• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas - PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SOKARAJA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kreativitas - PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SOKARAJA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) - repository perpustakaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kreativitas

Menurut Tjandrasa (1990:4) menyatakan bahwa, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Secara sederhana Slameto (2003:145) menggemukakan bahwa pada hakekatnya pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sedangkan menurut Munandar (2009:25) kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

(2)

salah satu bidang seni. 7) Mampu melihat masalah dari berbagai seni/sudut pandang. 8) Mempunyai rasa humor yang luas. 9) mempunyai daya imajinasi. 10) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.

Sedangkan menurut Satiadarma (2003:110) ciri-ciri kepribadian kreatif yaitu: 1) Rasa ingin tahu yang mendorong individu lebih banyak mengajukan pertanyaan, selalu memperhatikan orang, obyek dan situasi serta membuatnya lebih peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. 2) Memiliki imajinasi yang hidup, yakni kemampuan memperagakan untuk membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi. 3) Merasa tertantang oleh kemajuan yang mendirongnya untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit. 4) Sifat berani mengambil resiko, yang membuat orang kretif tidak takut gagal atau mendapatkan kritik. 5) Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang diantaranya menyampaikan gagasan.

(3)

3) Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang diantaranya menyampaikan gagasan masuk dalam indikator orisinil dalam menyampaikan gagasan. 4) Indikator merasa tertantang oleh kemajuan yang mendorongnya untuk mengatasi masalah yang sulit sama artinya dengan mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. 5) Indikator sikap berani mengambil risiko termasuk dalam indikator bebas dalam menyampaikan pendapat.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk menemukan jawaban dari masalah yang datang dari diri sendiri maupun lingkungan yang ditunjukan dengan perbuatan: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, 2) Mempunyai daya imajinasi, 3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan, 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, 5) Sikap berani mengambil resiko. Dari kelima indikator di atas dapat digambarkan melalui sikap siswa sebagai berikut:

c) Memperhatikan penjelasan dari guru

2) Mempunyai daya imajinasi.

a) Mampu mencari hubungan-hubungan baru dari sesuatu yang sudah ada

(4)

3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan.

a) Memberikan gagasan

b) Mengembangkan gagasan yang disampaikan oleh siswa lain

b) Memberi/menerima saran ataupun kritik

c) Tidak takut dengan kegagalan.

2. Cara meningkatkan kreativitas

Menurut Gibbs (dalam Mulyasa, 2006:164) kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau ditransfer dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik akan lebik kreatif jika:

a) Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan tidak ada perasaan takut.

(5)

b) Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.

Contoh: guru memberikan kesempatan kepada siwa untuk bertanya, berpendapat, serta memberikan saran dan kritik pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, hal ini dapat dikembangkan dalam tahapan Share (berbagi).

c) Dilibatkan dalam menentukan evaluasi pembelajaran.

Contoh: guru melibatkan siswa saat mengevaluasi permasalahan atau soal serta pada saat menyimpulkan hasil pembelajaran, hal ini dapat dikembangkan pada kegiatan penutup yaitu Guru menunjukan jawaban yang benar dengan bantuan pendapat siswa dan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari. d) Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

contoh: guru memberikan kesempatan untuk berkreasi dan mengunakan bermacam-macam cara untuk menyelesaikan permasahan atau soal, namun tetap dalam pengawasan guru. Hal ini dapat dikembangkan pada tahapan pair (berpasangan)

e) Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

(6)

soal-soal yang dapat memacu siswa untuk kreatif, dikembang pada tahapan Think (berfikir) dan Pair (berpasangan).

3. Hambatan dalam kreativitas

Menurut Amabile (dalam Munandar, 2009:223-225) ada dua hambatan dalam kreativitas:

a) Evaluasi

Guru tidak memberikan evaluasi pada saat anak sedang asyik berkreasi, maksudnya guru tidak boleh mengevaluasi pekerjaan siswa disaat siswa sedang asyik mengerjakan karena dapat menghambat gagasan/ide yang akan muncul pada diri siswa.

b) Hadiah

Pemberian hadiah dapat mengurangi kreativitas karena, siswa hanya terpaku untuk mendapatkan hadiah bukan menunjukan sifat kreatif dari diri siswa.

4. Pembelajaran Kooperatif

(7)

berdiskusi dengan temanya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

Sedangkan menurut Sanjaya (2010:242) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4-6 anak yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang disyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan yang semacam itulan yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan kemampuan interpersonal dari setiap anggota keompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memilikki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

(8)

yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Adapun prosedur pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010:248-249) pada dasarnya terdiri dari empat tahap, yaitu:

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Kooperatif

Tahap I

Penjelasan materi

Proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok

Tahap II

Belajar dalam kelompok

Siswa belajar dengan kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk oleh guru.

Tahap III Penilaian dapat dilakukan dengann tes atau kuis Penilaian

Tahap IV Penetapan tim yang dianggap paling

menonjol/berprestasi. Pengakuan tim

5. Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

(9)

keseluruhan, dan prosedur dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespons dan saling membantu.

Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan belajar secara berkelompok. TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Misalkan seorang guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas dan guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Untuk itu guru dapat menerapkan langkah-langkah sebagai berikut :

Tahap I : Thinking ( berpikir ), Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan pelajaran, dan meminta siswa untuk menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Tujuan dari tahap ini adalah memberikan waktu kepada siswa untuk berfikir mencari jawaban dengan mengoptimalkan hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

(10)

diagonal tersebut?. Dari contoh diatas akan memacu siswa untuk membuat hubungan-hubungan baru dari pengetahuan yang telah didapat (sebelumnya pada saat penyampaian materi guru hanya memberikan satu contoh diagonal bidang dan diagonal ruang), sehingga akan membantu siswa dalam memecahkan permasalahan tersebut, siswa akan mencari diagonal-diagonal yang lain. Bentuk bidang diagonal dapat siswa tentukan dengan menggingat sfat-sifat dari persegi yang telah mereka pelajari pada materi sebelumnya.

Tahap II : Pairing ( berpasangan ). Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi pada tahap ini diharapkan siswa dapat saling memberikan gagasan lalu mengembangkannya untuk mencari kesepakatan jawaban yang dianggap paling benar. Serta mengarahkan siswa melihat kekurangan/kelemahan jawaban dari tiap individu, lalu berdiskusi mencari kesepakatan jawaban dari banyak kemungkinan jawaban yang ada. Sehingga dalam tahap ini akan mendorong siswa untuk tidak takut terlibat dalam masalah yang sulit karena melalui diskusi mereka mampu untuk mengembangkan cara berfikir.

(11)

permasalahan/LKS dengan pasangan kalian. Kalian adalah satu pasangan, maka harus saling membantu dengan saling memberikan gagasan/ide lalu mengembangkannya untuk mencari jawaban yang kalian anggap paling benar.

Tahap III : Sharing (berbagi). Guru meminta kepada pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Pada tahap ini dilakukan sharing dengan siswa lain pada keseluruhan kelas, yaitu dengan cara presentasi beberapa pasangan dan apabila ada pasangan lain yang mempunyai jawaban berbeda maka, pasangan tersebut diminta untuk mempresentasikan jawabanya. Menanggapi dan mempertahankan pendapat, serta terbuka dalam menerima kritik dari teman. Selain itu dalam tahap ini juga memungkinkan siswa untuk menyampaikan gagasan dan menanggapi jawaban dari pasangan lain.

(12)

Menurut Lie (2008:46) kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), yaitu:

a. Kelebihan:

1) Meningkatkan partisipasi.

2) Lebih banyak untuk kontribusi masing-masing pasangan atau anggota kelompok.

3) Interaksi lebih mudah.

4) Lebih mudah dan cepat untuk membentuknya. b. Kekurangan:

1) Banyak pasangan atau kelompok yang melapor sehingga perlu dimonitor.

2) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.

6. Uraian Materi

Pada mata pelajaran matematika SMP N 2 Sokaraja Kelas VIII semester 2 pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar

Setandar Kopetensi:

Memahami sifat-sifat kubus, dan bagian-bagianya serta menentukan ukuranya.

Kompetensi Dasar:

5.1. Mengidentifikasi sifat-sifa kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya

(13)

5.3. Menghitung luas permukaan dan volume, kubus, balok, prisma dan limas

Indikator materi yang harus dicapai:

1. Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok 2. Membuat jaring-jaring kubus dan balok

(14)

B. Kerangka Pikir

Indikator kreativitas:

1. Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam 2. Mempunyai daya imajinasi

3. Orisinil dalam menyampaikan gagasan

4. Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang 5. Sikap berani dalam mengambil resiko

Berdasarkan hasil observasi bahwa indikator-indikator diatas masih dinyatakan rendah.

Diberi perlakuan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Adapun langkah-langkahnya adalah:

Tahap I : Thinking ( berpikir ). Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan pelajaran, dan meminta siswa untuk menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah.

Tahap II : Pairing ( berpasangan ). Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertannyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.

Tahap III : Sharing ( berbagi ). Guru meminta kepada pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan.

(15)

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk menemukan jawaban dari masalah yang datang dari diri sendiri maupun lingkungan. Adapun indikator kreativitas menurut Satiadarma dan Munandar, peneliti mengambil indikaror kreativitas yaitu: 1) Mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam, 2) Mempunyai daya imajinas, 3) Orisinil dalam menyampaikan gagasan, 4) Mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, 5) Sikap berani mengambil resiko. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sokaraja, didapat keterangan bahwa indikator-indikator kreativitas masih kurang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perlakuan yang tepat, yaitu melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Pembelajaran TPS terdiri dari tiga tahap yaitu:

Tahap I Think, memberikan waktu lebih banyak untuk berfikif mengembangkan ide-ide atau konsep-konsep dalam permasalahan matematika, mencari jawaban dengan mengoptimalkan hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya sehingga akan menumbuhkan daya imajinasi siswa, sesuai dengan indikator kreativitas yang ke-2 yaitu mempunyai daya imajinasi.

(16)

individu, lalu berdiskusi mencari kesepakatan jawaban dari banyak kemungkinan jawaban yang ada. Sehingga dalam tahap ini akan mendorong siswa untuk tidak takut terlibat dalam masalah yang sulit karena melalui diskusi mereka mampu untuk mengembangkan cara berfikir. Tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator kreativitas yang ke-4 yaitu mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

Tahap III Sharing, Guru meminta kepada pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Pada tahap ini dilakukan sharing dengan siswa lain pada keseluruhan kelas, yaitu dengan cara presentasi beberapa pasangan dan apabila ada pasangan lain yang mempunyai jawaban berbeda maka, pasangan tersebut diminta untuk mempresentasikan jawabanya. Sehingga dalam tahap ini sesuai untuk mengembangkan indikator kreativitas yang ke-4 yaitu mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang serta memberikan kesempatan siswa untuk bertanya indikator kreativitas yang ke-1 memiliki rasa ingin tahu. Menanggapi dan mempertahankan pendapat, serta terbuka dalam menerima kritik dari teman. Tahap ini sesuai dengan mengembangkan dan ke-5 sikap berani mengambil risiko.

(17)

melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkat.

C. Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Kretivitas
Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kerja Account Officer (AO), bagaimana alur dan prosedur pembiayaan mudharabah dan peran serta Account Officer menangani

• Teknik sampling dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang. diinginkan tercapai berdasarkan pertimbangan

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah membuat model pemanas air energi surya sederhana (jenis kolektor pelat datar) menggunakan bahan yang lebih murah, tersedia di

[r]

(3) Tim seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Sekretaris Jenderal, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar

Analisis Regresi Linier Berganda. Uji

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Maka jumlah plastik paling banyak yang bisa digunakan adalah sebanyak .... Sinta membeli kue bolu dan kue donat untuk sajian