• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN OLEH APARATUR PEMERINTAH DESA DI DESA DARMACAANG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN OLEH APARATUR PEMERINTAH DESA DI DESA DARMACAANG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman | 1

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN OLEH APARATUR PEMERINTAH DESA DI DESA DARMACAANG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

IIS WINAWATI ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan belum berjalan optimal sesuai dengan tujuan program yang ditetapkan, hal ini dapat terlihat dari masalah: Penentuan program pembangunan yang dilaksanakan di Desa Darmacaang tidak berdasarkan atas musyawarah mufakat, Partisipasi masyarakat dalam hal pelaksanaan pembangunan masih kurang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini: 1.Bagaimana Implementasi Program

Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis? 2. Bagaimana hambatan-hambatan Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis? 3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi

hambatan yang timbul dalam Implementasi Program Pembangunan

Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis?

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. (Moleong, 2007:308) metode analisis data ini terdiri dari reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah 25 orang, terdiri dari Aparatur pemerintah Desa Darmacaang 7 orang, BPD 7 orang, LPMD 7 orang dan Tokoh masyarakat perwakilan tiap dusun 4 orang.

Berdasarkan hasil wawancara Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang sudah dilaksanakan, namun hasilnya tidak merata. Hal ini disebabkan aparatur pemerintah desa dalam pelaksanaan Program Insfrastruktur Pedesaan masih

banyak kekurangan seperti: Penentuan program pembangunan yang

dilaksanakan tidak berdasarkan atas musyawarah mufakat, Partisipasi masyarakat dalam hal pelaksanaan pembangunan masih kurang. Hambatan yang dihadapi: Kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam hal pemilihan jenis pembangunan maupun pelaksanaan, kurangnya sosialisasi dan informasi yang dilakukan aparatur pemerintah desa kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak memahami isi program pembanggunan yang menyebabkan Program Pembangunan Insfrastruktur tidak berjalan secara optimal. Upaya yang dilakukan: pemerintah desa berusaha meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan program pembangunan seperti berusaha meningkatkan partisipasi masyarakat, mengadakan sosialisasi, menyediakan informasi sehingga masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan program pembangunan.

Kata kunci : Program Pembangunan, Insfrastruktur Pedesaan, Aparatur Pemerintah Desa Darmacaang.

(2)

Halaman | 2 A. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Pelaksanaannya menyangkut pembangunan dinamis, jiwa dan manusianya, kondisi ruang masyarakat dan ruang gerak lingkungan serta sarana dan prasarana lainnya. Pembangunan tidak selamanya berjalan dengan baik seringkali diperlukan perubahan dan perombakan yang mendasar menuju kearah kemajuan.

Pembangunan nasional yang multi dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa.Komponen atau aparat dimaksud hendaknya memiliki kemampuan yang optimal dalam pelaksanaan tugasnya. Namun program pembangunan yang dilaksanakan di Desa Darmacaang belum terealisasikan dengan baik hal ini terbukti dari akses jalan yang berlubang belum semuanya diperbaiki sehingga aktivitas masyarakat terganggu.

Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah bersama-sama dengan masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Pembangunan desa bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang mempunyai keuletan dan ketangguhan, untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah mengadakan program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sejalan dengan proses pembangunan. Salah satu program pemerintah yaitu melalui program pembangunan insfrastruktur pedesaan (PPIP). Program tersebut

diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang terdapat dimasyarakat dengan jalan memberikan kesempatan atau peluang nyata kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Namun Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan yang dilaksanakan di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis belum berjalan dengan baik hal ini terbukti dari akses jalan yang berlubang belum semuanya diperbaiki sehingga aktivitas masyarakat terganggu selain itu belum tersedianya parit di pinggir jalan sehingga jalan tergenang air yang mengakibatkan jalan cepat rusak.

Bupati Ciamis mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2009 tentang Program Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa dalam Rangka Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP).

Pasal 1 Peraturan Bupati Ciamis Nomor 6 Tahun 2009 dijelaskan bahwa Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) adalah:

Kegiatan pembangunan yang berbasis kepada masyarakat dengan pendekatan pembangunan masyarakat keberpihakan kepada penduduk miskin, partisipatif, keswadayaan, keterpaduan kepada penduduk miskin, partisipatif keswadayaan, keterpaduan program pembangunan dan penguatan kepastian kelembagaan.

Berdasarkan ketentuan PERBUP diatas diharapkan pelaksanaan pembangunan dapat mengutamakan kepentingan masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan baik.

(3)

Halaman | 3 Hasil observasi awal yang

dilakukan penulis di desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, terlihat bahwa pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan belum berjalan optimal sesuai dengan tujuan program yang ditetapkan, hal ini dapat terlihat dari masalah:

1. Penentuan program pembangunan yang dilaksanakan di Desa Darmacaang tidak berdasarkan atas musyawarah mufakat, karena masih ada jenis pembangunan yang lebih prioritas untuk dibangun tetapi tidak terakomodir didalam program pembangunan. Contohnya: pelaksanaan pembangunan tempat umum seperti posyandu padahal harus lebih diprioritaskan untuk dibangun tetapi karena kurang berkoordinasi dan bermusyawarah terlebih dahulu dengan masyarakat sehingga mendahulukan pembangunan yang kurang prioritas dengan kebutuhan masyarakat. 2. Partisipasi masyarakat dalam hal

pelaksanaan pembangunan masih kurang sehingga program pembangunan yang dilaksanakan menjadi lambat penyelesaiannya. Contohnya : karena kurang swadaya dari masyarakat, sehingga dalam hal pekerjaan tidak selesai tepat waktu.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam laporan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis?

2. Bagaimana hambatan-hambatan

Implementasi Program

Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis?

3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukanuntuk mengatasi hambatan yang timbul dalam Implementasi

Program Pembangunan

Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis?

B. LANDASAN TEORITIS

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan secara tepat dan utuh dari sifat individu, kelompok, keadaan dan gejala lain dalam suatu masyarakat serta berusaha untuk menganalisis data yang ada.

Menurut pendapat Arikunto (2010 : 3) menjelaskan bahwa “Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan kondisi atau lain-lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan “.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain, karena dalam penelitian-penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti.

Pada umunya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam

(4)

Halaman | 4 perkembangannya akhir-akhir ini

metode deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagaian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan pariasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Yang menjadi objek penelitian ini adalah Aparatur pemerintah Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis sebanyak 7 orang, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis sebanyak 7 orang, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa(LPMD) Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis sebanyak 7 orang, Tokoh masyarakat perwakilan tiap dusun 4 orang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teknik telaah pustaka

2. Observasi 3. Wawancara

Menurut Miles dan Huberman dalam (Moleong, 2007:308), pada dasarnya analisis data dapat dijelaskan sebagai beerikut:

1. Reduksi data 2. Display data

3. Kesimpulan dan verifikasi C. Metodologi Penelitian 1. Implementasi Kebijakan

Studi implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan suatu proses atau kegiatan untuk

mencapai hasil akhir yang telah ditetapkan.

Secara umum istilah implementasi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pelaksanaan atau penerapan ( Poerwadarminto, 1990:327). Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam kamus besar Webster (Wahab,2006:64) merumuskan secara pendek bahwa to implement mengimplementasikan berarti menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu dan untuk menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Pengertian tersebut mempunyai arti bahwa untuk mengimplementasikan sesuatu harus disertai sarana yang mendukung yang nantinya akan menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu itu.

Sejalan dengan pendapat tersebut diatas Mazmanian dan Sabatier (Widodo,2010:87) mendefinisikan implementasikan kebijakan adalah memahami hal-hal yang seharusnya terjadi setelah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha-usaha untuk mengadministrasikannya dan menimbulkan dampak nyata pada masyarakat.

Bertolak dari sudut pandang para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran dari suatu kebijakan. 2. Program Pembangunan a. Pengertian Program

(5)

Halaman | 5

Jugiyanto (2008:5)

mengemukakan program adalah kata, ekspresi atau pernyataan yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah.

Senada dengan pendapat diatas Sindunata (2007:1) menjelaskan bahwa program adalah sebuah pernyataan yang disusun yang berguna memberikan jalan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan program merupakan rancangan mengenai asas serta usaha dalam berbagai hal yang akan dijalankan.

b. Pengertian Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu proses untuk melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

Riyadi dan Dedy (2005: 35) menyatakan “ pembangunan merupakan sebuah proses perubahan

yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa program pembangunan adalah rancangan atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat baik dari konteks ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan tanpa merusak lingkungan.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Implementasi Program

Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Berikut ini penulis sajikan Rekapitulasi Hasil Wawancara Tentang Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis sebagai berikut:

Rekapitulasi Hasil Wawancara Tentang Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di

Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Faktor

Pendukung Kebijakan

Indikator Tanggapan informan

Pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan musyawarah desa sehingga diperoleh dukungan dari masyarakat (acceptable). a. Masyarakat diikut sertakan dalam pemilihan jenis kegiatan pembangunan yang diprogramkan oleh desa. Informan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 14 atau 28 % menyatakan masyarakat diikut sertakan dalam pemilihan jenis kegiatan pembangunan yang Informan no 7, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21 dan 24 atau 44% menyatakan masyarakat kurang dilibatkan dalam pemilihan jenis Informan no 8, 9, 12, 18, 22, 23 dan 25 atau 28 % menyatakan mayarakat tidak dilibatkan dalam pemilihan jenis kegiatan

(6)

Halaman | 6 diprogramkan oleh desa. kegiatan pembangunan yang diprogramkan oleh desa. pembangunan yang diprogramkan oleh desa. b. Masyarakat terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan yang diprogramkan oleh desa. Informan no 2, 4, 6, 15, dan 20 atau 20% menyatakan: Masyarakat terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan yang diprogramkan oleh desa. Informan no 1, 3, 5, 8, 10, 12, 14, 19, 21, 22, 23, dan 24 atau 48% menyatakan:M asyarakat kurang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan yang diprogramkan oleh desa. Informan no 7, 9, 11, 13, 16, 17, 18, dan 25 atau 32% menyatakan Masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan yang diprogramkan oleh desa. Penyelenggara an kegiatan dilakukan bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui semua unsur masyarakat (transparant). a. Aparatur desa mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara terbuka tentang penyelenggara an kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Informan no 1, 3, 6, 11, 13, 14dan 17 atau 28% menyatakan Aparatur desa mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara terbuka tentang penyelenggara an kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Informan no 2, 5, 7, 10, 12, 15, 19, dan 20 atau 32% menyatakan Aparatur desa kurang mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara terbuka tentang penyelenggara an kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Informan no 4, 8, 9, 16, 18, 21, 22, 23, 24 dan 25 atau 40% menyatakan Aparatur desatidak mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara terbuka tentang penyelenggara an kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. b. Aparatur Desa menyediakan informasi yang akurat tentang program pembangunan Informan no 3, 4, 7, 9, dan 19 atau 20% menyatakan Aparatur Desa menyediakan Informan no 1, 12, 14, 16, 17, 18, 22 dan 25 atau 32% menyatakan Aparatur Desa Informan no 2, 5, 6, 8, 10, 11, 13, 15, 20, 21, 23 dan 24 atau 48% menyatakan

(7)

Halaman | 7 yang akan dilaksanakan. informasi yang akurat tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan. kurang menyediakan informasi yang akurat tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan. Aparatur Desa tidak menyediakan informasi yang akurat tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan. c. Aparatur Desa menggerakan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur. Informan no 1, 3, 5, 7, 9, 12, dan 14 atau 28% menyatakan Aparatur Desa menggerakan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur. Informan no 2, 4, 6, 11, 15, 16, 17, 19, 21, 22, dan 25 atau 44% menyatakan Aparatur Desa kurang menggerakan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur. Informan no 8, 10, 13, 18, 20, 23 dan 24 atau 28% menyatakan Aparatur Desa tidak menggerakan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur. Penyelenggara an kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan (accountabel). a. Adanya evaluasi pelaksanaan pembanguanan yang dialokasikan dari Program Pembangungu nan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP). Informan no 3, 5, 8, dan 9 atau 16% menyatakan Adanya evaluasi pelaksanaan pembanguanan yang dialokasikan dari Program Pembangungu nan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP). Informan no 1, 2, 6, 10, 12, 14, 16, 19, 20, 22, 23 dan 25 atau 48% menyatakan kurangnya evaluasi pelaksanaan pembangunan yang dialokasikan dari program pembangunan insfrastruktur pedesaan (PPIP). Informan no 4, 7, 11, 13, 15, 17, 18, 21 dan 24 atau 36% menyatakan tidak adanya evaluasi pelaksanaan pembangunan yang dialokasikan dari program pembangunan insfrastruktur pedesaan (PPIP). b. Adanya sasaran yang jelas dalam setiap kegiatan Informan no 1, 5, 7, 10, 17 dan 25 atau 24% Informan no 3, 4, 6, 11, 12, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 23 dan Informan no 2, 8, 9, 13, 16, dan 21 atau 24%

(8)

Halaman | 8 pembangunan menyatakan Adanya sasaran yang jelas dalam setiap kegiatan pembangunan 24 atau 52% menyatakan kurang adanya sasaran yang jelas dalam setiap kegiatan pembangunan menyatakan tidak adanya sasaran yang jelas dalam setiap kegiatan pembangunan c. Adanya kejelasan dalam penetapan alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan Informan no 1, 3, 5, 6, 7, 10, 13 dan 22 atau 32% menyatakan adanya kejelasan dalam penetapan alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan Informan no 4, 8, 9, 11, 16, 17, 20, 21, 23, 24 dan 25 atau 44% menyatakan kurang adanya kejelasan dalam penetapan alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan Informan no 2, 12, 14, 15, 18, dan 19 atau 24% menyatakan tidak adanya kejelasan dalam penetapan alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan d. Adanya laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program pembangunan yang dialokasikan ke dalam program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP) Informan no 2, 5, 6, 8, 9, 15, 17,21 dan 22 atau 36% menyatakan Adanya laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program pembangunan yang dialokasikan ke dalam program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP). Informan no 3, 4, 7, 10, 11, 12, 14, 16, 19, 20, 23, dan 24 atau 48% menyatakan kurang adanya laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program pembangunan yang dialokasikan ke dalam program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP) Informan no 1, 13, 18 dan 25 atau 16% menyatakan tidak Adanya laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program pembangunan yang dialokasikan ke dalam program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP) Penyelenggara an kegiatan dapat memberikan a. Pembangunan yang telah dilaksanakan dapat Informan no 1, 2, 5, 6, 9, 10, 12, 15, 18, 21, 22 dan 23 atau Informan no 4, 7, 8, 11, 14, 16, 17 dan 25 atau 32% Informan no 3, 13, 19, 20, dan 24 atau 20% menyatakan

(9)

Halaman | 9 manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (susitainable). dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 48% menyatakan Pembangunan yang telah dilaksanakan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. menyatakan Pembangunan yang telah dilaksanakan kurang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pembangunan yang telah dilaksanakan tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. b. Adanya pemeliharaan dan pengelolaan secara bersama-sama dari masyarakat maupun aparatur desa terhadap hasil pembangunan Informan no 2, 3, 5, 7, 11, 14, 15, 18, 21,23 dan 25 atau 44% menyatakan adanya pemeliharaan dan pengolahan secara bersama-sama dari masyarakat maupun aparatur desa terhadap hasil pembangunan Informan no 1, 4, 6, 9, 10, 12, 13, 17, 20 dan 22 atau 40% menyatakan kurangnya pemeliharaan dan pengolahan secara bersama-sama dari masyarakat maupun aparatur desa terhadap hasil pembangunan Informan no 8, 16, 19 dan 24 atau 16% menyatakan tidak adanya pemeliharaan dan pengolahan secara bersama-sama dari masyarakat maupun aparatur desa terhadap hasil pembangunan Rata-rata 29, 45 % 42, 18 % 28, 37% Berdasarkan tabel di atas dapat

diketahui bahwa Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis sudah dilaksanakan namun hasilnya tidak merata, hal ini dapat dilihat dari pendapat informan yang menyatakan bahwa Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan sudah dilaksanakan dengan optimal 29,45%, kemudian yang menyatakan kurang optimal sebesar 42,18% sedangkan yang menyatakan tidak optimal sebesar 28,37%.

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa sebagian besar Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis kurang dilaksanakan secara optimal.

2. Hambatan-Hambatan yang dihadapi dalam Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

(10)

Halaman | 10 Berdasarkan hasil penelitian yang

telah penulis lakukan di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis dalam melaksanakan Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan, dalam pelaksanaannya belum berjalan secara optimal hal ini disebabkan karena terdapat hambatan-hambatan diantaranya sebagai berikut:

1. Pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan musyawarah desa sehingga diperoleh dukungan dari masyarakat (acceptable).

a. Masyarakat diikut sertakan dalam pemilihan jenis kegiatan

pembangunan yang

diprogramkan oleh desa. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya: Jumlah peserta musyawarah dari unsur masyarakat sedikit, disebabkan masyarakat masyarakat kurang meluangkan waktu dalam memenuhi undangan Pemerintah Desa untuk mrngikuti

musyawarah program

pembangunan yang akan dilaksanakan.

b. Masyarakat terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan yang

diprogramkan oleh desa. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya:

Kurangnya partisifasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan yang

diprogramkan oleh desa, hal ini disebabakan kurangnya respon masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh desa. Hal ini dibuktikan dengan masyarakat sibuk dengan pekerjaannya

sendiri sehingga mereka tidak peduli terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh desa.

2. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui semua unsur masyarakat (transparant).

a. Aparatur Desa

mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara terbuka tentang penyelenggaraan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya: Materi yang disampaikan oleh Aparatur Pemerintah Desa dalam sosialisasi kurang di pahami oleh masyarakat selaku peserta sosialisasi.

b. Aparatur Desa menyediakan informasi yang akurat tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya: Kurangnya jaringan media komunikasi kepada masyarakat mengenai Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan yang ada, sehingga banyaknya masyarakat tidak memahami isi dari program pembangunan yang akan dilaksanakan, hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang tidak berfartisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan.

c. Aparatur Desa menggerakan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa

(11)

hambatan-Halaman | 11 hambatannya: Masyarakat kurang

peduli terhadap program pembangunan yang akan dilaksanakan, hal ini disebabkan

masyarakat lebih

memprioritaskan kepentingan sendiri sehinnga dalam pelaksanaannya masyarakat tidak ada ditempat.

3. Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan (accountabel).

a. Adanya evaluasi pelaksanaan pembanguanan yang dialokasikan dari Program Pembangungunan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP). Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya: Materi evaluasi kurang dipahami oleh unsur masyarakat, sehingga masyarakat punya presepsi tidak baik dari program pembangunan. b. Adanya sasaran yang jelas dalam

setiap kegiatan pembangunan. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya:

Kurangnya pemantauan oleh Aparatur Pemerintah Desa disebabkan sibuk dengan pekerjaannya sebab Aparatur Pemerintah Desa punya presepsi bahwa penanggungjawab sudah ada yaitu panitia pembangunan. c. Adanya kejelasan dalam

penetapan alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya:

Kurangnya kejelasan dalam penetapan alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan. Hal ini dibuktikan dengan pekerjaan yang dilakukan terlalu

mengulur waktu sehingga pekerjaan yang dilaksanakan tidak tepat waktu.

d. Adanya laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program pembangunan yang dialokasikan ke dalam Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP). Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya: Agenda penyampaian laporan pertanggungjawaban dari program yang telah dilaksanakan sebagian besar dari unsur kelembagaan di Desa, karena dianggap sudah bisa mewakili tetapi presepsi masyarakat banyak yang berpikir negatif seolah-olah hasilnya tidak sesuai dan tertutup untuk masyarakat. 4. Penyelenggaraan kegiatan dapat

memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (susitainable).

a. Pembangunan yang telah dilaksanakan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hambatan-hambatannya:

Kurangnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dari hasil pembangunan yang dilkasanakan. Hal ini dibuktikan dengan manfaatnya hanya dirasakan dalam ruang lingkup sekitar lokasi pembangunan. b. Adanya pemeliharaan dan

pengelolaan secara bersama-sama dari masyarakat maupun aparatur desa terhadap hasil pembangunan. Berdasarkan informan dari Aparatur Pemerintah Desa hambatan-hambatannya: Kurang kepedulian dan pengelolaan secara bersama-sama dari masyarakat maupun

(12)

Halaman | 12 aparatur pemerintah desa

terhadap hasil pembangunan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bangunan yang tidak terpelihara seperti posyandu yang kotor, sehingga bangunan mudah rusak dan cepat kumuh.

3. Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan-hambatan dalam Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis dalam melaksanakan Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan terdapat berbagai hambatan, untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dilakukan berbagai upaya sebagai berikut.

1. Pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan musyawarah desa sehingga diperoleh dukungan dari masyarakat (acceptable).

a. Masyarakat diikut sertakan dalam pemilihan jenis kegiatan

pembangunan yang

diprogramkan oleh desa. Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa Darmacaang selaku pelaksana kebijakan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan berusaha menanamkan rasa kepedulian masyarakat akan pentingnya berfartisipasi dalam bentuk ide, gagasan dalam pembangunan sehingga diharapkan masyarakat dapat berfartisipasi dalam

pelaksanaan program pembangunan.

b. Masyarakat terlibat dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan yang

diprogramkan oleh desa. Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa Darmacaang berusaha melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan

pembangunan yang

diprogramkan oleh desa, sehingga terciptanya kerjasama antara pemerintah Desa dengan masyarakat.

2. Penyelenggaraan kegiatan dilakukan bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui semua unsur masyarakat (transparant).

a. Aparatur Desa

mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara terbuka tentang penyelenggaraan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa Darmacaang berusaha meningkatkan sosialisasi penyampaian informasi kebijakan pemerintah mengenai Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan kepada masyarakat dengan jelas dan dapat dipahami, supaya masyarakat memiliki pemahaman tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh desa.

b. Aparatur Desa menyediakan informasi yang akurat tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan. Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah desa berusaha menyediakan media informasi yang akurat tentang program pembangunan yang akan dilaksanakan, supaya masyarakat

(13)

Halaman | 13 mengetahui dan memahami isi

dari program pembangunan yang akan dilaksanakan oleh desa. c. Aparatur Desa menggerakan

swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur. Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa berusaha menggerakkan swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan, supaya masyarakat lebih bisa memprioritaskan dalam pembangunan yang dilaksanakan. 3. Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggung jawabkan (accountabel).

a. Adanya evaluasi pelaksanaan pembanguanan yang dialokasikan dari Program Pembangungunan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP). Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa Darmacaang berusaha lebih memaparkan isi materi evaluasi lebih jelas lagi tentang program pembangunan yang dilaksanakan supaya lebih dipahami oleh masyarakat. Sehingga persefsi masyarakat menjadi baik tentang program pembangunan.

b. Adanya sasaran yang jelas dalam setiap kegiatan pembangunan. Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa berusaha terus memantau setiap kegiatan dalam pembangunan sesuai yang diprogramkan dan berusaha saling bekerja sama antara aparat desa dan panitia pembangunan supaya tidak saling mengandalkan.

c. Adanya kejelasan dalam penetapan alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan. Upaya-upaya yang dilkukan:

Pemerintah Desa berusaha merumuskan dengan matang setiap kegiatan yang akan dilaksanakan supaya memiliki sasaran yang jelas dalam alokasi waktu dalam setiap kegiatan pembangunan.

d. Adanya laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program pembangunan yang dialokasikan ke dalam Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP). Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa berusaha melibatkan tokoh masyarakat dalam agenda penyampaian laporan pertanggung jawaban dari program yang telah dilaksanakan supaya masyarakat tidak selalu berfikir negatif. 4. Penyelenggaraan kegiatan dapat

memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (susitainable).

a. Pembangunan yang telah dilaksanakan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa berusaha meningakatkan kualitas pembangunan yang dilaksanakan supaya tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam ruang lingkup sekitar lokasi pembangunan tetapi semua masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

b. Adanya kepedulian dan pengelolaan secara bersama-sama dari masyarakat maupun aparatur desa terhadap hasil pembangunan . upaya-upaya yang dilakukan: Pemerintah Desa berusaha meningkatkan pemeliharaan dan pengelolaan secara bersama-sama

(14)

Halaman | 14 dengan masyarakat terhadap hasil

pembangunan.

Dengan adanya upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, sehingga hasil pembangunannya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.

E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Setelah penulis menyajikan pembahasan mengenai Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis sudah dilaksanakan namun hasilnya tidak merata, hal ini disebabkan aparatur pemerintah desa dalam pelaksanaan program insfrastruktur pedesaan masih banyak kekurangan seperti: Penentuan program pembangunan yang dilaksanakan di Desa Darmacaang tidak berdasarkan atas musyawarah mufakat, Partisipasi masyarakat dalam hal pelaksanaan pembangunan masih kurang. Seharusnya pemerintah desa memiliki tanggungjawab yang penuh atas keberhasilan Program Pemabangunan Insfrastruktur Pedesaan yang sudah di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun

2009 tentang Program Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa dalam Rangka Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan. Hal ini dapat dibuktikandegan pendapat informan yang menyatakan bahwa sudah dilaksanakan dengan optimal 29,45%, kemudian yang menyatakan kurang optimal sebesar 42,18% sedangkan yang menyatakan tidak optimal sebesar 28,37%. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa sebagian besar Implementasi Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis kurang dilaksanakan secara optimal.

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan adalah kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam hal pemilihan jenis pembangunan maupun pelaksanaan, kurangnya sosialisasi dan informasi yang dilakukan aparatur pemerintah desa kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak memahami isi program pembanggunan yang

menyebabkan program

pembangunan insfrastruktur tidak berjalan secara optimal.

3. Upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam proses

Implementasi Program

Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah

(15)

Halaman | 15 Desa di Desa Darmacaang

Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis adalah yang dilakukan adalah pemerintah desa berusaha meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan program pembangunan seperti berusaha meningkatkan partisipasi masyarakat, mengadakan sosialisasi, menyediakan informasi sehingga masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan program pembangunan.

2. Saran

Dengan ditemukannya kelemahan-kelemahan sekaligus sebagai hambatan dalam Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, dengan demikian penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Implementasi Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis hendaklah dilaksanakan sesuai dengan perinsip penyelenggaraan, hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya kerja sama dari berbagai pihak yang terlibat penyelenggaraan Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP), agar Implementasi Peraturan Bupati Nomor 6 tahun 2009 dapat terlaksana dengan baik sehingga tujuan program pembangunan dapat tercapai.

2. Dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam

Implementasi Program

Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang

Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, hendaknya pemerintah desa sebagai pelaksana kebijakan mampu melaksanakan peranannya dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dapat diatasi, sehingga hasil pelaksanaan program pembangunan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

3. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam Implementasi

Program Pembangunan

Insfrastruktur Pedesaan Oleh Aparatur Pemerintah Desa di Desa Darmacaang Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis, pemerintah desa hendaknya dapat memaksimalkan

Program Pembangunan

Insfrastruktur Pedesaan untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat, hal tersebut dapat dilakukan dengan memprioritaskan pembangunan di tempat-tempat setrategis yang sering digunakan oleh masyarakat umum, sehingga hasil pembangunan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

F. Daftar Pustaka a. Buku-buku

Adisasmita, Raharjo. 2013. Pembangunan Perdesaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ali, Faried dan Andi Syamsu Alam. 2012. Studi Kebijakan Pemerintah. Bandung: Refika Aditama.

Anggara, Sahya. 2014. Kebijakan Publik. Bandung: Pustaka Setia.

(16)

Halaman | 16 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohman, Arief. 2013. Pengertian

Pembangunan Masyarakat Desa

http://arepril.blogspot.co.id/2013/09/pe ngertian-pembangunan-masyarakat-desa.htm (online) (diakses tanggal 16 Maret 2016).

Sugiyono. 2001. MetodePenelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahab, Solohin. 2002. Analisa Kebijakan Negara. Jakarta: Rineka Cipta.

b. Dokumen

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Desa.

Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2009 tentang Program Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa dalam Rangka Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan (PPIP).

Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Daerah.

(17)

Halaman | 17

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis bernama Iis Winawati, lahir di Ciamis, 25 September 1993 berjenis kelamin perempuan dan beragama Islam. Penulis beralamatkan di Dusun Nasol RT.07 RW.02 Desa Cikoneng Kabupaten Ciamis. Jenjang pendidikan yang pertama kali penulis tempuh adalah SD Negeri 3 Ciamis lulus pada tahun 2003, SMP Negeri 1 Ciamis lulus pada tahun 2006, SMA Negeri 3 Ciamis lulus pada tahun 2009 dan pada tahun 2011 diterima sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dengan Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Galuh Ciamis dengan nomer handphone 081222392823

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh ekstrak kulit kacang tanah terhadap ekspresi SGPT dan fungsi hepar pada mencit model fibrosis hepar. Penelitian ini

Bab II adalah tinjauan pustaka, yang berkaitan dengan tinjauan tentang alat deteksi kebohongan, tanda emosi kebohongan di wajah, ekstraksi ciri wajah, pengenalan

 Untuk seluruh keluarga saya yang selalu mendukung saya dalam proses studi di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta sehingga saya mampu menyelesaikan studi

di daerah lainnya. Guru dapat menggunakan buku sumber tentang materi pembelajaran baik melalui internet, perpustakaan atau media lainnya, agar materi pembelajaran dapat

Hasil penelitian tentang rancangan e-katalog pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah Lampung akan mempermudah pihak perpustakaan khususnya pengelola

Pada salah satu skor kelemahan tertinggi yang dimiliki oleh Bank Dinar adalah faktor adanya risiko produk utama Bank Dinar yang dihadapi, yaitu risiko kredit dengan

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran talking stick berbantuan CD pembelajaran terhadap kemampuan daya nalar siswa

Tegal penangsaran adalah tempat para atma menerima siksa neraka berdasarkan atas perbuatan yang telah mereka lakukan pada masa kehidupannya yang terdahulu, baunya sangat busuk,