• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 1

BAB III

GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG

3.1 GEOGRAFI LAMPUNG

Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung meliputi areal dataran

seluas 35.288,35 Km2 termasuk 188 pulau yang terletak pada bagian paling

ujung Tenggara Pulau Sumatera. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada 1030 40’ – 1050 50’ Bujur Timur; serta antara 60 45’ – 30 45’ Lintang

Selatan. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan yaitu mencapai 1.004.735 Ha (28,47 %) dari luas daratan Provinsi Lampung. Selain itu merupakan daerah perkebunan (20,92%); tegalan/ladang (20,50%); daerah pertanian, dan perumahan.

Provinsi Lampung terletak di ujung Pulau Sumatera bagian Selatan, yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Sumatera dari arah Pulau Jawa dan pintu terakhir bagi penduduk pulau Sumatera yang hendak bepergian menuju Pulau Jawa. Lampung juga memiliki garis pantai yang terpanjang bila dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Sumatera dan menjadi bagian dari pegunungan bukit barisan di sisi selatan provinsi Lampung. Penduduk Lampung yang heterogen, berbagai suku hidup berdampingan, dengan etnis Lampung sebagai penduduk aslinya.

Berdasarkan kondisi topografi, Provinsi Lampung terbagi dalam 5 (lima) satuan ruang, yaitu: (a) daerah topografi berbukit sampai bergunung; (b)

(2)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 2

berombak sampai bergelombang; (c) dataran alluvial; (d) dataran rawa pasang surut; (e) daerah aliran sungai (river basin). Di samping itu terdapat 69 buah pulau besar dan kecil.

Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri atas lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25% dan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut (d.p.l). Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan puncak tonjolannya berada di Gunung Tanggamus (2.102 m), Gunung Salak (1.570 m), Gunung Pematang Halupan (1.646 m) di Selatan bagian Barat, Gunung Pesagi (2.239 m), Gunung Pugung (1.964 m), Gunung Sebabayan (1.774 m), Gunung Subhanallah (1.623 m) di bagian Barat, Gunung Ratay (1.682 m), dan Gunung Rajabasa (1.281 m) di bagian Selatan, Gunung Punggur (1.877 m), Gunung Haji (1.710 m), dan Gunung Ulu Sabuk (1.713 m) di Lampung Utara, serta Gunung Balau (1.653 m) di Bandar Lampung. Daerah-daerah tersebut sebagian besar masih ditutupi oleh vegetasi hutan primer dan sekunder, tetapi beberapa bagian tertentu sudah terbuka menjadi perladangan atau perkebunan kopi rakyat.

Daerah topografi berombak sampai bergelombang memiliki ciri-ciri khusus, terdiri atas bukit-bukit sempit dengan kemiringan antara 8-15% dan ketinggian antara 300-500 m d.p.l. Daerah ini membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial dengan vegetasi tanaman perkebunan seperti kopi, lada, kakao, kelapa, karet, perkebunan buah-buahan campuran, tanaman perladangan seperti padi, jagung, dan sayur-sayuran. Daerah topografi ini berada di sekitar wilayah Kecamatan Gedong Tataan, Sukoharjo, dan Pulau

(3)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 3

Panggung di wilayah Kabupaten Lampung Selatan dan Tanggamus, serta wilayah Kecamatan Kalirejo dan Bangunrejo di Kabupaten Lampung Tengah. Daerah dataran alluvial merupakan daerah yang sangat luas meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur, sebagian Lampung Utara, Way Kanan serta Tulang Bawang, sampai mendekati sebelah Timur, yang merupakan bagian hilir (down stream) dari sungai-sungai besar seperti Way Sekampung, Way Seputih, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji. Ketinggian rata-rata daerah ini berkisar antara 25-75 m dengan kemiringan 0-3%.Pada bagian pantai sebelah Barat terdapat pula dataran alluvial yang menyempit dan memanjang mengikuti arah Bukit Barisan.

Daerah dataran rawa pasang surut terletak di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0,5-1,0 m, yang pengendapan airnya menurut perubahan pasang surut air laut. Daerah ini terletak di sebagian Lampung Timur bagian Timur dan Lampung Selatan Bagian Timur yang dikenal dengan daerah Rawa Sragi, dengan luas areal mencapai 30.000 Ha. Sebagian lagi terletak di daerah Mesuji dengan luas areal mencapai 40.000 ha, yang telah dijadikan daerah pemukiman transmigrasiMesuji-Tulang Bawang, yang sebagian digunakan untuk tanaman padi, jagung, dan tanaman semusim lainnya, sedang sebagian besar di wilayah pesisir sudah berubah menjadi areal tambak rakyat,untuk budidaya udang dan ikan bandeng.

Selain itu, terdapat 69 buah pulau-pulau besar dan kecil, di antaranya terdapat 49 buah pulau di Kabupaten Lampung Selatan dengan pulau-pulau terbesar,

(4)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 4

yaitu di Pulau Sebesi (2.472 Ha), Pulau Legundi (1.820 Ha), Pulau Sebuku (1.771 Ha), Pulau Rakata (1.343 ha), dan Pulau Sertung dam gugusan kepulauan Krakatau (1.057 Ha), serta Pulau Pahawang (696 Ha). Di Kabupaten Lampung Barat terdapat dua buah pulau yaitu Pulau Pisang (142 Ha) dan Pulau Butuah (63 Ha).Di Kabupaten Tanggamus terdapat10 pulau dan yang terbesar adalah Pulau Tabuan (19.374 Ha), serta di Kota Bandarlampung sebanyak 1 (satu) buah pulau yaitu Pulau Pasaran (6 Ha).

3.2 PARIWISATA LAMPUNG 3.2.1 Objek Wisata Lampung

Provinsi Lampung memiliki banyak objek wisata yang tersebar di 15 kabupaten/kota. Pada tahun 2014 tercatat sebanyak 350 objek wisata, yang berupa taman hiburan umum, peninggalan sejarah, objek wisata alam dan tirta, objek wisata budaya, objek wisata religius, objek wisata agro, objek wisata bahari, serta objek wisata buatan.

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung 0 20 40 60 80 12 77 37 10 13 47 59 15 10 11 13 12 26 8

Gambar 3.1. Jumlah Objek Wisata dan Peninggalan Sejarah di Provinsi Lampung, 2014

(5)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 5

Dilihat dari sebarannya menurut kabupaten/kota, maka objek wisata tersebut paling banyak terdapat di Kabupaten Tanggamus, yaitu sebanyak 77 objek wisata, diikuti dengan Kabupaten Way Kanan sebanyak 59 objek wisata, serta Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Selatan masing-masing sebanyak 47 dan 37 objek wisata. Sebagian besar objek wisata di Tanggamus berupa objek wisata bahari (pantai) dan objek wisata alam tirta (air terjun), di Kabupaten Way Kanan sebagian besar berupa objek wisata alam, di Kabupaten Lampung Utara didominasi dengan peninggalan sejarah dan panorama alam, sementara objek wisata di Kabupaten Lampung Selatan didominasi dengan wisata bahari (pantai).

Selain objek wisata yang telah dipaparkan di atas, Provinsi Lampung juga memiliki pulau-pulau kecil yang berada di 5 wilayah kabupaten/kota, yaitu di Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, Lampung Barat, dan Kota Bandar Lampung. Tercatat sebanyak 71 pulau kecil berada di perairan Lampung yang sebagian besar terdapat di Lampung Selatan sebanyak 30 pulau kecil, diikuti oleh Pesawaran dengan 23 pulau kecil, dan Tanggamus yang memiliki 15 pulau kecil. Pulau-pulau kecil di atas, selain dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam, juga dimanfaatkan sebagai wilayah pemukiman, pertanian/perkebunan, budidaya perikanan, wilayah pertahanan dan keamanan, serta ada yang masih berupa hutan. Luasan pulau-pulau tersebut juga bervariasi dengan Pulau yang terluas adalah Pulau Tabuan dengan luas 3.294 Ha.

(6)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 6

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung

3.2.2 Akomodasi Pariwisata Lampung

Fasilitas akomodasi menjadi salah satu faktor keberhasilan pelayanan pariwisata. Akomodasi yang nyaman dan memadai sesuai dengan keinginan wisatawan menjadi nilai lebih untuk daerah kunjungan wisata. Fasilitas akomodasi di Lampung terdiri dari hotel berbintang, hotel non-bintang dan pondok-pondok wisata.

Tabel 3.1 menyajikan perkembangan jumlah hotel bintang, melati dan pondok wisata di Provinsi Lampung dari tahun 2011-2014. Hotel berbintang sampai tahun 2014 berada di kota Bandar Lampung semuanya. Jumlah hotel non melati pada tahun 2014 juga paling banyak berada di kota Bandar Lampung.

Kabupaten Pesisir barat pada tahun 2014 tercatat memiliki jumlah hotel melati terbanyak kedua setelah kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan perkembangan yang baik karena Pesisir Barat merupakan salah satu favorit

30

23 15

1 2

Gambar 3.2. Jumlah Pulau-Pulau Kecil menurut Kabupaten/Kota, 2014 Lampung Selatan, 30 Pesawaran,23 Tanggamus,15 Bandar Lampung, 1 Lampung Barat, 2

(7)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 7

tujuan wisata di provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan memiliki jumlah kamar hotel yang terbanyak kedua setelah kota Bandar Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung Selatan yang memiliki banyak tujuan wisata yang favorit juga memiliki akomodasi yang cukup untuk para wisatawan.

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa perkembangan hotel di provinsi Lampung termasuk pesat. Hotel melati pada tahun 2014 mengalami peningkatan mengalami peningkatan pesat, sejumlah 32 hotel melati baru dibangun dalam kurun waktu 4 tahun.

Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Hotel Bintang, Melati, Dan Pondok

Wisata Di Provinsi Lampung Sampai Dengan Tahun 2014 LOKASI

/KLASIFIKASI

2011 2012 2013 2014

Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar

BandarLampung Hotel Bintang 10 952 10 952 9 884 11 904 Hotel melati 38 975 52 1192 70 1736 70 1736 Pondok Wisata 4 55 9 137 8 107 8 107 Lampung Selatan Hotel melati 17 286 19 286 21 357 22 364 Pondok Wisata 1 12 1 12 1 12 1 12 Lampung Tengah Hotel melati 10 189 10 189 17 244 18 253 Pondok Wisata 3 26 3 26 3 26 3 26 Lampung Utara Hotel melati 8 206 8 206 12 206 12 206 Lampung Barat Hotel melati 31 418 31 418 17 232 17 232 Pondok Wisata 6 24 7 28 0 0 0 0 Tanggamus Hotel melati 9 132 9 132 9 179 11 194 Pondok Wisata - - 5 10 8 31 8 31 Tulang Bawang Hotel melati 7 261 7 261 10 311 10 311 Pondok Wisata 1 29 1 29 1 29 1 29 Lampung Timur Hotel melati 9 84 9 121 9 125 9 125 Pondok Wisata 1 4 1 6 1 6 1 6 Metro Hotel melati 9 167 10 178 10 178 10 178 Way Kanan Hotel melati 5 43 5 43 5 43 5 43 Pringsewu Hotel melati 4 87 6 89 6 89 9 102

(8)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 8

LOKASI /KLASIFIKASI

2011 2012 2013 2014

Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar

Tulang Bawang Barat

Hotel melati 1 20 1 20 1 20 1 20 Mesuji Hotel melati 1 6 1 6 2 16 2 16 Pesisir Barat Hotel melati - - - - 30 266 33 296 Jumlah 175 3976 205 4341 250 5097 262 5191

Hotel merupakan salah satu hal yang sangat penting pada saat berkunjung ke suatu objek wisata di suatu daerah. Peningkatan jumlah wisatawan ke Provinsi Lampung akan meningkatkan minat pengusaha untuk membangun hotel dan penginapan di Lampung. Pada tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 berjumlah 175 meningkat menjadi 262 pada tahun 2014. Diperkirakan jumlah penginapan di Provinsi Lampung, baik hotel berbintang ataupun hotel non-bintang dan pondok wisata akan meningkat seiring tingginya peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke provinsi Lampung. Tingginya pertumbuhan pariwisata di Lampung Dengan adanya publikasi yang baik mengenai objek wisata yang ada di Provinsi Lampung, jumlah hotel tersebut diperkirakan akan terus bertambah dengan pesat. Tetapi walaupun pertumbuhan jumlah hotel tersebut meningkat hampir 100 persen, namun dari segi jumlah masih relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah hotel bintang di Sumatera Selatan pada tahun 2012 sebanyak 46 hotel bintang, di Pulau Sumatera terdapat 364 hotel bintang dan di Indonesia secara keseluruhan terdapat 1.622 hotel bintang.

(9)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 9 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Ju m lah Wi satawan

Gambar 3.3 perkembangan Jumlah Wisatawan di Lampung

Tahun

Wisatawan Nusantara Wisatawan mancanegara

3.2.3 Perkembangan Wisatawan di Lampung

Perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsi Lampung selama 10 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan. Gambar 3.3 menunjukkan bahwa wisatawan Nusantara meningkat signifikan setiap tahun dalam kurun waktu 2006-2015. Peningkatan juga terjadi pada wisatawan mancanegara dengan pertumbuhan yang landai.

Persentase pertumbuhan wisatawan selama 10 tahun terakhir rata-rata 23,5%. Secara persentase pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2009, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2013 pertumbuhan wisatawan meningkat menjadi 31,38%, lalu turun menjadi 27,54% dan pertumbuhan di tahun 2015 turun kembali menjadi 24,03%.

Tetapi berdasarkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsi Lampung setiap tahun selalu meningkat dan peningkatan tertinggi jumlah

(10)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 10

wisatawan terjadi pada tahun 2016 dengan jumlah kenaikan sebesar 1.062.994 wisatawan.

Tabel 3.2. Jumlah Wisatawan di Provinsi LampungTahun 2006-2015

Tahun Wisatawan nusantara mancanegaraWisatawan Total pertumbuhanJumlah Pertumbuhan(%)

2006 843.768 6.893 850.661 2007 1.176.581 8.893 1.185.474 334.813 39.36 2008 1.448.059 10.028 1.458.087 272.613 23.00 2009 1.982.910 36.942 2.019.852 561.765 38.53 2010 2.136.103 37.503 2.173.606 153.754 7.61 2011 2.285.630 47.103 2.332.733 159.127 7.32 2012 2.581.165 58.205 2.639.370 306.637 13.14 2013 3.392.125 75.590 3.467.715 828.345 31.38 2014 4.327.188 95.528 4.422.716 955.001 27,54 2015 5.370.803 114.907 5.485.710 1.062.994 24,03 Rata-rata pertumbuhan 515.005 23,55

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Dari sejumlah wisatawan di atas, sebagian wisatawan menginap di hotel bintang dan non bintang yang terdapat di Provinsi Lampung. Jumlah wisatawan nusantara yang menginap di hotel bintang tercatat sekitar 71.490 orang wisatawan nusantara pada tahun 2009, dan meningkat menjadi sekitar 167.974 orang pada tahun 2014. Selama 5 tahun dari 2009-2014 terjadi kenaikan sebesar 135% jumlah wisatawan nusantara yang menginap di hotel berbintang.

Jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel berbintang di provinsi Lampung pada tahun tahun 2009 tercatat berjumlah 2.731 orang dan meningkat menjadi 15.181 orang pada tahun 2014. Selama 5 tahun terjadi kenaikan sebesar 456% dalam kuran waktu 5 tahun. Kenaikan wisatawan yang menginap di hotel berbintang akan semakin tinggi pada

(11)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 11

tahun terakhir mengingat pertambahan hotel berbintang di provinsi Lampung.

Tabel 3.3. Jumlah Tamu Yang Berkunjung Ke Provinsi Lampung Pada Hotel

Berbintang

TAHUN WISATAWAN TOTAL

NUSANTARA MANCANEGARA 2009 71.490 2.731 74.221 2010 100.198 2.104 102.929 2011 168.252 5.003 170.356 2012 172.691 14.833 187.524 2013 144.506 13.060 157.566 2014 167.974 15.181 183.155

Wisatawan nusantara yang menginap di hotel non bintang pada tahun 2009 tercatat berjumlah 367.967 orang. Pada tahun 2014 wisatawan nusantara yang menginap di hotel non-bintang menjadi 767.089 orang. Tabel 3.3 menjelaskan jumlah tamu yang menginap di hotel non-bintang.

Tabel 3.4. Jumlah Tamu Yang Berkunjung Ke Provinsi Lampung Pada Hotel

Non Bintang

TAHUN NUSANTARA WISATAWANMANCANEGARA TOTAL

2009 267.967 97 268.064 2010 292.982 123 293.105 2011 366.502 534 367.036 2012 389.844 525 390.369 2013 666.454 4.325 670.779 2014 767.089 4.757 771.846

Wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang pada kurun waktu 2009-2014 juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2009, wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang hanya 97 orang. Meningkat tajam dalam kurun waktu 5 tahun, sehingga pada tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang menginap di hotel non-bintang sebanyak 4.757.

(12)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 12

Tabel 3.5. Rata–rata Lama Menginap Tamu Mancanegara Dan Nusantara

Menurut Jenis Hotel Di Provinsi Lampung 2009-2014

JENIS HOTEL TAHUN MANCA RATA RATA LAMA TAMU MENGINAP

NEGARA (+/-) NUSANTARA (+/-) BINTANG 2009 3,55 1,40 1,77 0,12 2010 3,39 -0,16 1,95 0,18 2011 3,43 0,04 1,69 -0,26 2012 2,12 -1,31 1,62 -0,07 2013 2,32 0,20 1,67 0,05 2014 2,36 0,04 1,73 0,06 NON BINTANG 2009 2,48 0,64 1,43 0,15 2010 1,13 -1,35 1,02 -0,41 2011 3,93 2,80 1,35 0,33 2012 5,93 2,00 1,32 -0,03 2013 5,50 -0,43 1,46 0,14 2014 5,80 0,30 1,86 0,40

Tabel 3.4 menjelaskan rata-rata lama menginap tamu berdasarkan jenis hotel. Tamu mancanegara pada tahun 2014 menginap rata-rata 2,36 hari, sedangkan tamu nusantara menginap rata-rata 1,73 hari di hotel bintang di Lampung. Rata-rata menginap pada tahum 2014 naik 0,04 hari dibandingkan tahun 2013 untuk tamu mancanegara dan naik 0,06 hari untuk nusantara.

Untuk hotel non-bintang, pada tahun 2014, rata-rata tamu mancnegara menginap selama 5,80 hari dan tamu nusantara rata-rata 1,86 hari. Rata-rata menginap tamu mancanegara di hotel non bintang pada tahun 2014, naik 0,3 hari dibandingkan tahun 2013 dan tamu nusantara naik 0,4 hari dibandingkan tahun 2013.

Tabel 3.6. Banyaknya Malam Kamar Yang Tersedia Dan Malam Yang Dihuni

Pada Hotel bintang Dan Melati Tahun 2009–2014 TAHUN MALAM KAMAR YANG TERSEDIA MALAM KAMAR YANG DIHUNI

% hunian hotel berbanding malam kamar

tersedia

BINTANG MELATI BINTANG MELATI BINTANG MELATI

2009 293.040 1.000.080 143.042 360.029 48,81% 36,00% 2010 342.720 1.077.840 184.281 416.154 53,77% 38,61% 2011 342.720 1.088.640 199.909 429.686 58,33% 39,47% 2012 342.720 1.220.040 181.847 504.243 53,06% 41,33% 2013 318.240 1.516.680 168.858 626.844 53,06% 41,33% 2014 338.834 1.617.873 179.679 729.432 53,03% 45,09%

(13)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 13

Tabel 3.5 menjelaskan jumlah malam kamar yang tersedia dari hotel bintang ataupun non-bintang di Provinsi Lampung. Pada periode tahun 2009-2014 terjadi peningkatan malam kamar yang tersedia di hotel bintang ataupun non-bintang. Pada tahun 2014 jumlah malam kamar yang tersedia untuk hotel berbintang adalah 338.834 kamar dan untuk hotel melati/non bintang sebanyak 1.617.873 kamar.

Banyaknya malam kamar yang tersedia, ternyata belum diimbangi dengan malam kamar yang dihuni selama setahun. Untuk hotel berbintang, rata-rata tingkat hunian makam kamar dari tahun 2009-2014 adalah plus minus 50% dan hotel non-bintang plus minus 40% kamar malam yang dihuni dari keseluruhan yang tersedia.

Tingkat hunian malam kamar yang baru mencapai 40%-50% menjadi tantangan bagi pelaku pariwisata untuk meningkatkan jumlah tamu di hotel-hotel yang berada di Provinsi Lampung. Tingkat hunian yang baru mencapai setengah dari kapasitasnya menandakan adanya waktu saat hunian hotel

ramai (peak season) dan ada saat dimana tingkat hunia mengalami saat sepi

(low season).

3.2.4 Pengeluaran Wisatawan di Lampung

Konsumsi wisatawan di suatu daerah merupakan penggerak ekonomi pariwisata daerah tersebut. Hotel, perdagangan cinderamata, rumah makan dan kegiatan penunjang wisata lainnya akan menjadi hidup dengan pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan terhadap

(14)

produk-PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 14

produk tersebut. Selalu yang diharapakan nilai konsumsi ini terus meningkat sehingga ekonomi pariwisata semakin berkembang.

Jumlah wisatawan yang terus meningkat dibarengi dengan peningkatan nilai konsumsi wisatawan merupakan kondisi ideal yang sangat diharapkan. Kedua hal tersebut akan lebih memacu pertumbuhan ekonomi pariwisata daerah yang menjadi tujuan wisata. Peningkatan jumlah wisatawan tanpa dibarengi dengan peningkatan konsumsinya akan kurang bermakna, demikian juga sebaliknya. Jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang mengalami peningkatan mendorong juga peningkatan nilai konsumsi.

Tabel 3.6 menunjukkan rata-rata pengeluaran tamu nusantara pada kunjungan ke Lampung pada tahun 2010-2015. Selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan pengeluaran /konsumsi wisatawan nusantara, bila pada tahun 2010 rata-rata pengeluaran orang per hari adalah Rp 425.480,00 maka di tahun 2015 pengeluaran per hari adalah Rp 696.650,00. Bila dikalikan dengan rata-rata tinggal di Lampung yang berkisar 1,49 hari pada tahun 2010 dan 1,97 hari pada tahun 2015 maka setiap kunjungan, wisatawan akan mengeluarkan Rp 633.965 pada tahun 2010 saat berkunjung ke Lampung Rp 1.372.400,50 per kunjungan pada tahun 2015. Pada kurun lima tahun terjadi kenaikan 2 kali lipat pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan nusantara.

(15)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 15

Kenaikan jumlah tamu, rata-rata tinggal dan rata-rata pengeluaran per orang dalam setiap kunjungan membuat jumlah pengeluaran / konsumsi wisatawan nusantara di Lampung meningkat drastis. Bila pada tahun 2010 total pengeluaran yang dibelanjakan oleh tamu nusantara adalah 249 milyar rupiah, maka pada tahun 2010 total belanja tamu nusantara di provinsi Lampung adalah 1,4 trilyun rupiah.

Jumlah 1,4 trilyun pada tahun 2015 yang dibelanjakan di provinsi Lampung memberikan konstribusi yang baik untuk menggerakkan ekonomi di Lampung. Pada tahun mendatang, bila jumlah wisatawan meningkat dan rata-rata menginap meningkat maka jumlah pengeluaran yang dibelanjakan di provinsi Lampung akan terus meningkat dan dapat menggerakkan ekonomi masayarakat Lampung.

Tabel 3.7. Rata-rata Pengeluaran per Orang Tamu Nusantara Tahun 2010 –

2015 TAHUN JUMLAH TAMU

NUSANTARA

Rata-rata Lama Tinggal (Hari)

Rata-rata Pengeluaran Per

Orang (Rp) JUMLAH PENGELUARAN

Per Hari Kunjungan Per Jumlah (Rp) +/-

1 2 4 5 6 7 8 2010 393.180 1,49 425.480,00 633.965,20 249.262.437.336 14,73 2011 534.754 1,52 452.580,00 687.921,60 367.868.827.286 47,58 2012 562.535 1,47 481.409,00 707.671,23 398.089.835.368 8,22 2013 810.960 1,57 512.075,00 803.957,75 651.977.576.940 63,78 2014 930.672 1,76 621.843,00 1.094.443,68 1.018.568.088.553 56,23 2015 1.042.632 1,97 696.650,00 1.372.400,50 1.430.908.678.116 40,48

Selain wisatawan nusantaran, provinsi Lampung juga dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Tabel 3.7 menunjukkan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara di Provinsi Lampung. Rata-rata pengeluaran per hari saat berkunjung ke Provinsi Lampung pada tahun 2015 adalah $ 94,86. Rata-rata pengeluaran per hari wisatawan mancanegara di tahun 2015

(16)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 16

hanya meningkat $ 4,38 dibandingkan 5 tahun sebelumnya yang berjumlah $ 90,48 per hari kunjungan wisatawan.

Walaupun rata-rata pengeluaran wisatawan hanya meningkat sedikit, tetapu rata-rata lama tinggal wisatawan mananegara di tahun 2015 adalah 7,28 hari yang telah meningkat sebanyak 3,53 hari bila dibandingkan dengan tahun 2010. Sehingga, akibat peningkatan lama tinggal di Lampung membuat pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan pada tahun 2015 adalah $ 690,58 meningkat drastis dari tahun 2010 yang hanya $ 339,30 per kunjungan.

Total pengeluaran wisatawan mancanegara ke provinsi Lampung meningkat tajam selama 5 tahun terakhir, bila pada tahun 2010 jumlah pengeluaran hanya $ 755.621 maka pada tahun 2015 jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara adalah 14,9 juta dollar US$.

Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara dikarenakan naikkan jumlah wisatawan mancanegara ke Lampung dan naikkan rata-rata lama tinggal di Lampung.

Tabel 3.8. Rata-rata Pengeluaran per Orang Tamu Nusantara Tahun 2010–

2015 TAHUN JUMLAH TAMU

MANCANEGARA

Rata-rata Lama Tinggal

(Hari)

Rata-rata Pengeluaran Per

Orang (USD) JUMLAH PENGELUARAN

Per Hari Kunjungan Jumlah (USD) Per +/-

1 2 4 5 6 7 8 2010 2.227 3,75 90,48 339,30 755.621 -23,58 2011 5.337 3,89 93,19 362,51 1.934.711 156,04 2012 15.358 4,09 94,48 386,42 5.934.688 206,75 2013 17.385 5,50 90,00 495,00 8.605.575 45,00 2014 19.271 6,50 94,00 611,00 11.774.581 36,83 2015 21.589 7,28 94,86 690,58 14.908.949 26,62

(17)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 17

3.2.5 Perkembangan Usaha Wisata di Lampung

Selain adanya peningkatan jumlah hotel dan fasilitas akomodasi lainnya, perkembangan wisata di Lampung juga memberi dampak pada perkembangan bisnis di bidang yang terkait dengan kepariwisataan seperti rumah makan, panti pijat, diskotik, objek wisata, kolam renang dan lain-lain. Jenis usaha yang berkaitan dengan pariwisata tumbuh karena bertambahnya potensi konsumen akibat peningkatan kunjungn ke Lampung.

Tabel 3.9. Perkembangan Usaha Pariwisata di Lampung 2011-2015

NO USAHA JENIS 2011 2012 2013 2014 2015 Jml +/-% Jml +/-% Jml +/-% Jml +/-% Jml +/-% 1 Hotel Bintang 10 0 10 0 9 -11,11 11 18,18 23 52,17 2 Hotel Melati 149 0,67 151 1,32 220 31,36 223 1,35 213 -4,69 3 Pondok wisata 16 0 27 40,74 28 3,57 30 6,67 28 -7,14 4 Restoran 656 0,61 1108 40,79 1181 6,18 1240 4,76 1191 -4,11 5 Panti Pijat 18 0 22 18,18 22 0 22 0 22 0 6 Diskotik 2 0 2 0 2 0 1 -100 1 0 7 Billiard 49 0 49 0 48 -2,08 48 0 49 2,04 8 Taman Rekreasi 296 0 296 0 297 0,34 298 0,34 353 15,58 9 Kolam Renang 36 2,78 47 23,4 48 2,08 49 2,04 54 9,26 10 Padang Golf 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11 Karaoke 19 5,26 21 9,52 29 27,59 33 12,12 43 23,26 Jumlah Usaha 1252 0,56 1734 27,8 1885 8,01 1956 3,63 1978 1,11 Tabel 3.8 menunjukkan perkembangan usaha pariwisata di provinsi Lampung. Jumlah restoran atau rumah makan di provinsi Lampung pada tahun 2015 berjumlah 1191 rumah makan meninggkat bila dibandingkan tahun 2011 yang hanya 656 rumah makan. Objek wisata juga mengalami penambahan, pada tahun 2011 jumlah objek wisata ada 296 buah, meningkat menjadi 353 objek wisata pada tahun 2015. Kolam renang pada tahun 2011 berjumlah 36 buah, selama kurun waktu 2011-2015 bertambah setiap tahun sehingga pada tahun 2015 terdapat 353 kolam renang di

(18)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 18

provinsi Lampung. Secara keseluruhan jumlah bisnis pariwisata berjumlah 1.978 pada tahun 2015 yang telah meningkat bila dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 1.252 bisnis pariwisata.

3.2.6 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Bidang Pariwisata Provinsi Lampung

Peningkatan jumlah wisatawan yang dibarengi oleh peningkatan jumlah hotel dan penginapan serta bisnis bisnis lain di bidang pariwisata memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata di Provinsi Lampung. Penyerapan tenaga kerja berarti memperkecil tingkat pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Banyak kalangan masyarakat yang memperoleh dampak positif terutama dari segi ekonomi karena berkembangnya pariwisata di Provinsi Lampung.

Tabel 3.9 menjelaskan perkembangan penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata provinsi Lampung. Secara keseluruhan dari 11 jenis usaha pariwisata di provinsi Lampung dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 12.168 tenaga kerja pada tahun 2015. Jumlah ini meningkat sebesar 6,84% dari tahun 2014 yang menyerap tenaga kerja sebanyak 11.336 orang. Tenaga kerja yang diserap di bisnis pariwisata meningkat terus selama 2011 sampai 2015. Kenaikan tenaga kerja ini memberi kontribusi positif bagi kemajuan provinsi Lampung.

(19)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 19

Tabel 3.10. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Bidang Pariwisata

Lampung 2011-2015 NO USAHA JENIS 2011 2012 2013 2014 2015 SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% SDM +/-% 1 Hotel Bintang 1.291 12,39 1.381 6,52 1.381 0,00 1.481 6,75 1.661 10,84 2 Hotel Melati 1.532 1,96 1.625 5,72 1.625 0,00 1.925 15,58 1.984 2,97 3 Pondok wisata 168 0,00 203 17,24 203 0,00 253 19,76 292 13,36 4 Restoran 5.551 1,08 5.642 1,61 5.642 0,00 5.842 3,42 6.245 6,45 5 Panti Pijat 158 0,00 173 8,67 173 0,00 173 0,00 173 0,00 6 Diskotik 55 0,00 55 0,00 55 0,00 55 0,00 55 0,00 7 Billiard 544 0,00 468 -16,24 468 0,00 468 0,00 469 0,21 8 Taman Rekreasi 521 0,00 521 0,00 521 0,00 523 0,38 595 12,10 9 Kolam Renang 174 0,00 344 49,42 344 0,00 349 1,43 397 12,09 10 Padang Golf 10 0,00 10 0,00 10 0,00 10 0,00 10 0,00 11 Karaoke 126 0,00 207 39,13 207 0,00 257 19,46 287 10,45 Jumlah Usaha 10130 2,47 10404 2,63 10404 0,00 11.336 8,22 12.168 6,84 Kontribusi penyerapan tenaga kerja terbesar diberikan oleh bisnis restoran/rumah makan yang menyerap 6.245 orang tenaga kerja pada tahun 2015. Jumlah ini meningkat sebanyak 6,45% dari tahun 2014 yang menyerap tenaga kerja sebanyak 5.842 orang tenaga kerja.

Hotel melati dan hotel bintang memberi kontribusi penyumbang terbesar kedua dan ketiga dalam penyerapan tenaga kerja di bidang pariwisata. Pada tahun 2015 hotel melati memberi kontribusi sebesar 1.984 orang tenaga kerja dan hotel bintang menyerap 1.661 orang tenaga kerja.

Pada tahun 2015, tenaga kerja di hotel berbintang meningkat 10,84% dibandingkan tahun 2014 yang menyerap 1.481 orang tenaga kerja. Hotel melati melati pada tahun 2015 meningkat sebesar 2,97% dibandingkan penyerapan tenaga kerja di hotel melati sebesar 1.925 pada tahun 2014. Pondok wisata, taman rekreasi, kolam renang mengalami kenaikan yang lebih dari 10 persen penambahan tenaga kerja yang bekerja di bisnis pariwisata. Pondok wisata naik 13,36% pada tahun 2015, taman rekreasi

(20)

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PASAR 3 - 20

penyerapan tenaga kerja naik sebesar 12,10% dan kolam renang penyerapan tenaga kerja naik 12,09% pada tahun 2015. Secara keseluruhan hampir semua jenis bisnis pariwisata mengalami kenaikan dalam penyerapan tenaga kerja untuk provinsi Lampung.

Gambar

Tabel  3.1  menyajikan  perkembangan  jumlah  hotel  bintang,  melati  dan  pondok wisata di Provinsi Lampung dari tahun 2011-2014
Tabel  3.1  menunjukkan  bahwa  perkembangan  hotel  di  provinsi  Lampung  termasuk  pesat
Gambar 3.3 perkembangan Jumlah Wisatawan di Lampung
Tabel 3.2.  Jumlah Wisatawan di Provinsi LampungTahun 2006-2015
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat keberhasilan jaringan untuk pengujian suara untuk 5 data latih yang telah dilatih dengan fungsi aktivasi sigmoid bipolar mencapai 100% dan tingkat keberhasilan

Adapun peraturan tentang tidak diperbolehkannya gugatan nafkah ma>d}iyyah anak yang terdapat dalam buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama,

Pola patahan ulet memiliki permukaan yang berserat, buram, dan menunjukkan deformasi yang cukup besar (Lihat Gambar 3.4). Pada patahan yang bersifat campuran,

Hingga Juni 2015 Unilever Indonesia (UNVR) telah merealisasikan dana belanja modalnya sebesar Rp 620 miliar atau setara 51,66% dari belanja modal atau capital expenditure

Analisa pe sioner yang dapat dilihat ambar 3 Bag ka Pemikir menjamin sen lainnya Penyebaran media cet untuk men am suatu pr asi yang d pertanian o am leaflet asi

Melalui observasi dapat dilakukan usaha-usaha untuk memperoleh gambaran-gambaran yang konkret tentang bentuk sajian, dan Peranan sanggar dalam melstarikan tari

Timbulnya tanggung jawab negara atas lingkungan didasarkan pada adanya tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang berada di wilayah suatu negara

[r]