang benar tetapi memilih pilihan jawaban yang keliru.

Pada indikator ketiga tentang menyimpulkan hubungan berat benda dengan jarak berdasarkan tabel, miskonsepsi siswa yang paling dominan adalah berat suatu benda di bumi berbanding terbalik dengan jaraknya dari pusat bumi. Diduga miskonsepsi ini terjadi karena penalaran siswa yang tidak lengkap.

Indikator keempat menjelaskan tentang menentukan hubungan berat benda dengan jarak benda ke pusat bumi. Miskonsepsi yang paling dominan adalah siswa menganggap berat suatu benda ketika mengorbit bumi akan sama dengan berat benda ketika berada diluar bumi. Miskonsepsi ini terjadi diduga karena siswa secara spontan mengutarakan konsep yang dipikirkannya.

Indikator keenam menentukan hubungan besar percepatan gravitasi tiga benda bermassa m1, m2, dan m3 dengan ketinggian. Miskonsepsi yang paling dominan dari kedua soal adalah siswa menganggap jarak benda yang lebih kecil ke permukaan bumi memiliki percepatan gravitasi yang lebih kecil. Miskonsepsi ini terjadi diduga karena siswa membuat kesimpulan sendiri berdasarkan penglihatan dimana benda yang berada lebih dekat jika dijatuhkan akan sampai terlebih dahulu dan itu berarti benda tersebut memiliki percepatan gravitasi yang kecil .

Penelitian ini mengungkapkan bentuk-bentuk miskonsepsi siswa pada materi hukum Newton tentang gravitasi, tetapi penyebab miskonsepsi masih belum digali dan dibahas lebih jauh. Penjelasan tentang penyebab miskonsepsi yang disajikan dalam pembahasan ini berupa kemungkinan-kemungkinan dan kesimpulan oleh peneliti yang perlu diselidiki lebih lanjut lagi.

Berdasarkan rekapitulasi bentuk miskonsepsi yang dialami siswa, dapat dilihat ada bentuk miskonsepsi siswa yang bentuk miskonsepsi sebelum pembelajaran lebih banyak dibandingkan setelah pembelajaran.

(12)

Dapat dilihat pula dimana terdapat bentuk miskonsepsi sebelum dan sesudah pembelajaran tetap sama tetapi jumlah siswa yang miskonsepsi mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa siswa lebih mengerti setelah mengalami proses pembelajaran.

Dari rekapitulasi bentuk miskonsepsi, ditemukan pula bentuk miskonsepsi siswa sebelum pembelajaran lebih sedikit dibandingkan setelah proses pembelajaran. Dari alasan yang dikemukakan siswa yang bentuk miskonsepsinya beragam dapat diketahui bahwa siswa semakin keliru tentang konsep tersebut. Dan dari data yang diperoleh, setelah proses pembelajaran ternyata untuk setiap soal di setiap indikator, masih ada siswa yang membawa konsepsi awalnya (prakonsepsi) setelah mengalami proses pembelajaran.

Masih adanya siswa yang mengalami miskonsepsi setelah diberikan kegiatan remediasi diduga terjadi akibat siswa belum dapat menerima konsep baru yang diterimanya. Seperti yang dijelaskan oleh Chinn (1993) dalam Suparno (2013:92) bahwa ada beberapa sikap yang dilakukan oleh siswa dalam menghadapi konsep yang baru, salah satunya dengan mengesampingkan atau menolak konsep yang baru diterima tersebut.

Hasil penelitian juga menemukan terdapat siswa yang awalnya tidak mengalami miskonsepsi menjadi miskonsepsi setelah pembelajaran. Terdapat beberapa alasan yang diduga menjadi penyebap hal itu terjadi, diantaranya karena relasi antara siswa dan guru yang mengajar yaitu peneti kurang baik. Menurut Suparno (2013:69) relasi antara guru fisika dan siswa yang tidak baik kadang-kadang menyebabkan siswa mengalami keridaktenangan dalam pikiran meraka sewaktu mengikuti pelajaran fisika, akibatnya siswa sulit menangkap konsep fisika yang diajarkan dengan lengkap dan tepat. Selain itu, diduga karena siswa merasa sudah paham sehingga minat belajar siswa menjadi menurun. Suparno (2013:64) dalam bukunya mengatakan bahwa siswa yang tidak berminat cenderung tidak mendengarkan dan memperhatikan guru. Sehingga siswa

membuat kesimpulan yang keliru setelah proses pembelajaran.

Dari rekapitulasi miskonsepsi siswa sebelum mengalami proses pembelajaran, siswa paling banyak miskonsepsi pada item soal nomor 2 sebesar 71 %, siswa miskonsepsi dalam menyimpulkan hubungan berat benda dengan jarak berdasarkan tabel yang diberikan. Setelah proses pembelajaran ulang berlangsung, pada item nomor 2 dan 10 siswa paling banyak mengalami miskonsepsi, yaitu sebesar 52%.

Dari bentuk-bentuk miskonsepsi yang didapatkan dalam penelitian, ternyata peneliti menemukan bentuk yang sama seperti bentuk miskonsepsi yang telah ditemukan oleh Mustika (2011) dalam penelitianya di Jawai, Kabupaten Sambas. Hal ini juga mempertegas pernyataan Suparno dalam bukunya yang menyatakan bahwa miskonsepsi dapat terjadi dimana saja dan kepada siapa saja (Suparno,2013:8).

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan rata-rata miskonsepsi siswa sebelum pembelajaran adalah sebesar 47,62%. Dan setelah proses pembelajaran ulang dengan bantuan video animasi flash didapatkan rata-rata miskonsepsinya sebesar 26,19%. Dari hasil perhitungan tersebut, menunjukkan terdapat penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi setelah dilakukan pembelajaran ulang dengan rata-rata persentase sebesar 21%.

Hasil analisis menunjukkan remediasi dengan menggunakan video animasi flash dapat menurunkan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Sejalan dengan yang dituliskan oleh Primavera dan Suwarna (2014), pembelajaran menggunakan media video memiliki beberapa keunggulan diantaranya, dengan melihat program video bersama-sama, sekelompok siswa yang berbeda-beda bisa membangun kesamaan pengalaman untuk membahas sebuah isu secara efektif, dengan kata lain setiap siswa memiliki pemahaman yang seragam terhadap suatu materi, pada penelitian ini pada konsep hukum Newton tetang gravitasi. Penampilan video yang dapat diulang sesuai dengan keinginan, membuat siswa termotivasi untuk

(13)

mengamati dan menganalisis fenomena yang ditampilkan. Siswa dapat lebih paham dengan pengulangan tampilan video dalam cuplikan tertentu.

Cara belajar siswa yang bervariasi juga dapat terbantu dengan pembelajaran menggunakan video. Siswa yang terbiasa mengandalkan pendengaran dalam pembelajaran akan terbantu dengan adanya narasi dan backsound di dalam video. Sedangkan siswa yang mengandalkan penglihatan akan terbantu dengan gambaran yang ditampilkan oleh video.

Sebagai contoh pada awalnya sebelum proses pembelajaran siswa memiliki konsepsi bahwa percepatam gravitasi dipengaruhi oleh massa benda, dimana semakin besar massa benda maka percepatan gravitasinya akan semakin kecil. Konsepsi ini adalah termasuk miskonsepsi.

Untuk memperbaiki miskonsepsi, pada penelitian ini peneliti mengajak siswa melihat video animasi yang telah disediakan. Dalam diri siswa mengalami pertentangan antara konsep yang diyakininya dengan konsep baru yang diberikan setelah ditampilkan penjelasan mengenai permasalahan yang ditampilkan. Konsepsi siswa mulai goyah (luntur) setelah mereka dihadapkan pada demonstrasi yang ditampilkan pada video animasi flash.

Para siswa melihat sendiri bagaimana percepatan gravitasi tidak dipengaruhi oleh massa benda. Ketika benda yang bermassa berbeda-beda dijatuhkan pada ketinggian yang sama, percepatan gravitasinya adalah sama. Sedangkan ketika benda yang memiliki massa yang sama ketika dijatuhkan pada ketinggian yang berbeda, percepatan gravitasinya menjadi berbeda. Konsepsi ini jelas bertentangan dengan konsepsi awal siswa sehingga muncul ketidakpuasan pada diri siswa atas konsep yang diyakininya. Keadaan ini dimanfaatkan oleh peneliti dengan memberikan penjelasan demi menguatkan konsep yang telah dipaparkan di dalam video animasi flash. Siswa yang mengalami ketidakpuasan atas konsep yang dimilikinya secara perlahan-lahan mengubah

konsep yang ada sehingga terjadi perubahan konsep yang dimiliki oleh siswa.

Beberapa siswa yang masih mengalami miskonsepsi setelah proses remediasi kemungkinan diakibatkan siswa tersebut cenderung mempertahankan konsepsi awal yang mereka miliki dan juga ada pengaruh variabel dari luar yang tidak dapat dikendalikan. Selain itu miskonsepsi yang terjadi pada siswa bersifat resisten sehingga mengubah miskonsepsi bukanlah hal yang mudah. Hasil ini didukung dengan pernyataan dari Suparno (2013: 93) konsep yang bertentangan dengan teori atau konsep awal siswa tidak selalu diterima.

Signifikansi penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tiap butir soal ditentukan dengan menggunakan uji Wilcoxon. Dengan bantuan uji Wilcoxon (α = 5% dan n = 21), didapatkan nilai Thitung (5) lebih kecil dari harga Ttabel (68). Nilai Thitung yang lebih kecil menunjukkan banyaknya siswa yang miskonsepsi pada tes awal berkurang pada tes akhir dengan perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Secara keseluruhan, ada perubahan konsepsi siswa terhadap materi hukum Newton tentang gravitasi yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan video animasi flash.

Tingkat efektivitas yang tergolong tinggi sebesar 0,99 pada penelitian ini, disebabkan penggunaan video animasi flash dan kehadiran guru dalam pembelajaran. Video animasi flash merupakan salah satu pengembangan video yang dibuat menggunakan proggram flash. Program ini memiliki kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan. Video yang dibuat menggunakan program

flash digunakan dalam pembelajaran ulang

karena video menurut Haryoko (2009) merupakan salah satu media pembelajaran yang diyakini dapat lebih menggairahkan keinginan siswa dalam proses pembelajaran. Video pembelajaran dapat digunakan sarana alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran dikarenakan beberapa aspek

(14)

antara lain: 1. mudah dikemas dalam proses pembelajaran, 2. lebih menarik untuk pembelajaran, dan 3. dapat di-edit (diperbaiki) setiap saat.

Dengan menyaksikan video animasi

flash bersama-sama siswa mendapatkan

pemahaman yang sama mengenai konsep hukum Newton tentang gravitasi. Selain itu, kehadiran guru didalam pembelajaran sebagai orang yang memberi penegasan didalam setiap penjelasan dapat memotivasi siswa sehingga lebih serius dalam kegiatan pembelajaran ulang.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan, bahwa ditemukan ada 34 bentuk miskonsepsi yang dialami siswa sebelum dan sesudah diberikan remediasi, dimana miskonsepsi yang paling banyak dialami siswa pada saat pre-test, yaitu siswa mengganggap besar percepatan gravitasi dipengaruhi oleh massa benda, semakin besar massa benda maka percepatan gravitasinya semakin kecil. Sedangkan pada

posttest miskonsepsi yang paling banyak

dialami siswa yaitu siswa menganggap berat suatu benda di bumi berbanding terbalik dengan jaraknya dari pusat bumi. Penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi hukum Newton tentang gravitasi setelah diberikan kegiatan remediasi menggunakan video animasi flash di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau sebesar 21%. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon dengan α = 5% dan n = 21 didapatkan nilai Thitung (5) lebih kecil dari harga Ttabel (68) sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat dikatakan tedapat penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi yang cukup signifikan setelah dilakukan remediasi menggunakan video animasi flash pada materi hukum newton tentang gravitasi. Penggunaan video animasi

flash untuk meremediasi miskonsepsi siswa

pada materi hukum Newton tentang gravitasi tergolong efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 0,99.

Saran

Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan video animasi flash yang digunakan agar materi, simulasi dan contoh yang terdapat di dalam video lebih lengkap. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman siswa tentang konsep yang disampaikan serta dapat meningkatkan antusiasme dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Andal, Jethro. 2014. 9 Common Misconceptions about Physics. http:// futurism. com/ 9- common- misconceptions- physics/. Diakses tanggal 2 April 2016.

Andriana, E. 2013. Remediasi Miskonsepsi Pembiasan Cahaya Pada Lensa Tipis Menggunakan Direct Instruction Berbantuan Animasi Flash SMA. Skripsi. Fakultas Kegeruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Anonim. 2016. Adobe flash.

https://id.wikipedia.org, Diakses tanggal 5 September 2016.

Haryoko S. 2009. Efektifitas Pemamfaatan Media Audio-Visual sebagai Alternatif Optimalisasi Model

Pembelajaran. Jurnal

Edukasi@Elektro. Volume 5.1-10.

Mustika. 2011. Miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Jawai pada materi hukum Newton tentang gravitasi. Skripsi. Fakultas Kegeruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Primavera, Ika R C & Suwarna, Iwan P.

2014. Pengaruh media audio-visual (video) terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada konsep elastisitas. Prosiding. FITK UIN Syarif Hidayatullah.

Sugiyono. 2015. Cara mudah menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

(15)

Tim penyusun kamus praktis bahasa Indonesia. 2001. Kamus praktis bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulia.

Wagon, Joy. 1998. The Universal Law of Gravitation. http:// www. regentsprep. org/ regents/ physics/ phys01/ unigrav/ default. htm, Diakses tanggal 2 April 2016.

Gambar

Tabel 2. Profil Miskonsepsi Siswa
Grafik 1. Diagram Persentase Jumlah Miskonsepsi Siswa

Referensi

Dokumen terkait